Alvin Nardo - Tutorial PEMULTAN SA 1
Alvin Nardo - Tutorial PEMULTAN SA 1
-Viabilitas Polen
Untuk mengantisipasi hal ini, perlu dilakukan upaya agar viabilitas serbuk sari
dapat dipertahankan untuk jangka waktu lama dalam penyimpanan.Serbuk sari
merupakan jaringan hidup yang mengalami kemunduran seiring lamanya waktu
penyimpanan. Dengan modifikasi suhu dan kelembaban relatif (RH) rendah, atau
salah satudi antaranya, viabilitasnya dapat dipertahankan lebih lama.Viabilitas
serbuk sari dapat diuji dengan berbagai metode. Salah satu cara yang paling akurat
adalah dengan mengecambahkan serbuk sari pada media yang sesuai.
Untuk menguji viabilitas serbuk sari menurut Lubis (1993) dalam jurnal widiastuti
et al., 2008, misalnya mengecambahkan serbuk sari kelapa sawit pada media cair
yang mengandung 8% sukrosadan 15 mg H3BO3. Keberhasilan penyerbukan
sangat dipengaruhi oleh kualitasbunga betina dan bunga jantan (serbuk sari).
Keberhasilan penyerbukan ini tampak dari jumlah buah per tandan (fruitset) dan
kualitas benih yang dihasilkan (Buana et al.,1994 dalam jurnal widiastuti et
al.,2008).
-Fertilitas
fertilitas polen menggunakan zat pewarna yang bernama Acetocarmin yang dimana
menunjukkan bahwa polen yang sudah difertilitas oleh acetocarmin ditandai dengan
warna merah sedangkan polen yang steril berwarna kuning bening. Pada penelitian
Qureshi et al. (2009) dalam jurnal Yanik et al, 2017 mengatakan warna merah pada
polen hasil uji fertilitas polen dengan Acetocarmin disebabkan pewarna ini bereaksi
dengan struktur exine dan nucleus. Apabila suatu polen mengandung karbohidrat,
glikoprotein, lipid, terpenoid, fenolat dan kromatin maka polen akan terwanai
menjadi merah.
DAFTAR PUSTAKA
Yanik, Arifin N.S dan Respatijarti. 2017. PENGARUH WAKTU POLINASI DAN
UMUR POLEN TERHADAP HASIL BENIH TERONG HIJAU (Solanum
melongena L.)HIBRIDA. Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5(2): 265-272.
Diakses 11 juni 2020