Spi Imm PDF
Spi Imm PDF
SISTEM PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
( SPI I MM)
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka membentuk satu kesatuan gerakan, arah serta wawasan kekaderan Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah, diperlukan sebuah rumusan dasar mengenai pokok-pokok arah
kekaderan dalam IMM yang akan menjadi pedoman pelaksanaan dan sekaligus landasan
konseptual strategi kekaderan IMM.
Rumusan dasar yang dimaksud memuat petunjuk-petunjuk pokok dan strategis berkenaan
dengan sistem perkaderan IMM mengenai latar belakang, tujuan, arah, sasaran, landasan,
kurikulum, metode, komponen serta pengorganisasian perkaderan di lingkungan IMM. Dari
seluruh rumusan tersebut dapat dipahami kerangka ideologis yang terbangun dalam jati diri
kader IMM serta profil kader yang diharapkannya, sebagai salah satu Organisasi Otonom
Muhammadiyah dan bagian dari gerakan kepemudaan nasional dalam perannya sebagai caracter
builder generasi muda, terutama mahasiswa.
Pola dasar strategi perkaderan disusun sebagai upaya optimalisasi proses kekaderan IMM
secara nasional serta pedoman baku dalam pelaksanaan perkaderan IMM di setiap komponen dan
jenjang.
B. LATAR BELAKANG
Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan. Pilihan gerakan pada bidang
dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar sejak awal pendiriannya merupakan fenomena baru
dalam lingkup pergerakan Islam di negeri ini.
Guna mencapai cita-cita gerakan yang telah dirintis dan dikembangkannya, Muhammadiyah
harus memiliki kekuatan pendukung, penggerak dan pelangsung gerakan, bahkan bila mungkin
menyempumakannya. Kekuatan ini akan menjadi basis pendukung yang pada saatnya akan
tampil menjadi kekuatan inti gerakan. Dengan demikian Muhammadiyah membutuhkan kader-
kader untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ada tiga jalur proses kaderisasi yang ditempuh Muhammadiyah dalam rangka
mengusahakan lahirnya kader-kader yang diharapkan, yaitu : (1) jalur pendidikan formal, melalui
lembaga-lembaga formal yang dimiliki Muhammadiyah, (2) Jalur informal, berupa penanaman
misi di lingkungan keluarga, dan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat, (3) Jalur Program
khusus Badan Pendidikan Kader dan Organisasi-organisasi Otonom. Ketiga jalur ini diharapkan
bisa menjadi "pemasok" kader-kader yang akan melestarikan khittah gerakannya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian dari organisasi otonom
Muhammadiyah dengan basis anggota yang relatif homogen : Mahasiswa. Sebagai wahana
kaderisasi, IMM diharapkan dapat menghasilkan komunitas kader-kader yang memiliki kualitas
intelektual, kapasitas moral dan peran sosial yang memadai.
Untuk mencapai kualifikasi kekaderan seperti demikian, IMM dituntut untuk
menyelenggarakan program perkaderan dengan strategi perencanaan yang serius dan kerangka
kerja yang jelas. Dengan demikian, kurikulum dan metode menjadi acuan utama guna
pencapaian hasil yang optimal. Sehingga dari proses kaderisasi yang dikembangkan IMM dapat
lahir kader-kader yang rnemahami benar misi dan cita-cita Muhammadiyah.
2 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
yang berakhlak karimah dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggung jawab dan
memiliki komitmen dan kompetensi perjuangan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagai sebuah proses organisasional, perkaderan IMM diarahkan pada upaya transformasi
ideologis dalam bentuk pembinaan dan pengembangan kader, baik kerangka ideologis maupun
teknis manajerial.
Dalam tahapan yang lebih praktis, akumulasi proses perkaderan diarahkan dalam rangka
transformasi dan regenerasi kepemimpinan IMM di setiap level kepemimpinan.
E. LANDASAN PERKADERAN
1. Landasan Nilai/Etik :
Adalah landasan yang mengatur secara normatif dan mendasar seluruh pelaksanaan kegiatan
perkaderan IMM, yaitu: A1-Qur'an dan As-Sunnah yang secara operasional dijabarkan dalam
Khittah Perjuangan Muhammadiyah dan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah.
2. Landasan Hukum :
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No 8 th 1985 tentang keormasan.
F. KURIKULUM PERKADERAN
Materi perkaderan IMM dikembangkan dalam lima kelompok materi, masing-masing:
1. Materi Pokok Ideologi
2. Materi Pokok Keorganisasian/Kepemimpinan
3. Materi Pokok Wawasan
4. Materi Pokok Terapan
5. Materi Suplemen
Dari kelima kelompok itu dikembangkan silabi untuk masing-masing komponen dan jenjang
yang dibangun dengan pendekatan Muatan Nasional dan Muatan Lokal yang dikemas secara ideal
dan dinamis.
J. PENGORGANISASIAN KEGIATAN
Dalam rangka optimalisasi proses perkaderan guna terciptanya eks trainer dengan
kualifikasi yang diharapkan, perlu didukung dengan sistem manajemen perkaderan yang tepat.
4 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Sistem manajemen dimaksud dalam rangka mengatur pelaksanaan jalinan program perkaderan,
sinkronisasi, legalitas pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban masing-masing level
kepemimpinan.
Pengorganisasian perkaderan IMM terbagi sebagai berikut :
1. Tanggung jawab jalur perkaderan utama
a. Darul Arqam Dasar (DAD) oleh Pimpinan Komisariat
b. Darul Arqam Madya (DAM) oleh Pimpinan Cabang
c. Darul Arqam Paripurna (DAP) oleh Dewan Pimpinan Daerah.
2. Tanggung jawab jalur perkaderan khusus
a. Latihan Instruktur Dasar (LID) oleh Pimpinan Cabang
b. Latihan Instruktur Madya (LIM) oleh Dewan Pimpinan Daerah
c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP) oleh Dewan Pimpinan Pusat
3. Tanggung jawab jalur Perkaderan Pendukung
Diserahkan kepada masing-masing struktur kepemimpinan atau bidang yang
melaksanakannya, baik secara mandiri atau proyek bersama berdasarkan atas asas
mashlahat, manfaat bersama, strategis dan tidak mengorbankan prinsip gerakan. Perkaderan
pendukung (sesuai hasil Lokakarya Nasional dan Tanwir) terbagi dua yaitu perkaderan
pendukung pokok dan perkaderan pendukung tambahan. Perbedaan yang mendasar dari dua
hat itu adalah perkaderan pendukung pokok memiliki silabi (guide line), akan tetapi untuk
perkaderan pendukung tambahan hanya mencantumkan nama kegiatannya akan tetapi
bentuk dan guide linenya disesuaikan dengan kondisi masing-masing level institusi.
Setiap pelaksanaan perkaderan secara struktural dilaporkan kepada pimpinan di atasnya.
Operasionalisasi pelaksanaan bisa didelegasikan kepada panitia yang dibentuk tersendiri dibawah
pengawasan pimpinan yang bertanggung jawab.
L. PENUTUP
Sebagai pedoman pokok, rumusan pedoman perkaderan ini hanya berisi masalah bersifat
garis besar yang akan menjadi pedoman umum secara nasional.
Dalam rangka operasional dan teknis, masing-masing struktur pimpinan IMM hendaknya
mengantisipasi problematika internal dan kebutuhan lokalnya. Dengan demikian, sistem
perkaderan ini bisa diberlakukan secara dinamis.
Aspek-aspek lain yang berkembang akan ditetapkan kemudian.
5 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
BAB II
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
A. PENDAHULUAN
Setiap institusi perkaderan dalam melakukan proses perkaderannya secara sistematis
senantiasa berorientasi kepada kualitas output yang ideal. Dalam rangka itu maka berbagai
konsep disiapkan guna menunjang pencapaian hasil yang diharapkan.
