PRAKTIK BEDAH
Oleh :
NIM : B2018072
2019/2020
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
(DIGITAL METHODE)
PROSEDUR
TETAP
1 PENGERTIAN Pemeriksaan gula darah yang dilakukan untuk mengetahui
status gula darah klien melalui gula darah kapiler
2 TUJUAN Mengetahui kadar gula darah pasien : gula darah puasa, gula
darah 2 jam PP atau gula darah sewaktu
3 INDIKASI 1. DM tipe 1
2. DM tipe 2
4 KONTRA INDIKASI -
5 PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien
PASIEN 2. Kaji kondisi klien dan KGD terakhir
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarganya tindakan
yg dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Posisi klien : duduk, tidur
6 PERSIAPAN ALAT 1. Alat periksa gula darah digital (glukotest, gluko M, Gluko-
DR, dll)
2. Gluko test strip
3. Lanset dan alat pendorongnya (lancing device)
4. Swab alcohol 70 %
5. Sarung tangan
6. Bengkok/ tempat sampah
7. Lembar hasil periksa dan alat tulis
7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan sesuatu
sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Gunakan sarung tangan bersih
7. Siapkan alat yang akan digunakan di dekat anda. Pasang
atau masukkan reagen strip ke dalam alat.
8. Pilih jari yang akan ditusuk (bisa jari tengah/jari manis)
9. Lakukan desinfeksi pada ujung jari yang akan ditusuk
dengan alkohol 70 %
10. Tusuk jari ujung jari di bagian tepi dengan lanset
11. Bila darah yang keluar sedikit, biarkan tangan tergantung
ke bawah dan urut jari tersebut beberapa kali kearah ujung
jari.
12. Kenakan tetes darah pada reagen strip
13. Tunggu beberapa saat, dan anda akan melihat berapa nilai
kadar glukosa anda.
14. Tulislah hasil pada lembar kerja.
15. Bandingkan dengan nilai ambang darah kapiler.
16. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
17. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
18. Cuci tangan
8 HASIL 1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
Tahap Kerja
6. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan sesuatu
sebelum kegiatan dilakukan
7. Menanyakan keluhan utama klien
8. Jaga privacy klien
9. Memulai dengan cara yang baik
10. Atur posisi yang nyaman bagi klien
11. Gunakan sarung tangan
12. Berikan penjelasan pada klien :
Tiga hari sebelum tes, pasien makan karbohidrat cukup
dan melakukan kegiatan jasmani seperti yang biasa
dilakukan.
Sebelum hari H pemeriksaan pasien puasa semalam (10-
12 jam, minimal 8 jam)
13. Pada hari H pada pagi hari glukosa darah puasa diperiksa.
14. Setelah diperiksa GDP pasien diberikan glukosa 75 gram,
dilarutkan dalam air 250 ml, diminum dalam waktu 5 menit
dan berpuasa kembali.
15. Setelah 2 jam dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2
jam PP
16. Selama pemeriksaan pasien tetap istirahat, tidak boleh
merokok, tetapi boleh minum air putih.
17. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman.
18. Catat dalam lembar kerja
19. Bandingkan dengan nilai ambang : GDP dan GD 2 Jam PP
20. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
21. Cuci tangan
8 HASIL 1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di
dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
Referensi
1. https://www.scribd.com/document/340590405/Sop-Pemeriksaan-Kadar-Gula-Darah
2. https://dokumen.tips/documents/sop-pemeriksaan-gulah-darah-sewaktu.html
3. https://www.academia.edu/5476085/Sop_ttgo_DAN_CEK_GULA
4. https://kupdf.net/download/sop-pemeriksaan-kadar-gula-
darah_58c4e785dc0d600512339035_pdf
5. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2018/03/PEMERIKSAAN-GLUKOSA-
DARAH.pdf
LAPORAN PENDAHULUAN BEDAH
DI DESA SRAGEN
B2018072
2020 / 2021
A. Pengertian
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler,
mikro vaskuler dan neurologis. (Purwanto. H, 2016)
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitifitas insulin atau keduanya
dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nurarif
& Kusuma, 2015)
B. Etiologi
DM tipe 1, sebelumnya disebut IDDM, atau Diabetes Mellitus onset anak – anak,
ditandai dengan destruksi sel beta pancreas, mengakibatkan defisiensi insulin absolut.
