LP Distosia
LP Distosia
OLEH :
Selisa Legita A ( 1511020011 )
Iwan Maulanan ( 1511020018 )
KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
A. Pengertian
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat
Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan persalinan
yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia
merupakan akibat dari beberapa kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau
Defenisi Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandi dengan adanya hambatan
B. Etiologi
Distosia dapat disebabkan oleh :
1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat
3. Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi besar, dan
Fisiologi
hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Di belakang terdapat
tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih
longgar, misalnya ujung os koksigis dapat bergerak ke belakang sampai sejauh lebih
kurang 2,5 cm. Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada
partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis itu dapat
ditekan ke belakang.
Pada seorang wanita hamil yang bergerak terlampau cepat dari duduk
langsung berdiri, sering dijumpai pergeseran yang lebar pada artikulasio sakro-iliak.
Hal demikian dapat menimbulkan rasa sakit di daerah artikulasio tersebut. Juga pada
simfisis tidak jarang dijumpai simfisiolisis sesudah partus atau ketika tergelincir,
karena longgarnya hubungan di simfisis. Hal demikian dapat menimbulkan rasa sakit
atau gangguan jalan. Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang
disebut pelvis mayor, dan pelvis minor.Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang
terletak di atas linea terminalis, disebut pula false pelvis. Bagian yang terletak di
bawah linea terminalis disebut pelvis minor true pelvis . Bagian akhir ini adalah
bagian yang mempunyai peranan penting dalam obstetri dan harus dapat dikenal dan
melengkung ke depan (sumbu Carus) Sumbu ini secara klasik adalah garis yang
menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera pada
pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di Hodge II, III, dan IV. Sampai dekat
Hodge III sumbu itu lurus, sejajar dengan sakrum, untuk seterusnya melengkung ke
depan, sesuai dengan lengkungan sakrum. Hal ini penting untuk diketahui bila kelak
mengakhiri persalinan dengan cunam agar supaya arah penarikan cunam itu
1. RONGGA PANGGUL
Rongga panggul dibagi atas dan bawah oleh bidang apertura pelvis superior
lateral
apertura pelvis superior dengan bidang horisontal (pada keadaan normal sebesar
60 derajat).
Bagian di atas / kranial terhadap apertura pelvis superior disebut sebagai pelvis
abdomen.
Makna obstetriknya adalah untuk menahan alat-alat dalam rongga perut dan
menahan uterus yang berisi fetus yang terus bertambah besar secara bermakna
pelvis superior disebut sebagai pelvis verum (pelvis minor), merupakan rongga
panggul yang sangat menentukan kapasitas untuk jalan lahir bayi pada waktu
1. Dinding anterior : pendek, dibentuk oleh corpus, rami dan symphisis ossium
pubis
pelvis membagi lagi rongga panggul bagian bawah menjadi bagian rongga
panggul utama (bagian atas diaphragma pelvis) dan bagian perineum
2. Pelvis Verum
Mempunyai pintu masuk yaitu apertura pelvis superior, dan pintu keluar
panggul, PBP).
Moloy :
1. Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat
kelancaran persalinan.
Jenis kelainan :
a. Inersia uteri
Insersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang
- Kelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur dalam waktu
yang lama
His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi Rahim
Sifat his yang berubah dimana tidak ada koordinasi dan sikronisasi antara
- Herediter
- Kelainan uterus
- Letak lintang
- Panggul naegele
- Panggul Robert
- Split pelvis
- Panggul asimilasi
- Rakhitis
- Osteomalasia
- Neoplasma
- Kiposis
- Skoliosis
- Spondilolitesis
- Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh
karsinoma
- Letak sunsang
- Letak lintang
dileher)
- Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin
- Kembar siam
E. Patofisiologi
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian
menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan
pada fundus uteri di mana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan
relaksasi secara merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke
asalnya ± 10 mmHg.
Incoordinate uterine action yaitu sifat His yang berubah. Tonus otot uterus
meningkat, juga di luar His dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena
tidak ada sinkronasi kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara
kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan His tidak efisien dalam
mengadakan pembukaan.
Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang
lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini
pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan His ini
pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara
teoritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana, tetapi biasanya ditemukan pada batas
antara bagian atas dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat
F. Manifestasi Klinik
- Gelisah
- Letih
Gejala lain :
letak dada, teraba bagian-bagian kecil dan denyut jantung janin terdengar leih
G. Pemeriksaan Penunjang
mutipel.
asidosis.
H. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum
(IM)
Berikan cairan
2. Penanganan Khusus
a. Kelainan His
- DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
- Pemeriksaan dalam :
b. Kelainan janin
- Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan luar
- MRI
persalinan
dengan SC
I. Komplikasi
2. Depresi pernapasan.