Proses Pembuatan Cat PDF
Proses Pembuatan Cat PDF
1. Pendahuluan
Cat Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu,
manusia yang hidup di guagua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan
proteksi. Mereka menggunakan metrialmaterial yang tersedia di alam seperti arang (karbon),
darah, susu, dan sadapan dari tanamantanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang
mengejutkan, catcat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada
lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land
Australia, dan lukisanlukisan prasejarah lainnya yang ditemukan.
Orangorang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka
menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman
tertentu. Kemudian orangorang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk
mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan
perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resinresin natural
hingga kini masih banyak dipakai.
Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi
permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya. Pengetahuan
tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating
knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating,
paper coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil
dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan
tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective)
bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk
lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke
permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas,
disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain.
Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk
melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan melapisinya
dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain
untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri
(industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah
korosi atau kerusakan oleh air)
2. Proses Pembuatan Cat Secara Industri
Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi yang
dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi yang
dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya.
a. Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahanbahan baku sesuai dengan formula
atau resep cat yang akan dibuat. Bahanbahan diambil dari gudang yang sudah teruji
kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang
ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).
Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya
atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula atau
resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil
akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment. Bahanbahan
tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia biasa,
forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).
b. Produksi
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:
1) Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu
menuang bahanbahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang akan dibuat ke
dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur bahanbahan dengan putaran
mixer relatif pelan, hingga diperoleh suatu campuran yang benarbenar merata di semua titik.
Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.
Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat tinner, hardener, wood stain (solvent
+ dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli
(padatan). Namun jika pigment atau extendernya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi
(pasta) terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.
Gambar 1. Macammacam Pigment cat
2) Cat Dengan Pigment dan/atau Extender
Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus padatan
(pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan padatan terdispersi
secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50 mikro), maka proses yang dibutuhkan adalah
cukup dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara halus
(5 – 20 mikro) maka diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling.
Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler,
cat primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan
sifat yang harus dicapai.
Gambar 2. Mixing cat
3) Proses Dispersi
Tahapan dispersi merliputi:
a) Proses pembasahan permukaan partikelpartikel pigment dan/atau extender oleh bahan
bahan cair (millbase).
b) Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompokkolompok partikel pigment
dan/extender menjadi kelompokkelompok yang lebih kecil atau partikelpartikel primernya
sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.
c) Mempertahan agar supaya kelompokkelompok partikel yang lebih kecil atau partikel
partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali.
Gambar 3. Triple Roll Mill
4) Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih rendah dari 20
mikro, yaitu ukuran ratarata partikel primer dari pigment dan/atau extender. Untuk itu
diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikelpartikel pigment akan
dipecahkan lebih lanjut menjadi patikelpartikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut
penggilingan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigment, extender, sebagian resin
dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan setengah jadi). Pasta ini bisa
disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses
mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa pigment di atas.
Alat dan prinsip penggilingan bermacammacam, diantaranya adalah:
a) Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan satu dengan
lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur sesuai dengan derajat
kehalusan yang diinginkan. Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.
b) Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling yang terdiri dari
agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam silinder giling, glass bead bersama
dengan millbase akan diputar oleh agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigment
pigment secara mekanis akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus
menerus. Millbase melalui saringan akan keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di
dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras dan kuat, pada
akhirnya juga akan terpecah, ini akan menyebabkan proses penggilingan akan menurun
performancenya dan glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator,
kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah faktorfaktor
yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan
belum mencapai hasil yang diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin,
dilakukan bisa berkalikali hingga diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.
Gambar 4. Sand Mill
c. Penyelesaian
Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan dan proses
yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses ini juga berbeda,
pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur
derajad kehalusan dari partikelpartikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri
proses tersebut.
Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat seberapa
jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang ditentukan, cukup
mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut
mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching) campuran cat
secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna
standardnya.
Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara
sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat, yaitu
tahap pengujian kualitas cat.
