BAB V
TRANSFORMASI GEOMETRI
(PENERAPAN MATRIKS PADA TRANSFORMASI)
Kompetensi Dasar :
3.5 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep matriks dalam system persamaan linear dan
transformasi dalam koordinat serta menerapkannnya dalam memecahkan masalah nyata
yang berkaitan.
3.6 Menerapkan konsep dan aturan komposisi transformasi geometri koordinat dalam
menyelesaikan matematika dan masalah konseptual.
4.5 Ins
Merencanakan dan melaksanakan strategi yang efektif dalam mengaplikasikan konsep
dan operasi dan sifat-sifat matriks dalam memecahkan masalah nyata terkait sistem
persamaan linear dan transformasi geometri serta menginterpretasikan dan menganalisis
makna hasil pemecahan masalah.
4.6 Memecahkan masalah dalam menggunakan konsep dan aturan komposisi beberapa
transformasi geometri koordinat.
A. Tokoh Inspirasi
Ibnu al-Haytham, atau yang oleh para ilmuan Barat disebut Alhazen, lahir di Basra pada tahun
965. Ia bersekolah di Basrah, kemudian dilantik menjadi pegawai pemerintah kota tersebut.
Namun, tak lama kemudian, ia memutuskan untuk pindah ke Baghdad. Selanjutnya, ia pindah
ke Mesir untuk mendalami ilmu matematika dan falak.
Dalam bidang geometri, ia mengembangkan analitis
geometri yang menghubungkan geometri dengan
aljabar. Selain itu, ia memperkenalkan konsep gerakan
dan transformasi dalam geometri. Teorinya dalam
bidang persegi merupakan teori pertama dalam
geometri elipstik dan geometri hiperbolis. Teori ini
dianggap sebagai tanda munculnya geometri non-
Euclidean.
Karya-karya Ibnu al-Haytham mempengaruhi karya
para ahli geometri Persia, seperti Nasir al-Din al Tusi
dan Umar Khayyam. Pengaruhnya tidak hanya
terhenti di wilayah Asia, sejumlah ahli geometri Eropa,
seperti Gersonides, Witelo, Giovanni Girolamo
Saccheri, dan John Wallis pun terpengaruh oleh
pemikirannya.
Salah satu karya Ibnu al-Haytham yang terkemuka dalam ilmu geometri adalah Al-Tahlil wa
al-Tarkih. Ia mengembangkan analisis geometri dengan membangun hubungan antara aljabar
dan geometri.
B. Transformasi Geometri
Untuk memindahkan satu titik atau bangun pada bidang dapat dilakukan dengan menggunakan
Transformasi. Ditinjau dari perubahan bentuknya maka terdapat dua transformasi yaitu:
1. Transformasi isometri
Transformasi yang memindahkan suatu bangun geometri dari bentuknya semula, sebelum
dan sesudah transformasi tidak berubah (besarnya tetap).
Contoh : translasi, refleksi dan rotasi.
2. Transformasi non-isometri
Transformasi yang memindahkan suatu bangun geometri dari bentuknya semula, sebelum
dan sesudah transformasi mengalami perubahan (besarnya berubah).
Contoh : Dilatasi, Gusuran atau Shear, Regangan atau Strech, transformasi oleh matriks
sembarang
Misalnya, transformasi T terhadap titik ܲ ሺݔ, ݕሻ menghasilkan bayangan ܲ’ ሺ’ݔ, ’ݕሻ operasi
tersebut dapat ditulis:
்
ܲሺݔ, ݕሻ ሱۛۛۛۛۛۛۛۛۛۛۛۛۛሮ ܲ ′ሺ ݔᇱ , ݕᇱ ሻ
ܽ ܾ
*) Misalkan T adalah matriks transformasi Tቂ ቃ
ܿ ݀
Diperoleh:
ܽ ܾ ݔ ݔ′
ቂ ቃቂ ቃ ൌ ൨
ܿ ݀ ݕ ݕ′
x' a b x
⇔
y ' c d y
Titik semula
Titik bayangan
Matriks
Transformasi
Contoh 1 : Carilah bayangan bangun datar persegi OABC dengan masing-masing koordinat titik
2 1
ܱሺ0, 0ሻ, ܣሺ1, 0ሻ, ܤሺ1, 1ሻ dan ܥሺ0, 1ሻ oleh matriks transformasi .
1 1
Pembahasan:
xO ' xA
'
xB
'
xC 2
'
1 0 1 1 0 0 2 1 1
' '
yO yA
'
yB
'
y C 1 1 0
0 1 1 0 1 2 1
Jadi bayangannya adalah O’(0, 0), A’(2, 1), B’(1, 2), C’(– 1, 1).
Contoh 2 : Carilah luas bayangan bangun datar persegi OABC yang panjang rusuknya satu
2 1
satuan, yaitu O(0, 0), A(1, 0), B(1, 1) dan C(0, 1) oleh matriks transformasi
1 1
Pembahasan:
Y Y
2
1 1
X O X
O 1 -1 1 2
Luas segi empat A(x1, y1), B(x2, y2), C(x3, y3), D(x4, y4) ditentukan oleh:
1 x1 x2 x3 x4 x1 1
L x1 y 2 x 2 y 3 x 3 y 4 x 2 y1 x 3 y 2 x 4 y 3 x1 y 4
2 y1 y2 y3 y4 y1 2
- - - + - + + +
2 1
Contoh 3 : Tentukan titik A(x, y) yang ditransformasi oleh menghasilkan bayangan
1 1
A’(3, 5).
