Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terluas di dunia, letak yang strategis
dan garis pantai yang panjang menjadikan indonesia sebagai surga bagi banyak biota laut.1
Indonesia mempunyai panjang pantai lebih dari 81.000 km, pulau lebih dari 17.508 dan
ekosistem terumbu karang yang luas (± 51.000 km2). Terumbu karang mempunyai fungsi antara
lain untuk rekreasi (wisata bahari), produksi (sumber bahan pangan dan ornamental), nilai
konservasi (sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan pesisir, sumber
sedimen pantai, dan melindungi pantai dari ancaman abrasi.2

Perkembangan ilmu teknologi dan pengetahuan dalam dunia pengobatan juga mengalami
perubahan dan kemajuan. Obat tradisional dianggap sebagai cara pengobatan yang kuno kini
mulai dilirik dan dilakukan penelitian kandungan senyawa dari bahan alami. 3 Upaya pengobatan
dengan obat-obatan tradisional merupakan salah satu bentuk komunitas partisipasi dan pada saat
yang sama adalah teknologi sederhana yang tepat yang dimiliki potensi untuk mendukung
pembangunan kesehatan.4

Salah satu hasil perairan yang merupakan kekayaan alam laut Indonesia yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah bintang laut. Bintang laut (Protoreaster nodosus)
merupakan salah satu spesies dari kelas Asteroidea, dan dikelompokkan kedalam filum
Echinodermata. Filum Echinodermata terdiri atas kurang lebih 6.000 spesies dan semuanya
hidup di air laut.5

Beberapa bioaktif antiviral, antitumor, antimikroba, atau senyawa sitotoksik telah


berhasil diekstrak dari berbagai jenis bintang laut. Senyawa bioaktif bintang laut sangat menarik
untuk diteliti terutama berkaitan dengan sifat karakteristik kimia maupun biokimianya serta
pemanfaatannya untuk bidang pangan dan kesehatan. 6 Bintang laut memiliki komponen bioaktif
yang terdiri dari alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, ninhidrin. Senyawa aktif dari bintang laut
telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antifungi dan
imunostimulator. ada juga bintang laut biru yang potensial sebagai antitumor dan agen
antibakteri.5

Senyawa alkaloid adalah substansi-substansi yang relatif toksis yang bekerja terutama
pada SSP (Susunan Syaraf Pusat), bersifat basa, mengandung nitrogen heterosiklis dan disintesa
dalam tumbuhan dari asam-asam amino dan turunan-turunannya. Berdasarkan atom nitrogen
Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik, Alkaloid Piridin-Piperidin Mempunyai satu cincin
karbon, mengandung 1 atom nitrogen Conium maculatum (Fam. Apiaceae) Nicootiana tabacum
(Fam. Solanaceae).7

Piperin atau 1-[5-(1,3-Benzodioxol-5-yl)-1-oxo-2,4-pentadienyl] piperidine adalah suatu


alkaloid alami yang dapat diekstraksi dari buah lada hitam dan atau buah lada panjang. Secara
turun-temurun buah lada yang mengandung piperin ini sudah luas dimanfaatkan sebagai obat
kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan
impoten. Untuk pengembangan senyawa piperin, modifikasi gugus fungsi dengan sintesis di
laboratorium sudah banyak dilakukan untuk mehasilkan senyawa analog yang mempunyai
aktifitas serupa tetapi mempunyai biovailabilitas lebih baik. Uji coba sintesis selanjutnya bisa
dilakukan dalam skala laboratorium dengan optimasi menggunakan sebuah metode statistik dan
matematik software Response Surface Methodology (RSM) agar lebih efektif dan efisien dalam
hal dana dan waktu. Data-data yang nantinya diperoleh akan sangat bermanfaat bagi
industrialisasi sintesis turunan piperin. Penelitian tentang daya anti kanker pada sel kanker HeLa
dan WiDr dilakukan untuk melengkapi data-data daya antikanker senyaw piperin. Selain itu, uji
daya antiinflamasi secara in vivo juga dilakukan untuk melihat daya anti inflamasi pada binatang
percobaan. Yang mana uji menggunakan binatang percobaan ini merupakan titik awal uji ke
tingkat selanjutnya yang pada akhirnya bisa dicobakan kepada manusia. Dari hasil penelitian
yang sudah dilakukan, ekstraksi piperin yang terbaik adalah dengan cara sokletasi, yang
ditunjukan dengan hasil rendemen yang lebih banyak dibandingkan dengan cara ekstraksi yang
lain, yaitu maserasi untuk pembandingnya. Sedangkan untuk daya antikanker terhadap sel HeLa
dan WiDr terbukti bahwa piperin efektif menghambat sel kanker. Kemudian pada uji anti-
inflamasi menggunakan hewan uji (tikus) menunjukan hasil bahwa piperin dapat menurunkan
inflasmasi buatan pada kaki tikus.8
Berdasarkan data dan hasil penelitian diatas maka penulis tertarik unutk membuat
penelitian tentang identifikasi terhadap senyawa piperidine pada bintang laut merah
(Protoreaster nodosus).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan dapat di ambil rumusan masalah
yaitu, apakah bintang laut merah (Protoreastor nodosus) mengandung senyawa piperidine dan
apa manfaat senyawa piperidine.

1.3 Tujuan Penelitian

Peneletian ini bertujuan untuk mengatahuai apakah di dalam bintang laut merah
mengandung senyawa piperidine dan apa manfaatnya.

1.4 Manfaat Peneltian

Penelitian ini memiliki manfaat :

a. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang
penggunaan bintang laut merah sebagai bahan obat.

b. Manfaat Praktis

Memberikan informasi dan menambah pengetahuan bagi masyarakat untuk mengenal


bintang laut sebagai sumber obat dan mampu memanfaatkannya untuk kepentingan
pengolahannya sebagai obat herbal dan menjadi bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut.

1. Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt dkks. Uji Daya Aantiinflamasi Dan Antikanker Senyawa
Piperidine Secara IN VITRO Dan IN SILICO. Jurnal Penelitian Unggulan Prodi Farmasi
2016;1-15.

Anda mungkin juga menyukai