3. Cara Membuat Cat Skala Home Industry (Cat Tembok)
Pada dasarya bahan baku dari pembuatan cat tembok adalah kapur (CaCO3) yang
ditambahkan dengan air dan pigment warna. Maka, tidaklah aneh jika pada zaman dulu,
Neneknenek kita sering mengecat rumahnyayang terbuat dari ayaman bambu (bilik) cukup
dengan kapur yang ditambah air. Tentu saja warna catnya akan menjadi putih. Tetapi
kelemahan cat sederhana seperti ini adalah mudahnya cat untuk teroksidasi sehingga
warnanya akan berubah (pudar), selain itu cat akan mudah terkelupas (bahkan menempel
dengan mudah di kulit atau pakaian), dan yang terakhir warna cat tidak mengkilap. Oleh
karena itu diperlukan penambahan zat lainnya agar cat yang dibuat dapata aplikatif dan tidak
berbeda jauh dengan cat buatan industri. Dibawah ini disediakan salah satu resep pembuatan
cat tembok dengan kualitas standar:
Bahan:
1. Calsium Carbonat (kapur) 2 Kg sebagai medium pendispersi
2. Titanium Dioksida 2 ons (zat ini sudah dilarang dan sulit didapatkan, Fungsinya untuk
menghasilkan warna putih sehingga jika ditambah pigment colour akan menghasilkan warna
yang murni)
3. Propylene Vinil Acrylic (PVAC) 1 kg, berfungsi agar cat tidak cepat luntur
4. Air ¾ liter sebagai pelarut atau medium pendisfersi
5. Tepung tapioka secukupnya (digunakan untuk cat yang akan diaplikasikan pada
permukaan yang tidak rata, berfungsi sebagai perekat)
6. Pigment Colour secukupnya sebagai pewarna
7. Kaolin 1 kg, berfungsi agar cat menjadi mengkilap
8. Pine Oil 10 cc, berfungsi agar warna cat menjadi stabil
Cara:
1. Larutkan Calsium Carbonat ke dalam air aduk sampai rata
2. Lalu masukan PVAC ke dalam larutan 1 sambil terus diaduk. Masukan Titanium Dioksida.
3. Masukan kaolin ke dalamnya sampai seluruhnya bercampur dengan rata.Lalu masukan
pigmen colour. Pigmen color ada bermacammacam sesuai selera dan permintaan.
4. Tambahkan pine oil
4. Bahaya Zat Kimia Pembuat Cat
Cat merupakan campuran bahan kimia yang sudah dikenal sejak dahulu dan banyak
digunakan di berbagai tempat. Cat merupakan bahan yang mudah menguap dan cat semprot
akan mengubah substansi menjadi bentuk aerosol yang mudah terisap Cat dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui inhalasi, kontak kulit dan oral, hal ini merupakan pajanan
potensial. Cat mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker terutama kanker
paru di samping kanker esofagus, abdomen dan kandung kencing.8 Isosianat yang
dikombinasi dengan bahanbahan kimia lain dalam cat semprot, pelapis polyurethane serta
beberapa industri dapat mempeng aruhi kesehatan bila dihirup dalam bentuk aerosol.
Isosianat dapat menyebabkan beberapa kelainan paru seperti asma danpneumonitis
hipersensitif.
Pajanan isosianat dapat menyebab kan asma pada 515% pekerja dan merupakan
penyebab paru kerja yang sering dijumpai di daerah industri.Cat semprot yang mengandung
hidrokarbon, suatu bahan yang mudah menguap dapat menimbulkan sensasi euforia dan
halusinasi, sehingga dapat disalahgunakan (abuse) terutama di kalangan remaja. Pajanan akut
dan kronik dapat mempengaruhi kesehat an paru dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Cat berisi bahan kandungan cat dan bahan pewarna berupa campuran zat kimia padat
dengan medium cair, digunakan sebagai lapisan proteksi atau dekorasi permukaan; akan
mengering dengan oksidasi, polimerisasi dan evaporasi. Pekerja cat dan orang di sekitarnya
dapat terpajan oleh bahanbahan kimia yang terdapat dalam cat.
Cat pada umumnya berbahan dasar air atau minyak dan terdiri atas tiga komponen
penting, yaitu:
1. Tiner
Semua cat mengandung pelarut/solvent yang biasanya berupa tiner. Tiner akan menguap
segera setelah cat dioleskan, saat itu pekerja cat dapat mengisap bahan berbahaya yang
terkandung dalam solven. Pajanan terhadap solvent dapat menyebabkan sakit kepala, pusing,
iritasi mata, hidung dan tenggorokan, masalah reproduksi dan kanker.
