Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa prevalensi penderita hipertensi

terus terjadi peningkatan sebanyak 839 juta kasus penderita hipertensi pada tahun

2012 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 1,5 miliar atau

sekitar 29 % dari total penduduk di seluruh dunia, Kenaikan kasus hipertensi banyak

terjadi khususnya di negara berkembang seperti Indonesia sekitar 80% (WHO 2012).

Menurut RISKESDAS (2013), prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun di

Indonesia yang didapat melalui jawaban kuesioner pernah didiagnosis tenaga

kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan atau

sedang minum obat hipertensi sendiri sebesar 9,5%. Prevelensi hipertensi di

Indonesia berdasarkan hasil pengukuran didapatkan sebesar 25,8%. Responden yang

memiliki tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%.

Berdasarkan hasil tersebut, prevelensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%.

Prevelensi hipertensi di provinsi Sumatera Barat mencapai pada tahun 2013

terdapat 232.274 kasus hipertensi yang terdeksi melalui pengukuran tekana darah.

Berdasarkan kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat terdapat enam

kabupaten/kota yang memiliki angka tertinggi penderita hipertensi yaitu kota


Bukittinggi (41,8%), kota padang (29%), kota solok (25%), kabupaten 50 Kota

(22,2), kabupaten padang pariaman (20,2%) (RIskesdas, 2013).

Hipertensi merupakan the silent disease atau disebut juga dengan siluman

pembunuh karena seeorang tidak mengetahui jika dirinya mengalami peningkatan

tekanan darah, baik secara lambat maupun mendadak sebelum memeriksakan tekanan

darahnya. Penyakit hipertensi juga dikatakan sebagai sebuah gejala dari sebuah

sindroma yang dapat memicu terjadinya pengerasan tekanan darah sehingga

menyebabkan kerusakan pada organ target seperti serangan jantung, otak (Stroke),

penyakit ginjal kronik dan penyakit arteri perifer (Arum, 2018).

Hipertensi mengalami masalah kesehatan apabila setelah dilakukan beberapa

kali pengukuran, nilai tekanan darah tetap tinggi, nilai tekanan darah sistolik > 140

mmHg atau diastolic > 90 mmHg . Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris

hypertension. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,mumet

(vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan kabur, telinga berdenging

(tinitus), dan mimisan (Susilo 2017).

Cara untuk menurunkan hipertensi ada dua jenis yaitu dengan farmakologis

dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis atau dengan obat-obatan anti

hipertensi dalam jangka panjang bahkan seumur hidup, seperti deuretik,

simpatik, betabloker dan vasodilator (Susilo dkk, 2011). Obat kimia deuretik

memiliki kelebihan yaitu mempunyai ketepatan dalam dosis karena dibuat dalam

extraks atau zat aktif saja. Akan tetapi, kelemahannya adalah memiliki efek
samping yang lebih besar dibandingkankan dengan obat herbal. Selain itu,

harganya pun mahal. Hal ini disebabkan karena bahan bakunya masih

didatangkan dari luar negri (Indah 2018). Beberapa jenis buah dan sayur yang

berkhasiat menurunkan hipertensi antara lain seledri, mentimun, labu siam, selada air,

lobak, tomat, belimbing, wuluh, semangka, wortel. Pisang, apel, kiwi dan mengkudu.

Tindakan nonfarmakologi dilakukan dengan perubahan pola hidup seperti diet

dan latihan fisik. Upaya lain yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan bahan atau

obat herbal yang ada di sekitar kita seperti mengkudu (Morinda Citrifolia) yang

banyak ditemukan di masyarakat pada umumnya (Yobel 2017).

Kandungan buah mengkudu yang dapat menurunkan tekanan darah adalah

Scopoletin. Zat Scopoletin dalam buah mengkudu ditemukan pada tahun 1993 oleh

para peneliti di Universitas Hawaii. Scopoletin berfungsi memperlebar saluran

pembuluh darah yang mengalami penyempitan serta melancarkan peredaran darah.

Kandungan scopoletin buah mengkudu dalam 1 gram adalah sebesar 290,02 ppm

(Arum 2018). Selama ini banyak peneliti mengenai mengkudu untuk hipertensi tetapi

biasanya mengkudu hanya di konsumsi langsung dan banyak dari masyrarakat yang

kurang menyukai mengkudu karena bau dan rasanya yang tidak terlalu di sukai

masyarakat.

Menurut penelitian Arum Reyan (2018) Teh buah mengkudu sebanyak 5 gram

terbukti dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan tradisional serta efektif dalam

menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 26% dan diastolik sebesar 20% pada
kelompok lansia dengan hipertensi di UPTD. Griya Werdha Jambangan Kota

Surabaya. Buah mengkudu banyak mengandung zat kimia yang sangat berguna bagi

tubuh diantaranya adalah senyawa Terpenoid, Zat asam (askorbat, kaproat, karpitat),

Zat antibakteri (Acubin, L.asperuloside, alizarin, antraquinon), Nutrisi (karbohidrat,

protein, vitamin, mineral esensial), Zat anti kanker (damnacanthal), Zat Scopoletin

(antihipertensi).

Teh adalah minuman yang umum dalam kehidupan kita sehari – hari.

Biasanya teh hanya dibuat dari daun the, namun ddapat dihasilkandari buah

mengkudu. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Senyawa Scopoletin Dalam Teh Mengkudu (Morinda

Citrifolia L) Terhadap Penurunan Hipertensi di Bukittinggi”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah pengaruh senyawa Scopoletin dalam teh

mengkudu (Morinda Citrifolia L) terhadap penurunan hipertensi Di

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui pengaruh senyawa Scopoletin dalam teh mengkudu (Morinda

Citrifolia L) terhadap penurunan hipertensi Di Bukittinggi.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mempelajari formulasi dalam pembuatan teh mengkudu


b. Menganalisis penurunan hipertensi sebelum dan setelah pemberian teh

mengkudu

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penulis

Dapat meanmbah wawasan, pengetahuan yang baru dan dapat mengaplikasikan ilmu

yang selama ini di daptakan.

1.3.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah bagi masyarakat yang

beresiko menderita penyakit hipertensi akan manfaat pemberian scopoletin.dan

memberika informasi kepada masyarakat mengenai cita rasa teh dari buah mengkudu

BAB II

TINJUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipetensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg

dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan

selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan

darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan

kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak

(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang

memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan

jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari

berbagai bidang

hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi

dapat dikendalikan (Kemenkes RI, 2007).

Hipertensi merupakan the silent disease atau disebut juga dengan siluman

pembunuh karena seeorang tidak mengetahui jika dirinya mengalami peningkatan

tekanan darah, baik secara lambat maupun mendadak sebelum memeriksakan tekanan

darahnya. Penyakit hipertensi juga dikatakan sebagai sebuah gejala dari sebuah

sindroma yang dapat memicu terjadinya pengerasan tekanan darah sehingga

menyebabkan kerusakan pada organ target seperti serangan jantung, otak (Stroke),

penyakit ginjal kronik dan penyakit arteri perifer (Arum, 2018).


Pengertian Tekanan darah adalah kekuatan atau tenaga yang digunakan oleh

darah untuk melawan dinding pembuluh darah arteri dan biasa diukur dalam satuan

millimeter air raksa (mmHg). Dengan kata lain tekanan darah adalah sejumlah tenaga

yang dibutuhkan untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Nilai tekanan darah

dinyatakan dalam dua angka, yaitu angka darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah

sistolik merupakan nilai tekanan darah saat fase kontraksi jantung sedangkan tekanan

darah diastolik adalah tekanan darah saat fase relaksasi jantung (Suryani dkk 2018).

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu hipertensi primer

dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya, tetapi mungkin disebabkan oleh berbagai faktor seperti diet tidak tepat

(kelebihan asupan natrium, rendahnya asupan kalium, kelebihan asupan alkohol),

aktivitas fisik rendah, stress psikologi, hereditas (keturunan) dan obesitas. Sedangkan

hipertensi sekunder terjadi karena adanya penyakit lain, seperti penyakit ginjal,

penyakit jantung serta gangguan endokrin dan saraf (Suryani dkk 2018). Upaya

penyembuhan hipertensi sekunder biasanya diarahkan langsung pada penyebabnya.

Sedangkan hipertensi primer yang sering dilakukan adalah membatasi konsumsi

kalori bagi mereka yang kegemukan (obesitas), membatasi konsumsi garam dan

olahraga (Khomsan 2003).

Ada berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat disebut

hipertensi. Menurut World Health Organization (WHO) dan Joint National

Committee (JNC) menetapkan batasan hipertensi adalah tekanan darah menetap


140/90 mmHg diukur pada waktu istirahat. Pengertian hipertensi berarti tekanan

darah sistolik senantiasa berada diatas 140 mmHg, tekanan diastolik diatas 90 mmHg,

Tekanan darah yang ideal adalah jika tekanan sistoliknya 120 mmHg dan diastoliknya

80 mmHg. Tabel dibawah ini memberikan informasi tentang tekanan darah untuk

orang dewasa menurut JNC-7.

Adapun klasifikasi tekanan darah untuk dewasa menurut JNC-7 dapat dilihat

pada tabel 1 berikut:

Tabel 1

Klasifikasi tekanan darah pada dewasa

Klasifikasi Tekanan Tekanan Sistolik Tekanan Diastol

Darah (Mmhg) (mmHg)

Normal < 120 dan <80

Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89

Hipertensi Stadium I 140 – 159 atau 90 – 99

Hipertensi Stadium II ≥160 atau ≥100

Sumber : Chobanian,dkk,2004 dalam Purba, 2014.

2.1.3 Etiologi/Penyebab

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang

dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah antara lain usia,

jenis kelamin, suku atau ras. Sedangkan yang dapat diubah adalah berat badan,
aktivitas fisik, stress, kebiasaan merokok, minum alkohol, dan asupan tidak sehat

seperti makanan tinggi garam tetapi kurang sayuran dan buah-buahan.

Faktor genetik dianggap penting sebagai penyebab timbulnya hipertensi.

Faktor genetik bersifat multifaktorial akibat kerusakan pada beberapa gen yang

berperan pada pengaturan tekanan darah. Faktor lingkungan merupakan faktor yang

paling berperan dalam perjalanan munculnya penyakit hipertensi. Faktor ini meliputi

konsumsi garam yang berlebihan, obesitas, pekerjaan, alkoholisme, stressor

psikogenik dan tempat tinggal. Semakin banyak seseorang terpapar faktor-faktor

tersebut maka semakin besar kemungkinan seseorang menderita hipertensi, juga

seiring bertambahnya umur seseorang. Prevalensi hipertensi pada obesitas lebih

tinggi dibandingkan seseorang dengan berat badan normal. Berat badan yang

berlebihan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh,

akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi.

2.1.4 Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi

Beberapa faktor risiko terjadinya hipertensi antara lain:

a. Usia

Kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring pertambahan usia. Jenis

hipertensi yang banyak dijumpai pada kelompok lansia adalah isolated hypertension.

Meskipun demikian, hipertensi tidak selalu hadie seiring dengan proses penuaan.

b. Ras

Setiap orang memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi. Ras

Afrika Amerika cenderung lebih cepat mengalami hipertensi dan lebih banyak
mengalami kematian akibat hipertensi (mengalami penyakit jantung koroner, stroke

dan kerusakan ginjal).

c. Jenis kelamin

Laki-laki lebih berisiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan perempuan

saat berusia sebelum 45 tahun. Sebaliknya saat usia 65 tahun keatas, perempuan lebih

berisiko mengalami hipertensi dibandingkan laki-laki. Kondisi ini dipengaruhi oleh

hormon. Wanita yang memasuki masa menopause, lebih berisiko untuk mengalami

obesitas yang akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.

d. Obesitas

Seseorang yang mengalami obesitas atau kegemukan memiliki risiko lebih besar

untuk mengalami prehipertensi atau hipertensi. Indikator yang biasa digunakan untuk

menentukan ada tidaknya obesitas pada seseorang adalah melalui pengukuran IMT

dan lingkar perut.

e. Kurang aktivitas fisik

Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya organ jantung

dan paru-paru. Aktivitas fisik juga menyehatkan pembuluh darah dan mencegah

hipertensi. Usaha pencegahan hipertensi akan optimal jika aktif beraktivitas fisik

dibarengi dengan menjalankan diet sehat dan berhenti merokok.

f. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol

Merokok merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang paling bisa dicegah.

Zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran tembakau berbahaya bagi sel darah dan

organ tubuh lainnya, seperti jantung, pembuluh darah, mata,organ reproduksi, paru-

paru bahkan organ pencernaan. Selain itu konsumsi minuman beralkohol juga dapat
meningkatkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa risiko hipertensi

meningkat dua kali lipat jika mengkonsumsi minuman beralkohol lebih dari tiga gelas

sehari.

g. Faktor lain

Riwayat keluarga penderita turut meningkatkan risiko kejadian hipertensi. Stress

berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami

hipertensi.

2.1.5 Gejala dan Tanda Hipertensi

Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan gejala. Gejala yang

sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas di tengkuk atau kepala berat. Namun,

gejala tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada tidaknya hipertensi pada diri

seseorang. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan

pengecekan tekanan darah.

Seorang pasien biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipertensi

hingga ditemukan kerusakan dalam organ, seperti terjadinya penyakit jantung

koroner, stroke atau gagal ginjal. Karena itu, mengetahui nilai tekanan darah sendiri

secara teratur sangat penting meski kita selalu merasa kondisi sehat.

2.1.6 Bahaya Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi sangat berbahaya karena dapat memperberat kerja

organ jantung. Selain itu, aliran tekanan darah tinggi membahayakan arteri, organ

jantung, ginjal dan mata. Penyakit hipertensi sering disebut silent killer karena tidak

memberikan gejala yang khas, tetapi bisa meningkatkan kejadian stroke, serangan
jantung, penyakit ginjal kronik bahkan kebutaan jika tidak dikontrol dan dikendalikan

dengan baik.

Apabila tekanan darah selalu tinggi maka dapat menimbulkan kerusakan

beberapa organ tubuh. Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu lama, dapat

menyebabkan beberapa kejadian sebagai berikut :

a. Penyakit jantung

Hipertensi berkepanjangan bisa menyebabkan penyakit jantung. Tekanan darah

yang lebih tinggi memerlukan kerja keras serta serabut otot jantung menebal dan

menguat secara abnormal. Peningkatan tekanan mempertebal arteri koroner dan arteri

menjadi mudah tersumbat. Apabila arteri sepenuhnya tersumbat, menjadi lebih rentan

terhadap serangan jantung.

b. Cedera otak

Tekanan darah tinggi berkepanjangan sering kali menyebabkan kerusakan

terhadap otak. Pembuluh yang melemah bisa pecah dan menyebabkan pendarahan di

berbagai tempat. Kejadian ini bisa melumpuhkan satu bagian tubuh. Tipe cedera yang

lebih umum adalah pembentukan bekuan dalam arteri menuju otak, proses inipun

menyebabkan kelumpuhan.

c. Gangguan penglihatan

Hipertensi berkepanjangan bisa menciptakan perubahan serius pada mata

pendarahan yang terjadi bisa mengganggu penglihatan.

d. Masalah ginjal
Setiap satu dari dua pasien hipertensi pada akhirnya akan mengalami beberapa

masalah dengan ginjal karena pembuluh darah di ginjal menyempit sehingga

mengakibatkan kerusakan ginjal.

2.2 Scopoletin

2.2.1 Pengertian Scopoletin

Scopoletin merupakan zat aktif yang terkandung di dalam buah mengkudu dan

memiliki indikasi sebagai antibakteri, antiinflamasi, antitumor, dan mengatasi

depresi. Selain itu keunggulan lain skopoletin adalah sebagai pengontrol tekanan

darah yang bekerja dengan menurunkan tahanan retensi perifer dan sebaliknya

sehingga dapat mengatur tekanan darah (Amelia, 2018).

Scopoletin adalah salah satu zat yang terkandung di dalam buah mengkudu.

Scopoletin merupakan senyawa fenol yang memliki titih didih 356˚C.17 Pada

Penelitian Setyaningsih, cacahan buah mengkudu yang dikeringkan dan diseduh

dengan air panas mampu menurunkan hipertensi secara signifikan (p<0,05) (Arum

2018).

2.2.3 Fungsi Scopoletin

Scopoletin dapat menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan tahanan

atau resistensi perifer. Besarnya tahanan perifer bergantung pada kontraktilitas otot

polos pembuluh darah. Kontraktilitas otot polos pembuluh darah dipengaruhi oleh

fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis dan disekresi berbagai

bahan vasokonstriktor dan vasodilator.

Kandungan bahan aktif scopoletin dalam mengkudu memiliki fungsi dalam

menormalkan tekanan darah dengan adanya efek spasmolitik yaitu efek yang
mempunyai kemampuan serupa dengan cara kerja obat antihipertensi. Efek

spasmolitik ditandai dengan terjadinya pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi)

akibat relaksasi otot polos. Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem syaraf

simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin di ujung syaraf simpatis

pada dinding pembuluh darah sehingga otot polos direlaksasi oleh zat scopoletin yang

berfungsi sebagai vasodilator (Arum dkk, 2018). Zat aktif scopoletin yang

merangsang pembuluh darah untuk melakukan vasodilatasi dan xeronin yang dapat

meningkatkan produksi urin untuk menurunkan volume darah dan mengakibatkan

tekanan darah rendah. (Lestari dkk, 2017).

2.2.4 Bahan Makanan Sumber Scopoletin

Bahan makanan sumber scopoletin dapat ditemukan pada mengkudu. Tetapi

dari penelitian (Hendra dkk 2014) tentang identifikasi kandungan skopoletin dalam

berbagai jenis umbi-umbian menunjukkan bahwa skopoletin terdapat pada kulit dan

daging ubi kayu, ubi jalar, dan ganyong. Skopoletin tidak terdapat pada talas, garut,

dan iles-iles. Kandungan skopoletin tertinggi terdapat pada daging umbi ubi kayu

jenis Malang 4 yaitu sebesar 112.66 mg/kg (berat kering) dan kemudian pada kulit

umbi ubi jalar Cilembu sebesar 69.73 mg/kg (berat kering) (Hendra dkk 2014).

2.2.5 Hubungan Scopoletin dengan Hipertensi

Senyawa scopoletin berhubungan lebih dengan penurunan tekanan darah.

Kandungan bahan aktif scopoletin dalam mengkudu memiliki fungsi dalam

menormalkan tekanan darah dengan adanya efek spasmolitik yaitu efek yang

mempunyai kemampuan serupa dengan cara kerja obat antihipertensi. Efek

spasmolitik ditandai dengan terjadinya pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi)


akibat relaksasi otot polos. Dan salah satu senyawa scopoletin terdapat pada buah

mengkudu.

2.3 Mengkudu

Klasifikasi dari tanaman mengkudu menurut Conqruist (1981) adalah sebagai berikut
Kingdom Plantae
Devisi Magnoliophyta
Subdevisi Angiospermae
Kelas Magnoliopsida
Subkelas Asteriidae
Ordo Rubiales
Family Rubiaceae
Genus Morinda
Spesies Morinda citrifolia, L.
:
2.3.1 Defenisi Mengkudu

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman tropis yang telah

digunakan sebagai makanan dan pengobatan herbal.Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

mulai dikenal secara luas sejak bangsa Polynesia bermigrasi ke Asia Tenggara 2000

tahun yang lalu.14 Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) diklasifikasikan ke

dalam Filum Angiospermae, subfilum Dycotiledones, divisi Lignosae,famili

Rubiaceae, genus Morinda, dan spesies Morinda citrifolia L (Cici 2015).

Buah mengkudu merupakan buah majemuk, dengan bentuk yang lonjong

dan memiliki diameter hingga 10 cm. Buah mengkudu ini berbonggol, permukaan

tidak teratur, berdaging, buah muda berwarna hijau, semakin tua menjadi

kekuningan hingga putih transparan, daging buah berbau tidak sedap. Buah

mengkudu sendiri sudah banyak dimanfaatkan sebagai obat. Pemanfaatan buah

mengkudu sendiri sebagai salah satu tanaman obat alternatif sudah sejak tahun
1995. Dan pada tahun 1999 mulailah muncul industri pengolahan sari buah

mengkudu (cahyaningsi 2016).

Gambar 1. Mengkudu

2.3.2 Kandungann Zat Gizi Mengkudu

Nilai gizi buah mengkudu dilengkapi dengan beberapa senyawa fitokimia

antara lain acubin, lasperuloside, alizarin, zat-zat antrakuinon, asam askorbat, asam

kaproat, asam kaprilat, zat-zat skopoletin, damnakantal, dan alkaloid (Antara, dkk.,

2001). Dengan senyawa turunan antrakuinon dalam mengkudu, morindin, morindon,

dan alizarin, sedangkan alkaloidnya yaitu xeronin dan proxeronin (prekursor xeronin)

(Islamiah 2019).

Mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang

dibutuhkan tubuh, seperti protein, vitamin, dan mineral tersedia dalam jumlah

cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat

pada mengkudu, merupakan antioksidan yang hebat (cahyaningsi 2016).


2.3.3 Manfaat Mengkudu

Mengkudu (Morinda Citrifolia L) atau bisa disebut juga dengan pace sudah

sangat terkenal sebagai bahan obat-obatan alami. Mengkudu memiliki khasiat untuk

menurunkan tekanan darah sehingga sangat baik untuk penderita hipertensi. Selain

itu, mengkudu juga ampuh untuk menurunkan kalestrol tinggi dan diabetes, sangat

baik dikonsumsi secara rutin dengan berbagai cara seperti dibuat sebagai jus dengan

campur es dan gula secukupnya, juga bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk jamu

mengkudu (Indah dkk 2018).

Mengkudu merupakan tanaman yang berkhasiat karena mempunyai beberapa

kandungan senyawa yang penting bagi kesehatan tubuh. Mengkudu banyak

digunakan sebagai obat diabetes, kanker, tumor, radang ginjal, liver, tekanan darah

tinggi, radang empedu, sakit perut, masuk angin dan antibakteri. Komponen yang

bersifat antibakteri dalam buah mengkudu antara lain adalah glikosida, scopoletin),

acubin, L. Asperuloside, dan flavonoid (Winarti, 2005).


2.4 Teh

Teh adalah bahan minuman yang secara universal dikonsumsi di banyak

negara serta berbagai lapisan masyarakat (Tuminah, 2004). Teh juga mengandung

banyak bahan-bahan aktif yang bisa berfungsi sebagai antioksidan maupun

antimikroba (Gramza et al., 2005).

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah minuman yang dibuat

dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang di keringkan dari

tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh adalah bahan minuman penyegar

yang sudah lama dikenal dan sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat

Indonesia. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh dapat memberi kesan

warna, rasa dan aroma yang memuaskan peminumnya. Sehingga sampai saat ini, teh

adalah salah satu minuman penyegar yang banyak diminati (anjasari 2016).

Cara pembuatan teh buah mengkudu dalam penelitian ini dilakukan melalui

proses sortasi, pencucian, pemotongan, dan pengeringan dengan sinar matahari

selama 2-3 hari dan bahan baku teh yang digunakan adalah buah mengkudu dengan

tingkat kematangan sedang dengan ciri-ciri buah berwarna putih kekuningan, daging

buah keras, dan tidak berbau.(Arum 2018).


BAB III

PERANAN DAN MEKANISME SCOPOLETIN TERHADAP PENYAKIT

HIPERTENSI

3.1 Peranan Scopoletin Terhadap Penyakit Hipertensi

Sejumlah penelitian baik yang dilakukan oleh para praktisi kesehatan maupun

institusi pendidikan dan pemerintah, menemukan beberapa peran scopoletin terhadap

penyakit hipertensi, yaitu sebagai berikut :

1 Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Kadek dkk, 2017). menyatakan bahwa

buah Noni bisa menurunkan tekanan darah rata-rata sistolik 158 mmHg dan

diastolik 93 mmHg sedangkan MAP 106.13 mmHg. Ini terjadi karena vasodilatasi

pembuluh darah berasal dari zat scopolotin dalam Noni buah yang mampu

memperluas pelebaran pembuluh darah yang menyempit. (Kadek dkk, 2017).

2 Penelitian yang dilakukan oleh (Rahmat dkk, 2018) dosis skopoletin yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 10 mg / kg. Ini didasarkan pada pemikiran

bahwa jumlah senyawa murni yang digunakan untuk melakukan studi in

vivo dapat dimulai dengan dosis kecil. Meskipun demikian, ini Dosis mampu

menurunkan tekanan darah dan lebih baik dari itu dengan tempol. Efeknya

menjadi signifikan dalam 90 hingga 120 menit setelah dimulainya

obat. Fenomena ini disebut farmakokinetik scopoletin profil dilaporkan mencapai

level puncak dalam dua jam setelah diberikan secara intravena. Scopoletin juga

dilaporkan menunjukkan farmakokinetik non-linier bila diberikan secara

intravena dalam dosis 2-50 mg / kg. Ini juga merupakan alasan untuk melakukan
dosis tunggal 10 mg / kg scopoletin setelah tikus diendapkan prosedur operasi

akut.

3 Penelitian yang dilakukan oleh (Arum dkk, 2018) teh buah mengkudu sebanyak

5 gram dalam penelitian ini terbukti dapat dijadikan sebagai alternatif .

pengobatan tradisional serta efektif dalam menurunkan tekanan darah sistolik

sebesar 26% dan diastolik sebesar 20% pada kelompok lansia dengan hipertensi

di UPTD. Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya. Buah mengkudu banyak

mengandung zat kimia yang sangat berguna bagi tubuh diantaranya adalah

senyawa Terpenoid, Zat asam (askorbat, kaproat, karpitat), Zat antibakteri

(Acubin, L.asperuloside, alizarin, antraquinon), Nutrisi (karbohidrat, protein,

vitamin, mineral esensial), Zat anti kanker (damnacanthal), Zat Scopoletin

(antihipertensi).

4 Menurut penelitian yang dilakukan (Indah dkk, 2018) Berdasarkan hasil

penelitian ini, didapatkan bahwa dengan pemberian air perasan buah mengkudu

dapat membantu penderita hipertensi dalam menurunkan tekanan darahnya,

karena memiliki sifat farmakologis yaitu mengandung zat deuretik atau banyak

mengandung air, dan mengandung scopoletin yang dapat memperlebar saluran

pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan memperlancar saluran

pembuluh darah sehingga tekanan darah akan turun. Dan efek samping buah

mengkudu yaitu dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit, hiperkalemia, dan

gangguan pada hati.


3.2 Mekanisme Kerja Scopoletin pada Hipertensi

Scopoletin dapat menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan tekanan

atau resistensi perifer. Besarnya tahanan perifer bergantung pada kontraktilitas otot

polos pembuluh darah. Kontraktilitas otot polos pembuluh darah dipengaruhi oleh

fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis dan disekresi berbagai

bahan vasokonstriktor dan vasodilator.

Kandungan bahan aktif scopoletin dalam mengkudu memiliki fungsi dalam

menormalkan tekanan darah dengan adanya efek spasmolitik yaitu efek yang

mempunyai kemampuan serupa dengan cara kerja obat antihipertensi. Efek

spasmolitik ditandai dengan terjadinya pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi)

akibat relaksasi otot polos. Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem syaraf

simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin di ujung syaraf simpatis

pada dinding pembuluh darah sehingga otot polos direlaksasi oleh zat scopoletin yang

berfungsi sebagai vasodilator (Arum 2018).

Secara singkat mengkanisme senyawa scopoletin dalam hipertensi adalah

sebagai berikut :

Mengkudu

Scopoletin

Relaksasi otot polos


Vasodilator
(pelebaran pembulu
darah)
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1 Scopoletin merupakan zat aktif yang terkandung di dalam buah mengkudu dan

memiliki indikasi sebagai antibakteri, antiinflamasi, antitumor, dan mengatasi

depresi. Selain itu keunggulan lain skopoletin adalah sebagai pengontrol

tekanan darah yang bekerja dengan menurunkan tahanan retensi perifer dan

sebaliknya sehingga dapat mengatur tekanan darah. (Amelia, 2018).

2 Scopoletin terbukti dapat menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan

tahanan atau resistensi perifer. Besarnya tahanan perifer bergantung pada

kontraktilitas otot polos pembuluh darah. Kontraktilitas otot polos pembuluh

darah dipengaruhi oleh fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel

disintesis dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator

4.2 Saran

1 Bagi penderita hipertensi agar dapat mengkonsumsi makanan yang

mengadung scopoletin karena dari berbagai penelitian terbukti dapat

menurunkan tekanan darah (hipertensi).

2 Bagi dinas kesehatan agar dapat mensosialisasikan manfaat buah mengkudu

yang mengandung senyawa scopolotin kepada masyarakat khususnya kepada

penderita hipertensi agar dapat di konsumsi dan dapat di modifikasi dalam

pengolahannya sehingga masyarakat mau untuk mengkinsumsinya.


DAFTAR PUSTAKA
Armenia, dkk. 2018. Blood pressure lowering effect of scopoletin on oxidative stress-
associated hypertensive rats: Journal of Research in Pharmacy (hal 249 – 253).
Bustan, M N. 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Dewi, Kurnia A. 2018. Karakterisasi skopoletin hasil ekstrasi buah mengkudu dengan
variasi waktu sonikasi.
Hasri, Haryono dan Sari Trianita. 2018. The Analysis Total Phenolic Extract Noni
Fruit (Morinda Citrifolia L.) As Inhibiting Activity Of Bacteria: vol 3 (Hal 24).
Khomsa, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Khomsa, A. 2006. Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Letai, Yuni K, dkk. 2017. Back Massage and Noni Fruit (Morinda citrifolia) Reduced
Blood Pressure in People with Hypertension: Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia (hal 217 – 222).
Pandy, Vijayapandi dan Megala Narasingam, dkk Effect of Noni (Morinda citrifolia
Linn.) Fruit and Its Bioactive Principles Scopoletin and Rutin on Rat Vas
Deferens Contractility: An Ex Vivo Study.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Hipertensi.
Safitri, Reyan A dan Ismawati Rita.2018. Efektifitas Teh Buah Mengkudu Dalam
Menurunkan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi. DOI : 10.2473, (hal
163 – 171).
Wigati, Dyan, dkk. 2017. Hypotensive Activity of Ethanolic Extracts of Morinda
citrifolia L. Leaves and Fruit in Dexamethasone-Induced Hypertensive Rat:
Journal of Evidence-Based (hal 108 – 102).
Yobel, S dan Antonius donates C. 2017. Pengaruh Pemberian Jus Mengkudu
Terhadap Penurunan Hipertensi Di Posyandu Lansia Kresna Mukti Barata Jaya
Surabaya. Jurnal Ners Lentera, Vol. 5, (Hal 134 – 139).

Anda mungkin juga menyukai