DM tipe 1 diturunkan sebagai heterogen, sifat multigenik.Kembar identic memiliki resiko
25-50% mewarisi penyakit, sementara saudara kandung memiliki 6% resiko dan anak
cucu memiliki 5% resiko. Meskipun pengaruh keturunan kuat, 90% orang dengan DM
tipe 1 tidak memiliki tingkat relative tingkat pertama dengan DM (Black, 2014)
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel – sel beta penkreas
yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1
c. Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulakn estruksi sel beta(Nurarif & Kusuma, 2015)
DM tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2 : usia, obesitas,
riwayat dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi
menjadi 3 yaitu :
3. Diabetes gestasional
C. Manifestasi klinis
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin
maka produksi energi menurun, penurunan energy akan menstimulasi rasa lapar.
Makareaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia).
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan
dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut,
sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan secara otomatis.
DM tipe 1 tidak berkembang pada semua orang yang mempunyai predis posisi
genetic.Kadang mereka yang memiliki indikasi resiko penanda gen (DR3 dan DR4
HLA), DM terjadi <1%.Lingkungan telah lama dicurigai sebagai pemicu DM tipe 1
insiden meningkat, baik pada musim semi maupun gugur, dan onset sering bersamaan
dengan epidemic berbagai penyakit virus.Autoimun aktif langsung menyerang sel beta
pancreas dan prosuknya. ICA dan antibody insulin secara progresif menurunkan
keefektifan kadar sirkulasi insulin (Black, 2014).
Hal ini secara pelan – pelan terus menyerang sel beta dan molekul insulin
endogen sehingga menimbulkan onset mendadak. Hiperglikemia dapat timbul akibat dari
penyakit akut atau stress dimana meningkatkan kebutuhan insulin melebihi cadangan dari
kerusakan massa sel beta. Ketika penyakit akut atau stress terobati klien dapat kembali
pada status terkompensasi dengan durasi yang berbeda – beda dimana pancreas kembali
mengatur produksi sejumlah insulin secara adekuat. Status kompensasi ini disebut
sebagai periode honeymoon, secara khas bertahan untuk tiga sampai 12 bulan proses
berakhir ketika massa sel beta yang berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin
untuk meneruskan kehidupan. Klien menjadi bergantung kepada pemberian insulin
eksogem (diproduksi di luar tubuh) untuk bertahan hidup (Black, 2014).
3. Insulin adalah hormon pembangun (anabolic). Tanpa insulin, tiga masalah metabolic
mayor terjadi : 1) penurunan pemanfaatan glukosa, 2) peningkatan mobilisasi lemak, dan
3) peningkatan pemanfaatan protein (Black, 2014).
E. Pathways
F. Komplikasi
Komplikasi diabetes militus akut terbagi ke dalam tiga macam, yakni:
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi di mana terjadinya penurunan kadar gula darah yang
drastis akibat terlalu banyak insulin dalam tubuh, terlalu banyak mengonsumsi obat
penurun gula darah, atau terlambat makan. Gejalanya meliputi penglihatan kabur, detak
jantung cepat, sakit kepala, gemetar, keringat dingin, dan pusing. Kadar gula darah yang
terlalu rendah bisa menyebabkan pingsan, kejang, bahkan koma.
Kondisi ini juga merupakan salah satu kegawatan medis pada penyakit kencing
manis, dengan tingkat kematian mencapai 20%. HHS terjadi akibat adanya lonjakan
kadar gula darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu. Gejala HHS ditandai dengan
haus yang berat, kejang, lemas, dan gangguan kesadaran hingga koma.
