Anda di halaman 1dari 27

1

DAFTAR ISI

Cover__1
Daftar Isi__2
Peta Konsep__3
Kompetensi Dasar__3
Membuka relung kalbu__4
Mengkritisi Lingkungan Sekitar__4
Memperkaya Hasanah__5

A. MEMAHAMI MAKNA HARI AKHIR__5


1. Pengertian Beriman kepada Hari Akhir__5
2. Hukum Beriman kepada Hari Akhir__5
3. Hari Akhir dalam pandangan Islam__6
a. Kiamat Shughra__6
b. Kiamat Kubra__9
4. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir__10
5. Hari Akhir menurut Ilmu Pengetahuan__10
6. Nama-Nama lain Hari Akhir__12
B. PERIODE HARI AKHIR__13
1. Yaumul Ba‟ts__13
2. Yaumul Hasyr__14
3. Catatan Amal__16
4. Yaumul Hisab dan Mizan__18
5. As-Shirath__21
6. Yaumul Jaza‟__21
C. HAKIKAT BERIMAN KEPADA HARI AKHIR__24
1. Beriman kepada Hari Akhir merupakan bagian dari rukun iman__24
2. Landasan utama menyadarkan diri untuk taat kepada Allah Swt__24
3. Memotivasi manusia untuk menghindari larangan Allah Swt__25

D. HIKMAH BERIMAN KEPADA HARI AKHIR__25


Menerapkan Perilaku Mulia__25
Evaluasi__26

2
SEMANGAT BERIBADAH
DENGAN MEYAKINI HARI AKHIR

Aspek: Aqidah Akhlaq (Keimanan)

Peta Konsep

Makna Iman
kepada Hari Akhir

Periode
Hari Akhir
Menghayati
Nilai-Nilai
HARI Hakikat Iman
Keimanan
AKHIR kepada Hari Akhir
kepada
Hari Akhir
Hikmah Beriman
kepada Hari Akhir

SEMANGAT
Menerapkan BERIBADAH
Perilaku Mulia

Kompetensi Dasar

1. Mengidentifikasi makna Hari Akhir


2. Menjelaskan periode Hari Akhir
3. Menganalisis hakikat Hari Akhir
4. Menjelaskan hikmah Hari Akhir
5. Menyajikan contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan iman kepada Hari Akhir.

Perhatikan gambar berikut, dan jelaskan!


Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

3
Membuka relung kalbu

Setiap manusia yang beragama memiliki keyakinan bahwa ada kehidupan sesudah mati. Di
sisi lain, manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna dengan anugerah-Nya berupa
potensi akal sehat dan kemampuan berbuat sesuatu sesuai kehendaknya.
Diantara mereka ada yang berbuat baik dan sebagian besar lebih suka berbuat keburukan.
Bagi yang berbuat baik memiliki prinsip bahwa apa yang diperbuat kelak ada
pertanggungjawaban. Bagaimana dengan mereka yang gemar melakukan keburukan?
Kondisi kehidupan mereka pun beragam. Ada diantara mereka yang suka berbuat kebaikan,
tingkat ekonomi mereka jauh di bawah batas kelayakan. Sementara yang gemar berbuat
kemunkaran malah menikmati hidup dan kehidupannya dengan berkecukupan dan bahkan penuh
kemewahan.
Allah Yang Maha Adil, kondisi yang demikian itu sama sekali tidak luput dari perhatian
Allah. Semua yang diperbuat oleh anak manusia, semuanya ada pertanggungjawabannya. Oleh
karena itu Allah Swt niscaya menegakkan keadilan-Nya bagi mereka melalui suatu proses
kehidupan berikutnya, yakni kehidupan di akhirat kelak. Dan kehidupan di akhirat itu akan
diawali dengan peristiwa dimana semua makhluk yang memiliki nyawa akan mati dan
musnah. Kemudian semua amal perbuatan manusia akan diperhitungkan. Itulah hari yang
menentukan yang disebut dengan Hari Akhir. Allah berfirman,
ٍ ‫ُخ ِف َيها لِتُ ْجَزى ُك ُّل نَ ْف‬
‫س ِِبَا تَ ْس َعى‬ ِ
ُ ‫اعةَ ءاَتيَةٌ أَ َك‬
ْ ‫اد أ‬ َّ ‫إِ َّن‬
َ ‫الس‬
Artinya: Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya
tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (Q.S. Thaha: 15).

Mengkritisi Lingkungan Sekitar

Suatu hari Anas mengunjungi Aisyah. ”Terangkan kepadaku tentang gempa? Tanyanya.
Gempa terjadi bila maksiat merajalela, perzinaan, minuman keras, dan dosa-dosa besar dianggap
biasa. Allah pun memerintahkan, timpakan gempa kepada mereka”, jelas Aisyah. Apakah itu
merupakan azab? Tanyanya lagi. “Tidak! itu rahmat dan peringatan bagi kaum muslimin,
sementara bagi mereka yang kafir, itu adalah azab dan siksa!”, tegas Aisyah.
Rasulullah Saw bersabda; “Kalian harus mewaspadai dosa-dosa kecil, kelak ia akan
menumpuk dan membinasakan kalian” (H.R.Ahmad) Anas bin Malik berkata,”Kalian telah
banyak melakukan dosa kecil, yang di masa Rasulullah itu merupakan dosa besar yang bisa
menghancurkan.
Allah Swt berfirman dalam Q.S. an-Nμr/24:15:
ِ ‫إِ ْذ تَلَ َّقونَو بِأَلْ ِسنتِ ُكم وتَ ُقولُو َن بِأَفْ و‬
َ ‫س لَ ُكم بِِو ِعْل ٌم َوََْت َسبُونَوُ َىيِّناً َوُى َو ِع‬
‫ند‬ َ ‫ي‬
َْ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫اى‬ َ َْ َ ُْ
﴾ٔ٘﴿ ‫يم‬ ِ ‫اللَّ ِو ع‬
‫ظ‬
ٌ َ
Artinya: "(ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu
katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit, dan kamu menganggapnya suatu
yang ringan saja. Padahal dia di sisi Allah adalah besar”. (Q.S. an-Nμr/24:15)
Berdasarkan uraian di atas, saat sekarang ini telah terbukti terjadi tanda-tanda kiamat, seperti
kemunkaran dan kemaksiatan yang biasa terjadi setiap hari di depan mata, bencana alam yang
berulang-ulang, keburukan dianggap sebagai sesuatu yang wajar, kebaikan dianggap sebagai hal
yang tidak lazim, dan lain sebagainya.

4
Memperkaya Hasanah

A. MEMAHAMI MAKNA HARI AKHIR


Kebenaran informasi tentang terjadinya Hari Akhir atau Hari Kiamat dapat dikaji secara
mendalam melalui aktifitas penelitian ilmiah dalam kitab suci al-Quran dan al-Hadits, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1. Pengertian Beriman kepada Hari Akhir
Secara bahasa, Hari Akhir disebut Yaumud Din (‫ )يىم الذيي‬atau Hari Pembalasan
sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Fatihah: 4. Hari Akhir juga disebut “Yaumul Kiyamat”
(‫)يىم الميبهت‬, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt yang seadil-adilnya (Q.S. al-Mumtahanah: 3).
Yaum berarti hari, dan kiyamat berarti penegakan hukum. Sedangkan menurut istilah, Hari
Akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan
semua makhluk Allah Swt.
Dengan demikian, beriman kepada Hari Akhir berarti kita percaya dan yakin seyakin-
yakinnya bahwa Allah Swt akan mengakhiri hidup dan kehidupan alam semesta ini lalu
semuanya dibangkitkan dari alam kubur untuk ditegakkan keadilan Allah Swt seadil adilnya bagi
seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman dalam Q.S. al-Haj: 7 yang berbunyi :
‫ث َم ْن ِِف الْ ُقبُ ْوِر‬ ّٰ َّ ‫الساعةَ آتِيةٌ ََل ريب فِي ها وأ‬ َّ ‫َوأ‬
ُ ‫َن اللّ وَ يَْب َع‬ َ َ ْ َ َْ َ َ َّ ‫َن‬
Artinya: “dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur” (Q.S. al-Hajj: 7).

2. Hukum Beriman kepada Hari Akhir


Beriman kepada Hari Akhir merupakan salah satu rukun iman yang enam dalam Islam. Iman
kepada Hari Akhir hukumnya Wajib atau Fardlu ‘Ain, artinya, setiap pribadi muslim dan
muslimah wajib percaya dan yakin seyakin yakinnya bahwa Hari Akhir itu ada dan benar-benar
akan terjadi. Allah Swt berfirman,
‫الْ َم ْش ِرِق َوالْ َم ْغ ِر ِب َولَ ِك َّن الِْ َِّب َم ْن َآم َن بِاللَّ ِو َوالْيَ ْوِم‬ ‫وى ُك ْم قِبَ َل‬
َ ‫س الِْ َِّب أَ ْن تُ َولُّوا ُو ُج‬
َ ‫لَْي‬
ِ َ‫ْاْل ِخ ِر والْم ََلئِ َك ِة والْ ِكت‬
َ ِّ‫اب َوالنَّبِي‬
‫ي‬ َ َ َ
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab dan nabi-nabi.” (Q.S. al-Baqarah: 177)
Dalam Q.S. at-Taghabun: 7 juga dijelaskan,
ِ ِ َّ
َ ‫ين َك َفُروا أَ ْن لَ ْن يُْب َعثُوا قُ ْل بَلَى َوَرِِّّب لَتُْب َعثُ َّن ُُثَّ لَتُنَبَّ ُؤ َّن ِِبَا َع ِمْلتُ ْم َو َذل‬
‫ك َعلَى‬ َ ‫َز َع َم الذ‬
ِ ِ
ٌ‫اللَّو يَسي‬
Artinya: “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah, memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan,
kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.“ (Q.S. at-Taghabun: 7)
Sabda Nabi Saw saat ditanya tentang makna iman:
ِ ْ‫أَ ْن تُ ْؤِمن بِاللَّ ِو ومَلَئِ َكتِ ِو وُكتُبِ ِو ورسلِ ِو والْي وِم ا‬
‫ْلخ ِر َوتُ ْؤِم َن بِالْ َق َد ِر َخ ِْيِه َو َشِّرِه‬ ْ َ َ ُ َُ َ ََ َ
Artinya: “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya,
kepada Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (H.R.
Muslim no. 102)