Sistem yang dirumuskan secara konseptual tidak akan mencapai sasaran tanpa sistem-
sistem penyelenggara yang terencana, terarah, terorganisir, berdaya guna (efisien) dan berhasil
guna (efektif). Untuk itu, diperlukan sebuah rumusan pedoman penyelenggaraan IMM secara
nasional.
Rumusan pedoman penyelenggaraan perkaderan ini merupakan seperangkat konsep
aplikatif yang disiapkan sebagai guidance operasional perkaderan. Konsep-konsep itu kemudian
diturunkan secara teknis dalam masing-masing komponen dan jenjang yang operasionalnya di
lapangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Pedoman penyelenggara perkaderan IMM merupakan rumusan yang menyangkut :
1. Tujuan Penyelenggaraan
2. Pengorganisasian : Organisasi dan Tugas
3. Langkah Penyelenggaraan
4. Evaluasi
5. Sarana, prasarana dan dana.
B. TUJUAN PENYELENGGARAAN
Dalam rangka mencapai tujuan pada umumnya, maka perlu dipahami tujuan
penyelenggaraan perkaderan yang dilaksanakan di lingkungan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM). Dengan memahami tujuan penyelenggaraan perkaderan, diharapkan setiap pimpinan
penyelenggara perkaderan dapat memahami, memperoleh pegangan, memiliki kemampuan dan
ketrampilan rnemadai dalam berbagai lingkup dan tahapannya.
Perlu dipahami bahwa tujuan diselenggarakannya perkaderan di lingkungan IMM adalah
sebagai berikut :
1. Terlaksananya perkaderan secara terorganisir, terencana, terprogram, berkesinambungan,
efektif dan efisien.
2. Perkaderan yang dilaksanakan dapat dinilai tingkat keberhasilannya.
3. Perkaderan dapat didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
4. Komponen dan jenjang perkaderan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan khusus
masing-masing.
C. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tersusun hirarkis sebagai
berikut :
1. Penanggung jawab :
Yaitu struktur pimpinan Ikatan yang bertanggung jawab langsung secara keseluruhan
terhadap penyelenggaraan perkaderan. Penanggung jawab program diserahkan kepada
pimpinan Ikatan sesuai dengan jenis, komponen dan jenjangnya.
2. Tim Instruktur
Yaitu tim yang bertugas memandu dan memegang kendali orientasi, materi dan kualitas acara
perkaderan sebagai proses melahirkan eks trainer yang ideal. Tim instruktur adalah kelompok
instruktur yang dari segi keinstrukturan dan perkaderan memenuhi persyaratan sebagai
pengelola dengan tugas khusus disamping tugas umum.
Tim Instruktur terdiri dari :
2.1. Master Of Training
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memimpin dan secara umum bertanggung jawab
atas pelaksanaan keinstrukturan.
2.2. Imam Training
6 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memandu keinstrukturan dalam aspek pelaksanaan
syariat Islam dan akhlaq karimah.
2.3. Anggota tim instruktur
Yaitu sekelompok orang yang secara bersama-sama menjalankan tugas keinstrukturan
dan masing-masing bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tertentu dari materi
perkaderan, hal mana menurut spesifikasinya tersebut ia mengarahkan kepada tujuan
yang diharapkan.
3. Nara Sumber
Nara sumber dalam kegiatan perkaderan IMM adalah para ahli yang kompeten dalam bidang-
bidang yang disajikan dalam proses perkaderan.
Diharapkan nara sumber yang dilibatkan dalam perkaderan IMM adalah mereka yang memiliki
komitmen perjuangan Islam yang jelas, menguasai materi, bisa dijadikan contoh,
berpengalaman dan sesuai dengan kepentingan perkaderan.
4. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana dalam perkaderan IMM adalah tim petugas bersifat teknis yang bertugas
menjadi penanggung jawab pelaksana perkaderan sesuai kepentingan teknis.
D. PENYELENGGARAAN
Yang dimaksud dengan penyelenggaraan perkaderan adalah menyangkut perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Perencanaan berupa serangkaian proses pra pelaksanaan perkaderan dan merupakan tahap
persiapan. Dalam setiap level kepemimpinan IMM perkaderan harus direncanakan secara
menyeluruh baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pelaksanaan adalah merupakan tahap pokok proses perkaderan, penyerapan kurikulum,
yang tercermin di acara.
Dalarn tahap ini tim instruktur bertugas menyusun dan melaksanakan rangkaian acara
berupa :
1. Pembukaan
2. Pelaksanaan kurikulum
3. Pengenalan awal
4. Pengarahan umum dan dialog.
5. Penerapan kurikulum, pengelolaan kelas, pengembangan peserta
6. Pelaksanaan tugas dan wewenang instruktur.
7. Pengembangan kegiatan, keaktifan dan partisipasi peserta.
8. Evaluasi akhir.
9. Penutupan.
Tindak lanjut (follow up) adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebagai tindakan
pasca perkaderan dalam rangka menciptakan kondisi yang mengikat peserta dan mendukung
optimalisasi tujuan perkaderan.
Tindak lanjut penyelenggaraan perkaderan dapat berupa :
1. Laporan penyelenggaraan secara menyeluruh.
2. Pelulusan peserta dan penyerahan syahadah
3. Pemantauan ekstrainer : aktivitas & prestasi
4. Pendataan ekstrainer & potensinya.
5. Pengembangan kegiatan
E. EVALUASI
Guna mengukur tingkat keberhasilan acara, sesuai pelaksanaan pengkaderan harus diikuti
dengan evaluasi dalam rangka melakukan introspeksi atas acara tersebut.
Kategori evaluasi penyelenggaraan menyangkut 2 hal :
1. Penyajian materi
Yaitu evaluasi yang menyangkut teknis penyampaian materi, suasana belajar.
2. Pengelolaan
Yaitu evaluasi yang menyangkut aktifitas peran setiap bagian yang terlibat dalam proses
pelaksanaan perkaderan. Guna mengukur tingkat akurasi evaluasi hendaknya ditetapkan
diktum-diktum pointers instrumen evaluasi.
7 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
F. SARANA, PRASARANA DAN DANA
Dalam operasionalisasinya, kegiatan perkaderan tidak bisa dilepaskan dari faktor pendukung
berupa sarana, prasarana dan dana. Kelengkapan tersebut sangat penting dan turut menentukan
kualitas proses dan hasil sebuah perkaderan. Oleh karena itu setiap perkaderan hendaknya
memperhatikan betul-betul aspek-aspek sarana, prasarana dan dana ini.
Pada prinsipnya sarana, prasarana dan dana yang digunakan dalam kegiatan perkaderan
harus memperhatikan asas hemat, manfaat dan tidak berlebihan (mubazir).
Sarana penyelenggaraan perkaderan antara lain berupa administrasi, alat kegiatan belajar
mengajar, alat transportasi, konsumsi dan lain-lain.
Prasarananya antara lain berupa gedung, ruangan untuk belajar, ibadah, tidur, makan,
mandi/WC, olah raga, evaluasi, sidang, kantor/sekretariat dan lain-lain.
Dana penyelenggaraan perkaderan diharapkan berasal dari dana mandiri (SWP-SWO),
kerjasama, bantuan kas PTM, Muhammadiyah dan amal usahanya, Pemerintah, serta pihak lain
yang halal dan tidak mengikat.
G. PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai
panduan dalam melaksanakan kegiatan perkaderan. Diharapkan dengan pedoman ini
pelaksanaan perkaderan bisa dilakukan secara terpadu, terarah, efektif dan efesien.
Demikian keberhasilan penyelenggaraan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan.
Namun demikian, faktor manusia sebagai subjek pelaku sangat menentukan keberhasilan,
kedisiplinan dan keaktifan penyelenggaraan dan pengelolaannya. Antara keduanya harus terjadi
sinkronisasi yang serasi.
8 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
BAB III
KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
I. PENGERTIAN
Komponen perkaderan di lingkungan IMM adalah seperangkat kelembagaan perkaderan
yang menjadi ciri khas dan terprogram, baik utama, khusus maupun pendukung. Sedangkan
jenjang perkaderan adalah stratifikasi pentahapan perkaderan menurut tingkat kualifikasi peserta
dan level kepemimpinan penyelengga.
11 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Karakteristik umum peserta :
1. Memiliki motivasi dan bakat kepemimpinan yang kuat.
2. Memiliki wawasan ke-Islaman dan keMuhammadiyahan yang luas.
3. Peka dan tanggap terhadap perkembangan politik dan kemasyarakatan.
Peserta Darul Arqam Paripurna (DAP) diharapkan dapat mengakomodir potensi seluruh
DPD, baik skala nasional maupun regional. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 :
10.
c. Penanggung jawab
Darul Arqam Paripurna berada dalam tanggung iawab Dewan Pimpinan Daerah IMM. DPD
IMIM dapat melaksanakan Darul Arqam Paripurna tingkat nasional maupun regional.
d. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Paripurna adalah panitia yang dibentuk oleh Dewan
Pimpinan Daerah IMM.
e. Instruktur
Instruktur Darul Arqam Paripurna adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh DPP IMM dan
terdiri dari sekurang-kurangnya :
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur DAP adalah minimal telah lulus latihan
Instruktur III dan atau pernah menjadi Pimpinan DPP IMM.
f. Tujuan
Meningkatkan mute anggota IMM hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai
wawasan tingkat nasional. Spesifikasi orientasi DAP adalah pada penguatan wawasan
kepemimpinan.
g. Target
1. Terbentuknya kemampuan peran sosial kemasyarakatan.
2. Terbentuknya kader yang siap menjadi Pimpinan tingkat Nasional.
h. Kurikulum
Lihat pada tabel dan silabi.
i. Sifat
Darul Arqam Paripurna dilaksanakan dengan pendekatan liberatif emansipatoris.
j. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi /seminar
3. Praktek
4. Problem solving
5. Studi Kasus
6. Observasi
7. Penugasan
8. Dialektika Forum
9. Tes
k. Waktu
Darul Arqam Paripurna diselenggarakan dalam satuan waktu 7 (tujuh) hari 7 malam atau
168 jam.
Alokasi waktu 120 jam dibagi dalam :
1. Materi wajib 15 x 1,5 jam : 39 jam
2. Materi suplemen dan muatan lokal 8 x 1,5 jam : 36 jam
3. Paket : 25,5 jam
4. Istirahat : 87 jam
l. Evaluasi
1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPD IMM sebagai
penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut
pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan
kepada aspek esensi dan teknis operasional.
12 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
III. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN KHUSUS
14 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
h. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Gladi
5. Penugasan
6. Observasi
7. Studi Kasus
i. Waktu
LIM Diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) hari 6 (Enam) malam atau 144
jam.
Alokasi waktu 144 jam dibagi dalam :
a. Kegiatan belajar mengajar : 51 jam
b. Kegiatan terstruktur : 56 jam
c. Kegiatan tidak terstruktur : 37 jam
j. Evaluasi
1. Evaluasi peserta
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik :
1. Pre test dan post test.
2. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan, menyangkut :
1. Tertib Ibadah
2. Partisipasi kehadiran
3. Sikap (akhlaq al karimah)
3. Penilaian aktifitas menyangkut :
1. Tingkat keseriusan
2. Daya tangkap dan daya tanggap
3. Ketrampilan
4. Kepemimpinan
5. Kemandirian.
b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPD
IMM sebagai penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang
menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perk ad eran yang
dilakukan. Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.
16 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
BAB IV
TINDAK LANJUT PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
A. PENDAHULUAN
IMM menetapkan pola perkaderan sebagai upaya pokok aktivitas kelembagaan yang
menjadi urat nadi kegiatan. Segala bentuk kegiatan IMM pada dasarnya direfleksikan dalam
bentuk-bentuk konstruk perkaderan yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia muda, khususnya mahasiswa.
Kegiatan resmi perkaderan dalam setiap komponen dan jenjang tidak berakhir dalam satuan
waktu tertentu yang terbatas dan insidental. Upaya itu mesti dilanjutkan dengan program pasca
latihan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kualitas anggota secara kontinue dan
terprogram. Hal mi merupakan konsekuensi logis komitmen kekaderan IMM.
Disadari bahwa mengandalkan pembinaan kualitas kader melalui perkaderan utama saja
tidak cukup dan sangat terbatas. Dengan demikian setiap struktur kepemimpinan IMM
bertanggung jawab untuk melaksanakan proses tindak lanjut perkaderan di lingkungannya.
B. PRINSIP FOLLOW UP
Proses tindak lanjut (follow up) perkaderan dilaksanakan dengan prinsip fleksibel dan
dinamis.
18 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 1
Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara
19 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 2
LATIHAN INSTRUKTUR
Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara
20 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 3
DARUL ARQAM
Jumlah 12,5 28 63
LATIHAN INSTRUKTUR
JUMLAH 29 56
21 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 4
Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara
22 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 5
Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara
23 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 6
Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara
24 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 7
Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara
25 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
Lampiran 8
Catatan
*) Menurut Pertimbangan Penyelenggara
26 pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
TUJUAN MATERI
NO MATERI I NDUK TUJUAN MATERI I NDUK MATERI TUJUAN MATERI POKOK BAHASAN SUB. POKOK BAHASAN Waktu
PENUNJANG
01 Materi Induk yang berkenaan Agar peserta memiliki Al –I slam Peserta memiliki wawasan, Peserta memiliki bekal dasar Pengantar - Pengertian
dengan nilai dan sikap wawasan dan dasar penghayatan dan aktualisasi Al- dengan mengenal dan menghayati Pendidikan I slam - Sistem pendidikan Islam
Lampiran 9
kepribadian pengembangan sikap dan Islam sebagai sistem hidup dan sistem nilai Islam dalam setiap - Fungsi dan prinsip 120
nilai keimanan dari gerakan landasan gerakan aspek pendidikan. - Sistem pendidikan islam
dalam perbandingan
KeMuhammadiyahan Peserta memiliki wawasan, Peserta memiliki pengetahuan dan Filsafat Pendidikan - Pengertian
penghayatan dan aktualisasi pemahaman tentang filsafat - Filsafat pendidikan, Unsur 120
prinsip-prinsip dan idealisme pendidikan. dan prinsip filsafat penddkn
Muhammadiyah
Peserta memiliki pemahaman dan Sistem Pendidikan - Pengertian
penghayatan tentang prinsip dan Muhammadiyah - Visi, misi dan tujuan
idealisme Muhammadiyah ( Tujuan Historis pendidikan Muhammadiyah 120
Tinjauan) - Pendidikan Muhammadiyah
dalm perkembangan zaman
27
Gerakan Kepemudaan.
02 Materi Induk tentang nilai-nilai Agar Peserta memiliki Materi Dasar Umum Peserta mengenal wawasan Peserta memiliki pemahaman dan Prinsip dan - Pengertian
dasar Umum ke-Instrukturan pemahaman dan dan memahami tentang aspek 120
penghayatan tentang prinsip dan I dealisme Gerakan - Prinsip gerakan IMM
penguasaan dasar-dasar psikologis kemahasiswaam dan Idealisme IMM I MM - Idealisme gerakan IMM
Umum Pengkaderan dinamikanya - Tantangan dan
problematika
03 Materi Induk tentang nilai-nilai Agar Peserta memiliki Materi Dasar Khusus Peserta memiliki pengetahuan dan Ke-I nstruktur-an - Pengertian
dasar Khusus keinstrukturan pengetahuan dan dan kecakapan sebagai kecakapan sebagai Instruktur - Syarat,kepribadian & tugas
instruktur 120
penguasaan dasar-dasar pengakaderan tingkat satu Instruktur
khusus keinstrukturan - Tata kerja pengelolaan
- Instrumen paket yang
harus dikuasai untuk
perkaderan Tk I
- Latiham Peran
pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
POKOK
NO MATERI I NDUK TUJUAN MATERI I NDUK MATERI TUJUAN MATERI TUJUAN MATERI PENUNJANG SUB. POKOK BAHASAN Waktu
BAHASAN
Peserta dapat menguasai pokok- Peserta memiliki pemahaman dan Sistm Perkaderan I - Pengertian
pokok pengkaderan IMM dan mampu penguasaan pokok-pokok perka-deran - Tujuan pengkaderan
150
menerapkannya tk I dan mampu menerapkannya - Komponen & jenjang perkaderan
- Pokok-pokok perkaderan
- Pokok-pokok perkaderan tk I
- Aspek pengembangan peserta
Membentuk kematangan sikap, Peserta memiliki pengetahuan dan Manajemen dan - Pengertian manajemen
keluasan pengetahuan dan penguasaan tentang manajemen Perkaderan - Tahap-tahap proses pelaksanaan 180
ketrampilan dalam mengelola perkaderan dan mampu perkaderan
perkaderan menerapkannya - Uraian manajemen perkaderan
Peserta memiliki pemahaman dan Peserta menguasai garis besar materi Anatomi Kurikulm I - Pengertian kurikulum
penguasaan tentang kurikulum dan tujuan kurikulum perkaderan tk I - Unsur-unsur kurikulum
- Asas kurikulum
120
perkaderan
- Uraian kurikulum perkaderan tk I
28
Dinamika - Pengantar
Peserta memahami dan menguasai Peserta memiliki pengetahuan tantang 120
Kelompok - Tujuan dan fungsi
serta mampu menerapkan variasi dinamika kelompok dan mampu
- Prinsip-prinsip pelaksanaan Dinamika
menerapkannya
Kelompok
pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg
TUJUAN MATERI POKOK
NO MATERI I NDUK MATERI TUJUAN MATERI TUJUAN MATERI PENUNJANG SUB. POKOK BAHASAN Waktu
I NDUK BAHASAN
Peserta memahami dan menguasai Peserta memiliki pengetahuan dan Manajemen - Pengantar
serta mampu menerapkan teknik kecakapan dlm manajemen konflik yg Konflik - Tujuan dan fungsi 120
Manajemen Konflik muncul di organisasi - Prinsip-prinsip pelaksanaan Manajemen Konflik
Peserta memiliki pengetahuan, Instruktur memiliki pengetahuan dan Sistem - Macam-macam perkaderan AMM 150
pemahaman tentang perkaderan wawasan sistem perkaderan di AMM Perkaderan AMM - Hubungan antar perkaderan AMM
dalam AMM - Peran & hub. Dg Muh.
Peserta memahami dan menguasai Peserta mengetahui, memahami dan Mastery Learning, - Pengertian
240
serta mampu menerapkan teknik cakap dlm menyususn modul serta Belajar Modul - Tknik penyusunan modul
penyusunan Modul operasionalkannya - Uraian Mastery Learning
29
pengembangan org. melalui aktifitas - Strategi pengemb. Org
perkaderan
Perkaderan dalam - Analisa perkaderan 180
Peserta dpt menganalisa dg jenis sistem
Perbandingan - Visi dan misi perkaderan
perkaderan Ikatan & mampu mbedakan
- Perkaderan IMM dlm perbandingan
dg sistem perkaderan yg lain
Mengenal dan - Jenis potensi peserta
Peserta mengetahui potensi peserta 150
Pengembangan - Cara mengenali dan menggali potensi peserta
perkaderan dan mampu
Potensi - Cara membimbing dan menyalurkan potensi
mengembangknannya
180
Paket Lokal
150
Paket nasional
120
Refleksi
pdf-ized by kaderjateng—singosari33smg