Anda di halaman 1dari 8

Journal Industrial Servicess Vol.4 No.

2 Maret 2019

USULAN PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE 6S (SEIRI,


SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE, DAN SAFETY) DI CV
DUTA DHARMA
Reno Prasetyo†
Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten 42435
Email: prastyren@gmai.com
Ratna Ekawati
Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten 42435
Email: ratna_145@yahoo.com

ABSTRAK
CV Duta Dharma adalah salah satu perusahaan di Kota Cilegon yang bergerak di bidang chemical
maintanance dan memproduksi produk-produk kimia yang digunakan untuk rumah tangga, perkantoran,
rumah sakit, hotel dan juga industri. Dari hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan terhadap
perusahaan CV Duta Dhrama dapat diketahui bahwa perusahaan belum melaksanakan metode 6S.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan mengenai penerapan metode 6S
pada perusahaan, serta diharapkan dapat memberikan usulan perbaikan yang menuju pada terciptanya
tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan.

Kata Kunci: 5S, 6S, Efisiensi, Produktivitas.

1. PENDAHULUAN pembersih, seperti karbol, sabun cuci


Salah satu kunci sukses perusahaan piring, sampo motor dan mobil, dan cairan
dalam menciptakan keunggulan operasional pel, dan lain-lain sebagainya.
adalah manajemen lingkungan kerja Dari hasil survei pendahuluan yang
menjadi nilai tambah yang dikenal dengan telah dilakukan terhadap perusahaan CV
istilah 5S. Saat ini 5S telah dikembangkan Duta Dhrama dapat diketahui bahwa
menjadi 6S dengan penambahan elemen perusahaan belum melaksanakan metode
terakhir yaitu safety. 6S merupakan 6S. Kedaan perusahaan masih belum tertata
perkembangan dari 5S yang dikenalkan dan kebersihannya pun masih kurang.
oleh Hiroyuki Hirano (1990) sebagai Penelitian ini diharapkan dapat
metode kontrol dan pengendalian memberikan manfaat pada perusahaan
lingkungan kerja yang didesain untuk mengenai penerapan metode 6S pada
mengurangi pemborosan dan perusahaan, serta diharapkan dapat
mengoptimalkan produktivitas, merupakan memberikan usulan perbaikan yang menuju
akronim dari seiri, seiton, seiso, seiketsu, pada terciptanya tingkat efisiensi dan
shitsuke dan safety. Dalam bahasa Inggris produktifitas yang tinggi di perusahaan
menjadi sort, set in order, shine, Adapun tujuan penelitian dari kerja
standardize, sustain, dan safety. praktek yang dilakukan CV Duta Dharma
CV Duta Dharma adalah salah satu adalah sebagai berikut :
perusahaan di Kota Cilegon yang bergerak 1. Mengidentifikasi penerapan 6S yang
di bidang chemical maintanance dan telah ada di CV Duta Dharma
memproduksi produk-produk kimia yang berdasarkan hasil audit yang dilakukan.
digunakan untuk rumah tangga, 2. Membuat usulan perbaikan 6S di CV
perkantoran, rumah sakit, hotel dan juga Duta Dharma.
industri. Produk yang diproduksi oleh CV 3. Mengidentifikasi penerapan 6S pada di
Duta Dharma adalah berupa cairan CV Duta Dharma setelah dilakukannya

