Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN SELEDRI PADA LANSIAN

UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA

HIPERTENSI

PROPOSAL

OLEH

NUR ADILA ENGGO RENTA

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
MEDISTRA LUBUK PAKAM
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa hipertensi atau


tekanan darah tinggi adalah kondisi medis serius yang secara signifikan
meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya. Angka
kejadian hipertensi di dunia pada tahun 2021 diperkirakan sebanyak 1,28 miliar
orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, sebagian
besar (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah (Ayu
Wulandar et al., 2023).

Data World Health Organization(WHO) menunjukan sekitar 1,13 orang di


dunia mengalami hipertensi 1 dari 3 orang di dunia. Kejadian hipertensi kian
meningkat setiap tahunnya pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 1,5 milyar
orang yang terkena hipertensi dan 9,5 juta meninggal akibat hipertensi dan juga
komplikasihnya (WHO, 2015). Riskesdas tahun 2018 prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 34, 11 %, estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar
63.309.620 orang sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi
sebesar 427.218 kematian. Provinsi Sumatra Selatan prevalansi hipertensi sebesar
30, 44% (Kemenkes, 2019). (Fitri Wahyuni et al,. 2023)

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama
terjadinya penyakit kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal
ginjal. Hipertensi menimbulkan risiko mortalitas dini, yang meningkat saat
tekanan sistolik dan diastolik meningkat. Peningkatan tekanan darah yang
berkepanjangan merusak pembuh darah di organ jantung, ginjal, otak dan mata1 .
Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi
meskipun sudah bertahun-tahun2.( Wafiq Azizah et al,. 2022)
Penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius di dunia
dan menjadi ancaman serius kematian. Tingkat pravelensinya semakin bertambah
setiap harinya. Hipertensi sebuah penyakit yang berkaitan dengan penyakit
penyerta lainnya seperti jantung, stroke, renopati dan gagal ginjal.( Rahma
Amalia et al,. 2023)

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah, baik sistolik


maupun diastolik, yaitu sama atau lebih dari 140/90. Hipertensi (tekanan darah ≥
140/90 mmHg) merupakan faktor resiko stroke dengan besar resiko 6,905 kali
lebih besar dibandingkan yang tidak hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90
mmHg).Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya
pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah, maka timbulah
perdarahan di otak dan apabila pembuluh darah otak menyempit, maka aliran
darah keotak akan terganggu dan sel otak akan mengalami kematian.( Ditte Ayu
Suntara et al,. 2021)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Seluruh pasien hipertensi pada
lansia dari umur 60 tahun ke atas yang melakukan pengobatan di Rumah Sakit
Islam Jakarta Sukapura periode Januari hingga Desember2020 dan memiliki
rekam medis yang lengkap. Data akan dianalisis menggunakan analisis univariat
dan diolah dengan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
Penelitian ini telah lolos persetujuan etik dengan nomor: 183/PE/KE/FKK-
UMJ/X/2021 yang dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan UMJ.( Vina Nahdia Amalia & Umi Sjarqiah 2020)

Di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat hipertensi


dan terdapat 450.000 kasus penyakit hipertensi dari kasus hipertensi tersebut
diketahui bahwa 337.500 kasus (75%) merupakan usia produktif (15-50 tahun)
yang didominasi oleh laki-laki, sisanya 112.500 kasus (25%) tidak terdiagnosis
dan baru sebagian yang tercakup dalam program penanggulangan penyakit
hipertensi sesuai dengan rekomendasi WHO (Fatmawati, 2019). Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktoral Jendral Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan mengajak masyarakat untuk dapat menuju masa
muda sehat dan hari tua nikmat tanpa Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan
perilaku “CERDIK”. “CERDIK” merupakan jargon kesehatan yang setiap
hurufnya mewakili: Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan
Kelola stres. Penerapan “CERDIK” dapat mengurangi faktor resiko dan deteksi
dini PTM.( Grace I. V. Watung et al,. 2023)

Dalam hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi , beberapa


kandungan seledri yang berperan penting menurunkan tekanan darah, antara
lain magnesium, pthalides, apigenin kalium dan asparagin. Magnesium dan
pthalides berperan melenturkan pembuluh darah. Apegenin berfungsi untuk
mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Kalium dan
asparagin bersifat diuretik, yaitu memperbanyak air seni sehingga volumedarah
berkurang. (Gridche Huwae et al,. 2021)
Upaya untuk meningkatkan pengobatan secara nonfarmakologis tidak
lepas dari profesi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
cara memberikan pendidikan kesehatan dengan terapi nonfarmakologi atau
menggunakan obat–obat tradisional untuk tujuan untuk promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif (Notoadmojo, 2011). Cara pengobatan di dunia mulai
beralih dari obat kimia ke obat tradisional (herbal). Peralihan ini terjadi bukan
tanpa alasan. Pada saat ini, orang semakin sadar ketika akan berobat bukan hanya
masalah kesembuhan yang utamakan, tetapi juga keamanan dari obat yang
digunakan. Obat dari alam dipercaya mampu mengatasi berbagai penyakit.
Namun, hal lebih penting dari obat alam adalah tingkat keamanannya relatif
tinggi. Jenis tanaman dari alam yang bisa digunakan untuk mengatasi hipertensi
adalah daun sambilato, dan salam, daun dewa, pagagan, tempuyung, sambung
nyawa, seledri, tapak darah, dan wortel.( Yosi Suryarinilsih et al,. 2021)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
membuat rumusan masalah, “Apakah Ada Pengaruh Pemberian Air Rebusan
Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pala Lansia Penderita Hipertensi
di…….?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di……..?

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Mengidentifikasi karakteristik responden yang menderita penyakit


hipertensi (umur, jenis kelamin dan pekerjaan)
2 ) Mengidentifikasi tekanan darah sebelum pemberian air rebusan seledri
di…?
3 Mengidentifikasi tekanan darah sesudah pemberian air rebusan seledri
di….?
4 Mengetahui pengaruh pemberian air rebusan seledri terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di…..?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman


peneliti tentang riset keperawatan serta pengembangan wawasan tentang
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia Penderita Hipertensi di……?

1.4.2 Bagi Institut Pendidikan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi
mahasiswa serta sebagai perbedaan kepustakaan di…..?
1.4.3 Bagi Penderita

Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih


pengobatan alternatif yang tepat dan praktis dalam penyembuhan penyakit
hipertensi pada lansia

1.4.4 Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi


wawasan yang ilmiah mengenai manfaat Rebusan Air Seledri Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Pengertian hipertensi atau tak jarang dikenal dengan tekanan darah


tinggi ialah naiknya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg juga tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg ketika 2 kali pembacaan dengan selang
waktu lima menit pada saat istirahat atau pada keadaan tenang.Jika tidak
diidentifikasi dan ditangani dengan tepat, tekanan darah tinggi yang
berkesinambunga bisamembahayakan ginjal (mengakibatkan gagal ginjal),
jantung (mengakibatkan penyakit jantung koroner), dan otak (mengakibatkan
stroke). Tekanan darah yang tidak terkontrol mempengaruhi banyak pasien
dan penderita hipertensi, juga kuantitasnya selalubertambah.( NindaAyu Lestari
Ully et al,. 2023)

Hipertensi termasuk penyakit yang mematikan. Seringkali penderitanya


tidak mengetahui gejala-gejalanya. Kalaupun muncul, gejala-gejala tersebut
dianggap sebagai gangguan biasa sehingga tidak jarang penderita terlambat
menyadari terserang penyakit tersebut sebelum memeriksakan tekanan darahnya.
Hipertensi datang begitu saja. Oleh karena itu, hipertensi disebut sebagai
pembunuh gelap (the silent killer). Hipertensi juga dikenal sebagai heterogeneous
group of disease. Maksudnya, hipertensi dapat menyerang setiap orang dari
berbagai kelompok umur dan kelompok social ekonomi (Usdeka Mulian et al,.
2023)

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular kronis yang masih


mengancam kesehatan dan kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Hipertensi
dikenal sebagai penyakit silent killer yang jika tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya bahkan ancaman kematian bagi
penderitanya.( Firman Sugiharto et al,. 2023)
Obat-obat antihipertensi yang ada saat ini telah terbukti mengontrol
tekanan darah pasien hipertensi dan juga sangat berperan dalam
menurunkan resiko berkembangnya komplikasi kardiovaskuler (Chobanian et
al, 2003). Namun demikian, penggunaan antihipertensi saja terbukti tidak
cukup untuk menghasilkan efek pengontrolan tekanan darah jangka panjang
apabila tidak didukung dengan kepatuhan dalam menggunakan antihipertensi
tersebut.( Ni Made Novi Trisnayanti et al,. 2022)

2.1.2 Efek Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah

2.1.2.1 Efek Pada Jantung

Suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat


secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika
dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama
organ organ vital seperti jantung dan ginjal.( Destria Efliani et al,. 2022)

2.1.2.2 Efek Pada Otak

Tanpa penanganan yang baik, hipertensi akan menyebabkan


komplikasi pada organ target. Kerusakan organ target akibat Hipertensi
tergantung pada tingginya tekanan darah dan lama kondisi tekanan darah yang
tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Organ target hipertensi meliputi otak, mata,
jantung, ginjal, dan pembuluh darah arteri perifer itu sendiri. Pasien dapat
mengalami Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Gagal Ginjal dan
Kebutaan.( Indriana Noor Istiqomah et al,. 2022)

2.1.3 Gejala Hipertensi

Gejala-gejala hipertensi sangat bervariasi dimulai dengan tanpa


gejala, sakit kepala ringan ataupun gejala lain yang hampir sama dengan
penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur,
telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan. Oleh karena itu untuk
menegakkan diagnosis hipertensi adalah dengan menggunakan
sphygmomanometer. Berbagai studi menunjukkan bahwa hipertensi
meningkatkan risiko kematian dan penyakit. Bila tidak dilakukan penanganan,
sekitar 70% pasien hipertensi kronis akan meninggal karena jantung koroner atau
gagal jantung, 15% terkena kerusakan jaringan otak, dan 10% mengalami
gagal ginjal. Namun demikian, peningkatan kesadaran masyarakat dan
pengendalian hipertensi dapat menekan risiko hingga 50%. ( Nova
Maulana,.2022)

2.1.4 Etiologi Hipertensi


2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi
(Intan Puspita Asri et al,. 2022)

a) Faktor genetic
Yang memiliki resiko penyakit genetic. (Adanya kemiripan tentang
penyakit hipertensi yang diderita keluarga dan kecenderungan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan adalah contoh
pengaruh genetik). Responden yang memiliki keluarga dengan
penyakit hipertensi harus waspada dan terus memperhatikan pola hidup
yang sehat.

b) b. Faktor jenis kelamin


Berdasarkan teori hipertensi banyak terjadi pada jenis kelamin laki -
laki karena laki-laki cenderung memiliki gaya hidup yang dapat
meningkatkan tekanan darah dibandingkan perempuan11. Tekanan
darah pada laki-laki mulai meningkat dimulai pada rentang usia 35–50
tahun, sedangkan kejadian hipertensi cenderung terjadi pada perempuan
pada saat menopause dikarenakan faktor hormonal17. Laki-laki
mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi karena dalam
menghadapi masalah atau stress di tempat kerja, laki-laki cenderung lebih
emosi dan meluapkan kejenuhan dengan cara merokok, minum alkohol,
dan tidak bisa menghadapi masalah dengan tenang seperti halnya yang
dilakukan perempuan

c) c. Faktor usia
Berdasarkan teori kejadian hipertensi banyak terjadi pada usia dewasa
diatas 40 tahun, hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia makan
resiko terkena hipertensi semakin meningkat, hal ini terjadi terkait
dengan penurunan fungsi organ dan pembuluh darah serta perubahan
hormon akibatbertambahnya usia15.Kejadian hipertensi pada usia
dewasa diatas 40 tahun juga dapat terjadi karena penurunan kemampuan
organ-organ tubuh termasuk sistem kardiovaskuler dalam hal ini
jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah menjadi lebih sempit
dan terjadi kekakuan dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan
tekanan darah dapat meningkat19. Selain itu pada usia dewasa diatas
40 tahun juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas
simpatik serta kurangnya sensitivitas baroreseptor (pengatur tekanan
darah dan peran ginjal, aliran darah dan laju filtrasi glomerulus)13. Pada
usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang
diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus,
hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut20. Pada wanita, hipertensi
sering terjadi pada usia diatas 50 tahun

d) Merokok
Aktivitas menyalakan dan menghirup asap lalu menghempaskannya
lagi ke luar dan berdampak tidak hanya pada perokok akan tetapi
pada kesehatan orang yang berada disekitar pula14. Kebanyakan efek
dari merokok ini berkaitan dengan kandungan nikotin. Asap rokok (CO)
memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari
kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat menurunkan kapasitas sel
darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya

e) Obesitas
Salah satu cara untuk mengukur status gizi seseorang. Seseorang
dikatakan kegemukan atau obesitas jika memiliki nilai IMT ≥ 25.0.
Obesitas merupakan faktor risiko munculnya berbagai salah satunya
hipertensi.
2.1.5 Penatalaksanaan

2.1.5.1 Terapi Non Farmakologis

Terapi non farmakologis meliputi, modifikasi gaya hidup (aktivitas fisik


secara teratur dan menghindari stres), mengurangi konsumsi alkohol,
mengatur pola makan dengan tingginya asupan buah-buahan, sayuran
segar, susu rendah lemak, tinggi protein (daging unggas, ikan, dan kacang-
kacangan), rendahnya asupan natrium, air rebusan daun salam, terapi
pernapasan dalam (slow deep breathing) dan terapi relaksasi genggaman
jari. Terapi non farmakologis lebih efektif dan mudah dilaksanakan namun
faktanya kurang diminati oleh masyarakat, karena terapi ini realtif lebih
lama sampai terjadi efek dibandingkan dengan terapi farmakologis.
( Muhammad Fuad Iqbal & Sarah Handayani .,2022)
2.1.5.2 Terapi Farmakologis

Terapi farmakologik dilakukan dengan tindakan medis dengan pemberian


obatanti hipertensi yang disebut dengan obatsintetik yang banyak
menimbulkan resiko efeksamping,sedangkan terrapin non farmokologik
dilakukan dengan pemberianobat tradisional atau rekomendasi pola hidup
sehat seperti penurunan berat badan,mengurangi asupan garam,diet
DASH, olahraga,mengurangi konsumsi alcohol,dan berhenti
merokok.Pembiasaan pola hidup sehat menjadi sangat penting,karena
pengobatan medis jika tidak diimbangi dengan pola hidup sehat tidakakan
maksimal.( Alvita Labiibah Machsus et al,. 2020)

2.2 Lanjut Usia

2.2.1 Pengertian

Lansia merupakan perkembangan tahap akhir pada kehidupan


manusia. Biasanya lansia terjadi penurunan fungsi dari organ tubuh
ataupun anatomik. Banyak penurunan fungsi yang terjadi pada lansia
contohnya penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, dan juga fungsi
lainnya , salah masalah yang seringkali di jumpai pada lansia yaitu
hipertensi, suatu keadaan dimana tekanan darah di pembuluh darah
meningkat. Hipertensi atau yang sering di kenali dengan the sillent killer
karena hipertensi biasanya mampu terjadi tanpa ada keluhan atau gejala.
( Rahajeng Win Martani et al,. 2022)

Lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang telah memasuki


tahapan akhir dari fase kehidupan dan mengalami proses penuaan (aging
process) [1]. Masalah yang sering terjadi pada lansia adalah menurunnya
kemampuan fungsi jaringan tubuh yang ditandai dengan adanya
kelemahan, keterbatasan dan ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas.
(Rina Saraswati et al,. 2022)

Pada lansia dengan tekanan darah tinggi, pengendalian tekanan


darah memerlukan motivasi, yang juga merupakan bagian penting sebagai
penentu perilaku sehat. Motivasi pasien yang dirawat sangat berpengaruh
pada pasien hipertensi yang dirawat, motivasi adalah kekuatan untuk
menggerakkan orang berperilaku dan berpartisipasi dalam kegiatan untuk
mencapai tujuannya. Keluarga sebagai support system terpenting yang
diperlukan lansia untuk mengatasi tekanan darah tinggi Keluarga sangat
penting dan diperlukan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan
semangat lansia untuk menerima pengobatan. Resty Hoky Br.Siahaan et
al,. 2022)
2.2.2 Klasifikasi Lansia
2.3 Seledri (Apium Graveolens, Linn)
2.2.1 Seledri
Tanaman seledri merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki
berbagai manfaat. Diantaranya adalah berkhasiat sebagai obat penurun
kolesterol, mencegah hipertensi, mencegah infeksi, dan mencegah
penyakit kanker (Rukmana, 2012). Tanaman kumis kucing (Orthosiphon
Aristatus). Memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya adalah sebagai
obat rematik, meredakan batuk, mengobati gusi bengkak, menurunkan
tekanan darah tinggi, dan mengurangi gatal karena alergi.( Oktariani
Pramiastuti et al,. 2020)

Berdasarkan banyaknya penelitian yang menggali manfaat seledri bagi


penyakit khususnya hipertensi, tim dosen tertarik untuk melakukan pengabdian
masyarakat dalam membuat suatu pengembangan produk berbahan dasar air
rebusan seledri atau cairan infused water yang akan diberikan pada pasien
hipertensi. Pertimbangan produk infused water dapat dijadikan sebagai produk
modifikasi dan dapat dikomersilkan oleh para alumni gizi Poltekkes Kemenkes
Palembang secara modern sehingga meningkatkan value dari seledri sebagai
functional food dalam mencegah dan menurunkan kejadian hipertensi.( Muzakar
et al,. 2022)

Anda mungkin juga menyukai