Scene 1: Rumah
Bapak menyuruh wanyad ke sawah besok tetapi dia menolak karena akan menjalankan
aktivitasnya sebagai organisatoris. Ibu marah dan menggerutu, kemudian menyuruhnya mengatar
adik ke sanggar. Wanyad menurut tapi seperti tidak iklas. Wanyad sekalian berangkat diskusi.
Scene 2: Sanggar
Wiranti dan teman-temannya sedang dilatih tari oleh Mimi Wangi Indriya.
Scene 3: Lapangan/Lemporan/Latanam
Scene 4: Sawah
Keesokan harinya orang tua menggerutu sambil menjalankan aktivitas di sawah karena sang
anak tidak mau membantunya. Ada orang lewat menyapa bapak.
Scene 5: Rumah
Sore hari Wanyad pun pulang. Kemudian ibu memarahi wanyad tetapi ia mengabaikannya
dan langsung menuju kamar sambil membanting pintu.
Scene 5: Rumah
Keesokan hari wanyad dijemput oleh seorang kawan untuk melakukan aksi. Kedua orang
tua menyuruh ke sawah. Tetapi wanyad menolak sedikit membentak. Lalu wanyad keluar rumah
dan kedua orang tua menatap kepergian wanyad sambil bersedih.
Scene 7: Rumah
Bapak kelelahan karena tidak ada yang membantunya di sawah sampai akhirnya meninggal
dunia.
Scene 8: Sawah
Waktu dzuhur tiba, ibu menyuruh wiranti (adik wanyad) mengantar makanan siang untuk
bapak di sawah. Setelah sampai di sawah, alangkah terkejutnya Ranti melihat sang ayah terbujur
kaku. Kemudian ia meminta tolong kepada orang-orang yang ada di sawah untuk membawa
bapaknya pulang.
Scene 9: Rumah
Adik lalu menelpon Wanyad yang sedang berdemo. Tetapi wanyad sengaja tidak
mengangkatnya.
Scene 10: Rumah
Sore hari Wanyad pulang ke rumah dan terkejut melihat di rumahnya ada bendera kuning
dan banyak orang yang sedang berkumpul. Akhirnya Wanyad masuk ke rumah sambil tergesa-gesa
sambil berkata “Ana apa kinih mang?” warga kemudian menjawab kronologi kematian bapak.
Kemudian Wanyad langsung masuk melihat ayahnya sudah terbungkus kain kafan sambil
meneteskan air mata.
Sepupu wanyad memarahi wanyad entok-entokan. Beruntung ada pak lebe yang
menenangkannya. Kemudian pak lebe menasehati wanyad.
TOKOH