Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang
ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok
perkoperasian bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan kata lain koperasi sebagai salah satu badan usaha yang melakukan kegiatan
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak ekonomi rakyat yang berdasar atas
asas kekeluargaan. Dengan memperhatikan kedudukan dan tujuan koperasi seperti tersebut
diatas, maka peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan
potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang
mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam
kehidupanekonomi seperti itu koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan
usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. (Baswir, 2000:7)
Dalam kegiatannya koperasi mengelola berbagai jenis usaha bagianggotanya. Salah
satu jenis usaha yang biasanya dikembangkan adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Hal ini
sesuai dengan pasal 44 UU no 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian yang
menyatakan” Bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang
bersangkutan koperasi lain dan atau anggotanya”. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi
dasar bagi koperasi untuk melaksanakan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) baik sebagai salah
satu jenis kegiatan koperasi.

I.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian koperasi simpan pinjam


b. Apa masalah-maslah yang dihadapi koperasi simpan pinjam
c. Bagaimana siklus pencatatan akuntansi pada koperasi simpan pinjam

1
I.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui Pengertian Koperasi Simpan Pinjam.


b. Untuk mengetahui Teori Singkat Tentang Koperasi Simpan Pinjam.
c. Untuk mengetahui Masalah–Masalah yang di hadapi koperasi simpan pinjam.
d. Untuk mengetahui siklus pencatatan akuntansi pada koperasi simpan pinjam

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Koperasi simpan pinjam adalah kopersi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan
dana dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kemabali kepada para anggota yang
memerlukan bantuan dana. Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa
penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. Walaupun pemupukan modal
dilakukan koperasi dari para anggotanya, sering kali jumlah uang yang ingin dipinjam oleh
anggota lebih besar dari modal yang dimiliki koperasi. Karena itu, tidak jarang koperasi harus
meminjam uang dari kreditor di luar koperasi, Seperti bank atau koperasi kredit.

Jadi, pada dasarnya fungsi koperasi simpan pinjam adalah sebagai jembatan antara
anggota koperasi yang memerlukan uang pinjaman dengan anggota koperasi yang
menyimpan uangnya di koperasi atau kreditor lainnya.

II.2 MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI KOPERASI SIMPAN PINJAM

Permasalahan yang dihadapi koperasi dalam terakhir ini sebagai berikut:

a. Kelembagaan Koperasi

Sejumlah masalah kelembagaan koperasi yang memerlukan langkah pemecahan di


masa mendatang meliputi hal-hal:

1. Kelembagaan koperasi belum sepenuhnya mendukung gerak pengembangan usaha.


Hal ini disebabkan adanya kekuatan, struktur dan pendekatan pengembangan
kelembagaan yang kurang memadai bagi pengembangan usaha. Mekanismenya belum
dapat dikembangkan secara fleksibel untuk mendukung meluas dan mendalamnya
kegiatan usaha koperasi. Aspek kelembagaan yang banyak dipermasalahkan antara lain
adalah daerah kerja, model kelembagaan koperasi produksi, koperasi konsumsi dan
koperasi jasa, serta pemusatan koperasi.
2. Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik. Hal ini
antara lain disebabkan oleh:
 Pengurus dan Badan Pemeriksa (BP) yang terpilih dalam rapat anggota serta
pelaksana usaha pada umumnya tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, sehingga kurang mampu untuk melaksanakan pengelolaan organisasi,
manajemen dan usaha dengan baik, serta kurang tepat dalam menanggapi
perkembangan lingkungan.
 Mekanisme hubungan dan pembagian kerja antara Pengurus, Badan Pemeriksa dan
Pelaksana Usaha (Manajer) masih belum berjalan dengan serasi dan saling mengisi.
 Penyelenggaraan RAT koperasi masih belum dapat dilakukan secara tepat waktu
dandirasakan masih belum sepenuhnya menampung kesamaan kebutuhan, keinginan
dan kepentingan dari pada anggotanya.

3
b. Usaha Koperasi
Adapun masalah yang berkaitan dengan pengembangan usaha adalah:
Dalam pelaksanaan usaha, koperasi masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan
kegiatan di berbagai sektor perekonomian karena belum memiliki kemampuan
memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia. Belum sepenuhnya tercipta jaringan
mata rantai tataniaga yang efektif dan efisien, baik dalam pemasaran hasil produksi
anggotanya maupun dalam distribusi bahan kebutuhan pokok para anggotanya.
Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan
lunak untuk mengembangkan usaha, terutama yang menyangkut kegiatan usaha yang
sesuai dengan kebutuhan anggota, di luar kegiatan program pemerintah. Selain itu
koperasi masih belum mampu melaksanakan pemupukan modal sendiri yang
mengakibatkan sangat tergantung pada kredit dari bank walaupun biayanya lebih mahal.
Keterbatasan jumlah dan jenis sarana usaha yang dimiliki koperasi, dan kemampuan para
pengelola koperasi dalam mengelola sarana usaha yang telah dimiliki.
c. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan yang terdiri dari kondisi ekonomi, politik, sosial dan budaya, tidak
dapat dilepaskan dari proses pengembangan koperasi. Di satu pihak kondisi tersebut
dapat memberikan kesempatan, di pihak lain dapat menimbulkan hambatan bagi
perkembangan koperasi.

II.3 URUTAN PENCATATAN DAN PEMBAHASAN

Mempelajari hal-hal yang terkait dengan akun dan buku besar terlebih dahulu akan
mempermudah kita memahami cara kerja dan pencatatan jurnal dalam buku jurnal. Setelah
memahami dan menguasai dengan baik segala sesuatu yang berkaitan dengan cara pencatatan
transaksi dalam akun (buku besar), cara kerja dan pengertian kita harus dikembalian kepada
urutan yang seharusnya, yaitu proses dan tahap pencatatan transaksi di buku jurnal
mendahului pencatatan di buku besar. Itulah yang disebut siklus akuntansi.