5
Seseorang yang menginkari adanya Hari Akhir dapat dinyatakan murtad atau keluar dari
Islam. Status keimanannya menjadi hilang lalu seluruh amal shalihnya menjadi lenyap dan sia-
sia. Status iman dan Islamnya dapat diraih kembali jika pelakunya bersedia melakukan taubatan
nashuha (‫)تىبتً ًصىحب‬, yakni melakukan taubat dengan sungguh-sungguh dan kemudian
mengiringinya dengan berbagai amal shalih. Kualitas keimanan seseorang yang pernah murtad
berada pada satu tingkat di bawah kualitas keimanan seseroang yang tidak pernah murtad.
3. Hari Akhir dalam pandangan Islam
Secara garis besar, Hari Akhir atau Hari Kiamat dibagi menjadi dua, yaitu Kiamat Sughra
(‫ )ليبهت صغزي‬dan Kiamat Kubra (‫)ليبهت كبزي‬.
a. Kiamat Shughra
Sughra artinya kecil atau sebagian, jadi; Kiamat Shughra adalah Kiamat Kecil, yaitu
peristiwa datangnya kematian atau kehancuran bagi makhluk, baik secara individu, kelompok
atau lokal. Misalnya: kecelakaan, bencana alam, wabah penyakit, sakit, dan kematian dan
sejenisnya. Firman Allah Swt dalam Q.S. Ali Imran: 185,
‫ِح َع ِن النَّا ِر َوأ ُْد ِخ َل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ‫ُك ُّل نَ ْف‬
ُ ‫س َذآئ َقةُ الْ َم ْوت َوإََّّنَا تُ َوفَّ ْو َن أ‬
َ ‫ُج َورُك ْم يَ ْوَم الْقيَ َامة فَ َمن ُز ْحز‬
‫اْلَيَاةُ الدُّنْيَا إَِلَّ َمتَاعُ الْغُُروِر‬
ْ ‫اْلَنَّةَ فَ َق ْد فَ َاز َوما‬
ْ
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan. (Q.S. Ali Imran: 185).
Sebelum terjadi hari kiamat (Kiamat Kubra), mereka yang telah mati mengalami proses awal
kehidupan akhirat yang disebut Alam Barzakh (Q.S. ar- Rum/30:55-56). Barzakh adalah alam
yang menjadi batas antara alam dunia dan alam akhirat. Pada masa itu ruh manusia telah
menyadari akan kebenaran janji Allah Swt. (Q.S. al-Mukminun/23:99-100), bahkan kepada
mereka yang jahat sudah diperlihatkan neraka dan siksa (Q.S. al-Mukmin/40:45-46).
Secara bahasa, Barzakh (‫َخ‬ ْ ‫ )بَزْ س‬berarti tanah genting atau bagian sempit yang
menghubungkan dua bagian besar.1 Bagian sempit yang dimaksud dalam alam Barzakh adalah
alam kubur. Dua bagian besar berarti dua alam besar, yaitu alam dunia dan alam akhirat. Jadi,
alam Barzakh adalah alam kubur yang sempit, yang menjadi pemisah antara alam dunia dan alam
akhirat.2 Dengan kata lain, alam Barzakh adalah tempat antara maut dan kebangkitan. Allah
berfirman dalam Q.S. al-Mukminun: 100,
‫ت َك ََّل إِنَّ َها َكلِ َمةٌ ُى َو قَائِلُ َها َوِمن َوَرائِ ِهم بَ ْرَز ٌخ إِ ََل يَ ْوِم‬
ُ ‫يما تََرْك‬
ِ ِ ‫لَعلِّي أَعمل‬
َ ‫صاْلاً ف‬
َ ُ َْ َ
﴾ٔٓٓ﴿ ‫يُْب َعثُو َن‬
Artinya: agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitkan. (Q.S. al-Mukminun:100)
Peristiwa-peristiwa yang harus diimani yang akan terjadi sesudah mati antara lain:
1) Fitnah kubur
Fitnah (‫ )فتٌت‬berarti ujian yaitu beragam pertanyaan yang diajukan kepada orang yang
meninggal tentang Tuhannya, agamanya, nabinya, imannya, dan kiblatnya. Fitnah kubur ini
diberikan kepada muslim maupun non muslim. Jika muslim taat, maka dapat menjawab semua
pertanyaan dengan baik, dan jika muslim itu memiliki banyak dosa maka pertanyaan itu tidak
dapat dijawab dengan baik dan benar. Sedangkan non muslim (orang-orang kafir) maka tidak
dapat menjawab sama sekali.
2) Siksa dan nikmat kubur

1
Munir Baalbaki, Rohi Baalbaki, Kamus al-Maurid, Halim Jaya, Surabaya, tt., hal. 141. Pendapat lain mengatakan
bahwa barzakh adalah jarak waktu atau penghalang antara 2 hal, dan tidak ada yang sanggup melewatinya.
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Barzakh.
6
Ketika seseorang di dalam kuburnya dapat menjawab berbagai pertanyaan dari Malaikat
Munkar dan Nakir dengan baik dan benar maka baginya nikmat kubur sampai datang hari
Kiamat. Dan jika tidak dapat menjawab dengan baik dan benar maka baginya siksa kubur. Siksa
kubur ini diperuntukkan bagi orang-orang yang dhalim, munafik dan fasiq (walaupun muslim),
kafir dan musyrik (Lihat: Q.S. al-Anam/6:93, Q.S. al- Mukmin/40:46, Q.S. Fusshilat/41:30, dan
Q.S. al-Ahqaf/46:83-89). Dan nikmat kubur diperuntukkan bagi orang yang baik amal ibadahnya
selama hidup di dunia (Lihat pula: Q.S. Ali 'Imran/3:169-170 dan Q.S. al-Baqarah/2:154).
Kiamat Sughra ini sebenarnya telah tampak tanda-tandanya sejak lama, diantaranya,
1) Diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai nabi akhir jaman,
Nabi Saw bersabda:„(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari)
ini‟.”(Anas Radhiyallahu „Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu „Alaihi wa-Sallam
merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (H.R. Muslim).
2) Terbelahnya bulan pada masa Nabi Muhammad Saw,
Allah berfirman: Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan.” (Q.S. al-Qamar:
1). H.R. Tirmidzi: “Penduduk Makkah meminta kepada Nabi Saw suatu bukti. Akhirnya bulan
terbelah di Makkah menjadi dua bagian, lalu turunlah ayat : „Telah dekat datangnya hari kiamat
dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda
(mu‟jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. (H.R.
Tirmidzi no. 3286).
3) Wafatnya Nabi Muhammad Saw,
Nabi Saw bersabda: „Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat dan beliau
Saw menyebutkan diantaranya: „Kematianku‟. (H.R. al-Bukhari).
4) Penaklukan Baitul Maqdis,
Nabi bersabda: „Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat dan beliau
Shallallahu „Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya: „Penaklukan Baitul Maqdis‟.” (H.R.
al-Bukhari).
5) Wabah penyakit Tha’un,
Nabi Saw bersabda: “Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat dan beliau
Saw menyebutkan diantaranya : „Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan
penyakit kambing‟.” (H.R. al-Bukhari).
6) Melimpahnya harta sehingga tidak ada yang menerima sedekah,
Nabi Saw bersabda: “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada
kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang
menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, „Aku
tidak memiliki keperluan terhadapnya‟.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
7) Munculnya banyak fitnah,
Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak
fitnah,bagaikan bagian malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan
beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud).
8) Urusan dipegang oleh orang yang bukan ahlinya,
Nabi Saw bersabda: “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kiamat.” (H.R. Bukhari).
9) Diangkatnya (hilangnya) ilmu, tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan
merajalelanya perzinaan,
10) Orang miskin mendadak kaya raya,
Nabi Saw bersabda: “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-
orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba
saling tinggi dalam bangunan.” (H.R. Muslim)
11) Merebaknya riba,
Nabi Saw bersabda: “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali
akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (H.R. Abu
Dawud, Ibnu Majah dan al-Baihaqi)
12) Bermegah megahan masjid,
Nabi Saw bersabda: Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan
dalam keindahan masjid.” (H.R. Ahmad, an-Nasa‟i dan Ibnu Hibban)
13) Kebodohan, zina, khamr, dan dominasi wanita,
7
Nabi Saw bersabda:“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat,
banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit
kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (H.R.
Bukhari).
14) Penegak hukum membela kedhaliman,
Nabi Saw bersabda: “Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang
dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau
jangan sampai menjadi teman mereka.” (H.R. at-Tabrani)
15) Munculnya kaum Khawarij,
Nabi Saw bersabda: “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh,
mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan
mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu
jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di
hari Kiamat.” (H.R. Bukhari).
16) Kasus pembunuhan merajalela,
Nabi Saw bersabda: “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj. Sahabat
bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Haraj adalah pembunuhan,
pembunuhan.” (H.R. Muslim)
17) Sungai Efrat (Mesir) menjadi emas,
Nabi Saw bersabda: Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung
emas, manusia berebutan tentangnya. Dan seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang
dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun „Alaihi)
18) Banyak wanita karier,
Nabi Saw bersabda: “Pada pintu gerbang kiamat, orang-orang hanya akan mengucapkan
salam kepada orang yang khusus (dikenal) saja, dan berkembangnya perniagaan sehingga
wanita ikut seperti suaminya (bekerja/berdagang)," (H.R. Ahmad).
19) Terkucilnya orang yang benar dan sabar agamanya,
Nabi Saw bersabda: “Akan datang pada manusia suatu zaman saat itu orang yang
berpegang teguh (sabar) diantara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang
bara api." (H.R. Tirmidzi).
20) Waktu terasa semakin cepat,
Nabi Saw bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka
setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan
seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam serta satu jam dirasakan seperti satu kilatan
api." (sebentar saja, hanya seperti kilatan api sekejap). (H.R. Tirmidzi).
21) Pemuda awam berlagak pandai agama,
Nabi Saw bersabda: Akan muncul di akhir zaman nanti, suatu kaum yang terdiri dari orang-
orang muda yang masih mentah pikirannya (masih bodoh agamanya). Mereka banyak
mengucapkan perkataan Khairil Bariyah (firman Allah dan hadits Rasul), tetapi iman mereka
masih lemah. Pada hakikatnya mereka telah keluar dari agamanya seperti anak panah yang
lepas dari busurnya. Di mana saja kamu dapat menemuinya, maka hapuskanlah mereka itu,
siapa yang dapat menghapus mereka, kelak akan mendapat pahala di hari kiamat." (H.R.
Bukhari dan Muslim).
22) Laki-laki menyerupai wanita dan sebaliknya,
Nabi Saw bersabda: Diantara tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat adalah laki-laki
menyerupai wanita dan wanita menyerupai laki-laki." (H.R. Abu Nuaim).
23) Melimpahnya harta dan media massa,
Nabi Saw bersabda: “Sebahagian dari tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat, adalah
tersebarnya (melimpahnya) harta benda dan luasnya perniagaan. Dan pena-pena akan
bermunculan yang menunjukkan banyaknya bacaan dan tulisan." (H.R. an-Nasai).
24) Ujian keimanan,
Nabi Saw Bersabda: “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat
terhadap iman) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman di waktu
pagi, kemudian di waktu sore dia sudah menjadi kafir, atau (Syak Perawi Hadits) seseorang
yang masih beriman di waktu sore, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir.
Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia," (H.R. Muslim).
8
25) Mengaku nabi,
Nabi Saw bersabda,
‫قَبَائِ ُل ِم ْن أ َُّم ِت‬ ‫ي َو َح ََّّت تَ ْعبُ َد‬ ِ ِ ِ
َ ‫اعةُ َح ََّّت تَ ْل َح َق قَبَائ ُل م ْن أ َُّمتِي بِالْ ُم ْش ِرك‬ َ ‫الس‬
َّ ‫وم‬ ُ ‫َوََل تَ ُق‬
‫ي ََل‬ َ ِّ‫َخ َاَتُ النَّبِي‬ ‫ِب َوأَنَا‬ٌّ َِ‫ْاْل َْوثَا َن َوإِنَّوُ َسيَ ُكو ُن ِف أ َُّم ِت َك َّذابُو َن ثَََلثُو َن ُكلُّ ُه ْم يَ ْزعُ ُم أَنَّوُ ن‬
‫ِب بَ ْع ِدي‬ َّ َِ‫ن‬
Artinya: “Tidak akan bangkit hari kiamat sehingga beberapa qabilah dari umatku bergabung
dengan musyrikin dan sehingga beberapa qabilah dari umatku menyembah berhala-berhala, dan
sesungguhnya akan muncul pada umatku para pendusta berjumlah 30 masing-masing mereka
mengaku nabi dan akulah penutup para nabi tiada nabi sesudahku.” (H.R. Abu Dawud no.
4252). Dan masih banyak lagi.
b. Kiamat Kubra
Kubra (‫ )كبزي‬berarti besar atau dahsyat. Kiamat Kubra berarti peristiwa berakhirnya seluruh
kehidupan makhluk dan hancur leburnya alam semesta secara total dan serentak. Proses
terjadinya hari kiamat tersebut dijelaskan oleh Allah Swt dalam banyak ayat, diantaranya dalam
Q.S. at-Takwír/81:1-3:

﴾ ٖ﴿ ‫ت‬ ُ َ‫اْلِب‬
ْ ‫ال ُسيِّ َر‬ ْ ‫ت ﴿ٕ﴾ َوإِ َذا‬
ْ ‫وم ان َك َد َر‬
ُ ‫ُّج‬ ِ
ُ ‫ت ﴿ٔ﴾ َوإ َذا الن‬
ْ ‫س ُك ِّوَر‬ ْ ‫إِ َذا الش‬
ُ ‫َّم‬
Artinya: Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila
gunung-gunung dihancurkan,
Sebelum Kiamat Kubra benar-benar terjadi, maka sebelumnya ada tanda-tandanya sebagai
berikut,
1) Asap,3
2) Dajjal,4
3) Binatang melata (yang dapat berbicara dengan manusia),
4) Terbitnya matahari dari barat (setelah itu berimannya seseorang
tidak berguna jika sebelumnya ia belum beriman, amal shalihnya
pun sia-sia),
5) Turunnya Isa bin Maryam,5
6) Ya‟juj dan Ma‟juj,6
7) Tiga gempa (di timur, barat dan jazirah arab), Dajjal ( ilustrasi )
8) Api yang keluar dari „Adn yang menggiring manusia ke Makhsyar”.
Rasulullah Saw bersabda:

3
Asap ini akan menimpa seluruh penghuni bumi, baik mukmin maupun kafir. Pada saat menimpa orang kafir, asap
itu akan membuatnya tercekik, memenuhi seluruh rongga tubuhnya, lalu keluar dari seluruh lubang di tubuhnya.
Sedangkan ketika mengenai orang yang beriman, asap itu akan membuatnya sedikit mengalami gangguan, seperti
tertimpa influenza. Asap tersebut akan berada di bumi selama 40 hari sesuai hadits Nabi.
4
Dajjal, manusia bermata satu, di dahinya terdapat tiga huruf: kaf, fa, dan ra (kafara/kafir). Ia merupakan pendusta
terbesar yang menutup kebenaran dengan klaim-klaim dusta, mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan,
dan mengaburkan kebenaran dalam pandangan manusia. Dia mengaku sebagai Tuhan. Dia berupaya memfitnah
manusia agar mereka menjauhi agamanya dengan menampakkan hal-hal yang luar biasa yang bertentangan
dengan adat.
5
Nabi Isa As akan turun pada akhir zaman di tengah-tengah merajalelanya Dajjal. Turunnya Isa merupakan tanda
kiamat besar. Setelah membunuh Dajjal, Isa As akan menegakkan keadilan dan melaksanakan syari‟at Islam yang
telah ditinggalkan oleh manusia, baru kemudian wafat.
6
Ya’juj dan Ma’juj keluar pada masa Isa as setelah kematian Dajjal. Mereka merupakan manusia yang paling
berbahaya dan jahat setelah Dajjal. Mereka berjumlah besar dan tidak ada yang sanggup menandingi mereka
dalam pertempuran.

9
‫مس ِم ْن َم ْغ ِرِبا‬
ِ ‫الش‬ َّ ‫ال و‬
َّ ُ‫الدابَّةُ َوطُلوع‬ َّ ‫الدخا ُن و‬
ُ ‫الد َّج‬ ٍ ‫حَّت تَرى ع ْشر‬
ُّ ‫آيات‬ َ َّ ‫قوم‬
َ َ‫ت‬ ‫ن‬ْ ‫ل‬
َ َ
‫ا‬ َّ ِ‫ا‬
‫ّن‬
َ
ِ ‫ف بامل ْش‬ ٍ ِ ُ ‫ونُز‬
‫وخسف‬
ٌ ‫رق‬ ٌ ‫وج وثَلثةُ ُخ ُسوف َخ ْس‬ ُ ‫ول عْيسى ابْ ِن َمْرَي َويَأْ ُج ْو ُج ومأْ ُج‬ ُ
‫الناس إَل‬ ‫د‬
ُ‫ر‬ ‫ط‬
ْ ‫ت‬ ٍ ‫قبل ع ْد‬
‫ن‬ ِ ‫من‬ ‫ج‬ ‫ر‬‫ت‬
ْ ‫ر‬ ‫نا‬ ‫ذلك‬
َ ‫وآخر‬ ِ ‫وخسف ِبَ ِزيْرِة‬
‫العرب‬ ٌ ِ ‫بامل ْغ ِر‬
‫ب‬
َ ُ ْ ُ ٌ ُ
)‫ (روه مسلم‬.‫َْم َش ِرِى ْم‬
Artinya: “kiamat itu tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda: Asap, Dajjal,
binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya‟juj dan Ma‟juj,
tiga gempa (di timur, barat dan Jazirah arab), dan yang terakhir adalah api yang keluar dari
„And yang menggiring manusia ke Makhsyar”. (H.R. Muslim)
Dari hadits yang lain, Rasulullah Saw bersabda:
ٍ
،‫ف بِالْ َم ْغ ِر ِب‬ٌ ‫ َو َخ ْس‬،‫ف بِالْ َم ْش ِرِق‬ ٌ ‫ َخ ْس‬:‫اعةَ َلَ تَ ُك ْو ُن َح ََّّت تَ ُك ْو َن َع ْشُر آيَات‬ َّ ‫إِ َّن‬
َ ‫الس‬
ُ ‫ َوطُلُ ْو‬،‫ َويَأْ ُج ْو ُج َوَمأْ ُج ْو ُج‬،ٌ‫ودابَّة‬
‫ع‬ َ ،‫ال‬ ُ ‫َّج‬
َّ ‫ َوالد‬،‫ُّخا ُن‬َ ‫ َوالد‬،‫ف ِِف َج ِزيْ َرِة الْ َعَر ِب‬ٌ ‫َو َخ ْس‬
.‫ َونُُزْو ُل ِعْي َسى بْ ِن َمْرََي‬،‫َّاس‬
َ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ل‬
ُ ‫ح‬
َ ‫ر‬
ْ َ‫ت‬ ‫ن‬ٍ ‫ ونَار َتْرج ِمن قَع ِر ع َد‬،‫س ِمن م ْغ ِرِبا‬
َ ْ ْ ُ ُ ٌ َ َ َ ْ ِ ‫َّم‬ ْ ‫الش‬
Artinya: “Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda: (1)
penenggelaman permukaan bumi di timur, (2) penenggelaman permukaan bumi di barat, (3)
penenggelaman permukaan bumi di Jazirah Arab, (4) keluarnya asap, (5) keluarnya Dajjal, (6)
keluarnya binatang besar, (7) keluarnya Ya‟juj dan Ma‟juj, (8) terbitnya matahari dari barat,
dan (9) api yang keluar dari dasar bumi „Adn yang menggiring manusia, serta (10) turunnya „Isa
bin Maryam as.”7
4. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan peristiwa-
peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:
a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan dihidupkan kembali oleh
Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang
terbunuh (Q.S. al-Baqarah/2:72-73 )
b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di tiap-
tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera” (Q.S. al-Baqarah/2:260).
Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur'an, tetapi bukan merupakan berita
langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang peristiwa
yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.8
5. Hari Akhir menurut Ilmu Pengetahuan
Sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, para ilmuwan dengan beragam
teorinya yang spekulatif memiliki pandangan tersendiri tentang proses terjadinya Hari Akhir atau
Hari Kiamat.
a. Menurut Teori Geologi
Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi dingin,
maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses evolusi
yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya,
sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas.
Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi akan
bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti
meteor (menyala/hancur).

7
H.R Muslim, 2901, Abu Dawud, 4311, at-Tirmidzi, 2183. Dan lain-lain.
8
https://ex-school.com/artikel/.
10
b. Menurut Teori Fisika
Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari sampai ke
bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaannya 616
x 1010 km = 622160 km. Menurut ahli fisika, energi matahari dipancarkan ke angkasa dan
sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan
panas 15 juta derajat celcius. Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup
karena tenaga atau sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak
akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik
sehingga hancurlah bumi ini.
c. Menurut Teori Astronomi
Berdasarkan astronom Sir Jame Jeinz bumi yang kita diami ini, begitu pula planet-planet lain
dari tata surya, beredar diangkasa mengelilingi matahari. Peredaran itu berjalan rapi tanpa terjadi
benturan. Tiada lain hanyalah karena diatur dengan sempurna oleh Maha Pencipta. Sunnatullah
itu berupa daya tarik menarik antara bumi dengan matahari, maupun dengan planet-planet lain
dengan perimbangan yang serasi.
Menurut teori ilmu alam, daya tarik menarik itu tidaklah selamanya utuh. Kian lama kian
surut, akhirnya habis sama sekali. Maka dapat dibayangkan apa yang terjadi, andaikata suatu saat
keseimbangan daya tarik menarik itu telah tiada lagi, maka bumi kita ini akan bertubrukan
dengan planet-planet lain, atau meluncur dengan kecepatan yang maha dahsyat menubruk
matahari. Kejadian itu dapat menjadikan semua yang ada di bumi ini akan hancur lebur
sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci al-Qur‟an.
d. Menurut Teori Komet
Menurut para ilmuwan, musnahnya spesies Dinosaurus disebabkan oleh tabrakan komet
besar dengan bumi, dimana ketika komet besar itu menabrak bumi, panas yang dihasilkan dari
pembakaran ketika masuknya komet tersebut ke dalam atmosfer, dan kemudian ketika komet itu
menyentuh bumi akan memusnahkan kehidupan yang ada dibumi ini. Jangan berpikir komet yang
skala kecil, kita berbicara komet skala sangat besar. Kita sering melihat komet masuk ke bumi itu
adalah komet skala kecil yang tidak memberikan dampak apa-apa terhadap bumi.
Salah satu jenis komet besar yang pernah jatuh ke bumi adalah komet yang jatuh di Sumatera
Utara ribuan tahun yang lalu dan hasil benturan bumi dengan komet tersebut membentuk
Danau Toba yang sekarang kita kenal. Ketika Gunung Tambora di Nusa Tenggara meletus di
abad ke 18, terjadi perubahan iklim seluruh bumi yang dikenal dengan sebutan “Setahun bumi
tanpa sinar matahari”, itu baru kelas gunung meletus saja, dan efeknya adalah banyak manusia
yang meninggal karena tanpa sinar matahari, gagal panen, penyakit berjangkit, dan lain
sebagainya.
e. Menurut Teori Gravitasi
Apabila ada planet besar yang berselisihan dengan garis edar bumi dan dalam jarak yang
dekat, maka gravitasi planet tersebut akan mempengaruhi musnahnya sebagian kehidupan di
bumi. Para astronomi memperkirakan Planet X (sebutan lainnya adalah Planet Nibiru) yang
massanya 8 sampai 10 kali bumi yang mempunyai siklus 3600 tahun melintas di dalam Solar
System kita. Kemungkinan banjir pada saat Nabi Nuh itu adalah karena faktor gravitasi dari
Planet besar yang melintas dekat bumi.
Banjir yang dikarenakan gravitasi planet lain ini tidak akan memusnahkan manusia yang
sudah modern kehidupannya. Paling tidak tersedia banyak kapal-kapal yang bisa mengangkut
pengungsi ketika pasang air laut terjadi, tetapi korban akibat pasat air laut itu juga banyak. Di
abad 2000 sebelum masehi, bangsa Sumeria pun sudah menuliskan adanya mahluk yang hidup di
planet Nibiru yang sudah tinggi peradabannya. Bangsa Inca pun sudah pula mencatatnya. Yang
mengkhawatirkan tentunya apabila mahluk dengan peradaban tinggi dari Nibiru ini menyerang
manusia di bumi, tentunya spesies manusia pun musnah.
f. Menurut Teori Badai Matahari
Menurut ilmuwan Amerika, akan terjadi Badai Matahari yang sudah lebih besar dari pada
badai matahari sebelumnya yang berkemungkinan menimbulkan efek bencana besar pada bumi.
Badai yang menurut penelitian dari National Academy Od Sciences, Amerika, sangat besar
kemungkinannya terjadi. Studi tersebut mendapat sponsor dari NASA.

11
Cara hidup yang modern dan cenderung tergantung pada kecanggihan teknologi
memungkinkan memicu ketidaksengajaan untuk diri kita sendiri terperangkap dalam keadaan
yang super berbahaya. Lihatlah, beberapa akibat dari efek rumah kaca, global warming,
produksitas karbon dioksida, yang membuat penipisan zat pelindung yang terkandung dalam
atmosfir sebagai pelindung bumi dari sengatan ultraviolet matahari.9
Semua teori tersebut sulit dibuktikan secara ilmiah. Di sisi lain, manusia dibekali
kemampuan berpikir oleh Allah Swt secara terbatas. Allah Swt berfirman,

ً‫ َوَما أُوتِيتُم ِّمن الْعِْل ِم إَِلَّ قَلِيَل‬...


Artinya: ... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Q.S. al-Isra: 85)
Akan tetapi, Islam senantiasa memotivasi umatnya untuk melakukan penelitian secara
mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang tanda-tanda kebesaran
Allah yang terletak pada langit dan bumi. Allah Swt berfirman,
ِ ‫السماو‬ ِ ِْ ‫اْلِ ِّن َو‬
ِ ِ ‫اْل‬
ِ ‫ات َو ْاْل َْر‬
‫ض فَان ُف ُذوا ََل‬ ِ ْ ‫نس إِن‬
َ َ َّ ‫استَطَ ْعتُ ْم أَن تَن ُف ُذوا م ْن أَقْطَار‬ ْ ‫يَا َم ْع َشَر‬
﴾ٖٖ﴿ ‫ان‬ٍ َ‫تَن ُف ُذو َن إََِّل بِسْلط‬
Artinya: Hai bangsa jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
ُ
dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (Q.S. ar-
Rahman: 33)
Kata sulthan (‫ )س ُْلطَبى‬dalam ayat di atas memiliki arti kekuatan dan dapat pula diartikan
dengan (kekuatan) ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagi seorang muslim yang beriman, telah
cukup baginya meyakini bahwa kiamat itu pasti datang. Dan hanya Allah yang Maha
Mengetahui. Hal-hal yang ada di luar jangkauan akal manusia sebaiknya diserahkan sepenuhnya
kepada Allah agar tidak menimbulkan kesalahpahaman karena pernyataan itu bersumber dari
informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
6. Nama-nama lain Hari Akhir
Hari Akhir sebagaimana disebutkan al-Quran dan Hadits Nabi Saw memiliki nama-nama
sebagai berikut,
No Nama Latin Arti Nama Arab
1. al-Qori‟ah Yang menggemparkan ‫المبرعت‬
2. al-Ghasyiyah Peristiwa yang dahsyat ‫الغبشيت‬
3. ar-Rajifah Yang menggentarkan ‫الزاجفت‬
4. as-Sa‟ah Kehancuran ‫السعت‬
5. ash-Shakhah Bencana yang memilukan ‫الصبخت‬
6. at-Thammah Bencana ‫الطبهت‬
7. al-Waqi‟ah Peristiwa pasti terjadi ‫الىالعت‬
8. al-Zalzalah Kegoncangan ‫الشلشلت‬
9. Yaumud Din Hari penghakiman ‫يىم الذيي‬
10. Yaumul Alim Hari yang menyedihkan ‫يىم االلين‬
11. Yaumul „Azhim Hari yang besar ‫يىم العظين‬
12. Yaumul Azifah Hari yang dekat ‫يىم االسفت‬
13. Yaumul Ba‟ts Hari kebangkitan ‫يىم البعث‬

9
Pendapat lain mengatakan bahwa kiamat dapat terjadi dengan berbagai teori seperti: a. terjadi perang nuklis antar
negara di dunia, b. Perang biologi dan kimia, c. Perubahan iklim yang ekstrim, d. Hancurnya ekosistem, e.
Pandemi, f. Dampak asteroid (lebih kecil dari planet dan lebih besar dari meteor) yang berada di sekitar tata surya
saling bertabrakan dan atau menutup sinar matahari, g. Letusan supervolcanic (letusan gunung berapi yang
termamat dahsyat, h. Artificial Intelligance (AI), yaitu robot buatan manuasia yang lebih pintar dari penciptanya,
lalu manusia musnah, i. Wabah jamur yang meracuni makhluk, j. Ledakan populasi manusia, lalu terjadi
kemiskinan, dan lain sebagainya. Lihat: https://sains.kompas.com/, .
12
14. Yaumul Fashl Hari keputusan ‫يىم الفصل‬
15. Yaumul Fath Hari kemenangan ‫يىم الفتح‬
16. Yaumul Haq Hari kebenaran ‫يىم الحك‬
17. Yaumul Hasrah Hari penyesalan ‫يىم الحسزة‬
18. Yaumul Hasyr Hari penghimpunan ‫يىم الحسز‬
19. Yaumul Hisab Hari perhitungan ‫يىم الحسبة‬
20. Yaumul Jam‟i Hari pengunpulan ‫يىم لجوع‬
21. Yaumul Jaza‟ Hari pembalasan ‫يىم الجشاء‬
22. Yaumul Khulud Hari kekekalan ‫يىم الخلىد‬
23. Yaumul Khuruj Hari keluar dari kubur ‫يىم لخزوج‬
24. Yaumul Makhsyar Hari Penggiringan ‫يىم الوحشز‬
25. Yaumul Mau‟ud Hari yang di janjikan ‫يىم الوىعىد‬
26. Yaumul Mizan Hari penimbangan ‫يىم الويشى‬
27. Yaumul Qiyamah Hari kebangkitan ‫يىم الميبهت‬
28. Yaumul Wa‟id Hari ancaman ‫يىم الىعيذ‬
29. Yaumun Nusyur Hari kembali ‫يىم الٌشىر‬
30. Yaumul „Aqim Hari siksaan ‫يىم العمين‬
31. Yaumut Taghabun Hari ungkap kesalahan ‫يىم التغببي‬
32. Yaumut Tanad Hari panggil memanggil ‫يىم التٌبد‬
33. Yaumut Thalq Hari pertemuan ‫يىم الطالق‬
34. Yaumud Dhullah Hari naungan ‫يىم الظلت‬
35. Yaumul Kabir Hari yang besar ‫يىم الكبيز‬
36. Yaumul Ma‟lum Hari yang dikenal ‫يىم الوعلىم‬
37. Yaumul Muhith Hari yang membinasakan ‫يىم الوحيط‬
B. PERIODE HARI AKHIR
Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk berakhir, maka
mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa‟. Tahapan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Yaumul Ba’ts (‫)يوم البعث‬
Secara bahasa, kata yaum berarti hari, dan ba‟ts berarti kebangkitan. Yaumul Ba‟ts berarti
Hari Kebangkitan. Secara istilah, Yaumul Ba‟ts adalah hari dimana seluruh makhluk Allah
dibangkitkan dari alam kuburnya. Peristiwa ini terjadi setelah hancur leburnya alam semesta
beserta seisinya, yakni setelah terjadi Kiamat Kubra.
Allah Swt berfirman,
‫﴾ُثَّ إِنَّ ُك ْم يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة تُْب َعثُو َن‬ ِ
َ ‫ُُثَّ إِنَّ ُك ْم بَ ْع َد َّٰذل‬
ُ ٔ٘﴿‫ك لَ َميِّتُو َن‬
Artinya: Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.
(Q.S. al-Mu‟minun/23:15-16).
Maksud dibangunkannya seluruh makhluk adalah untuk diberitakan seluruh amal
kebajikannya, yang baik maupun yang buruk, kendati mereka telah melupakannya. Allah
berfirman: (Artinya) Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitahukan-
Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah mengumpukan semua amal
perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala
sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).
Keadaan manusia ketika bangun dari alam kubur memakai pakaian yang dipakai ketika telah
mati. Nabi Saw bersabda,
‫ت فِْي َها‬ ِ ِ ُ ‫اَلْميِّت ي ب ع‬
ُ ‫ث ِ ِْف ثيَابِو الَِّ ْت ََيُْو‬ َ ُْ ُ َ
13
Artinya: “Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” (H.R. Abu
Dawud dan Ibnu Hibban).
Sahabat Mu’adz bin Jabal ra, ketika hendak menguburkan jenazah ibunya, ia meminta agar
jenazah ibunya dikafani dengan pakaian yang baru. Beliau mengatakan, “Perbaguskanlah kafan
jenazah kalian, karena sesungguhnya mereka akan dibangkitkan dengan (memakai) pakaian
itu.”10
2. Yaumul Hasyr (‫)يوم الحشر‬
Kata Hasyr (‫ )حشز‬artinya berkumpul sedangkan makhsyar (‫ )هحشز‬berarti tempat berkumpul.
Yaumul Hasyr berarti hari berkumpul. Yaumul Makhsyar berarti hari dimana ada tempat
berkumpul. Secara istilah, Yaumul Hasyr adalah hari dimana semua umat manusia dikumpulkan
oleh Allah di suatu tempat yang sangat luas setelah bangun dari alam kubur. Yaumul Mahsyar
berarti hari dimana ada tempat untuk berkumpul bagi seluruh umat manusia. Yaumul Makhsyar
maupun Yaumul Hasyr memiliki makna yang sama dan keduanya lazim disebut dengan Padang
Mahsyar .11
Allah Swt berfirman,
﴾ٗٚ﴿ ً‫َحدا‬ ِ ‫ال وتَرى ْاْلَرض با ِرزًة وح َشرنَاىم فَلَم نُغَ ِادر‬ ِ‫اْل‬
َ ْ ُ ْ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ‫َويَ ْوَم نُ َسيِّ ُر‬
‫أ‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬
ْ ‫م‬ ُ َ َ َ ‫ب‬
Artinya: Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu
akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami
tinggalkan seorangpun dari mereka. (Q.S. al-Kahfi: 47).
Keadaan tanah di Padang Mahsyar rata dan belum ada bekas atau jejak apapun. Nabi
bersabda, Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti putih
yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun. (H.R. Muslim)
a. Berjalan menuju Padang Mahsyar
Kondisi manusia yang sedang digiring ke Padang Mahsyar bermacam macam. Ada yang
berjalan kaki, tidak beralas kaki, telanjang, belum dikhitan, berkendara, dan ada pula yang diseret
di atas wajah mereka, yaitu orang-orang kafir. Sahabat Nabi bertanya, “Wahai Rasulullah,
bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Nabi Saw
menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia,
mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat!” Qatadah mengatakan,
“Benar, demi kemuliaan Rabb kami”.12 Semua tergantung dengan amal perbuatannya.
Demikian itu situasi kondisi manusia ketika bertemu dengan Allah Swt di Padang Mahsyar.
Kendati demikian, akhirnya mereka diberi pakaian pula. Dan manusia yang pertama kali diberi
pakaian adalah Nabi Ibrahim as. Rasulullah Saw,
‫إِ َّن أ ََّوَل َم ْن يُ ْك َسى يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة إِبْ َر ِاىْي ُم‬
Artinya: “Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat adalah Nabi
Ibrahim.” (H.R. al-Bukhari, no. 4371).
b. Matahari panas menyengat
Ketika seluruh manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, matahari didekatkan sejauh satu
13
mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringat tersebut menenggelamkan
mereka sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia. Nabi Saw bersabda:
(Artinya)“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal
sejauh satu mil, sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-
amalnya (yakni dosa-dosanya). Diantara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata
kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang

10
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fat-hul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, 11/383.
11
Padang berarti tanah yang datar dan luas. Lihat: https://kbbi.web.id/padang
12
H.R. al-Bukhari, no. 6042, dan Muslim, no. 5020.
13
1 mil berarti 1,6 km. Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Mil
14
tenggelam dalam keringatnya.”Rasulullah Saw memberikan isyarat dengan meletakkan tangan
ke mulut beliau.”14
c. Naungan Arsy (‫) ِظلُّ العزش‬
Di tengah cuaca terik matahari yang sangat panas itu, Allah Swt memberikan naungan
terhadap golongan umat tertentu. Golongan orang itu adalah tujuh golongan yang dinaungi oleh
Allah dengan naungan „Arsy-Nya dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya. Nabi
Saw bersabda: Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan „Arsy-Nya
pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata:
1) Imam (pemimpin) yang adil.
2) Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.
3) Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.
4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah
karena Allah.
5) Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi
cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah.”
6) Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.
7) Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.”15
d. Bendera padang Mahsyar
Di padang Mahsyar nanti terdapat bendera-bendera atau liwa’ (‫ )لىاء‬yang dipasang oleh para
pemimpin kebenaran, dan di bawahnya terdapat barisan-barisan pengikutnya.
1) Bendera liwa’us shidqi (‫ )لىاء الصّ ذق‬atau bendera kebenaran dikibarkan oleh Abu Bakar as-
Shiddiq bagi semua orang yang benar dan jujur akan berada di bawah bendera tersebut.
2) Bendera fuqaha‟ (‫ )فمهبء‬atau ahli fiqih untuk Mu’adz bin Jabal, bagi semua orang yang alim
fiqih akan berada dan berbaris di bawah bendera panji-panji ini.
3) Bendera zuhud (‫ )سهذ‬atau jiwa yang bebas dari unsur duniawi untuk Abu Dzar al-
Ghiffari, bagi semua manusia yang menjiwai, bersikap dan berperilaku dengan zuhud akan
berada di bawah bendera ini.
4) Bendera aghniya’ (‫ )أغٌيبء‬atau dermawan untuk Utsman bin Affan, bagi para dermawan
akan berada di bawahnya.
5) Bendera syuhada (‫ )شهذاء‬atau mati syahid untuk Ali bin Abi Thalib, bagi setiap orang yang
mati syahid sama berbaris di bawah bendera ini.
6) Bendera qurra’ (‫ )لزّ اء‬atau ahli al-Quran untuk Ubay bin Ka’ab, bagi para qari‟ sama
berbaris di bawah bendera panji-panji ini.
7) Bendera mu’adzin (‫ )هئذى‬atau ahli adzan untuk Bilal bin Rabah, bagi para mu‟adzin akan
berada pada barisan di bawah bendera ini.
8) Bendera orang-orang yang dibunuh dengan aniaya untuk Husain bin Ali, bagi orang-orang
yang dibunuh dengan aniaya akan berada di bawah bendera ini.
e. Syafa’at Kubra (‫)شفبعت كبزي‬
Peristiwa yang terjadi di Padang Mahsyar sangat dahsyat. Sehingga setiap manusia mencari
orang yang dapat memberi syafa‟at atau pertolongan agar Allah mempercepat keputusan-Nya
dengan baik. Setiap umat mengikuti nabinya. Nabi Saw bersabda: Sungguh pada hari Kiamat,
manusia menjadi berkelompok-kelompok. Setiap umat mengikuti nabi mereka. (H.R. al-Bukhari)
Semua orang berusaha menemui Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa untuk dapat
memintakan syafa‟at kepada Allah, tetapi mereka semua menolak, hingga akhirnya manusia
menemui Rasulullah Saw. Nabi bersabda: Lalu mereka menemuiku dan berkata : “Wahai
Muhammad! Engkau adalah Rasulullah dan penutup para nabi, serta orang yang telah diampuni
dosanya yang lalu dan akan datang. Maka mintakanlah syafa‟at kepada Rabb-mu untuk kami.
Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya

14
H.R. Muslim, no. 2864.
15
H.R. al-Bukhari, II/143, dan Muslim, no. 1031.
15
(yang menimpa kami)?”. “Maka aku pun pergi dan datang di bawah al-„Arsy, lalu bersujud
kepada Rabb-ku, kemudian Allah membukakan dan mengilhamkan kepadaku sesuatu dari puja
dan pujian indah yang tidak diberikan kepada selain diriku sebelumnya. Kemudian ada yang
berkata : „Wahai Muhammad! Bangunlah! Mintalah, niscaya diberi dan mohonlah syafa‟at,
niscaya dikabulkan,‟ maka akupun bangun dan berkata : “Wahai Rabb-ku! Umatku,
umatku!‟.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Dalam kitab Tafsir Showi terdapat sebuah hadits yang menjelaskan bahwa para nabi, para
ulama, dan para syuhada, adalah orang-orang yang kelak akan mendapat izin memberi syafaat.16
Mereka dapat memberikan syafaat itu atas idzin dari Allah Swt, sebagaiamana dijelaskan dalam
kitab Sabilul Iddikar.17 Dan Nabi Muhammad Saw adalah pemberi syafaat yang pertama dan
manusia pertama yang mendapat idzin dari Allah untuk memberi syafaat.
Imam Nawawi al-Bantani ra (1813-1897), ulama besar Ahlussunnah wal-Jamaah dari
Banten (Jawa Barat) yang menjadi Imam Masjidil Haram Mekah, 18 menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad Saw mempunyai lebih dari 20 jenis pemberian syafaat,19 diantaranya:
1) Syafaat tentang masuknya sekelompok kaum muslimin ke dalam surga tanpa melalui hisab.
Ketika mereka bangkit dari kubur langsung masuk ke istana mereka masing-masing.
2) Syafaat kepada mereka yang telah divonis masuk neraka, lalu dibatalkan hingga mereka
akhirnya masuk ke surga. Dua syarat yang dimaksud hanya milik Nabi Muhammad Saw saja,
orang lain tidak dapat melakukannya.20 Inilah yang dimaksud dengan Syafaat Kubra.
3) Syafaat kepada mereka yang sudah berada di dalam siksa api neraka. Namun akhirnya
mereka dikeluarkan dari dalam api neraka dan dibawa masuk ke dalam surga. Syafaat ini
disamping milik Nabi Muhammad Saw, orang lain selainnya diizinkan memberikannya
seperti para ulama, para aulia, para malaikat dan para nabi. Imam Nawawi
4) Syafaat dalam rangka mengangkat dan meninggikan derajat manusia di
dalam surga.
5) Syafaat dalam rangka meringankan azab bagi sebagian orang kafir.
6) Syafaat kepada umatnya yang ketaatannya kepada Allah Swt sangat
terbatas, namun akhirnya Allah memberi pengampunan kepada mereka.
7) Syafaat kepada orang anak-anak kecil yang lahir dari keluarga musyrikin
dan meninggal belum baligh agar mereka tidak dikenakan azab.
8) Syafaat untuk meringankan azab kubur. Dan lain-lain.
3. Catatan amal
Setiap manusia di padang mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup selama
di dunia) yang sudah dicatat Malaikat Raqib dan „Atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan
dan perkataan manusia selama hidup di dunia. Allh berfirman,
ِ َ‫ي ِِمَّا فِ ِيو وي ُقولُو َن يا ويْلَتَ نَا م ِال َى َذا الْ ِكت‬
‫اب ََل‬ ِِ ِ
َ ‫اب فَتَ َرى الْ ُم ْج ِرم‬
َ ‫ي ُم ْشفق‬
ِ ِ
َ َ َ ََ ُ َ‫َوُوض َع الْكت‬
ً‫َحدا‬ ِ ِ ‫ي غَ ِادر صغِيًة وََل َكبِيةً إََِّل أَحصاىا ووج ُدوا ما ع ِملُوا ح‬
َ‫كأ‬ َ ُّ‫اضراً َوََل يَظْل ُم َرب‬ َ َ َ َ ََ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ
Artinya: “Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap
apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata “Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang
tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka
memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan
menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi / 18:49).
a. Pembagian buku catatan
Ketika lembaran catatan amal dibagikan, setiap umat berlutut di atas lutut mereka dan
menanti panggilan untuk menghadap Allah Swt. Semua manusia terkejut dan gemetar ketika

16
Syekh Ahmad Saud al-Maliki ra, Tafsir Showi, juz III, halaman 375.
17
sebuah kitab urutan kelima dari sepuluh silsilah kitab Shohibur Ratib al-Haddad al- Habib Abdullah Bin Alwi Bin
Muhammad al-Haddad pada halaman 98.
18
https://id.wikipedia.org/wiki/Nawawi_al-Bantani.
19
Imam Nawawi al-Bantani, Sullamut Taufiq, hal. 7-8.
20
H.R Muslim: 191
16
namanya dipanggil untuk maju ke depan menerima buku catatan amal perbuatan. Allah
berfirman:
‫َوتَ َرى ُك َّل أ َُّم ٍة َجاثِيَةً ُك ُّل أ َُّم ٍة تُ ْد َعى إِ ََل كِتَ ِابَا الْيَ ْوَم ُُْتَزْو َن َما ُكْنتُ ْم تَ ْع َملُ ْو َن‬
Artinya: “Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk
(melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah
kamu kerjakan.” (Q.S. al-Jatsiyat: 28).
b. Buku catatan sebagai penghisab diri sendiri
Ketika buku catatan itu diberikan kepada manusia, maka dikatakan kepadanya,
‫ك َح ِسْيبًا‬ ِ
َ ‫ك َك َفى بِنَ ْف ِس‬
َ ‫ك الْيَ ْوَم َعلَْي‬ َ َ‫اقْ َرأْ كِتَاب‬
Artinya: “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu.” (Q.S. al-Isra‟: 13-14)
c. Cara menerima buku catatan amal
Umat manusia yang menerima buku catatan di akhirak kelak menggunakan 3 (tiga) cara,
yaitu dengan tangan kanan, tangan kiri dan dari belakang punggung.
1) Menerima dengan tangan kanan
Allah Swt berfirman,
‫ول َى ُاؤُم اقْ َرُؤوا كِتَابِ ْيو‬
ُ ‫ُوِتَ كِتَابَوُ بِيَ ِمينِ ِو فَيَ ُق‬
ِ ‫فَأ ََّما َم ْن أ‬
Artinya: “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya (amal perbuatannya) dari
sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini).” (Q.S. al-Haqqah: 19).
Dalam surat yang lain dinyatakan, Artinya: (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami
panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di
tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya
sedikitpun. (Q.S. al-Isra‟: 71).
Wajah orang-orang beriman yang menerima kitab catatan amal dengan tangan kanannya,
mereka amat bahagia dan berseri-seri. Mereka senang dan merasa sebagai calon penghuni surga.
Kondisi yang sedemikian itu tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, sangat senang, dan
bahagia lahir batin. Kitab yang diterima dengan tangan kanan itu disebut kitab Illiyyin (‫)علِّيِّيي‬,
yaitu kitab catatan amal perbuatan yang baik bagi orang-orang yang shalih.
2) Menerima dengan tangan kiri,
Allah berfirman,
‫ُوت كِتَابِ ْيو ﴿ٕ٘﴾ َوََلْ أ َْد ِر َما ِح َسابِ ْيو‬ ُ ‫ُوِتَ كِتَابَوُ بِ ِش َمالِِو فَيَ ُق‬
َ ‫ول يَا لَْيتَِِن ََلْ أ‬ ِ ‫وأ ََّما َم ْن أ‬
َ
ِ ِ
﴾ٕٚ﴿ َ‫ٕ﴾ يَا لَْيتَ َها َكانَت الْ َقاضيَة‬ٙ﴿
Artinya: Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia
berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku
tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan
segala sesuatu. (Q.S. al-Haqqah: 25-27).
3) Menerima dari belakang punggung
Allah Swt berfirman: (artinya) Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah
kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali
kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan
kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke
dalam api yang menyala-nyala (neraka).(Q.S. al-Insyiqaq: 7-12).
Bagi manusia yang menerima buku catatan amal dengan tangan kiri atau dari belakang
punggung, Mufassir al-Qurthubi menjelaskan bahwa pundak kirinya akan terlepas sehingga
tangannya di belakangnya, lalu mengambil kitabnya dengannya. Mujahid menjelaskan bahwa
wajahnya bergeser ke tengkuknya, lalu membaca kitabnya dengan cara demikian.

17
Catatan amal perbuatan bagi manusia pendosa, durhaka lagi lalai terdapat dalam kitab yang
bernama sijjin (‫ )سجِّيي‬yaitu kitab yang tertulis di dalamnya segala apa yang diperbuat oleh
manusia pendosa, lalu diperlihatkan kepada mereka tanpa bantahan sedikitpun.
Kedua kitab catatan amal itu (sijjin dan illiyyin) juga lazim disebut dengan Kitabum
Markum (‫)كتبة هزلىم‬, yaitu kitab yang tertulis di dalamnya secara akurat tentang amal perbuatan
manusia, yang baik maupun yang buruk, tanpa ditambah atau dikurangi. Allah berfirman,
‫وم‬
ٌ ُ‫اب َّمْرق‬
ِ
ٌ َ‫﴾ كت‬ٛ﴿ ‫ي‬
ِ ٍ ‫اب ال ُف َّجا ِر لَِفي ِس ِّج‬
ٌ ‫﴾ َوَما أ َْد َر َاك َما س ِّج‬ٚ﴿ ‫ي‬
ِ
َ َ‫َك ََّل إِ َّن كت‬
Artinya: Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan
dalam sijjin. Tahukah, kamu apakah sijjin itu? (Ialah) kitab yang bertulis. (Q.S. al-Muthaffifin:
7-9).

