Anda di halaman 1dari 15

NAMA DAERAH SUMATERA

BARAT

2D(RELIEF & MOTIF)


Rumah gadang Minangkabau Dalam
Relief Borobudur

Borobudur, sebuah candi Buddha terbesar di Dunia yang terletak di tengah pulau Jawa,
berkemungkinan besar merupakan warisan suku Minangkabau yang bertapak di Sumatera Barat.
Seperti yang sudah dijelaskan melalui artikel Borobudur-Adalah–Warisan-Minangkabau, candi terbesar
di Dunia ini dibangun oleh suatu Kerajaan yang bernama Mataram Kuno, sementara Kerajaan ini
sendiri merupakan sayap dari Kerajaan Sriwijaya yang bertapak di Sumatera Selatan. Di lain pihak,
Kerajaan Srwijaya merupakan Kerajaan yang berdarah atau bersuku Minangkabau, karena
pendirinya yaitu Dapunta Hyang diketahui berasal dari Minangkabau, yang di dalam Prasasti
Kedukan Bukit disebut sebagai “berlepas dari Minanga”. Kata “Minanga” di sini besar kemungkinan
berarti Minangkabau di jaman modern ini.

Pada salah satu relief candi Borobudur terdapat ukiran yang melukiskan rumah gadang, rumah khas
suku Minangkabau. Hal ini menunjukkan bahwa Borobudur memang dibuat oleh orang-orang
Minangkabau. Fakta ini diungkap secara ilmiah melalui buku yang berjudul “Borobudur – The
Golden Tales of Buddha

Relief in Mendut Temple, located near


Borobudur Temple, Java, Indonesia

Masa pembuatan[sunting | sunting sumber


Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti
Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan
suci bernama wenuwana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda
bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.

Arsitektur candi[sunting | sunting sumber]


Bahan bangunan candi sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini
terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik
dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi
tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa kecil
yang terpasang sekarang adalah 48 buah.
Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.

MOTIF KHAS SUMBAR BERGAMBAR RUMAH GADANG

MOTIF BATIK MINANG


PAKAIAN ADAT TRADISIONAL

Pakaian Adat Sumatera Barat- provinsi yang terkenal dengan suku Minangkabau ini memiliki pakaian
adat yang sudah terkenal di penjuru nusantara. Namun perlu di ketahui bahwa ada nam tersendiri dari
pakaian adat ini. Yang pertama adalah pakaian Bundo Kaduang atau Limapeh Rumah Nan Gadang yang
dipakai oleh wanita yang telah menikah. Serta pakaian adat Penghulu untuk kaum pria. Berikut ini
adalah penjelesan dari kedua pakaian tersebut
Baju adat merupakan salah satu warisan yang dimiliki setiap daerah di indonesia. baju
ini menjadikan ciri khas dari daerah tersebut dan biasanya mengandung arti tertentu.
Begitupun dengan daerah Minangkabau yang mempunyai keunikannya tersendiri. 
Daerah yang berada di Sumatera Barat ini memang sangat kaya budayanya dengan
adat melayu dan keahlian sastranya. Dan ternyata setiap daerah di Minang memiliki
baju adat yang berbeda-beda. sehingga Jenis baju adat dari minangkabau memiliki
arti dan makna yang sangat sakral dan menjadi kepercayaan bagi masyarakat
sekitarnya
MINIATUR

Kerajinan Perak dari Koto Gadang Agam Sumatera


Barat
Jika membayangkan kota yang terkenal dengan kerajinan peraknya, Anda mungkin
membayangkan Kotagede di Yogyakarta. Akan tetapi, kerajinan perak dari Koto
Gadang Agam tak kalah indah dan terkenalnya dibandingkan dengan kerajinan perak
Kotagede. Koto Gadang merupakan pusat seni yang terkenal terutama seni kain
songket dan tentu saja perak, sehingga namanya pun menjulang sebagai sentra seni
kerajinan perak di Sumatra Barat.
Walaupun ada istilah ‘koto,’ sebenarnya Koto Gadang adalah sebuah kenagarian
setingkat desa yang memang berada di Kabupaten Agam. Kenagarian ini memang
terkenal sebagai tempat asal para tokoh seni dan sastra
BENDA HIASAN PADA RUMAH GADANG
Ragam hias yang diulang-ulang, dipadukan, atau diatur sedemikian rupa sehingga tampak rapi dapat
disebut sebagai pola atau corak. Sementara itu, satu atau lebih paduan ragam hias dapat disebut
ornamen. Ornamen umumnya terdiri dari satu atau lebih ragam hias yang diatur dalam pola-pola
tertentu.[

Suntiang yang Megah, Hiasan Kepala Anak


Daro di Minang

Suntiang dalam adat Minang sekaligus menjadi lambang beratnya tanggung jawab yang akan
diemban seorang perempuan setelah menikah.

Suntiang berasal dari daerah Padang dan Pariaman.

Makna Suntiang

Suntiang dalam adat Minang sekaligus menjadi lambang beratnya tanggung jawab yang akan
diemban seorang perempuan setelah menikah.

Suntiang berasal dari daerah Padang dan Pariaman.


Hiasan yang diletakkan di atas kepala pengantin perempuan ini memiliki tingkatan lebih dari
satu dan jumlahnya harus ganjil.

Rata-rata masyarakat Minangkabau menggunakan suntiang tujuh tingkat untuk hiasan kepala
pengantin perempuan, tapi ada pula yang lebih.Sedangkan tingkatan yang lebih sedikit
digunakan untuk hiasan kepala pasumandan atau pendamping pengantin perempuan, disebut juga
sebagai suntiang ketek.

BANGUNAN
ALAT MUSIK

RABAB

Rabab berasal dari bahasa Arab yaitu Rebab. Seperti wilayahnya di Deli, Sunda dan lainnya
Rabab minang sangat unik selain digesek, ada sebuah membran untuk suara yang muncul
dibawah bridge-nya

Dengan membran tersebut, suara yang dikeluarkan terbilangunik, seperti mempunyai efek suara
serak. Sifat itu juga bisa mengakibatkan cara menggersek Rabab terbilang sulit. Alat musik rabab
dibuat dengan memakai batok kelapa, yang bisa membuat tekstur alat ini lumayan “kesett
PUPUIK TANDUAK, Alat Musik Tradisional Minangkabau

Alat musik ini dibuat dari tanduk kerbau (hoorn), dan bagian ujung dipotong datar untuk meniup.
Bentuknya mengkilat dan hitam bersih. Tidak berfungsi sebagai alat pengiring nyanyi atau tari,
jadi sebagai peluit, tanpa lubang, sehingga hanya nada tunggal. Dahulu digunakan untuk aba-aba
pada masyarakat misalnya pemberitahuan saat subuh dan magrib atau ada pengumuman dari
pemuka kampung.

Dahulu tanduk dipakai oleh kapal layar besar sebagai tanda atau komando kepada awak kapal,
sedangkan orang Arab pakai bedug dan orang Eropa pakai lonceng.

PATUNG
TUGU PAHLAWAN TAK DIKENAL dibangun di tengah sebuah bidang bundar yang dihias
tanaman perdu pendek, dengan ukiran wajah-wajah raksasa bertaring an mata melotot yang dililit
badan seekor naga pada batang tugu yang bentuknya mengerucut ke atas. Di puncaknya berdiri
patung seorang pemuda yang memegang sebatang tongkat seolah seorang konduktor. Sejatinya
di ujung tongkat itu dulu ada bendera Tugu Pahlawan Tak Dikenal di Kota Bukittinggi itu,
dengan seorang pemuda yang berdiri di atas tumpukan kepala sejumlah raksasa. Relief raksasa
pada batang tugu itu tampaknya dimaksudkan untuk menggambarkan wajah angkara murka
pemerintah kolonial Belanda yang sangat kuat dan berkuasa saat itu, layaknya kekuatan para
raksasa, dalam menguras kekayaan negeri dan membebani pajak kepada rakyat.

Tugu ini terlihat cukup tinggi, yang bisa dibandingkan dengan tingginya sepasang anak manusia
yang tengah duduk berdua di sisi kanan patung, mungkin tengah merenda masa depan bersama.
Di bawah tugu terdapat tengara berisi kutipan tulisan Muhammad Yamin yang berbunyi:
“Pahlawan Tak Dikenal, mati luhur tak terkubur, memutuskan jiwa meninggalkan nama, menjadi
awan di angkasa, menjadi buih di lautan, semerbak harumnya di udara”.

PATUNG MALIN KUNDANG


Batu Malin Kundang dapat dijumpai di Pantai Air Manis. Menariknya, masyarakat setempat
mengatakan batu yang persis Malin Kundang itu terbentuk secara natural, bukan hasil rekayasa
manusia.

Keunikan dan misteri batu inilah yang kemudian membuat Pantai Air Manis populer, baik di
kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara Selain batu Malin Kundang, pantai ini banyak
difavoritkan karena memiliki gelombang yang rendah dan dilatari pemandangan indah Gunung
Padang

Senjata Sumatera Barat

KERAMBIT
KERAMBIT dipakai dalam pertarungan jarak pendek (Close Range Combat) yang lebih mengandalkan
keberanian dan keahlian bela dir.Senjata ini dikategorikan senjata berbahaya, karena dapat digunakan
untuk menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.
Sabetan senjata Kerambit bila mengenai tubuh, dari luar memang tampak seperti luka sayatan kecil,
namun pada bagian dalam tubuh bisa menimbulkan akibat yang sangat fatal karena urat-urat putus.
Berdasarkan sejarah, Kerambit dipercaya berasal dari Minangkabau. Dalam catatan tertua yang
ditemukan, yaitu Asian Journal British: July – Dec 1827, mengatakan bahwa tentara Minangkabau
dipersenjatai dengan keris di pinggang dan tombak di tangan mereka
Sedangkan Kerambit digunakan sebagai upaya terakhir ketika senjata lain habis atau hilang dalam
pertempuran.
Saat ini Kerambit telah dikembangkan pihak barat dengan banyak varian, dan menjadi senjata wajib
personel US Marshall

Senjata Tradisional Minang Kabau – Karih

Karih (Keris) adalah Senjata tradisional Sumatera Barat. Bentuknya seperti keris tapi tidak berlekuk.
Hulunya yang berukir agak melengkung ke bawah, sehingga lebih mudah untuk menggenggamnya.
Karih fungsinya sebagai senjata tikam, di samping belati. Karih biasanya dipakai oleh kaum laki-laki
aristoktrat dan diletakkan di sebelah depan pinggang, saat sekarang penggunaannya hanya dipakai bagi
mempelai pria sebagai pelengkap pakaian adat pria

Anda mungkin juga menyukai