Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Objek Penelitian


Penelitian ini dirancang untuk menjelaskan pengaruh antara variabel

Kinerja Lingkungan, terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis laporan keuangan di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dari perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar

dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2015) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. dengan

menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan atau pengaruh yang

positif antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas

gambaran mengenai objek yang diteliti.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif

dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan

keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan

kimia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2020 dan

mengikuti Proper yang diadakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

48
49

3.3 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek-obyek yang

mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dapat

dapat dipelajari sehingga kemudian dapat ditarik untuk kesimpulannya (Sugiyono,

2015). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2016-2020 yang terdiri dari 8 subsektor dan total

perusahaan dari semua sektor adalah 66, yaitu :

1. Perusahaan subsektor semen, yang terdiri dari 6 perusahaan.

2. Perusahaan subsektor kayu dan pengolahannya, terdiri dari 2

perusahaan.

3. Perusahaan subsektor logam dan sejenisnya, terdiri dari 16 perusahaan.

4. Perusahaan subsektor kimia, terdiri dari 10 perusahaan.

5. Perusahaan subsektor plastik dan kemasan, terdiri dari 13 perusahaan.

6. Perusahaan subsektor pakan ternak, terdiri dari 4 perusahaan.

7. Perusahaan subsektor keramik, porselen dan kaca, terdiri dari 6

perusahaan.

8. Perusahaan subsektor pulp dan kertas, terdiri dari 9 perusahaan.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2017:81). Sampel dalam penelitian ini adalah

laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang
50

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020. Metode pemilihan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling

yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan pada

kepentingan atau tujuan penelitian. Sampel sengaja dipilih agar dapat mewakili

populasinya yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel: 3.3 Kriteria Pengambilan Sampel Purposive Sampling


No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan manufaktur sektor industri dasar & kimia yang 66
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode
2016-2020.
2 Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan berturut- (35)
turut dari tahun 2016 sampai tahun 2020.
3 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah dalam (5)
laporan keuangannya.
4 Perusahaan yang tidak mengikuti Program Penilaian Peringkat (14)
(Proper) dalam pengelolaan lingkungan hidup yang diadakan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari tahun
2016 sampai 2020 berturut-turut.
5 Jumlah perusahaan yang menyediakan data lengkap (data 12
keseluruhan tersedia pada publikasi periode 2016-2020), baik
data yang diperlukan untuk mengukur kinerja lingkungan,
kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang berjumlah 12


perusahaan dengan periode pengamatan 5 tahun 2016-2020. Sehingga dengan data
pengamatan yang berjumlah 35 data, berikut daftar perusahaan yang termasuk
dalam sampel pengamatan:

Tabel: 3.4 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia
No Kode Emiten Nama Perusahaan

1 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk

2 GDST PT Gunawan Dian Jaya Steel Tbk


51

3 INAI PT. Indal Alumunium Industry

4 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

5 ISSP PT Steel Pipe Industry of Indonesia

6 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

7 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

8 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk

9 SMBR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

10 SMCB PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

11 SMGR PT Semen Indonesia Tbk

12 SRSN PT Indo acitama Tbk

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2015) teknik atau metode pengumpulan data merupakan

cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang mendukung

penelitian ini. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya

dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai

wujud, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bhasa, simbol, bahkan keadaan.

Semua hal terseut dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita gunakan sebagai

bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian, ataupun suatu konsep.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

sumber data sekunder berupa dokumen. Sementara dokumen berarti barang-

barang tertulis yang dapat berbentuk transkrip, catatan, buku, surat, laporan,

notulen rapat, agenda, jurnal, arsip dan lainnya. Dokumen yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan laporan tahunan perusahaan perusahaan manufaktur

sektor industri dasar dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
52

tahun 2015-2019 dalam website http://idx.co.id Adapun teknik pengumpulan data

antara lain:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)


Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan

masalah yang sedang diteliti melalui beberapa sumber informasi dan pengetahuan

yang terpercaya dan jelas referensinya sehingga dapat dipertanggungjawabkan,

seperti: jurnal, skripsi, thesis, internet, artikel dan berbagai buku referensi serta

perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian yang digunakan merupakan data sekunder yaitu data

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh

dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan,

laporan tahunan perusahaan dan laporan Proper selama periode 2016-2020 yang

didapatkan dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat diakses

pada www.idx.co.id, kemudian daftar peringkat perusahaan yang mengikuti

Proper dapat di dapatkan dan diakses di website resmi Kementrian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan proper.menlhk.go.id, dan informasi lain mengenai

perusahaan yang diakses di www.sahamok.net dan website perusahaan.