Pembahasan :
Cara Invers Matriks:
x' 2 1 x
y ' 1 1 y
1
x 2 1 x '
y 1 1 y '
x 1 1 3
y 1 2 5
x 2
y 7
Pembahasan :
Berdasarkan cara invers matriks, diperoleh:
1
x 2 1 x'
y 1 1 y '
x 1 1 x'
y 1 2 y '
x x ' y '
y x ' 2 y '
Berdasarkan kesamaan matriks diperoleh:
x = x’ – y’ dan y = – x’ + 2y’
Kedua persamaan ini substitusikan ke persamaan garis lurus 3x – 2y + 6 = 0 diperoleh:
3(x’ – y’) – 2(– x’ + 2y’) + 6 = 0
3x’ – 3y’ + 2x’ – 4y’ + 6 = 0
5x’ – 7y’ + 6 = 0
Jadi persamaan bayangan garis tersebut adalah 5x’ – 7y’ + 6 = 0
D. Translasi (Pergeseran)
a
Suatu titik P(x, y) ditranslasikan T berpindah sejauh a (ke kiri atau ke kanan) dan b (ke atas
b
atau ke bawah) sehingga menjadi P’(x’, y’) dinyatakan:
P'(x', y')
P(x, y) b x1 ' x1 a
y ' y b
1 1
a
1
Contoh 1 : Tentukan titik A(x, y) yang jika ditranslasikan oleh matriks T menghasilkan
4
bayangan A’(3,8).
Pembahasan:
3 x 1
8 y 4
x 3 1
y 8 4
x 2
y 4
1
Contoh 2 : Tentukan peta garis 2x – 3y + 5 = 0 karena ditranslasikan oleh matriks T
4
Pembahasan:
x' x 1
y' y 4
x x' 1
y y' 4
x x'1
y y'4
E. Refleksi
Refleksi adalah pencerminan yang ditentukan oleh suatu titik atau garis tertentu sebagai sumbu
pencerminan. Prinsip pencerminan adalah jarak titik ke cermin (sumbu pencerminan) sama
dengan jarak bayangannya ke cermin. Jenis-jenis refleksi :
xA, yA
M
xA ' , yA ' xA , yA
x
Contoh 1 : Tentukan bayangan titik-titik A(–2, 3) dan B(3, 4) yang dicerminkan terhadap
sumbu X.
A Y
3
Pembahasan: B
xA ' xB ' 1 0 2 3
yA' y B ' 0 1 3 4
X
x A ' xB ' 2 3 –2 0 1
y A ' y B ' 3 4
Jadi bayangannya A’(–2, –3) dan B(3, –4)
Contoh 2 : Tentukan bayangan garis 3x – 5y + 2 = 0 jika dicerminkan terhadap
–3 sumbu X.
Pembahasan :
x' 1 0 x x
y ' 0 1 y y
x’ = x
y’ = – y y = – y’
Jadi bayangan garis 3x – 5y + 2 = 0 adalah 3x + 5y + 2 = 0
xA, yA M
xA ', yA ' xA , yA
Y
x’ = – x = – 1 . x + 0 . y
y’ = y = 0 . x + 0 . y
x' 1 0 x
Matriks refleksi terhadap sumbu Y
y' 0 1 y
Contoh 1 : Segitiga ABC, A(2, 3), B(4, –1), dan C(–2, 5) dicerminkan terhadap sumbu Y
bayangannya adalah segitiga A’B’C’. Tentukan koordinat A’, B’, dan C’
Pembahasan :
x' 1 0 x
y' 0 1 y
x' x
y' y
x = – x’ dan y = y’
Maka A’(–2, 3), B’(–4, –1), dan C’(2, 5)
Contoh 2 : Tentukan bayangan kurva (x – 3)2 + (y – 3)2 = 4 yang dicerminkan terhadap sumbu
Y.
Pembahasan:
x' 1 0 x
y' 0 1 y
x' x
y' y
x = – x’ dan y = y’
disubstitusikan pada persamaan kurva L (x – 3)2 + (y – 3)2 = 4 diperoleh:
(–x’ – 3)2 + (y’ – 3)2 = 4 Y
2 2
(x’ + 3) + (y’ – 3) = 4
3
©SMA Taruna Nusantara 2020
L' L
X
Bahan Ajar Matematika Wajib Kls XI Semester 1
x' 1 0 x
Matriks refleksi terhadap O(0, 0)
y ' 0 1 y
Contoh 1 : Tentukan bayangan titik P(9, –4) karena pencerminan terhadap titik O
Pembahasan :
x' 1 0 9 9
y ' 0 1 4 4
Pembahasan :
x' 1 0 x x
y ' 0 1 y y
Maka x = – x’ dan y = – y’
Bayangan garis 5x + 2y – 7 = 0 adalah – 5x – 2y – 7 = 0 atau 5x + 2y + 7 = 0
x' 0 1 x
Matriks refleksi terhadap garis y = x
y' 1 0 y
Contoh 1 : Tentukan bayangan segitiga ABC, A(5, 2), B(3, 4), dan C(2, –6) karena pencerminan
terhadap garis y = x
Pembahasan :
x' 0 1 x y
y' 1 0 y x
Maka x’ = y dan y’ = x
Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A’B’C’ dengan A’(2, 5), B’(4, 3) dan C;(–6, 2)
Pembahasan :
x' 0 1 x
y' 1 0 y
x' y
y' x
x = y’ dan y = x’ disubstitusikan pada persamaan kurva y = 2x – 4 diperoleh:
x’ = 2y’ – 4
y’ = ½ x’ + 2
Jadi bayangan kurva adalah y = ½ x + 2
x’ = y = 0 . x – 1 . y
y’ = x = –1 . x + 0 . y
x ' 0 1 x
Matriks refleksi terhadap garis y = – x
y' 1 0 y
Contoh 1 : Tentukan bayangan titik K(1, 1), L(3, 1) dan M(2, 3) yang dicerminkan terhadap
garis y = – x.
Pembahasan :
xK ' xL ' x M ' 0 1 1 3 2
yK ' yL ' y M ' 1 0 1 1 3
xK ' xL ' xM ' 1 1 3
Maka K’(–1, –1), L’(–1, –3), dan M’(–3, –2)
yK ' yL ' y M ' 1 3 2
Pembahasan :
x ' 0 1 x y
y' 1 0 y x
Maka : x’ = - y y = - x’ dan y; = - x x = - y’
Bayangan garis 5x – 2y + 3 = 0 adalah – 5y + 2x + 3 = 0 atau 2x – 5y + 3 = 0
x’ = x + 2(h – x)
Y
x’ = x + 2h – 2x Garis x = h
x’ = x + h + h – x – x
x’ – h = – x + h
x’ – h = – (x – h) + 0 y
P(x, y) P'(x', y')
y’ = y
y’ = 0(x – h) + 1 y
x ' h 1 0 x h
diperoleh: X
y' 0 1 y
atau:
x' 1 0 x 2h
y' 0 1 y 0
Contoh 1 : Tentukan bayangan titik P(4, –3) karena pencerminan terhadap garis x = 6
Pembahasan :
x' 1 0 4 12 4 12 8
y' 0 1 3 0 3 0 3
Pembahasan :
x' 1 0 3 0 3 3
y ' 0 1 4 4 4 4 8
Bayangan titik P(3, – 4) adalah P’(3, 8)
Pembahasan :
x' 1 0 x 0 x
y ' 0 1 y 6 y 6
Maka x’ = x dan y’ = - y + 6 y = - y’ + 6
Jadi bayangan garis 4x – 2y + 1 = 0 adalah 4x – 2(– y + 6) + 1 = 0
4x + 2y – 12 + 1 = 0 atau 4x + 2y – 11 = 0
Y
8. Refleksi terhadap titik (h, k)
x x'
h x' 2h x
2
y y'
k x' 2k y
2
x' 1 0 x 2h
y ' 0 1 y 2k X
Contoh 1 : Tentukan bayangan titik P(2. 7) karena pencerminan terhadap titik (3, 5)
Pembahasan :
x' 1 0 2 6 2 6 4
y ' 0 1 7 10 7 10 3
Pembahasan :
x' 1 0 x 8 x 8
y ' 0 1 y 4 y 4
Maka x’ = - x + 8 x = - x’ + 8 dan y’ = - y + 4 y = - y’ + 4
Bayangan lingkaran x2 + y2 = 4 adalah ( - x + 8)2 + (- y + 4)2 = 4
x2 – 16x + 64 + y2 + 8y + 16 – 4 = 0
x2 + y2 – 16x + 8y + 76 = 0
Cara lain : karena pencerminan merupakan suatu tranformasi isometri yang akan
mengasilkan bayangannya sama besar dengan bangun semula, maka untuk
mencari bayangan suatu lingkaran karena pencerminan cukup mencari bayangan
dari titik pusatnya saja dan jari-jarinya tetap
x' 1 0 0 8 8
y ' 0 1 0 4 4
Sehingga bayangan dari lingkaran x2 + y2 = 4 adalah lingkaran yang pusatnya di (8, 4) dengan
jari-jari 2, persamaannya menjadi
(x – 8)2 + (y – 4)2 = 4
x2 – 16x + 64 + y2 – 8y + 16 – 4 = 0
x2 + y2 – 16x – 8y + 76 = 0
= cos 2 . x + sin 2 . y
y’ = r sin (2 - ) r (x, y)
X
= r (sin 2 cos - cos 2 sin )
= sin 2 . r cos - cos 2 . r sin
= sin 2 . x - cos 2 . y
x' cos 2 sin 2 x
y' sin 2 cos 2 y
Dengan tan = m diperoleh:
m 1 2m
sin 2 2 sin cos 2
1 m 2
1 m 2 1 m2
1 m2 1 m2
cos 2 cos 2 sin 2
1 m2 1 m2 1 m2
Sehingga
1 m2 2m
x
x' 1 m 2 1 m2
y ' 2m 1 m2 y
1 m2 1 m2
x' 1 1 m 2 2 m x
y
' 1 m2 2m
m 2 1 y
Pembahasan :
y = 2x m = 2
x' 1 1 2 2 2( 2) 10
y' 1 2
2 2( 2)
2 2 1 5
x' 1 3 4 10
y ' 5 4 3 5
x' 1 30 20 2
y' 5 40 15 11
Garis y = mx + c y – c = mx
Untuk menentukan bayangan sebuah titik karena pencerminan terhadap garis y – c = mx
dapat menggunakan matriks seperti pada pencerminan terhadap garis y = mx yang
0
ditranslasi ቀ ቁ
ܿ
Sehingga jika akan menentukan bayangan titik (x, y) karena pencerminan terhadap garis y =
mx + c, dapat menggunakan cara
x' 1 1 m 2 2 m x
y ' c 1 m
2 2m
m 2 1 y c
atau
x' 1 1 m 2 2 m x 0
y' 1 m
2 2m
m 2 1 y c c
Pembahasan :
x' 1 1 4 4 0
y '3 1 4 4 4 1 8 3
x ' 1 3 4 0
y ' 5 4 3 5
x' 1 0 20 4
y ' 5 0 15 3
F. Rotasi (Perputaran)
Perputaran yang dilakukan terhadap sebuah titik atau sebuah kurva ditentukan oleh pusat
perputaran, besar sudut putar dan arah sudut putar.
Pusat perputaran atau rotasi ada 2 yaitu di titik O(0, 0) dan P(h, k).
Besar sudut perputaran bisa dalam satuan derajat maupun dalam satuan radian.
Arah perputaran sudut mengikuti aturan arah putaran jarum jam, yaitu berlawanan jarum jam
bernilai positif (+) dan searah jarum jam bernilai negatif (–). Contoh kalau sebuah titik atau kurva
diputar pusat di O sejauh 60o, artinya diputar 60o berlawanan arah jarum jam. Tetapi apabila
sebuah titik atau kurva diputar sejauh 60o searah jarum jam, maka sudut putarnya menjadi – 60 o.
Rotasi sejauh pusat di O ditulis [P(0,0), R()] atau R(O, )
Untuk menentukan bayangan titik (x, y) apabila diputar sejauh θ dengan pusat di O
menggunakan notasi pemetaan sbb.
R(O,θ)
(x, y) (x’, y’)
r
A( x A , y A )
X
O
Artinya :
x’A = r cos(+) y’A = r sin(+)
x’A = r (cos cos – sin sin) y’A = r (sin cos + cos sin)
x’A = r cos cos – r sin sin y’A = r sin cos + r cos sin
Jadi untuk menentukan bayangan titik (x, y) apabila diputar sejauh θ dengan pusat di O,
ditentukan oleh persamaan matriks :
Contoh 1 : Tentukan bayangan titik P(2, 6) karena rotasi pusat di O sejauh 45o
Pembahasan :
1 1
x ' A 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
y ' A 1 2 1
2 6 2 3 2 4 2
2 2
Jadi bayangan titik P(2, 6) adalah ܲ′ሺെ2√2, 4√2ሻ
1
Contoh 2 : Tentukan bayangan titik K(2, –4) oleh rotasi sebesar searah jarum jam.
3
1 1
cos sin
x' 3 3 2
Jawab:
y' 1 1 4
cos
sin
3 3
1 1
x' cos 3 sin 3 2
y' sin 1 cos 1 4
3 3
1 1
x' 2 3
2 2
y' 1 3 1 4
2 2
x' 1 2 3
y' 3 2
Y A’(x’A, y’A)
r
A(xA, yA)
r
k
O X
h
Artinya :
x’A – h = r cos(+) y’A – k = r sin(+)
x’A – h = r (cos cos – sin sin) y’A – k = r (sin cos + cos sin)
x’A – h = (r cos) cos – (r sin) sin y’A – k = (r sin) cos + (r cos) sin
x’A – h = (xA – h) cos – (yA – k) sin y’A – k = (yA – k) cos + (xA – h) sin
y’A – k = (xA – h) sin + (yA – k) cos
Contoh 1 : Tentukan bayangan titik P(3, 4) karena perputaran sejauh 60o pusat di (5, 4)
Pembahasan :
Pembahasan :
x ' cos 90 o
sin 90 o x 1 1
y ' sin 90
o
cos 90 o y 5 5
x ' cos 90 o
x 1 1
sin 90 o
y ' sin 90
o
y 5 5
cos 90 o
x ' 0 1 x 1 1
y ' 1 0 y 5 5
x' y 5 1
y' x 1 5
x' y 4 y x'4
y' x 6 x y '6
G. Dilatasi (Perkalian)
Dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil)
suatu bangun, tetapi tidak mengubah bentuk bangun.
Suatu titik (x, y) yang di dilatasi pusat di O dengan skala k ditulis [O, k] dalam persamaan
matriks ditulis sbb.
Y
A'(x', y')
x' k 0 x y'
y' 0 k y
x’ = k.x
A(x, y)
y’ = k y y
[O, k] ditulis juga [P(0,0), D(k)]
X
B(x, 0) B'(x', 0)
Suatu titik P(x, y) didilatasi pusat di (a, b) dengan skala k ditulis [(a,b), k] atau [P(a,b), D(k)]
x ' a k 0 x a
dalam bentuk matriks:
y ' b 0 k y b
x' k 0 x a a
y' 0 k y b b
Contoh 1: Tentukan bayangan titik P(2, 6) karena dilatasi pusat di O dengan skala 3
Pembahasan :
x ' 3 0 2 6
y ' 0 3 6 18
Jadi bayangan titik P(2, 6) adalah (6, 18)
Pembahasan :
x ' 3 0 4 5 5
y ' 0 3 6 2 2
x' 3 0 1 5
y ' 0 3 4 2
x' 2
y ' 14
Jadi bayangan titik A(4, 6) adalah A’(2, 14)
Pembahasan :
x' 5 0 x
y' 0 5 y
1
x' 5x x 5 x'
y' 5 y y 1 y'
5
Disubstitusikan ke persamaan garisnya diperoleh:
1 1
3 x ' 5 y ' 15 0
5 5
3 x '5 y '75 0
Jadi persamaan bayangannya adalah 3x – 5y + 75 = 0
H. Shear (Gusuran)
Merupakan transformasi yang bersesuaian dengan matriks transformasi searah sumbu X dengan
1 k
faktor skala k ditentukan oleh atau transformasi searah sumbu Y dengan faktor skala k
0 1
1 0
ditentukan oleh
k 1
x' 1 k x
y' 0 1 y
Contoh : Tentukan bayangan titik A(5, 4) karena gusuran searah sumbu X dengan skala 3
Pembahasan :
x' 1 3 5 5 12 17
y' 0 1 4 0 4 4
Jadi bayangan titik A(5, 4) adalah A’(17, 4)
Contoh : Tentukan bayangan titik B(5, 4) karena gusuran searah sumbu Y dengan skala
3
Pembahasan :
x' 1 0 5 5 0 5
y ' 3 1 4 15 4 19
Jadi bayangan titik B(5, 4) adalah B’(5, 19)
I. Stretch (Regangan)
Transformasi regangan ada 3 macam, regangan searah sumbu X dengan skala k, regangan
searah sumbu Y dengan skala k, serta regangan searah sumbu X skala k1 dan searah sumbu
Y dengan skala k2 . atau menggunakan notasi Sx(k), Sy(k), serta Sx dan y(k1 dan k2)
M 2 o M1 M 2 .M1
Contoh :
Tentukan bayangan titik (2, 3) yang direfleksikan terhadap sumbu X dilanjutkan dengan
direfleksikan terhadap garis y = x.
Pembahasan
1 0
Misalkan M1 = refleksi terhadap sumbu X ; M1 =
0 1
0 1
M2 = refleksi terhadap garis y = x ; M2 =
1 0
0 1 1 0 0 1
M 2 o M 1
1 0 0 1 1 0
x' 0 1 2 3
y ' 1 0 3 2
Jadi bayangan titik (2, 3) yang direfleksikan terhadap sumbu X dilanjutkan terhadap garis y
= x adalah (–3, 2)
Komposisi dua rotasi sejauh 1 dan 2 pada pusat (h, k) dengan arah yang sama adalah rotasi
sejauh (1 + 2) pada pusat (h, k) dengan arah yang sama. Arah pemutaran harus
diperhatikan. Pada arah yang berlawanan harus dilakukan pengurangan bukan penjumlahan.
Contoh:
Tentukan bayangan titik A(2, 4) yang dirotasikan berturut-turut terhadap: [O(0, 0), R1(25o)]
dan [O(0, 0), R1(35o)]
Pembahasan :
x' cos 25 35o sin 25 35o 2
o
y' sin 25 35 cos 25 35 4
o
1. Identitas 1 0 x' 1 0 x
I
0 1 y' 0 1 y
2. Dilatasi
dengan k 0 x' k 0 x
Dk
faktor skala 0 k y' 0 k y
=k
3. Refleksi
1 0 x' 1 0 x
terhadap M X
sumbu X 0 1 y ' 0 1 y
4. Refleksi
1 0 x' 1 0 x
terhadap M Y
sumbu Y 0 1 y ' 0 1 y
5. Refleksi
terhadap
titik O(0, 0) = H = MO(0, 0) = R180o = R – 180o =
x' 1 0 x
Setengah 1 0
y' 0 1 y
putaran 0 1
terhadap
O(0, 0)
6. Refleksi
terhadap
garis
y=x 0 1 x' 0 1 x
M y x
1 0 y' 1 0 y
7. Refleksi
terhadap 0 1 x' 0 1 x
garis M y x
1 0 y' 1 0 y
y=–x
8. Refleksi
cos 2 sin 2 x ' cos 2 sin 2 x
terhadap M y mx
sin 2 cos 2 y ' sin 2 cos 2 y
garis
Persamaan
No. Transformasi Matriks Transformasi
Matriks Transformasi
y = mx
9. Refleksi
terhadap cos 2 sin 2 x ' cos 2 sin 2 x n cos 2 1
M y mx n
garis
sin 2 cos 2 y ' sin 2 cos 2 y m sin 2
y = mx + n
8. Rotasi
terhadap
O(0, 0) cos sin x ' cos sin x
R
sin cos y ' sin cos y
sebesar
radian
9. Rotasi
terhadap
0 1 x' 0 1 x
O(0, 0)
R 90 o R 270 o
1 0 y ' 1 0 y
sebesar
90o
10. Rotasi
terhadap
0 1 x' 0 1 x
O(0, 0)
R 90 o R 270 o
1 0 y ' 1 0 y
sebesar
– 90o
11. Gusuran
searah
sumbu X 1 k x ' 1 k x
G X k
dengan 0 1 y ' 0 1 y
faktor skala
=k
12. Gusuran
searah
sumbu Y 1 0 x' 1 0 x
GY k
dengan k 1 y' k 1 y
faktor skala
=k
Persamaan
No. Transformasi Matriks Transformasi
Matriks Transformasi
13. Regangan
searah
sumbu X k 0 x' k 0 x
S X k
dengan 0 1 y' 0 1 y
faktor skala
=k
14. Regangan
searah
sumbu Y
dengan 1 0 x ' 1 0 x
faktor skala S Y k
0 k y ' 0 k y
=k
15. Regangan
searah
sumbu X
dengan
faktor skala
k 0 x ' k1 0 x
= k1 S X dan Y k1 dan k 2 1
0 k 2 y' 0 k 2 y
dan searah
sumbu Y
dengan
faktor skala
= k2
Contoh:
1. Tentukan matriks transformasi yang mewakili pencerminan terhadap sumbu Y, dilanjutkan
dengan rotasi 90o searah jarum jam.
Pembahasan:
0 1 1 0
Diketahui: R90o ; M Y
1 0 0 1
0 1 1 0 0 1
R90o oM Y
1 0 0 1 1 0
2. Tentukan bayangan titik A(5, – 1) yang dicerminkan terhadap sumbu X kemudian dilanjutkan
0 1
dengan transformasi matriks .
2 3
Pembahasan :
1 0 0 1
M X T
Diketahui: 0 1 ; 2 3
0 1 1 0 0 1
ToM X
2 3 0 1 2 3
x' 0 1 5 1
Jadi bayangan titik A adalah A’(1, – 7)
y ' 2 3 1 7
ଷ ଶ
D. ݕൌെ ݔ
ଷ
ଷ ଶ
E. ݕൌ ݔଷ
Pembahasan :
ݔᇱ cos 90 െ sin 90 1 2 ݔ
൬ ᇱ൰ ൌ ቀ ቁቀ ቁቀ ቁ
ݕ sin 90 cos 90 0 1 ݕ
Uji Kompetensi 5A
1. Translasi T memetakan titik A(3, –4) ke A’(2, 5), tentukan peta titik P(–2, 1) oleh translasi T.
2. Translasi T memetakan titik P(2, 1) ke titik P’(5, 0), tentukan peta garis 5x – 2y + 7 = 0 karena
translasi T.
3. Transformasi oleh matriks A memetakan A(–1, 0) ke A’(–4, –1) dan memetakan titik B(2, –3)
ke B’(2, –7). Tentukan matriks A
4. Tentukan bayangan titik P(2, 4) karena pencerminan terhadap :
a. Garis y = - x
b. Garis x = 2
c. Garis y = 3
d. Titik (3, 1)
5. Tentukan bayangan titik P(4, 6) karena rotasi sejauh 90 o pusat di (2, 1)
6. Tentukan bayangan lingkaran x2 + y2 = 4 karena rotasi sejauh 90o searah jarum jam pusat di
(1, 2)
7. Segitiga ABC, A(3,1), B(6,2), dan C(4, 6) didilatasi pusat di O dengan skala 3 menjadi segitiga
A’B’C’, tentukan koordinat titik A’, B’, dan C’
8. Tentukan bayangan titik P(5, 2) karena dilatasi pusat di (2, 1) dengan skala 3
9. Tentukan bayangan titik P(4, 1) karena pencerminan terhadap sumbu X dilanjutkan dilatasi
pusat di O dengan skala 2.
10. Tentukan bayangan garis x + y – 3 = 0 karena pencerminan terhadap garis y = x dilanjutkan
rotasi sejauh 90o pusat di O.
Uji Kompetensi 5B
2
1. Tentukan bayangan lingkaran x2 + y2 = 16 karena translasi oleh ቀ ቁ
3
2. Bayangan titik P(-2, 1) dan Q(5, –3) karena transformasi oleh matriks M bayangannya
berturut-turut adalah P’(-7, –3) dan Q’(17. 7). Tentukan bayangan titik R(2, 1) karena
transformasi oleh matriks M.
Uji Kompetensi 5C
1. Titik A(4, –3) ditranslasi oleh T petanya di A’(2, 1). Tentukan peta grasi y = 5x + 1 karena
translasi T.
݉
2. Lingkaran L ≡ x2 + y2 – 4x + 6y + 12 = 0 ditranslasi oleh ቀ ቁ bayangannya adalah L’ ≡ x2 + y2 +
݊
6x – 2y + 9 = 0. Tentukan nilai m + n.
3. Titik P(2, 1) dicerminkan terhadap garis g, bayangannya adalah P’(4, 5). Tentukan persamaan
garis g.
4. Parabola P yang persamaannya y = x2 – 4x dicerminkan terhadap garis y = 3 bayangannya
adalah P’. Tentukan persamaan P’
5. Lingkaran L yang persamaannya x2 + y2 – 2x + 4y – 4 = 0 diputar sejauh 90o dengan pusat di
(3, 2) bayangannya adalah L’. Tentukan persamaan L’
6. Lingkaran L yang persamaannya x2 + y2 – 4x + 6y – 3 = 0 didilatasi oleh [A, 2] dengan A(0, 2),
menghasilkan bayangan L’. Tentukan persamaan bayangannya.
7. Lingkaran L yang persamaannya x2 + y2 – 4x + 6y – 12 = 0 digusur sejauh sumbu y dengan
skala 2. Tentukan persamaan hasil gusurannya.
4 5 3
8. Garis g ≡ 3x – 4y + 5 = 0 ditranslasi oleh ቀ ቁkemudian ditransformasi oleh matriks ቀ ቁ
െ2 3 2
tentukan bayangan garis g.
9. Parabola y = x2 + 2x + 1 dirotasi oleh [O, 30o] dilanjutkan rotasi pusat di O sejauh 120o
searah jarum jam. Tentukan persamaan bayangan parabola itu.
10. Lingkaran x2 + y2 – 10x + 4y + 13 = 0 diregangkan searah sumbu x dengan skala 2, tentukan
bayangan lingkaran tersebut.
3. Bayangan titik B(1, – 2) oleh rotasi terhadap titik pusat dengan sudut 90 o berlawanan arah jarum
jam, adalah ....
(A) ( -2, 1)
(B) (-1, -2)
(C) (-1, 2)
(D) (1, -2)
(E) (2,1)
5. Matriks M mentransformasikan titik (2, 5) dan titik (–3, 1) berturut-turut ke titik (–8, 6) dan (–5,
–9). M sama dengan ….
1 2
(A)
0 3
1 2
(B)
3 0
1 2
(C)
3 1
1 0
(D)
0 1
1 0
(E)
0 1
6. Jika garis dengan persamaan 3x – 2y = 6 ditranslasikan terhadap T(2, 3), maka bayangannya ….
(A) 3x – 2y = 6
(B) 3x – 2y = 3
(C) 3x + 2y = 4
(D) 3x – 2y = 4
(E) 3x – 2y = – 11
7. Garis y = -3x + 1 diputar dengan R(O, 90o) kemudian dicerminkan terhadap sumbu x. Persamaan
bayangannya adalah ....
(A) 3y = x + 1
(B) 3y = x – 1
(C) 3y = -x + 1
(D) 3y = -x – 1
(E) y = 3x – 1
9. Persamaan bayangan parabola y = x2+4 karena rotasi pusat (0, 0) sejauh 180o berlawanan arah
jarum jam, adalah ....
(A) x = y2 + 4
(B) x = – y2 + 4
(C) x = – y2 – 4
(D) y = – x2 + 4
(E) y = x2 + 4
(C) X + y – 3 = 0
(D) – x + y + 3 = 0
(E) X – y + 3 = 0
12. Persamaan bayangan garis 4y – 3x – 2 = 0 oleh transformasi yang bersesuaian dengan matriks
0 െ1 1 1
ቀ ቁ dilanjutkan dengan matriks ቀ ቁ adalah ....
1 1 1 െ1
(A) 7x + 8y – 4 = 0
(B) 7x + 6y – 2 = 0
(C) 2y – x + 2 = 0
(D) 2y + x – 2 = 0
(E) 2y + 5x – 2 = 0
a 2 a
13. Oleh matriks A , titik P(1, 2) dan titik Q masing-masing ditransformasikan ke
1 a 1
titik P’(2, 3) dan Q’(2, 0). Koordinat titik Q adalah ….
A. (1, –1)
B. (–1, 1)
C. (1, 1)
D. (–1, –1)
E. (1, 0)
14. Jika grafik fungsi y = x2 – (9 + a)x + 9a diperoleh dari grafik fungsi y = x2 – 2x – 3 melalui pencerminan
terhadap garis x = 4 maka a = ….
A. 7
B. 5
C. 3
D. – 5
E. – 7
3 0
15. Luas bayangan ABC dengan A(1, -1), B(5, -1), dan C(3, 1) oleh transformasi matriks
0 1
adalah … satuan.
A. 4
B. 8
C. 12
D. 16
E. 24
E. x = y2 – 2y + 1
19. Luas bayangan persegi panjang ABCD dengan A(1, 1), B(5, 1), C(5, 4) dan D(1, 4) oleh dilatasi [O(0,
0), 2] adalah ….
A. 18
B. 36
C. 48
D. 72
E. 96
4
20. Bayangan segitiga ABC, A(-1, 2), B(5,3), dan C(0, 6) ditranslasi oleh ቀ ቁ , adalah segitiga A’B’C’
െ2
dengan koordinat A’, B’, dan C’ berturut-turut adalah ....
(A) (3,0), (9,1), dan (4, -1)
(B) (3,0), (9,1), dan (4, 4)
(C) (3,0), (9,-1), dan (4, 4)
(D) (3,4), (9,1), dan (4, 4)
(E) (3,-4), (9,1), dan (4, 4)
െ3
21. Bayangan garis y = 5x – 3 karena translasi oleh ቀ ቁ adalah ....
2
(A) y = 5x – 20
(B) y= 5x – 14
(C) y = 5x + 14
(D) y = 3x – 14
(E) y = 3x + 14
3
22. Koordinat bayangan titik P(5, -4) oleh translasi ቀ ቁ adalah P’(x’, y’). Nilai x’ + y’ = ....
െ1
(A) 3
(B) 4
(C) 5
(D) 6
(E) 8
݉
23. Translasi T = ቀ ቁ memetakan titik P(-6, 7) ke titik P’(-3, 11). Bayangan ΔABC, dengan A(1, 2), B(4,
݊
3), dan C(2, 6) oleh translasi T memiliki luas ... satuan luas.
(A) 24
(B) 22
ଵ
(C) 18ଶ
(D) 11
ଵ
(E) 5ଶ
24. Titik P( -3, 4) dicerminkan terhadap garis g petanya adalah P’(1, 6), persamaan garis g adalah ....
(A) y = -2x – 7
(B) y = -2x + 3
(C) y = 2x – 3
(D) y = 2x + 3
(E) y = 2x – 5
25. Titik Q (2, -1) dicerminkan terhadap garis h bayangannya di titik Q’(4, 3), persamaan garis h adalah
....
(A) x + 2y – 1 = 0
(B) x + 2y + 1 = 0
(C) 2x + y – 1 = 0
(D) 2x + y – 5 = 0
(E) x + 2y – 5 = 0
26. Tititk P (2, 3) karena pencerminan terhadap garis k petanya di P’( -2, 7), persamaan garis k adalah
...
(A) y = x – 9
(B) y = x – 5
(C) y = x + 5
(D) y = x + 9
(E) y = x + 11
27. Titik P’(4, 6) adalah bayangan dari titik P(6, 4) yang dicerminkan terhadap ....
(A) sumbu X
(B) sumbu Y
(C) garis y = x
(D) garis y = -x
(E) titik asal O
28. Titik A(a, b) dicerminkan terhadap garis x = 2 menghasilkan bayangan A’(0, 2) maka koodinat A
adalah ....
(A) (2, -4)
(B) (0, -4)
(C) (2, 4)
(D) (4, 2)
(E) (0, – 6)
29. Pemetaan P(x, y) P’(x’, y’) ditentukan oleh x’ = 2x – 3y dan y’ = x + 4y. Matriks yang bersesuaian
dengan pemetaan itu nilai determinannya = ....
(A) 5
(B) 6
(C) 7
(D) 8
(E) 10
3 4
30. Peta garis lurus x + 2y – 2 = 0 oleh matriks ቀ ቁ adalah garis lurus yang memotong sumbu Y di
2 3
titik ....
(A) (0, -2)
(B) ( 0, 1)
(C) (-2, 0)
(D) (4, 0)
(E) (-3, 0)
32. Koordinat bayangan titik A(-1, 6) yang dicerminkan terhadap x = 1 dilanjutkan terhadap x = 4
adalah ....
(A) (1, 12)
(B) (5, 6)
33. Koordinat bayangan titik P(4, -2) yang dicerminkan terhadap garis y = 2 dilanjutkan terhadap y =
6 adalah ....
(A) (4, 10)
(B) (4, 8)
(C) (4, 6)
(D) (8, 4)
(E) (10, 8)
35. Koordinat bayangan titik T(3, 6) yang dicerminkan terhadap garis x = 4 dilanjutkan terhadap y = 2
adalah ....
(A) (5, 2)
(B) (5, -2)
(C) (11, 2)
(D) (11, – 2)
(E) (11, 5)
గ
36. Persamaan peta kurva x2 + 4y = 0 oleh rotasi sebesar ଶ radian pusat di O adalah ....
(A) y2 = 4x
(B) y2 = - 4x
(C) 4x2 + y = 0
(D) x2 – 4y = 0
(E) y2 = ¼ x
37. Jika ΔABC, A(4, 6), B(8, 0), dan C(0, 9) diputar sejauh π radian berlawanan arah jarum jam dengan
pusat O(0, 0), maka bayangannya adalah ΔA’B’C’. Koodinat titik berat ΔA’B’C’ adalah ....
(A) (3, 4)
(B) (-3, -4)
(C) (-4, -5)
(D) (4, 5)
(E) (– 5, – 4)
x’ = 4x – y
y’ = 2x + y
Transformasi itu akan memetakan titik P(5, 6) menjadi ....
(A) P’(14, 16)
(B) P’(14, 12)
(C) P’(12, 16)
(D) P’(-14, 16)
(E) P’(4, 16)
39. Bayangan titik A(2, 1), dan B(-3, 4) karena suatu transformasi T adalah A’(7, 9), dan B’(6, -8). Maka
bayangan titik P(2, -4) oleh transformasi itu adalah ....
(A) P’(4, -8)
(B) P’(4, 8)
(C) P’(-4, 8)
(D) P’(-8, 4)
(E) P’(8, 4)
గ
40. Perputaran sebesar terhadap O bersesuaian dengan matriks ....
ଵ √3 1
(A) ൬
ଶ 1
൰
√3
ଵ √3 െ1
(B) ൬
ଶ 1
൰
√3
ଵ √3 െ1
(C) ൬
ଶ െ1 √3
൰
ଵ 1 √3൰
(D) ൬
ଶ √3 1
ଵ 1 െ√3
(E) ൬
ଶ െ√3
൰
1
1 2
41. T1 adalah transformasi yang bersesuaian dengan matriks ቀ ቁ dan T2 bersesuaian dengan
0 3
3 0
matriks ቀ ቁ. Matriks yang bersesuaian dengan T2 o T1 adalah ....