2. Binder
Binder yang dapat menyebabkan masalah kesehatan adalah resin (epoxy sin dan urethane
resin) menimbulkan iritasi hidung, mata, tenggorokan dan kulit.
3. Pigmen
Pigmen dalam cat berguna untuk mewarnai dan meningkatkan ketahanan cat.
Banyak jenis pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu: Lead chromate: digunakan
untuk memberi warna hijau, kuning dan merah; dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf
pusat. Kromium: memberikan warna hijau, kuning dan oranye; dapat menyebabkan kanker
paru dan iritasi kulit, hidung dan saluran napas atas. Kadmium: memberi warna hijau, kuning,
oranye dan merah; dapat menyebabkan kanker paru.
Tabel 1. Bahan Cat dan Fungsinya
Bahan Fungsi
Bahan pembentuk lapisan (filmforming
materials): Linseed oil, Soybean oil, Tung
Membentuk lapisan pelindung melalui
oil, Dehydrated Castor oil, Fish oil, Oiticica
oksidasi dan polimerisasi minyak tak
oil, Perilla oil, Casein, Latex
jenuh
emulsion, Varnishes
Pengering (driers) :
Co, Mn, Pb, Zn, naphthalene, resin, octoates, Memberikan elastisitas pada lapisan
linoleat, tallates Antiskinning agents : sehingga mengurangi atau mencegah
Polyhydroxy phenols. Plasticizers: proses penguraian
Beberapa macam minyak
Tabel 2. Pigmen Cat dan Fungsinya
Pigmen Fungsi
Pewarna putih: timah putih, titanium Untuk melindungi lapisan cat dari
dioksida, Zn oksida, lithopone, Zn sengatan matahari, menguatkan
sulfida, basic lead sulphate lapisan dan memberi tampilan
Pewarna hitam: karbon hitam, lampblack, menarik (estetik)
graphite, magnetite black
Pewarna biru: ultramarine, cobalt blue,
copper phthalocyanine, iron blue
Pewarna merah: timah merah, iron
oxides,kadmium merah, toners and
lakes
Pewarna metalik : aluminum, debu
seng, bubuk tembaga
Pewarna kuning: litharge, ochre, timah atau
Zn kromat, hansa yellows,
ferrite yellows, cadmium lithopone
Pewarna jingga: basic lead chromate,
cadmium orange, molybdenum
orange
Pewarna hijau: kromium oksida, kromat
hijau, hydrated chromium oxide,
phthalocyanine green, permansa green
Pewarna coklat: burnt sienna, burnt amber,
vandyke brown
Metal protective pigments: timah merah,
timah biru, seng, basic lead,
barium potassium chromates
Pigments Extenders:
Mengurangi biaya pewarna dan
China clay, talk, asbestos, silika, gips,
meningkatkan ketahanan warna
mika, barytes, blanc fixe
Cat semprot banyak digunakan di industriindustri mobil, mebel, pesawat, kapal laut dan
industri lain. Cat semprot lebih berbahaya daripada cat kuas karena partikelnya yang kecil
dapat tersebar luas. Cat semprot mengubah substansi menjadi aerosol, yaitu kumpulan
partikel halus berupa cair atau padat, yang karena ukurannya yang kecil akan mudah terisap,
sehingga potensial merupakan pajanan khususnya terhadap kesehatan paru, berpotensi
menyebabkan penyakit paru akibat kerja; antara lain kanker, asma dan pneumonitis
hipersensitivitas.
. Selain itu cat dapat mempengaruhi beberapa organ lain seperti susunan saraf pusat, hati,
ginjal, kulit, mata, organ reproduksi, jantung dan paru. Di samping itu cat semprot yang
mengandung hidrokarbon dapat disalahgunakan karena dapat memberikan sensasi euforia
atau halusinasi; intoksikasi hidrokarbon dapat menyebabkan kelainan paru bahkan kematian.
Cat semprot berupa partikel halus yang dapat terisap ke dalam saluran napas. Lokasi
deposisi partikel di saluran napas ditentukan oleh konsentrasi, kelarutan dan ukurannya.
Partikel berukuran 10 µm atau lebih akan mengendap di hidung dan faring, yang berukuran
kurang dari 5 µm dapat penetrasi sampai ke alveoli, dan partikel berukuran sedang (510µm)
akan mengendap di beberapa tempat di saluran napas besar. Lokasi deposisi partikel akan
memberikan respons atau penyakit yang berbeda. Faktor manusia juga berperan penting
dalam berkembangnya penyakit, seperti kebiasaan merokok, kecepatan aliran udara,
pernapasan, ukuran paru dan faktor familial.
