DAN
PERBAIKAN
ALAT-ALAT TANGAN KERJA KAYU
OLEH:
DRS. WALID
Setelah mengikuti materi orientasi workshop unit kerja kayu, para peserta
diharapkan dapat :
2. Menerangkan tata tertib yang berlaku dalam penerapan cara bekerja di workshop unit
kerja kayu.
4. Alat pembersih.
Untuk memperoleh out-put yang diharapkan dari hasil proses belajar mengajar
keterampilan skill di workshop, dua faktor dari beberapa faktor yang lain sangat penting
sebagai penunjangnya adalah faktor fisik workshop (alat-alat, mesin-mesin, material dan
alain-lain dan faktor situasi dan kondisi). Dengan situasi dan kondisi ditempat praktek
yang cukup aman (tertib, teratur dan bersih) serta kondisi-kondisi alat, mesin-mesin yang
siap digunakan, akan membuat dan menambah rasa senang seseorang selama bekerja
atau belajar.
Penerapan dua faktor yang disebutkan diatas adalah termasuk pada pemiliharaan
workshop yang terdiri dari kerapihan workshop dan pemeliharaan alat.
1. Kebersihan workshop
a. Ruang lingkup kebersihan workshop.
Ruang lingkup kebersihan workshop terdiri dari kebersihan ruang staf,
ruang workshop/bengkel, ruangpelengkap workshop, ruang alat-alat tangan,
mesin-mesin, dan ruang gedung.
b. Waktu pelaksanaan
Dalam rangka pemeliharaan kebersihan agar dapat berkelanjuitan, pelaksanaanya:
1). Sebelum dan sesudah praktek.
2). Satu minggu satu kali.
3). Satu minggu satu kali serempak bersama-sam seluruh unit/ijnstruktur. Atau
pelaksanaanya setiap hari jum’at sesudah senam pagi selama 30 menit.
d. Standar Bersih
Standar bersih yang diharapkan adalah:
1). Untuk ruang worksop/benkel, alat-alat dan mesin-mesin bebas dari kotoran.
2). Untuk lantai bbebas dari debu atu kotoran serta minyak yang tercecer.
2. Pemeliharaan Alat.
Apabila kita menghendaki alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan
praktek dalam siap pakai, hal ini bisa terlaksana dapat ditunjuang dengan melakukan
tugas-tugas pemeliharaan sebagai berikut:
a. Pelumasan
Melumasi bagian-baian tertentu dari alat-alat dan mesin-mesin yang perlu
ditunjang dengan pengetahuan seperti:
1. Macam-macam pelumas yang digunakan
2. Jumlah penggunaan pelumasan.
3. Alat dan bagian-bagian yang perlu dilumasi.;
4. Dimana letak atau penempatan oil hole, oil cup, grease cup atau oil sump.
b. Pemeliharaan Mesin
Semua mesin harus dibersihkan pada akhir praktek setelah digunakan.
c. Pengujian Mesin
Mesin harus dites atau diuji dan distel secara priodik. Komponen-komponen yang
harus diperiksa:
1). Bantalan
2). Kunci
3). Kopling
4). Kopling
5). Sabuk
6). Kelurusan
7). Gigi-gigi
8). Alat kelistrikan
9). Pengikat
Alat-alat kerja tangan untuk kerja kayu ialah alat-alat yang dipergunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan kayu tanpa mempergunakan tenaga aliran listrik, artinya
dilakukan sepenuhnya dengan tangan, hanya mempergunkan alat-alat pembantu, seperti
meteran, potlot, perusut, alat penggores, siku, palu-palu dan lain-lainnya.
Dupergunakan untuk
menghilangkan permukaan kayu
yang kasar, bekas gergajian dan
bekas pemotongan.
o Pahat tusuk,
2). Daun pahat; dibuat dari baja-perkakas khusus dan terdiri dari:
b. P a h a t L u b a
1). Pahat lubang tipis, dapat dipergunakan untuk membuat lubang kecil-kecil
pada ram daun jendela atau pintu.
Pahat dengan daun pahat yang potongan lintangnya merupakan sebuah bagian
lingkaran disebut pahat kuku/ukir lengkung atau pahat lekuk.
3. Peganganj (Handle)
5. Rahang (Jaws)
2. Palang (Pawl)
5. Cengkam (Chuck)
Dipergunakan untuk
menggerak lubang yang
mempunyai diameter
besar. Pemakaian
penggerak ini sebelumnya
harus diatur diameter
pisau penggeraknya, hingga mendapatkan lubang yang sesuai dengan
benda kerja.
d. Penggerak sendok
Dipergunakan untuk
menggerek lubang
sambung pintu dan
jendela sebelum dipasak.
Sedangkan penggerek
skrup bertangkai,
dipergunakan untuk menggerek lubang yang kecil-kecil dan cara kerjanya
diputar sambil ditekan.
g. Penggerek benam (Countersink Bit).
Alat-alat pembantu untuk kerja kayu ialah alat-alat yang dipergunakan untuk
membantu menyelesaikan pekerjaan kayu disamping dengan menggunakan alat-alat
utama, seperti gergaji, ketam, pahat, bor dan lain-lainnya.
1. Meteran (Rule)
Meteran
lipat
terbuat dari
dari
kayu/plat
tipis dilengkapi dengan engsel, panjang 1 sampai 2 meter skala
pembagian ukuran yaitu cm, mm, dan dibaliknya dilengkapi
dengan inchi. Meteran dapat dipergunakan untuk menentukan
ukuran panjang dan lebar balok atau papan.
Jenis
meteran
ini ada
yang bulat
dan ada
yang persegi, bagian-bagiannya terbuat dari baja atau plastik,
panjang 2 sampai 5 meter, dapat menggulung secara otomatis.
2. Alat penggores
Suatu alat
yang
terbuat dari
kawat baja
yang
runcing, bertangkai kayu dan dapat dipergunakan untuk
menetapkan garis lukis.
b. Potlot
Suatu alat
yang
bentuknya
bulat pipih
dan dapat
dipergunakan untuk melukis garis pada batang permukaan benda
kerja.
Merupakan
alat yang
terbuat dari
kayu keras,
dimana
bagian
yang dapat digeser terdapat skala dalam cm, gunanya untuk
melukis garis sejajar dengan biudang yang telah diketam halus.
Jenis
perusut ini
dapat
3. Jangka (Deviders)
Merupakan
alat yang
dapat
Merupakan
alat yang
dapat
dipergunakan untuk melukis dengan memindahkan ukuran yang
telah ditentukan kepada benda kerja.
Jenis ini
dapat
Untuk alat
ini
merupakan
alat yang
dapat
dipergunakan untuk mengukur besarnya lubang pada benda kerja.
4. Siku (Square)
Merupakan
alat yang
terbuat dari baja dan dipergunakan untuk melukis garis pada
pekerjaan dengan garis siku (90) terhadap bidang paring, dan juga
untuk memeriksa bidang yang sedang/selesai diketam.
Merupakan
alat yang
Untuk alat
ini
merupakan
alat yang
Alat ini
terdiri dari
kepala
yang
terbuat dari
besi, pegangan dari kayu, dan beratnya 200-300 gram, serta alat ini
dapat dipergunakan untuk memukul paku tergantung dari besar
paku.
Alat ini
Jenis alat
ini
mempunyai
kelebihan
sebab
disamping dapat memukul juga dapat sebagai pencabut paku.
Untuk jenis
palu ini
adalah jenis
palu yang
kepala dan
pegangan
tersebut dari kayu keras, dan dapat dipergunakan untuk memukul
pahat lubang atau untuk melepas sambungan-sambungan kayu.
6. Catut/Kakak Tua
Melihat dari bentuknya alat ini terbuat dari besi seluruhnya. Kegunaan
alat ini dapat digunakan untuk mencabut paku atau memotong kawat.
9. Obeng (Screwdriver)
a. Obeng Tetap :
alat ini terdiri
dari tiga bagian
yaitu : badan,
pemegang dan
mata obeng.
Badan terbuat dari baja, pegangan ada myang terbuat dari kayu dan
ada yang terbuat dari plastik. Tebal mata obeng sesuai dengan lebar
alur skrup yang digunakan sedangkan fungsi obeng adalah pemutar
sekrup.
Obeng ini
tidak terdapat
pegangan,
dibagian
atasnya
terdapat kepa
yang dapat dimasukkan kedalam chuck tangkai penggerak.
c. Obeng Drik
d. Obeng Incar/Spiral
Sama
dengan
obeng
dekrik,
dapat
diputar
kekiri atau kekanan dengan memindahkan posisi palang pada
tabung pengatur arah putaran.
e. Obeng Kembang
Mata obeng ini berbentuk silang/kembang sesuai dengan alur skrup
kembang, pada waktu obeng diputar tidak terpeleset dari alurnya.
- Penjepit berbentuk F
- Penjepit berbentuk C
Semua terbuat
dari baja kecuali
pegangan penjepit berbentuk F, terbuat dari kayu keras. Penjepit
berbentuk huruf F dan C berfungsi sebaga penjepit jarak pendek atau
sambungan-sambungan pendek. Penjepit berbentuk batangan
berukuran 0,5 sampai 2,5 meter, blok penahan dapat digeser-geser
penjepit didorong dengan dengan uliran. Dari ketiga jenis alat dapat
digunakan untuk merapatkan sambugan kayu menurut ukuran penjepit
yang digunakan.
Kikir merupakan perkakas, yang terdiri dari daun baja dengan gigi-gigi
potong halus pada permukaannya. Permukaan ini disepu keras.
Pegangannya dibuat dari kayu-bik atau kayu-as (kayu jenis khusus)
dan dilengkapi dengan gelang-gelang pegangan baja. Gelang ini
mencegah peretakan dan pembelahan pada pegangan.
Kikir kayu
parut dapat
digunakan
untuk
mengikir
permukaan yang sulit diketam atau dipahatyang terdapat serat kayu
bolak balik atau terdapat mata kayu.
Kikir kayu
punggung
dapat
digunakan
setelah
TES
1. Jumlah mata gigi (points) tiap-tiap inci untuk gergaji punggung sekitar............................
.............................................................................................................................................
2. Gergaji punggung terutama digunakan untuk.....................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Waktu melukis untuk membuat purus, melukis garis melintang surat yang melintang
serat kayu digunakan...........................................................................................................
sedangkan untuk yang searah serat kayu digunakan...........................................................
4. Waktu memasang kayu pada ragum, kayu dimiringkan sampai garis diagonal pipi purus.
5. Daun gergaji disimpan pada bagian kayu yang terbuang dengan sisi gergaji sebelah kiri
tepat pada.............................................................................................................................
6. Pada waktu memegang gergaji punggung dengan tangan kanan, kedudukan telunjuk
harus di samping..................................................................................................................
7. Waktu menggergaji, gergaji didorong dan ditarik dengan tekanan yang............................
8. Pada waktu menggergaji pipi purus sampai selesai, menempatkan kedudukan kayu pada
ragum bangku kerja akan mengalami..................................................................................
kali
9. Pada waktu menggergaji dada purus, kayu disimpan pada.................................................
10. Pada waktu menggergaji dada purus, kemiringan daun gergaji diatur membentuk sudut. ..
..............................................................................................................................................
derajat terhadap kayu.