Transaksi yang dilakukan koperasi harus disertai dengan dokumen transaksi, baik
berupa faktur, nota, kwitansi, bukti pengeluaran uang, bukti penerimaan uang, atau dokumen
lainnya. Berdasarkan dokumen yang telah dibuat dan diterima staf akuntansi, dimulailah
pencatan akuntansi tersebut dalam media yang disebut buku jurnal disebut dengan menjurnal.
Setiap beberapa waktu, misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali,
catatan akuntansi dalam buku harian dipindahkan ke buku besar sesuai dengan dan nama
akun yang sesuai. Proses memindahkan catatan dari buku harian ke buku besar tersebut
disebut dengan memposting. Pada akhir periode akuntansi, setiap akun yang ada di buku
besar, dapat disusun suatu daftar akun beserta saldo akhirnya yang disebut dengan neraca
saldo. Neraca saldo yang dibuat biasanya didasarkan pada transaksi-transaksi yang telah
dilakukan koperasi selama satu periode, belum mencakup penyesuaian mengenai beberapa

4
hal yang harus dilakukan. Jika ada beberapa hal yang belum tepat dan harus disesuaikan,
maka perlu dibuat jurnal penyesuaian terlebih dahulu. Baru kemudian disusun neraca saldo
yang telah disesuaikan. Berdasarkan neraca saldo tersebut disusunlah laporan keuangan
koperasi, yang dimulai dengan membuat laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan
baru kemudian neraca.

Untuk memperjelas hubungan antara buku jurnal dan buku besar serta laporan
keungan (siklus akuntansi yang seharusnya), contoh soal (Koperasi “Sejahtera Mandiri”)
sebelumnya dapat diulas kembali agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan
sistematis.

Pada awal tahun 2010, karyawan PT Duta Niaga yang berlokasi disuatu kawasan
industri Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini direncanakan akan bergerak
dibidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk
menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan uangya dan memberikan pinjaman kepada
anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan
perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi “ Sejahtera Mandiri”. Untuk aktivitas harian,
koperasi akan menggunakan salah satu ruangan di perusahaan sebagai kantor.

Transakai-transaksi Koperasi “Sejahtera Mandiri”:

 Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri koperasi
menyerahkan uang sebesar Rp 500.000 per orang sebagai simpanan pokok anggota
koperasi.
 Empat hari kemudian yaitu tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli
peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip, komputer, printer, dan sebagainnya,
seharga Rp 22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan
sebagiannya lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari
jumlah itu sebanyak Rp 7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam
waktu 4 bulan.
 Keesokan harinya tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga membeli
peralatan kantor, seperti kertas , pensi, pulpen, rautan pensil, penggaris, buku, dan
sebagainya seharga Rp 2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan
menggunakan uang koperasi “Sejahtera Mandiri”.
 Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp 25.000
per orang sebagai simpanan wajib anggota.
 Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi “Sejahtera Mandiri” memperoleh kredit usaha dari
Banj mandiri sebesar Rp 60.000.000.
 Pada tanggan 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp
12.000.000 di kopersi “Sejahtera Mandiri”.
 Pada tanggal 10 Mei 2010, koperasi “Sejahtera Mandiri” memberikan pinjaman uang
kepada 24 orang anggotanya sebesar Rp 5.000.000 per orang, dengan nilai total pinjaman
sebesar Rp 120.000.000 pada suku bunga 3% per bulan.
 Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi
membayar angsuran pokok, bunga pinjaman, dan jasa provisi sebesar Rp 18.000.000.

5
dari jumlah itu Rp 12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesaar Rp
3.600.000 meruoakan pembayaran bunga pinjaman, dan sebesar Rp 2.400.000
merupakan jasa provisi.
 Pada tanggal 30 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar Rp 600.000
per orang,. Kedua karyawan itu mulai bekerja pada tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang
sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank mandiri sebesar Rp 900.000.
 Pada tanggal 31 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya
kepada Toko ABC sebesar Rp 9.000.000.

Berdasarkan transaksi yang terjadi selama dua bulan tersebut, antara awal bulan April
hingga akhir bulan Mei 2010, kita dapat mencatat transaksi itu dalam buku jurnal koperasi
sebagai berikut:

TANGGAL KETERANGAN DEBIT KREDIT


2 April 2010 Kas 100.000.000
Simpanan Pokok 100.000.000

6 April 2010 Peralatan Kantor 22.000.000


Kas 7.000.0000
Utang Usaha 15.000.000

7 April 2010 Perlengkapan Kantor 2.000.000


Kas 2.000.000

2 Mei 2010 Kas 5.000.000


Simpanan Wajib 5.000.000

5 Mei 2010 Kas 60.000.000


Utang Bank 60.000.000

6 Mei 2010 Kas 12.0000.000


Simpanan Sukarela 12.0000.000

10 Mei 2010 Piutang Anggota 120.000.0000


Kas 120.000.0000

29 Mei 2010 Kas 18.000.000


Piutang Anggota 12.000.000
Partisipasi Jasa Pinjaman 3.600.000
Partisipasi Jasa Provisi 2.400.000

30 Mei 2010 Gaji 1.200.000


Beban Bunga 900.000
Kas 2.100.000

31 Mei 2010 Utang Usaha 9.000.000


Kas 9.000.000

6
Berdasarkan jurnal yang ada di buku jurnal koperasi “Sejahtera Mandiri” yang telah
kita buat, kita harus memindahkan (memposting) catatan jurnal ke dalam buku besar yang
dimiliki koperasi tersebut. Proses posting ini dilakukan transaksi per transaksi, jurnal per
jurnal. Jika suatu jurnal dicatat di sisi debet, maka di buku besarnya harus dicatat di sisi
debet. Demikian pula kalau suatu jurnal dicaatat di sisi kredit, di akun yang ada di buku besar
juga harus dicatat di sisi kredit. Sebagai contoh, untuk transaksi tanggal 2 April 2010, jika di
buku harian Kas dicatat di sisi debet dan Simpanan Pokok dicatat di sisi kredit, maka akun
kas yang ada di buku besar juga harus dicatat sebesar jumlah yang ada di buku harian di sisi
debet, yaitu sebesar Rp 100.000.000. Demikian pula dengan akun simpanan pokok yang
terdapat di buku besar harus mengikuti pencatatan yang terdapat di buku harian, yang dicacat
di sisi kredit sebesar Rp 100.000.000.