Cat jenis tertentu diduga mengandung beberapa zat yang bersifat karsinogenik. Sebagian
besar pajanan cat melalui inhalasi walaupun dapat juga melalui kontak kulit atau oral.
Beberapa bahan dalam cat yang dapat menyebabkan kanker paru antara lain timah, kromium,
molybdenum, asbestos, arsenik, titanium dan mineral oil (polycyclic aromatic hydrocarbon).
Arsen dan pewarna cat yang mengandung metal seperti titanium oksida, kromium dan
besi saat ini jarang digunakan karena sejak tahun 1960 digunakan cat dengan berbahan dasar
air yang hanya sedikit mengandung pelarut dan kurang berbahaya.
Isosianat sering diidentifikasi sebagai penyebab asma kerja pada pekerja cat semprot
yang dikenal sebaga isocyanateinduced asthma. Prevalensi isocyanateinduced
asthma diperkirakan berkisar antara 515% dan sering dijumpai di negara berkembang.
Isosianat merupakan bahan utama cat semprot, selain itu dapat juga dijumpai pada varnis,
lem dan polyurethane.
Isosianat merupakan bahan kimia reaktif yang dapat mengiritasi saluran napas dan
membran mukosa. Dahulu toluene diisocyanate (TDI) sering digunakan dalam komponen cat
semprot kendaraan bermotor; saat ini digantikan oleh 1,6 hexamethylene
diisocyanate (OCN(CH2)6NCO (HDI) dan methylene diphenyl diisocyanate (MDI). HDI
merupakan diisosianat alifatik; HDI monomer sangat mudah menguap, sehingga sebagian
besar HDI dalam bentuk prepolimer.
Pajanan isosianat yang tinggi dapat menyebabkan iritasi mata, sensitisasi dan inflamasi
kulit serta edema paru. Pada pekerja yang telah tersensitisasi oleh isosianat, pajanan dosis
kecil (kurang dari 1 ppb = parts per billion) dapat menyebabkan asma yang dapat tetap
diderita bertahuntahun setelah pajanan dihentikan. Tanda dan gejala yang sering yaitu batuk
dengan atau tanpa produksi sputum, sesak atau rasa berat di dada, mengi, mengigil, malaise,
nyeri otot, dan gejala seperti flu (flu like symptoms) pada saat bekerja. Demam disertai
lekositosis dapat juga dijumpai pada asma kerja (5%). Pada beberapa pasien dapat dijumpai
gejala yang tidak khas seperti batuk kronik atau bronkitis. Foto dada biasanya normal
walaupun dapat juga ditemukan infiltrat interstisial atau menyebar. Pada pemeriksaan arus
paksa ekspirasi serial (APE) didapatkan nilai APE yang lebih rendah saat berada di
lingkungan pekerjaan.
Isosianat merupakan senyawa dengan berat molekul rendah (kurang dari 5000 dalton);
mekanismenya sebagai penyebab asma belum jelas; diperkirakan melalui mekanisme
imunologi dan nonimunologi. Mekanisme isocyanateinducedasthma melalui nonIgE
dependent karena antibodi IgE (imunoglobulin E) yang spesifik terhadap protein konjugat
hanya sedikit dijumpai (1030%).
Eosinofil jarang dijumpai pada asma kerja; berhubungan dengan beratnya penyakit dan
peningkatan reversibilitas terhadap bronkodilator Hidrokarbon adalah bahan kimia yang
terdapat di dalam cat, lem, pelarut dan bahan bakar (bensin); merupakan komponen organik
yang terdiri atas molekul karbon dan hidrogen; terbagi atas jenis hidrokarbon aromatik dan
alifatik.
Toksisitas hidrokarbon disebabkan karena bahan ini mudah menguap (volatil) sehingga
mempengaruhi organ respirasi (paru); di samping itu dapat juga mempengaruhi sistem saraf,
jantung, ginjal, hati dan gastrointestinal. Hidrokarbon volatil seperti bensen, toluen dan silen
dapat memberikan sensasi euforia dan halusinasi sehingga sering disalahgunakan (abuse).