11. Menggergaji dada purus tidak diperbolehkan sedikit pun melewati garis lukisan. Bila
gergaji melewati garis lukisan, maka akibatnya..................................................................
.............................................................................................................................................
12. Cara membuat alur buntu yang melintang serta kau pada papan lebar dengan gergaji
punggung ialah....................................................................................................................
D. MENGGUNAKAN KETAN PENDEK KASAR.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini anda akan dapat :
1. Menyebutkan nama-nama bagian ketam dan fungsi tiap bagiannya.
2. Menyebutkan alat bantu mengetam dengan ketam pendek kasar (jack plane).
3. Mendemonstrasikan cara menggunakan ketam pendek kasar.
4. Memeriksa hasil pengetaman.
Informasi :
Ketam pendek kasar (jack plane) adalah ketam yang dapat dipergunakan untuk mngetam
kayu pertama kali, artinya sebelum kayu itu diketam dengan ketam pendek halus atau ketam
panjang, maka terlebih dahulu diketam oleh ketam pendek kasar. Bentuk sisi tajam pisau
ketam pendek kasar adalah sedikit cembung, oleh karena itu efektif sekali untuk mengetam
kasar permukaan kayu atau meratakan permukaan kayu yang masih kasar dan sudah tentu
dapatpula dipakai untuk penyerutan/pengetaman yang lainnya. Panjang rumah-rumah ketam
pendek kasar adalah sekitar 350 mm – 400 mm dan lebar alasnya 50 mm atau lebih. Nama-
nama bagian ketam dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Penyetelan dalamnya pengetahuan dengan memutar sekrup pengatur dan dibidik dari
atas ketam.
Penyetelan posisi pisau ketam sejajar dengan alas ketam.
5. Memulai menggunakan ketam pendek kasar.
Mengetam dimulai dari bidang lebar kayu yang terbaik dan memulai mengetam dari
bagian kayu yang tertingi, terutama apabila kayu tersebut bergelombang.
Pengetaman pertama dimulai dan bagian kayu yang tertinggi pada bidang lebar
kayu.
Mendorongkan ketam harus ke arah yang sama dengan arah urat kayu untuk
menghasilkan pengetaman yang halus.
Menekankan dan mendorongkan ketam merata disesuaikan dengan kedudukan
ketam.
TES
Berilah tada tik (√) pada jawaban yang paling tepat.
1. Jack plane (ketam pendek kasar) terutama gunanya untuk
a. Mengetam kayu yang masih kasar
b. Mengetam menghaluskan permukaan kayu
c. Mengetam kayu panjang
2. Lidah ketam yang disetel dengan baik terhadap pisau ketam berfungsi sebagai
a. Penyayat serat kayu
b. Penahan tatal kayu
c. Pemecah tatal kayu
3. Menyetel jarak lidah terhadap sisi tajam pisau ketam pendek kasar sebesar
a. 1/32” – 1/64”
b. 1/16” – 1/32”
c. 1/16” – 1/64”
Isian
4. Mengetam dengan ketam pendek kasar sebaiknya dinilai dari...........................................
5. Untuk menghasilkan pengetaman yang baik, maka mendorongkan ketam harus lurus ke
arah yang ……………………….……….. dengan ……………………………………
urat kayu.
Tujuan
Informasi :
Bentuk sisi tajamm pisau ketam kemungkinan rusak akibat terkena benda keras,
misalnya dengan tidak sengaja kita mengetam kayu yang ada pakunya atau kayu bekas yang
ada semen yang telah membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga gigi tajam itu sudah
tidak siku lagi akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkannya tidak dikontrol
kesikuannya. Sudah tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali
dalam arti meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam
diperlukan agar mudah menyetelnya terhadap rumah-rumah ketam dan yang terpenting
ialah agar seluruh sisi tajam itu menyayat kayu dengan efektif, terutama sekali untuk sisi
tajam pisau ketan halus.
6. Menempatkan pisau ketam diatas meja gerinda dengan sisi lidah merapat pada sisi
meja gerinda.
7. Menekankan ujung sisi tajam pada batu gerinda perlahan-lahan. Setelah menyentuh,
gerakan ke kiri dan ke kanan sesuai dengann lebar pisau ketam.
8. Celupkan pisau ketam pada air atau sepukan airnya pada pisau ketam dengan
menggunsksn kuas.
9. Ulangi penggendiraan sampai bagaian sisi tajam yang rusak hilang dan menjadi sisi
yang lurus dan siku.
Hasil akhir dari pengerindaan sisi tajam pisau ketam menjadi lurus dan siku
BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA SISI TAJAMNYA
JANGAN SAMPAI GOSONG AKIBAT PENGGERINDAAN !
10. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku-siku dan apabila ternyata belum lurus
atau berlum siku dapat diulangi kembali penggendiraan seperti langkah-langkah yang
telah dilakukan.
TES
Tujuan :
Informasi :
Perubahan sudut asah dimungkinkah karena pisau ketam sering diasah, terutama apabila cara
pengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah,posisi ketam terhadfap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombong dan tidak rata. Oleh karenya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehingga membentuk kembali sudut asah tersebut
sehingga bentuknya beraturan dan besarnyapun tertentu antara , untuk
pembentukan sudut asah itu diperlukan keahlian tersendiri misalnya ia harus terampil
menggerakkan pisau ketam terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penampatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gerinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pisau ketamm .
TES
1. Besar sudut pengerindaan pisau ketamm adalah antara ….. derajat - …… derajat.
2. Besar sudut pengerindaan pisau ketam yang telah saudara buat adalah ….. derajat.
3. Apabila tidak terdapat alat pemeriksa besar sudut penggerindaan pisau ketam, langkah
apa yang saudara lakukan untuk mengetahui besar sudut pisau ketam tersebut?
4. Menyetel pengantar/meja gerinda terhadap batu gerinda untuk mendapatkan hasil
pengerindaan sudut bevel 27 derajat adalah sebesar….. derajat.
5. Pentingnya menggunakan kacamata pengaman selama menggerinda adalah…..
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
Informasi :
Seperti halnya alat-alat penukangan lainnya, pahat kayu pun akan cepat rusak apabila kurang
pemeliharaan. Salah satu cara memeliharannya ialah membersihkan semua bagian pahat,
terutama daun ( blade) pahat. Apalagi dibiarkan berkarat misalnya, maka karat tersebut akan
cepat merusak bagian logamnya sehingga pahat akan akan cepat menjadi tumpul. Oleh
karena itu perlu dibersihkan dengan seksama, efektif dan periodik, agar kita dapat
menggunakan pahat tersebut seoptimal mungkin.
TES
Tujuan :
Informasi :
Ketajaman alat merupakan salah satu factor yang menentukan dalam keberhasilan pekerjaan.
Demikian juga pahat sebagai salah satu alat yang sangat penting untuk memproses kayu
menjadi benda jadi, misalnya menusuk kayu atau melubangnya, harus selalu terpercaya
ketajamannya. Untuk mencapai ketajam yang diharapkan dan ketahanan ketajaman yang
cukup lama, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhitikan. Sudut ketajaman yang
baik untuk pahat lubang ialah antara 25 derajat – 30 derajat, sedangkan pahat tusuk antarra 20
derajat – 25 derajat. Ada 2 cara untuk mendapatkan bentuk penajaman pada pahat.
1. Penajaman dilakukan dalam satu bidang asah,yaitu langsung dalam besar sudut 20
derajat – 25 derajat/ 25 derajat – 30 derajat. Dalam hal ini hanya terdapat satu bidang
asah, artinya bidang asah (whetting angle) = bidang penggerindaan (grinding angle)
2. Penamaan dilakukan pada dua bidang asah , yaitu dibuat dahulu grinding angle (sudut
pengerindaan) kemudian dibuat bidang penajaman yang lebih besar, misalnya 25 derajat
atau 30 derajat.
I. Alat dan Bahan
1. Batu gosok/batu asahan.
Ada2 macam batu gosok yang dapat digunakan yaitu :
a. Batu gosok alam/natural stone.
b. Batu gosok buatan/artificial stone
Batu gosok buatan kita kenal dengan nama oil stone atau combination oil
stone/batu gosok kombinasi, yaitu batu gosok yang dalam penggunaannya
harus disirami sedikit olie sebagai bahan pendingin dan biasanya terdiri dari 2
grade ( 2 tingkat kekasaran ) yaitu “ halus dan sedang “, atau “ halus dan
kasar”masing-masing terdapat pada muka batu asah tsb. dan membagi tebal
batu gosok sama besar.
2. Olie SAE 30, ditempatkan pada oil can.
3. Lap kain atau majun yang bersih.
4. Sepotong kayu berukuran lebih kurang 2 cm x 5 cm x 25 cm.
5. Siku-siku biasa, siku goyang dan busur derajat.
6. Pahat tusuk dan pahat lubang yang tumpul.
1. Menyiapkan pahat tusuk dan pahat lubang tumpul yang telah dibersihkan.
2. Menyiapkan batu gosok ( combination oil stone ) dan menempatkannya pada kotak
rumah – rumah batu gosok.
3. Menyiapkan olie, lap kain atau majun. Siku biasa dan siku goyang, busur derajat dan
sepotong kayu 2/5 x 25 cm.
4. Meneteskan olie melalui oil can pada permukaan batu asah secukupnya.
- Untuk batu gosok yang baru, pemberian oli harus berulang-ulang sampai ia jenuh
menerima olie.
5. Memulai menajamkan pahat
- Menempelkan seluruh bidang miring pahat pada batu asah apabila ingin
mendapatkan satu bidang bevel.
- Menempelkan beberapa millimeter dari sisi tajam pahat ke arah pegangan apabila
ingin mendapatkan 2 bidang bevel.
- Menggerakkan pahat dengan cara didorong dan ditarik lurus ke muka dan ke
belakang hingga menyentuh seluruh bagian batu gosok ( jangan hanya digerakkan
di sekitar bagian tengah saja dari batu asah ). Hal ini agar permukaan batu asah
tidak menjadi cekung.
- Meneteskan lagi olie apabila dirasakan sudah kekurangan dan memulai kembali
menajamkan sampai mendapatkan pahat yang benar-benar tajam dan baik.
- Menghilangkan bram-bram akibat penggosokan dengan cara membalikkan posisi
pahat sehingga bidang bevelnya berada di sebelah atas, kemudian
menggosokkannya melingkar pada permukaan batu gosok yang halus sampai
bram-bramnya terlepas. Peliharalah agar seluruh bidang pahat menempel pada
batu gosok.
6. Memeriksa hasil penajaman.
- Kelurusan sisi tajam diperiksa dengan siku biasa dan hasilnya harus lurus dan
siku.
- Besar sudut asalnya diperiksa dengan siku goyang yang sebelumnya distel
memakai busur derajat.