Selain itu, diabetes yang tidak terkontrol juga dapat menimbulkan komplikasi
serius lain, yaitu sindrom hiperglikemi hiperosmolar nonketotik.
Komplikasi akut diabetes adalah kondisi medis serius yang perlu mendapat
penanganan dan pemantauan dokter di rumah sakit.
Tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan
saraf di tubuh, terutama kaki. Kondisi yang biasa disebut neuropati diabetik ini
terjadi ketika saraf mengalami kerusakan, baik secara langsung akibat tingginya
gula darah, maupun karena penurunan aliran darah menuju saraf. Rusaknya saraf
akan menyebabkan gangguan sensorik, yang gejalanya berupa kesemutan, mati
rasa, atau nyeri.
Komplikasi jenis ini bisa dicegah dan ditunda hanya jika diabetes
terdeteksi sejak dini, sehingga kadar gula darah bisa dikendalikan dengan
menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat, serta mengonsumsi obat
sesuai anjuran dokter.
Jika tidak dirawat dengan baik, kaki penderita diabetes berisiko untuk
mudah luka dan terinfeksi sehingga menimbulkan gangren dan ulkus diabetikum.
Penanganan luka pada kaki penderita diabetes adalah dengan pemberian
antibiotik, perawatan luka yang baik, hingga kemungkinan amputasi bila
kerusakan jaringan sudah parah.
5) Penyakit kardiovaskular
Mengontrol kadar gula darah dan faktor risiko lainnya dapat mencegah
dan menunda komplikasi pada penyakit kardiovaskular.
G. Penatalaksanaan Medis
H. Penatalaksanaan Keperawatan
I. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar glukosa darah
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)
Kadar glukosa DM Belum pasti
darah sewaktu DM
Plasma vena >200 100-200
2. Kriteria diagnostik who untuk diabetes melitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
c. Glukosa plasma yang diambil dari 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gram
karbohidrat (2 jam post prandial (pp)>200 mg/dl)
3. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes pemantauan terapi
dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes saring
a. GDP, GDS
5. Tes diagnostic
Tes diagnostik pada DM adalah:GDP, GDS, GD2PP(glukosa darah 2 jam post prandial),
glukosa jam ke-2 TTGO
a. Mikroalbuminuria : urin
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan imobilitas adalah
sebagai berikut :
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi
keluhan / ganguan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri kelemahan
otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah tergangguanya mobilitas dan
imibilitas dan lama terjadinya imobilitas.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
K. Daftar Pustaka
https://samoke2012-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan-
pasien-dengan-diabetes-
mellitus/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=159272
51595452&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&a
mpshare=https%3A%2F%2Fsamoke2012.wordpress.com%2F2018%2F09%2F01%2Fasuhan
-keperawatan-pasien-dengan-diabetes-mellitus%2F
DI DESA WONOREJO
B2018072
2020 / 2021
LAPORAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 14 Juli 2020
Jam : 08.00 WIB
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Wonorejo
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Hub dengan px : Suami
Alamat : Wonorejo
C. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh badan lemas, pusing dan BAB cair 5x sehari
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh nyeri pada luka di kaki kiri sejak dua minggu yang lalu. Awalnya
karena klien sering olahraga dengan kaki telanjang di jalan yang pernah terkena
banjir, karena merasa gatal-gatal pada telapak kakinya, kemudian digaruk dan
menjadi luka yang tidak sembuh-sembuh.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien menderita diabetes melitus sejak lima tahun yang lalu pada tahun 2003.
Sejak menderita diabetes melitus klien menjadi alergi dengan makanan/ikan laut.
Klien mengkonsumsi obat glibenklamid 1x2 tablet sejak lima tahun yang lalu.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit DM seperti klien.
D. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola persepsi kesehatan
Klien mengatakan kesehatan adalah hal yang terpenting dan berharga.Jika klien atau
anggota keluarga klien mengalami gangguan kesehatan klien dan keluarga berobat ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat
2. Pola nutrisi
- Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit makan dengan sayur dan lauk pauk 3x
sehari, klien mengatakan minum kurang lebih 7 gelas perhari.
