Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan

yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014 hingga

tahun 2018, penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan perusahaan

(Annual Report) sebagai sumber data untuk diolah.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015: 14), metode penelitian kuantitatif yaitu

metode penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan

dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115). Populasi dalam

penelitian ini adalah sebanyak 16 perusahaan sub sektor konstruksi bangunan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu penelitian (2014-

2018). Teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau

random sampling, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara

memanfaatkan instrument penelitian yang dipakai, analisis data yang digunakan

bersifat kuantitatif/bisa diukur dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

ditetapkan sebelumnya.Berikut adalah daftar nama perusahaan yang menjadi

populasi penelitian:

24
25

Tabel 3.1

Nama Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang terdaftar di BEI

No Nama Perusahaan
1 PT. Acset Indonusa Tbk
2 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
3 PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
4 PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
5 PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
6 PT. Mitra Pemuda Tbk
7 PT. Nusa Raya Cipta Tbk
8 PT. Paramita Bangun Saran Tbk
9 PT. Pelita Samudera Shipping Tbk
10 PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
11 PT. Surya Semesta Internusa Tbk
12 PT. Totalindo Eka Persada Tbk
13 PT. Total Bangun Persada Tbk
14 PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
15 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
16 PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Sumber : www.sahamok.com

3.3.2 Sampel Penelitian


Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive

sampling agar mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sampel

penelitian ini adalah :

1. Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2018

2. Yang menerbitkan laporan tahunan (Annual Report) secara berturut-turut

selama tahun 2014-2018


26

Tabel 3.2
Pemilihan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan 16
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2014-2018

2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan 7


tahunan (Annual Report) secara berturut-turut
selama tahun 2014-2018

Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 9


Total pengamatan (9x5) 45
Sumber : www.sahamok.com (diolah)

Tabel 3.3
Nama perusahaan Sub Sektor Konstruksi yang dijadikan sampel penelitian
No. Nama Perusahaan
1 PT. Acset Indonusa Tbk
2 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
3 PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
4 PT. Nusa Raya Cipta Tbk
5 PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
6 PT. Surya Semesta Internusa Tbk
7 PT. Total Bangun Persada Tbk
8 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
9 PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Sumber : www.sahamok.com

3.4 Jenis dan Sumber Data


3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif merupakan data yang dikumpulkan dalam bentuk angka-angka absolute

dari laporan keuangan selama setahun yang diterbitkan oleh perusahaan sub

sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI.


27

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung yang dapat

berupa catatan atau laporan yang tersusun dalam arsip. Data dalam penelitian ini

diambil dari annual report perusahaan sub sektor konstruksi bangunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dalam periode pengamatan

antara tahun 2014-2018.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan bagian yang mendefinisikan

sebuah konsep atau variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi

(indikator) dari suatu konsep atau variabel (Noor, 2011:97). Definisi operasional

variabel dalam penelitian ini adalah:

3.5.1 Variabel Independen

3.5.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

CSR merupakan suatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan

etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi yang diikutidengan

peningkatan kualitas hidup karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus

peningkatan kualitas masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas.

Perhitungan pengungkapan CSR menurut (GRI, 2013) dan Luthan et. Al

(2017) adalah :

∑𝑿𝒚𝒊
CSRIj = 𝒏𝒊

Keterangan :
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j
28

Ni : jumlah item untuk perusahaan I, ni ≤78


∑Xyi : nilai 1 = jika item y diungkapkan; 0 = jika item y tidak
diungkapkan.

3.5.1.2 Umur Perusahaan

Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu

bertahan, maka kemungkinan perusahaan untuk mengembalikan investasi akan

semakin besar karena sudah berpengalaman (Mustika, 2012). Umur perusahaan

menunjukkan bahwa perusahaan masih tetap eksis dan mampu bersaing. Dihitung

sejak tanggal perusahaan tersebut tercatat dibursa (Ansah, 2000).

3.5.1.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar/kecilnya

perusahaan (Butar dan Sudarsi, 2012). Perusahaan dapat diukur oleh total aktiva

(asset) perusahaan (Machfoedz:1994 dalam Widaryanti, 2009). Dalam penelitian

Luthan et al (2017), ukuran perusahan diukur dengan log natural total aset pada

periode t. Persamaannya sebagai berikut:

SIZE = Ln (Total Asset)

3.5.1.4 Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisari adalah organ perseroan (seluruh anggota dewan

komisaris) yang bertugas melakukan pengawasan dan memastikan bahwa

perusahaan melaksanakan Good Corporate Governance. Menurut Sembiring

(2005) pengukuran dewan komisaris menggunakan seluruh anggota dewan

komisaris yang ada di perusahaan.


29

3.5.2 Variabel Dependen


3.5.2.1 Kinerja Keuangan (ROA)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dari modal yang digunakan dan sebagai indikator dari keberhasilan operasi

perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki

perusahaan seperti aset produktif, modal pemilik dan modal kreditor serta

penjualan perusahaan.

Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan salah satu rasio keuangan

profitabilitas, yaitu ROA (Return On Asset). Menurut (Harmono, 2009) dan Luthan

et al (2017) rasio ini diukur dengan menggunakan rumus berikut :

𝒍𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌


ROA = 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

3.5.2.2 Kinerja Keuangan (Tobin’s Q)

Tobin’s Q merupakan nilai perusahaan dari sudut pandang pasar yang

menggambarkan persepsi investor terhadap nilai pasar perusahaan relative

dengan nilai bukunya. Menurut Luthan et al (2017) dan Saraswati & Hadiprajitno

(2012) kinerja keuangan berbasis pasar diukur menggunakan rumus sebagai

berikut :

𝑴𝑽𝑬+𝑫𝑬𝑩𝑻
Q=
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

Keterangan :

Q : Nilai perusahaan

MVE : Market Value of Equity atau biasa disebut nilai pasar ekuitas. MVE

dihitung dengan cara (harga saham penutupan x jumlah saham beredar)


30

DEBT : Nilai buku total hutang perusahaan (hutang lancar + hutang jangka

panjang)

Total Asset : Total asset yang dimiliki perusahaan

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi tentang

data setiap variable-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Data

yang dilihat adalah jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata

(mean), dan standar deviasi (Ghozali, 2008).

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2002:110).

Uji normalitas yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik OneSample

Kolmogorov-Smirnov Test. Jika pada uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal

(Ghozali,2006). Hal ini dapat disimpulkan bahwa setelah ditambahkan variabel

residual atau penggangu maka data menjadi terdistribusi secara normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

terdapat korelasi antarvariabel bebas. Pada model yang baik tidak boleh terjadi

korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau

tolerance inflation factor (VIF). Sebagai dasar dapat disimpulkan :


31

1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa

ada multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,

2006). Dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser untuk meregresi nilai absolut

residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dengan menggunakan

dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Jika nilai Sig variabel independen < 0,05 terjadi Heteroskedastisitas

b) Jika nilai Sig variabel independen > 0,05 tidak terjadi Heteroskedastisitas

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2002: 61), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan

ketentuan:

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du),

maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
32

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih

kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) ada DW

terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)

berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan, variabel moderating yaitu karateristik

perusahaan yang diproksikan dengan (Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan

dan Ukuran Dewan Komisaris) mampu memoderasi atau tidak hubungan antara

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja keuangan. Uji

hipotesis ini meliputi :

3.6.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis 1 adalah regresi linier

berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Penelitian ini menggunakan

analisis regresi linier berganda karena menggunakan 2 (dua) variabel dependen

(Y). Persamaan regresinya sebagai berikut:

Y1 : + β1X1 + β2Z1 + β3Z2 + β4Z3 + β X1. Z1 + β X1. Z2 + β X1. Z3 + e………(1)

Y2 : + β1X1 + β2Z1 + β3Z2 + β4Z3 + β X1. Z1 + β X1. Z2 + β X1. Z3 + e………(2)


33

Keterangan:

: Konstanta

β1-4 : Koefisien Regresi

X1 : Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)

Z1 : Umur Perusahaan

Z2 : Ukuran Perusahaan (Size)

Z3 : Ukuran Dewan Komisaris

Y1 : ROA (Return On Asset)

Y2 : Tobin’s Q

e : Standard error
Model regresi pada persamaan 1 dan 2 merupakan uji interaksi atau

Moderated Regression Analysis (MRA) yang digunakan untuk menguji hipotesis 2,

3 dan 4. Moderated Regression Analysis (MRA) adalah analisis regresi yang

menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan

memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Variabel

moderasi dapat dikatakan sebagai pure moderator jika interaksi antara variabel

moderasi dan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (Fachrurrozie dan Utami, 2014).

3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2016:96) Uji F disini bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel bebas (independen) secara bersama – sama berpengaruh terhadap

variabel (dependen). Prosedur yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

a) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n

– k), sehingga n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.

b) Kriteria keputusan :
34

1. Uji kecocokan model ditolak jika > 0,05

2. Uji kecocokan model diterima jika < 0,05

3.6.3.3 Uji Partial t

Uji partial t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji ini dapat

dilakukan dengan memperhatikan nilai p-value/signifikansi dan membandingkan

antara nilai thitung dengan ttabel dari masing-masing variabel. Apabila nilai dari p-

value < 0,05 atau thitung > ttabel dapat disimpulkan hipotesis diterima dan apabila

nilai dari p-value > 0,05 atau thitung < ttabel dapat disimpulkan hipotesis ditolak.

(Ghozali, 2018:99).

3.6.3.4 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel independen terhadap

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara 0 sampai 1. Nilai

R2 yang kecil memperlihatkan kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel-variabel sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

diperlukan untuk memprediksikan variabel-variabel dependen. Tetapi penggunaan

koefisien determinasi tersebut memiliki suatu kelemahan, yaitu terdapatnya suatu

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Agar

terhindar dari bias tersebut, maka digunakan nilai adjusted R2, sehingga nilai

adjusted R2 mampu naik atau turun apabila terjadi penambahan satu variabel

independen (Ghozali, 2006).

Anda mungkin juga menyukai