Anda di halaman 1dari 18

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411 - 0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA
PERIODE 2008-2012

Nadia Ayu Bhakti


naadiaayu@gmail.com
Istiqomah
Suprapto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT

Human Development Index (HDI) is an index established by UNDP in 1996 to measure the well-being of
society. Indonesian HDI increased during the period of 2008-2012; however, there is high variation among 33
provinces. Its position in the world is still below the average (121 of 187 countries) and ranks 5th among
ASEAN countries (UNDP, 2013). Based on this phenomenon this study tries to analyze the determinants of
HDI which include GDP, dependency ratio, household consumption for food, government budget for education,
and the budget for health. The results indicate that GDP and government budget for health have positive effect
on HDI, whereas dependency ratio and household consumption for food have negative effect. However, the
budget for education has no effect on HDI. HDI is an important indicator of development; therefore, the
government and the society should take efforts to improve the HDI. Economic growth, income distribution,
population control, poverty alleviation, as well as improvement in health services and education are needed in
order to improve the HDI.

Key words: Human development index, RGDP, dependency ratio, household consumption for food, government
budget for education and health.

ABSTRAK

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang ditetapkan oleh UNDP pada tahun
1996 untuk mengukur kesejahteraan masyarakat. IPM Indonesia meningkat selama periode 2008-2012.
Namun, ketimpangan antar wilayah terjadi di 33 provinsi di Indonesia. Posisi IPM Indonesia di dunia
masih di bawah rata-rata (peringkat ke-121 dari 187 negara) dan peringkat ke-5 di antara negara-
negara ASEAN (UNDP, 2013). Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi IPM yaitu PDRB, rasio ketergantungan, konsumsi
rumah tangga untuk makanan, APBD untuk pendidikan, dan APBD untuk kesehatan. Penelitian ini
merupakan penelitian asosiatif dengan teknis analisis regresi data panel 33 provinsi di Indonesia
selama periode 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB dan APBD untuk kesehatan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM, sedangkan rasio ketergantungan dan
konsumsi rumah tangga untuk makanan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM. Namun,
APBD untuk pendidikan tidak berpengaruh terhadap IPM. IPM merupakan indikator penting dalam
pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus berupaya untuk meningkatkan
IPM setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, pengendalian populasi,
pengentasan kemiskinan, serta peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan sangat diperlukan
dalam rangka meningkatkan IPM.

Kata kunci: Indeks Pembangunan Manusia, PDRB, rasio ketergantungan, konsumsi rumah tangga
untuk makanan, APBD untuk pendidikan dan kesehatan

452
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 453

PENDAHULUAN UNDP mengukur kesejahteraan de-


Indikator kesejahteraan sebagai tujuan ngan menyusun suatu indeks komposit ber-
akhir dari pembangunan suatu masyarakat dasarkan tiga indikator, yaitu: angka harap-
yang hanya menggunakan pendapatan per an hidup pada waktu lahir (life expectancy at
kapita tidak akurat. Pendapatan per kapita birth), angka melek huruf penduduk dewasa
tidak fokus terhadap pembangunan manu- (adult literacy rate), rata-rata lama sekolah
sia melainkan pembangunan ekonomi se- (mean years of schooling), dan kemampuan
cara menyeluruh. Indeks Pembangunan daya beli (purchasing power parity). Indikator
Manusia (IPM) sebagai indikator dekompo- angka harapan hidup mengukur kesehatan,
sit yang digunakan sebagai pengukur ke- indikator angka melek huruf penduduk
sejahteraan yang dibangun oleh United dewasa dan rata-rata lama sekolah meng-
Nation Development Program (UNDP) ber- ukur pendidikan dan indikator daya beli
landaskan gagasan Haq (1996). mengukur standar hidup (UNDP, 1990).
IPM dikembangkan oleh Amartya Sen Rata-rata IPM Indonesia pada periode
dalam bukunya Development as Freedom 2008-2012 adalah 66,48 dalam satuan persen
(Sen, 1999). Kebebasan yang dimaksud oleh menempati urutan keempat di antara
Sen adalah masyarakat dapat merasa sejah- sebelas negara-negara anggota ASEAN.
tera sebagai hasil dari pembangunan yang Dua negara yang memiliki IPM tertinggi
tercapai. Indeks ini lebih mengedepankan adalah Singapura dan Brunei Darussalam.
hal-hal yang lebih sensitif dan mendetail Rata-rata IPM Myanmar masih tertinggal
sehingga dianggap lebih efektif dan ber- yang hanya mencapai angka 50,46 dalam
guna daripada hanya sekedar pendapatan satuan persen. IPM semua negara ASEAN
perkapita yang selama ini digunakan. meningkat selama lima periode (UNDP,
Empat elemen utama dalam pembangunan 2013).
manusia, yaitu produktivitas (productivity), IPM Indonesia terus meningkat setiap
pemerataan (equity), keberlanjutan (sustain- tahunnya dan posisi Indonesia dalam urut-
ability), dan pemberdayaan (empowerment) an IPM di ASEAN menempati urutan
(UNDP, 1996). keempat. Namun, IPM di 33 provinsi di
Alasan mengapa pembangunan manu- Indonesia masih mengalami perbedaan
sia perlu mendapat perhatian adalah: per- yang signifikan. Berikut tabel 1 yang me-
tama, banyak negara berkembang termasuk nunjukkan besarnya IPM di 33 provinsi di
Indonesia yang berhasil mencapai per- Indonesia (BPS, 2012).
tumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
gagal mengurangi kesenjangan sosial eko- persebaran persentase IPM di Indonesia be-
nomi dan kemiskinan. Kedua, banyak ne- lum merata. Provinsi Papua yang merupa-
gara maju yang mempunyai tingkat pen- kan wilayah paling timur di Indonesia
dapatan tinggi ternyata tidak berhasil me- memiliki IPM dengan angka terkecil. Range
ngurangi masalah-masalah sosial, seperti: IPM dengan kisaran angka 75-80 persen
penyalahgunaan obat, AIDS, alkohol, hanya dimiliki oleh 8 provinsi di Indonesia.
gelandangan, dan kekerasan dalam rumah Meskipun IPM Indonesia secara keseluruh-
tangga. Ketiga, beberapa negara ber- an meningkat, namun yang menjadi
pendapatan rendah mampu mencapai ting- masalah adalah perbedaan angka IPM yang
kat pembangunan manusia yang tinggi cukup jauh antara beberapa provinsi di
karena mampu menggunakan secara bijak- Indonesia. Faktor yang diduga berpengaruh
sana semua sumber daya untuk me- terhadap IPM adalah Produk Domestik
ngembangkan kemampuan dasar manusia Regional Bruto (PDRB).
(UNDP, 1990).
454 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

Tabel 1
IPM 33 Provinsi Indonesia Tahun 2012

Range IPM Jumlah


No Nama Provinsi
(persen) Provinsi
1. 60-65 1 Papua
2. 65-70 3 Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Maluku Utara
3. 70-75 21 NAD, Sumatera Barat, Jambi,
Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka
Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa
Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Maluku, Papua Barat
4. 75-80 8 Sumatera Utara, Riau, Kepulauan
Riau, DKI Jakarta, DIY, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi
Utara
Sumber: BPS (2012)

