Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2020 sampai dengan

bulan Januari 2021. Penelitian dilaksanakan pada perusahaan sektor kontruksi dan

bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berada di Jalan Jenderal

Sudirman Jakarta dengan mengambil data-data yang diperlukan pada data laporan

keuangan periode 2015 – 2019 melalui web site.

B. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) desain penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini merupakan

penelitian kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis tentang

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Kasmir

(2017) metode kausal adalah metode peramalan yang didasarkan kepada

hubungan antara variable yang diperkirakan dan variable lain yang

mempengaruhinya. Berdasarkan data penelitian, penelitian ini termasuk penelitian

kuantitatif karena penelitian ini memperoleh data yang berbentuk angka.

C. Definisi dan Oeprasionalisasi Variabel


1. Definisi Variabel

Dalam menentukan rancangan penelitian, hal yang perlu diketahui adalah

seluruh komponen penelitian harus terjalin secara serasi dan tertib. Salah satu

48

http://digilib.mercubuana.ac.id
49

komponen penelitian yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan

proses studi secara komprehensif adalah variabel penelitian. Menurut

Sugiyono (2015) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen (variabel bebas) akan

mempengaruhi atau menjadi sebuah sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (variabel terikat). Tujuan penelitian adalah menjelaskan dan

memprediksi fenomena. Menurut Indriantoro (2013) Penjelasan dan prediksi

fenomena secara sistematis digambarkan dengan variabilitas variabel-variabel

dependen yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel independen.

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel

dependen dalam penelitian ini yaitu harga saham. Sedangkan variabel

independent dalam penelitian ini terdiri dari: Rasio Likuiditas dengan current

ratio (CR), Solvabilitas dengan debt to equity ratio (DER), Profitabilitas

dengan return on equity ratio (ROE), Aktivitas dengan total asset turnover

(TATO) dan Rasio Pasar dengan earning per share (EPS).

2. Operasionalisasi Variabel

Menurut Sujarweni (2014) menyatakan operasionalisasi variabel adalah

variabel penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel

http://digilib.mercubuana.ac.id
50

penelitian sebelum melakukan analisis. Operasionalisasi variabel dapat

didasarkan pada satu atau lebih referensi disertai dengan alasan penggunaan

definisi tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel-variabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1
Tabel Oprasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Rasio
Aktiva Lancar
Likuiditas Current Ratio = Rasio
Utang Lancar

(X1)

Rasio

Solvabilitas Debt to Equity Ratio =


Total Utang Rasio
Ekuitas

(X2)

Rasio

Profitabilitas Return on Equity =


Earning After Interest and Tax (EAT) Rasio
Total Equity
(X3) Ratio

Rasio

Aktivitas Total Assets =


Penjualan Rasio
Total Aktiva
(X4) Turnover

http://digilib.mercubuana.ac.id
51

Rasio Pasar

(X5) Earning per Share =


Earning After Interest and Tax (EAT) Rasio
Total Stock

Harga Harga pasar saham berdasarkan

Saham (Y) Harga Saham harga penutupan di bulan Rupiah

desember

D. Skala Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa macam-macam skala

pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala

rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval,

dan rasio. Pada penelitian ini menggunakan skala rasio. Skala rasio merupakan

skala pengukuran yang memiliki semua sifat skala interval ditambah satu sifat

lain yaitu memberikan informasi tentang nilai absolut dari objek yang diukur.

Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan kepada hasil pengukuran

yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan.