Sejak dua dekade terakhir terjadi peningkatan penyalahgunaan cat semprot yang mengandung
hidrokarbon pada remaja dengan sosial ekonomi rendah karena murah dan mudah didapat.
Teknik inhalasi melalui hidung, mulut atau cat disemprotkan ke kantong kemudian
dihirup. Cat semprot yang disukai adalah cat semprot warna metalik karena mengandung
toluene konsentrasi tinggi.
Daftar Pustaka
Maurits. 1999. Manajemen Penerapan Hiperkes di Perusahaan dan Rumah Sakit, Naskah Seminar
Penerapan K3 dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Menyongsong
Akreditasi Rumah Sakit.
Rohery, B. 1985. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000. PT Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.
Soegiarto. Diktat Kuliah Keselamatan Kerja dan Higiene Perusahaan,
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. PT Toko Gunung Agung: Jakarta.
Pembuatan Cat
2.1. Teknologi Pembuatan Cat
Pada dasarnya pembuatan cat menggunakan teknologi yang berkaitan dengan teknologi kimia
organik dan kimia polimer. Prosesnya dengan memanfaatkan kimia antar permukaan, kimia
koloid, elektrokimia dan petrokimia.
Rancangan polimer untuk cat berupa komposit dengan persyaratn tinggi untuk mencapai
tinggi untuk mencapai berbagai fungsi, sebagai aplikasi utama dari kimia polimer. Resin
sintetis untuk cat berupa polimer yang dibuat dengan menggabung beberapa monomer untuk
mencapai berbagai karakteristik. Ada banyak jenis resin seperti resin linier termoplastik, resin
thermosetting yang dapat ditaut silang, resin tak jenuh, dan masih banyak lagi jenis yang lain.
Yang diterapkan terutama teknologi sintetis resin, polimerisasi tambahan dan polimerisasi
kondensasi, sementara teknologi polimerisasi baru lainnya saat ini banyal dikembangkan oleh
para ahli kimia.
Untuk mencapai mutu mendasar sebagai cat, yang sangat penting adalah berbagai faktor yang
terkait dengan kimia antara cat dan substract, kadar basah (wettability) cat, adhesi dan
absorpsi, serta reologi.
Kurang lebih 75% dari bahan utama cat seperti resin, aditif dan pelarut bergantung pada
produk minyak bumi, sehingga petrokimia dan kimia organik sangat terkait erat dengan cat.
Cat didefinisikan sebagai tebaran koloid dari pigmen dalam sarana (resin dan pelarut).
Dengan demikian properti cat sangat tergantung pada ukuran partikel dan permukaan pigmen.
Tebaran pigmen adalah proses untuk membasahi dan melepas partikel utama pigmen dan
menebarkannya ke dalam sarana secara merata. Untuk menghindari koagulasi dan menjaga
agar kondisi tetap stabil, yang sangat penting adalah kontrol yang didasarkan atas kimia
koloid dan kimia antar permukaan. Berbagai properti cat, seperti fluiditas, kehalusan, kilap,
kekuatan menyembunyikan dan stabilitas penyimpanan sangat dipengaruhi oleh penebaran
pigmen ini (Anonim, 2007c).
Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat. Resin berfungsi merekatkan
komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu
bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang
(atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis
resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy,
Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll. Resin dibagi berdasarkan
mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film).
Tabel 2.1. Pembagian resin berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya
(pembentukan film)
Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan
mudah mengeras pada permukaannya (atau mengulit), bila kena
udara (terbuka kalengnya cukup lama).
Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan turunanya, bahkan kombinasi antara
satu resin dengan resin yang lain juga menambah perbendaharaan jenis resin baru. Daya
tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang
dipakai.
Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh banyak pertimbangan diantaranya
adalah sebagai berikut:
Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi terhadap sinar
matahari, maka resin yang tepat adalah Acrylic atau Polyurethane, namun
jika dibutuhkan cat dengan kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan,
benturan, dll namun untuk pemakian di dalam, maka resin Epoxy adalah
jawabannya.
(Susyanto, 2009g).
Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Dyestuff bersifat larut dalam solvent,
sedang pigment tidak.
Pigment merupakan padatan halus (bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat dengan beberapa
fungsi berikut:
Kekuatan, daya tahan dan sifat-sifat lain yang diinginkan dari cat dapat dibentuk atau
diciptakan dengan menambahkan pigment yang tepat dan konsentrasi yang sesuai. Untuk
memilih pigment yang tepat dan benar perlu dipelajari sifat-sifat umum dari pigment itu
sendiri. Sifat-sifat pigment tersebut adalah:
Warna dasar
Oil absorption
PH
Muatan Listrik
Bleeding
Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup, kemudahan terdispersi,
stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigment organic.
