ARTIKEL
ARTIKEL
Abstrak : Di Indonesia, selama ini pemanfaatan tanaman krisan (Chrysanthemum indicum L.)
sebatas sebagai bunga potong, pemanfaatan dan pengolahan menjadi produk pangan belum
dilakukan. Hal ini terjadi karena banyaknya volume penyemprotan pestisida pada budidaya
krisan untuk menghasilkan bunga, batang, dan daun yang sempurna, tanpa kandungan hama dan
penyakit. Melalui kegiatan MP3MI di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonpr ogo, BPTP
Yogyakarta tahun 2011-2013 memperkenalkan budidaya krisan secara organik dengan polybag
sebagai bahan baku aneka olahan pangan. Arah pemanfaatan tanaman krisan sebagai bahan
olahan adalah pada produk herbal dan atau fungsional, baik berupa makanan maupun minuman.
Pemanfaatan tanaman krisan ini pada bagian daun dan bunganya. Daun krisan diolah menjadi
teh, bubuk, permen, minuman instan. Sedangkan bagian bunga dibuat teh, minuman instant, dan
bunga. Kandungan tanin dan saponin pada daun krisan memberikan warna dan aroma yang khas
pada olahan krisan terutama teh. Sedangkan kandungan antioksidan yang berbeda pada tiap
varietas krisan memberikan fungsi dan warna tersediri pada hasil olahannya. Analisa usaha
pengolahan krisan baik dari daun maupun bunga memberikan nilai B/C ratio lebih dari satu
yang berarti layak untuk diusahakan. Diharapkan dengan adanya penanaman krisan secara
organik dan pemanfaatannya sebagai bahan baku olahan pangan diharapkan dapat
memberdayakan masyarakat terutama ibu rumah tangga sehingga dapat meningkatkan
pendapatan keluarga.
Kata kunci: Chrysanthemum indicum L., organik, pemanfaatan, dan olahan pangan
PENDAHULUAN
Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal
dan banyak di sukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Disamping memiliki
keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya, bunga krisan juga memiliki kesegaran yang
relatif lama dan mudah di rangkai. Keunggulan lain yang di miliki adalah bahwa pembungaan dan
penennya dapat di atur menurut kebutuhan pasar. Sebagai bunga potong, krisan di gunakan
sebagai bahan dekorasi ruangan, jambangan (vas) bunga dan rangkaian bunga. Sebagai tanaman
pot krisan dapat di gunakan untuk menghias meja kantor, ruangan hotel, restaurant, dan rumah.
Selain, digunkan sebagai tanaman hias, krisan juga berpotensi untuk di gunakan sebagai tumbuhan
obat tradisional dan penghasil racun serangga (hama). Krisan sudah lama dikenal menjadi
tanaman penting floricultural dan tanaman hias, disisi lain krisan dimanfaatkan sebagai tanaman
kuliner,obat, (etno)farmakologis, dan bahan biopestisida (Indah dkk., 2010;Teixeirada, 2003).
Krisan dalam bidang kuliner dikemas dalam bentuk the (Zulkarnain, 2009 dalam Hariyati dkk.,
2016). Kandungan potensial pada daun dan bunga krisan memiliki prospek yang besar untuk
diolah menjadi kudapan lainnya seperti permen, keripik, dan minuman instant (Wanita dkk.,
2014). Listyani dan Widiawati (2013) juga menuturkan bahwa bunga, daun, bahkan batang krisan
berpotensi sebagai zat pewarna alami pada kain sutera. Pemanfaatan tanaman krisan sebagai
tanaman obat belum banyak diketahui terutama masyarakat pedesaan. Hampir semua bagian
tanaman krisan dapat dimanfaatkan untuk bahan obat. Bagian batang, daun, dan bunga tanaman
krisan (C. morifolium Ramat) dapat digunakan untuk mengobati flu, mengatur tekanan darah,
membantu detoksifikasi, meningkatkan sistem penglihatan, membantu menyembuhkan batuk,
nyeri perut, sesak nafas dan sakit kepala akibat sinusitis (Lin dan Harnly, 2010; Rukmana dan
Mulyana, 1997). Penilitian Zhang et al. (2009) mengungkapkan bahwa krisan dapat mengurangi
kelemahan otot jantung, dan juga mengerahkan efek antiaritmia pada detak jantung yang
mengalami gangguan ritme (terlalu keras) yang diinduksi oleh aconitine atau ischemia. Efek
farmakologi lain dari krisan adalah sebagai penghambat dari aktivitas enzim HIV-1 integrase dan
aldose reduktase, sebagai antioksidan, antiradang, anti-mutagenik dan anti aktivitas alergi (Xieet
al., 2009).
Krisan atau dikenal juga dengan seruni bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Menurut
Rukmana dan Mulyana (1997), terdapat 1000 varietas krisan yang tumbuh di dunia. Beberapa
varietas krisan yang dikenla antara lain adalah C. daisy, C. indicum, C. coccineum,. C.
frustescens, C. maximum, C. hornorum, dan C. parthenium. Varietas krisan yang banak di tanam
di Indonesia umumnya diintroduksi dari luar negeri, terutama dari Belanda, Amerika Serikat dan
Jepang. Bunga krisan sangat popular di masyarakat karena banyaknya jenis, bentuk, dan warna
bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah Bunga dalam tangkai, warna bunga juga menjadi
pilihan konsumen. Pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih, dan kuning,
sebagai warna dasar krisan.