1 െ2
5 െ4
(A) ቀ ቁ
3 െ6
4 2
(B) ቀ ቁ
1 1
3 6
(C) ቀ ቁ
1 െ4
4 2
(D) ቀ ቁ
1 െ5
3 6
(E) ቀ ቁ
1 4
െ1 0
(B) ቀ ቁ
0 1
0 1
(C) ቀ ቁ
1 0
െ1 0
(D) ቀ ቁ
0 െ1
0 െ1
(E) ቀ ቁ
െ1 0
గ
43. Matriks yang menyatakan perputaran sebesar terhadap O dan dilanjutkan dengan pencerminan
ଷ
terhadap garis x + y = 0 adalah ....
ିଵ √3 1
(A) ൬ ൰
ଶ 1 െ√3
ଵ √3 1
(B) ൬
ଶ 1
൰
√3
ିଵ 1 െ√3
(C) ൬ ൰
ଶ √3 1
ଵ 1 √3൰
(D) ൬
ଶ െ√3 1
ିଵ െ√3 1
(E) ൬ ൰
ଶ 1 െ√3
44. Titik P(a, b) dicerminkan terhadap sumbu X, bayangannya dicerminkan pula terhadap sumbu Y.
Bayangan terakhir titik P merupakan ....
(A) Pencerminan titik P terhadap garis y = x
(B) Pencerminan titik P terhadap garis y =-x
(C) Pencerminan titik P terhadap sumbu Y
(D) Perputaran titik P pusat di O sebesar π radian
గ
(E) Perputaran di titik P dengan pusat di O sebesar ଶ
45. Titik (4, -8) dicerminkan terhadap garis x = 6 dilanjutkan rotasi [O, 60o], hasilnya adalah ....
(A) (– 4 +4√3, 4 – 4√3 )
(B) (– 4 +4√3, 4 + 4√3 )
(C) (4 +4√3, 4 – 4√3 )
(D) ( 4 – 4√3, – 4 – 4√3 )
(E) (4 +4√3, – 4 + 4√3 )
46. Bayangan titik A(x, y) karena refleksi terhadap garis x = - 2, dilanjutkan refleksi terhadap garis y =
గ
3 dan kemudian dilanjutkan rotasi dengan pusat O dengan sudut putar ଶ
radian adalah ( - 4, 6).
Koordinat titik A adalah ....
(A) ( 2, – 10)
(B) (2, 10)
(C) (10, 2)
(D) (–10 , 2)
(E) ( 10, – 2)
2
47. Diketahui titik P( - 4, 3) ditranslasi oleh ቀ ቁ diperoleh bayangan titik P, yaitu P’ ( -2, -2a), Nilai a =
ܽ
....
(A) – 1
(B) 0
(C) 1
(D) 2
(E) 3
48. Bayangan Δ ABC, A(2, 1), B(6, 1), C(5, 3) karena refleksi terhadap sumbu Y dilanjutkan rotasi [O,
90o] adalah ....
(A) A”( -1, -2), B”(1, 6), C”(-3, -5)
(B) A”( -1, -2), B”(1, - 6), C”(-3, -5)
(C) A”( 1, -2), B”(-1, 6), C”(-3, 5)
(D) A”( -1, -2), B”(-1, -6), C”(-3, -5)
(E) A”( -1, 2), B”(-1, -6), C”(-3, -5)
49. Jika titik (a, b) dicerminkan terhadap sumbu Y, kemudian dilanjutkan dengan transformasi sesuai
െ2 1
matriks ቀ ቁ menghasilkan titik (1, -8) maka nilai a + b = ....
1 2
(A) – 3
(B) – 2
(C) – 1
(D) 1
(E) 2
50. Luas bayangan persegi panjang PQRS dengan P(-1, 2), Q(3, 2), R(3, -1), S(-1, -1) karena dilatasi [O,
గ
3] dilanjutkan rotasi pusat O bersudut ଶ adalah ....
(A) 36
(B) 48
(C) 72
(D) 96
(E) 108
DAFTAR PUSTAKA
Alfi Restuti, 2017, Bahan Ajar Matematika Kelas XI untuk kalangan intern, SMA Taruna
Nusantara Magelang
Eddy Kusnadi, 2018, Siap UN dan SBMPTN 2018 untuk kalangan intern, SMA Taruna
Nusantara Magelang
Husein Tampomas, 1999, Seribu Pena Matematika SMU Kelas 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
Sunardi, Slamet Waluyo, Sutrisno, H. Subagya, 2005. Matematika IPS, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
H. Sunardi, Slamet Waluyo, Sutrisno, H. Subagya, 2005. Matematika IPA, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
http://hanmatematika.blogspot.com/2014/03/augustus-de-morgan.html
https://qedems.wordpress.com/acuan-2/pierre-frederic-sarrus/
https://yos3prens.wordpress.com/2013/10/06/induksi-matematika/
Johnsonbaugh, Richard, 1997, Matematika Diskret ( Edisi Bahasa Indonesia ). Jilid 2. Penerbit
PT Prenhallindo, Jakarta.
Katherine HP, 2017, Bahan Ajar Matematika Kelas XII untuk kalangan intern, SMA Taruna
Nusantara Magelang.
Pujiadi, 2016, Guru Pembelajar, Modul Matematika SMA Kelompok Kompetensi I, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Spiegel, Murray R, 1984, Theory and Problem of Vektor Analysis (Schaum Series), New York:
McGrawHill, Inc
Sukino, 1999, Matematika untuk SMA Kelas XI semester 1, Penerbit Erlangga, Jakarta 1999
T, Anita, 2010, Buku Ajar Matematika Diskrit. FTI. Institiut Teknologi Adhi Tama Surabaya.