Namun dalam kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus
dibanding anorganik.
Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk menurunkan harga,
namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk memberbaiki sifat cat. Extender
umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding
pigment (Susyanto, 2009f).
2.2.3. Solvent
Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian rupa sehingga campuran
mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain.
Dengan penambahan solvent yang tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin
atau campuran pada suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk masing-masing
proses.
Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan penambahan jenis solvent yang tepat dan
dengan takaran pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan mudah pada
obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang tepat juga memberi pengaruh optimal pula
pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film
yang maksimal karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan
keringnya.
Cat merupakan sebuah system campuran yang kompleks, ada padatan (solute) yang terlarut
atau terdispersi dalam pelarut cair (solvent), ada juga cairan (solvent active) yang terlarut
dalam cairan lain (diluent). Jadi definisi solvent adalah cairan (biasanya mudah menguap)
yang berperan melarutkan atau mendispersi komponen-komponen pembentuk film (resin,
pigment dan/atau additive) yang akan menguap terbuang ke lingkungan selama proses
pengeringan.
Membicarakan solvent tidak bisa lepas dari thinner, karena keduanya saling berkaitan satu
dengan yang lain. Thinner adalah campuran beberapa solvent yang dipakai untuk melarutkan
resin di dalam cat atau mengencerkan cat selama penggunaan. Di dalam prakteknya resin atau
cat dilarutkan oleh tidak hanya satu jenis solvent , tetapi oleh beberapa macam kategori
solvent. Bagaimana dengan cat water base, solvent dan thinner-nya adalah setali tiga uang
atau sama saja, yaitu air. Untuk cat jenis water base dimana air adalah sebagai pelarutnya,
tidak akan dibahas dibagian ini.
Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik fisikanya.
Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:
1. Hidrokarbon
Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent dimana unsur hidrogen
(H) dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya. Golongan ini terbagi lagi menjadi tiga sub
golongan, yaitu: aliphatis, aromatis dan halogenated hidrokarbon. Sedang sub golongan
aliphatis dibagi lagi menjadi aliphatis jenuh (saturated) dan tidak jenuh (unsaturated).
Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak
bumi yang merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan (bukan senyawa murni),
sehingga titik didihnya berupa range dari minimum sampai maksimum, bukan merupakan
titik didih tunggal.
1. Oksigenated Solvent
Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent yang struktur
kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah golongan ester,
ether, ketone dan alkohol.
Faktor penting bagaimana solvent menjalankan fungsinga didalam cat adalah kemampuannya
untuk melarutkan resin, kemudian membentuk larutan yang stabil dan homogen. Beberapa
parameter dalam hubungannya terhadap daya larut solvent adalah sebagai berikut:
Hidrogen Bonding Index adalah merupakan ukuran kekuatan ikatan antara atom-atom
hidrogen (relatif positif) dan atom-atom negatif seperti oksigen dalam solvent tersebut,
harganya berkisar antara – 15 sampai + 18. Solvent-solvent hidrokarbon mempunyai harga
rendah dan jenis alkohol mempunyai harga yang tinggi, sedang lainnya berkisar di antara dua
jenis solvent tersebut.
Dipole Moment adalah polaritas suatu solvent yang tergantung dengan nilai konstanta
dielektriknya. Pada umumnya makin polar suatu bahan yang dilarutkan akan membutuhkan
semakin polar pula bahan pelarutnya.
Dalam hubungannya dengan resin Nitro Cellulose (NC) ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan solvent yang perlu dibahas, yaitu Active Solvent, Latent Solvent dan Diluent. Active
solvent adalah solvent yang secara nyata melarutkan NC, contoh: hampir semua keton
(MEK), ester (ethyl atau butyl acetate) dan ether (aceton). Latent solvent atau juga disebut
co-solvent adalah solvent yang bila sendirian tidak bisa melarutkan NC, tetapi digunakan
untuk meningkatkan daya larut active solventnya. Peningkatan daya larut active solvent dapat
dilihat dari penurunan kekentalan larutan yang cukup besar setelah ditambah latent solvent
(dibanding dengan penambahan yang sama active solvent atau solvent jenis lain), contoh
latent solvent adalah alkohol. Sedang diluent adalah solvent yang dipakai untuk melarutkan
kedua jenis campuran solvent tersebut (thinner), sehingga harganya diharapkan lebih murah,
dibanding bila hanya ada dua jenis solvent tersebut (Susyanto, 2009h).