Skala ini menggunakan titik baku atau titik nol mutlak. Jadi, ukuran yang dilihat

adalah perbedaan nilai antara objek dengan nilai nol absolut.

http://digilib.mercubuana.ac.id
52

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) Populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sejumlah 18

perusahaan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017) Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah

dan karakter yang dimiliki oleh populasi. Sampel dipilih dengan

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel

berdasarkan kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut adalah:

a. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum tanggal

31 Desember 2015 dan tidak delisting selama periode pengamatan tahun

2015-2019.

b. Memberikan laporan keuangan secara periodik kepada Bursa Efek

Indonesia dan dipubikasikan di website resmi BEI.

c. Perusahaan sub sektor kontruksi bangunan yang yang telah menerbitkan

laporan keuangan yang menyajikan data rasio keuangan yang dibutuhkan

dan harga saham tahun 2015-2019.

http://digilib.mercubuana.ac.id
53

Berdasarkan kriteria sampel tersebut, jumlah sampel yang memenuhi

kriteria untuk digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan dan

yang tidak memenuhi kriteria sebanyak 8 perusahaan. Berikut ini adalah

daftar perusahaan pada Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel penelitian:

Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan Sub Sektor Kontruksi Bangunan yang Listing
pada Bursa Efek Indonesia

No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 ACST Acest Indonusa Tbk 24-Jun-2013

2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 18-Mar-2004

3 DGIK Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk 19-Des-2007

d.h Duta Graha Indah Tbk

4 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 10-Des-2015

5 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk 27-Jun-2013

6 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 09-Feb-2010

7 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27-Mar-1997

8 TOTL Total Bangun Persada Tbk 25-Jul-2006

9 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk 29-Okt-2007

10 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 19-Des-2012

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam

mengumpulkan data atau mencari informasi. Dalam penelitian ini metode

http://digilib.mercubuana.ac.id
54

pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Teknik dokumentasi

didasarkan pada laporan keuangan perusahaan sub sektor kontruksi bangunan

yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut Sugiyono (2015) Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan

untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,

tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat

mendukung penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu Menurut

Sugiyono (2017) Data sekunder adalah sumber data yang tidak secara langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini

merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-

buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini. Data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan perusahaan sub

sektor kontruksi bangunan yang dipublikasikan tahunan oleh Bursa Efek

Indonesia tahun 2015-2019 yang dapat diunduh melalui website IDX.

G. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan data time series dan

data cross section sehingga menggunakan teknik regresi data panel dengan

bantuan software EViews. Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

http://digilib.mercubuana.ac.id
55

1. Regresi Data Panel

Menurut Basuki (2016) regresi data panel merupakan teknik regresi yang

menggabungkan data runtut waktu (time series) dengan data sialang (cross

section) dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Data panel

adalah data yang memiliki jumlah cross section dan jumlah time series. Data

dikumpulkan dalam suatu rentang waktu terhadap banyak individu. Data cross

section mengobservasi nilai dari satu atau lebih variabel yang diambil dari

beberapa unit sampel atau subjek pada periode waktu yang sama. Data time series

mengobservasi nilai dari satu atau lebih variabel selama satu periode waktu. Ada

beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan data panel. Pertama, data

panel merupakan gabungan data cross section dan data time series mampu

memberikan informasi lebih banyak yang tidak dapat diberikan hanya oleh data

cross section atau time series saja sehingga akan menghasilkan variabilitas yang

besar. Kedua, menggabungkan data panel dapat memberikan penyelesaian yang

lebih baik dalam inferensi perubahan dinamis dibandingkan data cross section.

Berikut model dengan data cross section dapat ditulis:

Yi=α+βXi+εi;i=1,2,…,N

N adalah banyaknya data cross section. Sedangkan persamaan model dengan data

time series dapat ditulis:

Yt=α+βXt+εt;t=1,2,…,T

http://digilib.mercubuana.ac.id
56

T merupakan banyaknya data time series. Mengingat data panel merupakan

gabungan dari data cross section dan data time series, maka modelnya dituliskan

dengan:

Yit= α +βXit+εit….i=1,2,…,N;t=1,2,…,T

Y adalah variabel dependen, dalam hal ini adalah harga saham, X adalah

variabel independen yaitu Rasio Likuiditas CR, Solvabilitas DER, Profitabilitas

ROE, Aktivitas TATO dan Rasio Pasar EPS, N adalah banyaknya observasi, T

adalah banyaknya waktu, dan N × T adalah banyaknya data panel.