BUKU BESAR

Nama Akun :
Kas

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Kredi
Debet t
2010            
Setoran simpanan 100.000.00
2 April  
pokok   0 100.000.000  
pembelian peralatan
6     7.000.000
kantor   93.000.000  
pembelian
7   2.000.000
perlengkapan   91.000.000  
setoran simpanan
2   5.000.000  
wajib   96.000.000  
kredit dari bank
5 Mei 60.000.000  
mandiri   156.000.000  
6   simpanan sukarela   12.000.000   168.000.000  
10   pinjaman ke anggota   120.000.000 48.000.000  
angsuran pokok dan
18.000.000
29   bunga     66.000.000  

30   beban bunga dan gaji     2.100.000 63.000.000  


31   bayar utang usaha     90.000.000 54.000.000  

Nama Akun : Piutang Anggota


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Kredi
Debet t

7
2010            
pinjaman ke anggota
10 Mei 120.000.000  
3%   120.000.000  
angsuran pokok
30     12.000.000
piutang   108.000.000  

Nama Akun : Perlengkapan Kantor

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
7 April kertas, pulpen, pensil, dsb   2.000.000   2.000.000  
               

Nama Akun : Peralatan Kantor


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
komputer, printer, lemari,
6 April 22.000.000  
dsb   22.000.000  
               

Nama Akun : Utang Usaha


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
pembelian peralatan
6     15.000.000 15.000.000
kantor    
pembayaran sebagian
12   9.000.000  
utang     6.000.000

Nama Akun : Simpanan Sukarela

8
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
setoran simpanan sukarela
6 Mei   12.000.000 12.000.000
anggota    
               

Nama Akun : Utang Bank


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
kredit usaha dari bank
5 Mei   60.000.000 60.000.000
mandiri    
               
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
setoran simpanan
2 April   100.000.000 100.000.000
pokok    
               

Nama Akun : simpanan Wajib


Tanggal   Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
            Debet Kredit
2010              
2 Mei setoran simpanan wajib     5.000.000   5.000.000
               

Nama Akun : Partisipasi Jasa Pinjaman

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit

9
2010            
pendapatan bunga dari
2 Mei   3.600.000 3.600.000
anggota    
               

Nama Akun : Partisipasi Jasa Provisi

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
Pendapatan Jasa Provisi
29 Mei   2.400.000
Pinjaman     2.400.000
               

Nama Akun : Gaji


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
Gaji 2 Karyawan @
30 Mei 1.200.000   1.200.000
600.000    
               

Nama Akun : Beban Bunga

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010            
bunga kredit usaha di
30 Mei 900.000   900.000
Bank Mandiri    
               

10
Setelah semua jurnal yang tercatat di buku harian diposting ke buku besar pada akhir
periode, yang dalam kasus Koperasi Sejahtera Mandiri adalah pada akhir bulan Juni 2010,
setiap akun dihitung saldonya. Saldo setiap akun tersebut dicatat dalam suatu tebel yang
berisi kempulan saldo yang dimilki setiap akun koperasi tersebut. Tabel itu disebut dengan
neracaa saldo atau neraca percobaan.

Koperasi “Sejahtera mandiri”


Neraca Saldo
Per 31 Mei 2010

Nama Akun Debet Kredit


Kas 54.900.000
Piutang Anggota 108.000.000
Perlengkapan Kantor 2.000.000
Peralatan Kantor 22.000.000
Utang Usaha 6.000.000
Simpanan Sukarela 12.000.000
Utang Bank 60.000.000
Simpanan Pokok 100.000.000
Simpanan Wajib 5.000.000
Partisipasi Jasa Pinjaman 3.600.000
Partisipasi Jasa Provisi 2.400.000
Gaji 1.200.000
Beban Bunga 900.000
Total 189.000.000 189.000.000

II.4 NERACA LAJUR

Jika proses perhitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah selesai, kita hanya
tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untuk periode yang bersangkutan. Akan
tetapi, sebelum menyusun laporan keuangan kita dapat mempergunakan media penolong
untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut
dengan Neraca Lajur.

Neraca lajur adalah selembar kertas berkolom, yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan
akuntansi secara manual untuk membantu menggabungkan pekerjaan pada akhir periode
akuntansi.

Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum menyusun
laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh
dihindari oleh akuntan dalam siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu
untuk mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur dapat terdiri
dari 10 kolom + 1 untuk keterangan atau 12 kolom + 1 untuk keterangan.

Kolom keterangan berisi nama-nama akun yang ada dalam buku besar suatu
perusahaan. Kolom pertama dan kedua berisi saldo akhir setiap akun yang ada dalam buku
besar kolom ketiga dan keempat berfungsi untuk menyesuaikan berbagai akun yang belum

11
tepat karena adanya beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar.
Kolom kelima dan keenam berisi kumpulan saldo semua akun yang ada di buku besar yang
telah disesuaikan. Kolom ketujuh dan kedelapan berisi saldo akun pendapatan dan semua
akun beban yang ada, di mana selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Kolom kesembilan
dan kesepuluh berisi saldo awal modal atau laba ditahan dan laba usaha periode tersebut serta
saldo akun prive atau dividen. Penjumlahan antara saldo modal awal dan laba usaha
dikurangi dengan prive atau dividen dicatat sebagai modal atau laba ditahan akhir periode
tersebut. Dan kolom kesebelas dan keduabelas berisi saldo semua akun neraca pada akhir
periode tersebut. Jika neraca lajurnya terdiri dari 10 kolom + 1 keterangan, maka kolom
kesembilan dan kesepuluh (perubahan modal atau laba ditahan) ditiadakan.

Dari contoh kasus koperasi “sejahtera Mandiri” sebelumnya, neraca saldo yang telah
disusun berdasarkan saldo semua akun yang ada merupakan isi dari kolom pertama dan
kedua neraca lajur.

Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi “Sejahtera Mandiri”
mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar, yaitu :

a. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengkapan Kantor yang tersisa (habis akibat
pemakaian pada akhir bulan Mei 2008 tinggal sebesar Rp. 1.900.000 dan belum dicatat.
b. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan April, Mei, dan Juni 2008 sebesar Rp
120.000 belum dicatat.
c. Beban bunga Simpanan Sukarela anggota koperasi untuk bulan Mei sebesar Rp 240.000
belum dicatat dan belum dibayarkan.

Beban Penyusutan Aktiva Tetap (bangunan, kendaraan, peralatan, mesin, dan


sebagainya) adalah beban yang dibebankan pada suatu periode akuntansi tertentu atas
pemanfaatan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pembebanan beban tersebut dilakukan
untuk mengalokasikan pengorbanan ekonomis perusahaan demi memiliki aktiva tetap
tertentu ke periode-periode akuntansi yang menikmati aktiva tetap tersebut. Lawan dari akun
beban penyusutan adalah akumulasi penyusutan.

Akun Akumulasi Penyusutan digunakan untuk menampung penjumlahan dari


semua beba penyusutan selama umur ekonomis aktiva. Akun ini di neraca akan dikurangi
dari aktiva bersangkutan.

Neraca lajur dibuat hanya untuk menolong dan mempermudah akuntan dalam
menyusun laporan keuangan. Karena itu, perlu diperhatikan urutan penyusunan neraca lajur.

Setalah saldo semua akun yang ada di buku besar diketahui, saldonya disusun dalam
kolom neraca saldo (kolom pertama dan kedua) yang ada di neraca lajur. Neraca saldo ini
belum memperhitungkan penyesuaian atas beberapa hal yang belum tercatat. Jadi, neraca
saldo ini merupakan neraca percobaan yang didasarkan hanya pada saldo akun-akun yang ada
di buku besar yang telah dicatat dan dibukukan berdasarkan transaksi yang telah dibuat
perusahaan selama periode tersebut.

12
Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan dimasukkan ke
dalam kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat). Kolom ini berfungsi untuk
menyesuaikan akun pendapatan, akun biaya, akun aktiva, dan akun kewajiban agar sesuai
dengan yang seharusnya pada periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya didasarkan pada
data dan informasi internal yang menjadi bukti internal, seperti bukti memorial yang dibuat
oleh manajer akuntansi atau kepala bagian akuntansi.
Sebagai contoh, akun Perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar
Rp 2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan juni
jumlahnya hanya Rp 1.900.000. ini berarti jumlah perlengkapan kantor yang digunakan pada
periode tersebut adalah Rp 100.000. Demikian pula, akun beban penyusutan pada periode
tersebut dibebankan sebesar Rp 120.000 untuk peralatan kantor dan sebesar Rp 240.000
untuk beban bunga simpanan sukarela yang belum dicatat serta belum dibayarkan.
Jika penyesuaian telah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya telah tersusun harus
disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga tersusun neraca saldo yang telah
disesuaikan (kolom kelima dan keenam). Neraca saldo yang telah disesuaikan ini
menampung informasi tambahan yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa
akun berubah sesuai informasi tambahan yang ada. Sebagai contoh, akun Perlengkapan
Kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp 2.000.000, ternyata dari hasil stock
opname diketahui bahwa pada akhir bulan April jumlahnya hanya Rp. 1.900.000. Demikian
pula, akun beban penyusutan pada periode tersebut dibebankan sebesar Rp 120.000 untuk
peralatan kantor. Karena itu, pada kolom neraca saldo yang telah disesuaikan, akun
perlengkapan kantor berubah nilainya dibanding neraca saldo sebelum disesuaikan, dan akun
beban penyusutan serta akumulasi penyusutan melengkapi kolom ini.

Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun laporan perhitungan hasil
usaha, di mana dihitung selihih antara pendapatan denan seluruh beban yang dikeluarkan.
Selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit
sedangkan saldo semua akun beban dimasukkan di sisi debit. Selisih antara jumlah sisi kredit
dan sisi debit diakui sebagai sisa hasil usaha periode tersebut. Pendapan koperasi “Sejahtera
Mandiri” pada periode ini tercatat sebesar Rp 8.400.000. Sedangkan beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar Rp 4.960.000. Ini berarti SHU yang diperoleh
sebesar Rp 3.440.000 yang merupakan selisih antara pendapatan dengan beban yang
dikeluarkan.

Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun aktiva, utang,
dan ekuitas koperasi dalam kolom neraca saldo yang disesuaikan dipindahkan ke kolom
neraca. SHU yang telah diketahui dari kolom sebelumnya dipindahkan ke kolom ini di sisi
kredit sebagai penambah ekuitas koperasi.
Koperasi “Sejahtera Mandiri”
Neraca Lajur (dalam ribuan)
Penyesuai Saldo yg
Neraca Saldo Hasil usaha Neraca
Keterangan an disesuaikan
D K D K D K D K D K
Kas 54.900 54.900 54.900

13
Piutang
108.000 108.000 108.000
Anggota
Perlengkapan
2.000 100 1.900 1.900
Kantor
Peralatan
22.000 22.000 22.000
Kantor
Utang Usaha 6.000 6.000 6.000
Simpanan
12.000 12.000 12.000
Sukarela
Utang Bank 60.000 60.000 60.000
Simpanan
100.000 100.000 100.000
Pokok
Simpanan
5.000 5.000 5.000
Wajib
Partisipasi
Jasa 3.600 3.600 3.600
Pinjaman
Partisipasi
2.400 2.400 2.400
Jasa Provisi
Gaji 1.200 1.200 1.200
Beban Bunga 900 240 1.140 1.140

Beban
pemakaian 100 100 100
Perlengkapan
Beban Peny.
120 120 120 120
Peralatan K.
Akum. Peny.
120 120
Peralatan
Utang Bunga 240 240 240

Sisa Hasil
3.440 3.440
Usaha

Total 189.000 189.000 460 460 189.360 189.360 6.000 6.000 186.800 186.800

II.5 LAPORAN KEUANGAN


Pada akhir siklus akuntansi, pengurus koperasi harus membuat laporan keuangan
untuk berbagai pihak yang berkepentingan dengan koperasi. Laporan keuangan merupakan
laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama suatu
periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut.
Sesuai dengan Standar Akuntansi Keungan tahun 2007 yang berlaku di Indonesia
(PSAK No. 27 tahun 2007), laporan keuangan koperasi terdiri dari :
1. Perhitungan Hasil Usaha yaitu laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam
menghasilkan laba selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Laporan Hasil Usahai

14
harus merinci hasil usaha yang berasal dari anggota dan laba yang diperoleh dan
aktivitas koperasi yang dilakukan oleh bukan anggota.
2. Neraca yaitu suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki
koperasi,serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh.
3. Laporan Arus Kas yaitu suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama
suatui periode tertentu yang mencakup saldi awal kas,sumber penerimaan kas,sumber
pengeluaran kas,dan saldo akhir kas pada suatu periode.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota yaitu laporan yanng menunjukkan manfaat
ekonomi yang diterima anggota koperasi selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut
mencakup 4 unsur,yaitu:
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

Bersadasarkan neraca lajur yang telah kita miliki,kita dapat menyusun laporan keuangan
Koperasi “Sejahtera Mandiri”. Penyusun laporan keuangan tersebut dimulai dengan
pembuatan perhitungan Hasil Usaha, kemudian baru disusun Neraca, lalu menyusun Laporan
Arus Kas, dan yang terakhir Laporan Promosi Ekonomi Anggota kopersi tersebut.

1. Perhitungan Hasil Usaha adalah laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi


dalam menghasilkan SHU selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Untuk
mengetahui SHU yang diperoleh koperasi selama suatu periode,hitunglah SHU itu
dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi selama satu periode dari
pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama.
Dalam contoh soal sebelumnya ,berdasarkan neraca saldo yang telah
disusun,perhitungan hasil usaha atau laporan laba rugi kantor ‘’Sejahtera Mandiri’’
adalah sebagai berikut:

Koperasi Sejahtera Mandiri


Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Periode 2 April – 31 Mei 2010

#Partisipasi Bruto Anggota:


-Partisipasi jasa Pinjaman Rp. 3.600.000
-Partisipasi Jasa Provisi 2.400.000
Total Partisipasi Bruto Rp. 6.000.000
#Beban Pokok:

15
-Beban Bunga (1.140.000)
#Partisipasi Neto Anggota 4.860.000
#Beban Operasi:
-Gaji Rp. 1.200.000
-Beban Penyusutan Peralatan 120.000
-Beban Pemakaian Perlengkapan 100.000
Total Beban Operasi (Rp. 1.420.000)
#Sisa Hasil Usaha Rp. 3.440.000

Jadi, pada periode tersebut “Sejahtera Mandiri” menghasilkan pendapatan total


sebesar Rp.6.000.000 yang terdiri dari pendapatan bunga dan pendapatan provisi. Gabungan
dari total pendapatan bunga dan pendapatan provisi itu tersebut sebagai partisipasi bruto,
yaitu kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas penyerahan jasa oleh koperasi
kepada anggota. Untuk bisa memberikan pinjaman kepada anggota, koperasi mengumpulkan
modal dari para anggotanya serta memproleh kredit dari bank. Namun, atas uang pinjaman
dari anggota dan bank tersebut koperasi harus membayar bunga sebesar Rp. 1.140.00.
Pengorbanan ekonomi dalam bentuk pembayaran bunga pinjaman dalam rangka memperoleh
partisipasi bruto dari anggota itulah yang disebut sebagai beban pokok. Selisih antara
partisipasi bruto dan beban pokok itulah yang menghasilkan SHU kotor sebesar Rp.
4.860.000.
Untuk mengoperasikan seluruh aktivitas koperasi tersebut memang diperlukan
pengorbanan ekonomis lain dalam berbagai bentuknya, seperti gaji pegawai, beban
pemakaian perlengkapan, dan beban penyusutan peralatan. Total pengorbanan ekonomis
untuk mengoprasikan koperasi pada periode tersebut adalah Rp. 1.420.000.
Sisa Hasil Usaha Kotor yang diperoleh koperasi sebesar Rp. 4.860.000 dikurangi
dengan Beban Operasi sebesar Rp. 1.420.000 akan menghasilkan SHU sebesar Rp.
3.440.000. Setelah diketahui SHU-nya, maka pada tahap berikutnya disusun Neraca.

2. Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki
koperasi, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca koperasi ini
dapat disusun dengan memasukkan semua akun uang serta ekuitas ke sisi kanan atau
kewajiban neraca. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca adalah saldo ekuitas
akhir yang terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan SHU periode berjalan,
neraca koperasi “Sejahtera Mandiri” dapat disusun sebagai berikut:

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca
Per 31 Mei 2010

Kas Rp. 54.900.000 Utang Usaha Rp. 6.000.000


Piutang Anggota 108.000.000 Utang Bunga 240.000
Perlengkapan Kantor 1.900.000 Simpanan sukarela 12.000.000
Peralatan Kantor 22.000.000 Utang Bank 60.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (120.000) Simpanan Pokok 100.000.000

16
Simpanan wajib 5.000.000
SHU-Periode Berjalan 3.440.000

Total Aktiva Rp. 186.680.000 Total Pasiva Rp. 186..680.000

Neraca koperasi “sejahtera Mandiri” pada akhir periode akuntansi akan terlihat seperti
di atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar Rp. 186.680.000. Jika dibandingkan
dan kita perhatikan dengan seksama, maka akan terlihat bahwa neraca tersebut sama persis
dengan neraca yang tercatat diakhir Bab 3.

Bentuk Neraca
Bentuk neraca seperti itu disebut denan bentuk T, di mana disebelah kiri disusun deretan
aktiva atau harta perusahaan dan disebelah kanan disusun deretan kewajiban yang dibagi ke
dalam dua kelompok besar yaitu utang dan modal.
Neraca itu dapat juga disusun dengan urutan dari atas ke bawah (vertikal) yang
disebut sebagai bentuk laporan. Neraca bentuk laporan menyusunan aktiva dan kewajiban
dalam urutan dari atas ke bawah seperti berikut ini:

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca
Per 31 Mei 2010
Aktiva Lancar :
- Kas Rp. 54.900.000
- Piutang Anggota 108.000.000
- Perlengkapan Kantor 1.900.000
Total Aktiva Lancar Rp. 164.800.000
Aktiva Tetap :
- peralatan kantor 22.000.000
- Akumulasi penyusutan peralatan (120.000)
Total Aktiva Tetap Rp. 21.880.000
Total Aktiva Rp.186.680.000
Utang Lancar :
- Utang usaha Rp. 6.000.000
- Simpanan sukarela 12.000.000
- Utang bunga 240.000
Total Utang Lancar Rp. 18.240.000
Utang Jangka Panjang :
- Utang bank Rp. 60.000.000
Total utang jangka panjang Rp. 60.000.000
Ekuitas Koperasi :
- Simpanan pokok Rp. 100.000.000
- Simpanan wajib 5.000.000

17
- SHU-Periode berjalan 3.440.000
Total Ekuitas Koperasi Rp. 108.440.000
Total K ewajiban Rp. 186.680.000

Susunan Neraca
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan akun.
Akun-akun aktiva disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva
tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva
dikonversi menjadi uang tunai, semakin didahulukan posisi pencatatn dalam neraca.

Kelompok Akun
Aktiva Aktiva Lancar: - kas: uang tunai dan setara uang
Adalah semua harta koperasi yang - surat-surat berharga: investasi
diharapkan dapat berubah menjadi jangka pendek
uang dalam tempo satu tahun - piutang usaha/piutang nonanggota
- piutang anggota
- piutang karyawan
- persediaan: barang dagangan atau
bahan baku
- biaya-biaya yang dibayar di muka:
sewa,asuransi, dan lainnya
- perlengkapan usaha
- dan lain-lain
Investasi Jangka Panjang:
Adalah dana yang ditanamkan pada - penyertaan dalam koperasi
berbagai jenis aktiva yang - penyertaan dalam non koperasi
diharapkaan memberikan - investasi dalam aktiva tetap
penghasilan bagi koperasi berwujud: tanah dan lainnya
- dan lain-lain

Aktiva Tetap Berwujud: - peralatan kantor


Adalah semua aktiva yang berumur - kendaraan
lebih dari satu tahun dan memiliki - mesin
wujud fisik - tanah

Aktiva Tetap Tidak Berwujud: - goodwill


Adalah semua aktiva yang tidak - hak paten
memiliki wujud fisik tetapi memiliki - merk dagang
mamfaat nyata bagi koperasi - hak cipta
- dan lain-lain
Aktiva lain-lain: - titipan kepada penjual
Adalah aktiva yang tidak dapat
- bangunan dalam pengerjaan
dikelompokkan pada kelompok
- dan lain-lain
aktiva di atas
Utang Utang Lancar: - utang usaha

18
Adalah kewajiban koperasi yang - utang wesel
akan jatuh tempo dalam waktu - dana-dana
setahun - simpanan sukarela
- utang pajak

- pendapatan diterima dimuka


Pendapatan Diterima Dimuka:
- utang bank
Utang Jangka Panjang: - obligasi
Adalah kewajiban yang jatuh tempo
- dan lain-lain
lebih dari setahun

Ekuitas Ekuitas Koperasi: - Simpanan pokok


Adalah semua kewajiban koperasi - Simpanan wajib
kepada anggota koperasi - Simpanan penyertaan partisipasi
anggota
- Modal penyertaan
- Modal sumbangan/Donasi
- Cadangan
- SHU yang belum di bagi

3. Laporan Arus Kas adalah suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama suatu
periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber pengeluaran kas, dan saldo akhir kas
pada suatu periode. Sumber penerimaan dan pengeluaran kas koperasi dipilih menjadi 3
kelompok, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pembiayaan.

Koperasi Sejahtera Mandiri


Laporan Arus Kas
Periode 2 April – 31 Mei 2008

SHU Rp 3.440.000

Penyesuain:

Kenaikan piutang anggota (Rp 108.000.000)

Kenaikan utang jangka pendek Rp 18.240.000

Pemakaian perlengkapan Rp 100.000

Beban penyusutan Rp 120.000

Kas bersih dari aktivitas operasi (Rp 86.100.000)

Arus kas dari aktivitas investasi:

Pembelian perlengkapan (Rp 2.000.000)

19
Pembelian peralatan (Rp22.000.000)

Arus kas dari aktivitas investasi (Rp24.000.000)

Arus kas dari aktivitas pembiyaan:

Kredit bank Rp 60.000.000

Simpanan pokok RP 100.000.000

Simpana wajib Rp 5.000.000

Arus kas dari aktivitas pembiyaan Rp 165.000.000

Kas awal periode (2 April 2008) Rp 0

Kas akhir periode (31 Mei 2008) Rp 54.900.000

Secara umum, ada dua metode untuk menyusun laporan arus kas, yaitu metode langsung dan
metode tidak langsung. Pembahasan lebih rinci mengenai kedua metode penyusun laporan
arus kas, tersebut akan diuraikan dalam Bab 11, yang akan membahas berbagai hal yang
berkaitan dengan kas.

4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang menunjukkan manfaat ekonomi
yang diterima anggota koperasi selama suatau periode tertentu. Laporan tersebut mencakup 4
unsur, yaitu:

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama

b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama

c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi

d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

Laporan promosi ekonomi anggota pada dasarnya merupakan suatu laporan yang
menunjukkan “manfaat lebih” yang diperoleh anggota dari koperasi dimana mereka
bergabung menjadi anggota. “Manfaat lebih” tersebut diukur dengan membandingkan
manfaat yang diberikan koperasi kepada para anggotanya dengan meraka jika bertransaksi
dengan lembaga lain diluar koperasi. Kerna itu, data dari lembaga di luar koperasi yang
digunakn sebagai pembanding akan sangat mempengaruhi “Kinerja” pengurus koperasi,
seperti yang ditampilkan dalam laporan Promosi Ekonomi Anggota (PEA) yang mengandung
keempat unsur PEA tersebut. Masing-masing koperasi akan membuat PEA yang sesuai
dengan bidang usaha yang dimilikinya. Factor lain yang menjadi kendala dalam membuat
laporan PEA adalah memilih lembaga lain yang akan dijadikan pembanding bagi suatu
koperasi. Antar satu badan usaha dengan badan usaha lainnya akan menjual produk dengan
harga yang berbeda. Bahkan badan usaha yang sama akan menjual produknya dengan harga
yang berbeda pada waktu yang berbeda. Karena itu, sangat sulit menyusun laporan PEA yang

20
akurat bagi anggota. Kalau memang dianggap sangat penting untuk menyusun laporan PEA
setiap tahun, maka sebaiknya disepakati terlebih dahulu lembaga apakah yang dijadikan
pembanding dan harga mana yang akan dijadikan dasar pembanding.

Dalam kasus koperasi “sejahtera Mandiri”, ada dua komponen yang menjadi bagian dari
laporan promosi ekonomi anggota, yaitu manfaat ekonomi yang diporoleh anggota dari
aktivitas simpan pinjam melalui koperasi dan manfaat ekonomi dari pembagian sisa hasil
usaha koperasi.

Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari aktivitas simpan pinjam dihitung dengan
membandingkan antara jumlah biaya bunga dan biaya provisi yang harus dikeluarkan
anggota karena meminjam uang dari koperasi dan jumlah biaya bunga serta biaya provisi
yang harus dikeluarakn anggota jika meminjam dari badan usaha lainnya. Perbandingan
tersebut akan menghasilakan manfaat ekonomi dalam bentuk penghematan beban pinjaman.
Manfaat ekonomi dari penghematan beban pinjaman ini akan ditambah lagi dengan manfaat
ekonomi kelebihan balas jasa simpanan. Kelebihan balas jasa simpanan tersebut dihitung
dengan membandingkan antara total pendapatan bunga yang diperoleh anggota dari koperasi
karena menyimpan uangnya di badan usaha lain. Gabungan dari penghematan beban
pinjaman tersebut ditambah dengan manfaat ekonomi kelebihan balas jasa simpanan akan
menghasilkan manfaat ekonomi anggota atas transaksi jasa dengan koperasi.

Jika lembaga lain mengenkan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih rendah
dibandingkan koperasi, maka dari segi penghematan beban pinjaman dari koperasi, anggota
koperasi akan memperoleh manfaat ekonomi yang negative. Namun, jika lembaga lain
mengenkan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih tinggi dari koperasi, maka anggota akan
memperoleh manfaat ekonomi yang positif dari transaksi pinjaman uang kepada koperasi.
Demikian pula, balas jasa simpanan yang diberikan koperasi kepada para anggotanya akan
bernilai negative jika badan usaha lain mampu memberikan bunga simpanan yang lebih
tinggi dibandingkan koperasi. Sebaliknya jika koperasi bisa memberikan bunga simpanan
yang lebih tinggi dibandingkan badan usaha lainnya, anggota akan mendapatkan manfaat
ekonomi yang positif dalam bentuk balas jasa simpanan. Sedangkan manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota dari pembagian SHU adalah total SHU yang diperoleh koperasi yang
diolakasikan keanggota dalam bentuk Dana Anggota.

Dalam kasus koperasi sejahtera Mandiri, laporan promosi ekonomi anggota dihitung
dengan membandingkan pertisipasi jasa pinjaman (bunga) dan patisipasi jasa provisi yang
dikenakan koperasi kepada para anggotanya yang meminjam uang di koperasi dengan beban
bunga serta beban provisi yang dikenakan lembanga lain atas transaksi yang sama. Jika
lembaga lain (misalnya, Bank perkreditan Rakyat yang beroperasi di dekat koperasi tersebut)
mengenakan suku bunga pinjaman sebesar 4% per bulan dan jasa provisi sebesar 3,5% dari
nilai pinjaman, sedangkan balas jasa simpanan yang diberikan oleh lembaga lain (misalnya,
BPR) adalaha 3% besarnya promosi ekonomi anggota adalah sebagai berikut:

Koperasi Sejahtera Mandiri


Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Periode 2 April – 31 Mei 2008
21
Penghematan beban pinjam:

- Partisipasi jasa pinjaman Rp 1.200.000


- Partisipasi jasa provisi Rp 1.800.000

Kelebihan balas jasa simpanan anggota:


- Bunga simpanan (tabungan) (Rp 120.000)

Jumlah promosi ekonomi anggota dari transaksi jasa Rp 2.880.000


Jumlah promosi ekonomi anggota dari alokasi SHU Rp 1.376.000
Jumlah promosi ekonomi anggota total Rp 4.256.000

Promosi ekonomi anggota sebesar Rp 2.880.000 tersebut dihitung dengan cara


membandingkan suku bunga dan tarif provisi yang dikenakan koperasi dengan yang
dikenakan lembaga lain serta imbalan bunga yang diberikan koperasi dengan yang diberikan
lembaga lain.