- Besar sudut asah pahat tusuk antara 20 derajat – 25 derajat dan pahat lubang
antara 25 derajat -30 derajat.
7. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel dengan menggoreskan sisi tajam
pahat kepada sisi kepala kayu yang telah disiapkan.
8. Memeriksa ketajaman pahat dengan cara dilihat dan diraba dengan jari tangan
melintang sisi tajamnya, apabila terasa menyayat berarti pahat telah tajam.
9. Membersihkan pahat dengan lap kain atau majun kering dan bersih.
TES
1. Besar sudut asah yang baik untuk pahat tusuk ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
2. Besar sudut asah yang baik untuk pahat lubang ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
3. Pada penajaman pertama pahat digerikkan ………………………………… sehingga
menyentuh seluruh bagian batu gosok.
4. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel pada pahat dilakukan dengan cara
…………………………………………………………
5. Memeriksa ketepatan sudut asah dilakukan dengan menggunakan ……………. Yang
telah distel memakai ……………
Informasi :
Bentuk sisi tajam pahat kemungkinan rusak akibat terkena benda keras, misalnya dengan
tidak sengaja kita memahat kayu yang berpaku atau kayu bekas yang ada semen yang telah
membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga sisi tajam pahat itu sudah tidak siku lagi
akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkan tidak dikontrol kesikuannya. Sudah
tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali dalam arti
meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam pahat diperlukan
agar seluruh sisi tajam itu memotong kayu dengan efektip.
I. ALAT-ALAT DAN BAHAN
- Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku – siku
- Kacamata pengaman
- Pahat tusuk dan pahat lubang
- Air sebagai bahan pendingin
- Kuas ( sapu – sapu ) dan lap kain kering.
TES
Berilah tanda silang (x) pada kolom B, bila pernyataan dibawah ini benar, dan pada kolom S
bila pernyataan salah.
BENAR SALAH
1. Mengatur jarak meja/pengantar mesin gerinda terhadap batu
gerinda cukup 10 mm-15mm
2. Air diperlukan sekali sewaktu menggerinda pahat, untu
menjaga agar hasil penggerindaan tidak terlalu panas dan
hangus/ gosong.
3. Supaya hasil penggerindaan baik, maka harus diingat bahwa
penggerindaan jangan terlalu besar, selalu disiram air dan
menggerakkan pahat harus merata.
4. Sewaktu menggerakkan pahat kekiri atau kekanan telunjuk,
tangan kanan dapat dijadikan sebagai pengantar.
5. Selama menggerindan tidak perlu memakai kacamata
pengaman, karena putaran gerinda tidak terlalu
membahayakan.
Informasi :
Perubahan sudut asah pahat dimungkinkan karena pahat sering diasah, terutama apabila cara
mengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah posisi pahat terhadap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombang dan tidak rata. Oleh karenanya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehinggga bentuknya beraturan dan besarnya pun
tertentu, untuk pahat tusuk antara 20 derajat - 25 derajat dan pahat lubang antara 25 – 30
derajat. Untuk pembentukan susut asah diperlukan keahlian tersendiri, misalnya dia harus
terampil menggerakkang pahat terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penempatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gurinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pahat.
e. Menekan bidang level/bidang miring pahat pada batu gerinda perlahan lahan. Setelah
menyentuh gerakkan kekiri dan kekanan sesuai dengan lebar pahat.
USAHAKAN AGAR PENGGERINDAAN TIDAK TERLALU BESAR, CUKUP
MENYENTUH SAJA.
f. Celupkan pahat kedalam air atau sapukan airnya pada pahat dengan menggunakan kuas
g. Ulangi pengerindaan sampai susdut asah pahat terbentuk dengan sempurna, sesuai dengan
yang diinginkan dan tidak bergelombang.
TES
1. Besar susdut penggerindaan pahat tusuk adalah antara…… derajat -….. derajat, dan pahat
lubang antara ……. derajat - …….derajat.
2. Apabila pahat yang digerinda tidak diberi air akkibatnya …….
3. Agar menghasilkan bidang level/bidang miring yang rata dan tak bergelombang, maka hal
terpenting yang harus diperhatikan sewaktu menggerinda pahat ialah…….
4. Penggerindaan sudut asah dilakukan sampai…..
5. Memeriksa hasil penggerindaan sudut asah dilakukan dengan memakai…..
BAB V
MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI ALAT – ALAT TANGAN KERJA KAYU
3. Lap kain atau majun, untuk membersihkan gergaji, setelah gergaji tersebut
sebelumnya digosok dengan sikat kawat halus. Pilihlah lap kain atau majun
yang baik, tidak luntur, tidak licin, kedap kotoran dan tidak mudah sobek.
Catatan :
Alat – alat tersebut di atas dapat digunakan untuk membersihkan alat pertukangan
kerja kayu, terutama apabila alat – alat tersebut dibersihkan setelah selesai
digunakan atau akan dipelihara dan diperbaiki.
II. BAHAN PEMBERSIH
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji dapat memakai bahan –
bahan seperti:
- Air bersih, untuk menghilangkan getah kayu yang menempel pada gergaji.
- Ampelas duco / kertas gosok halus, untuk menghilangkan karat atau kotoran
lainnya.
- Minyak tanah atau minyak cat, sebagai bahan pelarut kotoran.
- Oli mesin, sebagai bahan pelumas dan dapat mencegah gergaji atau alat – alat
logam lainnya dari karat.
III. PROSES MEMBERSIHKAN GERGAJI TANGAN
1. Memilih gergaji tangan yang kotor atau tumpul kemudian simpan di atas bangku
kerja.
2. Memilih alat – alat dan bahan pembersih yang diperlukan untuk membersihkan
gergaji tangan.
3. Memegang handle gergaji dengan tangan kiri dan membersihkan gergaji dengan
hati – hati dan teliti.
3.1. Menyapukan kuas untuk menghilangkan debu atau serbuk gergaji. Hati
– hati tangan anda jangan sampai tergores oleh gigi – gigi gergaji.
3.2. Bila terdapat getah kayu pada gergaji, gosoklah dengan lap / majun
basah / berair sampai getah – getahnya menglulang. Selanjutnya bersihkan
dengan lap/majun kering hingga gergaji tersebut kering.
3.3. Celupkan sikat kawat halus thinner, minyak cat, minyak tanah,
kemudian gosoklah gergaji dengan sikat kawat berminyak sampai semua
kotoran dan karat menghilang
3.4. Apabila masih terdapat kotoran/ karat yang tidak dapat dibersihkan
dengan sikat kawat, maka gosoklah dengan ampelas duco / kertas gosok halus.
3.5. Selanjutnya celupkan kertas gosok pada thinner atau minyak tanah
kemudian gosokkan kembali pada seluruh permukaan daun gergaji hingga
merata.
3.6. Menyelupkan lap/majun kering pada thinner atau minyak tanah dan
gosokka pada gergaji yang telah digosok oleh ampelas duco tadi perlahan –
lahan.
3.7. Menggosok gergaji dengan lap kering sampai semua permukaannya
bersih dan kering.
4. Melumasi gergaji dengan oli.
- Tuangkan oli can dan oli secukupnya, jangan terlalu banyak dan jangan
sampai tercecer ke lantai
5. Gosok kembali gergaji ini dengan lap kering dan bersih gergaji bersih dan
mengandung sedikit oli, hal ini dimaksudkan agar gergaji tidak mudah berkarat.
TES
1. Gergaji tangan harus selalu dibersihkan apabila hendak
2. Seringkali gergaji menjadi kotor akibat adanya dan
3. Gergaji dapat berkarat terutama apabila:
a.
b.
c.
kuakan jangan terlalu besar cukup atau tinggi gigi gergaji. Kuakan yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan gigi – gigi cepat rusak ( patah ) dan akan bertambahnya
penggunaan tenaga yang besar sewaktu mengergaji.
Penjelasan:
Menyiwat = menguak = mengeset = membuka gigi gergaji.
1. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Saw set/alat penguak gigi gergaji. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji
yang dapat dipergunakan:
a. Plat penguak
b. Tang penguak
c. Pistol penguak
d. Landasan penguak ( anvil ) dan palu besi kecil ( cross plan hammer )
2. Penjepit gergaji ( saw vice )
Penjepit gergaji berfungsi sebagai pemegang gergaji selama peguakan
dilakukan. Dapat dipilih salah satu dari kedua macam ini, tergantung kepala
panjang/pendeknya gergaji tangan yang akan dikuak.
3. Sigmat/mistar sorong
Alat ini dipergunaka untuk memeriksa ketepatan besarnya kuakan gigi
gergaji.
4. Gergaji tangan yang telah dibersihkan bebas dari kotoran dan karat, siap gigi
– giginya untuk dkuak
II. PROSES MENYIWAK GIGI GERGAJI TANGAN
1. Memilih penjepit gergaji atau saw vice yang akan dipergunakan.
- Disarankan memilih saw vice yang lebih kecil yang terbuat dari besi,
apabila gergaji yang akan dikuak panjangnya 16 atau lebih pendek dan
memilih yang lebih besar terbuat dari bahan kayu, bila gergaji yang akan
dikuak panjangnnya lebih dari 16. Hal ini dimaksud untuk tercapainya
efektifitas kerja.
2. Menempatkan penjepit gergaji ( saw vice ) pada bangku kerja diklem dengan
klem bangku kerja/bench vice.
- Mengatur kedudukannya sehingga kokoh, ketinggian yang cukup dan
mudah untuk ditempati dan gergaji.
Catatan:
Apabila tidak tersedia penjepit gergaji seperti yang telah dijelaskan di atas,
kita dapat membuatnya dengan cara yang sederhana, yaitu menyiapkan dua
buah kayu berukuran lebih kurang 20 mm x 100 mm x 650 mm, kemudian
dibentuk seperti gambar berikut ini:
3. Memasang gergaji tangan pada penjepit gergaji.
Ditempatkan sedemikian rupa sehingga gigi – giginya berada lebih kurang 50
mm di atas puncak penjepit gergaji.
4. Mengencangkan kedudukan gergaji pada penjepitnya. Hal ini dilakukan agar
kedudukannya stabil dan gergaji tidak akan jatuh.
5. Memilih plat penguak, tang penguak atau pistol penguak.
- Untuk lebih terjamin ketepatan hasilnya disarankan memilih tang penguak
atau pistol penguak, karena alat – alat ini dilengkapi dengan angka
petunjuk yang tepat disesuaikan dengan ukuran gergaji, dan
penggunaannyapun sangat mudah.
- Bila memakai plat penguak, hasil siwaran gigi gergaji tidak terjamin
penuh ketepatannya, karena hal ini tergantung perasaan pekerja sewaktu
mengungkitkan plat penguak tersebut.
Catatan :
Apabila gergaji telah ditempatkan pada penjepit gergaji ( saw vice ) maka landasan
penguak ( anvil ) dan palu besi kecil tidak dapat digunakan, karena posisi gergaji
dala hal ini vertical dan tidak memerlukan pegangan tangan lagi.
6. Mengukur jumlah puncak gigi tiap satu inci dan menyetelkan angka yang
terdapat pada saw set, disesuaikan dengan jumlah puncak gigi gergaji tiap 1
inci.
- Apabila ternyata dalam 1 inci terdapat 6 puncak gigi maka landasan/anvil
pada saw set dapat distel sampai menunjukkan angka 6. Demikian juga
untuk jumlah – jumlah puncak gigi yang lain.
7. Mengencangkan hasil penyetelan saw set/penguak gergaji, dengan jalan
memutar murnya ke kanan dan harus dipelihara bahwa kedudukan angka
penunjuk tetap pada tempatnya, tidak bergerak lagi.
8. Menguak gigi – gigi gergaji dimulai dari salah satu gigi yang paling ujung,
dilakukan selang satu sampai seluruh gigi selesai dikuak dari satu sisi daun
gergaji.
- Melakukannya harus perlahan, hati – hati, teliti dan tidak boleh
mengungkitkan saw set, cukup diremas saja.
9. Membuka pengunci penjepit gergaji, melepaskan gergaji dan dibalikkannya
horizontal 180 derajat sehingga yang semula tempat ujung, sekarang menjadi
tempat tumit gergaji atau sebaliknya.
10. Menyetel kembali kedudukan gergaji pada saw vice dan menguncinya kembali
seperti semula.
11. Memulai kembali menguak gigi gergaji dari arah yang berlawanan dari arah
pertama, menggunakan saw set yang sama, terus dilakukan secara berangsur,
selang satu hingga penguakan selesai.
- Pelihara jangan sampai ada gigi gergaji yang tidak terkuak.
12. Memeriksa hasil siwaran/kuakan.
Memeriksa hasil kuakan dapat dilakukan dengan cara :
A. Dilihat langsung oleh mata dengan cara dibidik dari ujung gergaji dengan
posisi puncak – puncak gigi gergaji berada di atas. Langkah ini hanya
dapat menghasilkan pemeriksaan yang mendekati tepat, bila dilakukan
oleh orang yang terbiasa dan berpengalaman dalam hal penguakan gigi
gergaji.
B. Diperiksa dengan menggunakan mistar sorong/scuifmat.
- Rapatkan kedua mulut mistar sorong pada puncak gigi gergaji yang
dikuak dengan cara memiringkan posisi mistar sorong dan
mendorong rahang geraknya dengan ibu jari.
- Baca petunjuk skala ukuran.
- Melakukan pemeriksaan dilakukan pada seluruh gigi gergaji dengan
teliti, apabila ada beberapa gigi yang siwarannya tidak dapat diulangi
lagi penyiwarannya.
C. Dapat pula pemeriksaan hasil kuakan dengan menggunakan plat pemeriksa
yang terbuat dari plat besi tipis. Plat besi tipis dicowak seperti pada
gambar.
- Hasil kuakan diperiksa langsung besarnya terhadap permukaan daun
gergaji dilakukan satu persatu secara bergantian.
- Sisi tebal plat harus rapat betul pada dan gergaji, sementara hasil
kuakan menyentuh cowakan plat tersebut.
Tambahan :
Menyiwar menggunakan landasan peguak/anvil dan palu besi kecil, dapat
dilakukan sebagi berikut :
A. Menempatkan gergaji di atas anvil dan stel plat hentinya sampai gigi – gigi
gergajinya terproyeksi sejarak yang diperlukan berada pada sisi miring
( bevellededge ) anvilnya.
B. Memegang gergaji dengan baik di atas anvil, pukul dengan palu kecil gigi –
giginya perlahan secara bergiliran, sehingga gigi – gigi tersebut bengkok dan
merapat pada sisi miring anvil.
C. Menggeserkan gergaji seperlunya dan berangsur sepanjang landasan sehingga
seluruh gigi tersiwar semuanya. Setelah itu balikkan gergaji, tempatkan seperti
semula untuk menyiwar gigi – gigi gergaji yang belum tersiwar.
TES
1. Fungsi siwaran gig gergaji tangan adalah untuk
2. Besarnya kuakan gigi gergaji tangan adalah sebesar daun gergaji
3. Tinggi kuakan cukup
4. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji tangan, yaitu
1. …….
2. …….
3. …….
4. …….
5. Sebagai alat pemeriksaan hasil kuakan, kita dapat menggunakan
Bila pernyataan di bawah ini benar berilah huruf B, dan huruf S bila salah,
pada kontak disebelah kanan.
Informasi :
Daun gergaji yang sering digunakan akan cepat menjadi tumpul. Untuuk mengatasi hal ini
gigi gergaji harus ditajamkan dengan jalan dikikir. Sebelum gergaji ditajamkan, gigi gergaji
harus sikat lebih dahulu, agar hasil penajaman yang telah dilakukan tidak terganggu lagi.
Pengikiran gigi gergaji pembelah dilakukan dengan kikir segi tiga. Letak kikir harus tegak
lurus terhadap daun gergaji. Diwaktu menajamkan gigi gergaji pemotong, kedudukan kikir
harus serong terhadap dan gergaji sebesar 65⁰ - 70⁰, agar terdapat bidang miring ( bevel )
yang berfungsi sebagai penyayat serat – serat kayu. Bila gergaji akan dipergunakan untuk
memotong kayu keras, maka diperlukan sudut bevel yang besar ( bidang bevel yang sempit),
misalnya 70⁰. Melakukan penajaman gigi gergaji ini harus dilakukan dengan sangat teliti dan
hati – hati agar tidak mengubah bentuk gigi gergaji, dalam arti bahwa setelah gergaji selesai
ditajamkan harus tetap jelas bentuk gergaji pembelah atau pemotong yang tajam.
Alat – alat yang dapat digunakan untuk menajamkan gigi gergaji tangan adalag seperti
terlihat pada gambar 1131 yaitu :
1. Penjepit daun gergaji ( saw vice )
2. Kikir besi bentuk segi tiga yang halus
3. Siku biasa tetap dan siku goyang/sliding T bevel squard
4. Busur derajat berkaki
5. Gergaji tangan pembelah, pemotong, atau gergaji punggung yang tumpul
6. Bahan kayu untuk mencoba hasil penajaman
TABEL 1
Ukuran Ukuran
gergaji kikir
4 point / 6”
1” 7”
5 point / 1”
5 point /
1”
6 point / 1”
7 point / 1” 6” atau 7”
8 point /1 “
9 point / 1” 5 ” – 6”
10 point /
1”
5”
11 point /
1”
12 point /
1”
13 point /
4”
1”
14 point /
1”
4.1. Posisi kikir melintang dengan menggunakan sudut 90⁰ (tegak lurus) terhadap
daun gergaji, apabila gergaji yang ditajamkan itu adalah gergaji tangan pembelah.
Kedudukan kikir dapat dikontrol / diperiksa kesikuannya oleh siku biasa tetap.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
1. Mengidentifikasikan alat – alat untuk membersihkan bram – bram gigi gergaji.
2. Menggunakan alat pembersih bram – bram sehingga semua gigi bersih dari bram.
3. Mendemonstrasikan cara membersihkan bram – bram gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan membersihkan bram – bram gigi gergaji ialah menghilangkan bram
– bram gigi gergaji yang sudah selesai diasah dengan kikir. Bram – bram gigi gergaji adalah
suatu serpihan – serpihan yang tertinggal pada gigi – gigi gergaji setelah gigi itu diasah
dengan kikir. Bram – bram itu harus dibersihkan atau dihilangkan, karena kalau tidak akan
merusak hasil potongan bilamana gergaji itu sudah diasah dengan kikir, maka sebelum
dipakai harus selalu dihilangkan dahulu bram – bramnya.
I. ALAT PEMBERSIH BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
Alat yang dapat dipergunakan untuk membersihkan atau menghilangkan bram gigi gergaji
adalah seperti terlihat pada gambar 1141 yaitu :
1. Sikat kawat baja.
2. Batu gosok segi empat.
Penjelasan :
a. Bila bram yang akan dibersihkan itu berbentuk serpihan – serpihan agak halus, maka
pakailah sikat kawat baja. Serpihan – serpihan yang kasar tidak dapat disikat dengan
kawat baja sampai bersih.
b. Bila bram yang akan dibersihkan agak kasar sehingga merupakan serpihan – serpihan
yang agak tebal, maka pakailah batu gosok yang berbentuk persegi empat panjang yang
biasa dipakai untuk mengasah mata keram atau pahat. Batu gosok selain dapat
menghilangkan bram, juga berfungsi untuk meratakan atau menyamakan kuakan gigi –
gigi, sehingga bilamana diantara gigi – gigi itu ada yang kuakannya lebih besar dari
yang lainnya akan dikurangi oleh batu gosok itu sehingga semua gigi akan sama
kuakannya.
II. PROSES PEMBERSIHAN BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
1. Menyiapkan gergaji tangan yang akan dibersihkan bramnya. Simpanlah gergaji itu
mendatar di atas bangku kerja dengan daun gergaji di atas suatu papan bantalan yang
lurus dan rata sehingga gigi – giginya rapat pada kayu bantalan.
2. Bila akan menggunakan sikat baja. Sikatlah gigi – gigi itu dengan arah dorongan
sikat melintang daun gergaji ( arah ke luar ) seperti terlihat pada gambar 1142
maksudnya arah dorongan sikat melintang daun gergaji yaitu agar bram langsung
keluar. Apabila arah memanjang mungkin jari akan terkena gigi gergaji.
3. Bila akan menggunakan batu gosok, simpanlah batu gosok di atas gigi gergaji
dengan panjang batu gosok searah dengan panjang daun gergaji. Gerakkan batu
asahan kea rah panjang daun gergaji dengan tekanan yang ringan sehingga bram –
bramnya hilang dan gigi yang dikuak lebih besar dari gigi – gigi yang lain.
4. Bila bramnya sudah hilang, balikkan daun gergaji itu dan bersihkan gigi – gigi pada
bidang ini dengan cara kerja seperti yang diuraikan di atas yaitu pada langkah dua
atau angka tiga tergantung alat pembersih yang digunakan.
5. Memeriksa hasil pekerjaan ini ada dua cara. Cara pertama dengan cara diraba
apakah semua bram sudah hilang. Bila pada suatu tempat masih ada bram maka
terasa ada sentuhan pada jari. Cara kedua ialah dengan cara dilihat pada gigi – gigi
yang bramnya masih tertinggal.
TES
1. Bram – bram gigi gergaji adalah
2. Kalau bram gigi gergaji tidak dibersihkan akan…
3. Membersihkan bram gigi – gigi gergaji dapat dilakukan dengan alat…
4. Membersihkan bram dengan batu gosok fungsinya ada dua macam yaitu
sebagai….dan sebagai…
Bila pernyataan di bawah ini benar, tulislah huruf B, dan huruf S bila salah pada
kotak disebelah kanan.
5. Bila membersihkan bram dengan menggunakan sikat kawat baja, gerakan – gerakan
sikat lebih baik searah dengan panjangnnya daun gergaji.
6. Bila membersihkan bram dengan menggunakan batu gosok, gerakan – gerakan batu
gosok lebih baik melintang terhadap panjangnya daun gergaji.
7. Cara memeriksa bahwa bram sudah hilang ialah hanya ada satu cara yaitu dengan
jalan diraba semua gigi sepanjang daun gergaji.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
1. Mengidentifikasi alat – alat untuk meratakan gigi gergaji.
2. Menggunakan alat – alat untuk meratakan dan meluruskan puncak gigi gergaji sehingga
semua gigi tingginya sama dan lurus.
3. Mendemonstrasikan cara meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji ialah
membuat lurus antara mata – mata gigi yang tidak rata sehingga sepanjang gigi – gigi gergaji
puncak – puncaknya kalau dilihat atau diperiksa dengan suatu alat akan merupakan suatu
garis lurus. Kalau gergaji tangan hanya diasah dan dikuak saja tanpa meratakan puncak –
puncak giginya, maka lama – kelamaan gigi – gigi tersebut akan membentuk suatu garis yang
lengkung atau suatu bidang yang cekung. Hal ini disebabkan karena pada waktu memakai
gergaji itu gigi – gigi yang bekerja hanya dibagian tengah saja sedangkan pada kedua ujung
dan tumitnya jarang mengenai kayu yang dipotong atau di belah. Untk menghindarkan
terjadinya lengkungan pada gigi – gigi gergaji tangan, maka disarankan agar tiap – tiap
menajamkan, puncak – puncak gigi itu harus diratakan sehingga antara puncak – puncak gigi
itu sepanjang gergaji akan merupakan suatu garis lurus dan tiap – tiap gigi akan selalu sama
tinggi. Disarankan juga bahwa pada waktu mendorong dan menarik daun gergaji diusahakan
agar sepanjang daun gergaji kena pada kayu pekerjaan sehingga semua gigi akan bekerja.
Dengan demikian semua gigi akan sama tumpulnya atau akan sama tajamnya. Sebaliknya
kalau memakai gergaji dengan dorongan pendek, maka yang bekerja hanya dibagian tengah
saja sehingga dibagian itu cepat tumpul. Sedangkan pada kedua ujungnya masih tetap tajam
dan puncak – puncak gigi akan membuat suatu garis lengkung seperti pada gambar 1211.
I. ALAT PERATA PUNCAK – PUNCAK GIGI GERGAJI
Alat – alat yang digunakan untuk meratakan puncak – puncak gigi gergaji adalah :
1. Kikir yang bentuknya persegi empat panjang yang telah dimaskkan pada rumah – rumah
kikir (file border) seperti terlihat pada gambar 1212. Rumah – rumah kikir terbuat dari
kayuu sepanjang kikir dan cukup besarnya sehingga enak dipegangnya pada saat
digunakan.
2. Penjepit daun gergaji (saw vice) yang gunanya untuk menjepit pada waktu sedang
diratakan. Penjepit itu dipasang pada bangku kerja dengan klem penjepit atau pada
ragam kerja bangku seperti terlihat pada gambar 1213.
3. Mistar lurus dari kayu atau besi yang gunanya untk memeriksa kelurusan hasil meratakan
puncak – puncak gigi yang cukup panjang tergantung panjang daun gergaji itu seperti
terlihat pada gambar 1214.
5. Dasar sudut cowakan (gullet) gigi berada di atas atau sisi penjepit
1/8” – 3/6”
5 mm – 10 mm
1/16” – 3/8”
1 mm – 3 mm
6. Kikir segitiga lurus yang halus berukuran 7 inci, dapat digunakan untk menajamkan gigi
gergaji berukuran :
4 point – 5 point /1 inci
8 point – 9 point /1 inci
5 point – 10 point /1 inci
Lingkarilah huruf B bila pernyataan dibawah ini benar, dan lingkarilah huruf S bila salah.
7. B – S Mengikir hanya dilakukan sewaktu kikir didorong ke depan
8. B – S Sewaktu menajamkan gigi gergaji punggung kedudukan kikir serong terhadap
daun gergaji sebesar 60 derajat – 75 derajat.
9. B – S Sekali mendorongkan kikir, berarti kita telah menyelesaikan pingikiran satu gigi
penuh
10. B – S Memeriksa hasil pengikiran/penajaman dapat dilakukan dengan cara diraba.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
1. Mengidentifikasi macam – macam bentuk palu kayu.
2. Menjelaskan kegunaan palu kayu
3. Mendemonstrasikan penggunaan palu kayu.
Informasi :
Martil kayu/palu kayu (maller) seluruhnya terbuat dari kayu berkualitas baik, kenyal, tidak
mudah pecah dan keras. Palu kayu digunakan untuk memukul benda – benda yang bukan
besi atau baja misalnya untuk memukul tangkai pahat lubang sewaktu membuat lubang,
mengukir kayu atau sewaktu merakit/merangkai sambungan – sambungan kayu, pekerjaan
dan memukul permukaan yang sekiranya rusak bila dipukul dengan palu besi, maka badan
palu kayu itu dibentuk lengkung sedikit. Dan membentuk sudut tegak lurus terhadap sumbu
lengkungan tadi. Dapat pula bentuk permukaan palu dibuat rata dan seluas mungkin tetapi
kedudukannya serong terhadap tangkainya. Tangkai palu dibentuk tirus dari arah ujung
pemegang ke ujung mendekati kepala palu agar kepala palu tersebut dapat terpasang dengan
sebaik – baiknya.
I. MACAM – MACAM BENTUK PALU KAYU
- Palu kayu dengan kepala dibentuk sedikit lengkung.
- Palu kayu dengan bidang muka lebar dan serong terhadap tangkai.
II. BAHAN – BAHAN YANG AKAN DIKERJAKAN DENGAN MENGGUNAKAN
PALU KAYU
- Pahat lubang
- Beberapa kayu untuk disambungkan
- Kayu bantalan secukupnya
III. PROSES MENGGUNAKAN PALU KAYU
1. Menggunakan palu kayu pada pembuatan lubang
a. Menempatkan benda kerja pada bangku kerja sedemikian rupa sehingga cukup
stabil.
b. Memilih pahat lubang yang sesuai dengan besarnya lubang yang akan dibuat.
c. Menempatkan pahat sedemikian rupa pada lukisan lubang sesuai dengan ketentuan
d. Memegang tangkai palu kayu sedemikian rupa.
BAB V
MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI ALAT – ALAT TANGAN KERJA KAYU
6. Lap kain atau majun, untuk membersihkan gergaji, setelah gergaji tersebut
sebelumnya digosok dengan sikat kawat halus. Pilihlah lap kain atau majun
yang baik, tidak luntur, tidak licin, kedap kotoran dan tidak mudah sobek.
Catatan :
Alat – alat tersebut di atas dapat digunakan untuk membersihkan alat pertukangan
kerja kayu, terutama apabila alat – alat tersebut dibersihkan setelah selesai
digunakan atau akan dipelihara dan diperbaiki.
II. BAHAN PEMBERSIH
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji dapat memakai bahan –
bahan seperti:
- Air bersih, untuk menghilangkan getah kayu yang menempel pada gergaji.
- Ampelas duco / kertas gosok halus, untuk menghilangkan karat atau kotoran
lainnya.
- Minyak tanah atau minyak cat, sebagai bahan pelarut kotoran.
- Oli mesin, sebagai bahan pelumas dan dapat mencegah gergaji atau alat – alat
logam lainnya dari karat.
III. PROSES MEMBERSIHKAN GERGAJI TANGAN
6. Memilih gergaji tangan yang kotor atau tumpul kemudian simpan di atas bangku
kerja.
7. Memilih alat – alat dan bahan pembersih yang diperlukan untuk membersihkan
gergaji tangan.
8. Memegang handle gergaji dengan tangan kiri dan membersihkan gergaji dengan
hati – hati dan teliti.
8.1. Menyapukan kuas untuk menghilangkan debu atau serbuk gergaji. Hati
– hati tangan anda jangan sampai tergores oleh gigi – gigi gergaji.
8.2. Bila terdapat getah kayu pada gergaji, gosoklah dengan lap / majun
basah / berair sampai getah – getahnya menglulang. Selanjutnya bersihkan
dengan lap/majun kering hingga gergaji tersebut kering.
8.3. Celupkan sikat kawat halus thinner, minyak cat, minyak tanah,
kemudian gosoklah gergaji dengan sikat kawat berminyak sampai semua
kotoran dan karat menghilang
8.4. Apabila masih terdapat kotoran/ karat yang tidak dapat dibersihkan
dengan sikat kawat, maka gosoklah dengan ampelas duco / kertas gosok halus.
8.5. Selanjutnya celupkan kertas gosok pada thinner atau minyak tanah
kemudian gosokkan kembali pada seluruh permukaan daun gergaji hingga
merata.
8.6. Menyelupkan lap/majun kering pada thinner atau minyak tanah dan
gosokka pada gergaji yang telah digosok oleh ampelas duco tadi perlahan –
lahan.
8.7. Menggosok gergaji dengan lap kering sampai semua permukaannya
bersih dan kering.
9. Melumasi gergaji dengan oli.
- Tuangkan oli can dan oli secukupnya, jangan terlalu banyak dan jangan
sampai tercecer ke lantai
10. Gosok kembali gergaji ini dengan lap kering dan bersih gergaji bersih dan
mengandung sedikit oli, hal ini dimaksudkan agar gergaji tidak mudah berkarat.
TES
11. Gergaji tangan harus selalu dibersihkan apabila hendak
12. Seringkali gergaji menjadi kotor akibat adanya dan
13. Gergaji dapat berkarat terutama apabila:
b.
b.
c.
14. Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji seperti karat,
getah, dan sebaginya kita pergunakan
d. Kuas/sapu – sapu
e. Sikat kawat halus
f. Lap kain atau majun
15. Sebagai bahan pelumas kita gunakan:
d. Olie
e. Thinner
f. Minyak tanah
16. Bila terdapat getah kayu pada gergaji, gosoklah dengan… sampai getah –
getah tersebut hilang.
17. Apabila masih terdapat kotoran /karat yang tidak dapat dibersihkan dengan
sikat kawat, maka gosoklah dengan
18. Celupkan kertas gosok pada…. atau …..kemudian gosokkan kembali pada
seluruh permukaan daun gergaji hingga merata
19. Langkah terakhir dari membersihkan gergaji ialah dengan…
20. Tujuan melumasi dengan olie adalah agar gergaji….
kuakan yang kecil. Umumnya besar kuakan adalah 1 - 2x tebal daun gergaji,
kuakan jangan terlalu besar cukup atau tinggi gigi gergaji. Kuakan yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan gigi – gigi cepat rusak ( patah ) dan akan bertambahnya
penggunaan tenaga yang besar sewaktu mengergaji.
Penjelasan:
Menyiwat = menguak = mengeset = membuka gigi gergaji.
2. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
5. Saw set/alat penguak gigi gergaji. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji
yang dapat dipergunakan:
e. Plat penguak
f. Tang penguak
g. Pistol penguak
h. Landasan penguak ( anvil ) dan palu besi kecil ( cross plan hammer )
6. Penjepit gergaji ( saw vice )
Penjepit gergaji berfungsi sebagai pemegang gergaji selama peguakan
dilakukan. Dapat dipilih salah satu dari kedua macam ini, tergantung kepala
panjang/pendeknya gergaji tangan yang akan dikuak.
7. Sigmat/mistar sorong
Alat ini dipergunaka untuk memeriksa ketepatan besarnya kuakan gigi
gergaji.
8. Gergaji tangan yang telah dibersihkan bebas dari kotoran dan karat, siap gigi
– giginya untuk dkuak
II. PROSES MENYIWAK GIGI GERGAJI TANGAN
13. Memilih penjepit gergaji atau saw vice yang akan dipergunakan.
- Disarankan memilih saw vice yang lebih kecil yang terbuat dari besi,
apabila gergaji yang akan dikuak panjangnya 16 atau lebih pendek dan
memilih yang lebih besar terbuat dari bahan kayu, bila gergaji yang akan
dikuak panjangnnya lebih dari 16. Hal ini dimaksud untuk tercapainya
efektifitas kerja.
14. Menempatkan penjepit gergaji ( saw vice ) pada bangku kerja diklem dengan
klem bangku kerja/bench vice.
- Mengatur kedudukannya sehingga kokoh, ketinggian yang cukup dan
mudah untuk ditempati dan gergaji.
Catatan:
Apabila tidak tersedia penjepit gergaji seperti yang telah dijelaskan di atas,
kita dapat membuatnya dengan cara yang sederhana, yaitu menyiapkan dua
buah kayu berukuran lebih kurang 20 mm x 100 mm x 650 mm, kemudian
dibentuk seperti gambar berikut ini:
15. Memasang gergaji tangan pada penjepit gergaji.
Ditempatkan sedemikian rupa sehingga gigi – giginya berada lebih kurang 50
mm di atas puncak penjepit gergaji.
16. Mengencangkan kedudukan gergaji pada penjepitnya. Hal ini dilakukan agar
kedudukannya stabil dan gergaji tidak akan jatuh.
17. Memilih plat penguak, tang penguak atau pistol penguak.
- Untuk lebih terjamin ketepatan hasilnya disarankan memilih tang penguak
atau pistol penguak, karena alat – alat ini dilengkapi dengan angka
petunjuk yang tepat disesuaikan dengan ukuran gergaji, dan
penggunaannyapun sangat mudah.
- Bila memakai plat penguak, hasil siwaran gigi gergaji tidak terjamin
penuh ketepatannya, karena hal ini tergantung perasaan pekerja sewaktu
mengungkitkan plat penguak tersebut.
Catatan :
Apabila gergaji telah ditempatkan pada penjepit gergaji ( saw vice ) maka landasan
penguak ( anvil ) dan palu besi kecil tidak dapat digunakan, karena posisi gergaji
dala hal ini vertical dan tidak memerlukan pegangan tangan lagi.
18. Mengukur jumlah puncak gigi tiap satu inci dan menyetelkan angka yang
terdapat pada saw set, disesuaikan dengan jumlah puncak gigi gergaji tiap 1
inci.
- Apabila ternyata dalam 1 inci terdapat 6 puncak gigi maka landasan/anvil
pada saw set dapat distel sampai menunjukkan angka 6. Demikian juga
untuk jumlah – jumlah puncak gigi yang lain.
19. Mengencangkan hasil penyetelan saw set/penguak gergaji, dengan jalan
memutar murnya ke kanan dan harus dipelihara bahwa kedudukan angka
penunjuk tetap pada tempatnya, tidak bergerak lagi.
20. Menguak gigi – gigi gergaji dimulai dari salah satu gigi yang paling ujung,
dilakukan selang satu sampai seluruh gigi selesai dikuak dari satu sisi daun
gergaji.
- Melakukannya harus perlahan, hati – hati, teliti dan tidak boleh
mengungkitkan saw set, cukup diremas saja.
21. Membuka pengunci penjepit gergaji, melepaskan gergaji dan dibalikkannya
horizontal 180 derajat sehingga yang semula tempat ujung, sekarang menjadi
tempat tumit gergaji atau sebaliknya.
22. Menyetel kembali kedudukan gergaji pada saw vice dan menguncinya kembali
seperti semula.
23. Memulai kembali menguak gigi gergaji dari arah yang berlawanan dari arah
pertama, menggunakan saw set yang sama, terus dilakukan secara berangsur,
selang satu hingga penguakan selesai.
- Pelihara jangan sampai ada gigi gergaji yang tidak terkuak.
24. Memeriksa hasil siwaran/kuakan.
Memeriksa hasil kuakan dapat dilakukan dengan cara :
D. Dilihat langsung oleh mata dengan cara dibidik dari ujung gergaji dengan
posisi puncak – puncak gigi gergaji berada di atas. Langkah ini hanya
dapat menghasilkan pemeriksaan yang mendekati tepat, bila dilakukan
oleh orang yang terbiasa dan berpengalaman dalam hal penguakan gigi
gergaji.
E. Diperiksa dengan menggunakan mistar sorong/scuifmat.
- Rapatkan kedua mulut mistar sorong pada puncak gigi gergaji yang
dikuak dengan cara memiringkan posisi mistar sorong dan
mendorong rahang geraknya dengan ibu jari.
- Baca petunjuk skala ukuran.
- Melakukan pemeriksaan dilakukan pada seluruh gigi gergaji dengan
teliti, apabila ada beberapa gigi yang siwarannya tidak dapat diulangi
lagi penyiwarannya.
F. Dapat pula pemeriksaan hasil kuakan dengan menggunakan plat pemeriksa
yang terbuat dari plat besi tipis. Plat besi tipis dicowak seperti pada
gambar.
- Hasil kuakan diperiksa langsung besarnya terhadap permukaan daun
gergaji dilakukan satu persatu secara bergantian.
- Sisi tebal plat harus rapat betul pada dan gergaji, sementara hasil
kuakan menyentuh cowakan plat tersebut.
Tambahan :
Menyiwar menggunakan landasan peguak/anvil dan palu besi kecil, dapat
dilakukan sebagi berikut :
G. Menempatkan gergaji di atas anvil dan stel plat hentinya sampai gigi – gigi
gergajinya terproyeksi sejarak yang diperlukan berada pada sisi miring
( bevellededge ) anvilnya.
H. Memegang gergaji dengan baik di atas anvil, pukul dengan palu kecil gigi –
giginya perlahan secara bergiliran, sehingga gigi – gigi tersebut bengkok dan
merapat pada sisi miring anvil.
I. Menggeserkan gergaji seperlunya dan berangsur sepanjang landasan sehingga
seluruh gigi tersiwar semuanya. Setelah itu balikkan gergaji, tempatkan seperti
semula untuk menyiwar gigi – gigi gergaji yang belum tersiwar.
TES
5. Fungsi siwaran gig gergaji tangan adalah untuk
6. Besarnya kuakan gigi gergaji tangan adalah sebesar daun gergaji
7. Tinggi kuakan cukup
8. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji tangan, yaitu
11. …….
12. …….
13. …….
14. …….
15. Sebagai alat pemeriksaan hasil kuakan, kita dapat menggunakan
Bila pernyataan di bawah ini benar berilah huruf B, dan huruf S bila salah,
pada kontak disebelah kanan.
16. Selama menguak gigi gergaji, gergaji dipegang oleh saw vice
17. Bila gergaji dipegang dengan saw vice, maka alat yang digunakan untuk mengeset
gigi gergaji tersebut adalah landasan penguak/anvil.
18. Pisau penguak gigi gergaji dilengkapi dengan angka – angka penunjuk alat yang
dapat disesuaikan dengan ukuran gergaji ( jumlah puncak gigi tiap 1 inci ).
Berilah tanda tik pada jawaban yang paling tepat
19. Menguak gigi gergaji dilakukan apabila :
Gigi gergaji sudah tumpul
Kuakannya sudah tak nampak
Setiap kali hendak menajamkan
20. Mengencangkan kedudukan gergaji pada penjepitnya bertujuan agar :
Kedudukan gergaji stabil
Dapat mengeset dengan anvil
Bekerja menggunakan pistol penguak
C. MENAJAMKAN GIGI GERGAJI TANGAN
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat
5. Menjelaskan bentuk – bentuk penajaman gigi gergaji tangan pembelah, pemotong, dan
gergaji punggung.
6. Mengidentifikasi alat – alat perlengkapan yang diperlukan untuk menajamkan gigi gergaji.
7. Mendemonstrasikan proses penajaman gigi gergaji tangan.
8. Memeriksa hasil penajaman.
Informasi :
Daun gergaji yang sering digunakan akan cepat menjadi tumpul. Untuuk mengatasi hal ini
gigi gergaji harus ditajamkan dengan jalan dikikir. Sebelum gergaji ditajamkan, gigi gergaji
harus sikat lebih dahulu, agar hasil penajaman yang telah dilakukan tidak terganggu lagi.
Pengikiran gigi gergaji pembelah dilakukan dengan kikir segi tiga. Letak kikir harus tegak
lurus terhadap daun gergaji. Diwaktu menajamkan gigi gergaji pemotong, kedudukan kikir
harus serong terhadap dan gergaji sebesar 65⁰ - 70⁰, agar terdapat bidang miring ( bevel )
yang berfungsi sebagai penyayat serat – serat kayu. Bila gergaji akan dipergunakan untuk
memotong kayu keras, maka diperlukan sudut bevel yang besar ( bidang bevel yang sempit),
misalnya 70⁰. Melakukan penajaman gigi gergaji ini harus dilakukan dengan sangat teliti dan
hati – hati agar tidak mengubah bentuk gigi gergaji, dalam arti bahwa setelah gergaji selesai
ditajamkan harus tetap jelas bentuk gergaji pembelah atau pemotong yang tajam.
Alat – alat yang dapat digunakan untuk menajamkan gigi gergaji tangan adalag seperti
terlihat pada gambar 1131 yaitu :
7. Penjepit daun gergaji ( saw vice )
8. Kikir besi bentuk segi tiga yang halus
9. Siku biasa tetap dan siku goyang/sliding T bevel squard
10. Busur derajat berkaki
11. Gergaji tangan pembelah, pemotong, atau gergaji punggung yang tumpul
12. Bahan kayu untuk mencoba hasil penajaman
Ukuran Ukuran
gergaji kikir
4 point / 6”
1” 7”
5 point / 1”
5 point /
1”
6 point / 1”
7 point / 1” 6” atau 7”
8 point /1 “
9 point / 1” 5 ” – 6”
10 point /
1”
5”
11 point /
1”
12 point /
1”
13 point /
4”
1”
14 point /
1”
14.1. Posisi kikir melintang dengan menggunakan sudut 90⁰ (tegak lurus) terhadap
daun gergaji, apabila gergaji yang ditajamkan itu adalah gergaji tangan pembelah.
Kedudukan kikir dapat dikontrol / diperiksa kesikuannya oleh siku biasa tetap.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
4. Mengidentifikasikan alat – alat untuk membersihkan bram – bram gigi gergaji.
5. Menggunakan alat pembersih bram – bram sehingga semua gigi bersih dari bram.
6. Mendemonstrasikan cara membersihkan bram – bram gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan membersihkan bram – bram gigi gergaji ialah menghilangkan bram
– bram gigi gergaji yang sudah selesai diasah dengan kikir. Bram – bram gigi gergaji adalah
suatu serpihan – serpihan yang tertinggal pada gigi – gigi gergaji setelah gigi itu diasah
dengan kikir. Bram – bram itu harus dibersihkan atau dihilangkan, karena kalau tidak akan
merusak hasil potongan bilamana gergaji itu sudah diasah dengan kikir, maka sebelum
dipakai harus selalu dihilangkan dahulu bram – bramnya.
III. ALAT PEMBERSIH BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
Alat yang dapat dipergunakan untuk membersihkan atau menghilangkan bram gigi gergaji
adalah seperti terlihat pada gambar 1141 yaitu :
3. Sikat kawat baja.
4. Batu gosok segi empat.
Penjelasan :
c. Bila bram yang akan dibersihkan itu berbentuk serpihan – serpihan agak halus, maka
pakailah sikat kawat baja. Serpihan – serpihan yang kasar tidak dapat disikat dengan
kawat baja sampai bersih.
d. Bila bram yang akan dibersihkan agak kasar sehingga merupakan serpihan – serpihan
yang agak tebal, maka pakailah batu gosok yang berbentuk persegi empat panjang yang
biasa dipakai untuk mengasah mata keram atau pahat. Batu gosok selain dapat
menghilangkan bram, juga berfungsi untuk meratakan atau menyamakan kuakan gigi –
gigi, sehingga bilamana diantara gigi – gigi itu ada yang kuakannya lebih besar dari
yang lainnya akan dikurangi oleh batu gosok itu sehingga semua gigi akan sama
kuakannya.
IV. PROSES PEMBERSIHAN BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
6. Menyiapkan gergaji tangan yang akan dibersihkan bramnya. Simpanlah gergaji itu
mendatar di atas bangku kerja dengan daun gergaji di atas suatu papan bantalan yang
lurus dan rata sehingga gigi – giginya rapat pada kayu bantalan.
7. Bila akan menggunakan sikat baja. Sikatlah gigi – gigi itu dengan arah dorongan
sikat melintang daun gergaji ( arah ke luar ) seperti terlihat pada gambar 1142
maksudnya arah dorongan sikat melintang daun gergaji yaitu agar bram langsung
keluar. Apabila arah memanjang mungkin jari akan terkena gigi gergaji.
8. Bila akan menggunakan batu gosok, simpanlah batu gosok di atas gigi gergaji
dengan panjang batu gosok searah dengan panjang daun gergaji. Gerakkan batu
asahan kea rah panjang daun gergaji dengan tekanan yang ringan sehingga bram –
bramnya hilang dan gigi yang dikuak lebih besar dari gigi – gigi yang lain.
9. Bila bramnya sudah hilang, balikkan daun gergaji itu dan bersihkan gigi – gigi pada
bidang ini dengan cara kerja seperti yang diuraikan di atas yaitu pada langkah dua
atau angka tiga tergantung alat pembersih yang digunakan.
10. Memeriksa hasil pekerjaan ini ada dua cara. Cara pertama dengan cara diraba
apakah semua bram sudah hilang. Bila pada suatu tempat masih ada bram maka
terasa ada sentuhan pada jari. Cara kedua ialah dengan cara dilihat pada gigi – gigi
yang bramnya masih tertinggal.
TES
8. Bram – bram gigi gergaji adalah
9. Kalau bram gigi gergaji tidak dibersihkan akan…
10. Membersihkan bram gigi – gigi gergaji dapat dilakukan dengan alat…
11. Membersihkan bram dengan batu gosok fungsinya ada dua macam yaitu
sebagai….dan sebagai…
Bila pernyataan di bawah ini benar, tulislah huruf B, dan huruf S bila salah pada
kotak disebelah kanan.
12. Bila membersihkan bram dengan menggunakan sikat kawat baja, gerakan – gerakan
sikat lebih baik searah dengan panjangnnya daun gergaji.
13. Bila membersihkan bram dengan menggunakan batu gosok, gerakan – gerakan batu
gosok lebih baik melintang terhadap panjangnya daun gergaji.
14. Cara memeriksa bahwa bram sudah hilang ialah hanya ada satu cara yaitu dengan
jalan diraba semua gigi sepanjang daun gergaji.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
4. Mengidentifikasi alat – alat untuk meratakan gigi gergaji.
5. Menggunakan alat – alat untuk meratakan dan meluruskan puncak gigi gergaji sehingga
semua gigi tingginya sama dan lurus.
6. Mendemonstrasikan cara meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji ialah
membuat lurus antara mata – mata gigi yang tidak rata sehingga sepanjang gigi – gigi gergaji
puncak – puncaknya kalau dilihat atau diperiksa dengan suatu alat akan merupakan suatu
garis lurus. Kalau gergaji tangan hanya diasah dan dikuak saja tanpa meratakan puncak –
puncak giginya, maka lama – kelamaan gigi – gigi tersebut akan membentuk suatu garis yang
lengkung atau suatu bidang yang cekung. Hal ini disebabkan karena pada waktu memakai
gergaji itu gigi – gigi yang bekerja hanya dibagian tengah saja sedangkan pada kedua ujung
dan tumitnya jarang mengenai kayu yang dipotong atau di belah. Untk menghindarkan
terjadinya lengkungan pada gigi – gigi gergaji tangan, maka disarankan agar tiap – tiap
menajamkan, puncak – puncak gigi itu harus diratakan sehingga antara puncak – puncak gigi
itu sepanjang gergaji akan merupakan suatu garis lurus dan tiap – tiap gigi akan selalu sama
tinggi. Disarankan juga bahwa pada waktu mendorong dan menarik daun gergaji diusahakan
agar sepanjang daun gergaji kena pada kayu pekerjaan sehingga semua gigi akan bekerja.
Dengan demikian semua gigi akan sama tumpulnya atau akan sama tajamnya. Sebaliknya
kalau memakai gergaji dengan dorongan pendek, maka yang bekerja hanya dibagian tengah
saja sehingga dibagian itu cepat tumpul. Sedangkan pada kedua ujungnya masih tetap tajam
dan puncak – puncak gigi akan membuat suatu garis lengkung seperti pada gambar 1211.
J. ALAT PERATA PUNCAK – PUNCAK GIGI GERGAJI
Alat – alat yang digunakan untuk meratakan puncak – puncak gigi gergaji adalah :
4. Kikir yang bentuknya persegi empat panjang yang telah dimaskkan pada rumah – rumah
kikir (file border) seperti terlihat pada gambar 1212. Rumah – rumah kikir terbuat dari
kayuu sepanjang kikir dan cukup besarnya sehingga enak dipegangnya pada saat
digunakan.
5. Penjepit daun gergaji (saw vice) yang gunanya untuk menjepit pada waktu sedang
diratakan. Penjepit itu dipasang pada bangku kerja dengan klem penjepit atau pada
ragam kerja bangku seperti terlihat pada gambar 1213.
6. Mistar lurus dari kayu atau besi yang gunanya untk memeriksa kelurusan hasil meratakan
puncak – puncak gigi yang cukup panjang tergantung panjang daun gergaji itu seperti
terlihat pada gambar 1214.
15. Dasar sudut cowakan (gullet) gigi berada di atas atau sisi penjepit
1/8” – 3/6”
5 mm – 10 mm
1/16” – 3/8”
1 mm – 3 mm
16. Kikir segitiga lurus yang halus berukuran 7 inci, dapat digunakan untk menajamkan gigi
gergaji berukuran :
4 point – 5 point /1 inci
8 point – 9 point /1 inci
5 point – 10 point /1 inci
Lingkarilah huruf B bila pernyataan dibawah ini benar, dan lingkarilah huruf S bila salah.
17. B – S Mengikir hanya dilakukan sewaktu kikir didorong ke depan
18. B – S Sewaktu menajamkan gigi gergaji punggung kedudukan kikir serong terhadap
daun gergaji sebesar 60 derajat – 75 derajat.
19. B – S Sekali mendorongkan kikir, berarti kita telah menyelesaikan pingikiran satu gigi
penuh
20. B – S Memeriksa hasil pengikiran/penajaman dapat dilakukan dengan cara diraba.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
4. Mengidentifikasi macam – macam bentuk palu kayu.
5. Menjelaskan kegunaan palu kayu
6. Mendemonstrasikan penggunaan palu kayu.
Informasi :
Martil kayu/palu kayu (maller) seluruhnya terbuat dari kayu berkualitas baik, kenyal, tidak
mudah pecah dan keras. Palu kayu digunakan untuk memukul benda – benda yang bukan
besi atau baja misalnya untuk memukul tangkai pahat lubang sewaktu membuat lubang,
mengukir kayu atau sewaktu merakit/merangkai sambungan – sambungan kayu, pekerjaan
dan memukul permukaan yang sekiranya rusak bila dipukul dengan palu besi, maka badan
palu kayu itu dibentuk lengkung sedikit. Dan membentuk sudut tegak lurus terhadap sumbu
lengkungan tadi. Dapat pula bentuk permukaan palu dibuat rata dan seluas mungkin tetapi
kedudukannya serong terhadap tangkainya. Tangkai palu dibentuk tirus dari arah ujung
pemegang ke ujung mendekati kepala palu agar kepala palu tersebut dapat terpasang dengan
sebaik – baiknya.
IV. MACAM – MACAM BENTUK PALU KAYU
- Palu kayu dengan kepala dibentuk sedikit lengkung.
- Palu kayu dengan bidang muka lebar dan serong terhadap tangkai.
V. BAHAN – BAHAN YANG AKAN DIKERJAKAN DENGAN MENGGUNAKAN
PALU KAYU
- Pahat lubang
- Beberapa kayu untuk disambungkan
- Kayu bantalan secukupnya
VI. PROSES MENGGUNAKAN PALU KAYU
2. Menggunakan palu kayu pada pembuatan lubang
e. Menempatkan benda kerja pada bangku kerja sedemikian rupa sehingga cukup
stabil.
f. Memilih pahat lubang yang sesuai dengan besarnya lubang yang akan dibuat.
g. Menempatkan pahat sedemikian rupa pada lukisan lubang sesuai dengan ketentuan
h. Memegang tangkai palu kayu sedemikian rupa.
II. MEMBENTUK SISI TAJAM PISAU KETAM
Tujuan
Informasi :
Bentuk sisi tajamm pisau ketam kemungkinan rusak akibat terkena benda keras,
misalnya dengan tidak sengaja kita mengetam kayu yang ada pakunya atau kayu bekas yang
ada semen yang telah membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga gigi tajam itu sudah
tidak siku lagi akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkannya tidak dikontrol
kesikuannya. Sudah tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali
dalam arti meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam
diperlukan agar mudah menyetelnya terhadap rumah-rumah ketam dan yang terpenting
ialah agar seluruh sisi tajam itu menyayat kayu dengan efektif, terutama sekali untuk sisi
tajam pisau ketan halus.
16. Menempatkan pisau ketam diatas meja gerinda dengan sisi lidah merapat pada
sisi meja gerinda.
17. Menekankan ujung sisi tajam pada batu gerinda perlahan-lahan. Setelah
menyentuh, gerakan ke kiri dan ke kanan sesuai dengann lebar pisau ketam.
18. Celupkan pisau ketam pada air atau sepukan airnya pada pisau ketam dengan
menggunsksn kuas.
19. Ulangi penggendiraan sampai bagaian sisi tajam yang rusak hilang dan
menjadi sisi yang lurus dan siku.
Hasil akhir dari pengerindaan sisi tajam pisau ketam menjadi lurus dan siku
20. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku-siku dan apabila ternyata belum lurus
atau berlum siku dapat diulangi kembali penggendiraan seperti langkah-langkah yang
telah dilakukan.
TES
Tujuan :
Informasi :
Perubahan sudut asah dimungkinkah karena pisau ketam sering diasah, terutama apabila cara
pengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah,posisi ketam terhadfap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombong dan tidak rata. Oleh karenya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehingga membentuk kembali sudut asah tersebut
pembentukan sudut asah itu diperlukan keahlian tersendiri misalnya ia harus terampil
menggerakkan pisau ketam terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penampatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gerinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pisau ketamm .
TES
6. Besar sudut pengerindaan pisau ketamm adalah antara ….. derajat - …… derajat.
7. Besar sudut pengerindaan pisau ketam yang telah saudara buat adalah ….. derajat.
8. Apabila tidak terdapat alat pemeriksa besar sudut penggerindaan pisau ketam, langkah
apa yang saudara lakukan untuk mengetahui besar sudut pisau ketam tersebut?
9. Menyetel pengantar/meja gerinda terhadap batu gerinda untuk mendapatkan hasil
pengerindaan sudut bevel 27 derajat adalah sebesar….. derajat.
10. Pentingnya menggunakan kacamata pengaman selama menggerinda adalah…..
Tujuan :
Informasi :
Seperti halnya alat-alat penukangan lainnya, pahat kayu pun akan cepat rusak apabila kurang
pemeliharaan. Salah satu cara memeliharannya ialah membersihkan semua bagian pahat,
terutama daun ( blade) pahat. Apalagi dibiarkan berkarat misalnya, maka karat tersebut akan
cepat merusak bagian logamnya sehingga pahat akan akan cepat menjadi tumpul. Oleh
karena itu perlu dibersihkan dengan seksama, efektif dan periodik, agar kita dapat
menggunakan pahat tersebut seoptimal mungkin.
TES
Tujuan :
Informasi :
Ketajaman alat merupakan salah satu factor yang menentukan dalam keberhasilan pekerjaan.
Demikian juga pahat sebagai salah satu alat yang sangat penting untuk memproses kayu
menjadi benda jadi, misalnya menusuk kayu atau melubangnya, harus selalu terpercaya
ketajamannya. Untuk mencapai ketajam yang diharapkan dan ketahanan ketajaman yang
cukup lama, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhitikan. Sudut ketajaman yang
baik untuk pahat lubang ialah antara 25 derajat – 30 derajat, sedangkan pahat tusuk antarra 20
derajat – 25 derajat. Ada 2 cara untuk mendapatkan bentuk penajaman pada pahat.
3. Penajaman dilakukan dalam satu bidang asah,yaitu langsung dalam besar sudut 20
derajat – 25 derajat/ 25 derajat – 30 derajat. Dalam hal ini hanya terdapat satu bidang
asah, artinya bidang asah (whetting angle) = bidang penggerindaan (grinding angle)
4. Penamaan dilakukan pada dua bidang asah , yaitu dibuat dahulu grinding angle (sudut
pengerindaan) kemudian dibuat bidang penajaman yang lebih besar, misalnya 25 derajat
atau 30 derajat.
II. Alat dan Bahan
7. Batu gosok/batu asahan.
Ada2 macam batu gosok yang dapat digunakan yaitu :
c. Batu gosok alam/natural stone.
d. Batu gosok buatan/artificial stone
Batu gosok buatan kita kenal dengan nama oil stone atau combination oil
stone/batu gosok kombinasi, yaitu batu gosok yang dalam penggunaannya
harus disirami sedikit olie sebagai bahan pendingin dan biasanya terdiri dari 2
grade ( 2 tingkat kekasaran ) yaitu “ halus dan sedang “, atau “ halus dan
kasar”masing-masing terdapat pada muka batu asah tsb. dan membagi tebal
batu gosok sama besar.
8. Olie SAE 30, ditempatkan pada oil can.
9. Lap kain atau majun yang bersih.
10. Sepotong kayu berukuran lebih kurang 2 cm x 5 cm x 25 cm.
11. Siku-siku biasa, siku goyang dan busur derajat.
12. Pahat tusuk dan pahat lubang yang tumpul.
10. Menyiapkan pahat tusuk dan pahat lubang tumpul yang telah dibersihkan.
11. Menyiapkan batu gosok ( combination oil stone ) dan menempatkannya pada kotak
rumah – rumah batu gosok.
12. Menyiapkan olie, lap kain atau majun. Siku biasa dan siku goyang, busur derajat dan
sepotong kayu 2/5 x 25 cm.
13. Meneteskan olie melalui oil can pada permukaan batu asah secukupnya.
- Untuk batu gosok yang baru, pemberian oli harus berulang-ulang sampai ia jenuh
menerima olie.
14. Memulai menajamkan pahat
- Menempelkan seluruh bidang miring pahat pada batu asah apabila ingin
mendapatkan satu bidang bevel.
- Menempelkan beberapa millimeter dari sisi tajam pahat ke arah pegangan apabila
ingin mendapatkan 2 bidang bevel.
- Menggerakkan pahat dengan cara didorong dan ditarik lurus ke muka dan ke
belakang hingga menyentuh seluruh bagian batu gosok ( jangan hanya digerakkan
di sekitar bagian tengah saja dari batu asah ). Hal ini agar permukaan batu asah
tidak menjadi cekung.
- Meneteskan lagi olie apabila dirasakan sudah kekurangan dan memulai kembali
menajamkan sampai mendapatkan pahat yang benar-benar tajam dan baik.
- Menghilangkan bram-bram akibat penggosokan dengan cara membalikkan posisi
pahat sehingga bidang bevelnya berada di sebelah atas, kemudian
menggosokkannya melingkar pada permukaan batu gosok yang halus sampai
bram-bramnya terlepas. Peliharalah agar seluruh bidang pahat menempel pada
batu gosok.
15. Memeriksa hasil penajaman.
- Kelurusan sisi tajam diperiksa dengan siku biasa dan hasilnya harus lurus dan
siku.
- Besar sudut asalnya diperiksa dengan siku goyang yang sebelumnya distel
memakai busur derajat.
- Besar sudut asah pahat tusuk antara 20 derajat – 25 derajat dan pahat lubang
antara 25 derajat -30 derajat.
16. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel dengan menggoreskan sisi tajam
pahat kepada sisi kepala kayu yang telah disiapkan.
17. Memeriksa ketajaman pahat dengan cara dilihat dan diraba dengan jari tangan
melintang sisi tajamnya, apabila terasa menyayat berarti pahat telah tajam.
18. Membersihkan pahat dengan lap kain atau majun kering dan bersih.
6. Besar sudut asah yang baik untuk pahat tusuk ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
7. Besar sudut asah yang baik untuk pahat lubang ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
8. Pada penajaman pertama pahat digerikkan ………………………………… sehingga
menyentuh seluruh bagian batu gosok.
9. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel pada pahat dilakukan dengan cara
…………………………………………………………
10. Memeriksa ketepatan sudut asah dilakukan dengan menggunakan ……………. Yang
telah distel memakai ……………
Informasi :
Bentuk sisi tajam pahat kemungkinan rusak akibat terkena benda keras, misalnya dengan
tidak sengaja kita memahat kayu yang berpaku atau kayu bekas yang ada semen yang telah
membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga sisi tajam pahat itu sudah tidak siku lagi
akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkan tidak dikontrol kesikuannya. Sudah
tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali dalam arti
meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam pahat diperlukan
agar seluruh sisi tajam itu memotong kayu dengan efektip.
I. ALAT-ALAT DAN BAHAN
- Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku – siku
- Kacamata pengaman
- Pahat tusuk dan pahat lubang
- Air sebagai bahan pendingin
- Kuas ( sapu – sapu ) dan lap kain kering.
Berilah tanda silang (x) pada kolom B, bila pernyataan dibawah ini benar, dan pada kolom S
bila pernyataan salah.
BENAR SALAH
6. Mengatur jarak meja/pengantar mesin gerinda terhadap batu
gerinda cukup 10 mm-15mm
7. Air diperlukan sekali sewaktu menggerinda pahat, untu
menjaga agar hasil penggerindaan tidak terlalu panas dan
hangus/ gosong.
8. Supaya hasil penggerindaan baik, maka harus diingat bahwa
penggerindaan jangan terlalu besar, selalu disiram air dan
menggerakkan pahat harus merata.
9. Sewaktu menggerakkan pahat kekiri atau kekanan telunjuk,
tangan kanan dapat dijadikan sebagai pengantar.
10. Selama menggerindan tidak perlu memakai kacamata
pengaman, karena putaran gerinda tidak terlalu
membahayakan.
Informasi :
Perubahan sudut asah pahat dimungkinkan karena pahat sering diasah, terutama apabila cara
mengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah posisi pahat terhadap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombang dan tidak rata. Oleh karenanya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehinggga bentuknya beraturan dan besarnya pun
tertentu, untuk pahat tusuk antara 20 derajat - 25 derajat dan pahat lubang antara 25 – 30
derajat. Untuk pembentukan susut asah diperlukan keahlian tersendiri, misalnya dia harus
terampil menggerakkang pahat terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penempatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gurinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pahat.
m. Menekan bidang level/bidang miring pahat pada batu gerinda perlahan lahan. Setelah
menyentuh gerakkan kekiri dan kekanan sesuai dengan lebar pahat.
n. Celupkan pahat kedalam air atau sapukan airnya pada pahat dengan menggunakan kuas
o. Ulangi pengerindaan sampai susdut asah pahat terbentuk dengan sempurna, sesuai dengan
yang diinginkan dan tidak bergelombang.
TES
6. Besar susdut penggerindaan pahat tusuk adalah antara…… derajat -….. derajat, dan pahat
lubang antara ……. derajat - …….derajat.
7. Apabila pahat yang digerinda tidak diberi air akkibatnya …….
8. Agar menghasilkan bidang level/bidang miring yang rata dan tak bergelombang, maka hal
terpenting yang harus diperhatikan sewaktu menggerinda pahat ialah…….
9. Penggerindaan sudut asah dilakukan sampai…..
10. Memeriksa hasil penggerindaan sudut asah dilakukan dengan memakai…..