Tingginya PDRB akan mengubah pola konsumsi kebutuhan-kebutuhan pokok atau


konsumsi masyarakat dalam pemenuhan primer. Sedangkan masyarakat mapan lebih
kebutuhan. Daya beli masyarakat untuk banyak berkonsumsi pada kebutuhan
mengkonsumsi suatu barang berkaitan erat sekunder dan tersier. Makanan dapat di-
dengan IPM karena daya beli merupakan kategorikan sebagai kebutuhan pokok
salah satu indikator komposit dalam IPM (Yuliarmi, 2008). Adanya fasilitas pendidik-
yaitu indikator pendapatan (Todaro, 2006). an dan kesehatan murah akan sangat mem-
Faktor lain yang diduga berpengaruh bantu untuk meningkatkan produktivitas,
terhadap IPM adalah rasio ketergantungan. dan pada gilirannya meningkatkan pen-
Rasio ketergantungan merupakan per- dapatan (Lanjouw, 2001). Determinan yang
bandingan jumlah penduduk usia tidak penting lainnya adalah pengeluaran pe-
produktif dengan usia produktif (Kuncoro, merintah untuk sektor pendidikan (Ranis
2010). Jika rasio ketergantungan tinggi dan Stewart, 2002; Brata, 2004).
maka IPM rendah karena banyaknya beban Posisi IPM Indonesia di dunia masih di
yang harus ditanggung oleh usia produktif bawah rata-rata dengan peringkat 121 dari
untuk menanggung usia tidak produktif. 187 negara di dunia. IPM Indonesia berada
Rumah tangga memegang peranan penting di posisi 5 jika dibandingkan dengan
dalam pembangunan manusia, dimana negara-negara ASEAN (UNDP, 2013). IPM
pengeluaran rumah tangga memiliki kontri- di Indonesia meningkat pada periode 2008-
busi langsung terhadap pembangunan 2012, namun masih terjadi ketimpangan
manusia, seperti makanan, kesehatan dan IPM di 33 provinsi di Indonesia. Rendahnya
pendidikan. Konsumsi rumah tangga untuk IPM di Indonesia dikarenakan tidak me-
makanan diduga berpengaruh terhadap ratanya kesejahteraan masyarakat di 33
IPM karena pengeluaran rumah tangga provinsi di Indonesia. Ketika masyarakat
ditentukan oleh pendapatan. Konsumsi merasa belum sejahtera dalam artian secara
masyarakat kurang mapan didominasi oleh umum dapat dikatakan bahwa tujuan
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 455

pembangunan belum tercapai sehingga pembangunan yang harus digunakan tidak


diperlukan evaluasi kinerja dari pemerintah hanya indikator ekonomi. Melainkan
dan masyarakat di Indonesia. Faktor-faktor indikator-indikator sosial, seperti Human
yang diduga berpengaruh terhadap IPM Development Index (HDI) / IPM dan Physical
diantaranya adalah PDRB, rasio keter- Quality of Life Index (PQLI) juga mem-
gantungan, konsumsi rumah tangga untuk pengaruhi indikator pembangunan suatu
makanan, APBD untuk pendidikan, dan negara terhadap negara lain. Baik indikator
APBD untuk kesehatan. Atas dasar hal ekonomi maupun indikator sosial tidak
tersebut, maka pertanyaan penelitian ini dapat berdiri sendiri sebagai indikator
adalah: pembangunan artinya tingkat kemiskinan
1. Apakah PDRB berpengaruh terhadap tidak dapat hanya terukur menggunakan
IPM di Indonesia? variabel pendapatan ataupun kepuasan
2. Apakah rasio ketergantungan berpe- saja. Untuk itu Sen merumuskan indikator
ngaruh terhadap IPM di Indonesia? pembangunan dengan membandingkan
3. Apakah konsumsi rumah tangga untuk HDI rank terhadap real GNP per kapita
makanan berpengaruh terhadap IPM di rank (Sen, 1999).
Indonesia? Paradigma pembangunan adalah suatu
4. Apakah APBD untuk pendidikan ber- proses menyeluruh yang menyentuh se-
pengaruh terhadap IPM di Indonesia? luruh aspek, baik ekonomi, sosial, budaya,
5. Apakah APBD untuk kesehatan ber- hukum, dan lainnya. Pembangunan me-
pengaruh terhadap IPM di Indonesia? rupakan cara pandang terhadap suatu per-
soalan pembangunan, dalam arti pem-
TINJAUAN TEORETIS bangunan baik sebagai proses maupun se-
Indeks Pembangunan Manusia sebagai bagai metode untuk mencapai peningkatan
Indikator Pembangunan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan
Indikator pembangunan merupakan rakyat. Paradigma pembangunan di Indo-
tolok ukur yang digunakan dalam meng- nesia mengalami perkembangan dari be-
ukur performa suatu negara dalam pen- berapa tahap sebagai berikut: pertama,
capaian pembangunannya, serta per- paradigma pertumbuhan (growth paradigm);
bandingan terhadap negara-negara lain. kedua, pergeseran dari paradigma per-
Evolusi yang terjadi pada makna economic tumbuhan menjadi dari paradigma per-
development mengakibatkan terjadinya evo- tumbuhan menjadi paradigma kesejah-
lusi pada alat ukurnya. Pada paradigma teraan (welfare paradigm); dan ketiga, para-
tradisional, pembangunan ekonomi disama- digma pembangunan yang berpusat ada
artikan dengan pertumbuhan ekonomi. manusia (people centered development
Dengan demikian digunakanlah per- paradigm) Owens (1987) berpendapat bahwa
tumbuhan Gross National Product (GNP) hal terpenting adalah pembangunan manu-
sebagai indikator pembangunan. Jumlah sia, bukan pembangunan benda (the develop-
populasi negara yang bersangkutan belum ment of people rather than the development of
masuk ke dalam indikator tersebut. Maka things), karena nilai balik riil pembangunan
indikator alternatif, yang ternyata lazim manusia memberikan sumbangan lebih
digunakan hingga kini adalah GNP per besar pada pembangunan dibandingkan
kapita. pada pembangunan benda (fisik).
Pada paradigma baru, pembangunan IPM mengukur capaian pembangunan
ditekankan sebagai proses yang multi- manusia berbasis sejumlah komponen dasar
dimensional dalam rangka pertumbuhan kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan
ekonomi, pemerataan distribusi pendapat- data yang dapat menggambarkan keempat
an, serta pengentasan kemiskinan. Hal komponen yaitu angka harapan hidup yang
tersebut menunjukkan bahwa indikator mewakili bidang kesehatan, angka melek
456 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

huruf dan rata-rata lama sekolah mengukur sendiri merupakan nilai total seluruh
capaian pembangunan di bidang pendidik- output akhir yang dihasilkan oleh suatu
an, dan kemampuan daya beli masyarakat perekonomian daerah, baik yang dilakukan
terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang oleh warga lokal maupun warga asing yang
dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran bermukim di negara bersangkutan. Se-
per kapita sebagai pendekatan pendapatan hingga, ukuran umum yang sering diguna-
yang mewakili capaian pembangunan kan untuk melihat laju pertumbuhan
untuk hidup layak (BPS, 2006). ekonomi adalah persentase perubahan PDB
Komponen IPM yaitu usia hidup untuk skala nasional atau persentase
diukur dengan angka harapan hidup yang perubahan PDRB untuk skala propinsi atau
dihitung menggunakan metode tidak lang- kabupaten/kota.
sung (metode Brass, varian Trussel) ber- Tingkat pembangunan manusia yang
dasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup relatif tinggi akan mempengaruhi kinerja
dan rata-rata anak yang masih hidup. pertumbuhan ekonomi melalui kapabilitas
Komponen pengetahuan diukur dengan penduduk dan konsekuensinya adalah pe-
angka melek huruf dan rata-rata lama ningkatan produktivitas dan kreativitas
sekolah yang dihitung berdasarkan data masyarakat. Dengan meningkatnya produk-
Susenas Kor. Sebagai catatan, UNDP dalam tivitas dan kreativitas tersebut, penduduk
publikasi tahunan HDR sejak 1995 meng- dapat menyerap dan mengelola sumber
gunakan indikator partisipasi sekolah dasar, daya yang penting bagi pertumbuhan
menengah, dan tinggi sebagai pengganti ekonomi (Brata, 2004).
rata-rata lama sekolah karena sulitnya Pengaruh pembangunan manusia ter-
memperoleh data rata-rata lama sekolah hadap pertumbuhan ekonomi melalui pe-
secara global. Indikator angka melek huruf ningkatan kualitas sumberdaya manusia
diperoleh dari variabel kemampuan mem- atau dalam ilmu ekonomi lazim disebut
baca dan menulis, sedangkan indikator rata- mutu modal manusia (Ranis dan Stewart,
rata lama sekolah dihitung dengan meng- 2002). Konsep mutu modal manusia sendiri
gunakan dua variabel secara simultan; yaitu mengacu pada suatu komoditi yang dapat
tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dihasilkan dan diakumulasi, serta biaya
dan jenjang pendidikan tertinggi yang untuk menghasilkan suatu mutu modal
ditamatkan. Komponen standar hidup layak manusia baru dapat memberikan hasilnya
diukur dengan indikator rata-rata konsumsi pada masa yang akan datang (Ananta,
riil yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, 1986). Peningkatan kualitas modal manusia
UNDP menggunakan indikator PDB per dapat tercapai apabila memperhatikan 2
kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted faktor penentu yang seringkali disebutkan
real GDP per capita) sebagai ukuran dalam beberapa literatur, yaitu pendidikan
komponen tersebut karena tidak tersedia dan kesehatan.
indikator lain yang lebih baik untuk
keperluan perbandingan antar negara. Rasio Ketergantungan
Model daur-hidup (Life-Cycle Model)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk kebiasaan konsumsi dan tabungan,
Pertumbuhan ekonomi merupakan yang dikemukakan oleh Modigliani dan
salah satu indikator untuk melihat kinerja Brumberg (1954), dan Ando dan Modigliani
perekonomian regional (daerah). Pada (1963) dalam Richard (2004) mengasumsi-
dasarnya, pertumbuhan ekonomi adalah kan bahwa umur atau usia masyarakat
kenaikan output agregat (keseluruhan mempengaruhi pola perilaku konsumsinya.
barang dan jasa yang dihasilkan oleh Dissaving bisa ditutup oleh saving tahun
kegiatan perekonomian) atau Produk sebelumnya. Seseorang yang lahir sudah
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB mempunyai kebutuhan-kebutuhan hidup
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 457

yang menuntut untuk dipenuhi, meskipun transportasi, kesehatan/pendidikan/ rekre-


jelas usia tersebut ia sama sekali belum asi dan tabungan. Hukum Engel me-
dapat berpartisipasi dalam pembentukan ngatakan: pada saat pendapatan meningkat,
produk nasional. Ini berarti pendapatan proporsi pengeluaran untuk makanan turun
sebesar nol dan jumlah pengeluaran meskipun nilai aktualnya meningkat, de-
konsumsinya positif, memaksa orang ter- ngan asumsi selera tetap. Dengan perkataan
sebut melaksanakan dissaving. Baru se- lain, elastisitas pendapatan (income elasticity)
telah dewasa dan memasuki angkatan kerja terhadap permintaan makanan lebih kecil
ia dapat memperoleh pendapatan dan pada dari 1.
usia B baru terjadi dissaving lagi. Kemudian
pendapatan tersebut meningkat sehingga Belanja Daerah
terjadi saving sampai dengan umur P. Bila Pengeluaran pemerintah (government
umurnya masih panjang, maka kembali expenditure) adalah bagian dari kebijakan
terjadi dissaving, dan pada masa ini orang fiskal (Sukirno, 2000) yakni suatu tindakan
tesebut menjadi beban tanggungan hidup pemerintah untuk mengatur jalannya per-
bagi orang lain. ekonomian dengan cara menentukan besar-
nya penerimaan dan pengeluaran peme-
Konsumsi Rumah Tangga untuk Makanan rintah tiap tahunnya yang tercermin dalam
Pola konsumsi rumah tangga merupa- dokumen Anggaran Pendapatan dan
kan salah satu indikator kesejahteraan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan
rumah tangga/keluarga. Selama ini ber- Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kembang pengertian bahwa besar kecilnya (APBD) untuk daerah/regional. Tujuan dari
proporsi pengeluaran untuk konsumsi kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka
makanan terhadap seluruh pengeluaran menstabilkan harga, tingkat output maupun
rumah tangga dapat memberikan gambaran kesempatan kerja dan memacu pertumbuh-
kesejahteraan rumah tangga tersebut. an ekonomi.
Rumah tangga dengan proporsi pengeluar- Menurut Baswir (1999) yang dikutip
an yang lebih besar untuk konsumsi makan- oleh Sinulingga (2008), secara umum ang-
an mengindikasikan rumah tangga yang garan pemerintah dapat diartikan sebagai
berpenghasilan rendah. Makin tinggi ting- rencana keuangan yang mencerminkan
kat penghasilan rumah tangga, makin kecil pilihan kebijaksanaan untuk suatu periode
proporsi pengeluaran untuk makanan ter- di masa yang akan datang. Struktur
hadap seluruh pengeluaran rumah tangga. anggaran sendiri menggambarkan pe-
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ngelompokkan komponen-komponen ang-
rumah tangga/keluarga akan semakin garan berdasarkan suatu kerangka tertentu.
sejahtera bila persentase pengeluaran untuk Berdasarkan struktur anggaran yang di-
makanan jauh lebih kecil dibandingkan pakai sekarang, maka anggaran pemerintah
persentase pengeluaran untuk non makan- daerah dinamakan anggaran terpilih. Struk-
an (BPS, 2006). tur anggaran pemerintah, dalam sistem
Rumah tangga dengan pangsa pe- anggaran di Indonesia dikenal dua macam
ngeluaran makanan yang tinggi tergolong pengeluaran pemerintah yaitu pengeluaran
rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan rutin dan pengeluaran pembangunan. Pe-
relatif rendah dibandingkan dengan rumah ngeluaran rutin adalah pengeluaran untuk
tangga dengan proporsi pengeluaran operasionalisasi pemerintah seperti halnya
makanan yang rendah. Hal ini mendukung untuk pembayaran gaji pegawai dan lain-
Hukum Engel (1857) dalam Chakrabarty nya. Pengeluaran pembangunan adalah
(2009). Engel mengamati enam jenis pengeluaran yang dikategorikan sebagai
pengeluaran rumah tangga, yakni: makan- pengeluaran untuk investasi pemerintah,
an, pakaian, perumahan, kendaraan/
458 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

diantaranya investasi disektor pendidikan investasi jangka panjang (long term human
dan kesehatan (publik). investment), sementara Indonesia masih
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa saja sulit beranjak dari paradigma lama,
kesehatan merupakan hak dasar (azasi) kesehatan sekadar sebagai konsumsi.
manusia, sehingga pemerintah bertanggung Konsekuensi dari paradigma usang kesehat-
jawab memenuhi kebutuhan perlindungan an sebagai Akumulasi pengeluaran pe-
dan fasilitasi kesehatan kepada rakyatnya. merintah pada belanja pembangunan, me-
Apalagi dalam tujuan pembangunan nasio- rupakan investasi sekaligus campur tangan
nal telah disebutkan setiap penduduk ber- pemerintah dalam mewujudkan peningkat-
hak memperoleh derajat kesehatan yang an indeks pembangunan manusia di
setinggi-tingginya. Maka wajar jika kesehat- Indonesia.
an dapat disebut sebagai investasi pe-
merintah pada belanja/pengeluaran pem- Penelitian Sebelumnya dan Pengembang-
bangunan untuk pengembangan sumber an Hipotesis
daya manusia. Pengeluaran pemerintah Ranis, et al., (2006) menemukan bahwa
pada sektor kesehatan merupakan upaya angka kematian bayi berpengaruh terhadap
untuk memenuhi salah satu hak dasar IPM dan pendapatan per kapita tidak ber-
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pe- pengaruh secara signifikan terhadap pem-
layanan kesehatan sesuai dengan Undang- bangunan manusia. Ginting, Lubis, et al.
Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan (2008) menganalisis pengaruh konsumsi
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 rumah tangga untuk makanan dan non-
tentang Kesehatan. Prioritas kesehatan makanan, belanja pemerintah untuk pen-
harus dipandang sebagai suatu investasi didikan, rasio penduduk miskin dan krisis
untuk peningkatan kualitas sumber daya ekonomi di Indonesia terhadap pem-
manusia. bangunan manusia. Hasil penelitian me-
Menurut Lains dan Pasay yang lebih nunjukkan konsumsi rumah tangga untuk
menekankan aspek pendidikan dalam pem- makanan dan non-makanan, pengeluaran
bangunan manusia, Tjiptoherijanto (1989) pemerintah untuk pendidikan, rasio pen-
melihat mutu manusia dari sisi lain yaitu duduk miskin dan krisis ekonomi ber-
dari sisi kesehatan dimana kesehatan me- pengaruh signifikan terhadap pembangun-
rupakan salah satu faktor yang mem- an manusia di Indonesia. Besarnya pe-
pengaruhi sumberdaya manusia, dengan ngaruh ditunjukkan oleh koefisien regresi
kata lain aspek kesehatan turut mem- dari variabel independen, yaitu: -0,9829
pengaruhi kualitas manusia. Kekurangan untuk konsumsi rumah tangga untuk
kalori, gizi, ataupun rendahnya derajat makanan, 1,2774 untuk konsumsi rumah
kesehatan bagi penduduk akan meng- tangga untuk non makanan, 26,6791 untuk
hasilkan kualitas manusia yang rendah pengeluaran pemerintah untuk pendidikan,
dengan tingkat mental yang terbelakang. -0,214 untuk tingkat kemiskinan. Dummy
Oleh karena itu, diperlukan anggaran khu- menunjukkan pengaruh negatif.
sus untuk meningkatkan pelayanan ke- Pratowo (2012) menemukan bahwa
sehatan bagi masyarakat melalui pengeluar- belanja daerah dan proporsi non makanan
an pemerintah. Purcal dan Cohen menyata- berpengaruh positif terhadap IPM. Sedang-
kan bahwa, betapa paradigma kesehatan di kan, rasio gini dan rasio ketergantungan
Indonesia memang jauh tertinggal di- secara signifikan berpengaruh negatif ter-
banding negara-negara anggota ASEAN hadap IPM. Setiawan dan Hakim (2013)
lainnya. Singapura, Malaysia, Thailand, menemukan bahwa PDB dan Pajak
Brunei Darussalam, bahkan Vietnam sejak Pendapatan (PPN) berpengaruh terhadap
beberapa tahun lalu mulai melihat dan IPM dalam jangka panjang maupun jangka
menempatkan masalah kesehatan sebagai pendek. PDB berpengaruh positif terhadap
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 459

IPM, sedangkan PPN berpengaruh negatif ketergantungan berpengaruh negatif ter-


terhadap IPM. Estimasi model Error hadap IPM di Indonesia.
Correction Model (ECM) menemukan bahwa Tingkat pendapatan menentukan pola
krisis ekonomi tahun 2008 berpengaruh pengeluaran rumah tangga. Pada saat ting-
terhadap IPM, sementara krisis tahun 1997 kat pendapatan rendah, maka sebagian
dan desentralisasi pemerintahan tidak besar pendapatan akan dialokasikan untuk
berpengaruh terhadap IPM. Astri, et al. memenuhi konsumsi terutama untuk bahan
(2013) menunujukkan bahwa pengeluaran makanan. Menurut Keynes (dalam Mankiw,
pemerintah daerah pada sektor pendidikan 2003), kecenderungan mengkonsumsi
dan kesehatan berpengaruh terhadap IPM. marginal (marginal prospensity to consume)
Khodabakhshi (2011) menemukan bah- dalam setiap tambahan pendapatan adalah
wa PDB memiliki pengaruh positif ter- antara nol dan satu. Sedangkan rasio
hadap IPM. Pertumbuhan ekonomi yang konsumsi terhadap pendapatan yang di-
baik ditunjukkan oleh kenaikan PDB dalam sebut kecenderungan mengkonsumsi rata-
skala nasional dan PDRB skala regional/ rata (average prospensity to consume) akan
daerah setiap tahunnya. Kenaikan per- turun ketika pendapatan naik.
tumbuhan ekonomi hendaknya diiringi oleh Selaras dengan teori tersebut, penelitian
pembangunan manusia di dalamnya. Be- Ginting et al. (2008) menyimpulkan bahwa
gitupun Hakim dan Setiawan (2013) me- konsumsi rumah tangga untuk makanan
nemukan bahwa PDB memiliki pengaruh berpengaruh negatif terhadap IPM. Se-
positif terhadap IPM dalam jangka panjang makin tinggi proporsi konsumsi untuk
maupun pendek. Peningkatan PDB akan makanan mencerminkan bahwa rumah
memperbaiki kesejahteraan penduduk. Ber- tangga tidak sejahtera karena sebagian besar
dasarkan hasil-hasil penelitian tersebut da- pendapatannya hanya dialokasikan untuk
pat disimpulkan hipotesis pertama bahwa memenuhi kebutuhan primer yang berasal
PDRB berpengaruh positif terhadap IPM di dari makanan, sedangkan kebutuhan pri-
Indonesia. mer lainnya, sekunder, dan tersier tidak
Tingkat ketergantungan penduduk di- terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut, maka
gunakan untuk melihat gambaran besarnya dapat disimpulkan hipotesis tiga adalah
beban yang harus ditanggung oleh setiap konsumsi rumah tangga untuk makanan
penduduk berusia produktif terhadap pen- berpengaruh negatif terhadap IPM di
duduk yang tidak produktif. Hal tersebut Indonesia.
sejalan dengan model daur hidup (Life-Cycle Teori public finance (Musgrave, 1989)
Model) untuk kebiasaan konsumsi serta mengungkapkan bahwa tidak seluruhnya
tabungan yang dikemukakan oleh Modigli- semua masalah ekonomi diselesaikan oleh
ani dan Brumberg (1954), dan Ando dan mekanisme pasar seperti halnya dengan
Modigliani (1963) dalam Richard (2004) social goods. Social goods yang dimaksud ter-
mengasumsikan bahwa umur atau usia kait dengan eksternalitas, distribusi pen-
masyarakat mempengaruhi pola perilaku dapatan, masalah-masalah ekonomi lainnya
konsumsinya. Dissaving bisa ditutup oleh (pengangguran, kemiskinan, inflasi, dan
saving tahun sebelumnya. Pada saat dis- lain-lain). Dalam hal tersebut mekanisme
saving maka seseorang menjadi beban tang- pasar gagal menyelesaikannya (market
gungan hidup bagi orang lain. Sejalan de- failure). Pasar pada hakekatnya adalah
ngan teori tersebut, Pratowo (2012) me- wahana untuk mengekspresi-kan kebebasan
nemukan bahwa rasio ketergantungan ber individu, untuk mencari keuntungan
pengaruh negatif terhadap IPM. Ber- individual. Oleh karena itu, aktivitas-
dasarkan teori dan hasil penelitian tersebut aktivitas perekonomian yang bersifat
dapat disimpulkan hipotesis dua yaitu rasio kolektif publik dan atau aktivitas tidak
bermotif keuntungan tidak bisa di-
460 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

selenggarakan oleh pasar. Karena adanya IPM. Semakin besar anggaran yang di-
kegagalan pasar dan dalam kaitannya de- sediakan pemerintah untuk kesehatan maka
ngan ketiga peran pemerintah sebagai peran fasilitas yang tersedia untuk kesehatan
alokasi, peran distribusi, dan peran meningkat. Fasilitas kesehatan yang di-
stabilitasi, maka kewajiban publik di bidang sediakan oleh pemerintah yang berasal dari
pendidikan dan kesehatan yang tidak di- APBD diharapkan memberikan kesehatan
sentuh oleh pasar, menjadi kewajiban masyarakat yang baik dan memberikan
pemerintah untuk menyediakannya. Pe- kehidupan yang lebih baik dan lebih
ningkatan sarana pendidikan yang meliputi produktif. Kesehatan juga dipakai sebagai
peningkatan fasilitas, buku, dan akses yang ukuran kesejahteraan seseorang. Berdasar-
disediakan oleh pemerintah akan me- kan hasil penelitian tersebut dapat di-
ningkatkan rata-rata lama sekolah dan simpulkan hipotesis lima adalah APBD
tingkat melek huruf pada masyarakat untuk kesehatan berpengaruh positif ter-
dalam jangka panjang maupun pendek. hadap IPM di Indonesia.
Sejalan dengan teori tersebut, Astri et al.
(2013) menemukan bahwa APBD untuk METODE PENELITIAN
pendidikan berpengaruh positif terhadap Metode Penelitian
IPM. Semakin besar anggaran yang di- Jenis Penelitian
sediakan pemerintah untuk pendidikan, Penelitian ini merupakan studi pustaka
maka fasilitas yang tersedia untuk pen- dengan menganalisis data sekunder.
didikan meningkat. Fasilitas pendidikan Cakupan spasial studi adalah seluruh
yang disediakan oleh pemerintah yang ber- provinsi yang ada di Indonesia yaitu 33
asal dari APBD diharapkan akan me- provinsi, dengan series data tahun dari
ningkatkan tingkat melek huruf dan rata- tahun 2008 sampai 2012 dengan jumlah
rata lama sekolah. Selain itu pendidikan keseluruhan 165 unit observasi.
akan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sehingga mampu bersaing untuk Waktu Penelitian
memperoleh kesempatan kerja dengan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
pendapatan yang lebih tinggi. Berdasarkan Agustus 2014.
hal tersebut dapat disimpulkan hipotesis
empat bahwa APBD untuk pendidikan Jenis dan Sumber Data
berpengaruh positif terhadap IPM di Dalam penelitian ini menggunakan
Indonesia. data sekunder meliputi: PDRB, rasio ke-
Teori public finance juga berlaku pada tergantungan, konsumsi rumah tangga
pengeluaran pemerintah pada sektor ke- untuk makanan, APBD untuk pendidikan,
sehatan, dimana andil pemerintah sangatlah dan APBD untuk kesehatan. Data diambil
perlu dalam menunjang kesehatan masya- dari beberapa publikasi yang diterbitkan
rakat yang dapat diukur dengan angka oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
harapan hidup yang merupakan salah satu dan Direktorat Jenderal Perimbangan
indikator IPM. Sarana kesehatan yang Keuangan (DJPK) Indonesia.
meningkat seperti tersedianya ahli medis
yang profesional dengan jumlah banyak Definisi Operasional
dan kemudahan akses yang dapat dinikmati Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
oleh masyarakat tentunya akan meningkat- IPM merupakan suatu indikator yang
kan taraf kesehatan yang berimplikasi pada mengukur 3 komponen utama yaitu angka
angka harapan hidup. harapan hidup pada waktu lahir (life
Selaras dengan teori tersebut, Astri et al. expectancy at birth), angka melek huruf
(2013) menyimpukan bahwa APBD untuk penduduk dewasa (adult literacy rate), rata-
kesehatan berpengaruh positif terhadap rata lama sekolah (mean years of schooling),
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 461

dan kemampuan daya beli (purchasing power gantungan (RK), konsumsi rumah tangga
parity). IPM Indonesia didapat dari BPS untuk makanan (KRM), APBD untuk pen-
yang disajikan dalam persen. didikan (PEND), dan APBD untuk ke-
sehatan (KES). Apabila ditulis dalam suatu
PDRB fungsi matematis, sebagai berikut: IPM = f
PDRB yang digunakan adalah PDRB (PDRB, RK, KRM, PEND, KES )
harga konstan di Indonesia. PDRB disajikan Selanjutnya model tersebut dapat di-
dalam milyar rupiah kemudian di Ln-kan. nyatakan ke dalam bentuk model log
linear melalui transformasi terhadap
Rasio Ketergantungan variabelnya. Regresi data panel terdiri dari:
Rasio ketergantungan dihitung meng-
gunakan rumus: Common Effect
P (0 – 14) + P(65+) X 100 Model regresi common effect merupa-
RK = ----------------------------- kan teknik yang paling sederhana untuk
P(15-64) mengestimasi data panel, hanya dengan
keterangan: menggabungkan data cross section dan
RK = Rasio ketergantungan time series tanpa melihat perbedaan antar
P (0 – 14) = Jumlah penduduk usia 0–14 tahun waktu dan individu, maka model dapat
P(65+) = Jumlah penduduk usia 65+ tahun diestimasi dengan metode ordinary least
P(15 - 64) = Jumlah penduduk usia 15–64 tahun square (OLS) (Gujarati, 2013).

Konsumsi Rumah Tangga untuk Makanan Fixed Effect


Konsumsi rumah tangga untuk makan- Asumsi yang dipakai dalam model
an merupakan proporsi pengeluaran pen- regresi fixed effect, bahwa intersep adalah
duduk untuk konsumsi makanan terhadap berbeda antar individu sedangkan slopenya
rata-rata total pengeluaran konsumsi per- tetap sama antar individu. Untuk meng-
kapita per bulan yang dinyatakan dalam estimasi model fixed effect adalah dengan
persen per kapita (UNDP, 1996). Data menggunakan metode teknik variabel dum-
konsumsi rumah tangga untuk makanan my untuk menjelaskan perbedaan intersep
diperoleh dari BPS dalam satuan persen. tersebut. Model estimasi ini sering di-
sebut dengan teknik Least Square Dummy
APBD untuk Pendidikan Variables (LSDV) (Gujarati, 2013).
APBD untuk pendidikan merupakan
salah satu komponen dari belanja daerah. Random Effect
Data APBD untuk pendidikan disajikan Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan
dalam milyar rupiah kemudian di Ln-kan. antar-individu dan atau waktu dicerminkan
lewat intersep, maka pada random effect
APBD untuk Kesehatan perbedaam tersebut diakomodasi lewat
APBD untuk kesehatan merupakan error. Teknik ini juga memperhitungkan
salah satu komponen dari belanja daerah. bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang
Data APBD untuk kesehatan disajikan time series dan cross section (Gujarati, 2013).
dalam milyar rupiah kemudian di Ln-kan.
Uji Signifikansi Model Fixed Effect (Uji
Teknik Analisis Data Chow)
Metode Regresi Data Panel Menurut Widarjono (2009), uji signi-
Model regresi data panel dalam pe- fikansi ini bertujuan untuk menentukan
nelitian ini menggunakan variabel de- model yang paling baik, antara fixed effect
penden IPM, sedangkan variabel inde- atau common effect. Pengujian dilakukan
penden terdiri dari PDRB, rasio keter- dengan uji Chow yang merupakan uji
462 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

perbedaan dua model regresi dengan fixed effect (Gujarati, 2013).


menggunakan statistik uji F.
Uji asumsi klasik
Uji Signifikansi Random Effect (Uji Uji F dan uji t
Lagrange Multiplier)
Pengujian ini bertujuan untuk me- ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ngetahui apakah model random effect lebih Analisis Regresi Data Panel Faktor-Faktor
baik dari model common effect. Pengujian yang Mempengaruhi IPM
dilakukan dengan statistik uji Lagrange Common Effect
Multiplier (LM) yang dikembangkan oleh Metode ini dikenal dengan estimasi
Beusch-Pagan (uji Beusch-Pagan). Statistik common effect. Dalam pendekatan ini tidak
uji LM ini mengikuti distribusi chi-squares memperhatikan dimensi individu maupun
dengan derajat bebas (db) sebesar jumlah waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data
variabel independen. Uji Beusch-Pagan di- antar wilayah sama dalam berbagai kurun
gunakan untuk menguji signifikansi model waktu. Penelitian ini tidak memper-
random effect didasarkan pada nilai residual hitungkan metode data panel secara common
dari model common effect (Gujarati, 2013). effect karena dalam pendekatan ini tidak
memperlihatkan dimensi antar wilayah dan
Uji Signifikansi Fixed Effect atau Random waktu dan mengasumsikan perilaku antara
Effect (Uji Hausman) wilayah sama dalam berbagai rentan waktu.
Uji ini dilakukan apabila berdasarkan Hal ini jelas sangat jauh dari realitas
hasil pengujian diatas ternyata model sebenarnya, karena karakteristik antara
fixed effect dan random effect lebih baik dari daerah antar wilayah di 33 provinsi di
metode common effect. Pengujian dilakukan Indonesia dan waktu sangat jauh berbeda.
untuk memilih model yang paling baik Pengujian model dengan metode common
antara model fixedeffect atau random effect. effect dengan wilayah yang memiliki
Hausman (1978) telah mengembangkan karakteristik berbeda menghasilkan hasil
suatu uji statistik untuk memilih apakah yang tidak sinkron (Gujarati, 2013).
menggunakan fixed effect atau random effect,
uji Hausman menggunakan statistik uji H Fixed Effect
yang mengikuti distribusi chi-square dengan Teknik fixed effect adalah teknik meng-
derajat bebas (db) sebesar jumlah variabel estimasi data panel didasarkan adanya
independen. Kesimpulan yang diambil ada- perbedaan intersep antar wilayah namun
lah: jika H0 ditolak, maka model regresi intersepnya sama antar waktu (time
fixed effect lebih baik daripada random invariant). Hasil regresi model fixed effect
effect. Tetapi jika H0 diterima, berarti model data panel 33 provinsi di Indonesia. Model
regeresi dapat dijelaskan dalam Tabel 2.
regresi random effect lebih baik daripada

Tabel 2
Output Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect
Variabel Koefisien t-statistik Prob. T tabel α = 5%
C 63,89 6,55 0,0000 1,645
PDRB? 0,86 3,42 0,0019
RK? -0,33 -5,77 0,0000
FOODCON? -0,10 -2,35 0,0261
APBDPEND? -0,24 -1,72 0,0963
APBDKES? 0,37 2,66 0,0128
Sumber: Output Eviews 6, data diolah
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 463

F hitung = 17,41 Adj R2 = 0,90 RK : Rasio ketergantungan


F tabel = 2,37 N = 165 KRTM : Konsumsi Rumah Tangga untuk
R2 = 0,96 α = 0,05 makanan
PEND : APBD untuk pendidikan
Persamaan hasil regresi fixed effect KES : APBD untuk kesehatan
adalah sebagai berikut: e : Error
IPM = 63,89+0,86PDRB–0,33RK–0,10KRTM–
0,24PEND + 0,37 KES+e Random Effect
(9,76) (0,25) (0,058) (0,043) (0,14) Model random effect juga sering disebut
(0,14) dengan error componet Model (ECM). Hasil
keterangan: regresi model fixed effect data panel 33
IPM : Indek Pembangunan Manusia provinsi di Indonesia. Model regeresi dapat
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto dijelaskan dalam tabel 3.

Tabel 3
Output Hasil Regresi Data Panel Random Effect
Variabel Koefisien t-statistik Prob. T tabel α = 5%
C 67,90 9,26 0,0000 1,645
PDRB? 0,49 2,54 0,0137
RK? -0,26 -5,54 0,0000
FOODCON? -0,05 -1,53 0,1302
APBDPEND? -0,14 -1,11 0,2704
APBDKES? 0,35 2,79 0,0071
Sumber: Output Eviews 6, data diolah

F hitung = 14,82 Adj R2 = 0,50 atau fixed effect yang akan digunakan untuk
F tabel = 2,37 N = 165 uji asumsi klasik dan uji statistik. Namun
R 2 = 0,54 α = 0,05 dalam penelitian ini menggunakan data
Persamaan hasil regresi random effect panel 33 provinsi di Indonesia yang mem-
adalah sebagai berikut: punyai karakteristik berbeda antar wilayah
IPM = 67,90+0,49PDRB–0,26RK–0,05KRTM– sehingga pengujian common effect tidak
0,14PEND +0,35KES+e dapat dilakukan yang akan berimplikasi uji
(7,33) (0,19) (0,05) (0,03) (0,12) chow juga tidak dihadirkan dalam peneliti-
(0,13) an ini.
keterangan:
IPM : Indek Pembangunan Manusia Uji Hausman
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto Dalam penelitian ini, Hausman Test
RK : Rasio ketergantungan dilakukan dengan program Eviews6. Di-
KRTM : Konsumsi rumah tangga untuk mana jika hasil dari Hausman Test signifikan
makanan (probability dari hausman < 0,05) maka
PEND : APBD untuk pendidikan ditolak, artinya model fixed effect lebih baik
KES : APBD untuk kesehatan untuk digunakan. Dan jika hasil tidak
e : Error signifikan (probability dari hausman > 0,05)
maka estimasi data dilakukan di-
Uji Chow rekomendasikan dilakukan dengan random
Uji Chow merupakan uji pemilihan effect untuk mendapatkan hasil yang lebih
model untuk memilih model common effect baik. Model Uji Hausman dapat dilihat
464 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

dalam Tabel 4. Probabilitas dari uji Uji Statistik


hausman di atas kurang dari 0,05 yaitu Uji F
senilai 0,0027 sehingga dapat disimpulkan F hitung > F tabel = 17, 41 > 2, 37
bahwa uji pemilihan model dalam pe-
nelitian data panel mengenai faktor-faktor Uji t
yang mempengaruhi IPM menggunakan t tabel = 1,645
Fixed Effect untuk penentuan uji asumsi -t tabel = -1,645
klasik dan uji statistik. R-Square = 0,96

Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Data Panel


Penelitian ini lolos uji asumsi klasik. Untuk mengetahui pengaruh PDRB,
Tidak ditemukan gejala multikolinearitas rasio ketergantungan, konsumsi rumah
antar variabel independen karena R-square tangga untuk makanan, APBD untuk pen-
uji multikolinearitas kurang dari 0,8. Masa- didikan, dan APBD untuk kesehatan di 33
lah heteroskedastisitas pada data panel Provinsi di Indonesia periode 2008-2012 di-
dapat diatasi dengan memilih white gunakan analisis regresi berganda data
heteroscedasticity consistent covariance pada panel. PDRB, rasio ketergantungan, kon-
saat melakukan estimasi (Gujarati, 2003). sumsi rumah tangga untuk makanan, APBD
Masalah Autokorelasi pada data panel di- untuk pendidikan, dan APBD untuk
atasi dengan memilih HAC (Heteroscedasti- kesehatan merupakan variabel independen
city and Autocorrelation Consistent) atau sedangkan IPM merupakan variabel
cukup dikenal sebagai prosedur Newey-West dependen. Berdasarkan analisis regresi
(Gujarati, 2013). dengan menggunakan program pengolahan
data Eviews 6, maka hasil analisis regresi
linear dapat ditunjukkan dalam Tabel 5.

Tabel 4
Output Hasil Regresi Data Panel Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Chi-Sq.d.f. Prob.
Statistik
Cross-section 18,237083 5 0,0027
random
Sumber: Output Eviews 6, data diolah

Tabel 5
Output Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect

Variabel Koefisien t-statistik Prob. T tabel α = 5%

C 63,89 6,55 0,0000 1,645


PDRB? 0,86 3,42 0,0019
RK? -0,33 -5,77 0,0000
FOODCON? -0,10 -2,35 0,0261
APBDPEND? -0,24 -1,72 0,0963
APBDKES? 0,37 2,66 0,0128
Sumber: Output Eviews 6, data diolah
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 465

F hitung = 17,41 Adj R2 = 0,90 IPM di Indonesia dengan koefisien sebesar


F tabel = 2,37 α = 0,05 0,37 berarti bahwa setiap peningkatan
R2 = 0,96 N = 165 APBD untuk kesehatan sebesar 1 persen,
maka dapat menyebabkan kenaikan IPM
IPM = 63,89+0,86PDRB–0,33RK–0,10KRTM– sebesar 0,37 persen dengan asumsi variabel
0,24PEND +0,37 KES+e lain tetap (ceteris paribus). Pengaruh tiap
(9,76) (0,25) (0,058) (0,043) (0,14) variabel terhadap IPM dapat dijelaskan
(0,14) sebagai berikut.
keterangan:
IPM : Indek Pembangunan Manusia Pengaruh PDRB terhadap IPM
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto Penelitian ini menemukan bahwa PDRB
RK : Rasio ketergantungan berpengaruh positif terhadap IPM. Hasil
KRTM : Konsumsi rumah tangga untuk penelitian ini sesuai dengan penelitian
makanan Khodobakhshi (2011) dan Hakim dan
PEND : APBD untuk pendidikan Setiawan (2013). Hasil penelitian ini juga
KES : APBD untuk kesehatan sejalan dengan landasan teori yang di-
e : Error kemukakan oleh Kuznet bahwa salah satu
karakteristik pertumbuhan ekonomi
Dari hasil regresi data panel diketahui modern adalah tingginya pertumbuhan
bahwa PDRB di 33 provinsi di Indonesia output per kapita (Todaro, 2006). Me-
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ningkatnya pertumbuhan ekonomi meng-
IPM di Indonesia dengan koefisien sebesar ubah pola konsumsi karena peningkatan
0,86 berarti bahwa setiap peningkatan daya beli. Tingginya daya beli masyarakat
PDRB sebesar 1 persen, maka dapat me- akan meningkatkan IPM karena daya beli
nyebabkan kenaikan IPM sebesar 0,86 masyarakat merupakan salah satu indikator
persen dengan asumsi variabel lain tetap komposit dalam IPM yang disebut indikator
(ceteris paribus). pendapatan.
Rasio ketergantungan di 33 provinsi di
Indonesia berpengaruh negatif dan signi- Pengaruh Rasio Ketergantungan terhadap
fikan terhadap IPM di Indonesia dengan IPM
koefisien sebesar -0,33 berarti bahwa setiap Penelitian ini menemukan bahwa rasio
peningkatan rasio ketergantungan sebesar 1 ketergantungan berpengaruh negatif ter-
persen, maka dapat menyebabkan penurun- hadap IPM. Hasil penelitian ini sesuai
an IPM sebesar 0,33 persen dengan asumsi dengan teori model daur hidup (Life-Cycle
variabel lain tetap (ceteris paribus). Model) untuk kebiasaan konsumsi serta
Konsumsi rumah tangga untuk makan- tabungan yang dikemukakan oleh Modigli-
an di 33 provinsi di Indonesia berpengaruh ani dan Brumberg (1954), dan Ando dan
negatif dan signifikan terhadap IPM di Modigliani (1963) dalam Richard (2004)
Indonesia dengan koefisien sebesar -0,10 mengasumsikan bahwa umur atau usia
berarti bahwa setiap peningkatan konsumsi masyarakat mempengaruhi pola perilaku
rumah tangga untuk makanan sebesar 1 konsumsinya.
persen, maka dapat menyebabkan penurun- Dissaving bisa ditutup oleh saving tahun
an IPM sebesar 0.10 persen dengan asumsi sebelumnya dan penelitian Pratowo (2012).
variabel lain tetap (ceteris paribus). Dependency ratio merupakan salah satu
APBD untuk pendidikan di 33 provinsi indikator demografi yang pen- ting.
di Indonesia dengan α=0,05 H0 tidak dapat Semakin tinggi persentase dependency ratio
ditolak, tapi pada α=0,1 H0 ditolak. APBD maka semakin tinggi beban yang harus
untuk kesehatan di 33 provinsi di Indonesia ditanggung penduduk yang produktif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap untuk membiayai hidup penduduk yang
466 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

