Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PERIODE 2020 s/d 2021

DINAMIKA RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROVIDER TELEKOMUNIKASI SELAMA


PANDEMI COVID-19

Oleh :

KADEK YULIANA PARAMITA


1.17.2.10596

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
DENPASAR
2020

PENGESAHAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1 Judul : Dinamika Return Saham Perusahaan :Provider


Telekomunikasi Selama Pandemi Covid -19

2 Lokasi / :
Objek
3 Bidang Ilmu : ............................................

Denpasar, ……………………

Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(......................................................)
NIP./NPP....................................

a.n. Rektor Mengetahui


Kepala Lembaga Penelitian dan Kepala Penelitian Publikasi Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat

Dr. I Made Wirya Darma, S.H., M.H. Ir. Adie Wahyudi Oktavia Gama, S.T.,
NIP. 1970 06 11 2005 01 1 001 M.T., IPM., ASEAN Eng.
NPP. 02.01.19.295
PERSETUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1 Judul : ............................................
2 Lokasi / Objek : ............................................
3 Bidang Ilmu : ............................................

Hormat saya
Mahasiswa PKL

ttd

( ......................................................)
NIM. ....................................

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing di Denpasar tanggal


……………………

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

ttd

( ......................................................)
NIP./NPP....................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widi Wasa, Atas anugrahNya
pelaksanaan PKL Periode
.....-..... Tahun ..... sampai dengan pelaporan ini dapat
diselesaikan dengan baik……………………….... dst.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan saran dan dorongan dari
berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., selaku Rektor Universitas Pendidikan
Nasional.
2. Dr. I Made Wirya Darma, S.H., M.H. selaku Kepala Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LP2M) Universitas Pendidikan Nasional.
3. .......................................selaku Dekan Fakultas
...................... Universitas Pendidikan Nasional.
4. Kepala Program Studi (Nama).
5. Dosen Pembimbing (Nama).
6. Ir. Adie Wahyudi Oktavia Gama, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. selaku Kepala
Penelitian dan Publikasi Jurnal.
7. Pimpinan perusahaan (Nama).
8. dll.

Denpasar,……………………..
Penyusun

(Nama Mahasiswa)
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan


pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus
ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Coronavirus adalah
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus,
virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga
termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan
MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia,


termasuk Indonesia yang sejak awal bulan ini  telah mewabah. Penyebaran virus
Corona berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dan berdampak
pada perekonomian dunia dari perdagangan, investasi dan pariwisata.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan karena berbagai faktor,
seperti penurunan kinerja ekspor impor, konsumsi rumah tangga yang masih
tumbuh tinggi dan investasi yang tumbuh melambat. Menurut lembaga penelitian
ekonomi center of reforms on Economic ( CORE ) yang memprediksi bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran minus 2 persen hingga 2
persen. Angka tersebut dapat dicapai jika pemerintahan melakukan langkah-
langkah yang lebih ketat dalam pencegahan penularan virus Corona. Menurut
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebutkan ekonomi Indonesia bisa hanya
tumbuh 2,5 persen atau bahkan 0 persen jika pandemi Corona di RI tak segera
diatasi. Dengan adanya corona virus pertumbuhan ekonomi Indonesia pasti
berada di bawah 5 persen. Kondisi ekonomi juga diperburuk dengan harga
minyak dan gas yang turun di Kisaran USD 30 per barel. Padahal perekonomian
Indonesia bergantung pada harga komoditas, menurut (dalam balewarga,2020).
Hal ini wajar mengingat dengan adanya anjuran untuk tidak keluar rumah maka
banyak orang mengakses pekerjaan, hiburan dan pendidikan melalui teknologi
informasi. Seiring hal tersebut, volume penjualan listrik PLN ke rumah tangga
meningkat. Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia pada Triwulan I-2020 juga turun drastis
hanya sejumlah 2,61 juta kunjungan, berkurang 34,9 persen bila dibanding tahun
lalu. Hal ini sejalan dengan adanya larangan penerbangan antar negara yang mulai
diberlakukan pada pertengahan Februari lalu, menurut (kompas.com, 2020).

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk


memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di
Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Adapun pemerintah mengeluarkan
kebijakan PSBB dalam penanganan Covid-19 dengan menerbitkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 dan Keputusan Presiden (Keppres)
Nomor 11 Tahun 2020 yaitu untuk menghadang laju penyebaran, mulai dari
penerapan physical distancing, hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
di berbagai daerah yang terpetakan sebagai episentrum penyebaran serta wajib
menggunakan protocol kesehatan seperti menggunakan masker di luar rumah,
cuci tangan, phsyical distancing, serta penguraian kerumunan yang menyebabkan
terjadinya kontak fisik secara dekat. Salah satu kebijakan yang cukup baik adalah
kebijakan pelonggaran pajak untuk meningkatkan ketahanan dunia usaha di
tengah tekanan wabah. Tanpa pelonggaran pajak, dunia usaha dikhawatirkan
terdampak besar dan bisa menyebabkan efek lanjutan yang lebih buruk seperti
pemutusan hubungan kerja (PHK) menurut (media indonesia, 2020).

Pandemi COVID-19 dalam tiga bulan terakhir telah menimbulkan guncangan


yang cukup hebat (turbulensi) terhadap perekonomian nasional. Kondisi tersebut
pada akhirnya membawa pemerintah Indonesia pada pemahaman untuk
menerapkan kebijakan new normal sebagai respons realistis terhadap eksistensi
COVID-19 serta resultansi analisis di berbagai sektor kehidupan nasional,
khususnya masa depan perekonomian nasional dalam jangka menengah dan
jangka panjang. New normal juga diartikan sebagai skenario untuk mempercepat
penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam
konteks Indonesia, pemerintah mengumumkan rencana untuk
pengimplementasian kebijakan new normal dengan mempertimbangkan analisis
pada studi epidemiologis dan kesiapan masing-masing wilayah. Prinsip utama
dari rencana new normal yang akan diterapkan ini adalah adaptasi dengan pola
hidup yang akan menuntun pada terciptanya kehidupan dan perilaku baru
masyarakat hingga vaksin COVID-19 ditemukan. Lebih lanjut, implementasi
kebijakan new normal akan dikawal oleh penerapan protokol kesehatan secara
ketat.

Di tengah kondisi sekarang ini selain mengalami kerugian fisik akibat virus
Corona yang tak hanya menyebabkan kematian, ketakutan terhadap penyakit
dapat menyebabkan orang berhenti bepergian, berbelanja, dan makan di restoran.
Dampak terhadap ekonomi tentu akan signifikan, Bank Dunia mengoreksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5.1% di awal tahun menjadi 2.1%
dengan asumsi bahwa aktivitas ekonomi akan normal kembali pada bulan
Juni 2020, menurut (inditelko.com, 2020).

Meskipun sebagian besar kondisi perekonomian mengalami penurunan,


terdapat potensi yang cenderung positif dirasakan bagi perusahaan penyedia
layanan internet, retail online dan pertambangan emas (Global report
Moody’s Investor service) pada tahun 2020. Di Indonesia sendiri terdapat
beberapa operator telekomunikasi yang menyediakan layanan internet
seperti Telkom, Indosat Oredoo, XL Axiata dan Smartfren. Seperti
perusahaan Telkomsel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
juga mencatatkan kenaikan traffic data hingga 22,8% di tengah pandemi Covid-
19. Penggunaan aplikasi berbasis pertemuan virtual dan layanan video streaming
melonjak masing-masing 75% dan 13,8%, menurut (cnbcindonesia.com, 2020).
Turina Farouk, SVP-Head of Corporate Communications PT Indosat Tbk (ISAT)
mengungkapkan, selama kebijakan bekerja dari rumah (work from home) dan
berlakunya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Indosat
mencatatkan kenaikan traffic data hingga 27% di seluruh regional, termasuk
Jabodetabek. Tren ini diperkirakan masih akan terus berlanjut kendati pemerintah
sudah mulai menerapkan PSBB transisi, menurut (cnbcindonesia.com, 2020). PT
XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus melanjutkan proyek fiberisasi jaringan
meskipun pandemi COVID-19 melanda Indonesia saat ini dengan
menerapkan protokol kesehatan yang sesuai dengan standar pengerjaan
proyek fisik di berbagai daerah. Pertengahan tahun ini, sekitar 53 persen
BTS dari total target pada 2020 telah terhubung dengan jaringan fiber.
Target XL Axiata secara nasional, hingga akhir 2020 sebanyak 60-70
persen BTS akan terhubung dengan jaringan fiber. Saat ini, fiberisasi
sudah mencapai sekitar 53 persen dari total target pada 2020, dengan
sebagian besar mencakup wilayah Jawa, menurut (IQPlus,2020).

Perusahan provider diasumsikan akan mengalami keuntungan dengan adanya


imbauan pemerintah agar masyarakat bekerja, belajar, dan beribadah di rumah
atau singkatnya work from home (WFH). Provider bisa didefenisikan sebagai
perusahaan atau badan usaha yang menyediakan layanan kepada pengguna.
Provider terkadang juga bisa disebut sebagai Perusahaan yang biasanya melayani
pembuatan website, mengatur penempatannya di dunia cyber (termasuk juga
maintenance dan penyediaan akses Internet) juga membantu dari segi promosi
agar website tersebut dikunjungi oleh pengguna Internet, menurut
(idcouldhost,2020).

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
membuat review dengan judul “DINAMIKA RETURN SAHAM
PERUSAHAAN PROVIDER TELEKOMUNIKASI SELAMA PANDEMI
COVID-19”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diberikan dari data diatas, yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaan return saham perusahaan provider saat dan


sebelum covid-19 dengan saat pemberlakuan kebijakan new normal?

2. Siapakah provider yang memiliki performa return saham paling tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut, yaitu :

1. Untuk mengetahui perbedaan return saham perusahaan provider saat dan sebelum
covid-19 dengan saat pemberlakuan kebijakan new normal.

2. Untuk mengetahui manakah perusahaan provider yang memiliki performa return


saham paling tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Bagi Mahasiswa
Sebagai latihan untuk menerapkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperoleh selama mengikuti kuliah di lapangan pekerjaan
sesungguhnya.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai alat ukur seberapa jauh mahasiswa memahami dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapatkan selama masa perkuliahan.

3. Bagi perusahaan atau organisasi

Sebagai referensi untuk memperoleh sumber daya manusia yang dibutuhkan di


kemudian hari serta mendapatkan masukan dari laporan yang disusun mahasiswa
selama masa PKL.
BAB II
GAMBARAN UMUM

Industri telekomunikasi merupakan salah satu subsektor dari sektor


infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Layanan telekomunikasi di Indonesia
telahdiselenggarakan oleh perusahaan milik negara sejak tahun 1961.Seperti negara
berkembang lainnya, perluasan dan modernisasi infrastruktur telekomunikasi
memiliki peranan yang penting di dalam perkembangan ekonomi nasional secara
umum. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah mendorong peningkatan
kebutuhan hidup masyarakat, termasuk kebutuhan komunikasi. Jumlah penduduk
Indonesia yang cukup besar merupakan pasar potensial bagi perkembangan industri
telekomunikasi.Selain itu, industri ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar.
Jumlah pelanggan dan volume trafik telekomunikasi meningkat secara signifikan.
Industri telekomunikasi pun didukung pula oleh para vendor telekomunikasi yang
aktif mengembangkan
usahanya.Kondisi yang menguntungkan dalam pasar telekomunikasi telepon selular
tersebut membuat industri telekomunikasi menjadi sasaran investasi yang menarik
bagi para investor. Pesatnya industri telekomunikasi memiliki dampak yang luar biasa
bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia karena industri telekomunikasi menjadi
infrastruktur penggerak seluruh sektor mulai dari industri telekomunikasi itu sendiri
hingga mendorong sektor-sektor lain seperti sektor perdagangan, manufaktur serta
sektor usaha kecil menengah sebagai penggerak ekonomi
rakyat.Industri telekomunikasi meliputi perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang
listing di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT
Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
dan PT Mobile-8 TelecomTbk (FREN).
2.1 Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) yang disingkat BEI
merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. BEI
menyediakan infrastruktur bagi terselenggaranya transaksi di pasar modal.
Pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia meliputi :
1. Transaksi Saham,
2. Transaksi Surat Hutang (obligasi swasta maupun obligasi pemerintah).
Secara historis, pasar modal telah hadir sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda tahun 1912 di
kota Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Pasar modal telah
ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan pertumbuhan pasar modal
tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari
pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai
kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali
pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal
di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
 1914 - 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
 1925 - 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya.
 Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
 1942 - 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
II
 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif.
 1956 - 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).


Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktif.
kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
sebagai emiten pertama.
 1977 - 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
 1988 - 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
 Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automatic Trading Systems).
 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang -Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
mulai Januari 1996.
 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
 2 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa
Efek Indonesia: JATS-NextG. (Sumber: IDX;2017).

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia


merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah
Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan
beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring
dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
PT BURSA EFEK INDONESIA (BEI) adalah Self Regulatory
Organization (SRO) yang menyediakan infrastruktur untuk mendukung
terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien serta
mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan. Visi kami adalah menjadi
Bursa Efek yang kompetitif dengan kredibilitas kelas dunia. Untuk menjadi
Bursa yang kredibel dan mendukung inklusi Pasar Modal Indonesia, kami
menyadari bahwa sumber daya manusia memainkan peran penting dalam
keberhasilan pencapaian visi kami, menurut (idx.co.id, 2020).

2.2 Sub Sektor Telekomunikasi


Objek dalam penelitian ini adalah perusahan sub sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Sub sektor
telekomunikasi termasuk dalam perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas
dan transportasi. Menurut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 36 Tahun
1999, Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan/ atau
penerimaan dan setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan,
gambar, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem
elektromagnetik lainnya. Menurut Pasal 1 angka (7) Undang-Undang No. 36
Tahun 1999, Jasa telekomunikasi adalah layanan telekomunikasi untuk
memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan menggunakan jaringan
telekomunikasi. Dalam Bursa Efek Indonesia ( BEI ) perusahaan yang
termasuk dalam sub sektor telekomunikasi terdiri dari 6 perusahaan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan terdapat 4 perusahaan sub sektor
telekomunikasi yang bisa diteliti, berikut nama-nama perusahaan sub sektor
telekomunikasi tersebut:
Tabel 2.2
Daftar Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek
Kode /
Nama Tanggal Papan
No Nama perusahaan Saham
Perusahaa Pencatatan Pencatatan
n
1 EXCL XL Axiata Tbk 29-Sep-05 10.706.012.530 Utama
2 FREN Smartfren Telecom Tbk 29-Nov-06 217.964.240. 928 Utama
3 ISAT Indosat Tbk 19-Okt-1994 5.433.933.500 Utama
Telekomunikasi Indonesia
4 TLKM 14-Nov-94 99.062. 216.600 Utama
(Persero) Tbk
Sumber : https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/daftar-saham/

2.2.1 XL Axiata Tbk


A. Sejarah
XL memulai usaha sebagai perusahaan dagang dan jasa umum pada
tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. Pada
tahun 1996, XL memasuki sektor telekomunikasi setelah mendapatkan
izin operasi GSM 900 dan secara resmi meluncurkan layanan GSM.
Dengan demikian, XL menjadi perusahaan swasta pertama di Indonesia
yang menyediakan layanan telepon seluler.Di kemudian hari, melalui
perjanjian kerjasama dengan Grup Rajawali dan tiga investor asing
(NYNEX, AIF dan Mitsui) nama Perseroan diubah menjadi PT
Excelcomindo Pratama Tbk. Pada tanggal 16 September 2005, EXCL
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham EXCL (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 1.427.500.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan
harga penawaran Rp2.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 September 2005. Pada
saat itu, XL merupakan anak perusahaan Indocel Holding Sdn. Bhd., yang
sekarang dikenal sebagai Axiata Investments Indonesia Sdn. Bhd., yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. ( TMI )
melalui TM International Limited. Pada tahun2009, TMI berganti nama
menjadi Axiata Group Berhad ( Axiata ) dan di tahun yang sama PT
Excelcomindo Pertama Tbk. Berganti nama menjadi PT XL Axiata Tbk.
Untuk kepentingan sinergi.
Gambar 2.2.1
Logo PT XL Axiata Tbk

Sumber : https://www.xlaxiata.co.id/id/tentang-xl-axiata/logo

B. Struktur Organisasi Pemegang Saham


Gambar 2.2.1
Stuktur pemegang saham pada PT XL Axiata Tbk terangkum dalam gambar
2.2.1 di bawah ini :
Sumber : https://www.xlaxiata.co.id/id/tentang-xl-axiata/pemegang-saham

Sturktur pemegang saham PT XL Axiata Tbk yang dapat dilihat pada


gambar 2.1 menjelaskan bahwa dari keseluruhan saham yang dimiliki sebesar
33,6% atau 3.595.303.811 saham dimiliki oleh masyarakat, sedangkan 66,4%
atau 7.092.656.612 saham dimiliki oleh Axiata Group melalui Axiata
Investments ( Indonesia) Sdn. Bhd. Axiata merupakan salah satu grup industri
telekomunikasi terbesar di kawasan Asia dengan tujuan utama: Memajukan
Asia. Didirikan pada tanggal 12 Juni 1992 dan tercatat pada Papan Utama
Bursa Malaysia Securities Berhad sejak 28 April 2008, Axiata mengendalikan
saham mayoritas pada operator-operator seluler di Malaysia, Indonesia,
Bangladesh, Sri Lanka, Kamboja serta memiliki kepentingan strategis di
India, Singapura dan Pakistan. Anak perusahaan Axiata beroperasi di bidang
telekomunikasi dengan merk Celcom (Malaysia), XL (Indonesia), Dialog
(Srilanka), Robi (Bangladesh), Smart (Kamboja), Idea (India) dan M1
(Singapura). Axiata juga mendirikan edotco Group selaku perusahaan
infrastruktur dan layanan telekomunikasi, menurut (xlaxiata.co.id).

C. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan EXCL
melakukan kegiatan dalam usaha penyelenggaraan jasa telekomunikasi
dan/atau jaringan telekomunikasi dan/atau multimedia. Kegiatan usaha utama
XL Axiata adalah menyediakan layanan data dan teleponi seluler dengan
teknologi GSM 900/DCS 1800 dan IMT-2000/3G di Indonesia. Selain itu, XL
Axiata juga memegang Lisensi Jaringan Tertutup Reguler (Leased Line),
Lisensi Internet Service Provider (ISP), Lisensi Voice over Internet Protocol
(VoIP), dan Lisensi Internet Interkoneksi Layanan (NAP), serta izin e-Money
(Uang Elektronik) dari 64 Bank Indonesia, yang akan memungkinkan EXCL
untuk menyediakan jasa pengiriman uang kepada pelanggannya, menurut
(xlaxiata.co.id).

D. Produk dan Layanan


XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar.
Selain itu XL juga menyediakan layanan korporasi yang termasuk Internet
Service Provider (ISP) dan VoIP.
1. Kartu XL Prabayar
Kartu XL Prabayar merupakan peleburan dari 3 produk prabayar XL
sebelumnya, yaitu proXL, Bebas, Jempol, dan Jimat. Peleburan menjadi
satu lini produk ini merupakan upaya XL untuk memangkas biaya
pemasaran Jempol yang memiliki perkembangan kurang siginifikan jika
dibandingkan dengan Bebas. Peleburan ini diawali pada 1 Agustus 2007
dengan menyatukan voucher isi ulang untuk kedua produk dan diresmikan
pada 1 Januari 2008 dengan peluncuran merek XL Prabayar. Pelanggan
XL Prabayar mendapat nomor dengan awalan 0817, 0818, 0819, 0859,
0878, dan 0877. Pada tanggal 28 Oktober 2014, XL meluncurkan logo
barunya dengan peluncuran layanan Real Mobile 4G LTE pada kartu XL.
Logo ini pertama kali muncul di media cetak seperti koran.
2. XL Pascabayar,
3. Layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP),
4. VoIP.

2.2.2 Smartfren Telecom Tbk


A. Sejarah
Pada awalnya PT Smartfren Telecom Tbk didirikan pada bulan
Desember tahun 2002 dengan nama PT Mobile-8 Telecom. Pada bulan
Januari 2011, Perseroan melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi
PT Smart Telecom (Smartel). Kemudian Perseroan melakukan perubahan
nama menjadi PT Smartfren Telecom Tbk di bulan Maret 2011 dimana
sinergi dilakukan di berbagai aspek untuk mengembangkan infrastruktur
jaringan, meningkatkan infrastruktur jaringan, meningkatkan efisiensi
operasional, memperluas jaringan distribusu dan pemasaran, serta
pemakaian satu brand yaitu “ Smartfren “ Pada tanggal 15 Nopember
2006, FREN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham FREN (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 3.900.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp225,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29
Nopember 2006.

B. Struktur Pemegang Saham


Struktur pemegang saham pada PT Smartfren Telecom Tbk terangkum
dalam gambar 2.2.2 di bawah ini :
Gambar 2.2.2
Struktur pemegang saham PT Smartfren Telecom Tbk
Sumber : www.smartfren.com

Struktur pemegang saham PT Smartfren Telecom Tbk yang dapat


dilihat pada gambar 2.2 menjelaskan bahwa dari keseluruhan saham yang
dimiliki 31,1% dimiliki oleh PT Bali Media Telekomunikasi, 29,7%
dimiliki PT Wahana Inti Nusantara, 27,4% dimiliki oleh PT Global Nusa
Data, dan 11,8% nya dimiliki oleh masyarakat

C. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan
Perseroan adalah berusaha di bidang telekomunikasi dengan kegiatan
usaha sebagai berikut:
1. Menawarkan jasa telekomunikasi di wilayah Republik Indonesia;
2. Menyediakan berbagai produk multimedia dan jasa terkait lainnya,
termasuk tetapi tidak terbatas pada penjualan secara langsung maupun
tidak langsung layanan suara, data/image dan jasa-jasa komersial
mobile lainnya;
3. Membangun, menyewakan dan memiliki jaringan telekomunikasi
tanpa kabel di frekuensi 800 MHz yang secara eksklusif berbasis
teknologi Code Division Multiple Access (CDMA), khususnya
teknologi CDMA 2000 1x dan EV-DO;
4. Memperdagangkan barang-barang, perangkatperangkat dan/atau
produkproduk telekomunikasi, termasuk tetapi tidak terbatas impor
atas barangbarang, perangkat-perangkat dan/atau produkproduk
telekomunikasi tersebut;
5. Mendistribusikan dan menjual barang-barang, perangkat-perangkat
dan/atau produk-produk telekomunikasi;
6. Menyediakan layanan purna jual atas penjualan barang-barang,
perangkatperangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi;
7. Menawarkan jasa penyimpanan uang elektronik (e-money) baik
dengan media kartu prabayar maupun kartu pascabayar;
8. Menawarkan jasa pembayaran dan/atau pengiriman uang dalam negeri
dan luar negeri.

D. Produk dan Layanan


PT Smartfren Telecom Tbk merupakan salah satu perusahaan
penyedia layanan telekomunikasi terdepan di Indonesia untuk segmen ritel
dan korporat. Pada tahun 2015 Smartfren berinovasi dengan meluncurkan
layanan 4G LTE Advanced 68 pertama di Indonesia sekaligus menjadi
operator 4G terdepan yang memiliki jangkauan 4G LTE terluas di
Indonesia saat ini. Di awal tahun 2016, Smartfren kembali mencetak
sejarah sebagai perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang
menyediakan layanan Voice over LTE (VoLTE secara komersial). Serta
menjadi perusahaan komunikasi yang memiliki jaringan 4G LTE
Advanced terluas di Indonesia. Smartfren menawarkan beragam produk
serta layanan data dan suara, solusi bisnis dan layanan Value Added
Services (VAS).
Smartfren merupakan salah satu unit dari kelompok usaha Sinarmas.
4G LTE-Advanced merupakan standar komunikasi seluler dan
pengembangan lanjutan dari teknologi Long Term Evolution (LTE) oleh
3rd Generation Partnership Project (3GPP). LTE-Advanced adalah salah
satu pengembangan utamanya, yakni penggabungan dua atau lebih saluran
radio (spektrum) untuk mendapatkan kecepatan yang lebih cepat. Voice
over Long Term Evolution (Voice over LTE/VoLTE) adalah fitur
teknologi yang menggunakan standar dan prosedur untuk komunikasi
suara dan data berbasis jaringan 4G LTE. Teknologi ini merupakan satu
metode untuk menciptakan, menyiapkan dan mengatur suara berkecepatan
tinggi, video dan layanan pesan melalui jaringan nirkabel 4G dan
perangkat yang mudah dibawa.

2.2.3 Indosat Tbk


A. Sejarah
PT. Indosat Tbk (ISAT) didirikan tanggal 10 Nopember 1967 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1969.Kantor pusat Indosat
berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta. Telp: (62-21)
3000- 3001 (Hunting), Fax: (62-21) 3000-3002. Induk usaha Indosat adalah
Ooredoo Asia Pte. Ltd. (sebelumnya bernama Qatar Telecom (Qtel Asia)),
Singapura. Sedangkan induk usaha terakhir ISAT adalah Ooredoo QSC
(sebelumnya Qatar Telecom QSC), Qatar.PT. Indosat Tbk sebelumnya
bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk, yang merupakan
perusahaan penyelenggara jalur telekomunikasi di Indonesia.Indosat adalah
perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk
jasa seluler (Mentari, Matrix, IM3 dan StarOne).Pada tahun 1980, pemerintah
Indonesia membeli semua saham Indosat, sehingga saat itu PT Indosat Tbk
menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 58 Pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham indosat Tbk, antara lain : Ooredoo Asia Pte.
Ltd (pengendali) (65,00%), Negara Republik Indonesia (14,29%) dan Skagen
AS (5,38). Berdasarkan angaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan
ISAT adalah melakukan kegiatan usaha penyelengara jaringan
telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi dan jasa
teknologi konvergensi.Bisnis utama indosat adalah menyediakan layanan
selular mengunakan teknologi GSM 900, DCS 1800, dan 3G 2100. Jasa
utamanya adalah penyelenggara voice dan pengiriman data yang dijual secara
pascabayar dan prabayar.,telekomunikasi tetap (jasa sambunganinternasional
jarak jauh (SLJJ), jasa jaringan tetap nirkabel, dan jasa telepon tetap local dan
MIDI (Produk dan Jasa termasuk internet, high-speed point-to-point
internasional dan domestic digital leased line broadband dan narrowband
services, dan satelit transponder leasing dan jasa penyiaran. Pada tahun 1994,
ISAT memproleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana (IPO) kepada masyarakat sebanyak 103.550.000
dengan nilai nominal Rp. 1000,-per saham dengan harga penawaran Rp.7000,-
persaham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 19 oktober 1994. Selain IPO di Bursa Efek Indonesia, ISAT juga
melakukan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New York (NYSE)
dalam bentuk American Depositary Share (ADS, dimana setiap ADS
mewakili 50 saham seri B) ISAT, mulai diperdagangkan di Bursa Efek New
York sejak tahun 1994 sampai dengan tanggal 17 Mei 2013. 59 4.3 PT.

B. Struktur Pemegang Saham


Struktur pemegang saham pada PT Indosat Ooredoo Tbk dapat dilihat pada
gambar 2.3 di bawah ini :
Gambar 2.2.3
Struktur pemegang saham pada PT Indosat Ooredoo Tbk
Sumber : www.indosatooredoo.com
Struktur pemegang saham PT Indosat Ooredoo Tbk yang dapat dilihat
pada gambar 2.3 menjelaskan bahwa dari keseluruhan saham yang dimiliki
sebesar 14,29% saham dimiliki oleh pemerintah Indonesia, 20,71% saham
dimiliki oleh masyarakat dan saham sebesar 65% dimiliki oleh Ooredoo Asia
Pte. Ltd.

C. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
ISAT adalah melakukan kegiatan usaha penyelenggaraan jaringan
telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi dan/atau jasa
teknologi konvergensi. Bisnis utama Indosat adalah menyediakan layanan
selular (menggunakan teknologi GSM 900, DCS 1800, dan 3G 2100. Jasa
utamanya adalah penyelenggara voice dan pengiriman data yang dijual secara
pasca-bayar dan prabayar), telekomunikasi tetap (jasa sambungan
internasional jarak jauh (SLJJ), jasa jaringan tetap nirkabel, dan jasa teleponi
tetap lokal) dan MIDI (produk dan jasa termasuk internet, high-speed point-
to-point international dan domestic digital leased line broadband dan
narrowband services, a high performance packetswitching service dan satellite
transponder leasing dan jasa penyiaran.)

D. Produk dan Layanan


PT Indosat, Tbk sebagai salah satu perusahaan jasa telekomunikasi
terbesar di Indonesia tentunya memiliki beberapa produk dan jasa unggulan,
yaitu:
1. Mentari Merupakan produk kartu GSM pra bayar Indosat dengan
nomor awal 0815 dan 0816 memiliki fitur dan fasilitas lengkap yang
disesuaikan 73 dengan kebutuhan pelanggan. Mentari hadir dengan
jangkauan internasional, gratis roaming nasional, satu tarif untuk
menelepon sesama Mentari dan Matrix di seluruh Indonesia.
2. IM3 Kartu GSM IM3 merupakan karut pra bayar dari Indosat dengan
nomor awal 0856 yang memberikan kenyamanan dan kecepatan untuk
bergabung dalam komunitas GSM Multimedia. Kartu IM3
memberikan semua fitur canggih kepada pelanggannya, seperti GPRS,
MMS, M3-Access, transfer pulsa, conference call, call divert, dan
banyak lagi. IM3, No Limits.
3. Matrix Merupakan layanan pasca bayar Indosat dengan nomor awal
0815, 0816 dan 0855 yang memberikan kebebasan dalam memilih.
Matrix memberikan sambungan lebih cepat, jangkauan yang luas
hingga ke manca Negara dan kualitas suara yang jernih. Dengan
kapasitas kartu SIM yang lebih besar dan menu browser yang canggih,
Matrix memberikan kebebasan bagi Anda (The Freedom To Be You).

2.2.4 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk


A. Sejarah
PT Telkomsel adalah perusahaan yang bergerak di bidang operator jasa
telekomunikasi selular dengan frekuensi jaringan operator 900/1800 GSM.
Telkomsel adalah kependekan dari ”Telekomunikasi Selular”, yakni
perusahaan jasa telekomunikasi yang berbasis GSM. Telkomsel memiliki
sejarah yang cukup singkat untuk menjadi operator GSM terkemuka di
Indonesia, yaitu :
 Oktober 1993 Menparpostel menugaskan Telkom untuk membuat
sebuah Pilot Project GSM di pulau Batam.
 November 1993 diimplementasikan Pilot Project oleh PT Telkom
di pulau Batam dan Bintan.
 31 Desember 1993 proyek GSM beroperasi dan merupakan awal
komunikasi pertama antar ponsel di pulau Batam dan Bintan.
 24 Agustus 1994 Telkom dan Indosat memperoleh izin prinsip
mengoperasikan sistem GSM.
 1 November 1994 pembentukan perusahaan BUMN antara PT
Telkom dan PT Indosat.
 26 Mei 1995 resmi berdiri PT Telkomsel sekaligus menandai
beroperasinya layanan GSM di Jakarta dan sekitarnya.
 11 Maret 1996 status BUMN berubah menjadi PMA dengan
bergabungnya PTT Telecom Netherlands (KPN Belanda) dan PT
Setdco Megacell Asia. 76
 29 Desember 1996 jangkauan Telkomsel seluas 27 propinsi dan
dilebih dari 340 kota kabupaten di seluruh Indonesia.

B. Struktur Pemegang Saham


Modal dasar Perseroan terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna, dan
399.999.999.999 saham Seri B (saham biasa). Modal dasar ditempatkan
dan disetor penuh 100.799.996.400, terdiri dari satu saham Seri A
Dwiwarna dan 100.799.996.399 saham Seri B. Satu lembar saham Seri A
Dwiwarna tersebut merupakan milik Pemerintah Republik Indonesia
(“Pemerintah”).
Tabel 2.2.2
Komposisi Pemegang Saham
Komposisi Pemegang Saham Saham Seri A Saham Seri B
%
Telkom Dwiwarna (Saham Biasa)
Pemerintah Republik Indonesia 1 51.602.353.559 52,55
Publik – 46.595.863.040 47,45
Sub Total Modal (ditempatkan dan
disetor penuh) 1 98.198.216.599 100,00
Saham Treasuri (Saham yang dibeli
kembali) – 2.601.779.800 –
Total 1 100.799.996.399 100,00

C. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha Telkom bertumbuh dan berubah seiring dengan
perkembangan teknologi, informasi dan digital, namun masih dalam
koridor industry telekomunikasi dan informasi. Hal ini terlihat dari lini
bisnis yang terus berkembang melengkapi produk-produk yang sudah ada
sebelumnya. Saat ini Telkom mengelola 6 produk portofolio yang
melayani empat segmen konsumen yaitu korporat, perumahan, perorangan
dan segmen konsumen lainnya.

D. Produk dan Layanan


PT Telkomsel merupakan operator yang menyediakan akses layanan
data terlengkap melalui implementasi teknologi CSD, GPRS (General
Packet Radio Service), Telkomsel menyediakan beraneka ragam fitur yang
memberikan kenyamanan berkomunikasi, dari yang sifatnya dasar hingga
yang tercanggih seperti Multy Party Call, SMS2e-mail, MMS, Video
Streaming, Farida Multi Number, mobile banking, info on demand, nada
sambung pribadi dan lain sebagainya. Telkom menyediakan jasa telepon
tetap kabel (fixed wireline), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless),
jasa telepon bergerak (mobile service), data/internet serta jasa multime dia
lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Permasalahan


Tingginya penyebaran virus Covid-19 mengakibatkan penurunan

harga saham provider di BEI. Kebijakan untuk memberlakukan belajar

(learing from home) dan bekerja dari rumah (work from home)

praktis menjadikan operator telekomunikasi sebagai penyedia

internet menjadi tulang punggung bagi kegiatan masyarakat selama

pandemi covid19 ini.

Dampak Covid-19 terhadap operator telekomunikasi dapat dilihat

secara nyata pada laporan keuangan Kuartal Pertama 2020,

sayangnya saat ini belum ada yang menyampaikan laporan ke publik

namun kita masih dapat melihat dari beberapa indikator yang akan

di jelaskan pada sub bab pembahasan.

3.2 Pembahasan

Kinerja Saham

Di Bursa saham Indonesia operator telekomunikasi

direpresentasikan oleh empat emiten yaitu Telkom (TLKM), Indosat

Oredoo (ISAT), XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN) secara

agregat market capitalization pada akhir tahun 2019 bernilai Rp480

triliun dan kini bernilai Rp369 triliun pada penutupan perdagangan


tanggal 9 April 2020 artinya sudah turun 23% atau setara Rp111

triliun secara year to date, ini masih lebih   baik dari penurunan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 26%, namun tidak

lebih baik dari sektor consumer goods yang hanya turun 16%.

Sektor lainnya seperti industri keuangan turun 27%, manufaktur

25%, industri dasar dan kimia 33%, properti 33%, pertanian 34%

dan pertambangan 21%. Industri pertambangan turun tebatas karena

sudah mengalami penurunan banyak dari awal tahun 2019. 

Dari empat emiten operator telekomunikasi, TLKM tercatat

mengalami penurunan paling kecil yaitu 21% namun ini sudah

menjadikan TLKM dihargai relatif murah pada harga Rp3.120  

dengan Price to Book Value (PBV) 3.1x karena jika dilihat secara

historis rata-rata 5 tahun terakhir Telkom dihargai 4.1x bahkan

pernah dihargai hingga 5.2x dari nilai buku di tahun 2017 pada harga

Rp4.780  per lembar. Harga yang sudah kelewat murah ini yang

membuat manajemen Telkom mengumumkan akan melakukan

buyback dengan dana Rp1.5 triliun dalam waktu tiga bulan,

sementara XL Axiata juga mengumumkan buyback senilai Rp500

miliar dengan jangka waktu yang sama.

Kinerja Perusahaan
Kebijakan untuk memberlakukan belajar (learing from home) dan

bekerja dari rumah (work from home) praktis menjadikan operator

telekomunikasi sebagai penyedia internet menjadi tulang punggung

bagi kegiatan masyarakat selama pandemi covid19 ini.

Dampak Covid-19 terhadap operator telekomunikasi dapat dilihat

secara nyata pada laporan keuangan Kuartal Pertama 2020,

sayangnya saat ini belum ada yang menyampaikan laporan ke publik

namun kita masih dapat melihat dari beberapa indikator berikut:

1. International roaming

International roaming menjadi komponen pendapatan operator

seluler paling terdampak dari pembatasan perjalanan dan banyaknya

penutupan penerbangan lintas negara. Kontribusi international

roaming terhadap total pendapatan operator di Indonesia kecil tidak

sampai 5% sehingga dampaknya minor. Penutupan ibadah umroh

dan negara destinasi wisata seperti Singapura dan Hongkong

menjadikan roaming kehilangan pasar yang besar. Operator seluler

dengan porsi pendapatan roaming lebih dari 10% beroperasi di

Hongkong dan Singapura.

2. Pendapatan segmen Enterprise


Kompetisi perang harga di industri seluler terutama pada segment

consumer telah menjadikan segmen enterprise (B2B) menjadi

pilihan untuk memperbesar pendapatan operator.

Sayangnya dengan adanya pandemi Covid-19 tidak seperti

consumer yang tidak beresiko dalam waktu dekat (kecuali roaming),

maka pendapatan dari segment enterprise lebih sensitif terhadap

penghematan (cost cutting) dan penundaan proyek oleh hampir

semua perusahaan sebagai respon terhadap krisis ini. Kontribusi

enterprise menyumbang cukup signifikan terhadap total pendapatan

operator, baik Indosat maupun Telkom dikisaran 20%.

3. Potensi kenaikan penggunaan internet

Menkominfo Johnny G Plate menyatakan ada kenaikan trafik

internet di area pemukiman 5-10 persen. Lonjakan trafik ini

didominasi oleh bertumbuhnya pengguna aplikasi belajar online,

konferensi video, instant messaging, game online dan video

streaming. Kenaikan trafik internet ini berpotensi menaikan

pendapatan operator telekomunikasi, namun diprediksi tidak akan

banyak.

Keberadaan 5 operator seluler di Indonesia menjadikan kompetisi

mengarah kepada perang harga yang pada ujungnya menjadikan


harga broadband sebagai pendapatan utama price per megabyte

(ppmb) selalu turun dari tahun ke tahun.

Hal ini yang menjadikan kenaikan trafik tidak serta merta dapat

dikonversi menjadi kenaikan pendapatan operator. Saat ini beragam

paket internet ditawarkan dengan rentang ppmb dari Rp7 hingga

Rp3, ini menjadikan harga internet di Indonesia termasuk yang

paling murah di Kawasan Asia tenggara.

Bahkan hampir semua operator menawarkan harga gratis untuk

akses ke platform edukasi, kesehatan dan website informasi Covid-

19.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melaporkan

sebanyak 1266 hotel berhenti beroperasi dan 150 ribu pekerjanya

dirumahkan. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) juga

menyampaikan daya tahan industri (chasflow) kemampuan

perusahaan menggaji karyawan tanpa adanya pemasukan hanya

sampai bulan Juni 2020.

Dua hal tersebut sudah cukup menjadikan indikator akan

ancaman turunnya daya beli masyarakat yang akan berdampak pada

melemahnya konsumsi pada sector lain temasuk belanja

telekomunikasi masyarakat.

Bagi operator seluler juga harus mewaspadai perubahan perilaku

pelanggan selama aktivitas di rumah berpindah dari mobile


broadband ke fixed broadband, beruntung penetrasi fixed broadband

di Indonesia masih rendah yaitu 13%, terendah di kawasan ASEAN.

Sedangkan bagi operator Fixed broadband berpotensi kebanjiran

permintaan berlangganan internet rumah baru. Indihome sebagai

salah satu produk Telkom melaporkan permintaan untuk pasang

baru meningkat 30% sampai dengan 40% pada bulan Maret

dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

4. Supply Chain

Bertambahnya trafik internet harus didukung dengan kapasitas

jaringan, dan adanya shifting dari kawasan publik dan perkantoran

ke residensial menuntut fleksibiltas alokasi kapasitas operator.

Artinya dari sisi operator harus melakukan usaha ekstra dalam

menjaga kualitas layanan dan upgrade jaringan.

Dari sisi supply kemampuan principal technologi dalam

mendukung ekspansi operator mungkin juga dalam keadaan terbatas

mengingat adanya slowdown aktifitas manufaktur dan shipping. China

Sebagai supplier jaringan telekomunikasi utama di Indonesia

mengalami penurunan produk industri sebesar 13.5% pada 2 bulan

pertama tahun 2020.


Dukungan Operator

Menyadari peran strategis dalam masa pandemi Covid-19 ini

semua operator telah meluncurkan program yang memudahkan

masyarakat untuk melakukan kegiatan balajar dan bekerja dari rumah

baik melalui skema gratis maupun harga diskon. Telkomsel

menggratiskan aplikasi CloudX untuk feature meeting atau video

conference bagi pelanggan enterprisenya lengkap dengan paket internet

hingga 60 Gb selama satu bulan. Untuk kegiatan belajar masyarakat

bebas akses ke platform digital education and learning seperti

ruangguru, zenius, bahaso, sekolajmu.com dan lainnya. XL Axiata

menggratiskan 2GB per hari untuk akses aplikasi edukasi, serta akses

gratis ke website institusi pendidikan dan covid19. Indosat

menggratiskan tambahan kapasitas bandwidth untuk belajar online,

gratis pengiriman pembelian simcard, dan free voice call ke layanan

kesehatan dan covid19.

Insentif

Dalam pelaksanaan PSBB sektor telekomunikasi masuk dalam 8

sektor essensial yang diperbolehkan untuk tetap melakukan kegiatan

operasional, layanan, maintenance dan upgrade jaringan. Sebelumnya

pemerintah telah mengeluarkan insentif kepada 14 sektor usaha untuk

meringankan beban indsutri dalam menghadapi bencana Covid-19,


namun sektor telekomunikasi hingga saat ini belum mendapatkan

insentif terkait bwabah ini.

Dalam hal ini pemerintah bisa mengkaji untuk memberikan

insentif dalam bentuk suku bunga yang rendah untuk pembiayaan atau

diskon dan fleksibilitas pembayaran BHP USO.

Patut diketahui belanja modal dan sebagian maintenance operator

dalam mata uang dollar, sementara dampak dari krisis ini adalah

kenaikan kurs dollar AS bahkan skenario terburuk bisa sampai Rp20

ribu rupiah seperti yang disampaikan Menteri Keuangan. Jika melihat

struktur biaya operator lebih dari separuhnya adalah operation and

maintenance terkait dengan infratsruktur jaringan yang sifatnya tetap

atau memiliki flesibilitas rendah kemudian dari sisi Balance sheet

banyak operator yang memiliki beban hutang dengan DER lebih dari

1.5x yang sebagian dalam mata uang dollar AS artinya sangat beresiko

terhadap financial exposure ketika terjadi kenaikan kurs dan penurunan

pendapatan.

Dengan adanya insentif dari pemerintah tersebut diharapkan

operator punya ruang yang cukup untuk bisa mengantisipasi kenaikan

trafik dan keberlanjutan bisnisnya.

Ditulis oleh Zaid Muttaqien, Praktisi di salah satu operator seluler


- Iswandi sebagai Kepala produksi barang produksi yang ada di gudang
CV.Balimahadewi.

dr. Merry Dame Cristy Pane https://www.alodokter.com/virus-corona

Erika Krismonica https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/68044-


Kondisi-Pertumbuhan-Ekonomi-Indonesia-Akibat-Adanya-Wabah-Corona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perekonomian Indonesia Pasca-
Pandemi Covid-
19", https://money.kompas.com/read/2020/05/10/091500226/perekonomian-indonesia-
pasca-pandemi-covid-19?page=all.  Editor : Bambang P. Jatmiko

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Inilah Kebijakan


Pemerintah di Berbagai Bidang, Dalam Menghadapi Pandemi Covid 19 atau Virus
Corona, https://manado.tribunnews.com/2020/05/04/inilah-kebijakan-pemerintah-di-
berbagai-bidang-dalam-menghadapi-pandemi-covid-19-atau-virus-corona.

Editor: Handhika Dawangi


https://mediaindonesia.com/read/detail/301866-langkah-pemerintah-tangani-dampak-
covid-19-sudah-tepat

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wabah Virus Corona, Ini Sektor
yang Dirugikan dan
Diuntungkan", https://money.kompas.com/read/2020/01/27/113600926/wabah-virus-
corona-ini-sektor-yang-dirugikan-dan-diuntungkan?page=all.
Penulis : Kiki Safitri
Editor : Erlangga Djumena

https://www.indotelko.com/read/1586730375/covid-19-operator
https://idcloudhost.com/kamus-hosting/provider/

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200611154403-17-164699/perusahaan-telekomunikasi-
paling-cuan-saat-pandemi-covid-19

https://www.sinarmassekuritas.co.id/xl-axiata-lanjutkan-fiberisasi-saat-pandemi-covid-19

https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/

http://digilib.unila.ac.id/57814/10/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
https://www.xlaxiata.co.id/id/tentang-xl-axiata/pemegang-saham

Anda mungkin juga menyukai