4. Yaumul Hisab dan Mizan


Hisab (‫ )حسبة‬berarti perhitungan. Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt
memperlihatkan semua amal perbuatan di akhirat untuk dihisab, dihitung atau diperhitungkan.
Amal shalih (sedikit atau banyak), dosa besar atau kecil semuanya dihitung dengan seksama dan
teliti. Allah Swt berfirman,
‫إِ َّن إِلَْي نَا إِيَابَ ُه ْم ُُثَّ إِ َّن َعلَْي نَا ِح َسابَ ُه ْم‬
Artinya: Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban
Kami-lah menghisab mereka. (Q.S. al-Ghasyiyah: 25-26).
a. Saksi
Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah
Swt: “Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang
telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nur: 24). Ayat tersebut menjelaskan bahwa seluruh anggota
badan manusia kelak nanti akan menjadi saksi baginya di hari kiamat.
b. Amal pertama kali yang dihisab
Amal shalih pertama kali yang dihisab adalah shalat, dan amal keburukan pertama kali yang

‫ِّم ِاء‬
dihisab adalah pembunuhan. Nabi Saw bersabda,

َ ‫َّاس ِِف الد‬


ِ ‫ي الن‬
َ ْ َ‫ضى ب‬ َّ ‫ب بِِو الْ َعْب ُد‬
َ ‫ َوأ ََّو ُل َما يُ ْق‬،ُ‫الص ََلة‬ ُ ‫اس‬
َ َ‫أ ََّو ُل َما ُُي‬
Artinya: “Perkara yang pertama kali dihisab adalah shalat. Sedangkan yang diputuskan pertama
kali di antara manusia adalah (yang berkaitan dengan) darah.” (H.R. an-Nasa‟i no. 3991)
Shalat merupakan ibadah pokok, pertama dan utama bagi manusia. Melalui shalat, manusia
mengejawantahkan kehambaannya kepada Yang Maha Esa, yaitu Allah Swt. Shalat merupakan
rangkungan dari seluruh jenis ibadah malaikat, dari takbir hingga salam. Shalat merupakan tiang
agama; mendirikan shalat berarti menegakkan agama dan meninggalkan shalat berarti
merobohkan agama.21 Sabda Rasulullah Saw.
‫اد ال ّديْ ِن فَ َم ْن اَقَ َام َها فَ َق ْد اَقَ َام ال ّديْ ِن َوَم ْن تََرَك َها فَ َق ْد َى َد َم ال ّديْ ِن‬ ِ َّ َ‫ا‬
ُ ‫لصَلَةُ ع َم‬
Artinya: “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkan shalat,maka berarti ia
menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan
agama”. (H.R. Bukhari Muslim)
Sedangkan tentang pembunuhan, Imam an-Nawawi asy-Syafi‟i ra berkata, perkataan
Nabi Saw bahwa amal keburukan yang diputuskan pertama kali diantara manusia adalah yang
berkaitan dengan darah atau pembunuhan menunjukkan betapa pentingnya masalah hidup dan
mati, dan disebabkan besarnya bahaya jika diabaikan.
c. Hisab yang ringan dan yang berat
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa Nabi Saw berdoa agar mendapatkan hisab yang
ringan: Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.”Kemudian „Aisyah ra bertanya
tentang apa itu hisab yang mudah. Rasulullah Saw menjawab: “Allah memperlihatkan kitab

21
H.R. Bukhari dan Muslim.
18
(hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya,
niscaya ia akan binasa.”22
d. Semua binatang dihisab
Allah Swt berfirman dalam Q.S. at-Takwir: 5: Dan apabila binatang-binatang liar
dikumpulkan. Yaitu untuk dilakukan hisab padanya. Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun
di dalam al-Kitab kemudian kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” (Q.S. al-An‟am: 38)
Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Firman Allah Swt: “Dan Kami letakkan timbangan yang
tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika amalan itu
hanya seberat zarrah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang
memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya/21:47).
e. Tanpa hisab
Dijelaskan dalam hadits riwayat Husain bin Abdurrahman, bahwa ada 70 ribu umat Nabi
Muhammad Saw yang masuk surga tanpa dihisab dan tanpa siksaan. Nabi Saw bersabda,
ِ َّ ِِ ِ
‫ين ََل يَ ْرقُو َن َوََل يَ ْستَ ْرقُو َن َوََل‬
َ ‫ال ُى ْم الذ‬
َ ‫َخبَ ُروهُ فَ َق‬
ْ ‫وضو َن فيو فَأ‬ ُ ُ‫ال َما الَّذي َت‬ َ ‫فَ َق‬
‫يَتَطَيَّ ُرو َن َو َعلَى َرِّبِ ْم يَتَ َوَّكلُو َن‬
Artinya: ...“Apa yang telah kalian perbincangkan?” Mereka pun menerangkannya kepada
beliau. Lantas Rasulullah shallallahu „alaihi wa-sallam bersabda, “Mereka adalah orang-orang
yang tidak meruqyah, tidak meminta untuk diruqyah, tidak melakukan tathoyyur (beranggapan
sial) dan hanya kepada Allah mereka bertawakal.”
Sesuai hadits di atas, golongan 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan siksa
tersebut memiliki beberapa kriteria, yaitu: 1). Tidak pernah melakukan ruqyah ataupun minta di-
ruqyah,23 2). Tathoyyur (sikap pesimis/sial karena sebab tertentu selain Allah),24 dan 3).
Tawakkal kepada Allah semata.25
Sedangkan Mizan (‫)هيشاى‬, secara etimologis mempunyai arti neraca yang digunakan untuk
mengukur segala sesuatu berdasarkan ringan dan berat. Sedangkan secara terminologi, Mizan
merupakan sesuatu semacam neraca yang Allah Swt sediakan di hari kiamat yang digunakan
untuk menimbang amalan makhluk-Nya ketika mereka masih hidup di dunia.
Yaumul Mizan berarti hari dimana diadakannya timbangan amal perbuatan manusia yang
telah dilakukan oleh mereka selama hidup di dunia. Pada hari tersebut tidak ada satu amal yang
terlewatkan, semuanya akan diberikan balasan yang setimpal sesuai dengan apa yang telah
dikerjakannya selama hidup di dunia.
a. Timbangan amal baik dan buruk
Sebagaimana diketahui bahwa seluruh amal manusia di akhirat akan ditimbang dalam
timbangan amal (mizan). Jika timbangan amal baiknya lebih berat, maka pertanda ia akan
selamat. Sebaliknya, jika timbangan amal buruknya yang lebih berat, maka pertana ia akan
celaka. Itu pula yang digambarkan dalam hadits riwayat Ibnu Mas„ud.

