Ak Koperasi
Ak Koperasi
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang
ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok
perkoperasian bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan kata lain koperasi sebagai salah satu badan usaha yang melakukan kegiatan
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak ekonomi rakyat yang berdasar atas
asas kekeluargaan. Dengan memperhatikan kedudukan dan tujuan koperasi seperti tersebut
diatas, maka peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan
potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang
mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam
kehidupanekonomi seperti itu koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan
usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. (Baswir, 2000:7)
Dalam kegiatannya koperasi mengelola berbagai jenis usaha bagianggotanya. Salah
satu jenis usaha yang biasanya dikembangkan adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Hal ini
sesuai dengan pasal 44 UU no 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian yang
menyatakan” Bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang
bersangkutan koperasi lain dan atau anggotanya”. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi
dasar bagi koperasi untuk melaksanakan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) baik sebagai salah
satu jenis kegiatan koperasi.
1
I.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Koperasi simpan pinjam adalah kopersi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan
dana dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kemabali kepada para anggota yang
memerlukan bantuan dana. Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa
penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. Walaupun pemupukan modal
dilakukan koperasi dari para anggotanya, sering kali jumlah uang yang ingin dipinjam oleh
anggota lebih besar dari modal yang dimiliki koperasi. Karena itu, tidak jarang koperasi harus
meminjam uang dari kreditor di luar koperasi, Seperti bank atau koperasi kredit.
Jadi, pada dasarnya fungsi koperasi simpan pinjam adalah sebagai jembatan antara
anggota koperasi yang memerlukan uang pinjaman dengan anggota koperasi yang
menyimpan uangnya di koperasi atau kreditor lainnya.
a. Kelembagaan Koperasi
3
b. Usaha Koperasi
Adapun masalah yang berkaitan dengan pengembangan usaha adalah:
Dalam pelaksanaan usaha, koperasi masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan
kegiatan di berbagai sektor perekonomian karena belum memiliki kemampuan
memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia. Belum sepenuhnya tercipta jaringan
mata rantai tataniaga yang efektif dan efisien, baik dalam pemasaran hasil produksi
anggotanya maupun dalam distribusi bahan kebutuhan pokok para anggotanya.
Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan
lunak untuk mengembangkan usaha, terutama yang menyangkut kegiatan usaha yang
sesuai dengan kebutuhan anggota, di luar kegiatan program pemerintah. Selain itu
koperasi masih belum mampu melaksanakan pemupukan modal sendiri yang
mengakibatkan sangat tergantung pada kredit dari bank walaupun biayanya lebih mahal.
Keterbatasan jumlah dan jenis sarana usaha yang dimiliki koperasi, dan kemampuan para
pengelola koperasi dalam mengelola sarana usaha yang telah dimiliki.
c. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan yang terdiri dari kondisi ekonomi, politik, sosial dan budaya, tidak
dapat dilepaskan dari proses pengembangan koperasi. Di satu pihak kondisi tersebut
dapat memberikan kesempatan, di pihak lain dapat menimbulkan hambatan bagi
perkembangan koperasi.
Mempelajari hal-hal yang terkait dengan akun dan buku besar terlebih dahulu akan
mempermudah kita memahami cara kerja dan pencatatan jurnal dalam buku jurnal. Setelah
memahami dan menguasai dengan baik segala sesuatu yang berkaitan dengan cara pencatatan
transaksi dalam akun (buku besar), cara kerja dan pengertian kita harus dikembalian kepada
urutan yang seharusnya, yaitu proses dan tahap pencatatan transaksi di buku jurnal
mendahului pencatatan di buku besar. Itulah yang disebut siklus akuntansi.
Transaksi yang dilakukan koperasi harus disertai dengan dokumen transaksi, baik
berupa faktur, nota, kwitansi, bukti pengeluaran uang, bukti penerimaan uang, atau dokumen
lainnya. Berdasarkan dokumen yang telah dibuat dan diterima staf akuntansi, dimulailah
pencatan akuntansi tersebut dalam media yang disebut buku jurnal disebut dengan menjurnal.
Setiap beberapa waktu, misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali,
catatan akuntansi dalam buku harian dipindahkan ke buku besar sesuai dengan dan nama
akun yang sesuai. Proses memindahkan catatan dari buku harian ke buku besar tersebut
disebut dengan memposting. Pada akhir periode akuntansi, setiap akun yang ada di buku
besar, dapat disusun suatu daftar akun beserta saldo akhirnya yang disebut dengan neraca
saldo. Neraca saldo yang dibuat biasanya didasarkan pada transaksi-transaksi yang telah
dilakukan koperasi selama satu periode, belum mencakup penyesuaian mengenai beberapa
4
hal yang harus dilakukan. Jika ada beberapa hal yang belum tepat dan harus disesuaikan,
maka perlu dibuat jurnal penyesuaian terlebih dahulu. Baru kemudian disusun neraca saldo
yang telah disesuaikan. Berdasarkan neraca saldo tersebut disusunlah laporan keuangan
koperasi, yang dimulai dengan membuat laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan
baru kemudian neraca.
Untuk memperjelas hubungan antara buku jurnal dan buku besar serta laporan
keungan (siklus akuntansi yang seharusnya), contoh soal (Koperasi “Sejahtera Mandiri”)
sebelumnya dapat diulas kembali agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan
sistematis.
Pada awal tahun 2010, karyawan PT Duta Niaga yang berlokasi disuatu kawasan
industri Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini direncanakan akan bergerak
dibidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk
menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan uangya dan memberikan pinjaman kepada
anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan
perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi “ Sejahtera Mandiri”. Untuk aktivitas harian,
koperasi akan menggunakan salah satu ruangan di perusahaan sebagai kantor.
Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri koperasi
menyerahkan uang sebesar Rp 500.000 per orang sebagai simpanan pokok anggota
koperasi.
Empat hari kemudian yaitu tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli
peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip, komputer, printer, dan sebagainnya,
seharga Rp 22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan
sebagiannya lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari
jumlah itu sebanyak Rp 7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam
waktu 4 bulan.
Keesokan harinya tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga membeli
peralatan kantor, seperti kertas , pensi, pulpen, rautan pensil, penggaris, buku, dan
sebagainya seharga Rp 2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan
menggunakan uang koperasi “Sejahtera Mandiri”.
Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp 25.000
per orang sebagai simpanan wajib anggota.
Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi “Sejahtera Mandiri” memperoleh kredit usaha dari
Banj mandiri sebesar Rp 60.000.000.
Pada tanggan 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp
12.000.000 di kopersi “Sejahtera Mandiri”.
Pada tanggal 10 Mei 2010, koperasi “Sejahtera Mandiri” memberikan pinjaman uang
kepada 24 orang anggotanya sebesar Rp 5.000.000 per orang, dengan nilai total pinjaman
sebesar Rp 120.000.000 pada suku bunga 3% per bulan.
Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi
membayar angsuran pokok, bunga pinjaman, dan jasa provisi sebesar Rp 18.000.000.
5
dari jumlah itu Rp 12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesaar Rp
3.600.000 meruoakan pembayaran bunga pinjaman, dan sebesar Rp 2.400.000
merupakan jasa provisi.
Pada tanggal 30 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar Rp 600.000
per orang,. Kedua karyawan itu mulai bekerja pada tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang
sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank mandiri sebesar Rp 900.000.
Pada tanggal 31 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya
kepada Toko ABC sebesar Rp 9.000.000.
Berdasarkan transaksi yang terjadi selama dua bulan tersebut, antara awal bulan April
hingga akhir bulan Mei 2010, kita dapat mencatat transaksi itu dalam buku jurnal koperasi
sebagai berikut:
6
Berdasarkan jurnal yang ada di buku jurnal koperasi “Sejahtera Mandiri” yang telah
kita buat, kita harus memindahkan (memposting) catatan jurnal ke dalam buku besar yang
dimiliki koperasi tersebut. Proses posting ini dilakukan transaksi per transaksi, jurnal per
jurnal. Jika suatu jurnal dicatat di sisi debet, maka di buku besarnya harus dicatat di sisi
debet. Demikian pula kalau suatu jurnal dicaatat di sisi kredit, di akun yang ada di buku besar
juga harus dicatat di sisi kredit. Sebagai contoh, untuk transaksi tanggal 2 April 2010, jika di
buku harian Kas dicatat di sisi debet dan Simpanan Pokok dicatat di sisi kredit, maka akun
kas yang ada di buku besar juga harus dicatat sebesar jumlah yang ada di buku harian di sisi
debet, yaitu sebesar Rp 100.000.000. Demikian pula dengan akun simpanan pokok yang
terdapat di buku besar harus mengikuti pencatatan yang terdapat di buku harian, yang dicacat
di sisi kredit sebesar Rp 100.000.000.
BUKU BESAR
Nama Akun :
Kas
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Kredi
Debet t
2010
Setoran simpanan 100.000.00
2 April
pokok 0 100.000.000
pembelian peralatan
6 7.000.000
kantor 93.000.000
pembelian
7 2.000.000
perlengkapan 91.000.000
setoran simpanan
2 5.000.000
wajib 96.000.000
kredit dari bank
5 Mei 60.000.000
mandiri 156.000.000
6 simpanan sukarela 12.000.000 168.000.000
10 pinjaman ke anggota 120.000.000 48.000.000
angsuran pokok dan
18.000.000
29 bunga 66.000.000
7
2010
pinjaman ke anggota
10 Mei 120.000.000
3% 120.000.000
angsuran pokok
30 12.000.000
piutang 108.000.000
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010
7 April kertas, pulpen, pensil, dsb 2.000.000 2.000.000
8
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010
setoran simpanan sukarela
6 Mei 12.000.000 12.000.000
anggota
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
9
2010
pendapatan bunga dari
2 Mei 3.600.000 3.600.000
anggota
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010
Pendapatan Jasa Provisi
29 Mei 2.400.000
Pinjaman 2.400.000
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2010
bunga kredit usaha di
30 Mei 900.000 900.000
Bank Mandiri
10
Setelah semua jurnal yang tercatat di buku harian diposting ke buku besar pada akhir
periode, yang dalam kasus Koperasi Sejahtera Mandiri adalah pada akhir bulan Juni 2010,
setiap akun dihitung saldonya. Saldo setiap akun tersebut dicatat dalam suatu tebel yang
berisi kempulan saldo yang dimilki setiap akun koperasi tersebut. Tabel itu disebut dengan
neracaa saldo atau neraca percobaan.
Jika proses perhitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah selesai, kita hanya
tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untuk periode yang bersangkutan. Akan
tetapi, sebelum menyusun laporan keuangan kita dapat mempergunakan media penolong
untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut
dengan Neraca Lajur.
Neraca lajur adalah selembar kertas berkolom, yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan
akuntansi secara manual untuk membantu menggabungkan pekerjaan pada akhir periode
akuntansi.
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum menyusun
laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh
dihindari oleh akuntan dalam siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu
untuk mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur dapat terdiri
dari 10 kolom + 1 untuk keterangan atau 12 kolom + 1 untuk keterangan.
Kolom keterangan berisi nama-nama akun yang ada dalam buku besar suatu
perusahaan. Kolom pertama dan kedua berisi saldo akhir setiap akun yang ada dalam buku
besar kolom ketiga dan keempat berfungsi untuk menyesuaikan berbagai akun yang belum
11
tepat karena adanya beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar.
Kolom kelima dan keenam berisi kumpulan saldo semua akun yang ada di buku besar yang
telah disesuaikan. Kolom ketujuh dan kedelapan berisi saldo akun pendapatan dan semua
akun beban yang ada, di mana selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Kolom kesembilan
dan kesepuluh berisi saldo awal modal atau laba ditahan dan laba usaha periode tersebut serta
saldo akun prive atau dividen. Penjumlahan antara saldo modal awal dan laba usaha
dikurangi dengan prive atau dividen dicatat sebagai modal atau laba ditahan akhir periode
tersebut. Dan kolom kesebelas dan keduabelas berisi saldo semua akun neraca pada akhir
periode tersebut. Jika neraca lajurnya terdiri dari 10 kolom + 1 keterangan, maka kolom
kesembilan dan kesepuluh (perubahan modal atau laba ditahan) ditiadakan.
Dari contoh kasus koperasi “sejahtera Mandiri” sebelumnya, neraca saldo yang telah
disusun berdasarkan saldo semua akun yang ada merupakan isi dari kolom pertama dan
kedua neraca lajur.
Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi “Sejahtera Mandiri”
mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar, yaitu :
a. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengkapan Kantor yang tersisa (habis akibat
pemakaian pada akhir bulan Mei 2008 tinggal sebesar Rp. 1.900.000 dan belum dicatat.
b. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan April, Mei, dan Juni 2008 sebesar Rp
120.000 belum dicatat.
c. Beban bunga Simpanan Sukarela anggota koperasi untuk bulan Mei sebesar Rp 240.000
belum dicatat dan belum dibayarkan.
Neraca lajur dibuat hanya untuk menolong dan mempermudah akuntan dalam
menyusun laporan keuangan. Karena itu, perlu diperhatikan urutan penyusunan neraca lajur.
Setalah saldo semua akun yang ada di buku besar diketahui, saldonya disusun dalam
kolom neraca saldo (kolom pertama dan kedua) yang ada di neraca lajur. Neraca saldo ini
belum memperhitungkan penyesuaian atas beberapa hal yang belum tercatat. Jadi, neraca
saldo ini merupakan neraca percobaan yang didasarkan hanya pada saldo akun-akun yang ada
di buku besar yang telah dicatat dan dibukukan berdasarkan transaksi yang telah dibuat
perusahaan selama periode tersebut.
12
Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan dimasukkan ke
dalam kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat). Kolom ini berfungsi untuk
menyesuaikan akun pendapatan, akun biaya, akun aktiva, dan akun kewajiban agar sesuai
dengan yang seharusnya pada periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya didasarkan pada
data dan informasi internal yang menjadi bukti internal, seperti bukti memorial yang dibuat
oleh manajer akuntansi atau kepala bagian akuntansi.
Sebagai contoh, akun Perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar
Rp 2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan juni
jumlahnya hanya Rp 1.900.000. ini berarti jumlah perlengkapan kantor yang digunakan pada
periode tersebut adalah Rp 100.000. Demikian pula, akun beban penyusutan pada periode
tersebut dibebankan sebesar Rp 120.000 untuk peralatan kantor dan sebesar Rp 240.000
untuk beban bunga simpanan sukarela yang belum dicatat serta belum dibayarkan.
Jika penyesuaian telah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya telah tersusun harus
disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga tersusun neraca saldo yang telah
disesuaikan (kolom kelima dan keenam). Neraca saldo yang telah disesuaikan ini
menampung informasi tambahan yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa
akun berubah sesuai informasi tambahan yang ada. Sebagai contoh, akun Perlengkapan
Kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp 2.000.000, ternyata dari hasil stock
opname diketahui bahwa pada akhir bulan April jumlahnya hanya Rp. 1.900.000. Demikian
pula, akun beban penyusutan pada periode tersebut dibebankan sebesar Rp 120.000 untuk
peralatan kantor. Karena itu, pada kolom neraca saldo yang telah disesuaikan, akun
perlengkapan kantor berubah nilainya dibanding neraca saldo sebelum disesuaikan, dan akun
beban penyusutan serta akumulasi penyusutan melengkapi kolom ini.
Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun laporan perhitungan hasil
usaha, di mana dihitung selihih antara pendapatan denan seluruh beban yang dikeluarkan.
Selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit
sedangkan saldo semua akun beban dimasukkan di sisi debit. Selisih antara jumlah sisi kredit
dan sisi debit diakui sebagai sisa hasil usaha periode tersebut. Pendapan koperasi “Sejahtera
Mandiri” pada periode ini tercatat sebesar Rp 8.400.000. Sedangkan beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar Rp 4.960.000. Ini berarti SHU yang diperoleh
sebesar Rp 3.440.000 yang merupakan selisih antara pendapatan dengan beban yang
dikeluarkan.
Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun aktiva, utang,
dan ekuitas koperasi dalam kolom neraca saldo yang disesuaikan dipindahkan ke kolom
neraca. SHU yang telah diketahui dari kolom sebelumnya dipindahkan ke kolom ini di sisi
kredit sebagai penambah ekuitas koperasi.
Koperasi “Sejahtera Mandiri”
Neraca Lajur (dalam ribuan)
Penyesuai Saldo yg
Neraca Saldo Hasil usaha Neraca
Keterangan an disesuaikan
D K D K D K D K D K
Kas 54.900 54.900 54.900
13
Piutang
108.000 108.000 108.000
Anggota
Perlengkapan
2.000 100 1.900 1.900
Kantor
Peralatan
22.000 22.000 22.000
Kantor
Utang Usaha 6.000 6.000 6.000
Simpanan
12.000 12.000 12.000
Sukarela
Utang Bank 60.000 60.000 60.000
Simpanan
100.000 100.000 100.000
Pokok
Simpanan
5.000 5.000 5.000
Wajib
Partisipasi
Jasa 3.600 3.600 3.600
Pinjaman
Partisipasi
2.400 2.400 2.400
Jasa Provisi
Gaji 1.200 1.200 1.200
Beban Bunga 900 240 1.140 1.140
Beban
pemakaian 100 100 100
Perlengkapan
Beban Peny.
120 120 120 120
Peralatan K.
Akum. Peny.
120 120
Peralatan
Utang Bunga 240 240 240
Sisa Hasil
3.440 3.440
Usaha
Total 189.000 189.000 460 460 189.360 189.360 6.000 6.000 186.800 186.800
14
harus merinci hasil usaha yang berasal dari anggota dan laba yang diperoleh dan
aktivitas koperasi yang dilakukan oleh bukan anggota.
2. Neraca yaitu suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki
koperasi,serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh.
3. Laporan Arus Kas yaitu suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama
suatui periode tertentu yang mencakup saldi awal kas,sumber penerimaan kas,sumber
pengeluaran kas,dan saldo akhir kas pada suatu periode.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota yaitu laporan yanng menunjukkan manfaat
ekonomi yang diterima anggota koperasi selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut
mencakup 4 unsur,yaitu:
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Bersadasarkan neraca lajur yang telah kita miliki,kita dapat menyusun laporan keuangan
Koperasi “Sejahtera Mandiri”. Penyusun laporan keuangan tersebut dimulai dengan
pembuatan perhitungan Hasil Usaha, kemudian baru disusun Neraca, lalu menyusun Laporan
Arus Kas, dan yang terakhir Laporan Promosi Ekonomi Anggota kopersi tersebut.
15
-Beban Bunga (1.140.000)
#Partisipasi Neto Anggota 4.860.000
#Beban Operasi:
-Gaji Rp. 1.200.000
-Beban Penyusutan Peralatan 120.000
-Beban Pemakaian Perlengkapan 100.000
Total Beban Operasi (Rp. 1.420.000)
#Sisa Hasil Usaha Rp. 3.440.000
2. Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki
koperasi, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca koperasi ini
dapat disusun dengan memasukkan semua akun uang serta ekuitas ke sisi kanan atau
kewajiban neraca. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca adalah saldo ekuitas
akhir yang terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan SHU periode berjalan,
neraca koperasi “Sejahtera Mandiri” dapat disusun sebagai berikut:
16
Simpanan wajib 5.000.000
SHU-Periode Berjalan 3.440.000
Neraca koperasi “sejahtera Mandiri” pada akhir periode akuntansi akan terlihat seperti
di atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar Rp. 186.680.000. Jika dibandingkan
dan kita perhatikan dengan seksama, maka akan terlihat bahwa neraca tersebut sama persis
dengan neraca yang tercatat diakhir Bab 3.
Bentuk Neraca
Bentuk neraca seperti itu disebut denan bentuk T, di mana disebelah kiri disusun deretan
aktiva atau harta perusahaan dan disebelah kanan disusun deretan kewajiban yang dibagi ke
dalam dua kelompok besar yaitu utang dan modal.
Neraca itu dapat juga disusun dengan urutan dari atas ke bawah (vertikal) yang
disebut sebagai bentuk laporan. Neraca bentuk laporan menyusunan aktiva dan kewajiban
dalam urutan dari atas ke bawah seperti berikut ini:
17
- SHU-Periode berjalan 3.440.000
Total Ekuitas Koperasi Rp. 108.440.000
Total K ewajiban Rp. 186.680.000
Susunan Neraca
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan akun.
Akun-akun aktiva disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva
tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva
dikonversi menjadi uang tunai, semakin didahulukan posisi pencatatn dalam neraca.
Kelompok Akun
Aktiva Aktiva Lancar: - kas: uang tunai dan setara uang
Adalah semua harta koperasi yang - surat-surat berharga: investasi
diharapkan dapat berubah menjadi jangka pendek
uang dalam tempo satu tahun - piutang usaha/piutang nonanggota
- piutang anggota
- piutang karyawan
- persediaan: barang dagangan atau
bahan baku
- biaya-biaya yang dibayar di muka:
sewa,asuransi, dan lainnya
- perlengkapan usaha
- dan lain-lain
Investasi Jangka Panjang:
Adalah dana yang ditanamkan pada - penyertaan dalam koperasi
berbagai jenis aktiva yang - penyertaan dalam non koperasi
diharapkaan memberikan - investasi dalam aktiva tetap
penghasilan bagi koperasi berwujud: tanah dan lainnya
- dan lain-lain
18
Adalah kewajiban koperasi yang - utang wesel
akan jatuh tempo dalam waktu - dana-dana
setahun - simpanan sukarela
- utang pajak
3. Laporan Arus Kas adalah suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama suatu
periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber pengeluaran kas, dan saldo akhir kas
pada suatu periode. Sumber penerimaan dan pengeluaran kas koperasi dipilih menjadi 3
kelompok, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pembiayaan.
SHU Rp 3.440.000
Penyesuain:
19
Pembelian peralatan (Rp22.000.000)
Secara umum, ada dua metode untuk menyusun laporan arus kas, yaitu metode langsung dan
metode tidak langsung. Pembahasan lebih rinci mengenai kedua metode penyusun laporan
arus kas, tersebut akan diuraikan dalam Bab 11, yang akan membahas berbagai hal yang
berkaitan dengan kas.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang menunjukkan manfaat ekonomi
yang diterima anggota koperasi selama suatau periode tertentu. Laporan tersebut mencakup 4
unsur, yaitu:
Laporan promosi ekonomi anggota pada dasarnya merupakan suatu laporan yang
menunjukkan “manfaat lebih” yang diperoleh anggota dari koperasi dimana mereka
bergabung menjadi anggota. “Manfaat lebih” tersebut diukur dengan membandingkan
manfaat yang diberikan koperasi kepada para anggotanya dengan meraka jika bertransaksi
dengan lembaga lain diluar koperasi. Kerna itu, data dari lembaga di luar koperasi yang
digunakn sebagai pembanding akan sangat mempengaruhi “Kinerja” pengurus koperasi,
seperti yang ditampilkan dalam laporan Promosi Ekonomi Anggota (PEA) yang mengandung
keempat unsur PEA tersebut. Masing-masing koperasi akan membuat PEA yang sesuai
dengan bidang usaha yang dimilikinya. Factor lain yang menjadi kendala dalam membuat
laporan PEA adalah memilih lembaga lain yang akan dijadikan pembanding bagi suatu
koperasi. Antar satu badan usaha dengan badan usaha lainnya akan menjual produk dengan
harga yang berbeda. Bahkan badan usaha yang sama akan menjual produknya dengan harga
yang berbeda pada waktu yang berbeda. Karena itu, sangat sulit menyusun laporan PEA yang
20
akurat bagi anggota. Kalau memang dianggap sangat penting untuk menyusun laporan PEA
setiap tahun, maka sebaiknya disepakati terlebih dahulu lembaga apakah yang dijadikan
pembanding dan harga mana yang akan dijadikan dasar pembanding.
Dalam kasus koperasi “sejahtera Mandiri”, ada dua komponen yang menjadi bagian dari
laporan promosi ekonomi anggota, yaitu manfaat ekonomi yang diporoleh anggota dari
aktivitas simpan pinjam melalui koperasi dan manfaat ekonomi dari pembagian sisa hasil
usaha koperasi.
Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari aktivitas simpan pinjam dihitung dengan
membandingkan antara jumlah biaya bunga dan biaya provisi yang harus dikeluarkan
anggota karena meminjam uang dari koperasi dan jumlah biaya bunga serta biaya provisi
yang harus dikeluarakn anggota jika meminjam dari badan usaha lainnya. Perbandingan
tersebut akan menghasilakan manfaat ekonomi dalam bentuk penghematan beban pinjaman.
Manfaat ekonomi dari penghematan beban pinjaman ini akan ditambah lagi dengan manfaat
ekonomi kelebihan balas jasa simpanan. Kelebihan balas jasa simpanan tersebut dihitung
dengan membandingkan antara total pendapatan bunga yang diperoleh anggota dari koperasi
karena menyimpan uangnya di badan usaha lain. Gabungan dari penghematan beban
pinjaman tersebut ditambah dengan manfaat ekonomi kelebihan balas jasa simpanan akan
menghasilkan manfaat ekonomi anggota atas transaksi jasa dengan koperasi.
Jika lembaga lain mengenkan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih rendah
dibandingkan koperasi, maka dari segi penghematan beban pinjaman dari koperasi, anggota
koperasi akan memperoleh manfaat ekonomi yang negative. Namun, jika lembaga lain
mengenkan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih tinggi dari koperasi, maka anggota akan
memperoleh manfaat ekonomi yang positif dari transaksi pinjaman uang kepada koperasi.
Demikian pula, balas jasa simpanan yang diberikan koperasi kepada para anggotanya akan
bernilai negative jika badan usaha lain mampu memberikan bunga simpanan yang lebih
tinggi dibandingkan koperasi. Sebaliknya jika koperasi bisa memberikan bunga simpanan
yang lebih tinggi dibandingkan badan usaha lainnya, anggota akan mendapatkan manfaat
ekonomi yang positif dalam bentuk balas jasa simpanan. Sedangkan manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota dari pembagian SHU adalah total SHU yang diperoleh koperasi yang
diolakasikan keanggota dalam bentuk Dana Anggota.
Dalam kasus koperasi sejahtera Mandiri, laporan promosi ekonomi anggota dihitung
dengan membandingkan pertisipasi jasa pinjaman (bunga) dan patisipasi jasa provisi yang
dikenakan koperasi kepada para anggotanya yang meminjam uang di koperasi dengan beban
bunga serta beban provisi yang dikenakan lembanga lain atas transaksi yang sama. Jika
lembaga lain (misalnya, Bank perkreditan Rakyat yang beroperasi di dekat koperasi tersebut)
mengenakan suku bunga pinjaman sebesar 4% per bulan dan jasa provisi sebesar 3,5% dari
nilai pinjaman, sedangkan balas jasa simpanan yang diberikan oleh lembaga lain (misalnya,
BPR) adalaha 3% besarnya promosi ekonomi anggota adalah sebagai berikut:
Jumlah promosi ekonomi anggota dari alokasi SHU sebesar Rp 1.376.000 itu berasal dari
jumlah SHU yang diperoleh koperasi selama periode tersebut seperti yang terlihat dari
laporan hasil usaha koperasi, yaitu sebesar periode tersebut seperti yang terlihat dari laporan
hasil usaha koperasi , yaitu sebesar Rp 3.440.000, dakalikan dengan 40%. Proporsi sebesar
40% ini didasarkan pada asumsi AD/ART koperasi menetapkan bahwa dari total SHU yang
diperoleh koperasi sebesar 40% harus daalokasikan untuk dana anggota.
Pada akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus menutup buku akuntansi
sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode
22
tersebut. Proses penutupan buku suatu koperasi adalah dengan memindahkan akun-akun
nominal (semua akun laporan laba rugi) kea kun riil (semua akun neraca). Langkah-
langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut:
1) Menutup semua akun pendapatan dengan cara mendebet akun pendapatan dan
mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
2) Menutup semua akun beban dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan
mengkredit semua akun beban.
3) Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan
mengkredit akun SHU sebesar selisih antara pendapatan dan beban.
4) Menutup akun-akun SHU dengan cara mendebet akun SHU dan mengkredit akun-
akun yang merupakan komponen untuk mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun dana
cadangan.
Setelah jurnal penutup dibuat maka catatan yang terlihat adalah sebagai berikut:
Partisipasi jasa anggota Rp3.600.000
partisipasi jasa provisi Rp2.400.000
ikhtisar Laba Rugi Rp6.000.000
Ikhtisar Laba Rugi Rp2.560.000
Gaji Rp1.200.000
Beban Bunga Rp1.140.000
Beban Penyusutan Peralatan Rp120.000
Beban Pemakaian Perlengkapan Rp100.000
Iktisar Laba Rugi Rp3.440.000
SHU Rp3.440.000
SHU Rp3.440.000
SHU yang dibagikan Rp3.440.000
Jika dalam AD/ART koperasi “Sejahtera Mandiri” ditentukan bahwa SHU yang di
peroleh koperasi selama suatu periode harus dialokasikan keberbagai dana dan cadangan
komposisi sebagai berikut:
-Dana sosial : 10% - Dana Anggota : 40%
-Dana Pengurus : 10% - Cadangan : 40%
23
SHU yang diperoleh tersebut akan dialokasikan keberbagai dana dan cadangan dengan
komposisi seperti terlihat di atas. Jurnal penutup yang keempat tidak berwujud jurnal yang
bersifat umum, tetapi harus spesifik seperti berikut:
SHU Rp3.440.000
Dana Sosial Rp344.000
Dana Pengurus Rp344.000
Dana anggota Rp1.376.000
Cadangan Rp1.376.000
Sebuah jurnal penutup ini dibuat, aktivitas pencatatan transaksi keuangan di Koperasi
Sejahtera Mandiridan dianggap selesai untuk periode tersebut. Dan neraca yang harus
disajikan oleh pengurus koperasi “Sejahtera Mandiri” adalah sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
24
Koperasi Simpan Pinjam didirikan bertujuan untuk memberi kesempatan kepada
anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga ringan. Koperasi
simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam
jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan
menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-
rendahnya. Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian
menyalurkan kembali kepada anggota.
2. SARAN
Sebaiknya kopersai perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak pelatihan yang
diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat kinerja dan dan
pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian akan semakin banyak masyarakat yang
tertarik untuk berkoperasi, tentunya hal ini diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah
khusunya instansi yang terkait. Kepada anggota koperasi untuk lebih aktif berpartisipasi
dalam koperasi sebagai usaha yang dikerjakan secara barsama-sama dan untuk kepentingan
bersama pula.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
25
26