Amami AK1018016 PDF
Amami AK1018016 PDF
NAMA :HAFIFAH
SEMESTER IV
KELAS :B
MATA KULIAH : ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN
PROGRAM STUDI : D-III ANALIS KESEHATAN
DOSEN : NAFILA, M. Si
Prosedur Kerja :
Interpretasi Hasil :
Ambang Batas :
Ambang batas bilangan peroksida (nilai ketengikan) suatu minyak adalah
100ppm.
Ambang batas :
Prinsip Kerja :
Penentuan bilangan iodin dengan cara Hanus adalah
dengan penambahan larutan iodin bromide dalam campuran asam asetat
dan karbon tetraklorida ke dalam jumlah tertentu sampel. Setelah waktu
reaksi standar, penentuan dari kelebihan halogen dengan penambahan
larutan kalium iodide dan iodin yangdibebaskan dititrasi dengan larutan
standart natrium tiosulfat Metode Kaufmann dan Von Hubl Pada metode
Kaufmann digunakan pereaksi Kaufmann yang terdiri dari campuran 5,2
ml larutan brom murni di dalam 1000 ml methanol dan dijenuhkan dengan
natrium bromide
Prosedur Kerja :
1) Timbang 0,5 gr minyak, masukkan ke dalam Erlenmeyer bertutup.
2) Tambahkan 10 ml Chloroform, kocok.
3) Tambahkan 15 ml larutan hanus ( gunakan buret)
4) Tutup Erlenmeyer, biarkan 30 menit sambil di kocok-kocok
perlahan-lahan.
5) Tambahkan 10 ml larutan KI 15 %
6) Cuci tutup erlenmeyer dan dinding dalam labu Erlenmeyer dengan
50 ml H2O bebas (H2O dipanaskan sampai mendidih kemudian
dinginkan.)
7) Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna coklat muda, segera
tambahkan 2 ml amilum 1%
8) Titrasi diteruskan sampai warna biru gelap hilang (sebelum warna
biru hilang, Erlenmeyer ditutup dan kocok kuat-kuat, lanjutkan
titrasi sampai warna biru hilang).
9) Buat balanko dengan prosedur yang sama, bahan diganti pelarut.
10) Lakukan standarisasi Na2S2O3
Interpretasi Hasil :
1. Proses Penggorengan
Minyak goreng yang dipakai untuk penelitian ini adalah
minyak goreng dari kelapa yang berasal dari industri rumah tangga di
daerah Tembilahan. Pada proses penggorengan digunakan 500 ml
minyak kelapa baru untuk menggoreng tempe ± 6 buah dengan
ukuran ± 8 cm x 3 cm dan ketebalannya ± 1 cm. Waktu menggoreng
tempe ± 15 menit. Setelah penggorengan pertama selesai minyak
diambil ± 5 ml untuk dilakukan uji bilangan iod. Minyak sisa
penggorengan pertama didinginkan ± 2 jam, kemudian digunakan
kembali untuk menggoreng tempe. Ukuran dan waktu penggorengan
sama dengan penggorengan pertama. Setelah penggorengan kedua ini
selesai minyak diambil ± 5 ml untuk dilakukan uji bilangan iod.
Minyak sisa penggorengan kedua ini digunakan kembali
untuk menggoreng tempe dengan ukuran tempe dan waktu
penggorengan sama dengan penggorengan pertama dan kedua.
Setelah penggorengan ketiga ini selesai minyak juga diambil ± 5 ml
untuk dilakukan uji bilangan iod. Suhu minyak tetap dijaga konstan
sebesar 1800 C.
2. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada penentuan
bilangan iod ini digunakan Na2S2O3 sebagai titran. Na2S2O3 yang
dipakai sebagai titran dalam penentuan bilangan iod ini terlebih
dahulu distandarisasi dengan K2Cr2O7. Dari proses standarisasi
diperoleh hasil sebagai berikut :
1 25 25,3
2 25 25,6
3 25 25,4
Titran
Dimana :
Ambang batas :
No Kriteria Pernyataan
1. Bau + rasa Normal
2. Warna Muda Jernih
3. Kadar Air Max 0,3 %
4. Berat Jenis 0,900 gr/liter
5. Asam Lemak Bebas Max 0,3 %
6. Bilangan Peroksida Max 2 mg/kg
7. Bilangan Iodium 45-46 m/yod
8. Bilangan Penyabuan 196 – 206
9. Index Bias 1,448 – 1,450
10. Campuran Logam Max 0,1 mg/kg
Sample
Code Weight Changes Color Result
A1 55.626 Brownish red Positive
A2 51.290 Brownish red Positive
A3 56.943 Brownish red Positive
A4 52.138 Brownish red Positive
A5 42.086 Brownish red Positive
A6 51.182 Brownish red Positive
A7 50.287 Brownish red Positive
A8 39.347 Brownish red Positive
A9 48.312 Brownish red Positive
A10 53.957 Brownish red Positive
Stdev 5.598
Pereaksi :
1) Larutan contoh :0,5±0,05 gram contoh dilarutkan
dalam air hingga 1 liter.
2) Larutan standar : 0,393±0,001 gram asam glutamat
(kemurnian tidak kurang dari 99,5%) dinetralkan
dengan NaOH p.a dan diencerkan.
Pelarut :
1) Campuran butanol asam asetat pekat dan air dalam
perbandingan volume 4:2:1.
2) Pembangkit warna Larutan 0,2% ninhidrin dalam
alcohol 95% v/v.
3) Kertas kromatografi
4) Digunakan kertas whatmen no 1 atau kertas lain yang
sesuai dengan ukuran 250×250 mm.
5) Cara Kerja :Isikan pelarut kedalam wadahnya dalam
bak kromatografi dan dibiarkan 12 jam. Pada kertas
kromatografi dibuat garis pada jarak 25 mm dari tepi
dengan pensil. Teteskan 0,025 ml contoh dan larutan
standar pada garis tersebut dengan jarak masing-masing
10 mm dan 25 mm, dan biarkan hingga kering.
Kromatografi dilakukan dengan cara decending, yaitu
pelarut bergerak dari bawah keatas. Tepi yang
diletakkan di bagian bawah dan ujungnya dicelupkan
dalam larutan (10 mm), selama 8 jam. Kertas kemudian
diangkat dan digantung sehingga semua pelarut
menguap. Seluruh kertas kemudian disemprotkan
dengan larutan nihidrasin dan setelah beberapa menit
dikeringkan dalam oven 105 sampai 1100 C selam 5
menit. Pada kertas akan tampak spot biru dan tampak
pula batas akhir pelarut. Pada pusat tiap spot diberi
tanda jarak antara titik awal dengan pusat spot dan
dengan batas akhir pelarut di ukur dengan teliti. Harus
hanya ada satu spot biru dari larutan contoh dan nilai Rf
contoh harus sama nilai Rf standar.
Kolorimetri & klorida
1) Larutan yang diperlukan : Larutan klorida standar.
Larutan 165 mg NaCl dalam air dan tepatkan hingga
100 ml. Encerkan 10 ml larutan tersebut menjadi 1
liter. Larutan ini mengandung 10 ppm klorida.
2) Cara Kerja :Larutkan 50 mg MSG-Monohidrat
dalam 40 ml air. Tambah 1 ml asam nitrat dan 1 ml
0,1 N perak nitrat. Encerkan hingga 50 ml biarkan
dalam ruang gelap selama 5 menit. Bandingkan
kekeruhanya dengan larutan yang di buat dari 10 ml
larutan klorida standar yang diberi perlakuan yang
sama. Kekeruhan MSG Monohidrat tidak boleh lebih
keruh dari pada larutan standar.
Logam-logam Berat
1) Larutan yang diperlukan dan pembuatannya :
Larutan sodium sulfide. Larutkan 5 gram sodium
sulfide dalam 10 ml air dan 30 ml Glycerine. Simpan
larutan ini dalam tempat gelap.
2) Cara kerja : Masukkan 2,0 gram MSG dalam tabung
Nessler. Tambahkan 40 ml air dan 2 ml asam asetat
10% (v/v). Bila larutan tidak jernih, maka disaring dan
jadikan 50 ml dengan air. Tambahkan 2 tetes larutan
sodium sulfide, aduk dan diamkan 5 menit.
Bandingkan warna dengan yang diperoleh dari 8 ml
larutan standar Pb. Warna tidak boleh lebih gelap dari
larutan standar tersebut.