- Selama saikit : Klien mengatakan tidak napsu makan dan klien jarang minum
3. Pola eliminasi
- Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1-2 kali sehari setiap pagi tanpa keluhan apapun,
tidak ada darah dan lendir, warna peses kuning lembek. Klien mengatakan sering BAK
dengan frekuensi 6 – 8 kali sehari dengan warna jernih.
- Selama sakit : Klien mengatakan BAB 5 kali sehari berwarna kuning jernih, tidak ada
keluhan dan tidak menggunakan alat kateter. Klien buang air besar 1 kali sehari, waktu tidak
tentu, warna coklat, bau khas, konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat buang air besar dan
tidak menggunakan laxative.
4. Pola istirahat tidur
- Sebelum sakit : Klien mengatakan ia tidur selama 8 – 9 jam/hari, bias tidur siang kurang
lebih 1jam/hari
- Selama sakit : Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyaman karena klien sering
merasakan sesak napas pada malam hari dan batuk-batuk, ia hanya 3-4 jam/hari
E. Pola aktivitas dan latihan
ADL Sebelum sakit Saat sakit
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan-minum V V
Mandi V V
Toileting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
KET :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain & alat
4 : ketergantungan total
F. Pola kognitif
Harapan klien terhadap penyakitnya adalah cepat sembuh dan tidak kambuh kembali agar
dapat beraktivitas seperti biasa.
G. Pola hubungan klien
- Sebelum Sakit : Klien dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas
- Selama Sakit : Klien berbicara lemah kadang tidak jelas
H. Pola seksual dan reproduksi
Klien sudah menikah dan mempunyai 4 anak serta 3 cucu
I. Pola konsep diri
Gambaran diri : klien mengatakan tidak ada masalah dalam dirinya, klien selalu
bersyukur terhadap dirinya,namun kadang klien merasa bahwa dirinya diberi cobaan
seberat ini
Harga diri : klien mengatakan sangat terganggu saat melakukan aktivitas sehari-hari
Ideal diri : klien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat melakukan aktivitas
secara mandiri
Identitas diri : klien mengatakan tidak masalah dengan identitas dirinya.
Peran diri : klien mengatakan dia adalah seorang ibu dengan 2 anak
J. Pola koping dan toleransi stress
- Sebelum sakit : kliem mengatakan emosi klien stabil dan mudah sharing dengan orang
terdekat seperti keluarganya.
- Selama sakit : Klien mengatakan sedikit cemas dan gelisah serta tidak nyaman karena sesak
pada dadanya.
K. Pola nilai dan kepercayaan
- Sebelum sakit : klien mengatakan ia beragama islam ia selalu menjalankan ibadah serta
sholat berjamaah dengan keluarga sholat 5 waktu
- Selama sakit : klien mengatakan selama sakit hanya berdo’a saja
L. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : komposmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 22x/menit
S : 37 C
BB : 60 kg
TB : 155 cm
M. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
I : Rambut beruban, kulit kepala tampak kotor, bentu simetris
P : Tidak ada luka maupun bekas luka, tidak ada penjolan dan tidak da nyeri tekan
2. Mata
I : Konjungtiva anemis, sclera putih, reflek pupil baik, tidak ada polip, terdapat
lingkaran hitam di bawah mata
P : Tidak ada penekanan bola mata
3. Hidung
I : Simetris, tidak ada polip, tidak terdapat screet,
P : Tidak terdapat benjolan maupun lesi pada kedua lubang hidung, tidak ada nyeri
tekan
4. Telinga
I : Simetris, tidak ada serumen yang keluar, fungsi pendengaran baik
P : Tidak ada benjolan maupun lesi, tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
I : Membran mukosa bibir kering, gigi berwarna agak kekuningan, tidak ada lesi dan