1
Journal Industrial Servicess Vol.4 No.2 Maret 2019

usulan perbaikan berdasarkan hasil (3 audits) maka nilai 4 dapat


diberikan.
audit. 4.5 Outstanding Penerapan 6S telah
Checklist 6S yang digunakan Results sepenuhnya dijalankan di
merupakan checklist 6S yang seluruh area kerja dan
mengikuti standar yang
dikembangkan oleh Todd MacAdam. berlaku. 6S telah
Checklist 6S yang dikembangkan oleh Todd menjadi budaya atau
kebiasaan di area kerja
MacAdam ini cocok digunakan untuk 5 Sustained Setelah 6 kali berturut-
industri yang baru berkembang yang relatif Outstanding turut mendapat nilai 4.5
kecil dan belum terlalu besar. Pengolahan Results (6 audits) maka nilai 5 dapat
diberikan.
data yang didapat dari hasil checklist 6S ini
dilakukan di software excel untuk
2. METODE PENELITIAN
mempermudah dalam mengolah dan
Untuk mempermudah penelitian dan
mendapatkan hasilnya. Checklist 6S ini
proses pengumpulan data, maka langkah–
terdiri dari 40 pertanyaan dimana masing-
langkah yang dilakukan bisa dilihat pada
masing kegiatan mendapatkan nilai tertentu
Gambar 1.
berdasarkan pedoman pemberian nilai yang
ada. Kegiatan yang tidak ada diperusahaan Mulai
(N/A) tidak dihitung. Pedoman pemberian
nilai checklist 6S dapat dilihat pada Tabel 1
dan form penilaian audit checklist 6S dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pedoman Pemberian Nilai Observasi di Studi Literatur
Score Kategori Deskripsi Lapangan
0 Zero Effort Tidak ada kegiatan 6S di
area kerja yang terkait
dengan kriteria tersebut. Perumusan masalah
1 Slight Effort Upaya 6S hanya
dikerjakan oleh 1-2
orang. Tidak ada upaya Tujuan Penelitian
terorganisir dan
kesempatan untuk Batasan Masalah
melakukan perbaikan.
2 Minimum Beberapa upaya telah Pengumpulan data
Acceptable Level dilakukan untuk 1.Pengamatan From Audit 6S
menerapkan 6S, tetapi 2.Dokumentas
upaya ini bersifat
sementara.
3 Minimum Seluruh pekerja berupaya Pengolahan data :
Acceptable Level untuk meningkatkan 1. Menghitung nilai masing –
pelaksanaan 6S. masing pilar 6S
Perkembangan 2. Evaluasi 6S
sebelumnya menjadi 3. Membuat Diagram Fishbone
4. Membuat usulan perbaikan
pedoman
Tabel 1. Pedoman Pemberian Nilai
(Lanjutan) Analisa Dan Pembahasan
Score Kategori Deskripsi
3.5 Above Average Penerapan 6S di area
Results kerja sangat baik, namun Kesimpulan dan saran
masih ada beberapa
perbaikan yang harus
dilakukan. Selesai
4 Sustained Above Setiap 3 kali berturut-
Average Results turut mendapat nilai 3.5, Gambar 1. Flow Chart Pelaksanan Penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sort 0.60
1. Score 6S Set In Order 1.00
Berdasarkan hasil audit checklist 6S Shine 1.29
yang dilakukan, berikut adalah rangkuman
Stndardize 1.33
dari nilai tiap-tiap pilar 6S.
Tabel 2. Rangkuman Score 6S Sustain 1.20
Pilar Score Safety 1.80