Nilai Kopersi Lembaga lain manfaat


Keterangan Tari
Transaksi lebih
f Jumlah Tarif jumlah

Balas jasa simpan Rp12.000.000 2% Rp240.000 3% Rp360.000 (Rp120.000)


Rp120.000.00 Rp4.800.00
Jasa Pinjaman 0 3% Rp3.600.000 4% 0 Rp1.200.000
Rp120.000.00 3,50 Rp4.200.00
Jasa Provisi 0 2% Rp2.400.000 % 0 Rp1.800.000
           
Jumlah promosi ekonomi anggota dari penyediaan jasa Rp2.880.000

Jumlah promosi ekonomi anggota dari alokasi SHU sebesar Rp 1.376.000 itu berasal dari
jumlah SHU yang diperoleh koperasi selama periode tersebut seperti yang terlihat dari
laporan hasil usaha koperasi, yaitu sebesar periode tersebut seperti yang terlihat dari laporan
hasil usaha koperasi , yaitu sebesar Rp 3.440.000, dakalikan dengan 40%. Proporsi sebesar
40% ini didasarkan pada asumsi AD/ART koperasi menetapkan bahwa dari total SHU yang
diperoleh koperasi sebesar 40% harus daalokasikan untuk dana anggota.

II.6 JURNAL PENUTUP

Pada akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus menutup buku akuntansi
sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode

22
tersebut. Proses penutupan buku suatu koperasi adalah dengan memindahkan akun-akun
nominal (semua akun laporan laba rugi) kea kun riil (semua akun neraca). Langkah-
langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut:

1) Menutup semua akun pendapatan dengan cara mendebet akun pendapatan dan
mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
2) Menutup semua akun beban dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan
mengkredit semua akun beban.
3) Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan
mengkredit akun SHU sebesar selisih antara pendapatan dan beban.
4) Menutup akun-akun SHU dengan cara mendebet akun SHU dan mengkredit akun-
akun yang merupakan komponen untuk mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun dana
cadangan.

Setelah jurnal penutup dibuat maka catatan yang terlihat adalah sebagai berikut:

       
  Partisipasi jasa anggota Rp3.600.000  
  partisipasi jasa provisi Rp2.400.000  
  ikhtisar Laba Rugi   Rp6.000.000
       

       
  Ikhtisar Laba Rugi Rp2.560.000  
  Gaji   Rp1.200.000
  Beban Bunga   Rp1.140.000
  Beban Penyusutan Peralatan   Rp120.000
  Beban Pemakaian Perlengkapan   Rp100.000
       
       
  Iktisar Laba Rugi Rp3.440.000  
  SHU   Rp3.440.000
       

  SHU Rp3.440.000  
  SHU yang dibagikan   Rp3.440.000
       

Jika dalam AD/ART koperasi “Sejahtera Mandiri” ditentukan bahwa SHU yang di
peroleh koperasi selama suatu periode harus dialokasikan keberbagai dana dan cadangan
komposisi sebagai berikut:
-Dana sosial : 10% - Dana Anggota : 40%
-Dana Pengurus : 10% - Cadangan : 40%

23
SHU yang diperoleh tersebut akan dialokasikan keberbagai dana dan cadangan dengan
komposisi seperti terlihat di atas. Jurnal penutup yang keempat tidak berwujud jurnal yang
bersifat umum, tetapi harus spesifik seperti berikut:

       
  SHU Rp3.440.000  
  Dana Sosial   Rp344.000
  Dana Pengurus   Rp344.000
  Dana anggota   Rp1.376.000
  Cadangan   Rp1.376.000
       

Sebuah jurnal penutup ini dibuat, aktivitas pencatatan transaksi keuangan di Koperasi
Sejahtera Mandiridan dianggap selesai untuk periode tersebut. Dan neraca yang harus
disajikan oleh pengurus koperasi “Sejahtera Mandiri” adalah sebagai berikut:

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca
Per 31 Mei 2010

Kas Rp. 54.900.000 Utang usaha Rp. 6.000.000


Piutang anggota Rp.108.000.000 Utang bunga Rp. 240.000
Perlengkapan Kantor Rp. 1.900.000 Dana sosial Rp. 344.000
Peralatan Kantor Rp. 22.000.000 Dana pengurus Rp. 344.000
Akm. Peny pralatan (Rp. 120.000) Dana anggota Rp. 1.376.000
Simpanan sukarela Rp. 12.000.000
Utang bank Rp. 60.000.000

Simpanan pokok Rp.100.000.000


Simpanan wajib Rp. 5.000.000
Cadangan Rp. 1.376.000

Total Aktiva Rp. 186.680.000 Total kewajiban Rp.186.680.000

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

24
Koperasi Simpan Pinjam didirikan bertujuan untuk memberi kesempatan kepada
anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga ringan. Koperasi
simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam
jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan
menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-
rendahnya. Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian
menyalurkan kembali kepada anggota.

2. SARAN

Sebaiknya kopersai perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak pelatihan yang
diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat kinerja dan dan
pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian akan semakin banyak masyarakat yang
tertarik untuk berkoperasi, tentunya hal ini diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah
khusunya instansi yang terkait. Kepada anggota koperasi untuk lebih aktif berpartisipasi
dalam koperasi sebagai usaha yang dikerjakan secara barsama-sama dan untuk kepentingan
bersama pula.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Rudianto, (2010), Akuntansi Koperasi, Jakarta: Erlangga

25
26

Anda mungkin juga menyukai