Anda di halaman 1dari 10

Rata-rata atau Mean merupakan ukuran statistik kecenderungan terpusat yang paling sering

digunakan. Rata-rata ada beberapa macam, yaitu rata-rata hitung (aritmatik), rata-rata geometrik,
rata-rata harmonik dan lain-lain. Tetapi jika hanya disebut dengan kata "rata-rata" saja, maka rata-
rata yang dimaksud adalah rata-rata hitung (aritmatik).

Penghitungan

Penghitungan rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai data suatu kelompok sampel,
kemudian dibagi dengan jumlah sampel tersebut. Jadi jika suatu kelompok sampel acak dengan
jumlah sampel n, maka bisa dihitung rata-rata dari sampel tersebut dengan rumus sebagai berikut.

Jika dinotasikan dengan notasi sigma, maka rumus di atas menjadi:

Keterangan:
 = rata-rata hitung
xi = nilai sampel ke-i
n = jumlah sampel

Contoh Penghitungan

Misalkan kita ingin mengetahui rata-rata tinggi badan siswa di suatu kelas. Kita bisa mengambil
sampel misalnya sebanyak 10 siswa dan kemudian diukur tinggi badannya. Dari hasil pengukuran
diperoleh data tinggi badan kesepuluh siswa tersebut dalam ukuran sentimeter (cm) sebagai berikut.

172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170

Dari data di atas dapat dihitung rata-rata dengan menggunakan rumus rata-rata :

sehingga

Dari hasil penghitungan, bisa diambil kesimpulan bahwa rata-rata tinggi badan siswa di kelas
tersebut adalah 170,1 cm.
Median adalah nilai tengah dari data yang telah disusun berurutan mulai dari yang terkecil sampai
dengan yang terbesar. Secara matematis median dilambangkan dengan Me yang dapat dicari
dengan cara sebagai berikut.

Median untuk jumlah data (n) ganjil

Median untuk jumlah data (n) genap

Keterangan:
Me = Median
n = jumlah data
x = nilai data

Contoh 1:
Lima orang anak menghitung jumlah kelereng yang dimilikinya, dari hasil penghitungan mereka diketahui
jumlah kelereng mereka adalah sebagai berikut.

5, 6, 7, 3, 2

Median dari jumlah kelereng tersebut adalah?

Jawab:
Karena jumlah data adalah ganjil, maka penghitungan median menggunakan rumus median untuk data ganjil.
Proses penghitungannya adalah sebagai berikut.

Dari rumus matematis di atas, diperoleh bahwa median adalah x3. Untuk mengetahui x3, maka data
harus diurutkan terlebih dahulu. Hasil pengurutan data adalah sebagai berikut.

2, 3, 5, 6, 7

Dari hasil pengurutan dapat kita ketahui mediannya (x3) adalah 5.

Contoh 2:
Sepuluh orang siswa dijadikan sampel dan dihitung tinggi badannya. Hasil pengukuran tinggi badan
kesepuluh siswa tersebut adalah sebagai berikut.

172, 167, 180, 171, 169, 160, 175, 173, 170, 165
Hitunglah median dari data tinggi badan siswa!

Jawab:
Karena jumlah data genap, maka penghitungan median menggunakan rumus median untuk data
genap. Proses penghitungannya adalah sebagai berikut.

Untuk melanjutkan penghitungan, kita harus terlebih dahulu mengetahui nilai x5dan x6. Kedua nilai
data tersebut dapat diperoleh dengan mengurutkan semua data. Hasil pengurutan adalah sebagai
berikut.

160, 165, 167, 169, 170, 171, 172, 173, 175, 180

Dari pengurutan tersebut diperoleh nilai x5 sama dengan 170 dan x6 sama dengan 171. Dengan
demikian penghitungan median dapat dilanjutkan.

Modus (mode) adalah penjelasan tentang suatu kelompok data dengan menggunakan nilai yang
sering muncul dalam kelompok data tersebut. Atau bisa dikatakan juga nilai yang populer (menjadi
mode) dalam sekelompok data.

Jika dalam suatu kelompok data memiliki lebih dari satu nilai data yang sering muncul maka
sekumpulan data tersebut memiliki lebih dari satu modus. Sekelompok data yang memiliki dua
modus disebut dengan bimodal, sedangkan jika lebih dari dua modus disebut multimodal.

Jika dalam sekelompok data tidak terdapat satu pun nilai data yang sering muncul, maka
sekelompok data tersebut dianggap tidak memiliki modus.

Modus biasanya dilambangkan dengan Mo.

Contoh 1:
Sepuluh orang siswa dijadikan sebagai sampel dan diukur tinggi badannya. Hasil pengukuran tinggi
badan adalah sebagai berikut.

172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170

Tentukan modus tinggi badan siswa!

Jawab:
Untuk mengetahui modus dari data di atas, kita tidak menggunakan rumus apapun. Kita
menentukan modus hanya melalui pengamatan saja.

Dari hasil pengamatan, hanya nilai data 170 yang sering muncul, yaitu muncul dua kali. Sedangkan
nilai data lainnya hanya muncul satu kali. Jadi modus data di atas adalah 170.

Untuk mempermudah pengamatan dalam mendapatkan modus, kita bisa juga mengurutkan data
tersebut. Hasil pengurutan data adalah sebagai berikut.

160, 165, 167, 169, 170, 170, 172, 173, 175, 180

Dengan mudah kita peroleh modus yaitu 170.

Contoh 2:
Delapan buah mobil sedang melaju di suatu jalan raya. Kecepatan kedelapan mobil tersebut adalah
sebagai berikut.

60 , 80, 70, 50, 60, 70, 45, 75

Tentukan modus kecepatan mobil!

Jawab:
Jika data diurutkan, maka hasilnya adalah sebagai berikut.

45, 50, 60, 60, 70, 70, 75, 80

Hasil pengamatan dari pengurutan di atas bisa diketahui nilai data 60 dan 70 adalah nilai data yang
paling sering muncul (masing-masing dua kali). Oleh karena itu modus sekelompok data di atas ada
2 adalah 60 dan 70.
Contoh 3:
Sembilan orang siswa memiliki nilai ujian sebagai berikut.

77, 62, 72, 54, 76, 57, 81, 70

Tentukan modus nilai siswa!

Jawab:
Jika diurutkan, susunannya akan seperti berikut ini.

54, 57, 62, 70, 72, 76, 77, 81

Dari pengamatan, tidak ada satupun nilai data yang sering muncul. Oleh karena itu, data di atas
tidak memiliki modus.
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan ke dalam 4 bagian yang sama
besar. Dalam menentukan letak kuartil data tunggal, kita harus melihat kondisi jumlah data (n)
terlebih dahulu. Kondisi jumlah data (n) tersebut dan penghitungan kuartilnya adalah sebagai
berikut.

1. Kuartil untuk jumlah data (n) ganjil dan jika n ditambah 1, hasilnya habis dibagi 4.

2. Kuartil untuk jumlah data (n) ganjil dan jika n ditambah 1, hasilnya tidak habis dibagi
4.

3. Kuartil untuk jumlah data (n) genap dan habis dibagi 4.

4. Kuartil untuk jumlah data (n) genap dan tidak habis dibagi 4.
Rumus-rumus di atas sangat baik digunakan untuk jumlah data banyak. Untuk jumlah data yang
kecil, penentuan kuartil lebih mudah ditentukan dengan piramida berikut ini.

1. Kuartil untuk jumlah data (n) ganjil.

2. Kuartil untuk jumlah data (n) genap.

Jika kuartil terletak di antara dua nilai, maka nilai kuartil adalah rata-rata dari kedua nilai tersebut.

Contoh 1:
Berikut ini adalah data panjang jalan di sebuah daerah dalam satuan kilometer.

5, 6, 7, 3, 2

Hitunglah kuartil dari data panjang jalan tersebut?

Jawab:
Karena jumlah data adalah ganjil dan tidak banyak, maka penghitungan kuartil menggunakan piramida kuartil
untuk data ganjil.  Pada piramida tersebut, letak kuartil adalah sebagai berikut.
Kuartil 1 terletak antara data pertama dan kedua.
Kuartil 2 adalah data ketiga.
Kuartil 3 terletak antara data keempat dan kelima.

Sebelumnya data diurutkan terlebih dahulu menjadi sebagai berikut.

2, 3, 5, 6, 7

Kuartilnya adalah sebagai berikut

Contoh 2:
Sepuluh orang mahasiswa sebuah perguruan tinggi dijadikan sampel dan dihitung tinggi badannya. Hasil
pengukuran tinggi badan kesepuluh mahasiswa tersebut adalah sebagai berikut.

172, 167, 180, 171, 169, 160, 175, 173, 170

Tentukan nilai kuartil dari data tinggi badan mahasiswa tersebut!

Jawab:
Karena jumlah data genap dan tidak banya, maka penentuan kuartil bisa menggunakan piramida kuartil data
genap. Pada piramida tersebut, letak kuartil adalah sebagai berikut.
Kuartil 1 adalah data ketiga.
Kuartil 2 terletak antara data kelima dan keenam.
Kuartil 3 adalah data ketujuh.

Sebelumnya, data harus kita urutkan terlebih dahulu. Hasilnya adalah sebagai berikut.

160, 165, 167, 169, 170, 171, 172, 173, 175, 180
Contoh 3:
Jumlah data adalah 223. Tentukan letak kuartilnya!

Jawab
Jumlah data adalah ganjil dan jika n ditambah 1, hasilnya habis dibagi 4. Oleh karena itu penentuan kuartil
menggunakan kondisi pertama.

Contoh 4:
Jumlah data adalah 197. Tentukan letak kuartilnya!

Jawab
Jumlah data adalah ganjil dan jika n ditambah 1, hasilnya tidak habis dibagi 4. Oleh karena itu penentuan
kuartil menggunakan kondisi kedua.

Contoh 5:
Jumlah data 400. Tentukan letak kuartilnya!

Jawab
Jumlah data adalah genap dan habis dibagi 4. Oleh karena itu penentuan kuartil menggunakan kondisi ketiga.
Contoh 6:
Jumlah data 350. Tentukan letak kuartilnya!

Jawab
Jumlah data adalah genap dan tidak habis dibagi 4. Oleh karena itu penentuan kuartil menggunakan kondisi
keempat.

Anda mungkin juga menyukai