2. Teknik Estimasi Regresi Data Panel

Menurut Basuki (2016), dalam metode estimasi model regresi dengan

menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan model yang

dapat digunakan dalam regresi data panel ada tiga model yaitu common effect

model dengan pendekatan ordinary least square (OLS) pooled, model fixed

effects least square dummy variabel (LSDV), dan random effect model Widarjono

(2015). Penentuan model terbaik antara common effect, fixed effect, dan random

effect menggunakan dua teknik estimasi model. Dua teknik ini digunakan dalam

regresi data panel untuk memperoleh model yang tepat dalam mengestimasi

regresi data panel. Dua uji yang digunakan, pertama Chow test digunakan untuk

memilih antara model common effect atau fixed effect. Kedua, Hausman test

digunakan untuk memilih antara model fixed effect atau random effect yang

terbaik dalam mengestimasi regresi data panel.

http://digilib.mercubuana.ac.id
57

3. Uji Spesifikasi Model


a. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Chow

Menurut Sugiyono (2016) terkait metode analisis data, antara lain yaitu

dengan cara dilakukan uji Chow Uji spesifikasi bertujuan untuk menentukan

model analisis data panel yang akan digunakan. Uji Chow digunakan untuk

memilih antara model fixed effect atau model common effect yang sebaiknya

dipakai.

H0: Common Effect

Ha: Fixed Effect

H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima

jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai signifikansi yang digunakan

sebesar 5%. Ketika model yang terpilih adalah fixed effect maka perlu

dilakukan uji lagi, yaitu uji Hausmann untuk mengetahui apakah sebaiknya

memakai fixed effect model (FEM) atau random effect model (REM).

b. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Hausman

Menurut Gujarati (2012) uji Hausman Pengujian ini membandingkan

model fixed effect dengan random effect dalam menentukan model yang

terbaik untuk digunakan sebagai model regresi data panel. Hausman test

menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program Eviews.

Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman test adalah sebagai berikut:

http://digilib.mercubuana.ac.id
58

H0: Random Effect Model

Ha: Fixed Effect Model

H0 ditolak jika P-value lebih kecil. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value

lebih besar dari nilai a. Nilai signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Jika

H0 ditolak maka kesimpulannya sebaiknya memakai fixed effect model

(FEM). Karena random effect model (REM) kemungkinan terkorelasi dengan

satu atau lebih variabel bebas. Sebaliknya, apabila Ha ditolak, maka model

yang sebaiknya dipakai adalah random effect model (REM).

4. Uji Asumsi Klasik

Menurut Menurut Ghozali (2018) uji asumsi klasik dalam penelitian ini

digunakan untuk memastikan bahwa data berdistribusi normal, tidak terdapat

autokorelasi dan multikolinearitas serta tidak terdapat heteroskedastisitas dalam

model yang digunakan. Jika semua itu dapat terpenuhi, maka model analisis layak

untuk digunakan.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016) uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada

suatu model regresi, suatu variabel independen dan variabel dependen ataupun

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak normal. uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui apakah model dalam regresi variabel pengganggu

atau residual berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas

http://digilib.mercubuana.ac.id
59

dilakukan dengan uji Jargue-Bera. Dalam software EViews normalitas sebuah

data dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque- Bera (JB) dengan p

value sebesar 0,0000 dimana < 0,05 sehingga dapat di terima atau yang berarti

residual berdistribusi normal. Uji JB didapat dari histogram normality. Hipotesis

yang digunakan adalah:

H0: Data berdistribusi normal

Ha: Data tidak berdistribusi normak

Jika hasil dari JB hitung > p value, maka H0 ditolak.

Jika hasil dari JB hitung < p vaule, maka Ha diterima.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Gujarati (2012) pada pengujian multikolinearitas bertujuan untuk

mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independent atau variable bebas. uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Jika koefisien korelasi antarvariabel bebas lebih dari 0,8

maka dapat disimpulkan bahwa model mengalami masalah multikolinearitas.