2
Journal Industrial Servicess Vol.4 No.2 Maret 2019

Rata - Rata 1.203 dimana perputaran bahan baku yang ada di


Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gudang dapat dibilang relatif cepat,
bahwa rata-rata nilai dari masing-masing sehingga banyak kemasan bahan baku
pilar 6S masih di bawah nilai 3, dimana 3 berupa kantung plastik dan botol plastic
merupakan minimum acceptable level, oleh yang tidak terpakai menumpuk pada sudut
sebab itu diperlukan usulan perbaikan untuk lantai produksi. Seharusnya, barag tersebut
meningkatkan score 6S pada CV Duta langsung dibuang setiap harinya sehingga
Dharma. tidak terjadi penumpukkan sampah plastik
pada gudang maupun lantai produksi.
Suatu metode sangat dibutuhkan di 2. Seiton (Set In Order / Rapi / Penataan)
dalam sistem pergudangan dan sistem Seiton merupakan aktivitas yang
produksi agar aktivitas pergudangan dan bertujuan agar barang tersusun dengan rapi,
produksi lebih efektif dan efisien, serta sehingga mudah ditemukan atau digunakan.
peralatan yang terdapat di dalam gudang Dengan tersusunnya barang secara rapi
dan alat-alat pada lantai produksi akan meminimasi waktu yang dibutuhkan
tersimpan dengan baik dan dapat untuk mencari barang. Sehingga saat
menghindari terjadinya kesulitan barang hendak diambil oleh user dapat
pengambilan barang atau bahkan kerusakan ditemukan dengan cepat. Aplikasi langkah
karena penyimpanan yang tidak tepat. ini pada gudang dan lantai produksi CV
Salah satu metode yang dapat Duta Dharma belum terlaksana dengan
digunakan untuk memudahkan proses baik. Hal ini dapat dilihat dengan masih
penyimpanan dalam warehouse yaitu bertumpuknya material di lantai dan belum
dengan menggunakan metode 5S+Safety di tata berdasarkan kegunaannya pada
atau dikenal juga dengan metode 6S. gundang maupun lantai produksi. Pada
Tujuan dari metode 6S ini yaitu tercapainya gudang ini, peletakkan barangbarang masih
efektivitas dan efisiensi dalam belum tertata rapi karena masih ada jenis
melaksanakan pekerjaan, terutama barang yang berbeda namun diletakkan di
pekerjaan yang berkaitan dengan area yang sama dan berdekatan, atau
penyimpanan barang. Metode 6S ini terdiri dengan kata lain masih ada barang yang
dari seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso peletakkannya tercampur, baik itu barang
(resik), seiketsu (rawat), shitsuke (rajin), jadi ataupun bahan baku. Pada gudang ini,
dan safety (keselamatan kerja). hanya menerapkan satu rak untuk produk
1. Seiri (Sort / Ringkas / Pemilahan) jadi, sehingga masih banyak produk jadi
Seiri merupakan aktivitas yang yang peletakkannya masih tercampur
bertujuan untuk memisahkan peralatan atau karena tidak cukupnya ukuran rak untuk
material yang tidak diperlukan dengan menyimpan produk jadi secara keseluruhan.
peralatan atau material yang masih Untuk bahan baku, penyimpanannya belum
diperlukan. Sehingga akan memberikan menerapkan rak, sehingga peletakan masih
space yang lebih besar untuk menyimpan sering tercampur antar bahan baku, karena
material lain yang masih digunakan. hanya diletakan di lantai.
Aplikasi tahapan ini pada Pada lantai produksi hanya ada
gudang dan lantai produksi CV Duta penyimpanan dalam meja untuk meletakan
Dharma belum sepenuhnya terlaksana peralatan yang sering digunakan dalam
dengan baik, karena masih ada di beberapa proses produksi, namun seringkali peralatan
sudut bagian dari gudang dan lantai tersebut tidak dikembalikan ke tempat
produksi yang terdapat tumpukan barang semula, sehingga ketika akan digunakan
atau material yang tidak digunakan dan perkerja harus mencarinya terlebih dahulu.
seharusnya dibuang seperti kardus, plastik Terdapat juga bahan baku dengan kemasan
bekas bahan baku dan botol bekas kemasan derigen tanpa label yang diletakkan pada
cairan pembersih. sudut lantai produksi, terkadang pekerja
Selain itu, karena produksi pada CV salah mengambil bahan karena tidak adanya
Duta Dharma adalah cairan pembersih label pada bahan baku tersebut.
3. Seiso (Shine / Resik / Pembersihan)

3
Journal Industrial Servicess Vol.4 No.2 Maret 2019

Seiso merupakan aktivitas yang Shitsuke bertujuan untuk membiasakan


bertujuan untuk terjaganya kebersihan budaya 6S sebagai upaya untuk
lingkungan kerja, baik tempat kerja maupun menciptakan lingkungan kerja yang lebih
barang atau material yang terdapat di baik. Salah satu langkahnya yaitu dengan
dalamnya. Aplikasi tahapan ini pada memberikan pelatihan mengenai budaya 6S
gudang dan lantai produksi CV Duta dikalangan pekerja dan audit secara
Dharma belum terlaksana dengan baik. Hal berkala. Pada CV Duta Dharma ini belum
ini terlihat masih terdapatnya terdapat dilaksanakannya pelatihan 6S dan
sampah yang berserakan pada gudang sosialisasi kepada pekerja, pekerja hanya
maupun lantai produksi. sebatas tahu tentang adanya budaya 6S
Pada lantai produksi, peralatan tetapi tidak paham sama sekali mengenai
produksi tidak selalu dibersihkan setelah budaya 6S. Selain itu belum adanya audit
adanya aktivitas produksi, sehingga yang dilakukan secara berkala di CV Duta
permukaan dari peralatan produksi terlihat Dharma.
tidak bersih dan licin karena bersentuhan 6. Safety (Keselamatan Kerja)
langsung dengan bahan baku pembuatan Safety bertujuan untuk membiasakan
cairan pembersih. Kemudian cat pada karyawan peduli dengan keselamatan kerja
dinding gudang dan lantai produksi sudah . Keselamatan kerja adalah aspek penting
terlihat kusam dan kotor. Lingkungan yang dalam penongkatan kinerja dan
bersih merupakan tanggung jawab dari produktivitas kinerja. Pada CV Duta
keseluruhan pekerja. Namun, karena jumlah Dharma, pekerja belum sepenuhnya peduli
pekerja pada CV Duta Dharma hanya akan keselamatan kerja. Seperti ketika
sebanyak dua orang, kebersihan pada CV sedang melakukan produksi tidak memakai
Duta Dharma belum sepenuhnya terlaksana APD (Alat Pelindung Diri) yang
dengan baik. disediakan, salah satunya tidak memakai
4. Seiketsu (Standardize / Rawat / sarung tangan ketika sedang melakukan
Pemantapan) pencampuran bahan baku pembuatan cairan
Seiketsu merupakan aktivitas yang pembersih, hal tersebut tentunya sangat
memiliki tujuan yaitu kegiatan pemilahan, berbahaya, karena terdapat bahan baku
penataan, dan pembersihan yang telah yang dapat menyebabkan gatal-gatal jika
dilakukan tetap terlaksana secara terkena langsung ke permukaan kulit.
berkesinambungan. Salah satu langkah Selain itu, saat pemindahan produk jadi dari
yang diambil yaitu dengan membuat lantai produksi ke storage hanya
standarisasi untuk kegiatan-kegiatan di menggunakan tangan kosong tanpa bantuan
dalam gudang dan lantai produksi. Pada trolley. Hal tersebut tentunya sangat
gudang CV Duta Dharma belum adanya berbahaya karena pekerja sering
standarisasi ataupun metode yang mengangkat botol – botol yang berisi cairan
digunakan secara konstan atau pembersih secara berlebihan dengan asumsi
berkesinambungan dalam pelaksanaan bahwa pekerjaan akan cepat selesai,
aktivitas di gudang karena terkendala padahal hal tersebut sangatlah berbahaya.
perputaran bahan baku yang relatif cepat. Lalu pekerja juga membungkuk pada saat
Pada lantai produksi sudah ada mengambil karena produk jadi diletakkan di
standarisasi untuk proses produksi berupa lantai. Postur mengangkat beban berat dan
SOP pembuatan produk, namun belum ada membungkuk adalah postur kerja yang
SOP untuk perawatan peralatan produksi. tidak baik dan dapat mengakibatkan cacat
Tapi pada kenyataanya, pekerja seringkali fisik kerja.
tidak mematuhi SOP tersebut, seperti tidak
memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang Fishbone diagram atau diagram
telah ditentukan, dengan alasan tulang ikan, merupakan suatu tools yang
mengganggu gerak pekerja dalam biasa digunakan untuk menggambarkan
pembuatan produk. sebab akibat dari suatu permasalahan.
5. Shitsuke (Sustain / Rajin / Pembiasaan) Berdasarkan data-data yang telah diperoleh
sebelumnya, dapat dianalisis penyebab-

4
Journal Industrial Servicess Vol.4 No.2 Maret 2019

penyebab terkait dari kondisi gudang dan penyebab belum tertatanya barang-barang
lantai produksi CV Duta Dharma. Berikut di dalam gudang dan lantai produksi CV
ini merupakan diagram tulang ikan Duta Dharma.

Tidak ada yang


memfasilitasi
Tingkat permintaan
Kurang Penggunaan rak
produk masih rendah
Pemahaman dan Kurang maksimal
pelatihan 6S
Jumlah pekerja Penempatan barang
yang sedikit Yang tercampur
Barang di gudang dan
lantai produksi belum
tertata dengan baik
Kurangnya Menyatukan penyimpanan
fasiliitas gudang bahan baku dengan barang
jadi
Kurangnya tempat
penyimpanan
Belum menerapkan
metode 6S

Gambar 2. Diagram Fishbone

Berdasarkan diagram fishbone, diperlukan beberapa perbaikan terhadap


faktor-faktor yang mengakibatkan barang- penerapan budaya 6S, yaitu sebagai berikut:
barang di dalam gudang dan lantai produksi 1. Seiri (Sort / Ringkas / Pemilahan)
belum tertata dengan adalah dari material Pada gudang dan lantai produksi CV
yaitu penempatan barang yang tercampur Duta Dharma, langkah ini belum terlaksana
karena penggunaan rak kurang maksimal, dengan baik, dimana masih ada tumpukan
dari manusia yaitu jumlah pekerja yang kardus, plastik bekas bahan baku dan botol
sedikit karena jumlah pekerja bekas kemasan cairan pembersih. Barang-
menyesuaikan dengan permintaan dan barang yang tidak digunakan tersebut
kurangnya pemahaman dan pelatihan sebaiknya harus segera dipindahkan ke
mengenai metode 6S karena belum ada tempat yang seharusnya atau jika sudah
yang memfasilitasi. Lalu ada faktor dari tidak dapat digunakan lagi dapat dibuang ke
lingkungan, yaitu kurangnya fasilitas tempat sampah. Sehingga tidak memenuhi
gudang karena kurangnya tempat ruang dan mengganngu aktivitas pada
penyimpanan. Dan yang terakhir ada faktor perusahaan. Sebagai contoh, plastik bekas
dari metode yang digunakan oleh CV Duta bahan baku yang sudah tidak digunakan
Dharma, yaitu masih menyatukan lagi, sebaiknya dibuang ke tempat
penyimpanan barang jadi dan bahan baku pembuangan sampah.
karena belum menerapkan metode 6S 2. Seiton (Set In Order / Rapi / Penataan)
dengan baik pada perusahaan. Pelaksanaan aktivitas ini pada gudang
dan lantai produksi CV Duta Dharma
2. Usulan Perbaikan Penerapan belum terlaksana dengan baik. Usulan
Budaya 6S perbaikan untuk tahapan ini yaitu:
Berdasarkan evaluasi penerapan 6S a. Diperlukan rak yang tersedia di
pada gudang dan lantai produksi CV Duta dalam gudang dan lantai produksi
Dharma yang telah dibahas sebelumnya, CV Duta Dharma sesegera
dapat diketahui bahwa penerapan budaya mungkin agar barang tersusun rapi
6S masih belum maksimal. Untuk itu

5
Journal Industrial Servicess Vol.4 No.2 Maret 2019

dan lebih mudah dicari. Rak yang diberikan bisa berupa piagam
tersebut adalah digunakan untuk penghargaan atau plakat
tempat-tempat derigen dan bahan penghargaan. Punishment diberikan
baku pembuatan cairan pembersih kepada pekerja yang tidak
sehingga dapat ditumpuk dengan mematuhi peraturan yang ada di
rapi dan lebih mudah dalam dalam gudang dan lantai produksi.
pengambilan. Punishment dapat berupa denda
b. Lokasi penyimpanan material harus dalam jumlah tertentu atau
jelas dan tercatat, sehingga saat potongan gaji.
pekerja hendak mengambil barang, b. Membuat semacam poster tentang
pekerja dapat dengan cepat pentingnya 6S dan ditempel di
mengetahui lokasi barang yang sudut sudut gudang dan lantai
dimaksud. produksi yang terlihat oleh
3. Seiso (Shine / Resik / Pembersihan) karyawan sehingga karyawan dapat
Penerapan pada langkah ini belum melihat dengan jelas dan selalu
terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat berusaha menerapkannya.
masih terdapatnya terdapat sampah yang 5. Shitsuke (Sustain / Rajin / Pembiasaan)
berserakan pada gudang maupun lantai Pada gudang dan lantai produksi CV
produksi dan peralatan pada lantai produksi Duta Dharma tahapan ini belum terlaksana
pun terlihat kotor. Kebijakan adanya hari dengan baik, dimana belum adanya upaya
untuk bersih-bersih harus segera ditetapkan, agar 4 tahapan sebelumnya dapat
agar gudang dan lantai produksi CV Duta dipertahankan (sustain). Usulan perbaikan
Dharma terjaga dengan baik. Lalu pada terhadap tahapan ini yaitu :
dinding, disarankan untuk dicat ulang agar a. Dilakukannya audit secara berkala
terlihat bersih. Kemudian pada lantai sesuai dengan kebijakan
produksi mesin dan peralatan harus delalu perusahaan. Dalam melaksanakan
dibersihkan setelah selesainya aktivitas audit, pengaudit harus memiliki
produksi setiap hari harinya, agar mesin dan kriteria penilaian yang telah
peralatan selalu bersih dan tidak berkarat. ditentukan sebelumnya sehingga
Tumpukan sampah pada gudang maupun akan memudahkan dalam proses
lantai produksi harus segera dibersihkan audit. Audit dapat dilakukan
agar area perusahaan menjadi lebih bersih. dengan turun langsung ke gudang
Plastik bekas bahan baku yang sudah tidak dan lantai produksi lalau
digunakan lagi, sebaiknya dibuang ke melakukan penilaian.
tempat pembuangan sampah. b. Sosialisasi berkaitan materi 6S
4. Seiketsu (Standardize / Rawat / kepada pekerja. Sosialisasi ini
Pemantapan) berisi penyadaran diri akan etika
Penerapan tahapan ini pada gudang kerja, seperti disiplin terhadap
dan lantai produksi CV Duta Dharma masih standar, saling menghormati, malu
belum terlaksana dengan baik, dimana melakukan pelanggaran, dan lain-
belum adanya standarisasi agar lingkungan lain.
yang sudah rapi dan bersih dapat
dipertahankan. Usulan yang diberikan pada 6. Safety (Keselamatan Kerja)
proses ini yaitu: Penerapan tahapan ini pada pada
a. Menerapkan reward dan gudang dan lantai produksi CV Duta
punishment untuk mempertahankan Dharma masih belum terlaksana dengan
kondisi yang bersih dan rapi. baik, dimana belum adanya standarisasi
Reward merupakan pemberian agar karyawan peduli akan keselamatan
penghargaan kepada pekerja yang kerja. Usulan yang diberikan pada proses
mematuhi peraturan-peraturan ini yaitu:
gudang dan lantai produksi CV a. Membuat peraturan yang jelas
Duta Dharma dan berpartisipasi mengenai hal yang boleh dan tidak
aktif dalam penerapan 6S. Reward boleh dilakukan di dalam gudang

6
Journal Industrial Servicess Vol.4 No.2 Maret 2019

dan lantai produksi. Peraturan ini Tabel 3. Rangkuman Score 6S Setelah


dapat berupa kontrol visual seperti Usulan Perbaikan
larangan membuang sampah, tidak Pilar Score
merokok, dan kewajiban Sort 3.00
menggunakan alat pelindung diri Set In Order 2.00
selama berada di lingkungan 2.71
Shine
gudang dan lantai produksi.
Stndardize 2.00
Pembuatan larangan ini dapat
dilakukan dengan membuat rambu- Sustain 2.20
rambu yang bisa dilihat oleh semua Safety 2.70
pengunjung gudang dan lantai Rata - Rata 2.44
produksi dan harus dipatuhi selama
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
berada di area gudang dan lantai
bahwa rata-rata nilai dari masing-masing
produksi. Berikut beberapa
pilar 6S masih di bawah nilai 3, dimana
peringatan yang dapat digunakan di
3 merupakan minimum
dalam gudang dan lantai produksi: acceptable level. Sudah ada
peningkatan score dari hasil
audit sebelumnya, score dari
hasil audit sebelumnya adalah
1,203, meningkat 1,237
menjadi 2,44.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada CV Duta Dharma, dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan analisis yang dilakukan,
penerapan 6S di CV. Duta Dharma
belum cukup baik untuk semua pilar 6S
Gambar 3. Peringatan yang Dapat karena belum mencapai 3, dimana 3
Digunakan merupakan minimum acceptable level.
b. Sosialisasi berkaitan dengan Score untuk pilar seiri/sort/ringkas
kepedulian keselamatan kerja adalah sebesar 0,6. Score untuk pilar
kepada pekerja. Sosialisasi ini Seiton/set in order/rapi adalah 1,0. Score
berisi penyadaran diri akan untuk pilar seiso/shine/resik adalah 1,29.
penggunaan APD, postur kerja Score untuk pilar
yang baik dan pentingnya seiketsu/standardize/rawat adalah 1,33.
keselamatan kerja dalam pekerjaan. Score untuk pilar shitsuke/sustain/rajin
c. Disarankan penambahan fasilitas adalah 1,2. Dan Score untuk pilar safety
seperti trolley yang sesuai, agar adalah 1.8.
pemindahan barang jadi dari lantai 2. Usulan perbaikan yang diberikan agar
produksi ke storage dapat berjalan penerapan 6S lebih optimal yaitu pada
dengan lancar dan agar pekerja tahapan seiri (sort/ringkas), seiton (set
tidak perlu memindahkan dengan in order/rapi), seiso (shine/resik),
cara manual menggunakan tangan seiketsu (standardize/rawat), shitsuke
untuk memindahkannya. (sustain/ rajin) dan tahapan safety. Pada
tahapan seiri usulan yang diberikan
3. Score 6S Setelah Usulan Perbaikan yaitu barang barang yang tidak
Berdasarkan hasil audit checklist 6S digunakan harus segera dibuang ke
pada Tabel 5, dapat dihitung nilai rata - rata tempat sampah. Pada tahapan seiton
dari tiap-tiap pilar 6S, berikut adalah usulan yang diberikan yaitu perlunya
rangkuman dari nilai tiap-tiap pilar 6S penataan material ke atas rak dan

7
Journal Industrial Servicess Vol.4 No.2 Maret 2019

pemberian nama pada rak agar checklist-3-pdf-free.html diakses 6


memudahkan pencarian barang. Pada Januari 2018 )
tahapan seiso usulan yang diberikan Osada, Takashi. 2000. Sikap Kerja 5S.
yaitu membersihkan peralatan susuai Jakarta: PPM.
digunakan dan tetap menjaga kebersihan Purba, H.H. (2008, September 25).
dalam gudang maupun lantai produksi. Diagram fishbone dari Ishikawa.
Pada tahapan seiketsu diperlukan adanya Retrieved from
standarisasi agar lingkungan yang rapi http://hardipurba.com
dan bersih dapat dipertahankan. /2008/09/25/diagram-fishbone-dari-
Kemudian untuk tahapan shitsuke ishikawa.html
diperlukan adanya audit dan sosialiasi Tague, 2005. The Quality Toolbox. (2th
berkaitan dengan budaya 6S agar ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ
karyawan di warehouse dapat Quality Press
memahami nilai-nilai 6S. Dan pada Tanson, V. 2011. Implementasi 6S di CV.
tahap safety diperlukan adanya Pandanus Internusa. Yogyakarta:
sosialisasi tentang keselamatan kerja, Universitas Atma Jaya
pembuatan poster 6S dan ditempel Yogyakarta.
disudut-sudut ruangan serta penggunaan Syukur, A. 2010. 5R, ISO 9001:2008 dan
trolley untuk memindahkan produk jadi POKA YOKE. Yogyakarta: Kata
dari lantai produksi ke storage. Buku.
3. Setelah diterapkannya beberapa usulan Valentino, Febrian. 2017. Implementasi 6S
perbaikan lalu dilakukan audit kembali, di Bagian Workshop PT. Mega
terjadi peningkatan score dari hasil audit Andalan Plastik Industri.
sebelumnya. Score dari hasil audit Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
sebelumnya adalah 1,203, meningkat Yogyakarta.
1,237 menjadi 2,44. Score untuk pilar
seiri/sort/ringkas yang awalnya 0,6
menjadi 3,0. Score untuk pilar seiton/set
in order/rapi yang awalmya 1,0 menjadi
2,0. Score untuk pilar seiso/shine/resik
yang awalnya 2,71. Score untuk pilar
seiketsu/standardize/rawat yang awalnya
1,33 menjadi 2,0. Score untuk pilar
shitsuke/sustain/rajin yang awalnya 1,2
menjadi 2,2. Dan score untuk pilar
safety yang awalnya 1.8 menjadi 2,70.

DAFTAR PUSTAKA
Astharina,Vashanadia. 2014. Analisis
Penerapan 5S+Safety Pada Area
Warehouse Di PT. Bina Busana
Internusa. Teknik Industri : UNDIP
Badan Standardisasi Nasional, 2005,
Standar Nasional Indonesia ICS
13.020.sni_19_19011_2005_auditm
utu.
Imai, Masaaki. 2001. Kaizen (Ky’zen) :
Kunci Sukses Jepang dalam
Persaingan. Jakarta: PPM.
MacAdam, T. Blank Daftar Periksa
Audit 6S. (
https://edoc.site/queue/5s-audit-

Anda mungkin juga menyukai