Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN

SISTEM PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
( SPI I MM)

DEWAN PIMPINAN DAERAH


IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH JAWA TENGAH
Sekretariat: Jl. Singosari 33 Semarang T (024) 8314823 F (024) 8417060
2009
BAB I
POLA DASAR STRATEGI PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

A. PENDAHULUAN
Dalam rangka membentuk satu kesatuan gerakan, arah serta wawasan kekaderan Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah, diperlukan sebuah rumusan dasar mengenai pokok-pokok arah
kekaderan dalam IMM yang akan menjadi pedoman pelaksanaan dan sekaligus landasan
konseptual strategi kekaderan IMM.
Rumusan dasar yang dimaksud memuat petunjuk-petunjuk pokok dan strategis berkenaan
dengan sistem perkaderan IMM mengenai latar belakang, tujuan, arah, sasaran, landasan,
kurikulum, metode, komponen serta pengorganisasian perkaderan di lingkungan IMM. Dari
seluruh rumusan tersebut dapat dipahami kerangka ideologis yang terbangun dalam jati diri
kader IMM serta profil kader yang diharapkannya, sebagai salah satu Organisasi Otonom
Muhammadiyah dan bagian dari gerakan kepemudaan nasional dalam perannya sebagai caracter
builder generasi muda, terutama mahasiswa.
Pola dasar strategi perkaderan disusun sebagai upaya optimalisasi proses kekaderan IMM
secara nasional serta pedoman baku dalam pelaksanaan perkaderan IMM di setiap komponen dan
jenjang.

B. LATAR BELAKANG
Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan. Pilihan gerakan pada bidang
dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar sejak awal pendiriannya merupakan fenomena baru
dalam lingkup pergerakan Islam di negeri ini.
Guna mencapai cita-cita gerakan yang telah dirintis dan dikembangkannya, Muhammadiyah
harus memiliki kekuatan pendukung, penggerak dan pelangsung gerakan, bahkan bila mungkin
menyempumakannya. Kekuatan ini akan menjadi basis pendukung yang pada saatnya akan
tampil menjadi kekuatan inti gerakan. Dengan demikian Muhammadiyah membutuhkan kader-
kader untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ada tiga jalur proses kaderisasi yang ditempuh Muhammadiyah dalam rangka
mengusahakan lahirnya kader-kader yang diharapkan, yaitu : (1) jalur pendidikan formal, melalui
lembaga-lembaga formal yang dimiliki Muhammadiyah, (2) Jalur informal, berupa penanaman
misi di lingkungan keluarga, dan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat, (3) Jalur Program
khusus Badan Pendidikan Kader dan Organisasi-organisasi Otonom. Ketiga jalur ini diharapkan
bisa menjadi "pemasok" kader-kader yang akan melestarikan khittah gerakannya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian dari organisasi otonom
Muhammadiyah dengan basis anggota yang relatif homogen : Mahasiswa. Sebagai wahana
kaderisasi, IMM diharapkan dapat menghasilkan komunitas kader-kader yang memiliki kualitas
intelektual, kapasitas moral dan peran sosial yang memadai.
Untuk mencapai kualifikasi kekaderan seperti demikian, IMM dituntut untuk
menyelenggarakan program perkaderan dengan strategi perencanaan yang serius dan kerangka
kerja yang jelas. Dengan demikian, kurikulum dan metode menjadi acuan utama guna
pencapaian hasil yang optimal. Sehingga dari proses kaderisasi yang dikembangkan IMM dapat
lahir kader-kader yang rnemahami benar misi dan cita-cita Muhammadiyah.

C. ARAH DAN TUJUAN PERKADERAN


Sebagai salah satu bagian dari gerakan kader dalam Muhammadiyah orientasi kekaderan
IMM diarahkan pada terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi
yang ditekuninya, kritis, logis, trampil dan progresif. Kualitas kader yang demikian
ditransformasikan dalam tiga lahan aktualitas, yakni : persyarikatan, ummat dan bangsa.
Secara substansial, arah perkaderan IMM adalah penciptaan sumber daya manusia yang
memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman,

2 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
yang berakhlak karimah dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggung jawab dan
memiliki komitmen dan kompetensi perjuangan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagai sebuah proses organisasional, perkaderan IMM diarahkan pada upaya transformasi
ideologis dalam bentuk pembinaan dan pengembangan kader, baik kerangka ideologis maupun
teknis manajerial.
Dalam tahapan yang lebih praktis, akumulasi proses perkaderan diarahkan dalam rangka
transformasi dan regenerasi kepemimpinan IMM di setiap level kepemimpinan.

D. SASARAN DAN TARGET PERKADERAN


Sesuai dengan masing-masing komponen dan jenjang, sasaran perkaderan IMM adalah
mahasiswa, anggota, calon pimpinan, pimpinan dan calon instruktur.
Target perkaderan diproyeksikan untuk terbentuknya sumber daya kader struktural dan
fungsional yang profesional.
Target perkaderan utama adalah terinternalisasikannya nilai-nilai perjuangan, visi dan misi
IMM dan sekaligus terciptanya kader pimpinan yang memiliki kompetensi dan wawasan yang
sesuai dengan level/ tingkatan kepemimpinan masing-masing. Sementara target perkaderan
khusus diproyeksikan pada terbentuknva pengelola perkaderan (instruktur) yang profesional.
Sedangkan target perkaderan pendukung adalah meningkatnya kualitas sumber daya kader
menurut minat, bakat, profesi, ketrampilan dan keahlian pada bidang tertentu.

E. LANDASAN PERKADERAN
1. Landasan Nilai/Etik :
Adalah landasan yang mengatur secara normatif dan mendasar seluruh pelaksanaan kegiatan
perkaderan IMM, yaitu: A1-Qur'an dan As-Sunnah yang secara operasional dijabarkan dalam
Khittah Perjuangan Muhammadiyah dan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah.
2. Landasan Hukum :
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No 8 th 1985 tentang keormasan.

3. Landasan Formal Organisasi :


1. Keputusan PP Muhammadiyah tentang Qaidah Ortom
2. Keputusan Muktamar IX IMM di Medan
3. Program Kerja DPP IMM Bidang Kader.

F. KURIKULUM PERKADERAN
Materi perkaderan IMM dikembangkan dalam lima kelompok materi, masing-masing:
1. Materi Pokok Ideologi
2. Materi Pokok Keorganisasian/Kepemimpinan
3. Materi Pokok Wawasan
4. Materi Pokok Terapan
5. Materi Suplemen
Dari kelima kelompok itu dikembangkan silabi untuk masing-masing komponen dan jenjang
yang dibangun dengan pendekatan Muatan Nasional dan Muatan Lokal yang dikemas secara ideal
dan dinamis.

G. PRINSIP METODE PERKADERAN


Dalam rangka menciptakan proses perkaderan seperti yang diharapkan, ketetapan metode
merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan. Meskipun tidak berdiri sendiri, metode turut
menentukan proses.
Metode perkaderan IMM dibangun dan dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip :
1. Internalisasi Ideologi
2. Orientasi visi dan misi
3. Pengembangan wawasan, minat dan bakat.
4. Aplikasi nilai/etik
3 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
5. Proses akhlak al-Karimah
Keberhasilan suatu metode yang dipakai dipengaruhi antara lain faktor materi, narasumber
dan media yang digunakan. Efektifitas suatu metode bukan hanya tergantung pada metode itu
sendiri, melainkan ditunjang dan membutuhkan daya dukung faktor lain.
Pada dasarnya metode perkaderan bersifat fleksibel, tergantung situasi dan kondisi
setempat, sepanjang memenuhi standar mutu yang diharapkan.

H. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN


Komponen dan jenjang perkaderan dalam IMM terbagi sebagai berikut :
1. Komponen Pra Perkaderan
Yaitu suatu komponen awal yang berfungsi untuk mengenalkan dan memasyarakatkan IMM
sekaligus sebagai wahana rekruitmen anggota serta sebagai persiapan untuk memasuki
perkaderan Darul Arqam Dasar (DAD). Komponen pra perkaderan ini selanjutnya disebut
Masa Ta'aruf yang disingkat Masta.
2. Komponen Perkaderan Utama
Yaitu komponen utama yang bersifat wajib dan merupakan komponen pokok perkaderan
IMM. Komponen ini bersifat mengikat dan secara struktural menjadi prasyarat tertentu.
Secara berjenjang, perkaderan utama terdiri dari tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
a. Darul Arqam Dasar (DAD)
b. Darul Arqam Madya (DAM) dan
c. Darul Arqam Paripurna (DAP)
3. Komponen Perkaderan Khusus
Yaitu komponen perkaderan yang ditujukan dalam rangka mendukung komponen utama
dengan pendekatan khusus. Komponen ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
kemampuan, ketrampilan dan kecakapan khusus.
Komponen perkaderan khusus terdiri dari :
a. Latihan Instruktur Dasar (LID)
b. Latihan Instruktur Madya (LIM)
c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP)
4. Komponen Perkaderan Pendukung
Yaitu komponen perkaderan yang dilaksanakan untuk meningkatkan potensi kader sesuai
dengan minat, bakat, ketrampilan, keahlian dan kemampuan dalam rangka mendukung
keberhasilan proses kaderisasi ikatan. Komponen perkaderan pendukung dilaksanakan secara
integral dengan pelaksanakan aktivitas dan program organisasi itu sendiri.
Komponen perkaderan pendukung terdiri dari :
a. Perkaderan Pendukung Pokok
Adalah perkaderan yang dilaksanakan secara sistematik yang diatur, dikembangkan dan
ditetapkan oleh masing-masing bidang. Sebagai contoh : Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan
Kewirausahaan, Pelatihan Penelitian dan penulisan karya Ilmiah, pendidikan wanita dan
lain-lain.
b. Perkaderan pendukung tambahan
Adalah semua bentuk dan proses kaderisasi yang tidak diatur secara khusus (terbuka dan
bebas). Sebagai contoh adalah kelompok studi, penokohan kader, forum kajian dan lain-
lain.

I. SIFAT PERKADERAN IMM


Sifat perkaderan yang dilaksanakan IMM diproyeksikan masing-masing dalam rangka :
1. Pengembangan Karir Kepemimpinan
2. Pengembangan Keinstrukturan
3. Pengembangan Wawasan
4. Pengembangan Ketrampilan
5. Pengembangan Profesi

J. PENGORGANISASIAN KEGIATAN
Dalam rangka optimalisasi proses perkaderan guna terciptanya eks trainer dengan
kualifikasi yang diharapkan, perlu didukung dengan sistem manajemen perkaderan yang tepat.

4 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Sistem manajemen dimaksud dalam rangka mengatur pelaksanaan jalinan program perkaderan,
sinkronisasi, legalitas pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban masing-masing level
kepemimpinan.
Pengorganisasian perkaderan IMM terbagi sebagai berikut :
1. Tanggung jawab jalur perkaderan utama
a. Darul Arqam Dasar (DAD) oleh Pimpinan Komisariat
b. Darul Arqam Madya (DAM) oleh Pimpinan Cabang
c. Darul Arqam Paripurna (DAP) oleh Dewan Pimpinan Daerah.
2. Tanggung jawab jalur perkaderan khusus
a. Latihan Instruktur Dasar (LID) oleh Pimpinan Cabang
b. Latihan Instruktur Madya (LIM) oleh Dewan Pimpinan Daerah
c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP) oleh Dewan Pimpinan Pusat
3. Tanggung jawab jalur Perkaderan Pendukung
Diserahkan kepada masing-masing struktur kepemimpinan atau bidang yang
melaksanakannya, baik secara mandiri atau proyek bersama berdasarkan atas asas
mashlahat, manfaat bersama, strategis dan tidak mengorbankan prinsip gerakan. Perkaderan
pendukung (sesuai hasil Lokakarya Nasional dan Tanwir) terbagi dua yaitu perkaderan
pendukung pokok dan perkaderan pendukung tambahan. Perbedaan yang mendasar dari dua
hat itu adalah perkaderan pendukung pokok memiliki silabi (guide line), akan tetapi untuk
perkaderan pendukung tambahan hanya mencantumkan nama kegiatannya akan tetapi
bentuk dan guide linenya disesuaikan dengan kondisi masing-masing level institusi.
Setiap pelaksanaan perkaderan secara struktural dilaporkan kepada pimpinan di atasnya.
Operasionalisasi pelaksanaan bisa didelegasikan kepada panitia yang dibentuk tersendiri dibawah
pengawasan pimpinan yang bertanggung jawab.

K. SISTEM EVALUASI DAN TINDAK LANJUT


Setiap komponen dan jenjang disertai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi
perkaderan dilaksanakan dalam dua bidang.
1. Evaluasi Program :
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya introspeksi pencapaian tujuan perkaderan,
baik menyangkut tujuan instruksional maupun target kurikuler. Guna memastikan ukuran
pencapaian maka diperlukan instrumen standar mengenai aspek yang diukur. Standarisasi
instrumen-instrumen keberhasilan perkaderan menjadi tanggung jawab program.
2. Evaluasi pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya introspeksi menyangkut manajemen
perangkat keras, baik berupa fasilitas, maupuan sumberdaya manusia yang terlibat dalam
proses perkaderan.
3. Tidak lanjut
Yaitu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas perkaderan dan melestarikan
hubungan silaturrahim dengan ekstrainer. Tindak lanjut bisa dilaksanakan secara variatif
sesuai dengan kebutuhan, misalnya penugasan, penggarapan program, transformasi kader
dan lain-lain.

L. PENUTUP
Sebagai pedoman pokok, rumusan pedoman perkaderan ini hanya berisi masalah bersifat
garis besar yang akan menjadi pedoman umum secara nasional.
Dalam rangka operasional dan teknis, masing-masing struktur pimpinan IMM hendaknya
mengantisipasi problematika internal dan kebutuhan lokalnya. Dengan demikian, sistem
perkaderan ini bisa diberlakukan secara dinamis.
Aspek-aspek lain yang berkembang akan ditetapkan kemudian.

5 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
BAB II
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

A. PENDAHULUAN
Setiap institusi perkaderan dalam melakukan proses perkaderannya secara sistematis
senantiasa berorientasi kepada kualitas output yang ideal. Dalam rangka itu maka berbagai
konsep disiapkan guna menunjang pencapaian hasil yang diharapkan.
Sistem yang dirumuskan secara konseptual tidak akan mencapai sasaran tanpa sistem-
sistem penyelenggara yang terencana, terarah, terorganisir, berdaya guna (efisien) dan berhasil
guna (efektif). Untuk itu, diperlukan sebuah rumusan pedoman penyelenggaraan IMM secara
nasional.
Rumusan pedoman penyelenggaraan perkaderan ini merupakan seperangkat konsep
aplikatif yang disiapkan sebagai guidance operasional perkaderan. Konsep-konsep itu kemudian
diturunkan secara teknis dalam masing-masing komponen dan jenjang yang operasionalnya di
lapangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Pedoman penyelenggara perkaderan IMM merupakan rumusan yang menyangkut :
1. Tujuan Penyelenggaraan
2. Pengorganisasian : Organisasi dan Tugas
3. Langkah Penyelenggaraan
4. Evaluasi
5. Sarana, prasarana dan dana.

B. TUJUAN PENYELENGGARAAN
Dalam rangka mencapai tujuan pada umumnya, maka perlu dipahami tujuan
penyelenggaraan perkaderan yang dilaksanakan di lingkungan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM). Dengan memahami tujuan penyelenggaraan perkaderan, diharapkan setiap pimpinan
penyelenggara perkaderan dapat memahami, memperoleh pegangan, memiliki kemampuan dan
ketrampilan rnemadai dalam berbagai lingkup dan tahapannya.
Perlu dipahami bahwa tujuan diselenggarakannya perkaderan di lingkungan IMM adalah
sebagai berikut :
1. Terlaksananya perkaderan secara terorganisir, terencana, terprogram, berkesinambungan,
efektif dan efisien.
2. Perkaderan yang dilaksanakan dapat dinilai tingkat keberhasilannya.
3. Perkaderan dapat didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
4. Komponen dan jenjang perkaderan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan khusus
masing-masing.

C. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tersusun hirarkis sebagai
berikut :
1. Penanggung jawab :
Yaitu struktur pimpinan Ikatan yang bertanggung jawab langsung secara keseluruhan
terhadap penyelenggaraan perkaderan. Penanggung jawab program diserahkan kepada
pimpinan Ikatan sesuai dengan jenis, komponen dan jenjangnya.
2. Tim Instruktur
Yaitu tim yang bertugas memandu dan memegang kendali orientasi, materi dan kualitas acara
perkaderan sebagai proses melahirkan eks trainer yang ideal. Tim instruktur adalah kelompok
instruktur yang dari segi keinstrukturan dan perkaderan memenuhi persyaratan sebagai
pengelola dengan tugas khusus disamping tugas umum.
Tim Instruktur terdiri dari :
2.1. Master Of Training
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memimpin dan secara umum bertanggung jawab
atas pelaksanaan keinstrukturan.
2.2. Imam Training

6 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memandu keinstrukturan dalam aspek pelaksanaan
syariat Islam dan akhlaq karimah.
2.3. Anggota tim instruktur
Yaitu sekelompok orang yang secara bersama-sama menjalankan tugas keinstrukturan
dan masing-masing bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tertentu dari materi
perkaderan, hal mana menurut spesifikasinya tersebut ia mengarahkan kepada tujuan
yang diharapkan.
3. Nara Sumber
Nara sumber dalam kegiatan perkaderan IMM adalah para ahli yang kompeten dalam bidang-
bidang yang disajikan dalam proses perkaderan.
Diharapkan nara sumber yang dilibatkan dalam perkaderan IMM adalah mereka yang memiliki
komitmen perjuangan Islam yang jelas, menguasai materi, bisa dijadikan contoh,
berpengalaman dan sesuai dengan kepentingan perkaderan.
4. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana dalam perkaderan IMM adalah tim petugas bersifat teknis yang bertugas
menjadi penanggung jawab pelaksana perkaderan sesuai kepentingan teknis.

D. PENYELENGGARAAN
Yang dimaksud dengan penyelenggaraan perkaderan adalah menyangkut perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Perencanaan berupa serangkaian proses pra pelaksanaan perkaderan dan merupakan tahap
persiapan. Dalam setiap level kepemimpinan IMM perkaderan harus direncanakan secara
menyeluruh baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pelaksanaan adalah merupakan tahap pokok proses perkaderan, penyerapan kurikulum,
yang tercermin di acara.
Dalarn tahap ini tim instruktur bertugas menyusun dan melaksanakan rangkaian acara
berupa :
1. Pembukaan
2. Pelaksanaan kurikulum
3. Pengenalan awal
4. Pengarahan umum dan dialog.
5. Penerapan kurikulum, pengelolaan kelas, pengembangan peserta
6. Pelaksanaan tugas dan wewenang instruktur.
7. Pengembangan kegiatan, keaktifan dan partisipasi peserta.
8. Evaluasi akhir.
9. Penutupan.
Tindak lanjut (follow up) adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebagai tindakan
pasca perkaderan dalam rangka menciptakan kondisi yang mengikat peserta dan mendukung
optimalisasi tujuan perkaderan.
Tindak lanjut penyelenggaraan perkaderan dapat berupa :
1. Laporan penyelenggaraan secara menyeluruh.
2. Pelulusan peserta dan penyerahan syahadah
3. Pemantauan ekstrainer : aktivitas & prestasi
4. Pendataan ekstrainer & potensinya.
5. Pengembangan kegiatan

E. EVALUASI
Guna mengukur tingkat keberhasilan acara, sesuai pelaksanaan pengkaderan harus diikuti
dengan evaluasi dalam rangka melakukan introspeksi atas acara tersebut.
Kategori evaluasi penyelenggaraan menyangkut 2 hal :
1. Penyajian materi
Yaitu evaluasi yang menyangkut teknis penyampaian materi, suasana belajar.
2. Pengelolaan
Yaitu evaluasi yang menyangkut aktifitas peran setiap bagian yang terlibat dalam proses
pelaksanaan perkaderan. Guna mengukur tingkat akurasi evaluasi hendaknya ditetapkan
diktum-diktum pointers instrumen evaluasi.

7 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
F. SARANA, PRASARANA DAN DANA
Dalam operasionalisasinya, kegiatan perkaderan tidak bisa dilepaskan dari faktor pendukung
berupa sarana, prasarana dan dana. Kelengkapan tersebut sangat penting dan turut menentukan
kualitas proses dan hasil sebuah perkaderan. Oleh karena itu setiap perkaderan hendaknya
memperhatikan betul-betul aspek-aspek sarana, prasarana dan dana ini.
Pada prinsipnya sarana, prasarana dan dana yang digunakan dalam kegiatan perkaderan
harus memperhatikan asas hemat, manfaat dan tidak berlebihan (mubazir).
Sarana penyelenggaraan perkaderan antara lain berupa administrasi, alat kegiatan belajar
mengajar, alat transportasi, konsumsi dan lain-lain.
Prasarananya antara lain berupa gedung, ruangan untuk belajar, ibadah, tidur, makan,
mandi/WC, olah raga, evaluasi, sidang, kantor/sekretariat dan lain-lain.
Dana penyelenggaraan perkaderan diharapkan berasal dari dana mandiri (SWP-SWO),
kerjasama, bantuan kas PTM, Muhammadiyah dan amal usahanya, Pemerintah, serta pihak lain
yang halal dan tidak mengikat.

G. PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai
panduan dalam melaksanakan kegiatan perkaderan. Diharapkan dengan pedoman ini
pelaksanaan perkaderan bisa dilakukan secara terpadu, terarah, efektif dan efesien.
Demikian keberhasilan penyelenggaraan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan.
Namun demikian, faktor manusia sebagai subjek pelaku sangat menentukan keberhasilan,
kedisiplinan dan keaktifan penyelenggaraan dan pengelolaannya. Antara keduanya harus terjadi
sinkronisasi yang serasi.

8 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
BAB III
KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

I. PENGERTIAN
Komponen perkaderan di lingkungan IMM adalah seperangkat kelembagaan perkaderan
yang menjadi ciri khas dan terprogram, baik utama, khusus maupun pendukung. Sedangkan
jenjang perkaderan adalah stratifikasi pentahapan perkaderan menurut tingkat kualifikasi peserta
dan level kepemimpinan penyelengga.

II. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN UTAMA


1. DARUL ARQAM
1.1. UMUM
a. Pengertian
Darul Arqam adalah bagian utama sistem perkaderan IMM yang diselenggarakan
dalam kesatuan waktu tertentu dan berjenjang.
Nama Darul Arqam asalnya berarti rumah Arqam, dinisbatkan kepada pemilik
Arqam Ibn Abil Arqam yang digunakan oleh Rasulullah SAW. Sebagai tempat
perkaderan Islam di masa-masa pertama. Dari Darul Arqam itulah lahir tokoh-
tokoh Islam generasi pertama seperti Abu Bakar, Ali Ibnu Thalib, Aisyah, dan lain-
lain.
b. Jenjang
Darul Arqam memiliki tiga jenjang, yaitu :
1. Darul Arqam Dasar (DAD)
2. Darul Arqam Madya (DAM)
3. Darul Arqam Paripurna (DAP)
c. Tujuan
Perkaderan Darul Arqam ditujukan dalam rangka membentuk karakter dan
meningkatkan mutu kader sehingga tercapai kualifikasi Profil Kader Ikatan dengan
wawasan tertentu sesuai dengan jenjang stratifikasinya.
1.2. Darul Arqam Dasar
a. Pengertian
Yaitu perkaderan utama tingkat pertama dari tiga tingkat perkaderan, dan
merupakan prasyarat bagi calon pimpinan IMM tingkat Komisariat.
b. Peserta
Prasyarat peserta
1. Memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelengara.
2. Karakteristik Umum Peserta
a. Sudah mengenal IMM
b. Berada dalam tahap usia dewasa awal.
c. Jenjang pendidikan tinggi relatif masih rendah.
d. Sifat, persepsi, motivasi masih beragam.
Jumlah peserta Darul Arqam Dasar hendaknya dibatasi sedemikian rupa agar tidak
terlalu banyak. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 : 5.
c. Penanggung jawab
Darul Arqam Dasar dilaksanakan di bawah tanggung jawab Pimpinan Komisariat
IMM.
d. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Dasar adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan
Komisariat IMM.
e. Instruktur
Instruktur DAD adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh PC IMM dan terdiri dari
sekurang-kurangnya :
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota Instruktur
9 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
f. Tujuan
Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai
kualifikasi kader IMM yang mempunyai wawasan tingkat komisariat dan cabang
serta internalisasi dasar-dasar Islam dan meletakkan dasar pemahaman
intelektualitas.
g. Target
1. Intemalisasi nilai-nilai ideologis
2. Menumbuhkan wacana intelektual
3. Terbentuknya kader yang siap menjadi pimpinan di tingkat Komisariat dan
Cabang.
h. Kurikulum
Lihat pada tabel kurikulum dan silabi.
i. Sifat
Darul Arqam Dasar dilaksanakan dengan pendekatan persuasif edukatif.
j. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Praktek
4. Penugasan
5. Terapi Psikologis
k. Waktu
Darul Arqam Dasar diselenggarakan dalam satuan waktu 4 (empat) hari 4 (empat)
malam atau 96 jam.
Alokasi waktu 96 jam dibagi dalam :
1.a. Materi wajib 1 : 15 x 1,5 jam = 22,5 jam
1.b. Materi suplemen dan muatan lokal : 8 x 1,5 jam = 12 jam
1.c. Paket =20,5 jam
1.d. Istirahat = 61 jam
l. Evaluasi
Aspek yang dinilai
1) Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan, menyangkut :
1.a. Tertib Ibadah
1.b. Patisipasi kehadiran
1.c. Sikap (akhlaq al karimah)
2) Penilaian aktifitas, menyangkut
2.1. Tingkat keseriusan
2.2. Daya tangkap dan daya tanggap.
2.3. Ketrampilan.
1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama PK IMM sebagai
penanggung jawab perkaderan
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Pimpinan penyelenggara yang menyangkut
pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian
diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.

1.3. Darul Arqam Madya (DAM)


a. Pengertian
Yaitu perkaderan utama tingkat kedua dari tiga tingkat perkaderan, dan merupakan
prasyarat bagi calon pimpinan IMM tingkat Cabang.
b. Peserta
Prasyarat Peserta
1. Telah lulus Darul Arqam Dasar (DAD)
2. Mendapat mandat dari pimpinannya.
3. Memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara.
Karakteristik umum peserta :
1. Sudah mengenal IMM dan Muhammadiyah lebih jauh.
2. Jenjang Pendidikan tinggi relatif telah cukup.
3. Telah memiliki persepsi dan motivasi sendiri.
10 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Jumlah peserta Darul Arqam Madya hendaknya dibatasi sedemikian rupa agar tidak
terlalu banyak tetapi dapat mengakomodir potensi Pimpinan Komisariat yang ada di
wilayah PC penyelenggara. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 : 7
c. Penanggung jawab
Darul Arqam Madya dilaksanakan dibawah tanggung jawab Pimpinan Cabang IMM.
d. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Madya adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan
Cabang IMM.
e. Instruktur
Instruktur DAM adalah Tim Instruktur yang dibentuk oleh DPD IMM dan terdiri dari
sekurang-kurangnya :
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 orang anggota instruktur
f. Tujuan
Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai kualifikasi
kader IMM yang mempunyai wawasan tingkat daerah.
g. Target
1. Terbentuknya visi intelektual kader.
2. Terbentuknya kader yang siap menjadi Pimpinan tingkat Cabang & daerah.
h. Kurikulum
Lihat pada tabel kurikulum dan silabi
i. Sifat
Darul Arqam Madya dilaksanakan dengan pendekatan edukatif andragogik.
j. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Praktek
4. Penugasan
5. Tes
k. Waktu
Darul Arqam Madya diselenggarakan dalam satuan waktu 5 (lima) hari 5 (lima) malam
atau 120 jam.
Alokasi waktu 120 jam dibagi dalam :
1. Materi Wajib 15 x 1,5 jam : 52,5 jam
2. Materi suplemen dan muatan lokal 8 x 1,5 jam : 16,5 jam
3. Paket : 24,5 jam
4. Istirahat : 58 jam
l. Evaluasi
1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama PC IMM sebagai
penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Pimpinan penyelenggara yang menyangkut
pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan
pada aspek esensi dan teknis operasional.

1.4. Darul Arqam Paripurna (DAP)


a. Pengertian
Yaitu perkaderan utama tingkat ketiga dari tiga tingkatan perkaderan, dan merupakan
prasy arat bagi calon pimpinan IMM tingkat pusat.
b. Peserta
Prasyarat peserta :
1. Telah lulus Darul Arqam Madya (DAM)
2. Mendapat mandat dari pimpinannya
3. Memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara.

11 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Karakteristik umum peserta :
1. Memiliki motivasi dan bakat kepemimpinan yang kuat.
2. Memiliki wawasan ke-Islaman dan keMuhammadiyahan yang luas.
3. Peka dan tanggap terhadap perkembangan politik dan kemasyarakatan.
Peserta Darul Arqam Paripurna (DAP) diharapkan dapat mengakomodir potensi seluruh
DPD, baik skala nasional maupun regional. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 :
10.
c. Penanggung jawab
Darul Arqam Paripurna berada dalam tanggung iawab Dewan Pimpinan Daerah IMM. DPD
IMIM dapat melaksanakan Darul Arqam Paripurna tingkat nasional maupun regional.
d. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Paripurna adalah panitia yang dibentuk oleh Dewan
Pimpinan Daerah IMM.
e. Instruktur
Instruktur Darul Arqam Paripurna adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh DPP IMM dan
terdiri dari sekurang-kurangnya :
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur DAP adalah minimal telah lulus latihan
Instruktur III dan atau pernah menjadi Pimpinan DPP IMM.
f. Tujuan
Meningkatkan mute anggota IMM hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai
wawasan tingkat nasional. Spesifikasi orientasi DAP adalah pada penguatan wawasan
kepemimpinan.
g. Target
1. Terbentuknya kemampuan peran sosial kemasyarakatan.
2. Terbentuknya kader yang siap menjadi Pimpinan tingkat Nasional.
h. Kurikulum
Lihat pada tabel dan silabi.
i. Sifat
Darul Arqam Paripurna dilaksanakan dengan pendekatan liberatif emansipatoris.
j. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi /seminar
3. Praktek
4. Problem solving
5. Studi Kasus
6. Observasi
7. Penugasan
8. Dialektika Forum
9. Tes
k. Waktu
Darul Arqam Paripurna diselenggarakan dalam satuan waktu 7 (tujuh) hari 7 malam atau
168 jam.
Alokasi waktu 120 jam dibagi dalam :
1. Materi wajib 15 x 1,5 jam : 39 jam
2. Materi suplemen dan muatan lokal 8 x 1,5 jam : 36 jam
3. Paket : 25,5 jam
4. Istirahat : 87 jam
l. Evaluasi
1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPD IMM sebagai
penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut
pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan
kepada aspek esensi dan teknis operasional.

12 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
III. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN KHUSUS

1. LATIHAN INSTRUKTUR (LI)


1.1. Umum
a. Pengertian
Latihan Instruktur adalah perkaderan khusus yang menjadi fasilitas didik resmi dan
disusun secara berjenjang sebagai upaya untuk meningkatkan kualifikasi kader secara
bertahap agar memperoleh kompetensi dalam mengelolah perkaderen Ikatan.
b. Dasar Pemikiran
IMM sebagai organisasi kader memerlukan kader-kader yang mempunyai kualifikasi
tertentu untuk mengelola lembaga-lembaga perkaderan yang dilaksanakan Ikatan
sesuai dengan jenjang kompetensinya.
c. Jenjang
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang memiliki kelayakan untuk mengelola
perkaderan di masing-masing level kepemimpinan sesuai dengan jenjang
kompetensinya.

1.2. Jenjang Latihan Instruktur (LI)


1.2.1. Latihan Instruktur Dasar (LID)
a. Pengertian
Latihan Instruktur Dasar (LID) adalah kegiatan perkaderan khusus yang
dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat
Cabang, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam
lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Komisariat.
b. Tujuan
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi menjadi pemandu Masta, dan perkaderan di tingkat Komisariat.
c. Peserta
Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat.

Syarat peserta LI Dasar, yaitu :


1. Telah lulus Darul Arqam Dasar (DAD)
2. Mendapat mandat dari pimpinannya.
3. Lulus Tes.
d. Penangung jawab
Penganggung jawab program adalah Pimpinan Cabang IMM.
e. Pelaksana
Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan Cabang IMM.
f. Instruktur
Instruktur LID adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh PC IMM dan terdiri
dari sekurangkurangnya
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LID adalah minimal telah lulus
Latihan Instruktur Madya.
g. Kurikulum
Kurikulum dan silabi ditentukan secara tersendiri.
h. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Workshop
5. Penggasan
6. Observasi
7. Studi Kasus
8. Dinamika kelompok
9. Roll playing
13 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
i. Waktu
Diselenggarakan dalam waktu 4 (empat) hari 4 (empat) malam atau 96 jam.
Alokasi waktu 96 jam dibagi dalam :
1. Kegiatan belajar mengajar : 41 jam
2. Kegiatan terstruktur . 12 jam
3. Kegiatan tidak terstruktur : 26 jam
j. Evaluasi
1. Evaluasi peserta
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik
1. Pre test dan post test.
2. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,
Menyangkut :
2.1. Tertib Ibadah
2.2. Partisipasi kehadiran
2.3. Sikap (akhlaq al karimah)
3. Penilaian aktifitas menyangkut
3.1. Tingkat keseriusan.
3.2. Daya tangkap dan daya tanggap.
3.3. Ketrampilan
3.4. Kepemimpinan
3.5. Kemandirian.
b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama PC IMM
sebagai penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang
menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang
dilakukan. Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.

2.2.2. Latihan Instruktur Madya (LIM)


a. Pengertian
Latihan Instruktur Madya (LIM) adalah kegiatan perkaderan khusus yang
dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat
Daerah, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam
lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Daerah IMM.
b. Tujuan
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi menjadi instruktur perkaderan di tingkat Daerah.
c. Peserta
Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat.
Syarat peserta LIM, yaitu :
1. Telah lulus Latihan Instruktur Dasar.
2. Mendapat mandat dari pimpinannya.
d. Penangung jawab
Penganggung jawab program adalah Dewan Pimpinan Daerah IMM.
e. Pelaksana
Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh DPD IMM.
f. Instruktur
Instruktur LIM adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh DPD IMM dan terdiri
dari sekurang-kurangny a :
1. 1 (satu) prang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LIM adalah minimal telah lulus
Latihan Instruktur Paripurna.
g. Kurikulum
Kurikulum dan silabi ditentukan secara tersendiri.

14 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
h. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Gladi
5. Penugasan
6. Observasi
7. Studi Kasus
i. Waktu
LIM Diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) hari 6 (Enam) malam atau 144
jam.
Alokasi waktu 144 jam dibagi dalam :
a. Kegiatan belajar mengajar : 51 jam
b. Kegiatan terstruktur : 56 jam
c. Kegiatan tidak terstruktur : 37 jam
j. Evaluasi
1. Evaluasi peserta
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik :
1. Pre test dan post test.
2. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan, menyangkut :
1. Tertib Ibadah
2. Partisipasi kehadiran
3. Sikap (akhlaq al karimah)
3. Penilaian aktifitas menyangkut :
1. Tingkat keseriusan
2. Daya tangkap dan daya tanggap
3. Ketrampilan
4. Kepemimpinan
5. Kemandirian.
b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPD
IMM sebagai penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang
menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perk ad eran yang
dilakukan. Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.

3.2.3. Latihan Instruktur Paripurna (LIP)


a. Pengertian
Latihan Instruktur Paripurna (LIP) adalah kegiatan perkaderan khusus yang
dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat
Pusat, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam lingkup
wilayah kepemimpinan Pimpinan Pusat IMM.
b. Tujuan
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi menjadi instruktur perkaderan di tingkat Nasional dan Regional.
c. Peserta
Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat.
Syarat peserta LIP, yaitu :
1. Telah lulus Latihan Instruktur Madya.
2. Mendapat mandat dari pimpinannya.
d. Penangung jawab
Penganggung jaw ab program adalah Dewan Pimpinan Pusat IMM atau
dilimpahkan kepada DPD.
e. Pelaksana
Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh DPP IMM.
f. Instruktur
Instruktur LIP adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh DPP IMM dan terdiri
dari sekurang-kurangnya :
15 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LIP adalah minimal telah lulus
Latihan Instruktur Paripurna.
g. Kurikulum
Kurikulum dan silabi ditentukan secara tersendiri.
h. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Gladi
5. Penugasan/Observasi
6. Studi Kasus
7. Waktu
LIP diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) hari 6 (Enam) malam atau 144
jam.
Alokasi waktu 144 jam dibagi dalam :
a. Kegiatan belajar mengajar : 51 jam
b. Kegiatan terstruktur : 56 jam
c. Kegiatan tidak terstruktur : 37 jam
i. Evaluasi
1. Evaluasi peserta
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik :
a. Pre test dan post test.
b. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,
menyangkut :
1. Tertib lbadah
2. Partisipasi kehadiran
3. Sikap (akhlaq al karimah)
c. Penilaian aktifitas menyangkut
1. Tingkat keseriusan
2. Daya tangkap dan daya tanggap
3. Ketrampilan
4. Kepemimpinan
5. Kemandirian.
b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPP IMM
sebagai penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang
menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan.
Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.

16 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
BAB IV
TINDAK LANJUT PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

A. PENDAHULUAN
IMM menetapkan pola perkaderan sebagai upaya pokok aktivitas kelembagaan yang
menjadi urat nadi kegiatan. Segala bentuk kegiatan IMM pada dasarnya direfleksikan dalam
bentuk-bentuk konstruk perkaderan yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia muda, khususnya mahasiswa.
Kegiatan resmi perkaderan dalam setiap komponen dan jenjang tidak berakhir dalam satuan
waktu tertentu yang terbatas dan insidental. Upaya itu mesti dilanjutkan dengan program pasca
latihan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kualitas anggota secara kontinue dan
terprogram. Hal mi merupakan konsekuensi logis komitmen kekaderan IMM.
Disadari bahwa mengandalkan pembinaan kualitas kader melalui perkaderan utama saja
tidak cukup dan sangat terbatas. Dengan demikian setiap struktur kepemimpinan IMM
bertanggung jawab untuk melaksanakan proses tindak lanjut perkaderan di lingkungannya.

B. PRINSIP FOLLOW UP
Proses tindak lanjut (follow up) perkaderan dilaksanakan dengan prinsip fleksibel dan
dinamis.

C. SIFAT DAN FUNGSI


Tindak lanjut perkaderan dilaksanakan dengan sifat
1. Silaturrahim, baik secara personal maupun kelompok.
2. Jaringan informal kualitatif, baik antara personal maupun profesional.
3. Promosi dan transformasi kader di kawasan persyarikatan, Ummat dan bangsa.

D. MATERI DAN BENTUK TINDAK LANJUT


Materi tindak lanjut (follow up) perkaderan herupa
1. Pendalaman ke-Islaman, keMuhammadiyahan, keilmuan, kemanusiaan, dan kelndonesiaan.
2. Pengembangan materi khusus profesional.
3. Kajian masalah kontemporer
Bentuk pembinaan
1. Study Wawasan
2. Penugasan
3. Kunjungan lapangan.
4. Pemagangan
5. Monitoring
6. Silaturrahim
7. Dll.
E. PENANGGUNG JAWAB
1. Organisasi
Tindak lanjut perkaderan secara organisasional berada dalam tanggung jawab Bidang Kader
masing-masing level pimpinan.
2. Fungsional
Secara fungsional tanggung jawab terletak pelatih di setiap level kepemimpinan.

F. KOMPONEN DAN JENJANG PENGKADERAN PENDUKUNG


Komponen dan jenjang perkaderan pendukung terbagi menjadi :
1. Perkaderan pendukung pokok :
Jenis-jenis perkaderan pendukung pokok :
a. Pelatihan Mubaligh.
b. Pendidikan Politik
c. Pelatihan pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
d. Pelatihan Kewirausahaan
17 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
e. Pelatihan Tarjih
f. Pelatihan Ketrampilan
g. Pelatihan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
2. Perkaderan Pendukung Tambahan
(Perincian, jenis dan teknisnya ditentukan secara bebas sesuai kebutuhan)

18 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 1

MATERI PERKADERAN FORMAL


IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
DARUL ARQAM

Alokasi Waktu Materi KBM


ALOKASI WAKTU/JAM
KELOMPOK JENIS MATERI
DAD DAM DAP
IDEOLOGIS Risalah Islamiah 9 6 6
KeMuhammadiyahan 4,5 3 3
Ibadah 3 3 -
Dakwah 1,5 3 -
KEORGANISASIAN Keilmuan 4,5 4,5 4,5
KEPEMIMPINAN Manajemen 3 4,5 3
Sistem perkaderan - 3 3
Administrasi 1,5 3 -
Permusyawaratan 1,5 1,5 -
Kewirausahaan - 3 1,5
WAWASAN Sosiologi - 2,5 1,5
Antropologi - 2,5 1,5
Sejarah Perjuangan Umat 3 1,5 -
Islam
Filsafat 1,5 3 3
Politik - 1,5 3
Pancasila - 1,5 -
TERAPAN Logika 1,5 - -
Komunikasi - 3 3
Teknik Negosiasi - - 1,5
Retorika - 1,5 1,5
Metode Penelitian - 1,5 1,5
Network Planning - - 1,5
SUPLEMEN Kapita Selekta - 1,5. 1,5
Muatan Lokal * * *
Jumlah 34,5 52,5 39

Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara

19 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 2

LATIHAN INSTRUKTUR

Alokasi Waktu Materi KBM


ALOKASI WAKTU
KELOMPOK JENIS MATERI
LIM LIP
IDEOLOGIS Risalah Islamiah 5 5
Kemuhammadiyahan 5 4
Keimanan 3 3
KEORGANISASIAN– Manajemen Umum 2 2
KEPEMIMPINAN Sistem Perkaderan 1 1
Administrasi 3 3
Manajemen Pelatihan 1 1
WAWASAN Metodologi Perubahan Sosial 2 2
Filsafat Manusia 1 2
Filsafat Agama 1 2
Filsafat Pendidikan 1 2
Psikologi 2 3
Analisa Pendekatan Sistem 1 2
TERAPAN Manajemen Kelas 2 2
Dinamika Kelompok 2 2
Keinstrukturan 3 3
Pola Belajar Orang Dewasa - 2
Monitoring dan Evaluasi 1 2
Pengenalan Potensi Diri 2 2
SUPLEMEN Kebijakan Pendidikan - 2
Nasional 2 2
Rekayasa Sumberdaya
Manusia * -
Muatan Lokal
JUMLAH 96 51

Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara

20 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 3

DARUL ARQAM

Alokasi Waktu Kegiatan Terstruktur


ALOKASI WAKTU/JAM
JENIS KEGIATAN
DAD DAM DAP

Shalat Berjamaah 2,5 4,5 6


Kuliah Singkat 2 4 6
Tadarus 3 5 10,5
Olah Raga 1,5 2,5 3,5
Refleksi 0,5 1 2
Wawancara 1 1 1
Test Tertulis 1 1 3
Penulisan Makalah - 1 3
Seminar - 3 20
Gladi (Lagu-Lagu Kepanitiaan, Dll) 2 2 -
Survai - 2 5
Investigasi - - 3
Resensi Buku - 3 -

Jumlah 12,5 28 63

LATIHAN INSTRUKTUR

Alokasi Waktu Kegiatan Terstruktur


Alokasi Waktu
JENIS MATERI
LIM LIP
Shalat Berjamaah 3,5 6
Kuliah Singkat 3,5 6
Tadarus 4 6
Olah Raga 2 3
Refleksi 1 2
Wawancara 1 1
Test Tertulis 1 3
Penulisan Makalah 3 7
Seminar 4 12
Gladi Keinstrukturan 3 4
Survai/Observasi 1,5 3
Apresiasi 1,5 3

JUMLAH 29 56

21 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 4

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

A. DARUL ARQAM DASAR

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM


Risalah Islamiah Hakekat Islam 1,5
Tauhid 1,5
Al Qur’an 1,5
Akhlak Islam 1,5
Sirah Nabi Muhammad 1,5
Islam Dan Peradaban 1,5

Ibadah Filsafat Ibadah Islam 1,5


Ibadah Praktis Harian 1,5

Dakwah Metodologi Dakwah Islam 1,5


Kemuhammadiyahan Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam 1,5
Gerakan Pembaharuan Di Indonesia 1,5
Kepribadian Muhammadiyah 1,5

Ke-IMM-an Sejarah Pendirian IMM 1,5


Kepemimpinan IMM 1,5
Khittah dan Identitas IMM 1,5

Manajemen Sistem Kepemimpinan Islam 1,5


Teori Leadership 1,5

Administrasi Administrasi Organisasi 1,5


Permusyawaratan Musyawarah Dalam Islam 1,5
Sejarah Perjuangan Umat Perjuangan Islam Di Indonesia
Islam di Indonesia 1,5
Filsafat Dakwah Islam Dalam Masyarakat–
Indonesia 1,5
Logika Membangun Logika Ilmiah
Muatan Lokal 1,5
*

Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara

22 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 5

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

B. DARUL ARQAM MADYA

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM


Risalah Islamiah Faham Agama Dalam Muhammadiyah 1,5
Ijtihad Dalam Islam 1,5
Problema Dunia Islam 1,5
Jihad Dalam Islam 1,5
Ibadah Perbandingan Madzhab 1,5
Pola Kebijakan Tarjih 1,5
Dakwah Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah IMM 1,5
Dakwah dan Tantangan Global (Pemurtadan) 1,5
Metode ijtihad tarjih 1,5
Kemuhammadiyahan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Warga
Muhamma-diyah 1,5
Ke-IMM-an Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1,5
IMM dan Gerakan Mahasiswa Nasional 1,5
IMM dan Transformasi Kader dalam Muhammadiyah 1,5
IMM dan Transformasi Kader dalam Masyarakat 1,5
Manajemen Pola Kepemimpinan Muhammadiyah 1,5
Pola Kepemimpinan Mahasiswa 1,5
Manajemen Organisasi Muhammadiyah 1,5
Sistem Perkaderan Sistem Perkaderan IMM 1,5
Sistem Perkaderan Muhammadiyah 1,5
Administrasi Administrasi Dalam Pandangan Islam 1,5
Kewirausahaan Manajemen Wiraswasta 1,5
Wirausaha dalam Islam 1,5
Wirausaha Sukses (teori dan Pengalaman) 1,5
Sosiologi Sosiologi Masyarakat Indonesia 1,5
Antropologi Antropologi Budaya 1,5
Sejarah Perjuangan Arah Perjuangan Muhammadiyah Kini dan Nanti
Umat 1,5
Filsafat Epistimologi Islam 1,5
Aliran-aliran Filsafat 1,5
Filsafat Pancasila 1,5
Politik Kebijakan Politik Nasional 1,5
Dasar-dasar komunikasi 1,5
Komunikasi Komunikasi Massa 1,5
Retorika Retorika dakwah 1,5
Metodologi Metodologi penelitian ilmiah 1,5
penelitian * *
Kapita selekta * *
Muatan Lokal

Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara

23 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 6

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

C. DARUL ARQAM PARIPURNA

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM


Risalah Islamiah Perjuangan Politik Umat Islam Indonesia 1,5
Islam dan Kecenderungan Masa Depan 1,5
Konsep Masyarakat Islam 1,5
Gerakan Pemikiran Islam di Indonesia 1,5
Kemuhammadiyahan Muhammadiyah dan Rekayasa Pemberdayaan 1,5
Umat 1,5
Ke-IMM-an Ideologi Politik Perjuangan Muhammadiyah 1,5
Kebijakan Politik Kemahasiswaan
Metodologi Pemahaman IMM (Visi Intelektual, 1,5
Manajemen Kultural dan Manajerial) 1,5
Akhlaq Kepemimpinan 1,5
Sistem Perkaderan Pengembangan Manajemen Persyarikatan 1,5
Profil Kader IMM 1,5
Kewirausahaan Pola dan Arah Transformasi Kader IMM 1,5
Sosiologi Kebijakan Ekonomi Nasional 1,5
Antropologi Rekayasa Sosial Masyarakat Masa Depan 1,5
Filsafat Religius Kebudayaan 1,5
Filsafat Kekuasaan dalam Islam 1,5
Komunikasi Filsafat Gerakan (Harakah) Islamiah 1,5
Politik Komunikasi dan Komunikasi Politik 1,5
Retorika Moral Politik 1,5
Metodologi Retorika Dakwah 1,5
penelitian Metodologi Penelitian Sosial 1,5
Network Planning Teori dan Praktek Networking Planning *
Kapita selekta *

Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara

24 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 7

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

A. LATIHAN INSTRUKTUR DAERAH

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM


Risalah Islamiah Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang
Hakekat Islam dan Prisip-Prinsip Dasar Al Islam 5
Ibadah Pemahaman dan Pendalaman Dan Penertiban
Praktek Ibadah Sehari-Hari 2
Wawasan Tentang Praktek Ibadah Sehari-Hari
Menurut Pendirian Berbagai Madzhab 3
Kemuhammadiyahan Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang
Keyakinan Hidup Islami Menurut Muhammadiyah 2
Filosofi Gerakan Muhammadiyah 2
Ke-IMM-an Reinterpretasi Pola dan Arah Gerakan IMM Tingkat
Komisariat-Cabang-DPD 1
Manajemen Manajemen Umum 2
Manajemen Pelatihan 2
Manajemen Kelas 1
Analisa Pendekatan Sistem 3
Sistem Perkaderan Kajian Materi Perkaderan DAD dan DAM 1
Administrasi Umum 1
Administrasi Metodologi Perubahan Sosial Masyarakat 1
Perubahan Sosial Berkembang 1
Filsafat Filsafat Manusia 1
Filsafat Agama 1
Filsafat Pendidikan 1
Psikologi Psikologi Umum 1
Psikologi Perkembangan 2
Keinstrukturan Dinamika Kelompok 2
Teori dan Praktek 1
Analisa Peran 1
Monitoring dan Evaluasi 2
Sumber Daya Pengenalan Potensi Diri 2
Muatan Lokal Rekayasa Sumberdaya Manusia *
*
Jumlah 43

Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara

25 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 8

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

B. LATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM


Risalah Islamiah Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang
Hakekat Islam dan Prisip-Prinsip Pergerakan Al 2
Islam 3
Ibadah Kajian Masalah-masalah Kontemporer
Pemahaman dan Pendalaman Dan Penertiban 2
Praktek Ibadah Sehari-Hari
Wawasan Tentang Praktek Ibadah Sehari-Hari 3
Kemuhammadiyahan Menurut Pendirian Berbagai Madzhab
Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang 2
Strategi Perjuangan Muhammadiyah Kontemporer 1
Ke-IMM-an Profil Pimpinan Muhammadiyah (Analisis Masa
Depan) 2
Manajemen Reinterpretasi Pola dan Arah Gerakan IMM Tingkat 2
DPD dan Skala Nasional 2
Manajemen Personalia 2
Manajemen Pelatihan
Sistem Perkaderan Manajemen Kelas 3
Administrasi Analisa Pendekatan Sistem 1
Perubahan Sosial Kajian Materi Perkaderan IMM, DAM dan DAP 2
Filsafat Administrasi Personalia 2
Metodologi Perubahan Sosial Masyarakat Maju 2
Filsafat Islam tentang Manusia 2
Psikologi Filsafat Islam tentang Kehidupan
Filsafat Pendidikan Islam 1
Psikologi Sosial 1
Keinstrukturan Psikologi Orang Dewasa 1
Psikologi Massa 2
Dinamika Kelompok 3
Analisa Proses dan dinamika 2
Keinstrukturan 2
Pendidikan Monitoring dan Evaluasi 2
Sumber Daya Pengenalan Potensi Diri 2
Muatan Lokal Kebijakan Pendidikan Nasional
Rekayasa Sumberdaya Manusia
*

Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara

26 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
TUJUAN MATERI
NO MATERI I NDUK TUJUAN MATERI I NDUK MATERI TUJUAN MATERI POKOK BAHASAN SUB. POKOK BAHASAN Waktu
PENUNJANG

01 Materi Induk yang berkenaan Agar peserta memiliki Al –I slam Peserta memiliki wawasan, Peserta memiliki bekal dasar Pengantar - Pengertian
dengan nilai dan sikap wawasan dan dasar penghayatan dan aktualisasi Al- dengan mengenal dan menghayati Pendidikan I slam - Sistem pendidikan Islam
Lampiran 9
kepribadian pengembangan sikap dan Islam sebagai sistem hidup dan sistem nilai Islam dalam setiap - Fungsi dan prinsip 120
nilai keimanan dari gerakan landasan gerakan aspek pendidikan. - Sistem pendidikan islam
dalam perbandingan

KeMuhammadiyahan Peserta memiliki wawasan, Peserta memiliki pengetahuan dan Filsafat Pendidikan - Pengertian
penghayatan dan aktualisasi pemahaman tentang filsafat - Filsafat pendidikan, Unsur 120
prinsip-prinsip dan idealisme pendidikan. dan prinsip filsafat penddkn
Muhammadiyah
Peserta memiliki pemahaman dan Sistem Pendidikan - Pengertian
penghayatan tentang prinsip dan Muhammadiyah - Visi, misi dan tujuan
idealisme Muhammadiyah ( Tujuan Historis pendidikan Muhammadiyah 120
Tinjauan) - Pendidikan Muhammadiyah
dalm perkembangan zaman

Peserta memiliki pengetahuan dan Sistem perkaderan - Pengertian


pemahaman tentang sistem Muhammadiyah - Uraian sistem perkaderan
perkaderan Muhammadiyah Muhammadiyah 120
- Problematika perkaderan
Muhammadiyah
KeI MM-an Peserta memiliki wawasan, Peserta memiliki pengetahuan dan I MM dan Sistem - Visi dan misi kepemudaan
penghayatan dan aktualisasi pemahaman tentang sistem Kepemudaan Nasional
prinsip-prinsip dan idealisme kepemudaan dan posisi IMM Nasional - Tantangan Gerakan 120
gerakan IMM sebagai gerakan dalam skala Nasional. Kepemudaan Nasional
kemahasiswaan - IMM dalam konstelasi

27
Gerakan Kepemudaan.
02 Materi Induk tentang nilai-nilai Agar Peserta memiliki Materi Dasar Umum Peserta mengenal wawasan Peserta memiliki pemahaman dan Prinsip dan - Pengertian
dasar Umum ke-Instrukturan pemahaman dan dan memahami tentang aspek 120
penghayatan tentang prinsip dan I dealisme Gerakan - Prinsip gerakan IMM
penguasaan dasar-dasar psikologis kemahasiswaam dan Idealisme IMM I MM - Idealisme gerakan IMM
Umum Pengkaderan dinamikanya - Tantangan dan
problematika

Peserta memiliki pemahaman Psikologi - Pengertian 120


tentang Psikologi umum bagi Mahasisw a - Uraian psikologi
mahasiswa perkembangan

Peserta memiliki pengetahuan dan Psikologi - Pengertian


penguasaan tentang Psikologi Pendidikan - Unsur-unsur Psikologi 240
Pendidikan Pendidikan
- Uraian Psikologi pendidikan
Peserta memiliki pengetahuan
PERKADERAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

03 Materi Induk tentang nilai-nilai Agar Peserta memiliki Materi Dasar Khusus Peserta memiliki pengetahuan dan Ke-I nstruktur-an - Pengertian
dasar Khusus keinstrukturan pengetahuan dan dan kecakapan sebagai kecakapan sebagai Instruktur - Syarat,kepribadian & tugas
instruktur 120
penguasaan dasar-dasar pengakaderan tingkat satu Instruktur
khusus keinstrukturan - Tata kerja pengelolaan
- Instrumen paket yang
harus dikuasai untuk
perkaderan Tk I
- Latiham Peran

pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
POKOK
NO MATERI I NDUK TUJUAN MATERI I NDUK MATERI TUJUAN MATERI TUJUAN MATERI PENUNJANG SUB. POKOK BAHASAN Waktu
BAHASAN

Peserta dapat menguasai pokok- Peserta memiliki pemahaman dan Sistm Perkaderan I - Pengertian
pokok pengkaderan IMM dan mampu penguasaan pokok-pokok perka-deran - Tujuan pengkaderan
150
menerapkannya tk I dan mampu menerapkannya - Komponen & jenjang perkaderan
- Pokok-pokok perkaderan
- Pokok-pokok perkaderan tk I
- Aspek pengembangan peserta

Membentuk kematangan sikap, Peserta memiliki pengetahuan dan Manajemen dan - Pengertian manajemen
keluasan pengetahuan dan penguasaan tentang manajemen Perkaderan - Tahap-tahap proses pelaksanaan 180
ketrampilan dalam mengelola perkaderan dan mampu perkaderan
perkaderan menerapkannya - Uraian manajemen perkaderan

Peserta menguasai metode-metode Teori Belajar dan - Pengertian


Membentuk kematangan sikap, Pembelajaran - Uraian pendekatan andragogi dan 120
yang digunakan dalam perkaderan tk I
keluasan pengetahuan dan paedagogi
ketrampilan dalam penggunaan - Uraian tentang jenis-jenis metoda
metode perkaderan andragogi dan paedagogi

Peserta memiliki pemahaman dan Peserta menguasai garis besar materi Anatomi Kurikulm I - Pengertian kurikulum
penguasaan tentang kurikulum dan tujuan kurikulum perkaderan tk I - Unsur-unsur kurikulum
- Asas kurikulum
120
perkaderan
- Uraian kurikulum perkaderan tk I

Peserta menguasai dan mampu Sistem evaluasi - Pengertian


Peserta memiliki pengetahuan &
mengklasifikasikan sistem evaluasi - Fungsi evaluasi 180
pemahaman tentang sistem
perkaderan - Teknik evaluasi
pengkaderan dalam Ikatan

28
Dinamika - Pengantar
Peserta memahami dan menguasai Peserta memiliki pengetahuan tantang 120
Kelompok - Tujuan dan fungsi
serta mampu menerapkan variasi dinamika kelompok dan mampu
- Prinsip-prinsip pelaksanaan Dinamika
menerapkannya
Kelompok

Sistem Perkaderan - Pengertian


Peserta dapat menguasai pokok- Peserta memiliki pemahaman dan
II - Tujuan pengkaderan 150
pokok perkaderan IMM dan mampu penguasaan serta menerapkan sistem
- Pokok-pokok perkaderan tk II
menerapkannya pengkaderan tk II
- Aspek pengembangan pst

Anatomi - Uraian kurikulum perkaderan tk II 180


Membentuk kematangan sikap. Peserta memiliki pengetahuan dan
Kurikulum I I - Workshop
Keluasan pengetahuan dan wawasan dan ketrampilan tentang
ketrampilan dalam mengelola kurikulum pengkaderan tk II
perkaderan

pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
TUJUAN MATERI POKOK
NO MATERI I NDUK MATERI TUJUAN MATERI TUJUAN MATERI PENUNJANG SUB. POKOK BAHASAN Waktu
I NDUK BAHASAN

Peserta mengetahui seluk beluk unsur Analisa Sistem - Pengertian


dan prinsip sistem - Anaslisa SWOT
- Standart keberhasilan suatu sistem 150
- Strategi optimalisasi fungsi sistem

Peserta mempunyai kemampuan dan Penyusunan Test - Pengertian


penguasaan ketrampilan dalam - Fungsi dan landasan penyusunan test 180
penyusunan test dan dpt menerapkanya - Jenis-jenis dan bentuk test
- Parameter keberhasilan
- Kriteria isi test

Peserta memahami dan menguasai Peserta memiliki pengetahuan dan Manajemen - Pengantar
serta mampu menerapkan teknik kecakapan dlm manajemen konflik yg Konflik - Tujuan dan fungsi 120
Manajemen Konflik muncul di organisasi - Prinsip-prinsip pelaksanaan Manajemen Konflik

Peserta memiliki pengetahuan, Instruktur memiliki pengetahuan dan Sistem - Macam-macam perkaderan AMM 150
pemahaman tentang perkaderan wawasan sistem perkaderan di AMM Perkaderan AMM - Hubungan antar perkaderan AMM
dalam AMM - Peran & hub. Dg Muh.

Peserta memahami dan menguasai Peserta mengetahui, memahami dan Mastery Learning, - Pengertian
240
serta mampu menerapkan teknik cakap dlm menyususn modul serta Belajar Modul - Tknik penyusunan modul
penyusunan Modul operasionalkannya - Uraian Mastery Learning

Peserta memiliki kemampuan utk Strategi Pengemb. - Karakteristik Organisasi


menentukan langkah strategis Organisasi - Pokok pikiran pengemb. 150

29
pengembangan org. melalui aktifitas - Strategi pengemb. Org
perkaderan
Perkaderan dalam - Analisa perkaderan 180
Peserta dpt menganalisa dg jenis sistem
Perbandingan - Visi dan misi perkaderan
perkaderan Ikatan & mampu mbedakan
- Perkaderan IMM dlm perbandingan
dg sistem perkaderan yg lain
Mengenal dan - Jenis potensi peserta
Peserta mengetahui potensi peserta 150
Pengembangan - Cara mengenali dan menggali potensi peserta
perkaderan dan mampu
Potensi - Cara membimbing dan menyalurkan potensi
mengembangknannya
180
Paket Lokal
150
Paket nasional
120
Refleksi

pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg

Anda mungkin juga menyukai