belum produktif dan tidak produktif lagi kan bahwa kesejahteraan rumah tangga
(Bandungkab, 2012). semakin meningkat. Walaupun jumlahnya
Banyaknya jumlah penduduk pada semakin meningkat, namun persentasenya
kelompok usia produktif dibandingkan semakin menurun karena proporsi pen-
kelompok usia non-produktif dapat mem- dapatan yang lebih besar dialokasikan
berikan manfaat bagi pembangunan nasio- untuk konsumsi non makanan. Peningkatan
nal terutama pada sektor ekonomi. Akan konsumsi/pengeluaran rumah tangga, ter-
tetapi untuk memanfaatkan kondisi ter- utama porsi pengeluaran untuk bukan
sebut, kualitas sumber daya manusia harus makanan, menunjukkan adanya peningkat-
ditingkatkan secara maksimal antara lain an kesejahteraan rumah tangga yang
melalui pendidikan, pelayanan kesehatan bersangkutan (BPS, 2006). Artinya bahwa
dan penyediaan lapangan pekerjaan. Pe- rumah tangga sudah terbebas dari masalah
nyediaan lapangan pekerjaan merupakan kelaparan sehingga mampu melakukan
hal yang sangat penting bagi penduduk aktifitas yang produktif.
usia produktif karena penduduk usia
produktif dituntut untuk bekerja sehingga Pengaruh APBD untuk Pendidikan
pengangguran dapat diatasi. Penurunan terhadap IPM
rasio ketergantungan dapat dilakukan Penelitian ini menemukan bahwa pada
dengan menekan laju pertumbuhan pen- α=0,05 APBD untuk pendidikan tidak ber-
duduk sehingga dapat meminimalisir ter- pengaruh signifikan terhadap IPM. Tidak
jadinya ledakan penduduk usia tidak signifikannya pengaruh APBD pendidikan
produktif. Pada tahun 2020, Indonesia di- terhadap IPM tidak sesuai dengan Astri et
perkirakan mengalami fase bonus demo- al. (2013). Hal tersebut terjadi karena
grafi. Artinya jumlah penduduk usia struktur alokasi APBD pendidikan belum
produktif mencapai 2/3 dari total jumlah sepenuhnya menggambarkan pembangun-
penduduk. Rasio ketergantungan menjadi an kualitas manusia menjadi arah dan
lebih rendah. Suplai tenaga kerja yang stabil kebijakan pembangunan. Hal ini secara
diharapkan bisa memenuhi kebutuhan langsung berkaitan dengan alokasi dana
pasar kerja (Kurniawan, 2014). APBD untuk pendidikan tidak merata antar
provinsi di Indonesia. Keterjangkauan
Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga untuk masyarakat untuk menikmati pendidikan
Makanan terhadap IPM kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan
Penelitian ini menemukan bahwa program wajib belajar sembilan tahun tidak
konsumsi rumah tangga untuk makanan terlaksana dengan baik. APBD provinsi
berpengaruh negatif terhadap IPM. Hasil yang dialokasikan untuk sektor pendidikan
penelitian ini sesuai dengan teori Keynes dari kurun waktu 2008 hingga 2012
(dalam Mankiw, 2003), kecenderungan mengalami fluktuasi baik dari besaran
mengkonsumsi marginal (marginal prospen- ataupun persentasenya terhadap total
sity to consume) dalam setiap tambahan APBD. Persentase APBD yang dialokasikan
pendapatan adalah antara nol dan satu. untuk pendidikan masih kurang dari 20
Sedangkan rasio konsumsi terhadap pen- persen. Alokasi dana yang sedikit dirasa
dapatan yang disebut kecenderungan tidak efektif bagi pembangunan manusia
mengkonsumsi rata-rata (average prospensity (DJPK, 2012).
to consume) akan turun ketika pendapatan
naik dan penelitian Ginting et.al. (2008). Pengaruh APBD untuk Kesehatan ter-
Pengeluaran rumah tangga untuk makanan hadap IPM
sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan Penelitian ini menemukan bahwa
masyarakat. Semakin besar pengeluaran APBD untuk kesehatan berpengaruh positif
untuk kebutuhan akan makanan menanda-
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 467

terhadap IPM. Hasil penelitian ini sesuai akan terjadi pada tahun 2020 sangat erat
dengan penelitian Astri et al. (2013). kaitannya dengan perubahan komposisi
Pasal 34 ayat 3 UUD 1945 menyatakan penduduk menurut umur. Bonus demografi
bahwa Negara bertanggung jawab atas adalah kesempatan sekaligus tantangan
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang harus direspon dan diantisipasi. Saat
dan fasilitas pelayanan umum yang layak. terjadi bonus demografi, angka keter-
Bentuk tanggung jawab negara terhadap gantungan penduduk menjadi lebih rendah.
pelayanan kesehatan harus diwujudkan Konsumsi rumah tangga untuk makanan
dengan kebijakan anggaran yang memadai. berpengaruh negatif terhadap IPM di 33
Layanan kesehatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Sebagian besar pen-
hak dasar warga negara yang dijamin oleh dapatan akan dialokasikan untuk me-
konstitusi. Karena itu, pemerintah wajib menuhi untuk konsumsi terutama untuk
membuka akses pelayanan kesehatan seluas bahan makanan pada saat berpendapatan
mungkin dan memberi layanan berkualitas rendah atau jauh dari kata sejahtera.
kepada setiap warga negara. Dalam konteks APBD untuk pendidikan tidak ber-
layanan kesehatan bagi warga miskin, pengaruh signifikan terhadap IPM di 33
pemerintah telah meluncurkan berbagai provinsi di Indonesia. Hal tersebut terjadi
program. Tujuan utama APBD untuk karena struktur alokasi APBD pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan akses dan belum sepenuhnya menggambarkan pem-
mutu pelayanan kesehatan terhadap bangunan kualitas manusia menjadi arah
seluruh masyarakat agar tercapai derajat dan kebijakan pembangunan. Hal ini secara
kesehatan masyarakat yang optimal secara langsung berkaitan dengan alokasi dana
efektif dan efisien. Dengan adanya alokasi APBD untuk pendidikan tidak merata antar
khusus untuk kesehatan yang berasal dari provinsi di Indonesia. Keterjangkauan
APBD diharapkan akan meningkatkan masyarakat untuk menikmati pendidikan
kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan
utama pembangunan manusia karena program wajib belajar sembilan tahun tidak
kesehatan berkaitan dengan produktivitas. terlaksana dengan baik.
APBD untuk kesehatan berpengaruh
SIMPULAN DAN SARAN positif terhadap IPM di 33 provinsi di
Simpulan Indonesia. Pemerintah telah menyediakan
PDRB berpengaruh positif terhadap akses pelayanan, dalam konteks layanan
IPM di 33 provinsi di Indonesia. Per- kesehatan bagi warga miskin, pemerintah
tumbuhan output yang dimaksudkan ada- telah meluncurkan berbagai program di-
lah PDRB, tingginya pertumbuhan output antaranya adalah Jaminan Kesehatan
menjadikan perubahan pola konsumsi Masyarakat (Jamkesmas) merupakan salah
dalam pemenuhan kebutuhan. Tingginya satu program yang sumber pendanaannya
daya beli masyarakat akan meningkatkan berasal dari APBD. Sebagian besar masya-
IPM karena daya beli masyarakat me- rakat telah memanfaatkan fasilitas kesehat-
rupakan salah satu indikator komposit an yang telah disediakan oleh pemerintah.
dalam IPM yang disebut indikator pen-
dapatan. Saran
Rasio ketergantungan berpengaruh PDRB berpengaruh positif terhadap
negatif terhadap IPM di 33 provinsi di IPM sehingga PDRB perlu ditingkatkan
Indonesia. Jika rasio ketergantungan naik setiap tahunnya. Kenaikan PDRB akan
maka akan menurunkan IPM karena mempengaruhi kenaikan IPM jika pem-
banyaknya beban yang harus ditanggung bangunan dilaksanakan secara inklusif yang
oleh usia produktif untuk menanggung usia diikuti oleh peningkatan dan pemerataan
tidak produktif. Bonus demografi yang kesejahteraan penduduk.
468 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 452 – 469

Rasio ketergantungan berpengaruh negatif selanjutnya, disarankan agar peneliti


terhadap IPM. Oleh karena itu pengendali- berikutnya dapat menambah variabel yang
an jumlah penduduk yang dilakukan oleh disesuaikan dengan kondisi di 33 provinsi
pemerintah bekerjasama dengan masya- di Indonesia.
rakat sehingga dapat menurunkan rasio ke-
tergantungan di setiap wilayah. Pengentas- DAFTAR PUSTAKA
an kemiskinan yang dilakukan oleh Ananta, A. 1986. Masalah dan Prospek
pemerintah yang bekerja sama dengan se- Ekonomi Indonesia 1986/1987 dalam (ED)
luruh lapisan masyarakat. Konsumsi rumah Moh. Arsyad Anwar. UI Press. Jakarta.
tangga untuk makanan diukur dengan Astri, M., S. Nikensari, dan Kuncara. 2013.
proporsi pengeluarannya, sehingga kon- Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
sumsi rumah tangga miskin tidak bisa Daerah pada Sektor Pendidikan dan
diturunkan. Pemerintah hendaknya dapat Kesehatan terhadap Indeks Pem-
menaikkan pendapatan masyarakat misikin bangunan Manusia di Indonesia. Jurnal
sehingga arah pengeluaran untuk konsumsi Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 1(1):77-
makanan menurun dan pengeluaran untuk 102.
kebutuhan lainnya meningkat. Badan Pusat Statistik. 2006. PDRB Propinsi-
Temuan bahwa APBD untuk pen- Propinsi Menurut Penggunaan 2000-2004.
didikan tidak berpengaruh terhadap IPM BPS-Statistics Indonesia. Jakarta.
tidak berarti bahwa pengeluaran pe- ______. 2006. Susenas Kesejahteraan
merintah untuk pendidikan tidak penting. Pengeluaran Rumah Tangga. BPS
Hal ini mungkin disebabkan tidak merata- Indonesia.
nya APBD pendidikan antar provinsi. Ada _______. 2012. Indeks Pembangunan Manusia
yang sudah mencapai 20% tapi ada juga di 33 Provinsi di Indonesia.BPS Indonesia.
yang belum, terutama di wilayah timur Brata, A. G. 2004. Analisis Hubungan Imbal
Indonesia yang memiliki keterjangkauan Balik Antara Pembangunan Manusia dan
terhadap pendidikan yang rendah. Selain Kinerja Ekonomi Daerah Tingkat II di
itu pengeluaran pendidikan sebaiknya Indonesia. Lembaga Penelitian – Uni-
ditargetkan bagi perluasan akses terhadap versitas Atma Jaya. Yogyakarta.
pendidikan melalui penambahan jumlah Chakrabarty, M. dan W. Hildenbrand. 2009.
dan peningkatan kualitas fasilitas, sumber Engel’s Law Reconsidered. Working
daya manusia dan biaya pendidikan yang Paper Bonn. University of Bonn,
terjangkau sehingga angka melek huruf dan Germany.
rata-rata lama sekolah terus meningkat. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat 2012. APBD Realisasi. http://www.djpk.
melalui bidang kesehatan oleh pemerintah kemenkeu.go.id/data-series/data-keuangan-
dilakukan dengan memperluas jangkauan daerah/setelah-ta-2006. Diakses 24 Agus
dan pelayanannya. Terutama di wilayah tus 2014.
timur Indonesia yang memiliki akses yang Ginting, C. K., I. King, dan N. Roy. 2008.
sulit untuk menikmati fasilitas kesehatan. Pembangunan Manusia di Indonesia
Kebijakan di bidang kesehatan dapat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dilakukan dengan memperluas jangkauan nya. Jurnal Perencanaan dan Pengembang-
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkes- an Wilayah 4(1): 17-24.
mas), dan Jaminan Persalinan (Jampersal) Gujarati, D. N. 2013. Dasar-Dasar Ekono-
khususnya bagi penduduk yang bermukim metrika. Salemba Empat. Jakarta.
di wilayah pedalaman sehingga peningkat- Haq, M. U. 1996, Reflections on Human
an kesehatan dapat dilakukan secara merata Development, 1st Edition. Oxford Univer-
sehingga meningkatkan angka harapan sity Press. New York.
hidup. Untuk pengembangan penelitian
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... – Bhakti, Istiqomah, Suprapto 469

Kurniawan, B. 2014. 2020, Indonesia Alami Commission for Latin America and the
Bonus Demografi. http://news.detik.com/ Caribbean (ECLAC).
read/2014/06/12/225936/2606875/10/2020- Richard, P. 2004. The Economics of Adjustment
indonesia-alami-bonus-demografi. Diakses and Growth. Editorial UPR. Los Angeles.
23 September 2014. Sen, A. 1999. Development as freedom 1st ed.
Khodabakhshi, A. 2011. Relationship bet- Oxford University Pres. New York.
ween GDP and Human Development Setiawan, M.B. dan A. Hakim. 2013. Indeks
Indices in India. Journal Department of Pembangunan Manusia Indonesia.
Economics, Bu Ali Sina University, Jurnal Economia 9(1): 18 -26.
Hamedan, Iran 1(1):1-9. Sinulingga, B. 2008. Analisis Pengaruh
Kuncoro, M. 2010. Ekonomika Pembangunan. Distribusi APBD Terhadap Indeks Pem-
Erlangga. Jakarta. bangunan Manusia. Jurnal Ilmu
Mankiw, N. G. 2003. Teori Makro Ekonomi Administrasi Negara 1(1): 106-120.
Terjemahan. PT. Gramedia Pustaka Sukirno, S. 2000. Makro ekonomi Modern:
Utama. Jakarta. Perkembangan Pemikiran Dari Klasik
Musgrave, R. A. dan B. Peggy. 1989. Public Hingga Keynesian Baru. PT Raja
Finance in Theory and Practise. Fifth Grafindo Pustaka. Jakarta.
Edition. McGraw-Hill Book. Inter- Tjiptoherijanto, P. 1989. Untaian Pembangun-
national Edition. California. an Sumberdaya Manusia. FEUI. Jakarta.
Owens, R. G. 1987. Organization Behavior in Todaro, M. 2006. Pembangunan Ekonomi.
Education. Englewood Cliffs, Prentice Erlangga. Jakarta.
Hall Inc. New Jersey. UNDP, 1990. Human Development Report
Pemerintah Kabupaten Bandung. 2012. 1990. Oxford University Press. New
Sumber Daya Manusia. http://www. York.
bandungkab.go.id/arsip/2391/sumber-daya- _____. 1996. Human Development Report 1996,
manusia. Diakses 24 Agustus 2014. Economic and Human Development,
Pratowo, I. Nur. 2012. Analisis Faktor- Published for United Nations Develop-
Faktor yang Berpengaruh terhadap ment Programme. Oxford University
Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Press. New York.
Studi Ekonomi Indonesia 1(1):15-31. _____. 2013. Human Development Report 2013.
Ranis, G. dan F. Stewart. 2006. Economic Oxford University Press. New York.
Growth and HumanDevelopment in Latin Widarjono, A. 2009. Ekonometrika Pengantar
America. Cepal No. 78. The UN Economic dan Aplikasinya. Ekonisia. Jogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai