Ringkasan Proposal
Ringkasan Proposal
1. Judul Proposal :
Pattimura.
Earphone adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang
suara. Alat ini biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan berbicara dengan
visual dan telekomunikasi saat ini, penggunaan earphone untuk mendengarkan musik
dari telepon genggam dan perangkat audio lain juga semakin meningkat.
aktivitas lain seperti saat sedang bersantai, menempuh perjalanan jauh, belajar dan
bahkan saat tidur. Hal ini dapat menimbulkan bising ketika digunakan secara terus
Musik yang didengar melalui earphone memiliki intensitas bising yang lebih
besar daripada intensitas bising musik yang didengar tanpa menggunakan earphone.
Hal ini dikarenakan jarak sumber suara lebih dekat. Selain itu, earphone tidak dapat
pendengaran secara bertahap yang disebabkan oleh paparan suara keras selama
jangka waktu tertentu. Ambang suara minimal yang dianggap dapat menurunkan
fungsi pendengaran adalah 85 dB dengan paparan lebih dari delapan jam per hari,
sementara intensitas suara yang dihasilkan oleh Personal Listening Devices (PLDs)
termasuk earphone bisa mencapai 110 dB. Paparan suara berintensitas 110 dB,
selama satu jam per hari dapat menurunkan fungsi pendengaran. Jika intensitas suara
lebih dari yang telah ditentukan, maka akan terjadi gangguan pada telinga khususnya
bagian cochlea, dimana akan terjadi proses perubahan energi mekanik menjadi energi
listrik. Sel-sel rambut getar yang seharusnya mentransmisi suara mekanik menjadi
miliar remaja dan dewasa muda di seluruh dunia memiliki risiko terganggu
pendengarannya akibat penggunaan alat hiburan yang tidak aman bagi pendengaran,
75% dan terbanyak didominasi oleh remaja dan dewasa muda, yang merupakan
separuh dari jumlah populasi usia 12-35 tahun yang tinggal didaerah perkotaan. 5
Menurut survei yang dilakukan oleh Multi Center Study (MCS) menunjukkan bahwa
keempat di Asia Tenggara, yaitu 4,6% di bawah Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%),
dan India (6,3%).5 Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Laoh A di Fakultas
tuli ringan dan sebanyak 6,7% responden mengalami tuli sedang. Hal ini
sehingga akan sangat berisiko untuk terjadi gangguan pendengaran pada kalangan
mahasiswa.3
Selain itu, data dari Litbang Depkes terdapat 9 provinsi di Indonesia dengan
angka prevalensi gangguan pendengaran pada penduduk usia lebih dari 5 tahun
Sulawesi Barat, Jawa Timur, Maluku Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan,
0,09% dan prevalensi tertinggi ditemukan di Maluku sebesar 0,45%, sedangkan yang
secara nasional sebesar 2,6% dan prevalensi tertinggi terdapat di Nusa Tenggara
Timur (3,7%), sedangkan yang terendah di Banten (1,6%) dengan usia masing-
remaja dan dewasa muda agar dapat mencegah terjadi gangguan pendengaran akibat
bising. Remaja dan dewasa muda yang memiliki pemahaman yang baik mengenai
gangguan pendengaran akibat bising akan dapat menjaga dirinya dan memiliki sikap
yang positif tentang penggunaan earphone itu sendiri. Sikap remaja dan dewasa muda
yang positif dapat diartikan bahwa mereka telah mampu membedakan perilaku
penggunaan earphone yang benar dan salah. Jadi, pengetahuan, sikap dan perilaku
remaja dan dewasa muda ini sangat berperan penting dalam upaya pencegahan dan
gambarakan perilaku remaja terhadap penggunaan earphone pada siswa SMA Negeri
Kota Padang, menyatakan bahwa pengetahuan siswa SMA Negeri Kota Padang
sikap dikatakan baik (80,9%), sedangkan hasil uji tindakan dikategorikan cukup baik
(66,3%).1
mengerjakan tugas, sambil mengisi waktu luang dan tidur pun tetap memakai
earphone. Oleh sebab itu, penulis berinisiatif untuk melihat gambaran pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone pada
4. Rumusan masalah
5. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai data awal
Pengetahuan Penggunaan
Sikap Mahasiswa Earphone
Perilaku
Faktor Penyebab :
Gangguan Intensitas kebisingan
Pendengaran
Akibat Bising Frekuensi kebisingan
Kerentanan individu
Usia
8. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan
menggunakan populasi secara umum dan juga dapat meneliti berbagai variabel
a. Lokasi:
b. Waktu:
Populasi Penelitian
2015-2017.
d. Sampel
Kriteria Inklusi
2017.
Kriteria Eksklusi
penggunaan earphone, yang dibagi dalam tiga kategori yaitu baik, cukup,
kurang.
earphone, yang dibagi dalam tiga kategori yaitu baik, cukup, kurang.
Pengetahuan
mahasiswa
Gangguan pendengaran
Sikap mahasiswa akibat penggunaan
earphone
Perilaku mahasiswa
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah
merujuk dari penelitian yang telah dilakukan oleh Shelin Olivia tahun 2014 dengan
uji validitas r = 0,378 dan uji reabilitas α = 0,830. Peneliti akan mengedarkan
beberapa pertanyaan tertulis yang akan dilengkapi dengan petunjuk pengisian kepada
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan
a. Pengolahan data
1. Editing
Pada tahap ini, dilakukan pengkajian terhadap data yang telah terkumpul.
Dilihat apakah data tersebut sudah baik dan yang kemudian dapat
2. Coding
Data yang telah diedit kemudian dilakukan pangkodean pada tahap ini.
3. Data entry
Pada tahap ini, hasil yang telah diperoleh dari masing-masing responden
4. Cleanning
Apabila semua data dari responden sudah selesai dimasukan, perlu dicek
koreksi.
b. Analisis data
Packages for Social Sciences (SPSS) for windows SPSS versi 24.0. Analisis yang
Persiapan penelitian
Kriteria Inklusi
Kriteria eksklusi
Mengisi kuesioner
Masukan SPSS
Pengolahan data
Analisis data
Penyajian data
Gambar 17.1 Alur penelitian
Seminar proposal
Perbaikan proposal
Pengambilan data
Entry data
Analisis data
Ujian skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura didirikan pada tahun 2008, dan sampai
sepuluh angkatan, yaitu angkatan 2008-2017. Angkatan yang masih berada pada
Pattimura yang dimulai dari angkatan 2015 hingga angkatan 2017 dengan total 106
responden dari 238 mahasiswa. Jumlah mahasiswa angakatan 2017 yaitu 105
diikuti oleh angkatan 2015 yang berjumlah 64 mahasiswa dengan responden yang
40
30
20
10 2.8 0.9
0
Baik Cukup Kurang
tentang gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone dapat dilihat pada
Gambar 21.1.
dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil
baik yaitu sebanyak 96,2% (n = 102), pengetahuan cukup yaitu sebanyak 2,8% (n =
Tabel 21.1 Distribusi responden berdasarkan komponen pertanyaan gambaran pengetahuan tentang
gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone
presentasi jawaban yang benar pada pertanyaan nomor satu sebesar 92,45% yaitu
responden mengetahui apa yang dimaksud dengan earphone dan presentasi jawaban
yang salah hanya 1,89%. Dapat dilihat juga presentasi jawaban yang salah pada
yang benar hanya 1,89%. Pada pertanyaan nomor tujuh, presentasi jawaban yang
salah yaitu sebesar 88,68% dan presentasi jawaban yang benar hanya 8,49%, yang
artinya masih banyak responden belum mengetahui tentang cara pencegahan terhadap
100 Distribusi
90
79 responden
80
70
60 berdasarkan
50
%
sikap tentang
40
30 25
20
10
2
0
Baik Cukup Kurang
gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone dapat dilihat pada Gambar
21.2.
Berdasarkan Gambar 21.2 dapat dilihat bahwa dari 106 responden yang
memiliki sikap baik yaitu sebanyak 74,5% (n = 79), yang memiliki sikap yang cukup
sebanyak 23,6% (n = 25), dan memiliki sikap yang kurang baik terhadap penggunaan
Tabel 21.2 Distribusi responden berdasarkan komponen pernyataan gambaran sikap tentang gangguan
pendengaran akibat penggunaan earphone
dikeramaian dan hanya 8,49% yang sangat tidak setuju untuk menambah volume
earphone ketika berada dalam keramaian. Sebanyak 57,55% sangat setuju untuk
mengurangi volume earphone karena dapat merusak pendengaran, dan 1,89% tidak
setuju untuk mengurangi volume earphone. Dari Tabel 4.2 juga dapat dilihat bahwa
11,32% responden sangat tidak setuju untuk lebih senang menggunakan earphone
setuju untuk mendengarkan earphone lebih dari enam jam tiap harinya dan 5,66%
40
30
28
20 13
10
0
Baik Cukup Kurang
Berdasarkan Gambar 21.3 dapat dilihat bahwa dari 106 responden 26,4% (n =
28) memiliki perilaku penggunaan earphone yang baik, 61,3% (n = 65) memiliki
perilaku yang cukup, dan 12,3% (n = 13) memiliki perilaku yang kurang baik
Tabel 21.3 Distribusi responden berdasarkan komponen pernyataan tentang gambaran perilaku
penggunaan earphone
No. Pernyataan SL S J TP
1 Setiap belajar, apakah saudara 1,89% 9,43% 53,78% 34,90%
menggunakan earphone?
2 Ketika menggunakan earphone, apakah 10,37% 27,36% 40,56% 21,70%
saudara menggunakan dengan volume >
50% dari volume maksimal?
3 Dalam kondisi ruangan yang ribut, 16,03% 51,89% 23,59% 8,50%
apakah saudara menaikkan volume dari
earphone anda?
4 Apakah saudara menggunakan earphone 45,29% 43,40% 10,37% 0,94%
pada kedua telinga saudara?
5 Apalah saudara pernah memperingati 28,30% 37,73% 28,30% 5,66%
teman saudara ketika menggunakan
earphone dalam volume yang keras?
earphone saat belajar dan 1,89% responden selalu menggunakan earphone saat
belajar. Sebanyak 51,89% responden menaikkan volume dari earphone dalam kondisi
ruangan yang ribut dan hanya 8,50% reponden yang jarang menaikkan volume
earphone dalam keadaan ribut. Didapatkan juga sebanyak 65,09% responden tidak
pernah pergi ke dokter untuk memeriksa fungsi kesehatan telinga sedangkan 1,89%
22. Pembahasan
yang membantu responden untuk mencari tahu hal-hal yang baru serta memahami
penggunaan earphone.1,2
televisi maupun radio kemudian media masa, petugas kesehatan, buku dan juga dari
kerabat dekatnya. Hal inilah yang memungkinkan seseorang dapat menerima lebih
dimiliki orang seseorang maka kemampuan evaluasi terhadap suatu hal juga
semakin baik.8
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 74,5% memiliki sikap yang baik
sehingga lebih banyak pendapat positif yang dinyatakan untuk melakukan edukasi
2
serta pencegahan terhadap dampak dan bahaya penggunaan earphone. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zain (2016)1 yang
earphone. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hadinoto (2014) 2 yang mengatakan
seseorang terpapar akan suatu stimulus atau objek akan mempengaruhi seseorang
bagaimana dia akan berperilaku, artinya jika sikap seseorang negatif akan
menghasilkan perilaku yang negatif pula demikian sebaliknya. Hal ini sesuai hasil
earphone
ketika menggunaakan earphone. Hasil penelitan perilaku ini tak sejalan dengan
hasil penelitian dari pengetahuan dan sikap yang telah dibahas sebelumnya.
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan sikap, tetapi
beberapa perilaku yang tak sejalan dengan pengetahuan dan sikap terjadi karena
sebagian besar responden lebih menikmati dan lebih nyaman apabila volume alat
pemutar musik lebih cenderung besar dari volume atau suara disekitarnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Hodgetts (2015)37
ketika situasi sekitar ramai. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka kurang
menikmati musik apabila volume alat pemutar musik cenderung kecil walaupun
23. Kesimpulan
61,3%.
24. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, beberapa hal yang disarankan oleh
peneliti yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
1. Zain TR. Gambaran perilaku remaja terhadap penggunaan earphone pada siswa
SMA Negeri Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016. 5(3). p.1-12.
to loud sounds [serial online] 2015 [cited 2017 Des 22]. [38 screen]. Available
from: http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/154589/1/9789241508513_eng.pdf
tanggulangi gangguan pendengaran [serial online] 2017 Maret [cited 2017 Des
http://www.depkes.go.id/article/view/17030300004/rencana-strategis-kemenkes-
tanggulangi-gangguan-pendengaran.html
2007. p.125-9.
12. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja [serial online] 2011
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2011/bn684-2011.pdf
13. Herman NWP. Prevalensi gangguan pendengaran pada mahasiswa program studi
Hidayatullah; 2011.
14. Vogel I, Brug J, Van der Ploeg CP, Raat H. Adolescents risky mp3-player
listening and its psychosocial gorrelates. Health Aeduc Res. 2011; 26(1). p.254-
64.
16. Salim SL, Hartanto DD, Sylvia M. Perancangan kampanye bijak menggunakan
earphone [serial online] 2017 Feb 4 [cited 2018 Jan 5]. [12 screen]. Available
from: http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/download/1894/1699
17. Tjan H, Lintong F, Supit W. Efek bising mesin elektronika terhadap gangguan
18. Goncalves CL, Dias FAM. Audiological findings in young users of headphones.
EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
21. Dhingra PL, Dhingra S. Disease of ear, nose, and throat & head and neck
22. Salawati L. Noise-induced hearing loss. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2013;
13(1). h.45-9.
23. American Hearing Research Foundation. Noise induced hearing loss [serial
Hearing.org/disorders/noise-induced-hearing-liss/#Whatis
approach to innovation” Hearing Loss [serial online] 2013 [cited 2018 Jan 3].
Available from:
http://www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/BP6_21Heari ng.pdf
akibat kerja bagi petugas kesehatan: Penyakit THT Akibat Kerja. Jakarta:
27. Shier D, Butler J, Lewis. Hole’s essentials of human anatomy & physiology.
28. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. Edisi 12.
30. Marieb EN, Hoehn K. Human anatomy & physiology. Edisi 10. Boston: Pearson
31. Dobie R. Idiopathic sudden sensorineural hearing loss. Dalam: snow JB.
32. Isaacson J, Vora. American family physician review: differential diagnosis and
1134.
33. Kim MG. Hearing treshold of Korean adolescents associated with the use of
35. Noun. Apple may never ever launch its airpods, so obtain these genuinely
cordless earbuds rather [serial online] 2017 March [cited 2018 Jan 25].
airpods-so-obtain-these-genuinely-cordless-earbuds-rather/
36. Dahlan M. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
37. Hodgetts WE, Rieger JM, Szarko RA. The effects of listening environment and
38. Levey S, Levey T, dan Fligor BJ. The effects of noise-induced hearing loss on
39. Portnuff CDF, Fligor BJ, Arehart KH. Teenage use of portable listening devices:
22(2). p.663–677.