sariawan, sda lubang gigi, kebersihan gigi tidak terjaga dan tidak ada pembesaran
tonsil
6. Leher
I : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada keterbatasan gerak
P : Tidak ada nyeri tekan
7. Toraks
Paru-paru
I : Gerakan dada kanan dan kiri simetris
P : fremitus raba kanan dan kiri sama
P : Terdengar bunyi sonor
A : Tidak ada bunyi tambahan
Jantung
I : Ictus cordic tidak Nampak
P : Ictus cordic kuat angkat
P : Batas jantung tidak melebar
A : Bunyi jantung I dan II murni
8. Abdomen
I : tidak terdapat pembesaran abdomen, tidak terdapat lesi, warna kulit sawo matang
A: bising usus 10 x/menit
P : tympani
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidaka ada tanda-tanda hepatomegaly
9. Genetalia : tidak terpasang DC kateter, tidak terdapat kelainan
10. Anus : tidak terdapat benjolan yang mencurigakan
11. Ekstermitas
Atas : Bentuk simetris, klien mampu menggerakkan ekstremitas kanan dan kiri, akral
hangat
Bawah : Bentuk simetris, klien mampu menggerakkan ekstremitas kanan dan kiri
N. Analisa Data
No Analisa Data Problem Etiologi
1. DS : Intoleransi aktivitas Kelemahan
1. Klien mengatakan tubuhnya
terasa lemah tidak bertenaga
2. Klien mengatakan aktivitas
masih dibantu keluarga
DO :
1. Klien terlihat terbaring lemah
di tempat tidur
2. Klien terlihat kesulitan untuk
melakukan aktivitas secara
mandiri
2. DS : Gangguan pola tidur Polyuria
1. Klien mengatakan tidur hanya 3-4
jam/hari
2. Klien mengatakan setiap tidur
selalu terbangun untuk BAK
DO :
1. TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 22x/menit
S : 37 C
BB : 60 kg
TB : 155 cm
2. Klien terlihat sering ijin untuk
BAK
3. DS : Resiko infeksi Hiperglikemia
1. Klien mengatakan takut jika
terjadi infeksi
DO :
1. Kadar gula darah klien 200mg/dl
2. Klien tampak gelisah
O. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (00092)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan polyuria (00198)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan hiperglikemia (Kode : 00004)
1 Rabu S: Jihan
Intoleransi
15 Juli 2020
aktivitas Klien mengatakan kelemahan pada tubuh
berhubungan klien sudah meningkat
dengan
Klien mengatakan aktivitas masih dibantu
kelemahan
keluarga
O:
Klien terlihat kesulitan untuk melakukan
aktivitas secara mandiri
P : Lanjutkan Intervensi
2. Rabu S: Jihan
Gangguan pola
15 Juli 2020
tidur Klien mengatakan tidur hanya 5-6 jam/hari
berhubungan
Klien mengatakan setiap tidur selalu
dengan
terbangun untuk BAK
polyuria
O:
TTV :
TD : 100/80 mmHg
N : 88x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,5 C
BB : 60 kg
TB : 155 cm
3. Rabu S: Jihan
Resiko infeksi
15 juli 2020 berhubungan Klien mengatakan takut jika terjadi infeksi
dengan
O:
hiperglikemia
Kadar gula darah klien 190mg/dl
P: Lanjutkan Intervensi
S. Evaluasi Sumatif
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD
1 Kamis S: Jihan
Intoleransi
16 Juli 2020
aktivitas Klien mengatakan sudah tidak lemah
berhubungan Klien mengatakan mampu melakukan
dengan aktivitas secara mandiri
kelemahan
O:
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
2. Kamis S: Jihan
Gangguan pola
16 Juli 2020
tidur Klien mengatakan tidur hanya 8 jam/hari
berhubungan
O:
dengan polyuria
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/menit
RR : 22x/menit
S : 36 C
BB : 60 kg
TB : 155 cm
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
3. Kamis S: Jihan
Resiko infeksi
9 juli 2020
berhubungan Klien mengatakan lebih nyaman setelah
dengan di obati
hiperglikemia O:
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi