Anda di halaman 1dari 113

PENGGUNAAN, PEMELIHARAAN

DAN
PERBAIKAN
ALAT-ALAT TANGAN KERJA KAYU

OLEH:

DRS. PALEMMAI PADDU

DRS. AHMD DP.

DRS. WALID

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FPTK UJUNG PANDANG


BAB 1

ORIENTASI WORKSHOP UNIT KERJA

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikuti materi orientasi workshop unit kerja kayu, para peserta
diharapkan dapat :

1. Menunjukkan cara-cara penyimpanan alat-alat kerja kayu.

2. Menerangkan tata tertib yang berlaku dalam penerapan cara bekerja di workshop unit
kerja kayu.

B. Peralatan Workshop Unit Kerja Kayu.

Macam-macam alat antara lain :

1. Alat-alat pertukangan kerja tangan (hand tools)

2. Alat-alat pertukangan kerja mesin.

3. Alat-alat bantu pertukangan.

4. Alat pembersih.

5. Alat pemadam kebakaran.

C. Sistem Pemeliharaan Workishop.

Untuk memperoleh out-put yang diharapkan dari hasil proses belajar mengajar
keterampilan skill di workshop, dua faktor dari beberapa faktor yang lain sangat penting
sebagai penunjangnya adalah faktor fisik workshop (alat-alat, mesin-mesin, material dan
alain-lain dan faktor situasi dan kondisi). Dengan situasi dan kondisi ditempat praktek
yang cukup aman (tertib, teratur dan bersih) serta kondisi-kondisi alat, mesin-mesin yang
siap digunakan, akan membuat dan menambah rasa senang seseorang selama bekerja
atau belajar.
Penerapan dua faktor yang disebutkan diatas adalah termasuk pada pemiliharaan
workshop yang terdiri dari kerapihan workshop dan pemeliharaan alat.

1. Kebersihan workshop
a. Ruang lingkup kebersihan workshop.
Ruang lingkup kebersihan workshop terdiri dari kebersihan ruang staf,
ruang workshop/bengkel, ruangpelengkap workshop, ruang alat-alat tangan,
mesin-mesin, dan ruang gedung.

b. Waktu pelaksanaan
Dalam rangka pemeliharaan kebersihan agar dapat berkelanjuitan, pelaksanaanya:
1). Sebelum dan sesudah praktek.
2). Satu minggu satu kali.
3). Satu minggu satu kali serempak bersama-sam seluruh unit/ijnstruktur. Atau
pelaksanaanya setiap hari jum’at sesudah senam pagi selama 30 menit.

c. Tanggung jawab pelaklsanaan.


1). Ruang staff dibersihkan oleh petugas khusus kebersihan yang ada di instalasi
masing-masing.
2). Ruang gedung alat dibersihkan oleh teknisi/laboran begitu pula pengaturan
alat-alat perkakas yang ada dalam ruang gudang tersebut.
3). Ruang kelas, ruang laboratorium/workshop/ruang praktek dibersihkan oleh
peserta atau mahasiswa.
4). Alat-alat dan mesin-mesin dibersihkan oleh mahasiswa pada waktu tertentu
oleh teknisi.

d. Standar Bersih
Standar bersih yang diharapkan adalah:
1). Untuk ruang worksop/benkel, alat-alat dan mesin-mesin bebas dari kotoran.
2). Untuk lantai bbebas dari debu atu kotoran serta minyak yang tercecer.

2. Pemeliharaan Alat.
Apabila kita menghendaki alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan
praktek dalam siap pakai, hal ini bisa terlaksana dapat ditunjuang dengan melakukan
tugas-tugas pemeliharaan sebagai berikut:
a. Pelumasan
Melumasi bagian-baian tertentu dari alat-alat dan mesin-mesin yang perlu
ditunjang dengan pengetahuan seperti:
1. Macam-macam pelumas yang digunakan
2. Jumlah penggunaan pelumasan.
3. Alat dan bagian-bagian yang perlu dilumasi.;
4. Dimana letak atau penempatan oil hole, oil cup, grease cup atau oil sump.

b. Pemeliharaan Mesin
Semua mesin harus dibersihkan pada akhir praktek setelah digunakan.

c. Pengujian Mesin
Mesin harus dites atau diuji dan distel secara priodik. Komponen-komponen yang
harus diperiksa:
1). Bantalan
2). Kunci
3). Kopling
4). Kopling
5). Sabuk
6). Kelurusan
7). Gigi-gigi
8). Alat kelistrikan
9). Pengikat

d. Pemeliharaan alat perkakas tangan.


1). Menajamkan alat-alat tangan yang sudah tumpul (mata ketam, pahat, mata bor
dan lain-lain).
2). Memperbaiki pada keadaanya (posisinya) misalnya, Handle longgar, jangka
bengkok atau ada komponen alat yang rusak.
3). Mengganti komponen yang rusak.

e. Pemilihan Motor dan sambungan-sambungan Listrik


Untuk mengetahui pelaksanaan pemeliharaan workshop yang dilaksanakan
pada setiap instalasi/unit kerja perlu diadakan observasi di
workshop/bengkel/laboratorium, sehingga dapat diketahui:
1. Adakah pemeliharaan alat-alat dan mesin-mesin dilaksanakan.
3. Adakan catatan atau daftar pemeliharaan alat-alat atau mesin-mesin.
4. Bagaimana pengaturan waktu npemeliharaan alat-alat atau mesin-mesin
dilaksanakan.
5. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan alat-alat atau
mesin-mesin.
6. Adakah masalah dalam melaksanakan pemeliharaan alat-alat atau mesin-mesin.

D. Sistem Penyimpana Alat.


Penyimpanan alat dalamn workshop/laboratorium/bengkel yang dipergunakan
oleh peserta/mahasiswa dapat dibagi tiga cara anta lain:
1. Penyimpana alat-alat dilokasi kerja/mesin kerja.
Tempat penyimpana dapat berupa lemari, panel, dan juga boleh tertutup atau
terbukia. Sistem penyimpanan tersebut mudah diambil, disimpan dikontrol oleh
yang bekerja/praktek. Penyimpana alat dilokasi kerja/mesin kerja dapat diterapkan,
apabila jumlah alat sudah memadai untuk melayani kegiatan dan jumlah mahasiswa.
Juga perlu diperhatikan faktor pengamanan alat dari segi mudah hilang karena
memerlukan kecermatan pengajar pengajar untuk mengontrol/memeriksa alat-alat
pada tiap-tiap lokasi mesin kerja.
2. Penyimpanman alat dengan panel seri
Pada tempat penyimpana ini alat-alat disimpan atau disusun teratur serta
berurutan dalam lemari panel terbuka atau tertutup. Alt-alat yang dalam hal ini
dipusatkan pada tempat yang telah ditentukan.; biasanya lemari panel diletakkan
atau digantung pada dinding. Tata penempatan setiap alat disusun teratur. Dan agar
jangan salah meletakkan biasanya pada panel dibelakangnya dibuat gambar atau
kode nomor masing-masing jenis alat.
3. Penyimpanan Alat Pada Ruang Allat (tool room)
Ruang alat tersebut dilengkapi dengan papan/panel alat-alat tangan, rak atau
lemaridan meja serta kursi. Penyimpanan alat dengan sistem ini sangat aman dari
segi kehiloangan alat, karena biasanya dilayani oleh petugas yang disebut toolman.
Tempat penyi8mpana alat berupa panel/lemari tidak memerlukan tutup/kaca, karena
ruangan ini baik sebagai pengama. Ruang alat tersebut dapat juiga digunakan
sebagai penyimpanan bahan-bahan praktek (bahan-bahan yang tidak terlalu besar
atau tidak terlalu besar atau memungkinkan disimpan seperti paku, muur, lem kabel,
dan lain-lain).
Selain sistem penyimpanan yang diutarakan diatas, ada sistem penyimpanan
yang lazim dijumpai dilapangan/workshop atau laboratorium yakni:
1. Sistem penyimpana terbuka
Sistem penyimpanan terbuka ialah sistem penyimpanan peralatan yang
diperlukan oleh peserta praktikum di dimpan dalam lemari yang dapat dikelola
oleh pesera atau mahasiswa pada waktu praktek berlangsung. Oleh karena
ssemua alat yang ada dalam lemari yang disediakan menjadi tanggung jawab
mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek.
2. Sisstem penyimpanan tertutup
Sistem penyimpanan tertutup ialah sistem penyimpanan alat-alat yang
diperlukan oleh mahsisw ditempatkan ditempat tertutup, sehingga bila
mahasiswa memerlukan aattersebut harus mengajukan bon alat pinjaman kepada
teknisi (toolman).
Penempatan/penyimpanan alat biasanya penempatan direncanakan berdasarkan
anata lain:
1. Panel sebaiknya berdasrkan konstrusi yang kelihatan indah dan teratur.
2. Pengaman alat-alat perludirencanakan (dibuat) dan terpasang tepat sehingga
tidak mudah rusak. Alat tersebut harus mudah disimpan dan dikeluarkan
tanpa menimbulkan kecelakaan kepada pemakai.
3. Alat-alat yang fungsinya sejenis (alat potong alat, pahat, mat bor) disusun
teratur dengan cara pengelompkannya.
4. Alat-alat yang sama sebaiknya disimpan pada tempat yang sama.
5. Alat-alat berat dan ukurannya sering dipakai keisapan pada panel yang
mudah di jangkau.
6. Alat-alat yang jarang dipakai sebaiknya disimpan pada bagian yang agak
sulit di capai
7. Panel perlu memakai gambar atau bayangan atupun label sehingga
pengambilan dan penyimpanannya lebih mudah.
8. Semua pemegang alat-alat sebaiknya dikencangkan dari depan untuk
memudahkan pengembangan apabila diperlukan.
9. Alat-alat yang larut dan berbahaya sebaiknya disimpan pada bagian bawah.
E. Sistem Penyimpanan Bahan.
Bahan-bahan dan benda kerja harus disimpan (ditata), agar memudahkan proses
penyimpanan dan pengambilan. Sebaiknya bahan antar kerja, benda kerja yang belum
selesai dan hasil kerja (produk kerja) harus dipisahkan. Bahan kerja yang belum
dipergunakan disimpan. Penyimpanan bahan-bahan persediaan pada
workshop/laboratorium/bengkel dapat diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahan persediaan harus sesuai dengan kebutuhan kegiatan mahasiswa/peserta.
2. Bahan-bahan yang terbuang di usahakan sedikit mungkin, misalnya pemotongan
kayu/balok sembarangan.
3. Bahan-bahan bekas pakai (sisa bahan) jangan dibuang, tetapi disimpan pada
tempat tertentu di gudang.
4. Pengelomppokan bahan menurut jenis atau ukuran perlu diperhatikan.
5. Penempatan penyimpanan bahan seperti spirtus, semen, sapur harus dikhususkan.
6. Bahan yang berat disimpan dibagian rak bawah.
7. Bahan yang sering dibutuhkan ditempatkan pada bagian yang mudah dijangkau.
BAB 11

PENGENLAN ALAT-ALAT KERJA TANGAN

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikuti materi pengenalan alat-alat kerja tangan, para peserta


diharapkan dapat menyebutkan macam-macam alat kerja tangan untuk kerja kayu dan
fungsinya.

B. Pengertian Alat-alat Kerja Tangan

Alat-alat kerja tangan untuk kerja kayu ialah alat-alat yang dipergunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan kayu tanpa mempergunakan tenaga aliran listrik, artinya
dilakukan sepenuhnya dengan tangan, hanya mempergunkan alat-alat pembantu, seperti
meteran, potlot, perusut, alat penggores, siku, palu-palu dan lain-lainnya.

C. Macam-macam Alat-alat Kerja Tangan

1. Gergaji Tangan (Hand Saw)

a. Gergaji Tangan Pemotong (Crosscut Saw)

Dipergunakan untuk memotong


kayu pekerjaan. Arah
menggergaji adalah tegak lurus
terhadap arah serat kayu
pekerjaan.

b. Gergaji Tangan Pembelah (Rip Saw)


Dipergunakan untuk membelah kayu pekerjaan. Arah menggergaji adalah
searah dengan urat kayu pekerjaan.

c. Gergaji Punggung (Back Saw)

Dipergunakan untuk pekerjaan


yang kecil-kecil dan pekerjaan
yang halus-halus misalnya pada
pembuatan purus, membuat
serongan 450, sambungan ekor
burung dan lain-lain serta
terutama pada pekerjaan meubel.

d. Gergaji Kerek atau Lingkar (Compas Saw)

Dipergunakan untuk pekerjaan


menggergaji sisi tebal kayu yang
lengkung-lengkung dan cekung.
Disamping itu untuk memotong
garis lobang bulat yang
berdiameter/ garis tengah besar.

2. Ketam Tangan (Hand Plames)

a. Ketam Pendek Kasar (Jack Plane)

Dupergunakan untuk
menghilangkan permukaan kayu
yang kasar, bekas gergajian dan
bekas pemotongan.

b. Ketam Pendek Halus (Smooth Plane)


Dipergunakan untuk menggaluskan permukaan kayu pekerjaan yang sudah
diketam oleh ketam pendek kasar.

c. Ketam Panjang (Jonter Plane)

Dipergunakan untuk mengetam


kayu pekerjaan yang panjang-
panjang supaya permukaan
kayu pekerjaan menjadi lurus
dan rata.

d. Ketam Sponning (Rabbet Plane)

Ketam ini dipergunakan untuk


membuat sponning pada sisi
susdut yang searah dengan urat
kayu.

e. Ketam Sponning Tetap (Rabate and Filister Plane)

Ketam ini dipergunakan untuk


membuat sponning yang
ukurannya sesuai dengan ukuran
dari ketam sponning tersebut.

f. Ktam Sponning Dapat Diatur (Rabate Plane)

Jenis ketam ini dipergunakan


untuk membuat sponning
dengan ukuran dapat disetel
sesuai dengan rencana.
g. Ketam Pinggir (Right Rabbet Plane)

Untuk ketam ini digunakan


sebagai alat untuk
membersihkan/menghaluskan
dari hasil pengetaman sponning.

h. Ketam Alur dan Lidah (Tongue and Groove Plane)

Ketam ini dipergunakan dalam


pekerjaan membuat sambungan
memperlebar papan misalnya
papan panil, papan meja, dinding
papan dan sebagainya.

i. Ketam Tongkat (Spoke Shave)

Ketam ini dipergunakan utuk


mengetam kayu pekerjaan yang
bulat panjang, baik yang buntu
ataupun langsung.

j. Ketam Cekung dan Ketam Cembung (Rounding and Hollowing Planes)

Ketam cekung dan cembung


termasuk kelompok ketam lis
pisau ketam dibentuk sesuai
dengan profil yang akan diketam.
Alas dari badan ketam dibentuk
benda kerja.

3. Pahat (Wood Chisels)


Pahat digunakan untuk pemahatan pada pekerjaan kayu, pemotongan lubang
(lubang purus dan untuk pembuatan kayu) pahat dapat dibeda-bedakan sebagai:

o Pahat tusuk,

o Pahat lubang – purus

o Pahat kuku/ukir lengkung.

a. Pahat Tusuk (Firmer Chisel)

Pahat tusuk dipergunakan untuk


memahat atau memotong serat
kayu dengan memasukkan baik
pada sisi lebar kayu yang
membelah serat, maupun yang
memotong serat penampang/kepala kayu.

Pahat tusuk terdiri dua bagian yaitu:

1). Pegangan pahat; dibuat dari


kayu karena dilindungi terhadap
pembelahan oleh dua cincin
pegangan dari logam.

2). Daun pahat; dibuat dari baja-perkakas khusus dan terdiri dari:

-puting denga taqmpang


bujurangk dan runcing pada
ujungnya dan dimasukkan
kedalam pegangannya.

- bahu menumpu pada


pegangannya untukl mencegah puting masuk lebih jauh.

- tangkai merupakan bagian yang


sempit antara daun pahat dan
bahu.
- lereng potong yang diasah cekung pada sudut
antara 250 dan 300.

- tepi potong yang merupakan tepi tajam dari lereng potongannya.

b. P a h a t L u b a

Pahat lubang dipergunakan untuk


membuat lubang pada pekerjaan
kayu.

Pahat lubang dapat dibedakan :

1). Pahat lubang tipis, dapat dipergunakan untuk membuat lubang kecil-kecil
pada ram daun jendela atau pintu.

2). Pahat lubang berpunggunbg


dan pahat lubang besar
dipergunakan untuk membuat
lubang besar seperti lubang pada
kozen pintu atau kozen jendela.

c. Pahat Kuku (Couges).

Pahat dengan daun pahat yang potongan lintangnya merupakan sebuah bagian
lingkaran disebut pahat kuku/ukir lengkung atau pahat lekuk.

Sesuai dengan kedudukan lereng


potongan pada dan pahat, maka
dapat dikenal 2 jenis yaitu:

1). Pahat kuku cekung (Inside


bevel gouge), dipergunakan untuk
memahat tusuk sisi yang berbentuk cekung.

2). Pahat kuku cembung (Outside


bevel gougeI) , dipegunakan untuk
membersihkan sisi-sisi alur yang
dibuat bundaran buntu atau untuk
pemahatan lengkung kedalam.
4. Penggerak/Bor (Boring)

Penggerak kayu ada bermacam-


macam, tatapi gunanya sama saja ialah
untuk mengerek kayu denga memotong
kayu dan seratnya. Untuk menembus
benda kerja dari kayu, diperlukan
gerak berputar untuk mendapat aksi
pemotongan dari gurdinya.

Engkol gurdi adalah sebuah perkakas


bengkok engkol untuk memegang mata
bor selama pemboran lubang. Bagian-
bagian dari engkol gurdi:

1. Tombol kepala (Head knob)

2. Busur baja bengkok engkol


(cranked steel bow)

3. Peganganj (Handle)

4. Selubung cengkam (Chuck shell)

5. Rahang (Jaws)

Engkol roda gigi dilengkapi dengan mekanisme roda gigi. Bagian-bagiannya


adalah:

1. Roda gigi (Ratcher gear)

2. Palang (Pawl)

3. Gelang bubungan (Can ring)

4. Engkol gurdi (Brace)

5. Cengkam (Chuck)

a. Penggerak pusat (centre bit)


Dipergunakan untuk
menggerak kayu yang agak
basah/belum kering.
Pemakaian penggerak
pusat ini diputar sambil
ditekan untuk
mendapatkan pengeboran/pemotongan terhadap kayu.

b. Penggerak pusat dapat diatur (Expansive Bit)

Dipergunakan untuk
menggerak lubang yang
mempunyai diameter
besar. Pemakaian
penggerak ini sebelumnya
harus diatur diameter
pisau penggeraknya, hingga mendapatkan lubang yang sesuai dengan
benda kerja.

c. Penggerak pilin (irwin bor)

Penggerak pilin terdiri dari 2 jenis yaitu:

1). Penggerak pilin


diputar dengan tongkat,
digunakan nuntuk
mengebor pada
pekerjaan kayu tebal.

2). Penggerak pilin


diputar dengan tangkai
penggerak, digunakan pada pekerjaan yang kecil-kecil dan pekerjaan
sedang.

Pemakaian penggerak pilin ini cukup dengan sedikit ditekan sampil


diputar.

d. Penggerak sendok

Penggerak ini dapat


dipergunakan untuk
membuat lubang yang
sangat kecil seperti
lubang skrup, lubang pen
pada sambungan
pintu/jendela. Sedangkan pemakaian penggeraqk ini harus selalu ditekan
dan diputar.

e. Penggerak Lilit (Countersink Bit)

Penggerak ini dapat


dipergunakan untuk
membuat lubang pada
tempat yang kecil-kecil.
Sedangkan pemakaian
penggerak ini sama dengan penggerak sendok yaitu pemakaian sedikit
ditekan sambil diputar.

f. Penggerak skrup tak beratangkai/ bertangkai.

Dipergunakan untuk
menggerek lubang
sambung pintu dan
jendela sebelum dipasak.
Sedangkan penggerek
skrup bertangkai,
dipergunakan untuk menggerek lubang yang kecil-kecil dan cara kerjanya
diputar sambil ditekan.
g. Penggerek benam (Countersink Bit).

Untuk jenis penggerek


macam ini dapat
dipergunakan untuk
menggerek serong atau
membesarkan lubang
guna menempatkan kepala skrup sehingga terbenam dan rata dengan
permukaan kayu.

Sedangkan mengenai cara kerja penggerek ini diputar dengan tangkai


penggerek.
BAB III

PENGENALAN ALAT-ALAT PEMBANTU KERJA TANGAN

A. Tunjuk Instruksional Khusus

Setelah mengikuti materi pengenalan alat-alat pembantu kerja tangan, para


peserta diharapkan dapat menyebutkan macam-macam alat-alat pembantu kerja tangan
untuk kerja kayu dan fungsinya.

B. Pengertian Alat-alat Pembantu Kerja Tangan

Alat-alat pembantu untuk kerja kayu ialah alat-alat yang dipergunakan untuk
membantu menyelesaikan pekerjaan kayu disamping dengan menggunakan alat-alat
utama, seperti gergaji, ketam, pahat, bor dan lain-lainnya.

C. Sistem Pemeliharaan Workishop.

1. Meteran (Rule)

a. Meteran lipat (zig zag rule)

Meteran
lipat
terbuat dari
dari
kayu/plat
tipis dilengkapi dengan engsel, panjang 1 sampai 2 meter skala
pembagian ukuran yaitu cm, mm, dan dibaliknya dilengkapi
dengan inchi. Meteran dapat dipergunakan untuk menentukan
ukuran panjang dan lebar balok atau papan.

b. Meteran gulung (Measuring Tape)

Jenis
meteran
ini ada
yang bulat
dan ada
yang persegi, bagian-bagiannya terbuat dari baja atau plastik,
panjang 2 sampai 5 meter, dapat menggulung secara otomatis.

Meteran ini dapat dipergunakan untuk menentukan ukuran kecil


atau panjang sampai 5 meter.

2. Alat penggores

a. Kraspen (Brad & scratch AWL)

Suatu alat
yang
terbuat dari
kawat baja
yang
runcing, bertangkai kayu dan dapat dipergunakan untuk
menetapkan garis lukis.

b. Potlot

Suatu alat
yang
bentuknya
bulat pipih
dan dapat
dipergunakan untuk melukis garis pada batang permukaan benda
kerja.

c. Perusut tunggal (marking gauga)

Merupakan
alat yang
terbuat dari
kayu keras,
dimana
bagian
yang dapat digeser terdapat skala dalam cm, gunanya untuk
melukis garis sejajar dengan biudang yang telah diketam halus.

d. Perusut kembar (Mortise gauge)

Jenis
perusut ini
dapat

dipergunakan untuk membuat 2 garis sejajar sesuai dengan jarak


yang ditentukan dengan bidang ketam.

3. Jangka (Deviders)

a. Jangka Tusuk (deviders)

Merupakan
alat yang
dapat

dipergunakan untukm melukis lingkaran pada permukaan kayu


pekerjaan.

b. Jangka antara/ jangka siar (spring deviders)

Merupakan
alat yang
dapat
dipergunakan untuk melukis dengan memindahkan ukuran yang
telah ditentukan kepada benda kerja.

c. Jangka luar (Autside Calipers)

Jenis ini
dapat

dipergunakan untuk mengukur benda kerja yang mempunyai


bentuk selinder.

d. Jangka dalam (inside calipers)

Untuk alat
ini
merupakan
alat yang
dapat
dipergunakan untuk mengukur besarnya lubang pada benda kerja.

4. Siku (Square)

a. Siku biasa (Try Square)

Merupakan
alat yang
terbuat dari baja dan dipergunakan untuk melukis garis pada
pekerjaan dengan garis siku (90) terhadap bidang paring, dan juga
untuk memeriksa bidang yang sedang/selesai diketam.

b. Siku serong (Mitre Square)

Merupakan
alat yang

dipergunakan untuk melukis garis dengan sudut 45 atau 135


terhadap bidang paring, dan juga untuk memeriksa pengetaman
miring 45 atau 135.

c. Siku goyang (Sliding t Bevel)

Untuk alat
ini
merupakan
alat yang

dipergunakan untuk melukis garis dengan sudut 0 sampai 180


sesuai dengan rencana pekerjaan.

5. Palu - Palu (Hammer)

a. Palu Besi (Ball Pain Hammer)

Alat ini
terdiri dari
kepala
yang
terbuat dari
besi, pegangan dari kayu, dan beratnya 200-300 gram, serta alat ini
dapat dipergunakan untuk memukul paku tergantung dari besar
paku.

b. Palu Kecil (Creasing Hammer)

Alat ini

merupakan alat yang dapat digunakan untuk memukul paku kecil


dan untuk mengatur/melepas mata ketam.

c. Palu Besi Kuku (Nail Hammer)

Jenis alat
ini
mempunyai
kelebihan
sebab
disamping dapat memukul juga dapat sebagai pencabut paku.

d. Palu Kayu (Wodden Hammer)

Untuk jenis
palu ini
adalah jenis
palu yang
kepala dan
pegangan
tersebut dari kayu keras, dan dapat dipergunakan untuk memukul
pahat lubang atau untuk melepas sambungan-sambungan kayu.

6. Catut/Kakak Tua
Melihat dari bentuknya alat ini terbuat dari besi seluruhnya. Kegunaan
alat ini dapat digunakan untuk mencabut paku atau memotong kawat.

7. Unting-Unting (Plumbers Plumb Line)

Untuk jenis alat ini


juga terbuat dari
baja atau
kuningan, dan
dapat
dipergunakan untuk memeriksa tegak lurusnya suatu pekerjaan
konsdtruksi.

8. Waterpass / Penyipat Datar (Aluminium Plumberd Spirit Level)

Alat ini terdiri


dari Aluminium
atau dari kayu
keras, dan tabung
kaca yang berisi
zat cair dengan
gelembung udara didalamnya. Kegunaan alat ini untuk memeriksa rata
mendatar, tegak lurus suatu pekerjaan.

9. Obeng (Screwdriver)

a. Obeng Tetap :
alat ini terdiri
dari tiga bagian
yaitu : badan,
pemegang dan
mata obeng.

Badan terbuat dari baja, pegangan ada myang terbuat dari kayu dan
ada yang terbuat dari plastik. Tebal mata obeng sesuai dengan lebar
alur skrup yang digunakan sedangkan fungsi obeng adalah pemutar
sekrup.

b. Obeng Tangkai Penggerak

Obeng ini
tidak terdapat
pegangan,
dibagian
atasnya
terdapat kepa
yang dapat dimasukkan kedalam chuck tangkai penggerak.

c. Obeng Drik

Obeng ini dapat diputar kekiri atau kekanan dengan memindahkan


sebuah palang pada vagian bawah pegangan.

d. Obeng Incar/Spiral

Sama
dengan
obeng
dekrik,
dapat
diputar
kekiri atau kekanan dengan memindahkan posisi palang pada
tabung pengatur arah putaran.

Badan obeng tak berkepala, bagian atas terdapat cowakan pengunci


antara obeng dengan chuck.

e. Obeng Kembang
Mata obeng ini berbentuk silang/kembang sesuai dengan alur skrup
kembang, pada waktu obeng diputar tidak terpeleset dari alurnya.

10. Penjepit/ Klem

Ada tiga macam penjepit yang lazim digunakan yaitu:

- Penjepit berbentuk F

- Penjepit berbentuk C

- Penjepit berbentuk batangan.

Semua terbuat
dari baja kecuali
pegangan penjepit berbentuk F, terbuat dari kayu keras. Penjepit
berbentuk huruf F dan C berfungsi sebaga penjepit jarak pendek atau
sambungan-sambungan pendek. Penjepit berbentuk batangan
berukuran 0,5 sampai 2,5 meter, blok penahan dapat digeser-geser
penjepit didorong dengan dengan uliran. Dari ketiga jenis alat dapat
digunakan untuk merapatkan sambugan kayu menurut ukuran penjepit
yang digunakan.

11. Kikir Kayu

Kikir merupakan perkakas, yang terdiri dari daun baja dengan gigi-gigi
potong halus pada permukaannya. Permukaan ini disepu keras.
Pegangannya dibuat dari kayu-bik atau kayu-as (kayu jenis khusus)
dan dilengkapi dengan gelang-gelang pegangan baja. Gelang ini
mencegah peretakan dan pembelahan pada pegangan.

Kikir kayu dapat dikenal yaitu :

a. Kikir Kayu Parut (Rasp)

Kikir kayu
parut dapat
digunakan
untuk
mengikir
permukaan yang sulit diketam atau dipahatyang terdapat serat kayu
bolak balik atau terdapat mata kayu.

b. Kikir Kayu Punggung

Kikir kayu
punggung
dapat
digunakan
setelah

dipergunakan kikir kasar/parut, karena fungsi kikir ini adalah untuk


menghaluskan permukaan-permukaan yang telah disiapkan dengan
kasar.

12. Alat Pembanam

Alat ini berbentuk sepotong baja berpenampang bulat bagian


bawah berbentuk tirus dan terdapat lekuk kecil untuk kepala paku.

Alat ini dapat dipergunakan untuk membenamkan kepala paku agar


supaya permukaan kayu dapat rata. Setelah itu kepala paku terbenam,
maka bekas kepala paku ditutup denam dempul.
BAB 3

A. MENGGUNAKAN GERGAJI TANGAN PEMOTONG (CROSS-CUT SAW).


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
1. Memilih gergaji tangan yang baik dan tajam.
2. Menyebutkan ukuran dan nama-nama bagian gergaji pemotong.
3. Menjelaskan alat-alat bantu untuk menggergaji dengan menggunakan gergaji pemotong.
4. Mendemonstrasikan cara menggunakan gergaji pemotong.
Informasi :
Cara memilih gergaji pemotong yang baik sama seperti memilih gergaji pembelah seperti
yang telah diuraikan pada topik No. 131; perbedaannya hanya pada bentuk giginya dan
pengikirannya. Bentuk gigi gergaji pembelah berbeda dengan bentuk gigi gergaji pemotong,
yaitu kalau pembelah mempunyai sudut muka kecil antara 0 derajat – 8 derajat dengan
pengikiran tegak lurus, sedangkan pemotong mempunyai sudut muka agak besar yaitu antara
15 derajat – 30 derajat dengan pengikiran miring. Juga kalau pembelah agak kasar giginya
yaitu dekitar 3 – 6 buah tiap inci, sedangkan pemotong agak halus yaitu sekitar 6 – 9 buah
tiap inci. Memotong yaitu menggergaji kayu dengan arah yang berlawanan (melintang) urat
kayu, sedangkan membelah yaitu menggergaji searah dengan arah urat. Memotong kayu yang
baik sama dengan membelah yaitu dapat dilaksanakan sbb : kayu disimpan di atas dua buah
kuda-kuda penggergaji dan dapat juga diklem pada bangku kerja. Sudut antara daun gergaji
dengan kayu pekerjaan diusahakan sekitar 45 derajat.
I. ALAT, PERLENGKAPAN DAN BAHAN.
1. Daun gergaji pemotong
2. Kuda-kuda penggergaji
3. Bangku kerja
4. Klem
5. Siku-siku biasa/siku rangka
6. Potlot
7. Kayu pekerjaan berupa papan atau balok.
II. PROSES MENGGUNAKAN GERGAJI PEMOTONG.
1. Memilih gergaji pemotong yang baik, tajam dan kuakannya cukup sesuai dengan
kekeringan kayunya.
2. Memilih kayu papan yang tebalnya lebih kurang 3 cm.
3. Melukis garis lurus siku atau miring terhadap salah satu sisi dengan menggunakan siku-
siku biasa atau siku rangka.
4. Memasang kayu yang akan dipotong pada bangku kerja dengan menggunakan klem atau
ragum, atau pada dua buah kuda-kuda penggergaji terutama bilamana kayu itu panjang
seperti terlihat pada gambar 1321.

Gambar 1321. Penempatan kayu pada kuda-kuda penggergaji


Catatan :
Untuk orang kanan, maka bagian kayu yang terbuang harus diletakkan di sebelah kanan
dan garis berada di sebelah kiri daun gergaji sehingga garis tetap kelihatan pada waktu
sedang memotong.
5. Menyimpan daun gergaji pada sisi sudut kayu dengan sis gergaji sebelah kiri tepat pada
garis atau berjarak 1 – 1 ½ mm dari garis.
Catatan :
Gergaji berada pada bagian kayu yang terbuang di sebelah kanan dan garis berada di
sebelah kiri daun gergaji seperti terlihat pada gambar 1322.
Keudukan gergaji pada sisi sudut kayu
Ibu jari tangan kiri dirapatkan pada daun gergaji.
6. Peganglah daun gergaji dengan tangan kanan dengan telunjuk lurus di samping pegangan
gergaji (handle). Kedudukan daun gergaji diatur membentuk sudut lebih kurang 45
derajat terhadap kayu, tegak lurus ke sebelah kiri dan kanan; sedangkan ibu jari tangan
kiri dirapatkan pada daun gergaji seperti yang terlihat pada gambar 1323.
7. Menarik gergaji mundur beberapa kali untuk mendapatkan takik awal kira-kira 3 mm di
dalamnya sehingga gergaji tidak akan meloncat atau menyimpang dari posisi yang
dikehendaki. Setelah itu gergaji didorong dan ditarik dengan ketentuan hamper semua
gigi gergaji berkerja. Dengan demikian akan mencegah daun gergaji cepat lengkung
puncak-puncak giginya. Bila perlu aturlah posisi kayu sehingga penggergajian dapat
diteruskan sampai selesai baik akan melaksanakan memotong pada bangku kerja,
ataupun memotong dengan menggunakan kuda-kuda penggergaji.
TES
1. Besar sudut muka (rake angle) gigi gergaji pemotong yaitu antara………………………..
dengan pengikiran………………………………………………………………………….
2. Besar sudut muka gigi gergaji pembelah yaitu antara……………………………………..
dengan pengikiran………………………………………………………………………….
3. Jumlah mata gigi (points) tiap-tiap inci untuk gergaji pembelah sekitar…………………..
dan untuk gergaji
sekitar……………………………………………………………………
4. Bila kayu yang akan dipotong itu panjang dan berat, lebih baik dikerjakan
pada………………………………………………………………………………………...
5. Bila sedang memotong, aturlah sudut antara daun gergaji dan kayu
sekitar………………. Derajat.
6. Untuk membuat garis melintang urat kayu pada kayu yang akan dipotong lebih baik
menggunakan………………………………………………………………………………
7. Kalau kita orang kanan akan memotong maka kayu akan disimpan pada kuda-kuda
penggergaji atau diklem pada bangku kerja sehingga bagian kayu yang akan terbuang
harus diletakkan dari sebelah……………………………….. dan garis lukisan berada di
sebelah………………………………… daun gergaji pada waktu meletakkan daun
gergaji.
8. Kalau aka memotong tepat pada garis, maka daun gergaji disimpan pada sisi susdut kayu
sehinga……………………………………………………………………………………...
9. Pada waktu memegang gergaji dengan tangan kanan, maka kedudukan harus lurus di
samping pegangan gergaji (handle), maksudnya ialah agar………………………………..
dibandingkan dengan bilamana telunjuk dilekukkan di dalam handle.
10. Pada waktu permulaan penggergaji, daun gergaji ditarik ke belakang beberapa kali, pada
waktu itu ibu jari tangan kiri berada rapat pada daun gergaji, hal ini dimaksudkan untuk :
a. …………………………………………………………………………………………..
b. …………………………………………………………………………………………..
B. MENGGUNAKAN GERGAJI TANGAN PEMBELAH (RIP SAW).
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
1. Memilih gergaji tangan pembelah yang baik dan tajam.
2. Menyebutkan ukuran dan nama-nama bagian gergaji pembelah.
3. Menjelaskan alat-alat bantu untuk menggergaji dengan menggunakan gergaji
pembelahan.
4. Mendemonstrasikan cara menggunakan gergaji pembelah..
Informasi :
Gergaji tangan yang baik adalah gergaji yang mempunyai kualitas bahan baja yang
memenuhi, misalnya bilamana daun gergaji tersebut dilengkungkan sampai 90 derajat atau
lebih, kemudian bila dilepaskan kembali harus dalam keadaan lurus dan tidak bengkok.
Kualitas gergaji sangat baik apabila ia mempunyai tebal daun gergaji yang menirus sedikit
dari gigi kea rah punggung, dimana ketebalan daun gergaji di daerah gigi lebih tebal daripada
bagian punggungnya. Untuk gergaji yang demikian, kendatipun kuakannya sedikit, masih
dapat digunakan untuk menggergaji kayu basah. Gergaji tangan yang baik juga dapat
diperiksa dengan jalan dipukul/diketok dangan tangan, suaranya harus nyaring. Membelah
kayu ada du acara tergantung dari panjang kayu yang akan dibelah yaitu :
1. Bila kayu yang akan dibelah itu pendek, maka lebih baik kayu tersebut diklem pada
ragum bangku kerja dengan kedudukan berdiri disesuaikan dengan tinggi badan kita
seperti terlihat pada gambar 1311.

Membelah kayu pendek pada ragum bangku kerja


2. Bila kayu yang akan dibelah itu panjang, maka dianjurkan kayu tersebut diletakkan di
atas dua buah kuda-kuda penggergaji dengan kedudukan mendatar seperti terlihat pada
gambar 1312. Baik akan membelah dengan cara pertama atau cara kedua, sudut antara
daun gergaji dengan permukaan kayu hendaknya sama, itu sekitar 60 derajat.

Membelah kayu panjang pada kuda-kuda penggergaji


I. ALAT, PERLENGKAPAN DAN BAHAN
1. Gergaji tangan pembelah.
2. Dua buah kuda-kuda penggergaji.
3. Bangku kerja yang dilengkapi dengan ragum (bench vice).
4. Kayu papan yang tebalnya lebih kurang 3 cm.
5. Sipatan (benang sipat = chalk line).
II. PROSES MENGGUNAKAN GERGAJI TANGAN PEMBELAH
1. Memilih gergaji tangan pembelah yang baik, tajam dan kuakannya cukup sesuai dengan
kekeringan kayunya.
2. Memilih kayu papan yang tebalnya lebih kurang 3 cm.
3. Membuat garis lurus pada kayu yang akan dibelah dengan menggunakan benang sipat
(sipatan) bila kayu tersebut panjang, sebaliknya menggunakan mstar lurus bila kayu itu
pendek.
4. Memasang kayu papan yang akan dibelah pada :
 Meja kerja diklem pada ragumnya dengan kedudukan berdiri bilamana kayu yang
akan dibelah itu pendek.
 Dua buah kuda-kuda penggergaji dalam kedudukan mndatar bilamana kayu yang akan
dibelah itu cukup panjang sehingga tidak mungkin dipasang pada ragum bangku
kerja.
Catatan :
Kalau kita bekerja dengan tangan kanan (orang kanan) maka bagian kayu yang terbuang
harus diletakkan di sebelah kanan dan garis berada di sebelah kiri daun gergaji sehingga garis
tetap kelihatan.
5. Menyimpan daun gergaji pada ujung kayu dengan sisi gergaji sebelah kiri tepat pada
garis atau berjarak I sampai 1½ mm dari garis dengan catatan bahwa daun gergaji
beradapada bagian kayu yang terbuang di sebelah kanan.
6. Peganglah daun gergaji dengan tangan kanan dengan telunjuk lurus di samping pegangan
gergaji (handle). Ini dimaksudkan agar gerakan gergaji lurus ke depan dan mencegah
daun gergaji miring ke kiri atau ke kanan. Juga ibu jari tangan kiri dirapatkan pada daun
gergaji untuk menahan gergaji agar :
a. Pemakanan pertama tidak menyimpang.
b. Kedudukannya tetap tegak lurus seperti terlihat pada gambar 1313.

Ibu jari tangan kiri dirapatkan pada daun gergaji


7. Menarik gergaji mundur beberapa kali untuk mendapatkan takik awal kira-kira 3 mm
dalamnya sehingga gergaji tidak akan meloncat (menyimpang) dari posisi yang
dikehendaki. Setelah itu gergaji didorong dan ditarik dengan memperhatikan bahwa
semua gigi gergaji harus kena pada kayu, berarti dorongan dan tarikan dan tarikan
gergaji harus cukup panjang. Hal ini akan mencegah daun gergaji cepat lengkung
puncak-puncak giginya. Bila perlu aturlah posisi kayu sehingga penggergajian dapat
diteruskan sampai selesai baik akan melaksanakan membelah di atas dua buah kuda-kuda
penggergaji.
TES
1. Gergaji tangan baik adalah gergaji yang………………………………………………
……………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………….......
2. Bila kayu yang akan dibelah itu pendek, maka pengerjaannya sebaiknya dilakukan
pada……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
…...
3. Bila kayu yang akan dibelah itu panjang, maka sebaiknya pengerjaannya dilakukan
pada……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
…..
4. Bila sedang membelah, aturlah sudut antara daun gergaji dan kayu
sekitar………………... derajat.
5. Untuk membuat garis lurus pada kayu yang panjang
digunakan……………………………
……………………………………………………………………………………………...
6. Daun gergaji ditempatkan pada ujung kayu dengan
jarak…………………………………. dari garis.
7. Kalau kita akan membelah dengan tangan kanan, kayu akan disimpan pada kuda-kuda
gergaji atau diklem pada ragum dehingga bagian kayu yang akan terbuang harus
diletakkan di
sebelah……….................................................................................................. dan garis
berada di sebelah……………………………………….………………………… daun
gergaji.
8. Pada waktu permulaan menggergaji, maka kedudukan ibu jari tangan kiri dirapatkan
pada sisi daun gergaji, ini dimaksudkan untuk :
a. …………………………………………………………………………………………
b. …………………………………………………………………………………………
9. Pada waktu permulaan menggergaji diperlukan daun gergaji ditarik mundur beberapa
kali. Langkah ini dimaksudkan
untuk……………………………………………………………
10. Pada waktu menggergaji, gergaji harus didorong dan ditarik dengan dorongan dan
tarikan yang cukup panjang, ini dimaksudkan
untuk……………………………………………….
……………………………………………………………………………………………...
C. MENGGUNAKAN GERGAJI PUNGGUNG (BACK SAW).
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
1. Memilih gergaji punggung yang baik dan tajam.
2. Menyebutkan ukuran dan nama-nama bagian gergaji punggung.
3. Menjelaskan alat-alat bantu untuk menggergaji dengan menggunakan gergaji punggung.
4. Mendemonstrasikan cara menggunakan gergaji punggung.
Informasi :
Gergaji punggung terutama sekali digunakan untuk pekerjaan kayu yang kecil-kecil dan
halus, seperti untuk membuat purus, alur yang melintang urat-urat kayu dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang berukuran seperti itu (pekerjaan yang dangkal-dangkal). Jumlah gigi
gergaji punggug paling banyak kalau dibandingkan dengan gergaji tangan pemotong atau
pembelah yaitu antara 12 sampai 14 points tiap inci. Panjang daun lebih pendek daripada
daun gergaji tangan yaitu antara 25 sampai 35 cm. Gergaji punggung biasanya dipakai selalu
pada bangku kerja diklem pada ragumnya atau ditempatkan pada suatu alat yang dinamakan
papan penggergaji (bench hook) seperti terlihat pada gambar 1331.

Papan penggergaji (bench hook)


Bentuk gigi dan cara mengikir gergaji punggung sama seperti untuk gigi gergaji tangan
pemotong. Dinamakan gergaji punggung, karena pada gergaji yang gunanya untuk
mengokohkan atau mengekarkan daun tersebut serta menambah bobot yang cukup kepada
gergaji sewaktu menyayat kayu. Bila akan menggunakan gergaji punggung, dianjurkan pada
waktu melukis tempat-tempat penggergajian menggunakan alat gores seperti pisau gores dan
siku untuk menarik garis yang melintang serat kayu, sedangkan perusut untuk membuat garis
sejajar dengan serat kayu seperti terlihat pada gambar 1332. Di bawah ini akan diuraikan cara
menggunakan gergaji punggung untuk membuat pilihan.
Menggambar/melukis dengan alat gores dan perusut
I. ALAT, PERLENGKAPAN DAN BAHAN
1. Gergaji punggung
2. Siku-siku
3. Pisau gores
4. Perusut
5. Papan penggergaji (Bench hook)
6. Kayu pekerjaan berupa papan atau balok yang sudah diklem
7. Potlot
II. PROSES MENGGUNAKAN GERGAJI PUNGGUNG
1. Memlih gergaji punggung yang baik, tajam dan kuakannya cukup.
2. Memilih kayu papan atau balok yang sudah diketam yang akan dipakai untuk latihan
membuat purus.
3. Melukis pada salah satu ujung kayu yang dibuat purus yaitu dengan menggunakan siku-
siku dan pisau gores untuk garis dada purus, dan menggunakan perusut untuk garis pipi
purus.
4. Memasang kayu pada ragum bangku kerja diatur kedudukannya agak miring sehingga
letak garis diagonal pipi purus mendatar seperti terlihat pada gambar 1333.

Pemasangan kayu pada ragum sehingga diagonal pipi purus mendatar.


Catatan :
Kayu dimiringkan ke arah searah operator sehingga kepala kayu menjauhi kita.
5. Menyimpan daun gergaji pada sudut ujung kayu dengan sisi gergaji sebelah kiri tepat
pada garis lukisan pipi. Dalam hal ini gergaji berada pada bagian kayu yang terbuang di
sebelah kanan dan garis lukisan berada di sebelah kiri daun gergaji seperti terlihat pada
gambar 1334.

Penempatan gergaji pada lusiksan


6. Peganglah daun gergaji dengan tangan kanan. Posisi telunjuk lurus di samping pegangan
gergaji (handle). Kedudukan daun gergaji diatur mendatar dan tegak lurus ke sebelah kiri
dan kanan. Ibu jari tangan kiri dirapatka dengan daun gergaji sama seperti pada waktu
membelah atau memotong.
7. Menarik gergaji mundur beberapa kali untuk mendapatkan takik awal kira-kira 3 mm
dalamnya sehingga gergaji tidak akan meloncat atau penyimpang dari posisi yang akan
dikehendaki. Setelah itu gergaji didorong dan ditarik dengan tekanan ringan sepanjang
daun gergaji sampai setengah bagian pipi purus atau sampai pada garis lukisan dada
purus seperti terlihat pada gambar 1335.

Menggergaji pipi purus sampai pada garis lukisan dada purus.


8. Gergajilah pipi purus yang kedua sama seperti menggergaji pipi purus yang pertama
sampai pada garis diagonalnya.
9. Kayu dibalikkan dan atur kedudukannya sama seperti kedudukan semula.
10. Gergajilah pipi purus yang pertama dan yang kedua sama seperti waktu menggergaji
pipi-pipi sebelum dibalik.
11. Kedudukan kayu diubah sehingga berdiri tegak dan diklem pada ragum. Gergajilah
sisanya pada posisi gergaji mendatar sampai semua bidang pipi urus digergaji sampai
hampir pada garis dada purus, seperti yang terlihat pada gambar 1336 pada kedua pipi
purus.

Menggergaji pipi purus sampai pada garis dada purus


12. Keluarkan kayu dari ragum dan disimpan di atas papan penggergaji yang sudah
disiapkan di atas meja bangku kerja.
13. Menyimpan daun gergaji pada sisi sudut kayu dengan sisi gergaji sebelah kiri tepat pada
garis lukisan dada purus. Dalam hal ini gergaji berada pada bagian kayu yang terbuang di
sebelah kiri daun gergaji seperti terlihat pada gambar 1337.

Menggergaji dada purus pada papan penggergaji


14. Peganglah daun gergaji dengan tangan kanan dengan telunjuk lurus di samping pegangan
gergaji (handle). Kedudukan gergaji (handle). Kedudukan gergaji diatur membentuk
sudut kecil lebih kurang 15 derajat terhadap kayu, tegak lurus sebelah kiri dan kanan
dengan dibantu ibu jari tangan kiri rapat pada daun gergaji seperti terlihat pada gambar
1338.
Memegang gergaji punggung
15. Menarik gergaji mundur beberapa kali untuk mendapatkan takik awal kira-kira 3 mm
dalamnya. Setelah itu gergaji didorong dan ditarik dengan dorongan/tarikan yang
panjang sambal daun gergaji diturunkan sampai sejajar dengan pipi purus. Menggergaji
diteruskan sampai tercapai dalamnya dada purus.
Catatan :
Tidak boleh melebihi garis lukisan dada purus.
16. Balikkan kayu sehingga kita dapat menyelesaikan penggergajian pada pipi purus yang
kedua. Dengan demikian pembelahan purus selesai.
17. Gergaji punggung dapat juga dipergunakan untuk membuat alur bantu pada papan lebar
yang melintang urat kayu dengan cara harus membuat takikan/coakan dahulu pada alur
buntu itu dengan pahat. Setelah itu baru menggergaji dengan menggunakan gergaji
punggung seperti terlihat pada gambar 1339.

Menggergaji alur buntu yang panjang dengan gergaji punggung

TES
1. Jumlah mata gigi (points) tiap-tiap inci untuk gergaji punggung sekitar............................
.............................................................................................................................................
2. Gergaji punggung terutama digunakan untuk.....................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Waktu melukis untuk membuat purus, melukis garis melintang surat yang melintang
serat kayu digunakan...........................................................................................................
sedangkan untuk yang searah serat kayu digunakan...........................................................
4. Waktu memasang kayu pada ragum, kayu dimiringkan sampai garis diagonal pipi purus.
5. Daun gergaji disimpan pada bagian kayu yang terbuang dengan sisi gergaji sebelah kiri
tepat pada.............................................................................................................................
6. Pada waktu memegang gergaji punggung dengan tangan kanan, kedudukan telunjuk
harus di samping..................................................................................................................
7. Waktu menggergaji, gergaji didorong dan ditarik dengan tekanan yang............................
8. Pada waktu menggergaji pipi purus sampai selesai, menempatkan kedudukan kayu pada
ragum bangku kerja akan mengalami..................................................................................
kali
9. Pada waktu menggergaji dada purus, kayu disimpan pada.................................................
10. Pada waktu menggergaji dada purus, kemiringan daun gergaji diatur membentuk sudut. ..
..............................................................................................................................................
derajat terhadap kayu.
11. Menggergaji dada purus tidak diperbolehkan sedikit pun melewati garis lukisan. Bila
gergaji melewati garis lukisan, maka akibatnya..................................................................
.............................................................................................................................................
12. Cara membuat alur buntu yang melintang serta kau pada papan lebar dengan gergaji
punggung ialah....................................................................................................................
D. MENGGUNAKAN KETAN PENDEK KASAR.
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini anda akan dapat :
1. Menyebutkan nama-nama bagian ketam dan fungsi tiap bagiannya.
2. Menyebutkan alat bantu mengetam dengan ketam pendek kasar (jack plane).
3. Mendemonstrasikan cara menggunakan ketam pendek kasar.
4. Memeriksa hasil pengetaman.
Informasi :
Ketam pendek kasar (jack plane) adalah ketam yang dapat dipergunakan untuk mngetam
kayu pertama kali, artinya sebelum kayu itu diketam dengan ketam pendek halus atau ketam
panjang, maka terlebih dahulu diketam oleh ketam pendek kasar. Bentuk sisi tajam pisau
ketam pendek kasar adalah sedikit cembung, oleh karena itu efektif sekali untuk mengetam
kasar permukaan kayu atau meratakan permukaan kayu yang masih kasar dan sudah tentu
dapatpula dipakai untuk penyerutan/pengetaman yang lainnya. Panjang rumah-rumah ketam
pendek kasar adalah sekitar 350 mm – 400 mm dan lebar alasnya 50 mm atau lebih. Nama-
nama bagian ketam dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Ketam pendek kasar


1. Rumah kettam, 2. Pegangan (handle), 3. Pegangan dapan (knob), 4. Penutup (penjepit
pisau ketam), 5. Lidah ketam, 6. Pisau ketam, 7. Mur penyetel besarnya pengetahuan, 8.
Tongkat penyetel kelurusan pisau ketam.
Penjelasan :
 Rumah ketam besi terbuat dari besi berkualitas tinggi, memberikan kemantapan
penggunaan dan mencegah terjadinya lentikan.
 Lidah ketam (plane iron cap) diperlukan untuk menjaga agar mata etam tidak bergerak
atau menjadi longgar. Juga berfungsi sebagai pemecah tatal penyayatan dan mencegah
pecahnya urat-urat kayu sehingga dapat menjamin halusnya permukaan kayu. Selain itu
lidah ketam dapat menggiring tatal kayu keluar dari badan ketam sehingga akan
mencegah tersumbatnya mulut ketam.
 Mata ketam/pisau ketam (Plane Iron).
 Terbuat dari baja perkakas yang lebih diperkeras lagi.
 Pisau keram lurus distel terhadap lidahnya dengan tepat untuk mendapatkan hasil
pengetaman yang memuaskan.
 Topi umpil/lever cap, dapat menjamin posisi pisau ketam dari lidah di dalam badan
ketam.
 Tongkat penggeser/lateral adjusting lever, berfungsi sebagai penyetel pisau ketam
sehingga sisi tajamnya dapat sejajar dengan bidang atas ketam.
 Mur penyetel(Adjusting Nut) berfungsi untuk mengatur besarnya pengetahuan dengan
memutarnya ke kiri atau ke kanan.
I. ALAT-ALAT, PERLENGKAPAN DAN BAHAN
1. Ketam pendek kasar/jack plane yang tajam.
2. Siku-siku
3. Mistar pemeriksa
4. Obeng
5. Meteran
6. Perusut
7. Pensil
8. Bahan kayu untuk diketam.
II. PROSES MENGGUNAKAN KETAM PENDEK KASAR
1. Memilih kayu yang tidak bercacat, tidak lapuk dan panjangnya sesuai dengan keperluan.
2. Menyiapkan ketam pendek kasar yang pisaunya tajam.
3. Menempatkan kayu di atas bangku kerja. Apabila kayu tersebut panjang, maka salah satu
ujungnya ditopang oleh planing standard.
Penempatan kayu pekerjaan pada bangku kerja untuk diketam
4. Menyetel ketam sebelum dipergunakan
 Menyetel lidah ketam terhadap sisi tajam pisau untuk mengetam kasar sebesar 1/16”
– 1/32” (1,5 mm – 0,75 mm).
 Menyetel besarnya pengetaman lebih kurang 1/32” dengan cara memutar murnya
berlawanan atau searah dengan jarum jam, sambal dibidik dari alas ketam.
 Menyetel posisi sisi tajam pisau ketam sejajar dengan alas ketam dengan cara
menggerakkan tongkat penyetelan ke kiri atau ke kanan. Sambil dibidik dari alasnya,
kemudian diatur kembali untuk besarnya pengetaman.

Penyetelan lidah ketam terhadap sisi tajam pisau ketam.

Penyetelan dalamnya pengetahuan dengan memutar sekrup pengatur dan dibidik dari
atas ketam.
Penyetelan posisi pisau ketam sejajar dengan alas ketam.
5. Memulai menggunakan ketam pendek kasar.
 Mengetam dimulai dari bidang lebar kayu yang terbaik dan memulai mengetam dari
bagian kayu yang tertingi, terutama apabila kayu tersebut bergelombang.

Pengetaman pertama dimulai dan bagian kayu yang tertinggi pada bidang lebar
kayu.
 Mendorongkan ketam harus ke arah yang sama dengan arah urat kayu untuk
menghasilkan pengetaman yang halus.
 Menekankan dan mendorongkan ketam merata disesuaikan dengan kedudukan
ketam.

Mendorongkan dan menekan ketam pada kayu pekerjaan.


 Mengetam dilakukan sampai garis-garis bekas penggergajian di seluruh bidang
hilang; hasil pengetaman rata dan lurus.
6. Memeriksa hasil pengetaman.
 Memeriksa kerataan bidang kayu menggunakan siku-siku atau mistar.
 Memeriksa kelurusannya dilakukan dengan cara dibidik dari salah satu ujung kayu
ke ujung yang lainnya, harus terlihat satu bidang datar atau dengan menggunakan 2
buah mistar lurus, satu buah ditempatkan pada satu daerah dan yang lain
dipindahkan ke tempat di mana akan diperiksa kelurusannya. Apabila kedua buah
mistar itu selalu terlihat satu garis bila dibidik dari satu ujung, berarti hasil
pengetaman telah betul-betul lurus.
 Memeriksa kesikuan antara bidang lebar kayu terhadap sisi tebal kayu dilakukan
dengan menggunakan siku-siku; bagian pegangan siku selalu ditempelkan pada
bidang lebar kayu.

Memeriksa kerataan hasil pengetaman dengan siku

Memeriksa keraan hasil pengamatan dengan dua buah mistar


7. Mengetam seluruh bidang lebar dan sisi tebal kayu hingga mencapai ukuran yang
ditentukan menggunakan alat-alat bantu mengetam yang telah disiapkan.
Memeriksa kesikuan hasil pengetaman dengan siku-siku

TES
Berilah tada tik (√) pada jawaban yang paling tepat.
1. Jack plane (ketam pendek kasar) terutama gunanya untuk
a. Mengetam kayu yang masih kasar
b. Mengetam menghaluskan permukaan kayu
c. Mengetam kayu panjang
2. Lidah ketam yang disetel dengan baik terhadap pisau ketam berfungsi sebagai
a. Penyayat serat kayu
b. Penahan tatal kayu
c. Pemecah tatal kayu
3. Menyetel jarak lidah terhadap sisi tajam pisau ketam pendek kasar sebesar
a. 1/32” – 1/64”
b. 1/16” – 1/32”
c. 1/16” – 1/64”
Isian
4. Mengetam dengan ketam pendek kasar sebaiknya dinilai dari...........................................
5. Untuk menghasilkan pengetaman yang baik, maka mendorongkan ketam harus lurus ke
arah yang ……………………….……….. dengan ……………………………………
urat kayu.

I. MEMBENTUK SISI TAJAM PISAU KETAM

Tujuan

Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat


1. Memilih pisau ketam yang sedang rusak
2. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
3. Meperbaiki kerusakan sisi tajam pisau ketam hingga rata lurus dan tidak hangus
(gosong).

Informasi :

Bentuk sisi tajamm pisau ketam kemungkinan rusak akibat terkena benda keras,
misalnya dengan tidak sengaja kita mengetam kayu yang ada pakunya atau kayu bekas yang
ada semen yang telah membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga gigi tajam itu sudah
tidak siku lagi akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkannya tidak dikontrol
kesikuannya. Sudah tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali
dalam arti meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam
diperlukan agar mudah menyetelnya terhadap rumah-rumah ketam dan yang terpenting
ialah agar seluruh sisi tajam itu menyayat kayu dengan efektif, terutama sekali untuk sisi
tajam pisau ketan halus.

I. ALAT-ALAT DAN BAHAN


- Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku-siku
- Kacamata pengaman
- Pisau ketam
- Air sebagai bahan pendingin
- Kuas/ sapu-sapu dan lap kain kering.
II. PROSES MEMBENTUK SISI TAJAM PISAU KETAM
1. Menyeiapkan ketam dan membuka pisaunya dari rumah-rumah ketam.
2. Mengatur kedudukan pengantar/meja gerinda sehingga ujungnya berjarak 3 mm - 5
mm terhadap batu gerinda.
3. Menyetel posisi lidah menyilang pisau ketam 90 derajat, disesuaikan dengan panjang
pengantar/meja gerinda sehingga berfungsi sebagai dengan kelurusan sisi meja
gerinda.
4. Mengeraskan hasil penyetelan pisau ketam terhadap lidahnya.
5. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.
Mengatur pengantar tegak lurus terhadap batu gerinda

Menyetel posisi lidah menyilang 90 derajat terhadap pisau ketam

6. Menempatkan pisau ketam diatas meja gerinda dengan sisi lidah merapat pada sisi
meja gerinda.
7. Menekankan ujung sisi tajam pada batu gerinda perlahan-lahan. Setelah menyentuh,
gerakan ke kiri dan ke kanan sesuai dengann lebar pisau ketam.

USAHAKAN AGAR PENGENDIRAAN TIDAK TERLALU BESAR CUKUP


MENYENTUH SAJA.

8. Celupkan pisau ketam pada air atau sepukan airnya pada pisau ketam dengan
menggunsksn kuas.
9. Ulangi penggendiraan sampai bagaian sisi tajam yang rusak hilang dan menjadi sisi
yang lurus dan siku.

Hasil akhir dari pengerindaan sisi tajam pisau ketam menjadi lurus dan siku
BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA SISI TAJAMNYA
JANGAN SAMPAI GOSONG AKIBAT PENGGERINDAAN !

10. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku-siku dan apabila ternyata belum lurus
atau berlum siku dapat diulangi kembali penggendiraan seperti langkah-langkah yang
telah dilakukan.

TES

1. Ada 2 penyebab sisi tajam pisau ketam lurus diluruskan, yaitu :


a. Karena sisi tajam telah …………………………………………...........
b. Karena sisi tajam sudah tidak…………………………………………
2. Mengatur jarak ujung pengantar gerinda terhadap batu gerinda sebesar……
mm……………………………………………………mm
3. Guna lidah ketam ditempatkan silang 90 derajat terhadap pisau ketam adalah agar ia
berfungsi sebagai…………………………………………….
4. Gunanya air selama penggendiraan adalah………………………………
5. Berapakah besarnya bagian yang harus digerinda untuk mendapatkan sisi tajam yang lurus
dan siku ?

II. MEMBENTUK SUDUT ASAH PISAU KETAM

Tujuan :

Setelah menyelesaaikan pelajaran ini siswa akan dapat :

1. Memilih pisau ketam yang sudut asahnya sudah tidak beraturan.


2. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
3. Mendemonstrasikan cara membentuk sudut asah pisau ketam.
4. Memeriksa hasil pembentukan sudut asah pisau ketam.

Informasi :

Perubahan sudut asah dimungkinkah karena pisau ketam sering diasah, terutama apabila cara
pengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah,posisi ketam terhadfap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombong dan tidak rata. Oleh karenya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehingga membentuk kembali sudut asah tersebut
sehingga bentuknya beraturan dan besarnyapun tertentu antara , untuk

pembentukan sudut asah itu diperlukan keahlian tersendiri misalnya ia harus terampil
menggerakkan pisau ketam terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penampatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gerinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pisau ketamm .

I. ALAT-ALAT DAN BAHAN


- Mesin gerinda yang dilengkapi dengan batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku-siku
- Kacamata pengaman
- Pisau ketam
- Air sebagai bahan pendingin
- Kwas/sapu-sapu dan lap kain kuning.

II. PROSES MEMBENTUK SUDUT ASAH PISAU KETAM


1. Mempersiapkan pisau ketam yang telah diluruskan dan disikukan sisi tajamnya.
2. Mengatur kedudukan pengantar/meja gerinda sedemikian sehingga ia miring terhadap batu
gerinda sebesar 115 sederajat- 120 derajat sesuai dengan sudut bevel yang akan dibuat.
Ketepatannya diperiksa dengan siku goyang yang sudutnya telah di stel memakai busur
derajat.
3. Menyetel posisi lidah menyilang pisau ketam 90 derajat, disesuaikan dengan panjang
pengantar/meja gerinda sehingga ia berfungsi sebagai pengarah gerakan pisau ketam dan
sesuai dengan kelurusan sisi meja gerinda.
4. Mengeraskan hasil penyetelan pisau ketam terhadap lidahnya.

Mengatur kedudukaan pengantar miring terhadap batu gerinda

5. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.


6. Menempatkan pisau ketam di atas meja gerinda dengan lidah merapat pada sisi meja
gerinda.
7. Menekankan bidang bevel/bidang miring pisau ketam pada batu gerinda perlahan-lahan.
Setelah menyentuh gerakan ke kiri dan ke kanan sesuai dengan lebarnya pisau ketam.
USAHAKAN AGAR PENGGERINDAAN TIDAK TERLALU BESAR, CUKUP
MENYENTUH SAJA.
8. Celupkan pisau ketam ke dalam air atau sapukan airnya pada pisau ketam dengan
menggunakan kwas.
9. Ulangi penggerindaan sampai sudut asah pisau ketam terbentuk dengan sempurna, sesuai
dengan yang diinginkan dan tidak bergelombang.
BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA DILAKUKAN, JANGAN
SAMPAI HASIL PENGGERINDAAN MENJADI HANGUS.
10. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku goyang yang telah di stel memakai busur
derajat, dapat diulangi kembali penggerindaan apabila hasilnya ternyata belum mencapai
yang diharapkan.

Hasil pembentukan sudut pengerindaan pisau ketam


besar sudut bevel 25 derajat – 30 derajat

TES

1. Besar sudut pengerindaan pisau ketamm adalah antara ….. derajat - …… derajat.
2. Besar sudut pengerindaan pisau ketam yang telah saudara buat adalah ….. derajat.
3. Apabila tidak terdapat alat pemeriksa besar sudut penggerindaan pisau ketam, langkah
apa yang saudara lakukan untuk mengetahui besar sudut pisau ketam tersebut?
4. Menyetel pengantar/meja gerinda terhadap batu gerinda untuk mendapatkan hasil
pengerindaan sudut bevel 27 derajat adalah sebesar….. derajat.
5. Pentingnya menggunakan kacamata pengaman selama menggerinda adalah…..

K. MEMBERSIHKAN PAHAT KAYU

Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :

1. Menyebutkan alat-alat dan bahan pembersih pahat kayu.


2. Mendemonstrasikan cara-cara membersihkan pahat kayu.

Informasi :

Seperti halnya alat-alat penukangan lainnya, pahat kayu pun akan cepat rusak apabila kurang
pemeliharaan. Salah satu cara memeliharannya ialah membersihkan semua bagian pahat,
terutama daun ( blade) pahat. Apalagi dibiarkan berkarat misalnya, maka karat tersebut akan
cepat merusak bagian logamnya sehingga pahat akan akan cepat menjadi tumpul. Oleh
karena itu perlu dibersihkan dengan seksama, efektif dan periodik, agar kita dapat
menggunakan pahat tersebut seoptimal mungkin.

I. ALAT-ALAT DAN BAHAN PEMBERSIH


1. Sikat kawat halus
2. Lap kain atau majun yang baik
3. Ampelas duco/kertas gosok halus
4. Minyak tanah / solar, thinner atau minyak cat
5. Oli mesin
6. Air bersih.

II. PROSES MEMBERSIHKAN PAHAT KAYU


1. Memilih pahat kayu yang kotor dan tau tumpul kemudian disimpan diatas bangku kerja.
2. Menyiapkan alat dan bahan pembersih yang diperlukan untuk membersihkan pahat kayu.
3. Memulai membersihkan pahat kayu dengan hati-hati dan teliti.
3.1. Menghilangkan kotoran yang menempel seperti getah kayu, dengan cara
menggosokkan lap basah (berair) sampai getah tersebut menghilang. Selanjutnya
bersihkanb dengan lab kering sehinggah semua bagian pahat kering.
3.2. Celupkan sikat kawat halus thinner atau minyak cat/minyak tanah, kemudian
gosoklah blade pahat dengan sikat kawat berminyak itu sampai semua kotoran dan
karat menghilang.
3.3. Apabila masih terdapat kotoran /karat yang tidak bias dibersihkan oleh sikat kawat
maka gosoklah dengan kertas gosok halus.
Membersihkan pahat dengan kertas gosok
3.4. Selanjutnya celupkan kertas gosok pada thinner atau minyak tanah kemudian
gosokkan kembali pada seluruh bagian blade pahat kayu secara merata.
3.5. menyelupkan majun/lap kering pada thinner atau minyak tanah dan gosokkan
perlahan lahan pada bagian daun (blade) pahat yang telah di gosok oleh amplas
duco tadi
3.6. Menggosok pahat dengan lap kering sampai semua bagian pahat kayu bersih dan
kering.

Membersihkan pahat dengan lap kering

4. Melumasi daun blade pahat kayu dengan oli.


- Tuangkan oli dari oil can secukupnya , jangan terlalu banyak dan jangan sampai
tercecer ke lantai.
- Menggosok kembali semua bagian pahat dengan lap kering bersih
- Sehinggga pahat tersebut bersih dan mengandung oli.

TES

Lengkapilah kalimat dibawah ini sehingga menjadi pernyataan yang benar

1. Pahat jangan dibiarkan berkarat, karena karat dapat ?


2. Alat dan bahan pembersih yang dapat digunakan untuk membersihkan pahat adalah…
a. …….
b. …….
c. …….
d. ……..
e. …….
f. ……..
3. Kertas gosok halus digunakan apabila …..
4. Kertas gosok dicelupkan pada thinner atau minyak tanah sebelum digosokkan pada
pahat maksudnya ialah…..
5. Pahat kayu perlu diraawat terutama dibersihkan karena…..

L. MENAJAMKAN PAHAT KAYU

Tujuan :

Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :

1. Memilih pahat yang yang tumpull untuk ditajamkan


2. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menajamkan pahat.
3. Menjelaskan bentuk penajaman pahat
4. Mendemonstasikan cara menjamkan pahat

Informasi :

Ketajaman alat merupakan salah satu factor yang menentukan dalam keberhasilan pekerjaan.
Demikian juga pahat sebagai salah satu alat yang sangat penting untuk memproses kayu
menjadi benda jadi, misalnya menusuk kayu atau melubangnya, harus selalu terpercaya
ketajamannya. Untuk mencapai ketajam yang diharapkan dan ketahanan ketajaman yang
cukup lama, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhitikan. Sudut ketajaman yang
baik untuk pahat lubang ialah antara 25 derajat – 30 derajat, sedangkan pahat tusuk antarra 20
derajat – 25 derajat. Ada 2 cara untuk mendapatkan bentuk penajaman pada pahat.

1. Penajaman dilakukan dalam satu bidang asah,yaitu langsung dalam besar sudut 20
derajat – 25 derajat/ 25 derajat – 30 derajat. Dalam hal ini hanya terdapat satu bidang
asah, artinya bidang asah (whetting angle) = bidang penggerindaan (grinding angle)
2. Penamaan dilakukan pada dua bidang asah , yaitu dibuat dahulu grinding angle (sudut
pengerindaan) kemudian dibuat bidang penajaman yang lebih besar, misalnya 25 derajat
atau 30 derajat.
I. Alat dan Bahan
1. Batu gosok/batu asahan.
Ada2 macam batu gosok yang dapat digunakan yaitu :
a. Batu gosok alam/natural stone.
b. Batu gosok buatan/artificial stone
Batu gosok buatan kita kenal dengan nama oil stone atau combination oil
stone/batu gosok kombinasi, yaitu batu gosok yang dalam penggunaannya
harus disirami sedikit olie sebagai bahan pendingin dan biasanya terdiri dari 2
grade ( 2 tingkat kekasaran ) yaitu “ halus dan sedang “, atau “ halus dan
kasar”masing-masing terdapat pada muka batu asah tsb. dan membagi tebal
batu gosok sama besar.
2. Olie SAE 30, ditempatkan pada oil can.
3. Lap kain atau majun yang bersih.
4. Sepotong kayu berukuran lebih kurang 2 cm x 5 cm x 25 cm.
5. Siku-siku biasa, siku goyang dan busur derajat.
6. Pahat tusuk dan pahat lubang yang tumpul.

II. PROSES MENAJAMKAN PAHAT

1. Menyiapkan pahat tusuk dan pahat lubang tumpul yang telah dibersihkan.
2. Menyiapkan batu gosok ( combination oil stone ) dan menempatkannya pada kotak
rumah – rumah batu gosok.
3. Menyiapkan olie, lap kain atau majun. Siku biasa dan siku goyang, busur derajat dan
sepotong kayu 2/5 x 25 cm.
4. Meneteskan olie melalui oil can pada permukaan batu asah secukupnya.
- Untuk batu gosok yang baru, pemberian oli harus berulang-ulang sampai ia jenuh
menerima olie.
5. Memulai menajamkan pahat
- Menempelkan seluruh bidang miring pahat pada batu asah apabila ingin
mendapatkan satu bidang bevel.
- Menempelkan beberapa millimeter dari sisi tajam pahat ke arah pegangan apabila
ingin mendapatkan 2 bidang bevel.
- Menggerakkan pahat dengan cara didorong dan ditarik lurus ke muka dan ke
belakang hingga menyentuh seluruh bagian batu gosok ( jangan hanya digerakkan
di sekitar bagian tengah saja dari batu asah ). Hal ini agar permukaan batu asah
tidak menjadi cekung.

Posisi pahat terhadap permukaan batu gosok

- Selanjutnya pahat digerakkan melingkat atau menyerupai angka 8 untuk


mendaaptkan hasil penajaman yangh halus. Tetapi tetap memperhatikan posisi
pahat terhadap batu gosok.

Menggerakkan pahat pada batu gosok lurus kemuka dan kebelakang

- Meneteskan lagi olie apabila dirasakan sudah kekurangan dan memulai kembali
menajamkan sampai mendapatkan pahat yang benar-benar tajam dan baik.
- Menghilangkan bram-bram akibat penggosokan dengan cara membalikkan posisi
pahat sehingga bidang bevelnya berada di sebelah atas, kemudian
menggosokkannya melingkar pada permukaan batu gosok yang halus sampai
bram-bramnya terlepas. Peliharalah agar seluruh bidang pahat menempel pada
batu gosok.
6. Memeriksa hasil penajaman.
- Kelurusan sisi tajam diperiksa dengan siku biasa dan hasilnya harus lurus dan
siku.
- Besar sudut asalnya diperiksa dengan siku goyang yang sebelumnya distel
memakai busur derajat.
- Besar sudut asah pahat tusuk antara 20 derajat – 25 derajat dan pahat lubang
antara 25 derajat -30 derajat.
7. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel dengan menggoreskan sisi tajam
pahat kepada sisi kepala kayu yang telah disiapkan.

Menghilangkan bram bram pengasahan

8. Memeriksa ketajaman pahat dengan cara dilihat dan diraba dengan jari tangan
melintang sisi tajamnya, apabila terasa menyayat berarti pahat telah tajam.
9. Membersihkan pahat dengan lap kain atau majun kering dan bersih.

Memeriksa ketajaman dengan cara diraba

TES

Lengkapi kalimat di bawah ini sehingga menjadi pernyataan yang benar.

1. Besar sudut asah yang baik untuk pahat tusuk ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
2. Besar sudut asah yang baik untuk pahat lubang ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
3. Pada penajaman pertama pahat digerikkan ………………………………… sehingga
menyentuh seluruh bagian batu gosok.
4. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel pada pahat dilakukan dengan cara
…………………………………………………………
5. Memeriksa ketepatan sudut asah dilakukan dengan menggunakan ……………. Yang
telah distel memakai ……………

M. MEMBENTUK SISI TAJAM PAHAT.


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
1. Memilih pahat yang sisi tajamnya sudah rusak.
2. Menyebutkan alat – alat yang diperlukan untuk membentuk sisi tajam pahat.
3. Mendemonstrasikan cara membentuk sisi tajam pahat.
4. Memeriksa hasil pembentukan sisi tajam pahat.

Informasi :

Bentuk sisi tajam pahat kemungkinan rusak akibat terkena benda keras, misalnya dengan
tidak sengaja kita memahat kayu yang berpaku atau kayu bekas yang ada semen yang telah
membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga sisi tajam pahat itu sudah tidak siku lagi
akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkan tidak dikontrol kesikuannya. Sudah
tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali dalam arti
meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam pahat diperlukan
agar seluruh sisi tajam itu memotong kayu dengan efektip.
I. ALAT-ALAT DAN BAHAN
- Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku – siku
- Kacamata pengaman
- Pahat tusuk dan pahat lubang
- Air sebagai bahan pendingin
- Kuas ( sapu – sapu ) dan lap kain kering.

II. PROSES MEMBENTUK SISI TAJAM PAHAT.

1. Menyiapkan pahat lubang dan pahat tusuk yang telah dibersihkan.


2. Mengatur kedudukan sehingga pengantar/meja gerinda sedemikian sehingga ujungnya
berjarak 3 mm – 5 mm terhadap batu gerinda.
Menyetel pengantar terhadap batu gerinda 3 - 5 mm.

3. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.


4. Menempatkan pahat di atas meja gerinda dengan dipegang oleh kedua tangan. Posisi
sisi tajam sejajar dengan tebal batu gerinda dan mendatar, rapat terhadap bidang meja
gerinda. Sementara telunjuk tangan kanan menempel pada sisi meja gerinda, dan
berada di sebelah bawah daun (blade) pahat.
5. Menekankan ujung sisi tajam pada batu gerinda perlahan-lahan setelah menyentuh,
gerakkan ke kiri dan ke kanan sesuai dengan lebarnya pahat, telunjuk tangan kanan
berfungsi sebagai pengantar gerakan pahat tersebut.

Menekankan pahat secukupnya kepada batu gerinda

USAHAKAN AGAR PENGGERINDAAN TIDAK TERLALU BESAR, CUKUP


MENYENTUH SAJA
6. Celupkan pahat ke dalam air atau sapukan airnya pada pahat dengan menggunakan
kuas ( sapu – sapu ).
Menyelupkan pahat kedalam air
7. Ulangi penggerindaan sampai bagian sisi tajam yang rusak hilang, dan menjadi sisi
yang lurus dan siku.
BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA, SISI TAJAMNYA
JANGAN SAMPAI GOSONG AKIBAT PENGGERINDAAN.
8. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku – siku dan apabila ternyata belum lurus
atau belum siku, dapat diulangi lagi penggerindaan seperti langkah-langkah yang
telah dilakukan.

Memeriksa kesikuan hasil penggerindaan.

TES

Berilah tanda silang (x) pada kolom B, bila pernyataan dibawah ini benar, dan pada kolom S
bila pernyataan salah.

BENAR SALAH
1. Mengatur jarak meja/pengantar mesin gerinda terhadap batu
gerinda cukup 10 mm-15mm
2. Air diperlukan sekali sewaktu menggerinda pahat, untu
menjaga agar hasil penggerindaan tidak terlalu panas dan
hangus/ gosong.
3. Supaya hasil penggerindaan baik, maka harus diingat bahwa
penggerindaan jangan terlalu besar, selalu disiram air dan
menggerakkan pahat harus merata.
4. Sewaktu menggerakkan pahat kekiri atau kekanan telunjuk,
tangan kanan dapat dijadikan sebagai pengantar.
5. Selama menggerindan tidak perlu memakai kacamata
pengaman, karena putaran gerinda tidak terlalu
membahayakan.

N. MEMBENTUK SUDUT ASAH PAHAT


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat,:

1. Menyiapkan yang sudut asahnya sudah tidak beraturan.


2. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan.
3. Mendemonstrasikan cara membentuk sudut asah pahat.
4. Memeriksa hasil pembentukan sudut asah pahat.

Informasi :

Perubahan sudut asah pahat dimungkinkan karena pahat sering diasah, terutama apabila cara
mengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah posisi pahat terhadap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombang dan tidak rata. Oleh karenanya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehinggga bentuknya beraturan dan besarnya pun
tertentu, untuk pahat tusuk antara 20 derajat - 25 derajat dan pahat lubang antara 25 – 30
derajat. Untuk pembentukan susut asah diperlukan keahlian tersendiri, misalnya dia harus
terampil menggerakkang pahat terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penempatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gurinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pahat.

I. ALAT-ALAT DAN BAHAN


a. Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus
b. Siku-siku
c. Kacamata pengaman
d. Pahat
e. Air sebagai bahan pendingin
f. Kuas/sapu-sapu dan lap kain kering
II. PROSES MEMBENTUK SUDUT ASAH PAHAT
a. Mempersiapkan pahat yang diluruskan dan disikukan sisi tajamnya.
b. Mengatur kedudukan pengantar/meja gerinda sedemikian sehingga ia miring terhadaap
batu gerinda sebesar antara 115 derajat- 120 derajat untuk menghasilkan pahat lubang,
dan 110 derajat-115 derajat untuk pahat tusuk,, kemudian keraskan. Ketepatannya
diperiksa dengan siku goyang yang sudutnya yang tellah disetel menggunakan busur
derajat.

Menyetel kemiringan pengantar terhadap batu gerinda

c. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.


d. Menempatkan pahat diatas meja gerinda dan dipegang oleh kedua tangan. Posisi
telunjuk tangan kanan ditempelkan pada sisi meja gerinda sebagai pengantar.

Menempatkan pahat pada pengantar telunjuk tangan berfungsi


sebagai pengantar.

e. Menekan bidang level/bidang miring pahat pada batu gerinda perlahan lahan. Setelah
menyentuh gerakkan kekiri dan kekanan sesuai dengan lebar pahat.
USAHAKAN AGAR PENGGERINDAAN TIDAK TERLALU BESAR, CUKUP
MENYENTUH SAJA.

f. Celupkan pahat kedalam air atau sapukan airnya pada pahat dengan menggunakan kuas
g. Ulangi pengerindaan sampai susdut asah pahat terbentuk dengan sempurna, sesuai dengan
yang diinginkan dan tidak bergelombang.

Menekan pahat pada batu gerinda secukupnya

BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA, JANGAN SAMPAI


HASIL PENGGERINDAAN MENJADI HANGUS.
h. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku goyang yang telah disetel memakai busur
derajat, penggerindaan dapat diulangi apabila hasilnya ternyata belum mencapai yang
diharapkan.

TES

Lengkapi pernyataan dibawah ini dengan benar.

1. Besar susdut penggerindaan pahat tusuk adalah antara…… derajat -….. derajat, dan pahat
lubang antara ……. derajat - …….derajat.
2. Apabila pahat yang digerinda tidak diberi air akkibatnya …….
3. Agar menghasilkan bidang level/bidang miring yang rata dan tak bergelombang, maka hal
terpenting yang harus diperhatikan sewaktu menggerinda pahat ialah…….
4. Penggerindaan sudut asah dilakukan sampai…..
5. Memeriksa hasil penggerindaan sudut asah dilakukan dengan memakai…..
BAB V
MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI ALAT – ALAT TANGAN KERJA KAYU

A. MEMBERSIHKAN GERGAJI TANGAN


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat:
1. Menyebutkan alat – alat dan bahan pembersih gergaji tangan.
2. Mendemonstrasikan cara – cara membersihkan gergaji tangan.
Informasi :
Seperti alat – alat yang lainnya, gergaji yang sering digunakan akan kotor dan bahkan
mungkin tumpul atau rusak. Gergaji tangan harus selalu dibersihkan apabila hendak :
- Disimpan pada tempatnya setelah gergaji tersebut selesai digunakan.
- Diproses untuk dipelihara dan diperbaiki.
Oleh karena gergaji berfungsi untuk mengergaji kayu, maka seringkali gergaji
menjadi kotor akibat adanya getah kayu dan juga serbuk gergajian. Kadang – kadang
gergaji juga dapat menjadi kotor akibat adanya karat, terutama bila gergaji disimpan
pada tempat yang lembab, tidak dilumasi oli atau diperguunakan di lapangan dengan
mengabaikan kebersihan gergaji tersebut.
I. ALAT PEMBERSIH GERGAJI TANGAN
Alat – alat yang dapat digunakan untuk membersihkan kotoran pada gergaji
tangan adalah:
1. Kuas / sapu – sapu, untuk membersihkan debu, serbuk gergajian, dan kotoran
ringan lainnya.
2. Sikat kawat halus, untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji.

Alat – alat dan bahan pembersih


1. Minyak pembersih, 2. Air pembersih, 3. Oil, 4. Kuas, 5. Ampelas.

3. Lap kain atau majun, untuk membersihkan gergaji, setelah gergaji tersebut
sebelumnya digosok dengan sikat kawat halus. Pilihlah lap kain atau majun
yang baik, tidak luntur, tidak licin, kedap kotoran dan tidak mudah sobek.

Catatan :
Alat – alat tersebut di atas dapat digunakan untuk membersihkan alat pertukangan
kerja kayu, terutama apabila alat – alat tersebut dibersihkan setelah selesai
digunakan atau akan dipelihara dan diperbaiki.
II. BAHAN PEMBERSIH
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji dapat memakai bahan –
bahan seperti:
- Air bersih, untuk menghilangkan getah kayu yang menempel pada gergaji.
- Ampelas duco / kertas gosok halus, untuk menghilangkan karat atau kotoran
lainnya.
- Minyak tanah atau minyak cat, sebagai bahan pelarut kotoran.
- Oli mesin, sebagai bahan pelumas dan dapat mencegah gergaji atau alat – alat
logam lainnya dari karat.
III. PROSES MEMBERSIHKAN GERGAJI TANGAN
1. Memilih gergaji tangan yang kotor atau tumpul kemudian simpan di atas bangku
kerja.
2. Memilih alat – alat dan bahan pembersih yang diperlukan untuk membersihkan
gergaji tangan.
3. Memegang handle gergaji dengan tangan kiri dan membersihkan gergaji dengan
hati – hati dan teliti.
3.1. Menyapukan kuas untuk menghilangkan debu atau serbuk gergaji. Hati
– hati tangan anda jangan sampai tergores oleh gigi – gigi gergaji.
3.2. Bila terdapat getah kayu pada gergaji, gosoklah dengan lap / majun
basah / berair sampai getah – getahnya menglulang. Selanjutnya bersihkan
dengan lap/majun kering hingga gergaji tersebut kering.
3.3. Celupkan sikat kawat halus thinner, minyak cat, minyak tanah,
kemudian gosoklah gergaji dengan sikat kawat berminyak sampai semua
kotoran dan karat menghilang
3.4. Apabila masih terdapat kotoran/ karat yang tidak dapat dibersihkan
dengan sikat kawat, maka gosoklah dengan ampelas duco / kertas gosok halus.
3.5. Selanjutnya celupkan kertas gosok pada thinner atau minyak tanah
kemudian gosokkan kembali pada seluruh permukaan daun gergaji hingga
merata.
3.6. Menyelupkan lap/majun kering pada thinner atau minyak tanah dan
gosokka pada gergaji yang telah digosok oleh ampelas duco tadi perlahan –
lahan.
3.7. Menggosok gergaji dengan lap kering sampai semua permukaannya
bersih dan kering.
4. Melumasi gergaji dengan oli.
- Tuangkan oli can dan oli secukupnya, jangan terlalu banyak dan jangan
sampai tercecer ke lantai
5. Gosok kembali gergaji ini dengan lap kering dan bersih gergaji bersih dan
mengandung sedikit oli, hal ini dimaksudkan agar gergaji tidak mudah berkarat.

TES
1. Gergaji tangan harus selalu dibersihkan apabila hendak
2. Seringkali gergaji menjadi kotor akibat adanya dan
3. Gergaji dapat berkarat terutama apabila:
a.
b.
c.

Berilah tanda pada jawaban yang tepat.

4. Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji seperti karat,


getah, dan sebaginya kita pergunakan
a. Kuas/sapu – sapu
b. Sikat kawat halus
c. Lap kain atau majun
5. Sebagai bahan pelumas kita gunakan:
a. Olie
b. Thinner
c. Minyak tanah
6. Bila terdapat getah kayu pada gergaji, gosoklah dengan… sampai getah –
getah tersebut hilang.
7. Apabila masih terdapat kotoran /karat yang tidak dapat dibersihkan dengan
sikat kawat, maka gosoklah dengan
8. Celupkan kertas gosok pada…. atau …..kemudian gosokkan kembali pada
seluruh permukaan daun gergaji hingga merata
9. Langkah terakhir dari membersihkan gergaji ialah dengan…
10. Tujuan melumasi dengan olie adalah agar gergaji….

B. MENYIWAR GIGI GERGAJI TANGAN


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat:
1. Mengidentifikasi alat – alat untuk menyiwar gigi gergaji tangan.
2. Menggunakan alat pengeset gigi gergaji dengan tepat sesuai dengan petunjuk.
3. Mendemonstrasikan cara menyiwar gigi gergaji tangan.
Informasi:
Untuk menghindari terjepitnya/macetnya gergaji sewaktu dipergunakan, maka gigi –
gigi gergaji tersebut harus dikuak ( diset ) ke kiri dan ke kanan selang satu sama
besar. Penguakan dilakukan apabila gigi – gigi gergaji tersebut benar – benar sudah
tidak nampak kuakanny. Tidak setiap kali akan mengasah/mengikir, gigi gergaji harus
dikuak, apabila kita menguak gigi gergaji sebelumnya tak pernah dikuak, dapat
memulainya dari salah satu gigi yang paling ujung kearah mana saja asalkan
selanjutnya dilakukan dengan sangat teliti dan tidak boleh ada dua buah gigi atau
lebih dikuak kea rah yang sama pada satu kelompok. Menguak kembali gigi – gigi
gergaji yang sebelumnya yang telah pernah dikuak, dapat mengikuti sisa kuakan yang
ada, tetapi harus diingat bahwa penguakan dilakukan tetap selang satc, jangan diikuti
apabila kuakan yang dilakukan sebelumnya terdapat kesalahan. Besarnya kuakan
tergantung kepada penggunaan gergaji. Apabila gergaji tersebut akan dipakai untuk
mengergaji kayu yang basah, sebaiknya gigi gergaji diset lebih besar, sebaliknya bila
gigi gergaji diset lebih besar untuk mengergaji kayu kering maka harus menggunakan
kuakan yang kecil. Umumnya besar kuakan adalah 1 - 2x tebal daun gergaji,

ketepatannya dapat diperiksa dengan zigmat/mistar sorong. Tetapi yang penting


adalah setelah gigi gergaji dikuak, selama penggunaannya harus terdapat jarak antara
daun gergaji dengan dinding kayu yang digergaji ( clearance ) sama besar. Tinggi

kuakan jangan terlalu besar cukup atau tinggi gigi gergaji. Kuakan yang terlalu

tinggi akan mengakibatkan gigi – gigi cepat rusak ( patah ) dan akan bertambahnya
penggunaan tenaga yang besar sewaktu mengergaji.
Penjelasan:
Menyiwat = menguak = mengeset = membuka gigi gergaji.
1. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Saw set/alat penguak gigi gergaji. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji
yang dapat dipergunakan:
a. Plat penguak
b. Tang penguak
c. Pistol penguak
d. Landasan penguak ( anvil ) dan palu besi kecil ( cross plan hammer )
2. Penjepit gergaji ( saw vice )
Penjepit gergaji berfungsi sebagai pemegang gergaji selama peguakan
dilakukan. Dapat dipilih salah satu dari kedua macam ini, tergantung kepala
panjang/pendeknya gergaji tangan yang akan dikuak.
3. Sigmat/mistar sorong
Alat ini dipergunaka untuk memeriksa ketepatan besarnya kuakan gigi
gergaji.
4. Gergaji tangan yang telah dibersihkan bebas dari kotoran dan karat, siap gigi
– giginya untuk dkuak
II. PROSES MENYIWAK GIGI GERGAJI TANGAN
1. Memilih penjepit gergaji atau saw vice yang akan dipergunakan.
- Disarankan memilih saw vice yang lebih kecil yang terbuat dari besi,
apabila gergaji yang akan dikuak panjangnya 16 atau lebih pendek dan
memilih yang lebih besar terbuat dari bahan kayu, bila gergaji yang akan
dikuak panjangnnya lebih dari 16. Hal ini dimaksud untuk tercapainya
efektifitas kerja.
2. Menempatkan penjepit gergaji ( saw vice ) pada bangku kerja diklem dengan
klem bangku kerja/bench vice.
- Mengatur kedudukannya sehingga kokoh, ketinggian yang cukup dan
mudah untuk ditempati dan gergaji.
Catatan:
Apabila tidak tersedia penjepit gergaji seperti yang telah dijelaskan di atas,
kita dapat membuatnya dengan cara yang sederhana, yaitu menyiapkan dua
buah kayu berukuran lebih kurang 20 mm x 100 mm x 650 mm, kemudian
dibentuk seperti gambar berikut ini:
3. Memasang gergaji tangan pada penjepit gergaji.
Ditempatkan sedemikian rupa sehingga gigi – giginya berada lebih kurang 50
mm di atas puncak penjepit gergaji.
4. Mengencangkan kedudukan gergaji pada penjepitnya. Hal ini dilakukan agar
kedudukannya stabil dan gergaji tidak akan jatuh.
5. Memilih plat penguak, tang penguak atau pistol penguak.
- Untuk lebih terjamin ketepatan hasilnya disarankan memilih tang penguak
atau pistol penguak, karena alat – alat ini dilengkapi dengan angka
petunjuk yang tepat disesuaikan dengan ukuran gergaji, dan
penggunaannyapun sangat mudah.
- Bila memakai plat penguak, hasil siwaran gigi gergaji tidak terjamin
penuh ketepatannya, karena hal ini tergantung perasaan pekerja sewaktu
mengungkitkan plat penguak tersebut.
Catatan :
Apabila gergaji telah ditempatkan pada penjepit gergaji ( saw vice ) maka landasan
penguak ( anvil ) dan palu besi kecil tidak dapat digunakan, karena posisi gergaji
dala hal ini vertical dan tidak memerlukan pegangan tangan lagi.
6. Mengukur jumlah puncak gigi tiap satu inci dan menyetelkan angka yang
terdapat pada saw set, disesuaikan dengan jumlah puncak gigi gergaji tiap 1
inci.
- Apabila ternyata dalam 1 inci terdapat 6 puncak gigi maka landasan/anvil
pada saw set dapat distel sampai menunjukkan angka 6. Demikian juga
untuk jumlah – jumlah puncak gigi yang lain.
7. Mengencangkan hasil penyetelan saw set/penguak gergaji, dengan jalan
memutar murnya ke kanan dan harus dipelihara bahwa kedudukan angka
penunjuk tetap pada tempatnya, tidak bergerak lagi.
8. Menguak gigi – gigi gergaji dimulai dari salah satu gigi yang paling ujung,
dilakukan selang satu sampai seluruh gigi selesai dikuak dari satu sisi daun
gergaji.
- Melakukannya harus perlahan, hati – hati, teliti dan tidak boleh
mengungkitkan saw set, cukup diremas saja.
9. Membuka pengunci penjepit gergaji, melepaskan gergaji dan dibalikkannya
horizontal 180 derajat sehingga yang semula tempat ujung, sekarang menjadi
tempat tumit gergaji atau sebaliknya.
10. Menyetel kembali kedudukan gergaji pada saw vice dan menguncinya kembali
seperti semula.
11. Memulai kembali menguak gigi gergaji dari arah yang berlawanan dari arah
pertama, menggunakan saw set yang sama, terus dilakukan secara berangsur,
selang satu hingga penguakan selesai.
- Pelihara jangan sampai ada gigi gergaji yang tidak terkuak.
12. Memeriksa hasil siwaran/kuakan.
Memeriksa hasil kuakan dapat dilakukan dengan cara :
A. Dilihat langsung oleh mata dengan cara dibidik dari ujung gergaji dengan
posisi puncak – puncak gigi gergaji berada di atas. Langkah ini hanya
dapat menghasilkan pemeriksaan yang mendekati tepat, bila dilakukan
oleh orang yang terbiasa dan berpengalaman dalam hal penguakan gigi
gergaji.
B. Diperiksa dengan menggunakan mistar sorong/scuifmat.
- Rapatkan kedua mulut mistar sorong pada puncak gigi gergaji yang
dikuak dengan cara memiringkan posisi mistar sorong dan
mendorong rahang geraknya dengan ibu jari.
- Baca petunjuk skala ukuran.
- Melakukan pemeriksaan dilakukan pada seluruh gigi gergaji dengan
teliti, apabila ada beberapa gigi yang siwarannya tidak dapat diulangi
lagi penyiwarannya.
C. Dapat pula pemeriksaan hasil kuakan dengan menggunakan plat pemeriksa
yang terbuat dari plat besi tipis. Plat besi tipis dicowak seperti pada
gambar.
- Hasil kuakan diperiksa langsung besarnya terhadap permukaan daun
gergaji dilakukan satu persatu secara bergantian.
- Sisi tebal plat harus rapat betul pada dan gergaji, sementara hasil
kuakan menyentuh cowakan plat tersebut.
Tambahan :
Menyiwar menggunakan landasan peguak/anvil dan palu besi kecil, dapat
dilakukan sebagi berikut :
A. Menempatkan gergaji di atas anvil dan stel plat hentinya sampai gigi – gigi
gergajinya terproyeksi sejarak yang diperlukan berada pada sisi miring
( bevellededge ) anvilnya.
B. Memegang gergaji dengan baik di atas anvil, pukul dengan palu kecil gigi –
giginya perlahan secara bergiliran, sehingga gigi – gigi tersebut bengkok dan
merapat pada sisi miring anvil.
C. Menggeserkan gergaji seperlunya dan berangsur sepanjang landasan sehingga
seluruh gigi tersiwar semuanya. Setelah itu balikkan gergaji, tempatkan seperti
semula untuk menyiwar gigi – gigi gergaji yang belum tersiwar.

TES
1. Fungsi siwaran gig gergaji tangan adalah untuk
2. Besarnya kuakan gigi gergaji tangan adalah sebesar daun gergaji
3. Tinggi kuakan cukup
4. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji tangan, yaitu
1. …….
2. …….
3. …….
4. …….
5. Sebagai alat pemeriksaan hasil kuakan, kita dapat menggunakan

Bila pernyataan di bawah ini benar berilah huruf B, dan huruf S bila salah,
pada kontak disebelah kanan.

6. Selama menguak gigi gergaji, gergaji dipegang oleh saw vice


7. Bila gergaji dipegang dengan saw vice, maka alat yang digunakan untuk mengeset
gigi gergaji tersebut adalah landasan penguak/anvil.
8. Pisau penguak gigi gergaji dilengkapi dengan angka – angka penunjuk alat yang
dapat disesuaikan dengan ukuran gergaji ( jumlah puncak gigi tiap 1 inci ).
Berilah tanda tik pada jawaban yang paling tepat
9. Menguak gigi gergaji dilakukan apabila :
Gigi gergaji sudah tumpul
Kuakannya sudah tak nampak
Setiap kali hendak menajamkan
10. Mengencangkan kedudukan gergaji pada penjepitnya bertujuan agar :
Kedudukan gergaji stabil
Dapat mengeset dengan anvil
Bekerja menggunakan pistol penguak
C. MENAJAMKAN GIGI GERGAJI TANGAN
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat
1. Menjelaskan bentuk – bentuk penajaman gigi gergaji tangan pembelah, pemotong, dan
gergaji punggung.
2. Mengidentifikasi alat – alat perlengkapan yang diperlukan untuk menajamkan gigi gergaji.
3. Mendemonstrasikan proses penajaman gigi gergaji tangan.
4. Memeriksa hasil penajaman.

Informasi :
Daun gergaji yang sering digunakan akan cepat menjadi tumpul. Untuuk mengatasi hal ini
gigi gergaji harus ditajamkan dengan jalan dikikir. Sebelum gergaji ditajamkan, gigi gergaji
harus sikat lebih dahulu, agar hasil penajaman yang telah dilakukan tidak terganggu lagi.
Pengikiran gigi gergaji pembelah dilakukan dengan kikir segi tiga. Letak kikir harus tegak
lurus terhadap daun gergaji. Diwaktu menajamkan gigi gergaji pemotong, kedudukan kikir
harus serong terhadap dan gergaji sebesar 65⁰ - 70⁰, agar terdapat bidang miring ( bevel )
yang berfungsi sebagai penyayat serat – serat kayu. Bila gergaji akan dipergunakan untuk
memotong kayu keras, maka diperlukan sudut bevel yang besar ( bidang bevel yang sempit),
misalnya 70⁰. Melakukan penajaman gigi gergaji ini harus dilakukan dengan sangat teliti dan
hati – hati agar tidak mengubah bentuk gigi gergaji, dalam arti bahwa setelah gergaji selesai
ditajamkan harus tetap jelas bentuk gergaji pembelah atau pemotong yang tajam.

I. ALAT ALAT DAN BAHAN

Alat – alat yang dapat digunakan untuk menajamkan gigi gergaji tangan adalag seperti
terlihat pada gambar 1131 yaitu :
1. Penjepit daun gergaji ( saw vice )
2. Kikir besi bentuk segi tiga yang halus
3. Siku biasa tetap dan siku goyang/sliding T bevel squard
4. Busur derajat berkaki
5. Gergaji tangan pembelah, pemotong, atau gergaji punggung yang tumpul
6. Bahan kayu untuk mencoba hasil penajaman

II. PROSES MENAJAMKAN GIGI GERGAJI TANGAN


1. Menyiapkan gergaji yang akan ditajamkan.
Pilihlah 3 macam gergaji tangan, yaitu pembelah, pemotong, dan gergaji punggung yang
tumpul. Dalam pelajaran ini anda akan dituntut untuk dapat menajamkan ketiga macam
gergaji tersebut.
2. Menempatkan gergaji pada penjepit dengan pegangannya disebelah kanan dan gigi –
giginya berada disebelah atas.
- Dasar dari sudut cowakan gigi (gulet) hanya diperbolehkan 1/8 sampai 3/16 ( 3 mm
– 5 mm ) di atas sisi penjepit gergaji. Hal untuk menghindari terjadinya getaran yang
cukup besar
3. Memilih kikir segi tiga tirus yang ukurannya cocok dengan ukuran gergaji dan cukup
halus, tidak terlalu kasar. Pilihlah kikir tersebut sesuai dengan Tabel 1.
4. Meletakkan kikir pada cowakan gigi pertama dari sebelah kiri yang dikuak kedepan
( menjauhi kita ), dan ditempatkan pada punggung gigi dan di dorong ke muka

TABEL 1
Ukuran Ukuran
gergaji kikir

4 point / 6”
1” 7”
5 point / 1”

5 point /

1”
6 point / 1”
7 point / 1” 6” atau 7”
8 point /1 “

9 point / 1” 5 ” – 6”

10 point /
1”
5”
11 point /
1”
12 point /
1”
13 point /
4”
1”
14 point /
1”
4.1. Posisi kikir melintang dengan menggunakan sudut 90⁰ (tegak lurus) terhadap
daun gergaji, apabila gergaji yang ditajamkan itu adalah gergaji tangan pembelah.
Kedudukan kikir dapat dikontrol / diperiksa kesikuannya oleh siku biasa tetap.

Menempatkan kikir pada cowakan gigi ( gullet )


Posisi kikir melintang 90⁰ terhadap daun gergaji
4.2. Posisi kikir serong terhadap daun gergaji dengan bentuk sudut 65⁰ - 70⁰,
apabila gergaji yang ditajamkan itu adalah gergaji tangan pemotong. Kedudukan
kikir dapat dikontrol oleh siku 90⁰ yang sebelumnya telah distel dengan busur
derajat.
- Dapat dilakukan salah satu dari dua alternative ini, yaitu :
a. Apabila dimulai dengan menempatkan kikir, pegangannya menjauhi pegangan
gergaji, maka untuk mengikir bagian gigi yang berikutnya (sisi kedua) juga
harus menjauhi pegangan.
b. Apabila dimulai dengan menempatkan kikir, pegangannya menuju/mendekati
pegangan gergaji, maka untuk mengikir bagian gigi yang berikutnya (sisi
keduanya) harus menuju dan mendekati pengantar juga. Hal ini dimaksudkan
agar hasil penajaman sudut bevel gigi gergaji sama besar dari rata – rata.
4.3. Untuk menajamkan gigi gergaji punggung, maka posisi kikir diatur sehingga
menyudut antara 80⁰ - 90⁰. Kedudukan kikir dapat dikontrol oleh siku goyang yang
sebelumnya telah distel dengan busur derajat. Alasannya ialah, bahwa gergaji
punggung adalah gergaji yang dapat dipakai untuk mengergaji kayu baik membelah
ataupun memotong dan biasanya dipakai untuk pekerjaan halus dan kecil – kecil,
sehingga bentuk giginya sama seperti bentuk gigi gergaji pemotong dengan sudut
muka (rake angle) 15⁰ ke depan.
Penjelasan Pengikiran
- Tetapkan kedudukan kikir searah dengan cowakan gigi (gullet) jangan bergoyang
ke kiri atau ke kanan.
- Tekanan harus tetap sama pada waktu mengikir untuk semua gigi gergaji.
- Mengikir hanya diperkenankan pada waktu mendorong ke muka, artinya bahwa
sewaktu ditarik ke belakang, kikir tidak boleh menyentuh gigi gergaji.
- Sekali mendorong kikir, berarti kita telah mengikir setengah gigi ke sebelah kiri
dan setengah lagi ke sebelah kanan.
5. Melangkahi cowakan gigi ke sebelah kanan melanjutkan pengikiran sama seperti
langkah 4
6. Melanjutkan pengikiran sampai mencapai pegangan gergaji.
7. Bukalah gergaji dari penjepitnya kemudian putarlah sehingga pegangan gergaji
berada di sebelah kiri kemudian jepit kembali.
8. Meletakkan kikir dalam cowakan gigi/gullet pada punggung gigi yang dikuak
menjauhi kita dan dorong ke muka, dilakukan seperti langkah 2 dari ujung menuju
pegangan gergaji.
9. Melangkahi satu cowakan gigi ke kiri, ulangi seperti langkah 8 sampai pengikiran
mencapai pegangan gergaji.
10. Periksalah hasil penajaman/pengikiran dengan cara :
- Dilihat langsung apakah pada gigi – gigi gergaji masih terdapat sisa top joint,
bintik putih, bekas pengikiran yang bergelombang atau tidak. Bila sudah runcing
betul, bekas pengikiran rata, dan bentuk gigi gergaji itu sama, berarti kita telah
berhasil menajamkan gergaji tangan.
- Untuk meyakinkan ketajaman dapat juga dilakukan dengan cara diraba dengan
tangan. Apabila terasa tajam merata di seluruh gigi – gigi gergaji berarti gergaji
itu sudah tajam. Selanjutnya dapat diperiksakan pada instruktur.

D. MEMBERSIHKAN BRAM GIGI GERGAJI (SIDE DRESSING)

Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
1. Mengidentifikasikan alat – alat untuk membersihkan bram – bram gigi gergaji.
2. Menggunakan alat pembersih bram – bram sehingga semua gigi bersih dari bram.
3. Mendemonstrasikan cara membersihkan bram – bram gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan membersihkan bram – bram gigi gergaji ialah menghilangkan bram
– bram gigi gergaji yang sudah selesai diasah dengan kikir. Bram – bram gigi gergaji adalah
suatu serpihan – serpihan yang tertinggal pada gigi – gigi gergaji setelah gigi itu diasah
dengan kikir. Bram – bram itu harus dibersihkan atau dihilangkan, karena kalau tidak akan
merusak hasil potongan bilamana gergaji itu sudah diasah dengan kikir, maka sebelum
dipakai harus selalu dihilangkan dahulu bram – bramnya.
I. ALAT PEMBERSIH BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
Alat yang dapat dipergunakan untuk membersihkan atau menghilangkan bram gigi gergaji
adalah seperti terlihat pada gambar 1141 yaitu :
1. Sikat kawat baja.
2. Batu gosok segi empat.
Penjelasan :
a. Bila bram yang akan dibersihkan itu berbentuk serpihan – serpihan agak halus, maka
pakailah sikat kawat baja. Serpihan – serpihan yang kasar tidak dapat disikat dengan
kawat baja sampai bersih.
b. Bila bram yang akan dibersihkan agak kasar sehingga merupakan serpihan – serpihan
yang agak tebal, maka pakailah batu gosok yang berbentuk persegi empat panjang yang
biasa dipakai untuk mengasah mata keram atau pahat. Batu gosok selain dapat
menghilangkan bram, juga berfungsi untuk meratakan atau menyamakan kuakan gigi –
gigi, sehingga bilamana diantara gigi – gigi itu ada yang kuakannya lebih besar dari
yang lainnya akan dikurangi oleh batu gosok itu sehingga semua gigi akan sama
kuakannya.
II. PROSES PEMBERSIHAN BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
1. Menyiapkan gergaji tangan yang akan dibersihkan bramnya. Simpanlah gergaji itu
mendatar di atas bangku kerja dengan daun gergaji di atas suatu papan bantalan yang
lurus dan rata sehingga gigi – giginya rapat pada kayu bantalan.
2. Bila akan menggunakan sikat baja. Sikatlah gigi – gigi itu dengan arah dorongan
sikat melintang daun gergaji ( arah ke luar ) seperti terlihat pada gambar 1142
maksudnya arah dorongan sikat melintang daun gergaji yaitu agar bram langsung
keluar. Apabila arah memanjang mungkin jari akan terkena gigi gergaji.
3. Bila akan menggunakan batu gosok, simpanlah batu gosok di atas gigi gergaji
dengan panjang batu gosok searah dengan panjang daun gergaji. Gerakkan batu
asahan kea rah panjang daun gergaji dengan tekanan yang ringan sehingga bram –
bramnya hilang dan gigi yang dikuak lebih besar dari gigi – gigi yang lain.
4. Bila bramnya sudah hilang, balikkan daun gergaji itu dan bersihkan gigi – gigi pada
bidang ini dengan cara kerja seperti yang diuraikan di atas yaitu pada langkah dua
atau angka tiga tergantung alat pembersih yang digunakan.
5. Memeriksa hasil pekerjaan ini ada dua cara. Cara pertama dengan cara diraba
apakah semua bram sudah hilang. Bila pada suatu tempat masih ada bram maka
terasa ada sentuhan pada jari. Cara kedua ialah dengan cara dilihat pada gigi – gigi
yang bramnya masih tertinggal.
TES
1. Bram – bram gigi gergaji adalah
2. Kalau bram gigi gergaji tidak dibersihkan akan…
3. Membersihkan bram gigi – gigi gergaji dapat dilakukan dengan alat…
4. Membersihkan bram dengan batu gosok fungsinya ada dua macam yaitu
sebagai….dan sebagai…
Bila pernyataan di bawah ini benar, tulislah huruf B, dan huruf S bila salah pada
kotak disebelah kanan.
5. Bila membersihkan bram dengan menggunakan sikat kawat baja, gerakan – gerakan
sikat lebih baik searah dengan panjangnnya daun gergaji.
6. Bila membersihkan bram dengan menggunakan batu gosok, gerakan – gerakan batu
gosok lebih baik melintang terhadap panjangnya daun gergaji.
7. Cara memeriksa bahwa bram sudah hilang ialah hanya ada satu cara yaitu dengan
jalan diraba semua gigi sepanjang daun gergaji.

E. MERATAKAN DAN MELURUSKAN PUNCAK GIGI GERGAJI TANGAN


( TOP JOINT )

Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
1. Mengidentifikasi alat – alat untuk meratakan gigi gergaji.
2. Menggunakan alat – alat untuk meratakan dan meluruskan puncak gigi gergaji sehingga
semua gigi tingginya sama dan lurus.
3. Mendemonstrasikan cara meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji ialah
membuat lurus antara mata – mata gigi yang tidak rata sehingga sepanjang gigi – gigi gergaji
puncak – puncaknya kalau dilihat atau diperiksa dengan suatu alat akan merupakan suatu
garis lurus. Kalau gergaji tangan hanya diasah dan dikuak saja tanpa meratakan puncak –
puncak giginya, maka lama – kelamaan gigi – gigi tersebut akan membentuk suatu garis yang
lengkung atau suatu bidang yang cekung. Hal ini disebabkan karena pada waktu memakai
gergaji itu gigi – gigi yang bekerja hanya dibagian tengah saja sedangkan pada kedua ujung
dan tumitnya jarang mengenai kayu yang dipotong atau di belah. Untk menghindarkan
terjadinya lengkungan pada gigi – gigi gergaji tangan, maka disarankan agar tiap – tiap
menajamkan, puncak – puncak gigi itu harus diratakan sehingga antara puncak – puncak gigi
itu sepanjang gergaji akan merupakan suatu garis lurus dan tiap – tiap gigi akan selalu sama
tinggi. Disarankan juga bahwa pada waktu mendorong dan menarik daun gergaji diusahakan
agar sepanjang daun gergaji kena pada kayu pekerjaan sehingga semua gigi akan bekerja.
Dengan demikian semua gigi akan sama tumpulnya atau akan sama tajamnya. Sebaliknya
kalau memakai gergaji dengan dorongan pendek, maka yang bekerja hanya dibagian tengah
saja sehingga dibagian itu cepat tumpul. Sedangkan pada kedua ujungnya masih tetap tajam
dan puncak – puncak gigi akan membuat suatu garis lengkung seperti pada gambar 1211.
I. ALAT PERATA PUNCAK – PUNCAK GIGI GERGAJI

Alat – alat yang digunakan untuk meratakan puncak – puncak gigi gergaji adalah :
1. Kikir yang bentuknya persegi empat panjang yang telah dimaskkan pada rumah – rumah
kikir (file border) seperti terlihat pada gambar 1212. Rumah – rumah kikir terbuat dari
kayuu sepanjang kikir dan cukup besarnya sehingga enak dipegangnya pada saat
digunakan.
2. Penjepit daun gergaji (saw vice) yang gunanya untuk menjepit pada waktu sedang
diratakan. Penjepit itu dipasang pada bangku kerja dengan klem penjepit atau pada
ragam kerja bangku seperti terlihat pada gambar 1213.
3. Mistar lurus dari kayu atau besi yang gunanya untk memeriksa kelurusan hasil meratakan
puncak – puncak gigi yang cukup panjang tergantung panjang daun gergaji itu seperti
terlihat pada gambar 1214.

II. PROSES MERATAKAN PUNCAK – PUNCAK GIGI GERGAJI


1. Memilih daun gergaji yang sudah tumpul, tinggi giginya sudah tidak sama atau puncak –
puncak giginya sudah tidak lurus atau cekung untuk diasah sehingga gergaji tersebut
harus diratakan.
2. Memiliih penjepit daun gergaji dari besi atau dari kayu. Usahakan panjang penjepit itu
hampir sama dengan panjang daun gergaji yang akan diratakan giginya.
3. Memilih mistar lurus dari kayu atau besi salah satu sisinya lurus.
4. Menempatkan penjepit gergaji (saw vice) dengan cara diklem dengan klem bangku kerja
(bench vice).
5. Memasang gergaji tangan pada penjepit gergaji sehingga gigi – gigi gergaji berada
kurang lebih 3 cm di atas puncak penjepit gergaji seperti terlihat pada gambar 1215
Catatan :
Usahakan memasang daun gergaji pada penjepit gergaji itu jangan terlalu rendah misalnya
kurang dari 2 cm, karena nanti jari kita terganggu menyentuh pada penjepit gergaji.
6. Menempatkan kikir yang telah dimasukkan rumah – rumahnya di atas puncak – puncak
gigi dengan panjang kikir searah dengan panjang daun gergaji. Letak kikir tersebut harus
tegak lurus terhadap daun gergaji seperti terlihat pada gambar 1216. Bila kikir tidak
tegak lurus, maka hasil pengikiran akan miring, hal ini harus dihindarkan.
7. Peganglah rumah – rumah kikir dengan kedua tangan dengan ujung jari tangan kiri kena
pada bidang daun gergaji sehingga pada waktu kikir digerakkan sudut antara kikir
dengan daun gergaji akan tetap tegak lurus.
8. Dengan tekanan yang ringan, gerakkan kikir ke muka dan ke belakang sepanjang daun
gergaji sehingga puncak – puncak gigi tertinggi akan terkikir seperti pada gambar 1217.
Dorongan ke muka dan ke belakang itu terus dilakukan beberapa kali sampai hampir
semua gigi kena oleh kikir.
9. Memeriksa hasilnya dengan menumpangkan mistar lurus di atas gigi – gigi gergaji
seperti terlihat pada gambar 1218. Meratakan puncak gigi – gigi sudah selesai bilamana
waktu diperiksa semua mata / puncak gigi- gigi sudah kena kepala mistar lurus.
10. Mengulangi langkah 8 dan 9 di atas sampai semua gigi – gigi kena mistar lurus.
TES
1. Sebelum gergaji dikikir/ditajamkan, harus dikuak lebih dahulu dengan maksud agar…..
2. Bidang miring (bevel) gigi gergaji potong berfungsi sebagai….
3. Sewaktu menajamkan gigi gergaji pembelah, posisi kikir adalah….
4. Alat – alat yang dapat digunakan untuk menajamkan gigi gergaji adalah
1. …..
2. ……
3. ……
4. ……
5. ……
6. ……

Beri tanda tik ( ) pada jawaban yang tepat

5. Dasar sudut cowakan (gullet) gigi berada di atas atau sisi penjepit
1/8” – 3/6”
5 mm – 10 mm
1/16” – 3/8”
1 mm – 3 mm
6. Kikir segitiga lurus yang halus berukuran 7 inci, dapat digunakan untk menajamkan gigi
gergaji berukuran :
4 point – 5 point /1 inci
8 point – 9 point /1 inci
5 point – 10 point /1 inci
Lingkarilah huruf B bila pernyataan dibawah ini benar, dan lingkarilah huruf S bila salah.
7. B – S Mengikir hanya dilakukan sewaktu kikir didorong ke depan
8. B – S Sewaktu menajamkan gigi gergaji punggung kedudukan kikir serong terhadap
daun gergaji sebesar 60 derajat – 75 derajat.
9. B – S Sekali mendorongkan kikir, berarti kita telah menyelesaikan pingikiran satu gigi
penuh
10. B – S Memeriksa hasil pengikiran/penajaman dapat dilakukan dengan cara diraba.

F. MENGGUNAKAN PALU KAYU

Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
1. Mengidentifikasi macam – macam bentuk palu kayu.
2. Menjelaskan kegunaan palu kayu
3. Mendemonstrasikan penggunaan palu kayu.
Informasi :
Martil kayu/palu kayu (maller) seluruhnya terbuat dari kayu berkualitas baik, kenyal, tidak
mudah pecah dan keras. Palu kayu digunakan untuk memukul benda – benda yang bukan
besi atau baja misalnya untuk memukul tangkai pahat lubang sewaktu membuat lubang,
mengukir kayu atau sewaktu merakit/merangkai sambungan – sambungan kayu, pekerjaan
dan memukul permukaan yang sekiranya rusak bila dipukul dengan palu besi, maka badan
palu kayu itu dibentuk lengkung sedikit. Dan membentuk sudut tegak lurus terhadap sumbu
lengkungan tadi. Dapat pula bentuk permukaan palu dibuat rata dan seluas mungkin tetapi
kedudukannya serong terhadap tangkainya. Tangkai palu dibentuk tirus dari arah ujung
pemegang ke ujung mendekati kepala palu agar kepala palu tersebut dapat terpasang dengan
sebaik – baiknya.
I. MACAM – MACAM BENTUK PALU KAYU
- Palu kayu dengan kepala dibentuk sedikit lengkung.
- Palu kayu dengan bidang muka lebar dan serong terhadap tangkai.
II. BAHAN – BAHAN YANG AKAN DIKERJAKAN DENGAN MENGGUNAKAN
PALU KAYU
- Pahat lubang
- Beberapa kayu untuk disambungkan
- Kayu bantalan secukupnya
III. PROSES MENGGUNAKAN PALU KAYU
1. Menggunakan palu kayu pada pembuatan lubang
a. Menempatkan benda kerja pada bangku kerja sedemikian rupa sehingga cukup
stabil.
b. Memilih pahat lubang yang sesuai dengan besarnya lubang yang akan dibuat.
c. Menempatkan pahat sedemikian rupa pada lukisan lubang sesuai dengan ketentuan
d. Memegang tangkai palu kayu sedemikian rupa.
BAB V
MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI ALAT – ALAT TANGAN KERJA KAYU

C. MEMBERSIHKAN GERGAJI TANGAN


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat:
3. Menyebutkan alat – alat dan bahan pembersih gergaji tangan.
4. Mendemonstrasikan cara – cara membersihkan gergaji tangan.
Informasi :
Seperti alat – alat yang lainnya, gergaji yang sering digunakan akan kotor dan bahkan
mungkin tumpul atau rusak. Gergaji tangan harus selalu dibersihkan apabila hendak :
- Disimpan pada tempatnya setelah gergaji tersebut selesai digunakan.
- Diproses untuk dipelihara dan diperbaiki.
Oleh karena gergaji berfungsi untuk mengergaji kayu, maka seringkali gergaji
menjadi kotor akibat adanya getah kayu dan juga serbuk gergajian. Kadang – kadang
gergaji juga dapat menjadi kotor akibat adanya karat, terutama bila gergaji disimpan
pada tempat yang lembab, tidak dilumasi oli atau diperguunakan di lapangan dengan
mengabaikan kebersihan gergaji tersebut.
J. ALAT PEMBERSIH GERGAJI TANGAN
Alat – alat yang dapat digunakan untuk membersihkan kotoran pada gergaji
tangan adalah:
4. Kuas / sapu – sapu, untuk membersihkan debu, serbuk gergajian, dan kotoran
ringan lainnya.
5. Sikat kawat halus, untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji.

Alat – alat dan bahan pembersih


2. Minyak pembersih, 2. Air pembersih, 3. Oil, 4. Kuas, 5. Ampelas.

6. Lap kain atau majun, untuk membersihkan gergaji, setelah gergaji tersebut
sebelumnya digosok dengan sikat kawat halus. Pilihlah lap kain atau majun
yang baik, tidak luntur, tidak licin, kedap kotoran dan tidak mudah sobek.

Catatan :
Alat – alat tersebut di atas dapat digunakan untuk membersihkan alat pertukangan
kerja kayu, terutama apabila alat – alat tersebut dibersihkan setelah selesai
digunakan atau akan dipelihara dan diperbaiki.
II. BAHAN PEMBERSIH
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji dapat memakai bahan –
bahan seperti:
- Air bersih, untuk menghilangkan getah kayu yang menempel pada gergaji.
- Ampelas duco / kertas gosok halus, untuk menghilangkan karat atau kotoran
lainnya.
- Minyak tanah atau minyak cat, sebagai bahan pelarut kotoran.
- Oli mesin, sebagai bahan pelumas dan dapat mencegah gergaji atau alat – alat
logam lainnya dari karat.
III. PROSES MEMBERSIHKAN GERGAJI TANGAN
6. Memilih gergaji tangan yang kotor atau tumpul kemudian simpan di atas bangku
kerja.
7. Memilih alat – alat dan bahan pembersih yang diperlukan untuk membersihkan
gergaji tangan.
8. Memegang handle gergaji dengan tangan kiri dan membersihkan gergaji dengan
hati – hati dan teliti.
8.1. Menyapukan kuas untuk menghilangkan debu atau serbuk gergaji. Hati
– hati tangan anda jangan sampai tergores oleh gigi – gigi gergaji.
8.2. Bila terdapat getah kayu pada gergaji, gosoklah dengan lap / majun
basah / berair sampai getah – getahnya menglulang. Selanjutnya bersihkan
dengan lap/majun kering hingga gergaji tersebut kering.
8.3. Celupkan sikat kawat halus thinner, minyak cat, minyak tanah,
kemudian gosoklah gergaji dengan sikat kawat berminyak sampai semua
kotoran dan karat menghilang
8.4. Apabila masih terdapat kotoran/ karat yang tidak dapat dibersihkan
dengan sikat kawat, maka gosoklah dengan ampelas duco / kertas gosok halus.
8.5. Selanjutnya celupkan kertas gosok pada thinner atau minyak tanah
kemudian gosokkan kembali pada seluruh permukaan daun gergaji hingga
merata.
8.6. Menyelupkan lap/majun kering pada thinner atau minyak tanah dan
gosokka pada gergaji yang telah digosok oleh ampelas duco tadi perlahan –
lahan.
8.7. Menggosok gergaji dengan lap kering sampai semua permukaannya
bersih dan kering.
9. Melumasi gergaji dengan oli.
- Tuangkan oli can dan oli secukupnya, jangan terlalu banyak dan jangan
sampai tercecer ke lantai
10. Gosok kembali gergaji ini dengan lap kering dan bersih gergaji bersih dan
mengandung sedikit oli, hal ini dimaksudkan agar gergaji tidak mudah berkarat.

TES
11. Gergaji tangan harus selalu dibersihkan apabila hendak
12. Seringkali gergaji menjadi kotor akibat adanya dan
13. Gergaji dapat berkarat terutama apabila:
b.
b.
c.

Berilah tanda pada jawaban yang tepat.

14. Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gergaji seperti karat,
getah, dan sebaginya kita pergunakan
d. Kuas/sapu – sapu
e. Sikat kawat halus
f. Lap kain atau majun
15. Sebagai bahan pelumas kita gunakan:
d. Olie
e. Thinner
f. Minyak tanah
16. Bila terdapat getah kayu pada gergaji, gosoklah dengan… sampai getah –
getah tersebut hilang.
17. Apabila masih terdapat kotoran /karat yang tidak dapat dibersihkan dengan
sikat kawat, maka gosoklah dengan
18. Celupkan kertas gosok pada…. atau …..kemudian gosokkan kembali pada
seluruh permukaan daun gergaji hingga merata
19. Langkah terakhir dari membersihkan gergaji ialah dengan…
20. Tujuan melumasi dengan olie adalah agar gergaji….

D. MENYIWAR GIGI GERGAJI TANGAN


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat:
4. Mengidentifikasi alat – alat untuk menyiwar gigi gergaji tangan.
5. Menggunakan alat pengeset gigi gergaji dengan tepat sesuai dengan petunjuk.
6. Mendemonstrasikan cara menyiwar gigi gergaji tangan.
Informasi:
Untuk menghindari terjepitnya/macetnya gergaji sewaktu dipergunakan, maka gigi –
gigi gergaji tersebut harus dikuak ( diset ) ke kiri dan ke kanan selang satu sama
besar. Penguakan dilakukan apabila gigi – gigi gergaji tersebut benar – benar sudah
tidak nampak kuakanny. Tidak setiap kali akan mengasah/mengikir, gigi gergaji harus
dikuak, apabila kita menguak gigi gergaji sebelumnya tak pernah dikuak, dapat
memulainya dari salah satu gigi yang paling ujung kearah mana saja asalkan
selanjutnya dilakukan dengan sangat teliti dan tidak boleh ada dua buah gigi atau
lebih dikuak kea rah yang sama pada satu kelompok. Menguak kembali gigi – gigi
gergaji yang sebelumnya yang telah pernah dikuak, dapat mengikuti sisa kuakan yang
ada, tetapi harus diingat bahwa penguakan dilakukan tetap selang satc, jangan diikuti
apabila kuakan yang dilakukan sebelumnya terdapat kesalahan. Besarnya kuakan
tergantung kepada penggunaan gergaji. Apabila gergaji tersebut akan dipakai untuk
mengergaji kayu yang basah, sebaiknya gigi gergaji diset lebih besar, sebaliknya bila
gigi gergaji diset lebih besar untuk mengergaji kayu kering maka harus menggunakan

kuakan yang kecil. Umumnya besar kuakan adalah 1 - 2x tebal daun gergaji,

ketepatannya dapat diperiksa dengan zigmat/mistar sorong. Tetapi yang penting


adalah setelah gigi gergaji dikuak, selama penggunaannya harus terdapat jarak antara
daun gergaji dengan dinding kayu yang digergaji ( clearance ) sama besar. Tinggi

kuakan jangan terlalu besar cukup atau tinggi gigi gergaji. Kuakan yang terlalu

tinggi akan mengakibatkan gigi – gigi cepat rusak ( patah ) dan akan bertambahnya
penggunaan tenaga yang besar sewaktu mengergaji.
Penjelasan:
Menyiwat = menguak = mengeset = membuka gigi gergaji.
2. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
5. Saw set/alat penguak gigi gergaji. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji
yang dapat dipergunakan:
e. Plat penguak
f. Tang penguak
g. Pistol penguak
h. Landasan penguak ( anvil ) dan palu besi kecil ( cross plan hammer )
6. Penjepit gergaji ( saw vice )
Penjepit gergaji berfungsi sebagai pemegang gergaji selama peguakan
dilakukan. Dapat dipilih salah satu dari kedua macam ini, tergantung kepala
panjang/pendeknya gergaji tangan yang akan dikuak.
7. Sigmat/mistar sorong
Alat ini dipergunaka untuk memeriksa ketepatan besarnya kuakan gigi
gergaji.
8. Gergaji tangan yang telah dibersihkan bebas dari kotoran dan karat, siap gigi
– giginya untuk dkuak
II. PROSES MENYIWAK GIGI GERGAJI TANGAN
13. Memilih penjepit gergaji atau saw vice yang akan dipergunakan.
- Disarankan memilih saw vice yang lebih kecil yang terbuat dari besi,
apabila gergaji yang akan dikuak panjangnya 16 atau lebih pendek dan
memilih yang lebih besar terbuat dari bahan kayu, bila gergaji yang akan
dikuak panjangnnya lebih dari 16. Hal ini dimaksud untuk tercapainya
efektifitas kerja.
14. Menempatkan penjepit gergaji ( saw vice ) pada bangku kerja diklem dengan
klem bangku kerja/bench vice.
- Mengatur kedudukannya sehingga kokoh, ketinggian yang cukup dan
mudah untuk ditempati dan gergaji.
Catatan:
Apabila tidak tersedia penjepit gergaji seperti yang telah dijelaskan di atas,
kita dapat membuatnya dengan cara yang sederhana, yaitu menyiapkan dua
buah kayu berukuran lebih kurang 20 mm x 100 mm x 650 mm, kemudian
dibentuk seperti gambar berikut ini:
15. Memasang gergaji tangan pada penjepit gergaji.
Ditempatkan sedemikian rupa sehingga gigi – giginya berada lebih kurang 50
mm di atas puncak penjepit gergaji.
16. Mengencangkan kedudukan gergaji pada penjepitnya. Hal ini dilakukan agar
kedudukannya stabil dan gergaji tidak akan jatuh.
17. Memilih plat penguak, tang penguak atau pistol penguak.
- Untuk lebih terjamin ketepatan hasilnya disarankan memilih tang penguak
atau pistol penguak, karena alat – alat ini dilengkapi dengan angka
petunjuk yang tepat disesuaikan dengan ukuran gergaji, dan
penggunaannyapun sangat mudah.
- Bila memakai plat penguak, hasil siwaran gigi gergaji tidak terjamin
penuh ketepatannya, karena hal ini tergantung perasaan pekerja sewaktu
mengungkitkan plat penguak tersebut.
Catatan :
Apabila gergaji telah ditempatkan pada penjepit gergaji ( saw vice ) maka landasan
penguak ( anvil ) dan palu besi kecil tidak dapat digunakan, karena posisi gergaji
dala hal ini vertical dan tidak memerlukan pegangan tangan lagi.
18. Mengukur jumlah puncak gigi tiap satu inci dan menyetelkan angka yang
terdapat pada saw set, disesuaikan dengan jumlah puncak gigi gergaji tiap 1
inci.
- Apabila ternyata dalam 1 inci terdapat 6 puncak gigi maka landasan/anvil
pada saw set dapat distel sampai menunjukkan angka 6. Demikian juga
untuk jumlah – jumlah puncak gigi yang lain.
19. Mengencangkan hasil penyetelan saw set/penguak gergaji, dengan jalan
memutar murnya ke kanan dan harus dipelihara bahwa kedudukan angka
penunjuk tetap pada tempatnya, tidak bergerak lagi.
20. Menguak gigi – gigi gergaji dimulai dari salah satu gigi yang paling ujung,
dilakukan selang satu sampai seluruh gigi selesai dikuak dari satu sisi daun
gergaji.
- Melakukannya harus perlahan, hati – hati, teliti dan tidak boleh
mengungkitkan saw set, cukup diremas saja.
21. Membuka pengunci penjepit gergaji, melepaskan gergaji dan dibalikkannya
horizontal 180 derajat sehingga yang semula tempat ujung, sekarang menjadi
tempat tumit gergaji atau sebaliknya.
22. Menyetel kembali kedudukan gergaji pada saw vice dan menguncinya kembali
seperti semula.
23. Memulai kembali menguak gigi gergaji dari arah yang berlawanan dari arah
pertama, menggunakan saw set yang sama, terus dilakukan secara berangsur,
selang satu hingga penguakan selesai.
- Pelihara jangan sampai ada gigi gergaji yang tidak terkuak.
24. Memeriksa hasil siwaran/kuakan.
Memeriksa hasil kuakan dapat dilakukan dengan cara :
D. Dilihat langsung oleh mata dengan cara dibidik dari ujung gergaji dengan
posisi puncak – puncak gigi gergaji berada di atas. Langkah ini hanya
dapat menghasilkan pemeriksaan yang mendekati tepat, bila dilakukan
oleh orang yang terbiasa dan berpengalaman dalam hal penguakan gigi
gergaji.
E. Diperiksa dengan menggunakan mistar sorong/scuifmat.
- Rapatkan kedua mulut mistar sorong pada puncak gigi gergaji yang
dikuak dengan cara memiringkan posisi mistar sorong dan
mendorong rahang geraknya dengan ibu jari.
- Baca petunjuk skala ukuran.
- Melakukan pemeriksaan dilakukan pada seluruh gigi gergaji dengan
teliti, apabila ada beberapa gigi yang siwarannya tidak dapat diulangi
lagi penyiwarannya.
F. Dapat pula pemeriksaan hasil kuakan dengan menggunakan plat pemeriksa
yang terbuat dari plat besi tipis. Plat besi tipis dicowak seperti pada
gambar.
- Hasil kuakan diperiksa langsung besarnya terhadap permukaan daun
gergaji dilakukan satu persatu secara bergantian.
- Sisi tebal plat harus rapat betul pada dan gergaji, sementara hasil
kuakan menyentuh cowakan plat tersebut.
Tambahan :
Menyiwar menggunakan landasan peguak/anvil dan palu besi kecil, dapat
dilakukan sebagi berikut :
G. Menempatkan gergaji di atas anvil dan stel plat hentinya sampai gigi – gigi
gergajinya terproyeksi sejarak yang diperlukan berada pada sisi miring
( bevellededge ) anvilnya.
H. Memegang gergaji dengan baik di atas anvil, pukul dengan palu kecil gigi –
giginya perlahan secara bergiliran, sehingga gigi – gigi tersebut bengkok dan
merapat pada sisi miring anvil.
I. Menggeserkan gergaji seperlunya dan berangsur sepanjang landasan sehingga
seluruh gigi tersiwar semuanya. Setelah itu balikkan gergaji, tempatkan seperti
semula untuk menyiwar gigi – gigi gergaji yang belum tersiwar.

TES
5. Fungsi siwaran gig gergaji tangan adalah untuk
6. Besarnya kuakan gigi gergaji tangan adalah sebesar daun gergaji
7. Tinggi kuakan cukup
8. Ada 4 macam alat penguak gigi gergaji tangan, yaitu
11. …….
12. …….
13. …….
14. …….
15. Sebagai alat pemeriksaan hasil kuakan, kita dapat menggunakan

Bila pernyataan di bawah ini benar berilah huruf B, dan huruf S bila salah,
pada kontak disebelah kanan.

16. Selama menguak gigi gergaji, gergaji dipegang oleh saw vice
17. Bila gergaji dipegang dengan saw vice, maka alat yang digunakan untuk mengeset
gigi gergaji tersebut adalah landasan penguak/anvil.
18. Pisau penguak gigi gergaji dilengkapi dengan angka – angka penunjuk alat yang
dapat disesuaikan dengan ukuran gergaji ( jumlah puncak gigi tiap 1 inci ).
Berilah tanda tik pada jawaban yang paling tepat
19. Menguak gigi gergaji dilakukan apabila :
Gigi gergaji sudah tumpul
Kuakannya sudah tak nampak
Setiap kali hendak menajamkan
20. Mengencangkan kedudukan gergaji pada penjepitnya bertujuan agar :
Kedudukan gergaji stabil
Dapat mengeset dengan anvil
Bekerja menggunakan pistol penguak
C. MENAJAMKAN GIGI GERGAJI TANGAN
Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat
5. Menjelaskan bentuk – bentuk penajaman gigi gergaji tangan pembelah, pemotong, dan
gergaji punggung.
6. Mengidentifikasi alat – alat perlengkapan yang diperlukan untuk menajamkan gigi gergaji.
7. Mendemonstrasikan proses penajaman gigi gergaji tangan.
8. Memeriksa hasil penajaman.

Informasi :
Daun gergaji yang sering digunakan akan cepat menjadi tumpul. Untuuk mengatasi hal ini
gigi gergaji harus ditajamkan dengan jalan dikikir. Sebelum gergaji ditajamkan, gigi gergaji
harus sikat lebih dahulu, agar hasil penajaman yang telah dilakukan tidak terganggu lagi.
Pengikiran gigi gergaji pembelah dilakukan dengan kikir segi tiga. Letak kikir harus tegak
lurus terhadap daun gergaji. Diwaktu menajamkan gigi gergaji pemotong, kedudukan kikir
harus serong terhadap dan gergaji sebesar 65⁰ - 70⁰, agar terdapat bidang miring ( bevel )
yang berfungsi sebagai penyayat serat – serat kayu. Bila gergaji akan dipergunakan untuk
memotong kayu keras, maka diperlukan sudut bevel yang besar ( bidang bevel yang sempit),
misalnya 70⁰. Melakukan penajaman gigi gergaji ini harus dilakukan dengan sangat teliti dan
hati – hati agar tidak mengubah bentuk gigi gergaji, dalam arti bahwa setelah gergaji selesai
ditajamkan harus tetap jelas bentuk gergaji pembelah atau pemotong yang tajam.

III. ALAT ALAT DAN BAHAN

Alat – alat yang dapat digunakan untuk menajamkan gigi gergaji tangan adalag seperti
terlihat pada gambar 1131 yaitu :
7. Penjepit daun gergaji ( saw vice )
8. Kikir besi bentuk segi tiga yang halus
9. Siku biasa tetap dan siku goyang/sliding T bevel squard
10. Busur derajat berkaki
11. Gergaji tangan pembelah, pemotong, atau gergaji punggung yang tumpul
12. Bahan kayu untuk mencoba hasil penajaman

IV. PROSES MENAJAMKAN GIGI GERGAJI TANGAN


11. Menyiapkan gergaji yang akan ditajamkan.
Pilihlah 3 macam gergaji tangan, yaitu pembelah, pemotong, dan gergaji punggung yang
tumpul. Dalam pelajaran ini anda akan dituntut untuk dapat menajamkan ketiga macam
gergaji tersebut.
12. Menempatkan gergaji pada penjepit dengan pegangannya disebelah kanan dan gigi –
giginya berada disebelah atas.
- Dasar dari sudut cowakan gigi (gulet) hanya diperbolehkan 1/8 sampai 3/16 ( 3 mm
– 5 mm ) di atas sisi penjepit gergaji. Hal untuk menghindari terjadinya getaran yang
cukup besar
13. Memilih kikir segi tiga tirus yang ukurannya cocok dengan ukuran gergaji dan cukup
halus, tidak terlalu kasar. Pilihlah kikir tersebut sesuai dengan Tabel 1.
14. Meletakkan kikir pada cowakan gigi pertama dari sebelah kiri yang dikuak kedepan
( menjauhi kita ), dan ditempatkan pada punggung gigi dan di dorong ke muka
TABEL 1

Ukuran Ukuran
gergaji kikir

4 point / 6”
1” 7”
5 point / 1”

5 point /

1”
6 point / 1”
7 point / 1” 6” atau 7”
8 point /1 “

9 point / 1” 5 ” – 6”

10 point /
1”
5”
11 point /
1”
12 point /
1”
13 point /
4”
1”
14 point /
1”
14.1. Posisi kikir melintang dengan menggunakan sudut 90⁰ (tegak lurus) terhadap
daun gergaji, apabila gergaji yang ditajamkan itu adalah gergaji tangan pembelah.
Kedudukan kikir dapat dikontrol / diperiksa kesikuannya oleh siku biasa tetap.

Menempatkan kikir pada cowakan gigi ( gullet )


Posisi kikir melintang 90⁰ terhadap daun gergaji
14.2. Posisi kikir serong terhadap daun gergaji dengan bentuk sudut 65⁰ - 70⁰,
apabila gergaji yang ditajamkan itu adalah gergaji tangan pemotong. Kedudukan
kikir dapat dikontrol oleh siku 90⁰ yang sebelumnya telah distel dengan busur
derajat.
- Dapat dilakukan salah satu dari dua alternative ini, yaitu :
c. Apabila dimulai dengan menempatkan kikir, pegangannya menjauhi pegangan
gergaji, maka untuk mengikir bagian gigi yang berikutnya (sisi kedua) juga
harus menjauhi pegangan.
d. Apabila dimulai dengan menempatkan kikir, pegangannya menuju/mendekati
pegangan gergaji, maka untuk mengikir bagian gigi yang berikutnya (sisi
keduanya) harus menuju dan mendekati pengantar juga. Hal ini dimaksudkan
agar hasil penajaman sudut bevel gigi gergaji sama besar dari rata – rata.
14.3. Untuk menajamkan gigi gergaji punggung, maka posisi kikir diatur sehingga
menyudut antara 80⁰ - 90⁰. Kedudukan kikir dapat dikontrol oleh siku goyang yang
sebelumnya telah distel dengan busur derajat. Alasannya ialah, bahwa gergaji
punggung adalah gergaji yang dapat dipakai untuk mengergaji kayu baik membelah
ataupun memotong dan biasanya dipakai untuk pekerjaan halus dan kecil – kecil,
sehingga bentuk giginya sama seperti bentuk gigi gergaji pemotong dengan sudut
muka (rake angle) 15⁰ ke depan.
Penjelasan Pengikiran
- Tetapkan kedudukan kikir searah dengan cowakan gigi (gullet) jangan bergoyang
ke kiri atau ke kanan.
- Tekanan harus tetap sama pada waktu mengikir untuk semua gigi gergaji.
- Mengikir hanya diperkenankan pada waktu mendorong ke muka, artinya bahwa
sewaktu ditarik ke belakang, kikir tidak boleh menyentuh gigi gergaji.
- Sekali mendorong kikir, berarti kita telah mengikir setengah gigi ke sebelah kiri
dan setengah lagi ke sebelah kanan.
15. Melangkahi cowakan gigi ke sebelah kanan melanjutkan pengikiran sama seperti
langkah 4
16. Melanjutkan pengikiran sampai mencapai pegangan gergaji.
17. Bukalah gergaji dari penjepitnya kemudian putarlah sehingga pegangan gergaji
berada di sebelah kiri kemudian jepit kembali.
18. Meletakkan kikir dalam cowakan gigi/gullet pada punggung gigi yang dikuak
menjauhi kita dan dorong ke muka, dilakukan seperti langkah 2 dari ujung menuju
pegangan gergaji.
19. Melangkahi satu cowakan gigi ke kiri, ulangi seperti langkah 8 sampai pengikiran
mencapai pegangan gergaji.
20. Periksalah hasil penajaman/pengikiran dengan cara :
- Dilihat langsung apakah pada gigi – gigi gergaji masih terdapat sisa top joint,
bintik putih, bekas pengikiran yang bergelombang atau tidak. Bila sudah runcing
betul, bekas pengikiran rata, dan bentuk gigi gergaji itu sama, berarti kita telah
berhasil menajamkan gergaji tangan.
- Untuk meyakinkan ketajaman dapat juga dilakukan dengan cara diraba dengan
tangan. Apabila terasa tajam merata di seluruh gigi – gigi gergaji berarti gergaji
itu sudah tajam. Selanjutnya dapat diperiksakan pada instruktur.

J. MEMBERSIHKAN BRAM GIGI GERGAJI (SIDE DRESSING)

Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
4. Mengidentifikasikan alat – alat untuk membersihkan bram – bram gigi gergaji.
5. Menggunakan alat pembersih bram – bram sehingga semua gigi bersih dari bram.
6. Mendemonstrasikan cara membersihkan bram – bram gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan membersihkan bram – bram gigi gergaji ialah menghilangkan bram
– bram gigi gergaji yang sudah selesai diasah dengan kikir. Bram – bram gigi gergaji adalah
suatu serpihan – serpihan yang tertinggal pada gigi – gigi gergaji setelah gigi itu diasah
dengan kikir. Bram – bram itu harus dibersihkan atau dihilangkan, karena kalau tidak akan
merusak hasil potongan bilamana gergaji itu sudah diasah dengan kikir, maka sebelum
dipakai harus selalu dihilangkan dahulu bram – bramnya.
III. ALAT PEMBERSIH BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
Alat yang dapat dipergunakan untuk membersihkan atau menghilangkan bram gigi gergaji
adalah seperti terlihat pada gambar 1141 yaitu :
3. Sikat kawat baja.
4. Batu gosok segi empat.
Penjelasan :
c. Bila bram yang akan dibersihkan itu berbentuk serpihan – serpihan agak halus, maka
pakailah sikat kawat baja. Serpihan – serpihan yang kasar tidak dapat disikat dengan
kawat baja sampai bersih.
d. Bila bram yang akan dibersihkan agak kasar sehingga merupakan serpihan – serpihan
yang agak tebal, maka pakailah batu gosok yang berbentuk persegi empat panjang yang
biasa dipakai untuk mengasah mata keram atau pahat. Batu gosok selain dapat
menghilangkan bram, juga berfungsi untuk meratakan atau menyamakan kuakan gigi –
gigi, sehingga bilamana diantara gigi – gigi itu ada yang kuakannya lebih besar dari
yang lainnya akan dikurangi oleh batu gosok itu sehingga semua gigi akan sama
kuakannya.
IV. PROSES PEMBERSIHAN BRAM – BRAM GIGI GERGAJI
6. Menyiapkan gergaji tangan yang akan dibersihkan bramnya. Simpanlah gergaji itu
mendatar di atas bangku kerja dengan daun gergaji di atas suatu papan bantalan yang
lurus dan rata sehingga gigi – giginya rapat pada kayu bantalan.
7. Bila akan menggunakan sikat baja. Sikatlah gigi – gigi itu dengan arah dorongan
sikat melintang daun gergaji ( arah ke luar ) seperti terlihat pada gambar 1142
maksudnya arah dorongan sikat melintang daun gergaji yaitu agar bram langsung
keluar. Apabila arah memanjang mungkin jari akan terkena gigi gergaji.
8. Bila akan menggunakan batu gosok, simpanlah batu gosok di atas gigi gergaji
dengan panjang batu gosok searah dengan panjang daun gergaji. Gerakkan batu
asahan kea rah panjang daun gergaji dengan tekanan yang ringan sehingga bram –
bramnya hilang dan gigi yang dikuak lebih besar dari gigi – gigi yang lain.
9. Bila bramnya sudah hilang, balikkan daun gergaji itu dan bersihkan gigi – gigi pada
bidang ini dengan cara kerja seperti yang diuraikan di atas yaitu pada langkah dua
atau angka tiga tergantung alat pembersih yang digunakan.
10. Memeriksa hasil pekerjaan ini ada dua cara. Cara pertama dengan cara diraba
apakah semua bram sudah hilang. Bila pada suatu tempat masih ada bram maka
terasa ada sentuhan pada jari. Cara kedua ialah dengan cara dilihat pada gigi – gigi
yang bramnya masih tertinggal.
TES
8. Bram – bram gigi gergaji adalah
9. Kalau bram gigi gergaji tidak dibersihkan akan…
10. Membersihkan bram gigi – gigi gergaji dapat dilakukan dengan alat…
11. Membersihkan bram dengan batu gosok fungsinya ada dua macam yaitu
sebagai….dan sebagai…
Bila pernyataan di bawah ini benar, tulislah huruf B, dan huruf S bila salah pada
kotak disebelah kanan.
12. Bila membersihkan bram dengan menggunakan sikat kawat baja, gerakan – gerakan
sikat lebih baik searah dengan panjangnnya daun gergaji.
13. Bila membersihkan bram dengan menggunakan batu gosok, gerakan – gerakan batu
gosok lebih baik melintang terhadap panjangnya daun gergaji.
14. Cara memeriksa bahwa bram sudah hilang ialah hanya ada satu cara yaitu dengan
jalan diraba semua gigi sepanjang daun gergaji.

K. MERATAKAN DAN MELURUSKAN PUNCAK GIGI GERGAJI TANGAN


( TOP JOINT )

Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa dapat :
4. Mengidentifikasi alat – alat untuk meratakan gigi gergaji.
5. Menggunakan alat – alat untuk meratakan dan meluruskan puncak gigi gergaji sehingga
semua gigi tingginya sama dan lurus.
6. Mendemonstrasikan cara meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji.
Informasi :
Yang dimaksud dengan meratakan dan meluruskan puncak – puncak gigi gergaji ialah
membuat lurus antara mata – mata gigi yang tidak rata sehingga sepanjang gigi – gigi gergaji
puncak – puncaknya kalau dilihat atau diperiksa dengan suatu alat akan merupakan suatu
garis lurus. Kalau gergaji tangan hanya diasah dan dikuak saja tanpa meratakan puncak –
puncak giginya, maka lama – kelamaan gigi – gigi tersebut akan membentuk suatu garis yang
lengkung atau suatu bidang yang cekung. Hal ini disebabkan karena pada waktu memakai
gergaji itu gigi – gigi yang bekerja hanya dibagian tengah saja sedangkan pada kedua ujung
dan tumitnya jarang mengenai kayu yang dipotong atau di belah. Untk menghindarkan
terjadinya lengkungan pada gigi – gigi gergaji tangan, maka disarankan agar tiap – tiap
menajamkan, puncak – puncak gigi itu harus diratakan sehingga antara puncak – puncak gigi
itu sepanjang gergaji akan merupakan suatu garis lurus dan tiap – tiap gigi akan selalu sama
tinggi. Disarankan juga bahwa pada waktu mendorong dan menarik daun gergaji diusahakan
agar sepanjang daun gergaji kena pada kayu pekerjaan sehingga semua gigi akan bekerja.
Dengan demikian semua gigi akan sama tumpulnya atau akan sama tajamnya. Sebaliknya
kalau memakai gergaji dengan dorongan pendek, maka yang bekerja hanya dibagian tengah
saja sehingga dibagian itu cepat tumpul. Sedangkan pada kedua ujungnya masih tetap tajam
dan puncak – puncak gigi akan membuat suatu garis lengkung seperti pada gambar 1211.
J. ALAT PERATA PUNCAK – PUNCAK GIGI GERGAJI

Alat – alat yang digunakan untuk meratakan puncak – puncak gigi gergaji adalah :
4. Kikir yang bentuknya persegi empat panjang yang telah dimaskkan pada rumah – rumah
kikir (file border) seperti terlihat pada gambar 1212. Rumah – rumah kikir terbuat dari
kayuu sepanjang kikir dan cukup besarnya sehingga enak dipegangnya pada saat
digunakan.
5. Penjepit daun gergaji (saw vice) yang gunanya untuk menjepit pada waktu sedang
diratakan. Penjepit itu dipasang pada bangku kerja dengan klem penjepit atau pada
ragam kerja bangku seperti terlihat pada gambar 1213.
6. Mistar lurus dari kayu atau besi yang gunanya untk memeriksa kelurusan hasil meratakan
puncak – puncak gigi yang cukup panjang tergantung panjang daun gergaji itu seperti
terlihat pada gambar 1214.

II. PROSES MERATAKAN PUNCAK – PUNCAK GIGI GERGAJI


11. Memilih daun gergaji yang sudah tumpul, tinggi giginya sudah tidak sama atau puncak –
puncak giginya sudah tidak lurus atau cekung untuk diasah sehingga gergaji tersebut
harus diratakan.
12. Memiliih penjepit daun gergaji dari besi atau dari kayu. Usahakan panjang penjepit itu
hampir sama dengan panjang daun gergaji yang akan diratakan giginya.
13. Memilih mistar lurus dari kayu atau besi salah satu sisinya lurus.
14. Menempatkan penjepit gergaji (saw vice) dengan cara diklem dengan klem bangku kerja
(bench vice).
15. Memasang gergaji tangan pada penjepit gergaji sehingga gigi – gigi gergaji berada
kurang lebih 3 cm di atas puncak penjepit gergaji seperti terlihat pada gambar 1215
Catatan :
Usahakan memasang daun gergaji pada penjepit gergaji itu jangan terlalu rendah misalnya
kurang dari 2 cm, karena nanti jari kita terganggu menyentuh pada penjepit gergaji.
16. Menempatkan kikir yang telah dimasukkan rumah – rumahnya di atas puncak – puncak
gigi dengan panjang kikir searah dengan panjang daun gergaji. Letak kikir tersebut harus
tegak lurus terhadap daun gergaji seperti terlihat pada gambar 1216. Bila kikir tidak
tegak lurus, maka hasil pengikiran akan miring, hal ini harus dihindarkan.
17. Peganglah rumah – rumah kikir dengan kedua tangan dengan ujung jari tangan kiri kena
pada bidang daun gergaji sehingga pada waktu kikir digerakkan sudut antara kikir
dengan daun gergaji akan tetap tegak lurus.
18. Dengan tekanan yang ringan, gerakkan kikir ke muka dan ke belakang sepanjang daun
gergaji sehingga puncak – puncak gigi tertinggi akan terkikir seperti pada gambar 1217.
Dorongan ke muka dan ke belakang itu terus dilakukan beberapa kali sampai hampir
semua gigi kena oleh kikir.
19. Memeriksa hasilnya dengan menumpangkan mistar lurus di atas gigi – gigi gergaji
seperti terlihat pada gambar 1218. Meratakan puncak gigi – gigi sudah selesai bilamana
waktu diperiksa semua mata / puncak gigi- gigi sudah kena kepala mistar lurus.
20. Mengulangi langkah 8 dan 9 di atas sampai semua gigi – gigi kena mistar lurus.
TES
11. Sebelum gergaji dikikir/ditajamkan, harus dikuak lebih dahulu dengan maksud agar…..
12. Bidang miring (bevel) gigi gergaji potong berfungsi sebagai….
13. Sewaktu menajamkan gigi gergaji pembelah, posisi kikir adalah….
14. Alat – alat yang dapat digunakan untuk menajamkan gigi gergaji adalah
7. …..
8. ……
9. ……
10. ……
11. ……
12. ……

Beri tanda tik ( ) pada jawaban yang tepat

15. Dasar sudut cowakan (gullet) gigi berada di atas atau sisi penjepit
1/8” – 3/6”
5 mm – 10 mm
1/16” – 3/8”
1 mm – 3 mm
16. Kikir segitiga lurus yang halus berukuran 7 inci, dapat digunakan untk menajamkan gigi
gergaji berukuran :
4 point – 5 point /1 inci
8 point – 9 point /1 inci
5 point – 10 point /1 inci
Lingkarilah huruf B bila pernyataan dibawah ini benar, dan lingkarilah huruf S bila salah.
17. B – S Mengikir hanya dilakukan sewaktu kikir didorong ke depan
18. B – S Sewaktu menajamkan gigi gergaji punggung kedudukan kikir serong terhadap
daun gergaji sebesar 60 derajat – 75 derajat.
19. B – S Sekali mendorongkan kikir, berarti kita telah menyelesaikan pingikiran satu gigi
penuh
20. B – S Memeriksa hasil pengikiran/penajaman dapat dilakukan dengan cara diraba.

L. MENGGUNAKAN PALU KAYU

Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
4. Mengidentifikasi macam – macam bentuk palu kayu.
5. Menjelaskan kegunaan palu kayu
6. Mendemonstrasikan penggunaan palu kayu.
Informasi :
Martil kayu/palu kayu (maller) seluruhnya terbuat dari kayu berkualitas baik, kenyal, tidak
mudah pecah dan keras. Palu kayu digunakan untuk memukul benda – benda yang bukan
besi atau baja misalnya untuk memukul tangkai pahat lubang sewaktu membuat lubang,
mengukir kayu atau sewaktu merakit/merangkai sambungan – sambungan kayu, pekerjaan
dan memukul permukaan yang sekiranya rusak bila dipukul dengan palu besi, maka badan
palu kayu itu dibentuk lengkung sedikit. Dan membentuk sudut tegak lurus terhadap sumbu
lengkungan tadi. Dapat pula bentuk permukaan palu dibuat rata dan seluas mungkin tetapi
kedudukannya serong terhadap tangkainya. Tangkai palu dibentuk tirus dari arah ujung
pemegang ke ujung mendekati kepala palu agar kepala palu tersebut dapat terpasang dengan
sebaik – baiknya.
IV. MACAM – MACAM BENTUK PALU KAYU
- Palu kayu dengan kepala dibentuk sedikit lengkung.
- Palu kayu dengan bidang muka lebar dan serong terhadap tangkai.
V. BAHAN – BAHAN YANG AKAN DIKERJAKAN DENGAN MENGGUNAKAN
PALU KAYU
- Pahat lubang
- Beberapa kayu untuk disambungkan
- Kayu bantalan secukupnya
VI. PROSES MENGGUNAKAN PALU KAYU
2. Menggunakan palu kayu pada pembuatan lubang
e. Menempatkan benda kerja pada bangku kerja sedemikian rupa sehingga cukup
stabil.
f. Memilih pahat lubang yang sesuai dengan besarnya lubang yang akan dibuat.
g. Menempatkan pahat sedemikian rupa pada lukisan lubang sesuai dengan ketentuan
h. Memegang tangkai palu kayu sedemikian rupa.
II. MEMBENTUK SISI TAJAM PISAU KETAM

Tujuan

Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat

4. Memilih pisau ketam yang sedang rusak


5. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
6. Meperbaiki kerusakan sisi tajam pisau ketam hingga rata lurus dan tidak hangus
(gosong).

Informasi :

Bentuk sisi tajamm pisau ketam kemungkinan rusak akibat terkena benda keras,
misalnya dengan tidak sengaja kita mengetam kayu yang ada pakunya atau kayu bekas yang
ada semen yang telah membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga gigi tajam itu sudah
tidak siku lagi akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkannya tidak dikontrol
kesikuannya. Sudah tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali
dalam arti meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam
diperlukan agar mudah menyetelnya terhadap rumah-rumah ketam dan yang terpenting
ialah agar seluruh sisi tajam itu menyayat kayu dengan efektif, terutama sekali untuk sisi
tajam pisau ketan halus.

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN


- Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku-siku
- Kacamata pengaman
- Pisau ketam
- Air sebagai bahan pendingin
- Kuas/ sapu-sapu dan lap kain kering.
IV. PROSES MEMBENTUK SISI TAJAM PISAU KETAM
11. Menyeiapkan ketam dan membuka pisaunya dari rumah-rumah ketam.
12. Mengatur kedudukan pengantar/meja gerinda sehingga ujungnya berjarak 3
mm - 5 mm terhadap batu gerinda.
13. Menyetel posisi lidah menyilang pisau ketam 90 derajat, disesuaikan dengan
panjang pengantar/meja gerinda sehingga berfungsi sebagai dengan kelurusan sisi
meja gerinda.
14. Mengeraskan hasil penyetelan pisau ketam terhadap lidahnya.
15. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.

Mengatur pengantar tegak lurus terhadap batu gerinda

Menyetel posisi lidah menyilang 90 derajat terhadap pisau ketam

16. Menempatkan pisau ketam diatas meja gerinda dengan sisi lidah merapat pada
sisi meja gerinda.
17. Menekankan ujung sisi tajam pada batu gerinda perlahan-lahan. Setelah
menyentuh, gerakan ke kiri dan ke kanan sesuai dengann lebar pisau ketam.

USAHAKAN AGAR PENGENDIRAAN TIDAK TERLALU BESAR CUKUP


MENYENTUH SAJA.

18. Celupkan pisau ketam pada air atau sepukan airnya pada pisau ketam dengan
menggunsksn kuas.
19. Ulangi penggendiraan sampai bagaian sisi tajam yang rusak hilang dan
menjadi sisi yang lurus dan siku.
Hasil akhir dari pengerindaan sisi tajam pisau ketam menjadi lurus dan siku

BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA SISI TAJAMNYA


JANGAN SAMPAI GOSONG AKIBAT PENGGERINDAAN !

20. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku-siku dan apabila ternyata belum lurus
atau berlum siku dapat diulangi kembali penggendiraan seperti langkah-langkah yang
telah dilakukan.

TES

6. Ada 2 penyebab sisi tajam pisau ketam lurus diluruskan, yaitu :


c. Karena sisi tajam telah …………………………………………...........
d. Karena sisi tajam sudah tidak…………………………………………
7. Mengatur jarak ujung pengantar gerinda terhadap batu gerinda sebesar……
mm……………………………………………………mm
8. Guna lidah ketam ditempatkan silang 90 derajat terhadap pisau ketam adalah agar ia
berfungsi sebagai…………………………………………….
9. Gunanya air selama penggendiraan adalah………………………………
10. Berapakah besarnya bagian yang harus digerinda untuk mendapatkan sisi tajam yang
lurus dan siku ?

III. MEMBENTUK SUDUT ASAH PISAU KETAM

Tujuan :

Setelah menyelesaaikan pelajaran ini siswa akan dapat :

5. Memilih pisau ketam yang sudut asahnya sudah tidak beraturan.


6. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
7. Mendemonstrasikan cara membentuk sudut asah pisau ketam.
8. Memeriksa hasil pembentukan sudut asah pisau ketam.

Informasi :
Perubahan sudut asah dimungkinkah karena pisau ketam sering diasah, terutama apabila cara
pengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah,posisi ketam terhadfap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombong dan tidak rata. Oleh karenya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehingga membentuk kembali sudut asah tersebut

sehingga bentuknya beraturan dan besarnyapun tertentu antara , untuk

pembentukan sudut asah itu diperlukan keahlian tersendiri misalnya ia harus terampil
menggerakkan pisau ketam terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penampatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gerinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pisau ketamm .

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN


- Mesin gerinda yang dilengkapi dengan batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku-siku
- Kacamata pengaman
- Pisau ketam
- Air sebagai bahan pendingin
- Kwas/sapu-sapu dan lap kain kuning.

IV. PROSES MEMBENTUK SUDUT ASAH PISAU KETAM


11. Mempersiapkan pisau ketam yang telah diluruskan dan disikukan sisi tajamnya.
12. Mengatur kedudukan pengantar/meja gerinda sedemikian sehingga ia miring terhadap
batu gerinda sebesar 115 sederajat- 120 derajat sesuai dengan sudut bevel yang akan
dibuat. Ketepatannya diperiksa dengan siku goyang yang sudutnya telah di stel memakai
busur derajat.
13. Menyetel posisi lidah menyilang pisau ketam 90 derajat, disesuaikan dengan panjang
pengantar/meja gerinda sehingga ia berfungsi sebagai pengarah gerakan pisau ketam dan
sesuai dengan kelurusan sisi meja gerinda.
14. Mengeraskan hasil penyetelan pisau ketam terhadap lidahnya.
Mengatur kedudukaan pengantar miring terhadap batu gerinda

15. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.


16. Menempatkan pisau ketam di atas meja gerinda dengan lidah merapat pada sisi meja
gerinda.
17. Menekankan bidang bevel/bidang miring pisau ketam pada batu gerinda perlahan-
lahan. Setelah menyentuh gerakan ke kiri dan ke kanan sesuai dengan lebarnya pisau
ketam.
USAHAKAN AGAR PENGGERINDAAN TIDAK TERLALU BESAR, CUKUP
MENYENTUH SAJA.
18. Celupkan pisau ketam ke dalam air atau sapukan airnya pada pisau ketam dengan
menggunakan kwas.
19. Ulangi penggerindaan sampai sudut asah pisau ketam terbentuk dengan sempurna,
sesuai dengan yang diinginkan dan tidak bergelombang.
BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA DILAKUKAN, JANGAN
SAMPAI HASIL PENGGERINDAAN MENJADI HANGUS.
20. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku goyang yang telah di stel memakai busur
derajat, dapat diulangi kembali penggerindaan apabila hasilnya ternyata belum mencapai
yang diharapkan.

Hasil pembentukan sudut pengerindaan pisau ketam


besar sudut bevel 25 derajat – 30 derajat

TES

6. Besar sudut pengerindaan pisau ketamm adalah antara ….. derajat - …… derajat.
7. Besar sudut pengerindaan pisau ketam yang telah saudara buat adalah ….. derajat.
8. Apabila tidak terdapat alat pemeriksa besar sudut penggerindaan pisau ketam, langkah
apa yang saudara lakukan untuk mengetahui besar sudut pisau ketam tersebut?
9. Menyetel pengantar/meja gerinda terhadap batu gerinda untuk mendapatkan hasil
pengerindaan sudut bevel 27 derajat adalah sebesar….. derajat.
10. Pentingnya menggunakan kacamata pengaman selama menggerinda adalah…..

K. MEMBERSIHKAN PAHAT KAYU

Tujuan :

Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :

3. Menyebutkan alat-alat dan bahan pembersih pahat kayu.


4. Mendemonstrasikan cara-cara membersihkan pahat kayu.

Informasi :

Seperti halnya alat-alat penukangan lainnya, pahat kayu pun akan cepat rusak apabila kurang
pemeliharaan. Salah satu cara memeliharannya ialah membersihkan semua bagian pahat,
terutama daun ( blade) pahat. Apalagi dibiarkan berkarat misalnya, maka karat tersebut akan
cepat merusak bagian logamnya sehingga pahat akan akan cepat menjadi tumpul. Oleh
karena itu perlu dibersihkan dengan seksama, efektif dan periodik, agar kita dapat
menggunakan pahat tersebut seoptimal mungkin.

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN PEMBERSIH


7. Sikat kawat halus
8. Lap kain atau majun yang baik
9. Ampelas duco/kertas gosok halus
10. Minyak tanah / solar, thinner atau minyak cat
11. Oli mesin
12. Air bersih.

IV. PROSES MEMBERSIHKAN PAHAT KAYU


5. Memilih pahat kayu yang kotor dan tau tumpul kemudian disimpan diatas bangku kerja.
6. Menyiapkan alat dan bahan pembersih yang diperlukan untuk membersihkan pahat kayu.
7. Memulai membersihkan pahat kayu dengan hati-hati dan teliti.
7.1. Menghilangkan kotoran yang menempel seperti getah kayu, dengan cara
menggosokkan lap basah (berair) sampai getah tersebut menghilang. Selanjutnya
bersihkanb dengan lab kering sehinggah semua bagian pahat kering.
7.2. Celupkan sikat kawat halus thinner atau minyak cat/minyak tanah, kemudian
gosoklah blade pahat dengan sikat kawat berminyak itu sampai semua kotoran dan
karat menghilang.
7.3. Apabila masih terdapat kotoran /karat yang tidak bias dibersihkan oleh sikat kawat
maka gosoklah dengan kertas gosok halus.

Membersihkan pahat dengan kertas gosok


7.4. Selanjutnya celupkan kertas gosok pada thinner atau minyak tanah kemudian
gosokkan kembali pada seluruh bagian blade pahat kayu secara merata.
7.5. menyelupkan majun/lap kering pada thinner atau minyak tanah dan gosokkan
perlahan lahan pada bagian daun (blade) pahat yang telah di gosok oleh amplas
duco tadi
7.6. Menggosok pahat dengan lap kering sampai semua bagian pahat kayu bersih dan
kering.

Membersihkan pahat dengan lap kering

8. Melumasi daun blade pahat kayu dengan oli.


- Tuangkan oli dari oil can secukupnya , jangan terlalu banyak dan jangan sampai
tercecer ke lantai.
- Menggosok kembali semua bagian pahat dengan lap kering bersih
- Sehinggga pahat tersebut bersih dan mengandung oli.

TES

Lengkapilah kalimat dibawah ini sehingga menjadi pernyataan yang benar

6. Pahat jangan dibiarkan berkarat, karena karat dapat ?


7. Alat dan bahan pembersih yang dapat digunakan untuk membersihkan pahat adalah…
g. …….
h. …….
i. …….
j. ……..
k. …….
l. ……..
8. Kertas gosok halus digunakan apabila …..
9. Kertas gosok dicelupkan pada thinner atau minyak tanah sebelum digosokkan pada
pahat maksudnya ialah…..
10. Pahat kayu perlu diraawat terutama dibersihkan karena…..

L. MENAJAMKAN PAHAT KAYU

Tujuan :

Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :

5. Memilih pahat yang yang tumpull untuk ditajamkan


6. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menajamkan pahat.
7. Menjelaskan bentuk penajaman pahat
8. Mendemonstasikan cara menjamkan pahat

Informasi :

Ketajaman alat merupakan salah satu factor yang menentukan dalam keberhasilan pekerjaan.
Demikian juga pahat sebagai salah satu alat yang sangat penting untuk memproses kayu
menjadi benda jadi, misalnya menusuk kayu atau melubangnya, harus selalu terpercaya
ketajamannya. Untuk mencapai ketajam yang diharapkan dan ketahanan ketajaman yang
cukup lama, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhitikan. Sudut ketajaman yang
baik untuk pahat lubang ialah antara 25 derajat – 30 derajat, sedangkan pahat tusuk antarra 20
derajat – 25 derajat. Ada 2 cara untuk mendapatkan bentuk penajaman pada pahat.
3. Penajaman dilakukan dalam satu bidang asah,yaitu langsung dalam besar sudut 20
derajat – 25 derajat/ 25 derajat – 30 derajat. Dalam hal ini hanya terdapat satu bidang
asah, artinya bidang asah (whetting angle) = bidang penggerindaan (grinding angle)
4. Penamaan dilakukan pada dua bidang asah , yaitu dibuat dahulu grinding angle (sudut
pengerindaan) kemudian dibuat bidang penajaman yang lebih besar, misalnya 25 derajat
atau 30 derajat.
II. Alat dan Bahan
7. Batu gosok/batu asahan.
Ada2 macam batu gosok yang dapat digunakan yaitu :
c. Batu gosok alam/natural stone.
d. Batu gosok buatan/artificial stone
Batu gosok buatan kita kenal dengan nama oil stone atau combination oil
stone/batu gosok kombinasi, yaitu batu gosok yang dalam penggunaannya
harus disirami sedikit olie sebagai bahan pendingin dan biasanya terdiri dari 2
grade ( 2 tingkat kekasaran ) yaitu “ halus dan sedang “, atau “ halus dan
kasar”masing-masing terdapat pada muka batu asah tsb. dan membagi tebal
batu gosok sama besar.
8. Olie SAE 30, ditempatkan pada oil can.
9. Lap kain atau majun yang bersih.
10. Sepotong kayu berukuran lebih kurang 2 cm x 5 cm x 25 cm.
11. Siku-siku biasa, siku goyang dan busur derajat.
12. Pahat tusuk dan pahat lubang yang tumpul.

II. PROSES MENAJAMKAN PAHAT

10. Menyiapkan pahat tusuk dan pahat lubang tumpul yang telah dibersihkan.
11. Menyiapkan batu gosok ( combination oil stone ) dan menempatkannya pada kotak
rumah – rumah batu gosok.
12. Menyiapkan olie, lap kain atau majun. Siku biasa dan siku goyang, busur derajat dan
sepotong kayu 2/5 x 25 cm.
13. Meneteskan olie melalui oil can pada permukaan batu asah secukupnya.
- Untuk batu gosok yang baru, pemberian oli harus berulang-ulang sampai ia jenuh
menerima olie.
14. Memulai menajamkan pahat
- Menempelkan seluruh bidang miring pahat pada batu asah apabila ingin
mendapatkan satu bidang bevel.
- Menempelkan beberapa millimeter dari sisi tajam pahat ke arah pegangan apabila
ingin mendapatkan 2 bidang bevel.
- Menggerakkan pahat dengan cara didorong dan ditarik lurus ke muka dan ke
belakang hingga menyentuh seluruh bagian batu gosok ( jangan hanya digerakkan
di sekitar bagian tengah saja dari batu asah ). Hal ini agar permukaan batu asah
tidak menjadi cekung.

Posisi pahat terhadap permukaan batu gosok

- Selanjutnya pahat digerakkan melingkat atau menyerupai angka 8 untuk


mendaaptkan hasil penajaman yangh halus. Tetapi tetap memperhatikan posisi
pahat terhadap batu gosok.

Menggerakkan pahat pada batu gosok lurus kemuka dan kebelakang

- Meneteskan lagi olie apabila dirasakan sudah kekurangan dan memulai kembali
menajamkan sampai mendapatkan pahat yang benar-benar tajam dan baik.
- Menghilangkan bram-bram akibat penggosokan dengan cara membalikkan posisi
pahat sehingga bidang bevelnya berada di sebelah atas, kemudian
menggosokkannya melingkar pada permukaan batu gosok yang halus sampai
bram-bramnya terlepas. Peliharalah agar seluruh bidang pahat menempel pada
batu gosok.
15. Memeriksa hasil penajaman.
- Kelurusan sisi tajam diperiksa dengan siku biasa dan hasilnya harus lurus dan
siku.
- Besar sudut asalnya diperiksa dengan siku goyang yang sebelumnya distel
memakai busur derajat.
- Besar sudut asah pahat tusuk antara 20 derajat – 25 derajat dan pahat lubang
antara 25 derajat -30 derajat.
16. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel dengan menggoreskan sisi tajam
pahat kepada sisi kepala kayu yang telah disiapkan.

Menghilangkan bram bram pengasahan

17. Memeriksa ketajaman pahat dengan cara dilihat dan diraba dengan jari tangan
melintang sisi tajamnya, apabila terasa menyayat berarti pahat telah tajam.
18. Membersihkan pahat dengan lap kain atau majun kering dan bersih.

Memeriksa ketajaman dengan cara diraba


TES

Lengkapi kalimat di bawah ini sehingga menjadi pernyataan yang benar.

6. Besar sudut asah yang baik untuk pahat tusuk ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
7. Besar sudut asah yang baik untuk pahat lubang ialah antara …………… derajat -
………….. derajat.
8. Pada penajaman pertama pahat digerikkan ………………………………… sehingga
menyentuh seluruh bagian batu gosok.
9. Menghilangkan bram-bram yang masih menempel pada pahat dilakukan dengan cara
…………………………………………………………
10. Memeriksa ketepatan sudut asah dilakukan dengan menggunakan ……………. Yang
telah distel memakai ……………

M. MEMBENTUK SISI TAJAM PAHAT.


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat :
5. Memilih pahat yang sisi tajamnya sudah rusak.
6. Menyebutkan alat – alat yang diperlukan untuk membentuk sisi tajam pahat.
7. Mendemonstrasikan cara membentuk sisi tajam pahat.
8. Memeriksa hasil pembentukan sisi tajam pahat.

Informasi :

Bentuk sisi tajam pahat kemungkinan rusak akibat terkena benda keras, misalnya dengan
tidak sengaja kita memahat kayu yang berpaku atau kayu bekas yang ada semen yang telah
membantu dan sebagainya. Kemungkinan juga sisi tajam pahat itu sudah tidak siku lagi
akibat sering ditajamkan dan pada waktu menajamkan tidak dikontrol kesikuannya. Sudah
tentu apabila kondisinya telah demikian kita harus membentuk kembali dalam arti
meluruskan dan menyikukan kembali. Kelurusan dan kesikuan sisi tajam pahat diperlukan
agar seluruh sisi tajam itu memotong kayu dengan efektip.
I. ALAT-ALAT DAN BAHAN
- Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus.
- Siku – siku
- Kacamata pengaman
- Pahat tusuk dan pahat lubang
- Air sebagai bahan pendingin
- Kuas ( sapu – sapu ) dan lap kain kering.

II. PROSES MEMBENTUK SISI TAJAM PAHAT.

9. Menyiapkan pahat lubang dan pahat tusuk yang telah dibersihkan.


10. Mengatur kedudukan sehingga pengantar/meja gerinda sedemikian sehingga ujungnya
berjarak 3 mm – 5 mm terhadap batu gerinda.

Menyetel pengantar terhadap batu gerinda 3 - 5 mm.

11. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.


12. Menempatkan pahat di atas meja gerinda dengan dipegang oleh kedua tangan. Posisi
sisi tajam sejajar dengan tebal batu gerinda dan mendatar, rapat terhadap bidang meja
gerinda. Sementara telunjuk tangan kanan menempel pada sisi meja gerinda, dan
berada di sebelah bawah daun (blade) pahat.
13. Menekankan ujung sisi tajam pada batu gerinda perlahan-lahan setelah menyentuh,
gerakkan ke kiri dan ke kanan sesuai dengan lebarnya pahat, telunjuk tangan kanan
berfungsi sebagai pengantar gerakan pahat tersebut.

Menekankan pahat secukupnya kepada batu gerinda


USAHAKAN AGAR PENGGERINDAAN TIDAK TERLALU BESAR, CUKUP
MENYENTUH SAJA
14. Celupkan pahat ke dalam air atau sapukan airnya pada pahat dengan menggunakan
kuas ( sapu – sapu ).

Menyelupkan pahat kedalam air


15. Ulangi penggerindaan sampai bagian sisi tajam yang rusak hilang, dan menjadi sisi
yang lurus dan siku.
BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA, SISI TAJAMNYA
JANGAN SAMPAI GOSONG AKIBAT PENGGERINDAAN.
16. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku – siku dan apabila ternyata belum lurus
atau belum siku, dapat diulangi lagi penggerindaan seperti langkah-langkah yang
telah dilakukan.

Memeriksa kesikuan hasil penggerindaan.


TES

Berilah tanda silang (x) pada kolom B, bila pernyataan dibawah ini benar, dan pada kolom S
bila pernyataan salah.

BENAR SALAH
6. Mengatur jarak meja/pengantar mesin gerinda terhadap batu
gerinda cukup 10 mm-15mm
7. Air diperlukan sekali sewaktu menggerinda pahat, untu
menjaga agar hasil penggerindaan tidak terlalu panas dan
hangus/ gosong.
8. Supaya hasil penggerindaan baik, maka harus diingat bahwa
penggerindaan jangan terlalu besar, selalu disiram air dan
menggerakkan pahat harus merata.
9. Sewaktu menggerakkan pahat kekiri atau kekanan telunjuk,
tangan kanan dapat dijadikan sebagai pengantar.
10. Selama menggerindan tidak perlu memakai kacamata
pengaman, karena putaran gerinda tidak terlalu
membahayakan.

N. MEMBENTUK SUDUT ASAH PAHAT


Tujuan :
Setelah menyelesaikan pelajaran ini siswa akan dapat,:

5. Menyiapkan yang sudut asahnya sudah tidak beraturan.


6. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan.
7. Mendemonstrasikan cara membentuk sudut asah pahat.
8. Memeriksa hasil pembentukan sudut asah pahat.

Informasi :

Perubahan sudut asah pahat dimungkinkan karena pahat sering diasah, terutama apabila cara
mengasahnya kurang baik. Misalnya pada waktu mengasah posisi pahat terhadap batu gosok
tidak tetap. Kadang-kadang sudutnya mengecil atau membesar sehingga menghasilkan sudut
asah yang bergelombang dan tidak rata. Oleh karenanya diperlukan perbaikan yaitu dengan
membentuk kembali sudut asah tersebut sehinggga bentuknya beraturan dan besarnya pun
tertentu, untuk pahat tusuk antara 20 derajat - 25 derajat dan pahat lubang antara 25 – 30
derajat. Untuk pembentukan susut asah diperlukan keahlian tersendiri, misalnya dia harus
terampil menggerakkang pahat terhadap batu gerinda yang sedang berputar, sementara sudut
penempatannya harus tetap. Hal ini terutama apabila pembentukan dilakukan pada mesin
gurinda yang tidak dilengkapi perlengkapan pemegang pahat.

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN


g. Mesin gerinda yang dilengkapi batu gerinda yang kasar dan halus
h. Siku-siku
i. Kacamata pengaman
j. Pahat
k. Air sebagai bahan pendingin
l. Kuas/sapu-sapu dan lap kain kering
IV. PROSES MEMBENTUK SUDUT ASAH PAHAT
i. Mempersiapkan pahat yang diluruskan dan disikukan sisi tajamnya.
j. Mengatur kedudukan pengantar/meja gerinda sedemikian sehingga ia miring terhadaap
batu gerinda sebesar antara 115 derajat- 120 derajat untuk menghasilkan pahat lubang,
dan 110 derajat-115 derajat untuk pahat tusuk,, kemudian keraskan. Ketepatannya
diperiksa dengan siku goyang yang sudutnya yang tellah disetel menggunakan busur
derajat.

Menyetel kemiringan pengantar terhadap batu gerinda

k. Memakai kacamata pengaman dan memulai menjalankan mesin gerinda.


l. Menempatkan pahat diatas meja gerinda dan dipegang oleh kedua tangan. Posisi
telunjuk tangan kanan ditempelkan pada sisi meja gerinda sebagai pengantar.
Menempatkan pahat pada pengantar telunjuk tangan berfungsi
sebagai pengantar.

m. Menekan bidang level/bidang miring pahat pada batu gerinda perlahan lahan. Setelah
menyentuh gerakkan kekiri dan kekanan sesuai dengan lebar pahat.

USAHAKAN AGAR PENGGERINDAAN TIDAK TERLALU BESAR, CUKUP


MENYENTUH SAJA.

n. Celupkan pahat kedalam air atau sapukan airnya pada pahat dengan menggunakan kuas
o. Ulangi pengerindaan sampai susdut asah pahat terbentuk dengan sempurna, sesuai dengan
yang diinginkan dan tidak bergelombang.

Menekan pahat pada batu gerinda secukupnya

BERILAH AIR SECUKUPNYA SEWAKTU MENGGERINDA, JANGAN SAMPAI


HASIL PENGGERINDAAN MENJADI HANGUS.
p. Memeriksa hasil penggerindaan dengan siku goyang yang telah disetel memakai busur
derajat, penggerindaan dapat diulangi apabila hasilnya ternyata belum mencapai yang
diharapkan.

TES

Lengkapi pernyataan dibawah ini dengan benar.

6. Besar susdut penggerindaan pahat tusuk adalah antara…… derajat -….. derajat, dan pahat
lubang antara ……. derajat - …….derajat.
7. Apabila pahat yang digerinda tidak diberi air akkibatnya …….
8. Agar menghasilkan bidang level/bidang miring yang rata dan tak bergelombang, maka hal
terpenting yang harus diperhatikan sewaktu menggerinda pahat ialah…….
9. Penggerindaan sudut asah dilakukan sampai…..
10. Memeriksa hasil penggerindaan sudut asah dilakukan dengan memakai…..

Anda mungkin juga menyukai