2.2.4. Additive
Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, yaitu: resin,
pigment dan solvent, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat
sedikit ke dalam cat. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit,
namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses,
disimpan dan dipakai seperti harapan kita.
Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul begitu saja, merupakan
suatu proses panjang dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama proses
pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh, kemudian
kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan variasi jenis dan takaran
beberapa additive, hingga akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu yang pas
untuk campuran cat tersebut.
Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang dipakai (solvent
atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya dan bagaimana mekanisme
pengeringannya. Setiap supplier additive biasanya memberi informasi yang jelas tentang apa
dan bagaimana additive harus digunakan.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive yang
biasa dipakai dalam industri cat.
Mempermudah atau
mempercepat proses
WETTING AGENT penggantian udara dan air oleh
resin pada permukaan pigment
MEMPERCEPAT ATAU
atau extender
MEMPERMUDAH PROSES
Mempermudah distribusi
DISPERSING AGENT pigment dan extender ke dalam
cairan resin
Mencegah proses pengulitan
ANTI SKINNING pada permukaan cat (oil atau
AGENT alkyd base resin) selama
penyimpanan
Mempertahankan kekentalan
MENGURANGI AKIBAT
THICKENING AGENT cat atau melindungi cat selalu
JELEK SELAMA
dalam kondisi koloid
PENYIMPANAN
Mempertahankan pigment
selalu berada pada kondisi
ANTI SETTLING
dispersi yang stabil dalam
AGENT
campuran, sehingga tidak
mengendap.
Meningkatkan kualitas
permukaan cat, sehingga
LEVELLING AGENT
permukaannya rata tidak
MENGURANGI AKIBAT bergelombang
JELEK SELAMA PEMAKAIAN
Mencegah pemisahan pigment
ANTI FLOODING &
baik secara vertikal maupun
FLOATING
horisontal
MEMPERBAIKI ATAU
MERUBAH SIFAT FILM
Mencegah atau mengurangi
ANTI STATIC AGENT timbulnya arus listrik static
selama pemaikaian
Banyak teori yang berkembang untuk mengelompokan cat, diantaranya adalah berdasarkan
bahan baku utama, mekanisme pengeringan, letak dan dimana cat itu dipakai, kondisi cat,
jenis dan keberadaan solvent, fungsi, methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain.
Tabel pengelompokan berikut memberi kemudahan dalam kita mempelajari cat.
(Susyanto, 2009c).
Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan oleh pelanggan, berbagai usaha
harus diarahkan untuk mendapatkan kualitas hasil akhir dari setiap proses seoptimal
mungkin. Setiap proses dimulai dari pembelian bahan baku, penyimpanan bahan baku,
pemrosesan bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi, penyimpanan bahan
jadi dan pengiriman bahan jadi ke pelanggan harus dikontrol dengan jadwal, pengujian dan
pelayanan yang memadai.
Beberapa pengujian harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa resin, pigment, extender,
solvent dan additive yang dibeli dan kemudian disimpan di dalam gudang sesuai spesifikasi,
tidak terjadi salah barang, penyimpangan dan perubahan kualitasnya.
Proses pembuatan pasta menghasilkan pasta yang stabil, tidak gampang mengulit, mengeras
dan dengan dengan derajad kehalusan sesuai kebutuhan.
Proses pembuatan cat menghasilkan cat dan film dengan kualitas seperti yang diharapkan.
Kadar
Padatan Idem di atas
(%)
Kadar
TANPA Idem di atas
CAT Padatan
PIGMENT
Resistivity Idem di atas
Pengujian tersebut di atas bisa juga diperluas atau ditambah sesuai dengan penggunanan cat
dan kebutuhan, seperti : daya tahan terhadap sinar matahari perlu dilakukan untuk jenis cat
yang dipakai di luar terkena sinar matahari, daya tahan terhadap korosi pada cat yang dipakai
pada lingkungan korosif, dan masih banyak pengujian-pengujian yang lain (Susyanto,
2009d).