METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Pengertian Metologi Penelitian
40
41
menggunakan leverage dan ROE sebagai variabel independen, dan notasi Y untuk
menggunakan Price Book to Value sebagai variabel dependen.
Menurut (Indriartoro & Supomo, 2014), Sumber data dibedakan menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder. Data mentah adalah sumber data penelitian yang
diperoleh langsung dari sumber aslinya (bukan melalui media perantara). Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Sumber data
penggunaan data pembantu penulis adalah data yang diperoleh dari catatan perusahaan
yang ada terkait dengan masalah yang diteliti. Data yang diperoleh di sini diberikan
dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi perusahaan konstruksi yang memenuhi
standar penelitian untuk perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019
yang bersumber dari katalog pasar modal Indonesia tahun 2021.
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai salah satu objek penelitian.Penelitian ini
menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel independent atau variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price
Book to Value.
Nilai suatu perusahaan dapat diukur dengan price book value (PBV), yaitu rasio pasar
yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham relatif terhadap nilai
bukunya. (Husnan & Pudjiastuti, 2015) menandaskan bahwa dengan memahami nilai
buku dan nilai pasar, Anda dapat memahami pertumbuhan perusahaan. Variabel
independen yang digunakan (X1) FINANCIAL LEVERAGE adalah ukuran jumlah aset
yang dibiayai oleh hutang yang digunakan untuk membiayai aset yang berasal dari
kreditor daripada pemegang saham atau investor. Dan (X2) ROE, profitabilitas
merupakan indikator kinerja yang dijalankan oleh manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan, yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan. Secara garis
besar, keuntungan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi perusahaan.
Profitabilitas dapat diukur menggunakan ROE (Return On Equity), yaitu tingkat
pengembalian ekuitas pemilik perusahaan. Operasi variabel-variabel ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 1 42
Operasional variabel
SUB KONSEP
VARIABEL INDIKATOR
VARIABEL VARIABEL SKALA
Nilai
Perusahaan • Harga Pasar Per
(Y) Lembar Saham
Nilai buku dari PBV • Nilai Buku Per
ekuitas, nilai ini (Price Book Harga Pasar Per Lembar Saham
diperoleh dengan RASIO
Value) Lembar Saham − Total Equity
mengambil total Nilai Buku Per
ekuitas sebagai − Jumlah Lembar
(Prihadi, 2013) Lembar Saham
book value. Saham
Leverage TIE
(X1) (Time
Interest
Menentukan Earned)
• Laba Sebelum RASIO
sejauh mana
EBIT • Hutang lancar
dana pinjaman (Weston &
telah digunakan Beban buga
Copeland,
untuk 1995)
membiayai
perusahaan
ROE
(X2)
• Laba Bersih
Mengukur − laba operasi
seberapa banyak (Husnan & laba sebelum pajak
Laba setelah pajak
keuntungan Pudjiastuti, • Modal Sendiri RASIO
Modal sendiri
yang menjadi hak 2015) − saham biasa
pemilik modal − modal disetor
sendiri. laba ditahan
43
3.3.1 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2017). Teknik dari pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria sampel sebagai berikut:
a. Perusahaan sektor konstruksi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2015 sampai 2020.
Jika nilai efektif asimtom lebih kecil dari nilai efektif yang ditentukan (α =
0,05), maka Ho ditolak atau data tidak berdistribusi normal; dan jika nilai efektif
asimtotik lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan (α = 0,05), maka Ho
diterima Atau data berdistribusi normal.
1
VIF = 1−𝑅2
Tolerance = 1 – R2
Persamaan regresi yang baik tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi
autokorelasi, maka persamaan tersebut kurang baik atau sesuai untuk prediksi. Masalah
autokorelasi hanya terjadi jika ada korelasi linier antara kesalahan perancu periode-t
(tempat tinggal) dan kesalahan perancu periode t-1 sebelumnya. (Sunyoto, 2016). Salah
satu cara untuk mengetahui ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji
Durbin-Watson (DW) yang memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai DW lebih rendah dari -2 (DW <-2), akan terjadi autokorelasi positif.
2. Jika nilai DW antara -2 dan +2 atau -2 <DW <+2, tidak ada autokorelasi.
3. Jika nilai DW lebih besar dari +2 atau DW> +2, akan terjadi autokorelasi negatif.
data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
hampir sama dengan nilai rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap
yang dibantu program SPSS. Analisis ini menggunakan data panel yang
deret lintang (cross-section). Ada dua macam data panel yaitu data
panel balance dan data panel unbalance. Yang dimaksud dengan data
panel balance yaitu keadaan dimana jumlah time series sama dengan
jumlah unit cross section. Kalau data panel unbalance yaitu keadaan
dimana jumlah unit time series dan cross section tidak sama
spesifik-spesifik.
yang secara sederhana tidak bisa dilihat pada data seksi silang murni
Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan data time
series, maka persamaan regresinya menggunakan alat SPSS
sebagai berikut : (Mahulete, 2016).
Dalam penelitian ini jumlah data time series adalah 6 tahun. Adapun
data cross section yang diambil dari data jumlah konstrusi yaitu 6
perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga
jumlah observasinya sejumlah 36.
waktu. Asumsi ini jelas sangat jauh dari realita sebenarnya, karena
berbeda.
Uji Chow adalah untuk menentukan uji mana di antara kedua metode
yakni metode common effect dan metode fixed effect yan sebaiknya
digunakan dalam pemodelan data panel. Hipotesis dalam uji chow ini sebagai
berikut : (Mahulete, 2016).
Ho : Model Common Effect
H1 : Model Fixed Effect
Pedoman yang digunakan untuk dalam pengambilan kesimpulan uji chow
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probability F ≥ 0,05 artinya H0 diterima; maka model
common effect yang dipakai.
2) Jika nilai probability F < 0,05 artinya H0 ditolak; maka model random
effect yang dipakai.
3.4.5.3 Uji Hausman
Uji Hausman yaitu untuk menentukan uji mana diantara kedua metode
efek acak (random effect) dan metode (fixed effect) yang sebaiknya
dilakukan dalam pemodelan data panel. Hipotesis dalam uji hausman sebagai
berikut : (Mahulete, 2016).
Ho : Metode Random Effect
H1 : Metode Fixed Effect Pedoman yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan uji Hausman adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probability Chi-Square ≥ 0,05; maka H0 diterima artinya
model random effect yang dipakai
2) Jika nilai probability Chi-Square < 0,05; maka H0 ditolak artinya
model fixed effect yang dipakai.
dari regresi data pane. Yaitu merupakan proporsi presentase sumbagan X1,
X2 dan Di terhadap variasi (naik turunya) Y yang dilihat dengan
menggunakan Eviews 8.
Tabel 3. 2
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Untuk menghitung derajat asosiasi pada saat yang sama, Anda dapat
menggunakan analisis korelasi ganda untuk menghitung. Korelasi ganda adalah angka
yang menunjukkan arah dan kekuatan hubungan antara dua variabel independen, atau
hubungan antara variabel dependen dan beberapa variabel independen semakin besar.
(Price Book to Value). Koefisien determinasi dapat ditemukan dengan rumus, (Gujarati,
2003):
𝑅𝑆𝑆
R2 = 1 − 𝑇𝑆𝑆
Keterangan :
R2 = koefisien eterminasi
sangat terbatas. (Ghozali, 2016). Nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukkan bahwa
53