Sebaliknya, koefisien korelasi kurang dari 0,8 maka model bebas dari

multikolinearitas.

http://digilib.mercubuana.ac.id
60

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016) uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi dalam model regresi penelitian ini, maka akan dilakukan uji Durbin

Watson (DW) yaitu membandingkan antara 𝑑𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑑ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔. Nilai 𝑑ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

diperoleh dari output regresi. Sedangkan nilai 𝑑𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh dari tabel Durbin

Watson Statistic berupa nilai 𝑑𝐿 (𝑑𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟) dan 𝑑𝑈 (𝑑𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟). Kriteria dari uji

DW adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3
Dasar Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Kriteria

Ada autokorelasi positif Tolak 0 <d < dl

Tidak ada autokorelasi Tidak ada keputusan dl < d < du

positif

Ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi Tidak ada keputusan 4-du < d < 4dl

negative

Tidak ada autokorelasi Jangan tolak du < d < 4-du

http://digilib.mercubuana.ac.id
61

d. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskesdasitas ini menggunakan metode

uji glester. Hasil yang diperlukan dari hasil uji ini adalah probability, dengan

hipotesis sebagai berikut:

H0: Homoskedastis

Ha: Heteroskedastis

Apabila probability > 0,05 maka terjadi penerimaan terhadap H0. Sehingga

tidak terdapat heteroskedastis pada model tersebut atau hasilnya data dalam

kondisi homoskedastis.

5. Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah. Oleh karena itu diperlukan berbagai uji hipotesis. Untuk

mengetahui hipotesis diterima atau ditolak perlu dilakukan uji hipotesis. Untuk

melakukan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan

parsial (uji t) dan uji signifikan simultan (uji F-hitung dan R2).

http://digilib.mercubuana.ac.id
62

Dalam pengujian hipotesis, kita terlebih dahulu menetapkan tingkat/taraf

signifikansi pengujian kita (biasanya disimbolkan dengan α (alpha)). Misalnya 1 %, 5

%, 10 % 20% dan seterusnya. Dengan taraf/tingkat signifikansi tersebut yang

merupakan probabilita dalam pengambilan keputusan dan rentang ketepatan 99%

sampai seterusnya sesuai ketepatan yang di pakai peneliti.

a. Koefisien determinasi 𝑹𝟐

Menurut Ghozali 2016 Koefisien determinasi 𝑅2 mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Apabila nilai 𝑅2 semakin

mendekati angka satu, maka semakin baik kemampuan model dalam

menerangkan variabel dependen.

b. Uji Parsial (uji-t)

Menurut Ghozali (2018) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-

masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap

variabel dependen secara parsial Uji t pada dasarnya untuk menjelaskan apakah

masing-masing variabel independen dalam hal ini adalah rasio keuangan

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham.

Pengujian meggunakan nilai signifikan (α) 1 %, 5 %, 10 %, 15%, 20% dan

seterusnya. Pengujian sinifikansi parsial uji T juga dapat dilihat dari nilai p value

dengan taraf kepercayaan signifikansi tersebut yang merupakan probabilita dalam

http://digilib.mercubuana.ac.id
63

pengambilan keputusan berkisar antara rentang ketepatan 80% sampai 99% sesuai

ketepatan yang di pakai peneliti.

c. Uji Simultan (uji F-hitung)

Memurut Ferdinan (2013) uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama

terhadap dependen variabel.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai a

atau taraf yang di tetapkan peneliti taraf kepercayaan berkisar antara rentang

ketepatan 80% sampai 99%. Jika nilai signifikansi < 80% atau 0,20 maka Ho

ditolak, yang berarti variabel independen bersama-sama mempengaruhi variabel

dependen. Jika nilai signifikansi > 80% atau 0,20 maka Ho diterima yang berarti

variabel independen bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen. Uji F

digunakan untuk menilai kelayakan model regresi yang telah terbentuk. Jika nilai

signifikansi kurang dari 0,01 atau 99% maka variabel independen dapat

digunakan lebih baik untuk memprediksi variabel dependen.

http://digilib.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai