Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PT PKSS

PT Prima Karya Sarana Sejahtera (yang selanjutnya disebut PT PKSS),


merupakan sebuah perusahaan outsourcing management yang berada didalam group
PT Bank Rakyat Indonesia tbk, dan memiliki wilayah operasional di seluruh Indonesia
dengan jumlah pekerja saat ini sebanyak 28.000 pekerja.

PT PKSS didirikan pada tahun 1999 oleh Yayasan Kesejahteraan Pekerja BRI dan
Dana Pensiun BRI pada masa krisis moneter tahun 1997 – 1999 dengan
membumbungnya nilai tukar mata uang dollar AS mencapai Rp. 15.000,- / dollar dan
inflasi yang mencapai 70%. Dampak dari krisis moneter pada saat itu sangat dirasakan
bagi bagi perseorangan maupun dunia usaha. Untuk dapat bertahan hidup perusahaan
– perusahaan pada masa tersebut harus melakukan efesiensi yang antara lain dengan
sangat terpaksa harus melakukan rasionalisasi atau pengurangan pekerja, sehingga
terjadilah PHK diberbagai perusahaan baik swasta maupun pemerintah.

Rasionalisasi ini terpaksa dilakukan dilakukan pula di berbagai Bank baik Bank
swasta maupun Bank Pemerintah yang karena kondisi keuangannya perlu dilakukan
penyelamatan oleh pemerintah yang pada saat itu dibantu oleh IMF dan Bank Dunia
(World Bank) melalui program rekapitalisasi, dengan syarat atau kondisi Bank tersebut
harus melakukan restrukturisasi diberbagai bidang termasuk MSDM dengan
merampingkan organisasi dan pengurangan sejumlah pekerjanya. Dimana bidang
bidang pekerjaan yang bersifat penunjang dan cukup memakan tenaga dan pemikiran
dapat di outsourcingkan kepada perusahaan lain yang lebih kompeten.

Demikian pula yang terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia tbk 9yang
selanjutnya disebut Bank BRI yang pada masa tersebut memiliki jumlah karyawan
terbesar diantara seluruh Bank yang ada di Indonesia dengan jumlah pekerja saat itu
42.000 orang yang terdiri dari pekerja organik an non organik (kontrak). Dari jumlah
pekerja tersebut termasuk didalamnya golongan pekerja dasar yang meliputi Satpam,
Pengemudi, Penjaga malam, Pramubakti, dan penerimaan setoran (payment point) yang

1
jumlahnya berkisar 7200 orang dengan komposisi masing-masing 50% berstatus
pekerja organik dan sisanya pekerja kontrak.

Pada tahun 1999 Bank BRI terpaksa harus melakukan rasionalisasi dengan target
pengurangan kurang lebih 11.000 orang pekerja. Rasionalisasi dilakukan dengan
program penawaran Pengunduran Diri Sukarela atau PDS dengan sasaran:

a. Untuk pekerja pelaksana keatas secara selektif.


b. Untuk pekerja dasar secara keseluruhan, dengan catatan apabila memenuhi
syarat dapat dialihkan ke perusahaan outsourcing.

Setelah melalui proses pengkajian yang mendalam serta memperhitungkan untung


dan rugi dan pertimbangan lain, maka manajemen Bank BRI memutuskan untuk
mendirikan anak perusahaan baru yang diberi tugas untuk mengelola para pekerja dasar
tersebut diatas.

Anak perusahaan baru tersebut selanjutnya didirikan dibawah Yayasan


Kesejahteraan Pegawai BRI (selanjutnya disebut YKP BRI) dengan kepemilikan saham
sebesar 95% dan Dana Pensiun BRI sebesar 5% dengan nama PT Prima Karya Sarana
Sejahtera atau disingkat PT PKSS. Dengan status pendirian tersebut sebenarnya PT
PKSS adalah milik para pekerja Bank BRI yang masih aktif.

Secara yuridis antara organisasi PT PKSS dan Bank BRI adalah lembaga /
perusahaan yang berdiri sendiri sendiri secara manajemen dan memiliki badan hukum
serta anggaran dasarnya sendiri. Sehingga secara operasional hubungan bisnis PT PKSS
dan Bank BRI termasuk dengan anak – anak perusahaan BRI lain adalah hubungan
kemitraan dalam satu group yang selanjutnya disebut juga BRI in corporated dan
merupakan murni hubungan bisnis yang saling menguntungkan.

Di awal masa operasionalnya PT PKSS memiliki kurang lebih 7000 pekerja yang
tersebar di seluruh Indonesia, dengan kantor pusat berada di Jakarta dan disetiap
wilayah kerja Kantor Wilayah Bank BRI terdapat perwakilan manajemen PT PKSS yang

2
saat itu disebut sebagai Kantor Perwakilan sebanyak 12 kantor yang meliputi Kantor
Perwakilan di NAD (Aceh), Medan, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Semarang,
DIY, Surabaya, Denpasar, Menado, Makassar, dan Banjarmasin. Manajemen PT PKSS
masa awal operasionalnya masih sangat sederhana, dimana saat itu para pekerja intern
PT PKSS yang disebut sebagai pekerja organik dalam melakukan pekerjaannya hanya
sebatas melakukan pengawasan absensi dan mengatur pengupahan para pekerja non
organik (outsourcing) yang ditempatkan di Bank BRI .

Pada rentang masa transisi tahun 2000 sampai tahun 2003 PT PKSS dalam
melaksanakan upaya pemenuhan pekerja Bank BRI masih bersifat otomatis, dimana
setiap pekerja yang diterima Bank BRI untuk mengisi kekosongan formasi pekerja dasar
akan otomatis dialihkan ke PT PKSS, namun sejak tahun 2003 – 2006 PT PKSS telah
melaksanakan kegiatan rekrutment sendiri berdasarkan permintaan Bank BRI dan sesuai
dengan standar kualifikasi yang ditetapkan oleh Bank BRI.

Sejak tahun 2003 perkembangan PT PKSS sangat pesat, dimana pada tahun 2005
PT PKSS telah menjadi salah satu Group Bank BRI yang menghasilkan laba deviden
cukup signifikan bagi pemegang saham. PT PKSS tumbuh menjadi perusahaan profit
oriented dengan pasar captive ke Bank BRI termasuk Bank BRI Syariah. Namun seiring
dengan perkembangan jaman dan kemampuan perusahaan yang semakin meningkat,
PT PKSS telah mempersiapkan diri untuk masuk kedalam era pasar bebas, dengan mulai
membidik pasar permintaan tenaga outsourcing non captive. Walaupun pasar non
captive tersebut sebagaian besar masih berada dalam lingkungan Group BRI seperti PT
Bringin Jiwa dan PT Bringin Syariah Artha Makmur.

Di Tahun 2006 PT PKSS khususnya PT PKSS Jakarta telah memiliki beberapa user
atau klien non Group BRI seperti Bank Ekonomi Sejahtera, Bank Ekspor Impor, PT F.I.F
Astra, PT Perkebunan, PT Pelabuhan Tanjung Perak, PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT
Waskita Karya dan Perum Gas Negara, dengan total jumlah pekerja pada saat itu
termasuk dari captive Bank BRI sebanyak 9.882 orang pekerja non organik dan 120
orang pekerja organik.

3
Pada Tahun 2006 sesuai dengan kebijakan pemerintah yang dikeluarkan melalui UU
no 13 tahun 2006 tentang Anti Monopoli sub ketentuan Larangan Monopoli pada BUMN,
membuat manajemen Bank BRI membuat ketentuan multi vendor dalam mengisi
formasi pekerja di unit kerja Bank BRI selindo, sehingga perusahaan – perusahaaan
outsourcing diluar group BRI diberikan kesempatan untuk ikut memberikan jasa
outsourcing kepada Bank BRI, yang mulai diberlakukan pada tahun 2007.

Masih di tahun 2006, Bank Indonesia selaku Bank Sentral di Indonesia melakukan
riset standar layanan perbankan di Indonesia bekerja sama dengan lembaga independen
yang bernama Marketing Research of Indonesia yang dikenal juga sebagai MRI. Riset
tersebut melibatkan sebanyak 20 bank terkemuka pada awalnya, namun diakhir riset
menjadi 19 bank peserta riset. Dari hasil riset tersebut diumumkan hasil pemeringkatan
standar layanan terbaik hingga rangking terburuk atau terbawah, dimana pada hasil
pemeringkatan tersebut Bank BRI dinyatakan sebagai rangking 19 atau bank dengan
standar layanan terburuk. Hal tersebut membuat manajemen Bank BRI melakukan
kembali banyak perbaikan disektor SDM untuk memperbaiki kualitas standar layanan
khususnya para pekerja Frontliner yang meliputi Teller, Customer Service, dan Satpam.

Selanjutnya dari hasil riset MRI tersebut manajemen Bank BRI setelah kembali
mengkaji beberapa aspek membuat suatu kebijakan baru yaitu meniadakan atau
menghapuskan rekrutmen pegawai tetap untuk fungsi jabatan Teller, Customer Service
dan fungsi penugasan lain yang se level pada eselon VI grade 1 sampai dengan 5.
Dimana seluruh jabatan pada eselon VI tersebut seperti Sales Person, Frontliner (Teller
& Customer Service), Funding Officer, Ass Mantri KUR, CS KUR, Mantri hingga Account
Officer dipenuhi melalui mekanisme outsourcing dan kontrak BRI (khusus Mantri dan
AO).

Akibat dari kebijakan kebijakan tersebut diatas membuat manajemen PT PKSS sejak
tahun 2007 harus terjun kedalam persaingan pasar terbuka dengan para kompetitornya
dalam meningkatkan jumlah penerimaan pekerja outsourcing dan kualitas pekerjanya
kepada Bank BRI, khususnya dimana Manajemen Bank BRI telah meminta kepada
seluruh vendor outsourcingnya agar dalam proses rekrutmentnya memperhatikan

4
standar kualitas dan kualifikasi yang telah ditentukan manajemen Bank BRI, khususnya
untuk fungsi pekerjaan frontliner. Di Akhir tahun 2007 PT PKSS telah mengalami tingkat
pertumbuhan pekerja sebanyak 12.475 orang dengan berbagai fungsi dan Job, namun
ditinjau dari market share PT PKSS harus membagi market share tersebut pada tahun
2007 sebanyak 20% dengan kompetitor sebanyak 22 perusahaan.

Tabel Analisis Peningkatan Pekerja & Market PT PKSS Kepada Bank BRI (Nasional)
KET 2002 2003 2004 2005 2006 2007
JUMLAH 8.226 8.684 9.167 9.696 9.882 12.475
Market Share 100% 100% 100% 100% 100% 80%

Saat ini jumlah pekerja outsourcing PT PKSS di unit kerja Bank BRI seluruh
Indonesia berjumlah kurang lebih 33.000,- orang dari seluruh fungsi dan job dengan
perbandingan pekerja organik sebanyak 350 orang, dengan market share 60%, dan
jumlah Kantor Perwakilan yang sekarang menjadi Kantor Cabang bertambah 1 yaitu
Kantor Cabang Malang. Dengan jumlah pekerja sebanyak itu telah menempatkan PT
PKSS sebagai perusahaan outsourcing berskala nasional terbesar di Indonesia dengan
17 kantor Cabang..

Khusus di Kantor Cabang Bandung yang membawahi wilayah kerja se Jawa Barat
kecuali Karawang, Cikampek, dan Bogor dimana penulis melakukan penelitian, saat ini
jumlah pekerja Outsourcing yang dikelola adalah sebanyak 3.487 orang dengan pekerja
organik yang mengelola sebanyak 24 orang.

Dengan jumlah pekerja yang cukup besar dengan beraneka ragam fungsi pekerjaan
yang dilayani PT PKSS, khususnya kepada Bank BRI tentu menimbulkan banyak
hambatan dan masalah dalam pengelolaannya. Adapun jenis jenis fungsi pekerjaan
outsourcing yang dilayani PT PKSS kepada Bank BRI adalah:

a. Satuan Pengamanan (Satpam)


b. Petugas Jaga Malam
c. Pramubakti atau office boy

5
d. Pengemudi
e. Teknisi
f. Operator
g. Pelayanan Setoran / Payment point
h. Teller, Customer Service & Administrasi
i. Funding Officer
j. Sales Person
k. Ass Mantri KUR & Customer service KUR

Dengan mekanisme pengelolaan yang meliputi :

 Rekrutment (Perekrutan):
- Seleksi administratif
- Wawancara awal
- Psikotes
- Pembekalan awal

 Offering & Placement (Penawaran Kandidat & Penempatan)


- Seleksi awal User
- Clearance test user
- Medical Check up
- Pendidikan
- Assignment / kontrak pekerja
- Penugasan

 Payroll and Retention (Penggajian & Pembinaan)


- Payroll & employee upload data ( SIPO, Tax, wages, etc)
- Invoicing
- Jamsostek
- DPLK
- Absensi
- Controlling

6
- Trainning
- Kasus & Problem solving
- Mutasi
- Kesehatan
- Cuti + THRK

 Retirement (Pemberhentian)
- Resignment
- Finalisasi hak pekerja
- Retirement report.

Dari seluruh pemaparan diatas maka dibutuhkan kemampuan manajemen yang baik
dan seharusnya didukung pula oleh sistem informasi manajemen yang baik untuk PT
PKSS sehingga manajemen PT PKSS dapat mengambil tindakan dan putusan yang tepat
dalam mencapai tujuan perusahaan khususnya dalam menghadapi era persaingan pasar
bebas.

Anda mungkin juga menyukai