22
H.R. Ahmad, VI/48, 185, dan al-Hakim, I/255.
23
Ruqyah dikenal sejak zaman Rasulullah dan disebut sebagai salah satu thibbun nabawi (terapi ala Nabi).
Rasulullah memang tidak mengharamkan ruqyah, terutama untuk penyakit „ain dan sengatan binatang. Beliau
Shallallahu „alaihi wasallam dan para shahabat juga pernah meruqyah. Hanya saja, mereka tidak minta diruqyah.
24
Thiyarah (‫ )طيبرة‬atau tathoyyur (‫ )تتطيّز‬adalah beranggapan sial karena melihat burung, atau hewan selainnya.
Termasuk di dalamnya, menganggap sial angka tertentu, bulan tertentu, benda tertentu, dan lain sebagainya.
Perilaku tathoyyur dapat merusak keimanan kepada Allah dan menghilangkan sifat tawakkal kepada-Nya.
Sebagaimana meminta ruqyah yang menodai ketawakkalan, ber-tathoyyur juga menyebabkan pelakunya tak
diizinkan masuk surga yang tanpa melalui hisab dan azab. Lihat: https://muslimahdaily.com/
25
Tentang Tawakkal (‫)تى ّكل‬, Ibnu Katsir mengatakan, "Mereka adalah orang-orang yang tidak mengharapkan,
menuju, berlindung, memohon bantuan dan mencintai kecuali hanya karena Allah semata. Mereka tahu bahwa apa
yang dikehendaki takkan terjadi. Dialah yang mengatur kekuasaan-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada
yang dapat menolak ketetapan-Nya dan Dialah yang Maha Cepat hisab-Nya".
19
Walau status hadits ini mauquf, namun tidak mungkin seorang sahabat menyampaikan berita
jika bukan dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa-sallam, terlebih yang berkaitan dengan berita
gaib. Dalam riwayat tersebut, Ibnu Mas„ud menyampaikan, “Pada hari Kiamat, manusia akan
dihisab. Siapa saja yang amal baiknya lebih banyak dari amal buruknya, walau hanya
selisih satu amal, maka ia akan masuk surga. Sementara orang yang amal buruknya lebih
banyak dari amal baiknya, walau hanya selisih satu amal, maka ia akan masuk neraka.”
b. Timbangan keadilan
Kemudian, Ibnu Mas„ud melantunkan ayat, yang artinya, “Timbangan pada hari itu ialah
kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Kami,” (QS Al-A„raf [7]: 8-9).
c. Ashhabul A’raf (‫)اصحبة األعزاف‬
Ibnu Mas„ud melanjutkan, “Sesungguhnya timbangan amal baik bisa ringan atau kalah
walau hanya kurang seberat biji sawi. Sehingga orang yang imbang antara amal baik dan
buruknya, maka dia termasuk Ashhabul A’raf (orang-orang yang diberi pengetahuan). Mereka
berdiri di hadapan ash-Shirath. Dari situ, mereka tahu para penghuni surga dan penghuni neraka.
Ketika melihat para penghuni surga, mereka menyeru, „Salam keselamatan untuk kalian.‟ Saat
menoleh ke arah kiri, mereka melihat para penghuni neraka, lantas berdoa, sebagaimana dalam
ayat, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang
zalim itu,‟” (Q.S. al-A„raf [7]: 47).
d. Sepuluh kali lipat
Terakhir, Ibnu Mas„ud berpesan, “Sesungguhnya seorang hamba, jika melakukan satu
kebaikan, maka akan dicatat untuknya sepuluh kali lipat. Dan jika ia melakukan satu keburukan,
maka akan dicatat untuknya satu kali lipatnya. Maka celakalah orang yang satu kali lipatnya
mengalahkan sepuluh kali lipatnya,”26
e. Timbangan Raksasa
Timbangan amal sendiri merupakan timbangan raksasa. Saking besarnya, andai langit dan
bumi diletakkan di atasnya, niscaya mampu ditimbangnya. Apalagi hanya sekadar dipakai
menimbang amalan hamba. Demikian seperti yang digambarkan dalam hadits riwayat al-Hakim
dari Salman. Melalui riwayat ini, Rasulullah saw. bersabda:
‫ت‬ ِ ِ ِ‫يوضع الْ ِميزا ُن ي وم الْ ِقيام ِة فَلَو وِزنَت أَو و ِضعت ف‬
ْ ‫ض لَ ُوض َع‬ ‫َر‬
‫اْل‬
ُ ْ َ ََْ ‫و‬ ‫ات‬
ُ ‫و‬ ‫م‬ ‫الس‬
َّ ‫يو‬ ْ َ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ َ َْ َ ُ َ ُ
ُ ‫ول اللَّوُ تَ َع َاَل لِ َم ْن ِشْئت ِم ْن َخْل ِقي فَتَ ُق‬
‫ول‬ ُ ‫ب لِ َم ْن يَِز ُن َى َذا؟ فَيَ ُق‬
ِّ ‫ول الْ َم ََلئِ َكةُ يَا َر‬
ُ ‫فَتَ ُق‬
.‫الْ َم ََلئِ َكةُ ُسْب َحانَك َما َعبَ ْدنَاك َح َّق ِعبَ َادتِك‬
Artinya: Pada hari Kiamat, timbangan amal akan diletakkan. Andai langit dan bumi ditimbang
atau diletakkan di atasnya, niscaya akan tertimbang. Kemudian para malaikat bertanya, “Wahai
Tuhanku, untuk siapa timbangan ini?” Allah menjawab, “Untuk makhluk-Ku yang Aku
kehendaki.” Malaikat pun berkata, “Maha suci Engkau, maka selamanya kami akan
menyembah-Mu dengan sebenar-benarnya,” (H.R Al-Hakim).
f. Amalan yang memberatkan dan meringankan
Rasulullah shallallahu „alaihi wa-sallam telah menawarkan berbagai amalan yang
memperberat timbangan kebaikan, mulai dari amalan terberat hingga amalan teringan.
1) Amalan yang memberatkan kebaikan
Amalan-amalan tersebut antara lain adalah: a). Berakhlak mulia, sebagaimana sabda-Nya,
“Sesungguhnya di antara amalan yang paling berat dalam timbangan amal pada hari Kiamat
adalah berakhlak bagus,” (H.R. Ath-Thabrani). Amalan berikutnya adalah b). Mengucap
kalimat thayyibah. Diriwayatklan, pada saat timbangan-timbangan amal pada hari Kiamat
dipasangkan, maka didatangkanlah seorang laki-laki. Setelah amalnya ditimbang, diputuskan
bahwa ia harus masuk neraka. Namun, terdengar satu perintah dari sisi Allah, “Janganlah kalian
26
Ibnu al-Mubarak, az-Zuhd war-Raqa‟iq, jilid 2, hal. 123.
20
tergesa-gesa. Sebab, masih ada satu amal lagi yang tersisi untuknya.” Tak lama datanglah satu
lembaran yang berisi tulisan Laa ilaaha illAllaah (‫)الاله اال هللا الاله اال هللا‬. Setelah lembaran itu
ditambahkan, maka bertambah beratlah amal kebaikannya. Demikian yang disarikan dari hadits
riwayat Ahmad dalam Musnad-Nya dari „Amr ibn al-Ash.
Amalan yang sangat ringan, namun berat dalam timbangan amal juga dikabarkan oleh
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam dalam hadits berikut: Artinya, “Dua amalan yang
tidaklah dihitung (dijaga) oleh seorang muslim kecuali akan masuk surga. Dua amalan itu
sangat sederhana, namun orang yang menunaikannya sedikit. Ditanya oleh para sahabat, „Amal
apa itu, wahai Rasulullah?‟ Beliau meneruskan, „Salah seorang kalian bertasbih sepuluh kali,
membaca tahmid sepuluh kali, dan membaca takbir sepuluh kali setiap usai shalat. Jadi
totalnya 150 kali dalam lisan, namun jadi 1500 dalam timbangan amal,‟” (HR Ibnu Majah, at-
Tirmidzi, dll).
2) Amalan yang memberatkan keburukan
Di samping amal yang memperberat timbangan kebaikan, Baginda Nabi shallallahu „alaihi
wasallam mengingatkan amal yang justru akan memberatkan timbangan keburukan. Salah
satunya adalah perbuatan ghibah (‫ )غيبت‬atau menggunjing. Saat ada para sahabat yang
menertawakan seseorang karena betisnya yang kecil, beliau lantas menegur mereka, “Demi Dzat
yang menggenggam jiwaku, perbuatan itu lebih berat dalam timbangan amal buruk dari gunung
Uhud.”
Meski demikian, kita senantiasa berharap semoga timbangan amal baik kita lebih berat
daripada timbangan amal buruk. Pada saat yang sama, kita tidak boleh berhenti berdoa semoga
kelak mendapat pertolongan dari Allah Swt dan juga syafa’at dari Nabi Muhammad Saw yang
bersiap membela umatnya pada timbangan amal, jembatan ash-Shirath, dan telaga Kautsar.
Ingatlah bahwa berapa pun amal kita, baik atau pun buruk, pasti akan terlihat, Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)-nya pula, (Q.S. az-Zalzalah [99]: 7-8). Wallahu „alam.27
5. As-Shirath (‫صزاط‬ ِّ ‫)ال‬
as-Shirath (ilustrasi)
As-Shirath adalah titian atau jembatan yang terbentang di atas
permukaan neraka Jahannam yang sangat licin, memiliki kait, cakar
dan duri.28 Setelah melewati masa di Mahsyar, kaum muslimin akan
dibentangkan shirath bagi mereka di atas Jahannam sehingga mereka
melintasi di atasnya dengan kecepatan sesuai dengan kadar keimanan
mereka. Orang yang pertama kali melewatinya adalah Nabi
Muhammad Saw, kemudian Nabi Saw berdiri di tepi shirath seraya
berdoa, “Rabbi, selamatkan, selamatkan!”29 Jika ada umat-Nya
yang pernah menyekutukan Allah dengan kesyirikan besar dan belum
bertaubat sebelum kematiannya, akan mengakibatkan kekekalan di
dalam neraka.
Adapun orang-orang yang kafir dengan berbagai jenis kekufurannya, musyrikin,
penyembah berhala, atheis dan yang lainnya, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan
dibukakan ketujuh pintu Jahannam bagi mereka, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. az-Zumar:
71: Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Sehingga apabila
mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya.
6. Yaumul Jaza’
Jaza‟ (‫ )جشاء‬berarti pembalasan. Yaumul Jaza‟ adalah suatu hari ketika semua manusia
menerima balasan atau jaza‟ dari Allah Swt. Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan
amalnya selama ia masih hidup di dunia. Firman Allah Swt:
ِ ‫اْلِس‬
‫اب‬ ْ ‫يع‬
‫ر‬ِ ‫س‬ ‫و‬
َ َّ
‫ل‬ ‫ال‬ َّ
‫ن‬ ِ‫ت ََل ظُْلم الْي وَم إ‬
ْ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ك‬
َ ‫ا‬َ ِ‫س‬
‫ِب‬ ٍ ‫الْيَ ْوَم ُُْتَزى ُك ُّل نَ ْف‬
َ ُ َ َْ َ ََ
27
M. Tatam, https://islam.nu.or.id/.
28
H.R. Imam Muslim, Juz I, no. 352.
29
H.R. Muslim.
21
Artinya: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak
seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
(Q.S. al-Mukmin: 17).
a. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Bagi hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah dan beramal shalih dengan ikhlas
karena-Nya, sehingga timbangan amal shalihnya lebih berat dari keburukannya, maka bagi
mereka kenikmatan lahir dan batin, yakni surga sebagai imbalan yang layak di sisi Allah.
1) Kekal di dalam surga
Allah Swt berfirman dalam Q.S. al-Baqarah: 25: Dan sampaikanlah berita gembira kepada
mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatak an : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan
yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya. Surga itu kekal. Orang yang telah masuk ke dalam surga akan kekal di dalamnya.
2) Nama-nama surga dan penghuninya
Surga atau al-Jannah (‫ )الجٌت‬memiliki tingkatan yang dihuni oleh hamba Allah Swt yang
shalih dan shalihah. Berikut daftar nama surga dan penghuninya:
a) Surga Firdaus (‫ )فزدوص‬yang terdiri dari orang-orang yang khusyuk shalatnya, jauh dari
perbuatan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluan, menepati janji, menjaga
amanah, dan menjaga shalat (Q.S. al-Kahfi: 107, al-Mukminun: 9-11)
b) Surga Adn (‫ )عذى‬yang terdiri dari: orang-orang yang bertaqwa kepada Allah, benar-benar
beriman dan beramal shalih, banyak beramal shalih, sabar, menginfaqkan hartanya dan
membalas kejahatan dengan kebaikan (Q.S. an-Nahl: 30-31, Thaha: 75-76, Fathir: 32-33, ar-
Ra‟d: 22-23).
c) Surga Naim (‫ )ًعين‬yang terdiri dari: orang-orang yang benar-benar bertaqwa kepada Allah
serta beramal shalih karena-Nya (Q.S. Luqman: 8, al-Hajj: 56).
d) Surga Ma’wa (‫ )هأوي‬yang terdiri dari orang-orang yang bertaqwa kepada Allah, beramal
shalih, takut akan kebesaran Allah, dan menahan nafsu (Q.S. an-Najm: 15, as-Sajdah: 19, an-
Naziat: 40-41).
e) Surga Darus Salam (‫ )دار السالم‬yang terdiri dari orang yang kuat iman dan islamnya,
memperhatikan ayat-ayat Allah dan beramal shalih (Q.S. al-An‟am: 127).
f) Surga Darul Muqamah (‫ )دار الومبهت‬yang terdiri dari orang-orang yang pandai bersyukur
kepada Allah (Q.S. al-Fathir: 35).
g) Surga Maqamul Amin (‫ )همبم األهيي‬yang terdiri dari orang-orang yang bertaqwa (Q.S. ad-
Dukhan: 51)
h) Surga al-Khuld (‫ )الخلذ‬yang terdiri dari orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya (Q.S. al-Furqan: 15)

b. Balasan perbuatan buruk dengan neraka


Bagi manusia pendosa, munafiq, syirik, dan kafir akan menerima balasan setimpal berupa
siksaan api neraka.
1) Neraka selama-lamanya
Demi keadilan Allah Swt, terdapat sekelompok manusia yang dimasukkan ke dalam neraka
Allah untuk selama-lamanya akibat dari kekufuran dan kedurhakaan yang mereka perbuat.
Mereka adalah:
a) Orang-orang kafir
Allah Swt berfirman: Maka sesungguhnya Kami akan merasakan azab yang keras kepada
orang-orang kafir dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk
pembalasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Demikianlah balasan (terhadap) musuh-
musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai
pembalasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami. (Q.S. Fushshilat: 25-28).
b) Orang-orang murtad
Allah Swt berfriman: Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah
mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu benar-benar rasul, dan
keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang
22
yang zalim. Mereka itu, balasannya ialah: bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka,
laknat para malaikat dan manusia seluruhnya, mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan
siksa dari mereka, dan tidak mereka diberi tangguh. (Q.S. Ali Imran: 86-88).
c) Orang-orang yang menyesatkan manusia dari agama Allah
Allah Swt berfirman: “Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan
manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: “Ya Tuhan kami,
sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian dan kami
telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka
itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki “.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.(Q.S. al-An`am: 128)
d) Orang-orang munafiq
Allah Swt berfirman: Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan
orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu
bagi mereka, dan Allah mela‟nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. (QS. At-Taubah:
68)
e) Kufur dan syiriq
Allah Swt berfirman: ...Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?”
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya
apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha
Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S. al-Mukmin: 10-12)
f) Sombong dan mendustakan ayat-ayat Allah
Allah Swt berfirman: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
didalamnya. (Q.S. al-A‟raf: 36)
2) Muslim durhaka masuk neraka, lalu keluar dan masuk surga
Ubadah bin Shamit menuturkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda :

‫ َوأَ َّن ِعْي َسى‬،ُ‫ َوأَ َّن ُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُو‬،ُ‫ك لَو‬
َ ْ‫َم ْن َش ِه َد أَ ْن ََّل إِلوَ إَِلَّ اللُ َو ْح َدهُ ََل َش ِري‬
ِ ِ‫اىا إ‬ ِ ِ‫الل ورسولِِو وَكلِمت‬ ِ ‫عب ُد‬
ُ‫ أَ ْد َخلَوُ الل‬,‫َل َمْرََي َوُرْو ٌح مْنوُ َواْْلَنَّةُ َح ٌّق َوالنَّ ُار َح ٌّق‬ َ َ ‫ق‬
َ ‫ل‬
َْ‫أ‬ ‫و‬ َ َ ْ ُ ََ َْ
)‫اْْلَنَّةَ َعلَى َما كاَ َن ِم َن اْ َلع َم ِل (أخرجاه‬
Artinya:“Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain
Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa
adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh
dari pada-Nya, dan surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti
memasukkanya ke dalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya”. ( H.R. Bukhari dan
Muslim )
Dalam hadits yang lain dijelaskan, Nabi Saw bersabda: ”Apabila penduduk jannah telah
masuk jannah dan penduduk neraka telah masuk neraka, Allah akan berfirman, ”Barang siapa di
hatinya ada seberat biji sawi keimanan, keluarlah ia (dari neraka)! ” Maka mereka akan keluar
dalam keadaan hangus dan menghitam legam, kemudian mereka akan dilemparkan ke nahrul
hayat (sungai kehidupan), lalu mereka akan tumbuh seperti tumbuhnya biji yang dibawa aliran
air.” Lalu beliau melanjutkan, ”Tidaklah kalian tahu bahwa biji tumbuh berwarna kuning dan
meliuk.” (H.R. Bukhari: 22 dan Muslim). Demikian pula hadits berikut: Nabi Saw
bersabda:”Akan kaluar dari neraka satu kaum setelah mereka terjilat oleh apinya, lalu mereka
masuk ke dalam jannah. Para penghuni jannah menamai mereka dengan al-
jahannamiyyun (mantan penghuni jahannam).” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari uraian hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seorang muslim yang memiliki
banyak dosa melebihi amal shalihnya maka dimasukkan ke dalam neraka dalam jangka waktu
tertentu lalu dikeluarkan darinya dan kemudian dimasukkan ke dalam surga jika dalam hatinya
terdapat keimanan walaupun seberat biji sawi serta memiliki amal shalih walaupun hanya sedikit.

23
Ulama Ahlussunnah wal-Jamaah berpendapat bahwa seorang muslim mengalami 2 (dua)
kemungkinan, yaitu langsung masuk ke dalam surga Allah jika timbangan amal shalihnya lebih
berat dari amal keburukannya (karena rahmat Allah).30 Jika amal kebaikannya lebih ringan
maka dimasukkan ke dalam neraka dalam jangka waktu tertentu (karena keadilan Allah),31
kemudian keluar dan dimasukkan ke dalam surga atas dasar rahmat Allah. Sedangkan orang-
orang kafir, mereka langsung dimasukkan ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Ulama
sepakat bahwa keberadaan surga dan neraka itu kekal untuk selama-lamanya.32
3) Nama-nama neraka dan penghuninya
Sebagaimana Surga, Neraka atau an-Nar (‫ )الٌَّبر‬juga memiliki tingkatan, lengkap dengan
penghuninya:
a) Neraka Huthamah (‫ )حطوت‬yang terdiri dari: orang-orang Yahudi, pengumpat lagi pencela
dan pengumpul harta (Q.S. al-Humazah: 1-9).
b) Neraka Hawiyah (‫ )هبويت‬yang terdiri dari: orang-orang munafiq, orang-orang kafir, orang-
orang yang lebih berat timbangan amal buruknya (Q.S. al-Qari‟ah: 8-11).
c) Neraka Jahannam (‫ )جهٌن‬yang terdiri dari: pengikut-pengikut syetan, dan durhaka kepada
Allah (Q.S. al-Hijr: 43, al-Mulk: 6)
d) Neraka Jahim (‫ )جحين‬yang terdiri dari: orang-orang sesat, orang-orang musyrik penyembah
berhala (Q.S. as-Syu‟ara: 91).
e) Neraka Saqar (‫ )سمز‬yang terdiri dari: penyembah berhala, lalai shalat, tidak memberi makan
orang miskin, berbicara bathil, dan mendustakan hari pembalasan (Q.S. Q.S. al-Mudattsir:
26-27, 42-46)
f) Neraka Sa’ir (‫ )سعيز‬yang terdiri dari pemakan harta anak yatim, dan orang-orang Nasrani
(Q.S. an-Nisa‟: 10).
g) Neraka Wail (‫ )ويل‬yang terdiri dari pengurang/pencuri timbangan (Q.S. al-Muthaffifin: 1-3).

C. HAKIKAT BERIMAN KEPADA HARI AKHIR


Setiap muslim dan muslimah yang beriman dan beramal shalih tentu saja harus mengetahui
tentang hakikat atau makna yang sesungguhnya yang terkandung dalam beriman kepada Hari
Akhir. Hakikat itu diantaranya adalah,
1. Beriman kepada Hari Akhir merupakan bagian dari rukun iman
Iman kepada Hari Akhir merupakan rukun iman yang kelima dalam Islam yang harus
diyakini oleh setiap umat Islam. Bagi seorang muslim yang menginkari iman kepada Hari Akhir
niscaya dinyatakan riddah atau murtad dari Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap
manusia, yang baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Dalam percakapan Rasulullah Saw dengan Malaikat Jibril yang panjang tentang iman, Islam,
dan ihsan, beliau bersabda: (artinya) “Beliau menjawab: „Kamu beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk”. (H.R.
Muslim). Dengan demikian, beriman kepada Hari Akhir merupaka salah satu ciri khas orang-
orang yang beriman.
2. Landasan utama menyadarkan diri untuk taat kepada Allah Swt
Semua yang diperbuat oleh manusia akan dicatat secara cermat dan teliti oleh malaikat. Oleh
sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan
diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt. Banyak ayat dan hadits yang memerintahkan kita
agar meyakini datangnya Hari Akhir, diantaranya adalah firman Allah Swt pada Q.S. al-Baqarah:
4,
﴾ٗ﴿ ‫اْلخَرِة ُى ْم يُوقِنُو َن‬
ِ ِ‫ك وب‬
َ
َ ْ
ِ‫والَّ ِذين ي ؤِمنو َن ِِبا أُن ِزَل إِلَيك وما أُن ِزَل ِمن قَبل‬
ََ َ ْ َ ُ ُْ َ
Artinya:“dan mereka yang beriman kepada (al-Qur‟an) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan
adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4).

30
HR. Muslim no. 2817.
31
KH Siradjuddin Abbas, I‟tiqad Ahlussunnah wal-Jamaah.
32
Lihat: Q.S. Hud: 108.
24
3. Memotivasi manusia untuk menghindari larangan Allah Swt
Peristiwa Hari Kiamat atau pun Hari Akhir sangatlah dahsyat. Segolongan manusia yang
benar-benar dinyatakan beramal shalih niscaya akan dimasukkan ke dalam surga Allah,
sedangkan yang dhalim lagi durhaka akan disiksa di dalam neraka Allah. Oleh karena itu,
beriman kepada Allah harus dapat memotivasi semua manusia untuk menghindari segala yang
dilarang oleh Allah.

D. HIKMAH BERIMAN KEPADA HARI AKHIR


Semua ciptaan Allah Swt yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt tidak
menjadikan sesuatu menjadi sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini
beberapa hikmah iman kepada Hari Akhir:
a. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt di dunia dan di akhirat dengan ancaman neraka;33
b. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan
akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini dengan imbalan berupa surga;34
c. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan kepada Allah Swt. dengan mengharapkan
pertolongan-Nya pada hari itu;
d. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas;
e. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melakukannya;
f. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa
yang ada di akhirat.

Menerapkan perilaku mulia

Keyakinan akan adanya hari akhir mengantar manusia untuk melakukan kegiatan kegiatan
positif dalam kehidupannya khususnya banyak melakukan amal kebaikan sesuai dengan nilai-
nilai al-Quran.
Dari pembahasan di atas, perilaku yang menggambarkan kesadaran beriman kepada Hari
Akhir sebagaimana berikut ini:
1. Menyadari bahwa semua perbuatan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan
Allah Swt untuk itu segala sikap dan perilaku kita harus selaras dengan tuntunan agama;
2. Menyadari bahwa manusia itu sangat kecil di hadapan kebesaran Allah Swt, sehingga
diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur atau sombong dalam dirinya;
3. Selalu berusaha melakukan amal shalih dan menghindari semua perbuatan yang bertentangan
dengan norma agama;
4. Membiasakan diri dengan akhlak karimah, seperti mawas diri, rendah hati, peduli kepada
sesama, dan lain-lain;
5. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt baik dengan melakukan ibadah mahdlah
(seperti shalat) maupun dengan ibadah sosial, yaitu semua kegiatan yang bermanfaat bagi
sesama;
6. Termotivasi untuk selalu bekerja keras dan menjauhi kemalasan.

33
Tentang neraka, lihat: Muslim, 1/135, 8/149,150,151,154, 155, dan lain-lain.
34
Tentang surga, lihat: H.R. Muslim: 188 (Nabi Saw manusia pertama yang masuk surga), 2831, 1027, Bukhari:
3257, Ahmad: 11905, Tirmidzi: 3246, dan lain-lain. Tentang bidadari: Q.S. Ash-Shaffat: 48, ar-Rahman: 58, 72,
at-Thin: 3, H.R. Bukhari: 3327, Ibnu Hajar, Fathul Bari, VI/15, dan lain-lain.
25
Evaluasi

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban
yang benar!
1. Setelah manusia meninggal dunia, mereka berada di alam pembatas antara dunia dan akhirat
yang disebut . . . .
a. Barzakh
b. Mahsyar
c. Ba‟ ats
d. Hisab
e. Jaza‟
2. Setelah semua manusia dibangkitkan dari alam kubur, mereka dikumpulkan di padang yang
maha luas yang disebut . . . .
a. Barzakh
b. Mahsyar
c. Ba‟ ats
d. Hisab
e. Jaza‟
3. Pengadilan Allah Swt di alam akhirat sangat adil dan teliti, tidak seorang pun yang
dirugikan, manusia berhak masuk surga karena ketakwaannya. Sebaliknya mereka akan
masuk neraka, karena kedurhakaanya. Pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk contoh
perilaku yang mencerminkan iman kepada Hari Akhir adalah . . . .
a. menuruti semua keinginan teman
b. senantiasa bertakwa kepada Allah Swt.
c. memberikan dorongan untuk selalu bersikap optimis
d. sangat hati-hati saat ada keinginan untuk berbuat keburukan
e. disiplin dalam melaksanakan ibadah salat lima waktu (maktubah)
4. Tanda-tanda seseorang mengimani Hari Akhir, diantaranya adalah . .
a. takut menghadapi kematian
b. tidak mau menerima jabatan duniawi
c. mengabaikan urusan dunia yang bersifat fana
d. selalu berusaha ikhlas dalam melakukan pekerjaan
e. selalu mengingat tanda-tanda datangnya Hari Akhir dengan baik
5. Pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk perilaku yang mencerminkan keimanan
terhadap Hari Akhir, adalah . . . .
a. selalu bertakwa kepada Allah Swt.
b. disiplin dalam melakukan salat lima waktu
c. menghabiskan waktunya untuk berzikir di dalam masjid
d. mencintai fakir-miskin yang diwujudkan dengan sedekah
e. menyantuni, memelihara, mengasuh, dan mendidik anak yatim
II. Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar !
1. Beriman kepada hari Akhir telah menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap...
2. Beriman kepada Hari Akhir telah mendidik diri kita untuk menjauhi sifat sifat...
3. Beriman kepada Hari Akhir membuat diri saya lebih menjauhi perbuatan perbuatan...
4. Beriman kepada Hari Akhir telah mendorong diri saya giat melaksanakan...
5. Beriman kepada Hari Akhir telah menumbuhkan perilaku...
6. Beriman kepada Hari Akhir setelah menyadarkan diri saya bahwa hidup di dunia adalah...
7. Tahapan-tahapan peristiwa yang dialami manusia sebagai proses menuju alam baqa adalah...
8. Mengimani adanya kehidupan sesudah mati adalah kenyataan alam yang dapat disaksikan
secara mudah dalam kehidupan sehari-hari dipermukaan bumi ini antara lain berupa...

III. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!


26
1. Sebutkan beberapa perbedaan Kiamat Sughra dengan Kiamat Kubra!
2. Kapankah bumi beredar dan kapan pula hancur menurut ilmu alam?
3. Bagaimanakah keadaan matahari ketika terjadi peristiwa kiamat menurut Teori Fisika?
4. Jelaskan tahapan-tahapan peristiwa yang dialami manusia sebagai proses menuju alam
akhirat!
5. Jelaskan pengertian surga dan neraka menurut bahasa dan istilah, serta sebutkan 5 (lima)
macam-macamnya lengkap dengan penghuninya!
6. Salinlah dan terjemahkanlah beberapa ayat al-Quran yang menggambarkan siksa neraka!
7. Jelaskan fungsi dan hikmah iman kepada Hari Akhir!
8. Jelaskan apakah yang kamu ketahui dengan Syafaat Kubra?
9. Jelaskan pendapat Ahlussunnah wal-Jamaah tentang orang-orang mukmin dan orang-orang
kafir, hubungannya dengan surga dan neraka!
10. Bagaimana menerapkan perilaku mulia sebagai bukti keimanan kepada Hari Akhir?
Jelaskan!

27

Anda mungkin juga menyukai