3.5.1. Variabel Nilai Perusahaan (Y)


Menurut Ardila (2017) Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai

pandangan investor atau stakeholder akan kondisi perusahaan. Apabila

perusahaan dapat memberikan kesejahteraan kepada pemegang saham, maka

publik akan menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai yang tinggi.
53

' Equity Market Value


Tobi n s Q=
Equity Book Value
Dimana:

EMV = Harga saham per lembar × jumlah saham yang beredar

EBV = Total aset – total kewajiban

3.5.2. Variabel Kinerja Lingkungan (X1)

Menurut Tiarasandy et al. (2018) Kinerja lingkungan merupakan kinerja

perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang baik atau ketika perusahaan

mengeluarkan biaya terkait dengan aspek lingkungan secara otomatis akan

membangun citra yang baik bagi stakeholder dan calon investor sehingga akan

direspon positif oleh pasar dan sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian

terhadap lingkungan.

Penilaian kinerja lingkungan ini menggunakan laporan PROPER yang

secara resmi diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Penilaian kinerja

lingkungan melalui PROPER ini dengan memberikan skor dari peringkat yang

diproksikan dengan angka 5-l. Peringkat PROPER ini dikelompokkan dalam 5

(lima) peringkat warna yaitu:

Penilaian Peringkat Proper


Peringkat Keterangan Skor
Emas Sangat Baik 5
Hijau Baik 4
Biru Cukup 3
Merah Buruk 2
Hitam Sangat Buruk 1
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup (2019)
54

3.5.3. Variabel Kinerja Keuangan (Z)

Menurut Sawir (2015) Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

kinerja keuangan adalah kondisi yang mencerminkan keadaan keuangan suatu

perusahaan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan. ROE

yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

EAT
Return on Total Equity= x 100 %
Equity
Sumber: Brigham Houston (2018:140)

3.5 Operasional Variabel

Setyosari (2010:118) menyatakan setelah variabel-variabel itu

diidentifikasikan dan diklasifikasikan, pekerjaan peneliti berikutnya adalah

mendefinisikan variabel- variabel itu yang lebih operasional artinya batasan yang

memiliki sifat memudahkan peneliti untuk melakukan pengamatan (observasi)

terhadap data yang dikumpulkan berdasarkan jenis variabel tersebut.

Operasionalisasi variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel: 3.5 Indikator Variabel Nilai Perusahaan


No Definisi Pengukuran Skala
1 Nilai perusahaan Equity Market Value Rasio
Tobi n' s Q=
merupakan sebagai Equity Book Value
pandangan investor atau Dimana:
stakeholder akan kondisi EMV = Harga saham per lembar ×
perusahaan (Ardila jumlah saham yang beredar
2017). EBV = Total aset – total kewajiban

Sumber: Irham Fahmi (2015:138).


55

1 Kinerja lingkungan Peringkat PROPER Nominal


merupakan kinerja (Skor 1 – 5).
perusahaan untuk Emas = 5
menciptakan lingkungan Hijau = 4
yang baik dengan aspek Biru =3
lingkungan secara Merah = 2
otomatis akan Hitam = 1
membangun citra yang
baik bagi stakeholder Sumber: Kementrian Lingkungan
dan calon investor Hidup dan Kehutanan. Publikasi
sehingga akan direspon Proper.
positif oleh pasar dan
sebagai wujud tanggung
jawab dan kepedulian
terhadap lingkungan
(Tiarasandy et al. 2018).
1 kinerja keuangan adalah Rasio
kondisi yang EAT
Return on Total Equity= x 100 %
mencerminkan keadaan Equity
keuangan suatu
perusahaan berdasarkan
sasaran, standar dan
kriteria yang telah Sumber: Brigham Houston
ditetapkan Menurut (2018:140)
(Sawir 2015).

3.5 Teknik Analisis Data

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2016). Analisis ini

digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian

(Nilai Perusahaan, Kinerja Lingkungan, dan Kinerja Keuangan) yang dapat dilihat

dari jumlah data, angka rata-rata, kisaran, dan standar deviasi.


56

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan

independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali,

2016). Uji normalitas residual dihitung dengan menggunakan uji statistic non-

parametric Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2016). Uji tersebut dilakukan dengan

membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal.

HA: data residual tidak berdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini dengan melihat nilai

probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas < 0,05 maka

variabel tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya bila angka probabilitas >

0,05 maka HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali,

2016).

3.6.2.2 Uji Multikolonieritas

Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,

2011). Model regresi yang dinilai baik seharusnya tidak terjadi multikolonieritas.

Dalam Ghozali (2016) dijelaskan cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi apabila jika nilai toleransi > 0,10 dan

VIF < 10, maka dapat ditafsirkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam

penelitian.
57

3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2016).

Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan

digunakan metode chart (diagram scatterplot) dengan dasar analisis yaitu:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 dan pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala

heteroskedastisiitas dengan Uji Park. Ghozali (2016). Uji Park dapat dilakukan

dengan cara meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan masing-masing variabel

independen.

1. Melakukan perhitungan residual pada persamaan regresi liner berganda.

2. Mengabsoultkan nilai residual.

3. Menguadratkan nilai residual (U2 i)

4. Meregresikan nilai residual (U2i) sebagai variabel dependen dan variabel-

variabel independen.
58

Adapun kriteria Uji Park menurut Ghozali (2013;142) adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas > 5% (0,05) maka dikatakan tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.

2. Jika nilai probabilitas < 5% (0,05) maka dikatakan terjadi gejala

heteroskedastisitas.

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t sebelumnya.Untuk mendeteksi gejala autokorelasi

digunakan uji Durbin Watson.Untuk mengetahui ada tidaknya gejala ini dalam

model analisis regresi yang digunakan, maka harus dilakukan pengujian dengan

metode Durbin-Watson (D-W). Namun menurut (Ghozali, 2015) secara umum

dapat diambil patokan bahwa:

1. Jika 0 < d < dl, maka hipotesis nol ditolak, berarti ada autokorelasi

positif.

2. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada keputusan

3. Jika 4-dl < d < 4, maka hipotesis nol ditolak, berarti ada autokorelasi

negative.

4. Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada keputusan.

5. Jika du< d <4-du, hipotesis nol tidak ditolak, berarti tidak ada

autokorelasi.
59

3.6.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis data yang digunakan adalah program SPSS. Teknik analisis

multivariate menggabungkan antara regresi dan analisis faktor. Menurut Baron

dan Kenny (Ghozali, 2016:243) suatu variabel disebut mediator jika variabel

predictor(independen) dan variabel kriterion (dependen). Persamaan regresinya

adalah sebagai berikut:

YNP = α + β1 KL + β2 KK ………………………….(1)

YKK = a + β1 KL + e1…………………………….....(2)

Keterangan:

NP = Nilai Perusahaan

KK = Kinerja Keuangan

KL = Kinerja Lingkungan

3.6.3.1 Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi

atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik

turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari

model regresi. Nilai (R2) koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R 2

≤ 1). Nilai dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R 2 berkisar antara 0

sampai 1. Nilai (R2 = 0) menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Bila semakin besar mendekati 1

menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen dan bila semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin kecil
60

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. (Ghozali, 2016:177).

Koefesien Determinasi (Kd) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

Sumber: Imam Ghozali 2016:177

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Koefesien kuadrat korelasi ganda

3.6.4. Pengujian Hipotesis

3.6.4.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh setiap variable

bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat (Ghozali, 2016:98).

Pengujian ini dilakukan untuk mencari pengaruh paling besar diantara

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian terhadap

t-Statistik dengan standard signifikansi α = 5% adalah:

1. Jika sig < α, maka Ho ditolak dan Hα diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh

secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika sig > α maka Ho diterima dan Hα ditolak. Ini berarti bahwa tidak ada

pengaruh secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen.

Kemudian selain itu uji t dapat dilakukan dengan memperbandingkan

dengan t-tabel :
61

1. Jika nilai t-hitung > t-tabel maka ada pengaruh variabel independen (x)

terhadap variabel dependen (y) atau hipotesis diterima

2. Jika nilai t-hitung < t-tabel maka tidak ada pengaruh variabel independen (x)

terhadap variabel dependen (y) atau hipotesis ditolak.

3.6.4.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji model dilakukan dengan statistik F yang menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Pengujian ini

dilakukan dengan membandingkan F-hitung dan F-tabel pada signifikasi 5%

dengan ketentuan:

1. Apabila nilai F-hitung > dari F-tabel dan nilai sig < taraf 5% maka Ha diterima

dan Ho ditolak, artinya variabel independen secara simultan memberikan

pengaruh terhadap variabel dependen.

2. Apabila nilai F-hitung < dari F-tabel dan nilai sig > taraf 5%, maka Ha ditolak

dan Ho diterima, artinya variabel independen secara simultan tidak

memberikan pengaruh terhadap variabel dependen.

3.6.4.3 Pengujian Variabel Intervening

Untuk pengujian hipotesis dan menghasilkan suatu model yang fit,

digunakan path analysis atau analisis jalur dalam penelitian ini dimana untuk

menguji kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan, dengan melibatkan variabel

intervening kinerja keuangan. Path Analysis merupakan perluasan dari analisis


62

regresi linier berganda, atau penggunaan analisis regresi untuk menaksir

hubungan kausalitas antar variabel (model kausal). Adapun yang dapat dilakukan

oleh analisis jalur adalah menemukan pola hubungan antara tiga atau lebih

variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis

kausalitas imajiner (Ghozali, 2016).

Penghitungan pengaruh ada 2, yaitu pengaruh langsung dan pengaruh

tidak langsung:

1. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)

Untuk menghitung pengaruh langsung, digunakan formula sebagai berikut:

- Pengaruh variabel kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan.

X1 → Y1

a. Merumuskan hipotesis

H0:b = 0, tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y

Ha:b ≠ 0, ada pengaruh variabel X terhadap Y

b. Menghitung nilai t-hitung untuk mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak.

c. Menghitung t-hitung dibandingkan dengan t-tabel dengan kriteria:

Jika t-hitung > t-tabel dan sig < α, Ha diterima

Jika t-hitung < t-tabel sig >α, H0 diterima

- Pengaruh variabel kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan.

X1 → Z

a. Merumuskan hipotesis

H0:b = 0, tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y


63

Ha:b ≠ 0, ada pengaruh variabel X terhadap Y

b. Menghitung nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak.

c. Menghitung thitung dibandingkan dengan t-tabel dengan kriteria:

Jika t-hitung > t-tabel dan sig < α, Ha diterima

Jika t-hitung < t-tabel sig > α, H0 diterima

- Pengaruh variabel kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

Z→Y

a. Merumuskan hipotesis

H0:b = 0, tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y

Ha:b ≠ 0, ada pengaruh variabel X terhadap Y

b. Menghitung nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak.

c. Menghitung t-hitung dibandingkan dengan t-tabel dengan kriteria:

Jika t-hitung > t-tabel dan sig < α, Ha diterima

Jika t-hitung < t-tabel sig > α, H0 diterima

2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)

Untuk menghitung pengaruh tidak langsung, digunakan formula sebagai

berikut:

- Pengaruh kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja

keuangan.

X → Y→ Z
64

Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang

dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji

Sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel

independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (Z).

Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui Z dihitung dengan cara mengalikan jalur

X -> Z (a) dengan jalur Z -> Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’), dimana c

adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol Z, sedangkan c’ adalah koefisien

pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol Z. Strandar error koefisien a dan b

ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya error pengaruh tidak langsung (indirect effect)

Sab dihitung dengan rumus dibawah ini:

Sab= √ b Sa + a S b + Sa Sb
2 2 2 2 2 2

Sumber: Imam Ghozali: 2015

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak lansung, maka kita perlu

menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

t = ab/Sab

Kriteria:

Jika t-hitung > t-tabel, H0 ditolak

Jika t-hitung < t-tabel, H0 diterima.

3.7 Hipotesis Statistik

1. Hipotesis Pertama

H0: DKinerja Lingkungan tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar


65

dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2016-2020.

H1: Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020.

2. Hipotesis Kedua

H0: Kinerja Lingkungan tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan

Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2016-2020.

H2: Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020.

3. Hipotesis Ketiga

H0: Kinerja Keuangan tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020.

H3: Kinerja Keuangan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020.

4. Hipotesis Keempat

H0: kinerja Lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening pada


66

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020.

H4: kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2020.

Anda mungkin juga menyukai