Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dunia teknologi kesehatan semakin hari semakin berkembang mengikuti


banyaknya ilmu pengetahuan baru yang terus ditemukan. Dari zaman dahulu
peralatan medis yang awalnya bersifat analog, berangsur-angsur berubah menjadi
digital mengikuti tuntutan jaman. Manusia terus berlomba-lomba untuk
mengembangkan apa yang sudah ada menjadi lebih baik hingga membuat inovasi-
inovasi baru berbentuk peralatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan membantu
manusia dalam melakukan aktivitas menjadi mudah. Peralatan dibuat serba
otomatis, sehingga ketepatan dan kemudahan dalam tindakan medis dapat
terpenuhi.

Peranan peralatan kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar


terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Penanganan pasien yang lebih tepat
dan cepat karena diagnostik yang akurat oleh alat kesehatan menjadi bukti nyata.
Peralatan-peralatan kesehatan yang mampu bekerja otomatis, mempunyai fungsi
luas, sistem komunikasi yang baik dan lancar. Pemakaian alat kesehatan yang
bersifat manual sekarang telah mulai ditinggalkan, tidak hanya pada peralatan
kesehatan pada tindakan dan perawatan khusus pasien, tetapi juga sampai pada
peralatan terapi untuk kesehatan. Salah satu alat terapi yang dibutuhkan adalah
terapi pijat mata agar pasien tidak lebih parah mengalami gangguan mata.

Alat terapi pijat mata berfungsi untuk merelaksasi mata dengan cara
melakukan pijatan di daerah titik akupuntur mata. Ketika manusia melakukan
aktivitas sehari-hari pasti akan merasakan kelelahan pada indera penglihatan
terlebih lagi bagi mereka yang menggunakan kacamata sebagai alat bantu melihat
yang selalu digunakan setiap saat.

Sebagai salah satu pemakai kacamata, penulis merasakan bahwa dengan


dilakukan pemijatan maka keadaan mata menjadi lebih baik. Namun itu seringkali

1
tidak bisa dibutuhkan setiap saat karena butuh bantuan orang lain dalam
melakukan pemijatan. Kalaupun dilakukan sendiri mengurangi tingkat relaksasi
yang dibutuhkan. Dari latar belakang itulah penulis tertarik untuk melakukan
pembahasan alat tersebut dan menyusun nya menjadi sebuah karya tulis ilmiah,
adapun judul karya tulis ilmiah ini adalah : “RANCANG BANGUN ALAT
TERAPI PIJAT MATA”

1.2 TUJUAN PENULISAN


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan dari karya tulis ini selain sebagai syarat untuk memenuhi
tugas akhir di Akademi Teknik Elektromedik “ANDAKARA” juga
sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diterima selama dibangku kuliah
dalam bentuk nyata sebuah modul.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Membuat alat terapi pijat mata digital.
b. Memahami anatomi saraf mata dan penerapan teori pemijatan
dengan menggunakan alat digital.
c. Memberikan langkah awal dalam penelitian dan pengembangan
alat kesehatan berupa terapi pijat mata.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Agar tidak terjadi perlebaran masalah maka dalam penyusunan karya tulis
ini, penulis akan membatasi pokok-pokok pembahasan yang berkaitan dengan
rangkaian yang sesuai dengan judul yang diajukan, hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi pelebaran masalah dalam penyajian dan pembahasan karya tulis. Pokok-
pokok pembahsan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hanya digunakan untuk pemakaian orang dewasa


2. Hanya memiliki 2 Mode yaitu single mode atau double mode
3. Hanya memiliki 3 level kekuatan terapi yaitu slow, normal dan high.
4. Masih menggunakan switch on/off sebagai pengganti timer.

2
1.4 METODE PENULISAN

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah, penulis menggunakan metode


sebsgai berikut :

1. Studi pustaka, untuk mencari data dan referensi yang sesuai dengan
kata yang dibutuhkan serta berhubungan dengan permasalahan yang
dibahas.
2. Studi lapangan yang dilakukan dengan meninjau keadaan alat Nasal
Aspirator
3. Melakukan uji coba dan menganalisa data yang diperoleh dari uji
coba tersebut.
4. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam rangka penyusunan dan mempermudah memahami dan mempelajari


Karya Tulis Ilmiah ini, penulis akan menyajikan sistematikanya menjadi beberapa
bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Memberikan gambaran secara singkat mengenai latar belakang


penulisan, metode penulisan, pembatasan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : DASAR TEORI

Pada bab ini membahas tentang teori yang berhubungan


dengan alat yang dirancang, dan komponen-komponen dasar
penunjang alat pada rangkaian. Yang mencakup pada
pembahasan secara menyeluruh pada sub materi

Tinjauan Biologi, yaitu menjelaskan sistem penginderaan


manusia dan anatomi fisiologi dari mata manusia.

3
Tinjauan Medikal, yaitu menjelaskan tentang hubungan alat
Terapi Pijat Mata dengan dunia medis yang difungsikan untuk
membantu manusia dalam merelaksasikan mata yang letih
akibat tingginya aktivitas yang dilakukan manusia dalam
keseharianya dan gangguan berupa kelainan pada mata
manusia.

Tinjauan Engineering, yaitu menjelaskan mengenai cara kerja


pada alat Terapi Mata.

BAB III : PERENCANAAN

Memberikan gambaran tentang perencanaan rangkaian dasar


dan blok diagram yang diajukan dan dikembangkan terhadap
rangkaian tersebut.

BAB IV : PENGUKURAN DAN ANALISA

Melakukan pendataan yang dibuat serta memberikan analisa


terhadap rangkaian tersebut.

BAB V : PENUTUP

Menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil pendataan dan


pengamatan yang telah dilakukan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

4
1.6 Definisi Istilah

Dalam Pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini judul yang di ambil oleh
penulis adalah, sebagai berikut :

“RANCANG BANGUN ALAT TERAPI PIJAT MATA”

Agar Judul ini dapat di pahami dengan baik dan benar berikut
penulis jabarkan istilah-istilah yang ada dalam judul :

1. Rancang bangun (penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa


atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu
kesatuan yang utuh dan berfungsi).
2. Alat Terapi (alat yang di gunakan untuk menerapi pasien darigangguan
yang terjadi pada tubuh pasien dengan intensitas tertentu).
3. Pijat Mata (Melakukan pengurutan pada bagian akupuntur mata untuk
melemaskan dan relaksasi)

BAB II

5
TEORI DASAR

2.1 TINJAUAN BIOLOGI

2.1.1 Sistem Penginderaan

Panca Indera adalah organ organ akhir yang dikhususkan untuk menerima
jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat
perantara yang membawa kesan rasa (Sensori Impression) dari organ indera
menuju ke otak dimana perasaan ini ditafsirkan.

Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan,


penglihatan, penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain,
lapar, haus, dan rasa sakit. Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi
dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap
organ berhubungan. Sistem indera, memerlukan bantuan sistem saraf yang
menghubungkan badan indera dengan sistem saraf pusat, organ indera adalah sel-
sel tertentu yag dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam
badan sendiri untuk di teruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke
pusat sususan saraf. Setiap organ indera mednerima stimuus tertentu , kesan yang
sesuai sebagai sistem organ indera hanya mampu menerima stimulus,
menghasilkan dan mengirim impuls, interpretasi dari pada semua organ indera
dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu, organ indera umum seperti reseptor raba
tersebar di seluruh tubuh dan organ indera khusus seperti puting pengecap
penyebarannya terbatas pada lidah.

Indera Penglihatan (Mata)

Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari organ
okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indera penglihatan,
saraf optikus (urat saraf kranial kedua), timbul dari sel sel ganglion dalam retina,
bergabung untuk membentuk saraf optikus.

Alis

6
Dua potong kulit tebal yang melengkug ditumbuhi oleh bulu yang
berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik dan
sebagai alat kecantikan.

Kelopak Mata

Terdiri dari 2 bagian mata atas dan kelopak mata bawah, fungsi nya adalah
pelindung mata sewaktu –waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan
membuka mata)

ORGAN OKULI ASSESORIA (Alat pembantu mata), terdapat disekitar


bola mata yang sangat erat hubunganya dengan mata, terdiri dari ;

Kavum Orbita. Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan
puncaknya mengarah kedepan dan ke dalam.

Dinding rongga mata di bentuk oleh tulang:

1. Os Frontalis
2. Os Zigomatikum
3. Os Stenoidal
4. Os Etmoidal
5. Os Palatum
6. Os Lakrimal

Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga


mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya.
Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan
aparatus lakrimalis.

Supersilium (Alis mata). Merupakan batas orbita dan potong kulit tebal yang
melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau
alat kecantikan.

Palpebra (Kelopak mata). Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang
terletak di depan bulbus okuli, kelopak mata atas lebih lebar dari kelopak mata
bawah.

7
Kelopak mata atas lebih mudah digerakan yang terdiri dari muskulus
levator pelpebra superior. Pada pinggir kelopak mata terdapat silia (bulu mata).

Aparatus Lakrimalis (Air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
superior dan inferior, melalui duktus eksretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus
konjungtiva, melalui bagian depan bola mata terus ke sudut tengah bola mata ke
dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasolakrimalis terus ke meatus
nasalis inferior.

Muskulus okuli (Otot mata). Merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari 7 buah
otot, 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah
mengangkat kelopak mata ke atas.

1. Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat


kelopak mata
2. Muskulus orbikularis okulis otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup
mata.
3. Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), fungsinya untuk
menutup mata.
4. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), fungsinya
menggerakan mata dalam (bola mata)
5. Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakan bola mata ke
bawah dan ke dalam
6. Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke
bawah dan ke luar.

Muskulus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus komunis, yang merupakan
sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus.

8
Strabisnus (juling) disebabkan tidak seimbangya atau paralise kelumpuhan fungsi
dari salah satu otot mata

Konjungtiva Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra


merupakan lapisan mukosa, bagian yang membelok dan kemudian melekat pada
bola mata disebut konjungtiva bulbi, pada konjungtiva bulbi, pada konjungtiva ini
banyak sekali kelenjar – kelenjar limfe dan pembuluh darah.

Peradangan kojungtiva disebut konjugtivitis, kadang – kadang terlihat granulasi


kelenjar – kelenjar limfe yang meradang menahun.

Misalnya pada trakoma, kadang – kadang telah membentuk jaringan perut.

OKULUS (MATA)

Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus: optikus saraf otak II, merupakan saraf
otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian
penting dari pada organ visus.

Tunika okuli, terdiri dari:

1. Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat
melihat membran pupil dan iris.
Penampangan korneo lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel
kornoe, 2 lamina elastika anterior (bowmen), 3 subtansi propia, 4 lamina
elastika posterior dan 5 endotelium.

9
Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan antara korneo ke
sklera disebut sclero corneal junction.
2. Sklera merupakan lapisan fibrous yang elastis yang merupakan bagian
dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata, bagian depan
sklera tertutup oleh kantong konjugtiva.

Tunika vaskulosa okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan
pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu :

1) Koroid merupakan selaput yang tipis dan lembab merupakan bagian


belakang tunika vaskulosa.
Fungsi memberikan nutrisi pada tunika.
2) Korpus aliaris merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora
serata sampai ke iris.
Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpusd siliaris terdiri dari orbikulus
siliaris, korona siliaris dan muskulus siliaris terdapat pada bagian luar
korpus siliaris antara sklera dan korona siliraris.
Fungsinya untuk terjadinya akomodasi, pada proses melihat muskulus
siliaris harus berkontraksi.
3) Iris merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna karena
mengandung pigment, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang
12 mm, tebal ½ mm, ditengah terletak bagian berlubang yang disebut
pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata.
Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata. Sedangkan
ujung pinggirnya melanjut sampai ke korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot: muskulus spinter pupila pada pinggir iris
dan muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak
mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa
menjalar ke korpus siliaris.

Tunika Nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata disebut retina, retina
dibagi atas 3 bagian :

10
1) Pars Optika Retina dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
2) Pars Siliaris merupakan lapisan yang di lapisi bagian dalam korpus siliar
3) Pers iridika melapisi bagian permukaan belakang iris

Retina terdapat dibagian belakang melanjut sampai ke nervus optikus, secara


histologis retina terdiri dari 10 lapisan pembagian lapisannya :

- Lapisan 1 lapisan berppigment


- Lapisan 2, 4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika
- Lapisan 5 (sisa) 6, 7, 8, 9, merupakan lapisan neuron
- Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.

Pada daerah makula lutea, retina mengalami penyederhanaan sesuai dengan


fungsinya untuk melihat jelas.

Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang dari pada
optik disk (papila), optik disk disebut juga titik buta oleh karena cahaya yang
jatuh didaerah ini memberikan kesan dapat melihat bulbus okuli berisi tiga
jenis cairan refrakting media dan masing – masing cairan mempunyai
kekentalan yang berlainan.

1) Aques Humor cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan
ini diperkirakan dihasilkan oleh prosessus siliaris kemudian masuk ke
dalam kamera okuli anterior.
Setelah masuk melalui saluran schlem dan menghilang kedalam pembuluh
vena siliaris anterior
2) Lensa Kristalina merupakan masa yang tembus cahaya berbentuk bikonkaf
terletak antara iris dan korpus vitrous yang sangat elastis. Kedua ujung
lensa ini di ikat ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri 5 lapisan.
3) Korpus vitrous merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak
antara lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian dari pada bulbus
okuli, sehingga bola mata ini tidak kempes

FUNGSI MATA

11
Sebagai indra penglihatan yang menerima rangsaga berkas – berkas cahaya pada
retina dengan perantaraan serabut – serabut nervus optikus, menghantarkan
rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.

FUNGSI REFRAKSI MATA

Bila cahaya yang jatuh diatas mata menimbulkan bayangan yang terletaknya
difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea
lensa bada eques dan vitrous, lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan
bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.

KELENJAR AIR MATA

Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbita,
kelenjar itu mengeluarkan air mata dialirkan ke dalam kantong konjungtiva dari
saluran kelenjar lakrimalis, bila bola mata dikedipkan maka air mata akan
menggenangi seluruh permukaan bola mata, sebagian besar cairan ini menguap
sebagian lagi masuk ke hidung melaui saluran nasolakrimalis.

B. Tinjauan Medis

Gangguan mata pandangan kabur, melihat bintik hitam, silau saat melihat
cahaya di malam hari; berbagai hal ini merupakan keluhan mata yang sering
dialami oleh banyak orang, yang mungkin tidak berbahaya atau justru merupakan
gejala awal dari suatu penyakit. Karena sulit untuk dibedakan, ada baiknya bila
Anda segera memeriksakan diri ke seorang dokter spesialis mata bila mengalami
berbagai hal tersebut. Di bawah ini Anda dapat melihat beberapa jenis gangguan
mata yang cukup sering ditemukan dan apa saja gejala yang perlu Anda waspadai.

Rabun Jauh

Penderita rabun jauh, mempunyai panjang sumbu bola mata yang tidak seimbang
dengan lengkung kornenya. Sehingga sinar yang masuk ke mata tidak daat jatuh
pada bintik kuning retina akibatnya mata seseorang menjadi kabur atau buram
alias hanya melihat benda yang dekat dan sukar meilhat benda yang jauh dengan

12
jelas. Semakin berat miopia, semakin perlu beda didekatkan utuk melihat jelas.
Dengan kata lain, semakin besar kelengkungan kornea semakin tebal dan berat
kacamata yang harus dikeakan. Rabun jauh mulau ytterlihat setealah anak
berumur 8-12 tahun, biasanya diturunkan daari orang tunya. Meski deimikian,
bisa pula disebabkan oleh faktor lain seperti terlalu banyak membaca atau
penggunaan mta yang terlalu berlebihan. Didunia ada sekitar 2 milyar orang
menderita miopia. Sedangkan di indonesia sendiri, sekitar 30% penduduk
dewasanya terserang miopia.

Sebetulnys hadirnya lensa pada penderita miopia tidak memperbaiki


keadaan, melainkan mengimbangi bentuk bola mata yang panjang dengan
membiaskan atau membelokan sinar sehingga tepat jatuh pada bintik kuning.

Rabun Dekat

Pada rabun dekat ini, dimana bola mata lebih kecil daripada normal. Kondisi
seperti ini mengakibatkan mata sukar untuk memusatkan atau memfokuskan sinar
pada bintik kuning dengan tepat. Kelainan ini bisa pula disebabkan selaput bening
lebih rata atau lensa mata lebih pipih. Pada rabun dewasa rabun dekat kadang-
kadang tidak mempunyai keluhan karna matanya dapat mengimbangi rabun
dekatnya dengan mengubah kekuatan lensa matanya. Keluhan yang biasa muncul,
dimana penderita mendapat kesukaran untuk melihat dekat atau mata harus selalu
berakomodasi untuk melihat dekat.

Anak dengan rabun dekat ringan tanpa keluhan tidak memerlukan pemakaian
kacamata. Hanya rabun dekat berat atau bersama dengan juling yang memerlukan
kacamata. Adakalanya anak dengan rabun dekat terlihat juling, akibatnya otot
mata menarik bola mata untuk melihat dekat tadi.

Kelainan Mata Silindris

Kelainan yang sering disebut dengan mata silindris ini, menyebabkan sinar yang
masuk kedalam mata tidak dipusatkan pada satu titik namun tersebar atau menjadi

13
sebuah garis. Hal ini disebabkan permukaan selaput bening tidak teratur. Biasanya
kelainan ini bersifat diturunkakan dan didapat sejak lahir yang tidak berubah
sepanjang hidup. Astigmatisme berat yang paling mungkin hanya mencapai -6
dioptri. Pemeriksaan tajam penglihatan untuk mata silinder dilakukan dengan cara
pengkabutan. Dengan cara ini dapat diniai letak lensa silinder yang diperlukan
untuk memperbaiki tajam penglihatan mata dengan silinder.

Untuk astigmatisme reguler (sinar yang difokuskan berupa garis lurus),


pengobatannya dapat diberikan kacamata atau silider mata. Pada keadaan ini,
kacamata silinder diberikan dengan ukuran yang akan mengimbangi atau
berlawanan dengan kelengkungan selaput bening yang mengakibatkan silinder.

Sedang pada astigmatisme ireguler (permukaan selaput bening tidak teratur) dapat
diperbaiki dengan lensa kontak.

Dengan lensa ini, sinar akan dibiaskan pada permukaan lensa kontak dan masuk
kedalam bola mata dengan teratur. Kadang-kadang perlu dilakukan pencakokkan
selaput bening untuk menghilangkan jarigan parut yang mengakibatkan terjadinya
gangguan penglihatan.

Laser Excirner

Salah satu pengobatan mutakhir untuk kelainan refraksi mata adalah laser
excimer. Metode ini telah diteliti sejak tahun 1980, dan mulai 1990 telah
diproduksi secara komersial. Dengan lacer excimer ini, bentuk kornea mata
dikoreksi yang pada akhirnya bayangan bisa tepat jatuh pada bintik kuning.
Artinya kalau Anda semula berkacamata setebal botol atau pantat gelas, setelah
dikoreksi tak perlu lagi memakai kacamata kemana-mana.

Keberhasilan tindak medis ini sekitar 96%. Sedangkan sisanya yang gagal bukan
berarti buta, “Artinya kalau seseorang matanya minus 10 akan menjadi 2.
Memang ukuran keberhasilannya, lebih kepada dioptri yang berhasil dikurangi,”
tutur dr Istiantoro, Kepala Bagian IP Mata FKUI-RSCM Jakarta, beberapa waktu
yang lalu. Pengalaman empiris menunjukan, 1 dioptri yang sama dengan minus 1

14
sebanding dengan 10 mikron permukaan kornea. Nah dengan laser eximer,
permukaan kornea yang terangkat setipis 1 mikron atau 1/1000 milimeter.

Miopia Simpel

Ditinjau dari Jenisnya, miopia ada yang progresif dan simpel. Pada
progresif, miopia ini akan terus bertambah si penderita sudah semakin tua, sebab
memang terjadi kelainan patologis pada matanya. Sedang miopia simpel, biasanya
minusnya berhenti bertambah bila pertumbuhan badan juga berhenti. Penderita
yang paling tepat untuk laser excimer adalah miopia simpel.

Nilai tambah laser excimer, bagi penderita miopia yang berkacamata


minus 6 dioptri kebawah dijamin tak perlu lagi memakai kacamata. Operasi tanpa
pembiusan yang hanya berlangsung sekitar 20 detik ini, bisa pula untuk
mengoreksi penderita hipermetropia atau astigmatisme. Perlu diperhartikan,
sebaiknya dilakukan setelah penderita berusia diatas 20 tahun.

Mata Letih

Membaca dengan waktu lama dan melakukan pekerjaan denga ketelitian


sangat tinggi dengan penerangan buruk atau dengan posisi tubuh yang kurang
baik dapat merusak mata. Sakit kepala yang sesekali timbul setelah kegiatan itu
lebih merupakan akibat dari ketegangan konsentrasi dan regangan otot. Sakit
kepala yang selalu timbul bila sedang membaca mungkin merupakan pertanda
bahwa penglihatan Anda mulai terganggu. Sebaiknya Anda melakukan pengujian
mata dioptik.

Penanggulangan yang paling mudah adalah dengan mengurangi kegiatan


membaca. Usahakan untuk melihat hal-hal yang menyenangkan atau berwarna
(terutama hijau) setelah membaca.

C. Tinjauan Elektronik

Dioda1
1
Owen Bishop, Dasar-dasar Elektronika, Erlangga (2004), hal 60

15
Dioda termasuk komponen aktif yaitu komponen yang apabila
dialiri aliran listrik akan menghasilkan suatu tenaga dalam bentuk
penguatan arus listrik yang melaluinya. Dioda adalah suatu komponen
yang mengandung bahan semikonduktor yang terbuat dari bahan yang
disebut PN Juction yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan
positif (P type) dan bahan (N type).

Gambar 2.1 Dioda

Seperti terlihat pada gambar di atas, dioda memiliki 2 buah


kaki yang masing-masing disebut kutub anoda (positif) dan kutub
katoda (negatif). Pada dioda arus listrik akan mengalir dari kutub
anoda menuju kutub katoda. Sedangkan bila arus mengalir dari kutub
katoda akan ditahan oleh kutub katoda tersebut.

Fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus yang digunakan


untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik, sebagai
catu daya (power supply), sebagai penyaring atau pendeteksi, dan
untuk penyetabil tegangan.

1. Dioda Bridge
dioda bridge adalah empat buah dioda yang dirangkai
membentuk sebuah jembatan. Dioda bridge digunakan sebagai
penyearah arus bolak-balik (AC) satu gelombang penuh

16
sehingga dihasilkan tegangan searah (DC) yang lebih baik dan
minim noise. Berikut adalah gambar dari dioda bridge.

Gambar 2.2 Rangkaian Dioda Bridge

Fungsi utama dari dioda bridge ini adalah sebagai


penyearah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC)
satu gelombang penuh, sehingga kualitas arus DC yang
dihasilkan menjadi lebih baik dan minim noise. Dioda bridge
banyak diaplikasikan pada berbagai macam rangkaian power
supply.

1.3.2 Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu
rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai
namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen
elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai
resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan
simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding
terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai
resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai
toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai
yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam
perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan
resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

17
Gambar 2.4 Resistor

Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua


kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran
berbentuk gelang, kode arna untuk memudahkan pemakai mengenali
besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohmmeter.

Tabel 2.1 Kode warna pada Resistor

18
2.3.3 Kapasitor2
Kapasitor disebut juga dengan kondensator, kapasitor
merupakan komponen pasif. Fungsi dari kapasitor adalah untuk
menyimpan arus listrik untuk sementara waktu.
Kapasitor terbagi menjadi 2 macam,yaitu:
A. Kapasitor tetap
B. Kapasitor tidak tetap

A. Kapasitor tetap
Yang dimaksud dengan kapasitor tetap adalah kapasitor
yang nilai kapasitasnya sudah ditetapkan oleh pabrik
pembuatnya. Bentuk fisik dari kapasitor tetap yaitu:

Gambar 2.5 Kapasitor

2
Dedy Rusmadi dan Deny Prihadi, Belajar Rangkaian Komponen Elektronika Tanpa
Guru,DelFajar (2007), hal 17

19
Kapasitor juga memiliki nilai satuan yang dinyatakan
dengan farad. Nama farad diberikan sebagai penghargaan
kepada penciptanya yaitu Michael Farad.
Dalam gambar skema, kapasitor ditulisakan dengan
huruf C yaitu singkatan dari condensator.
Dalam bidang elektronika, satuan farad adalah satuan
yang sangat besar dan jarang digunakan. Dalam praktek
biasanya digunakan satuan farad dalam bentuk pecahan
seperti:
1 farad (F) = 1.000.000µF (Micro Farad)
1 Micro Farad (µF) = 1.000 nf (Nano Farad)
1Nano Farad (nf) = 1.000 pF (Piko Farad)
Ada 2 jenis kapasitor lain yaitu kapasitor yang memiliki
2 buah polaritas yaitu polaritas positif (+) dan polaritas nefatif
(-). Tanda tersebut menyatakan polaritas yang harus
dihubungkan dengan sumber daya yang pemasangannya tidak
boleh terbalik. Kapasitor tersebut dinyatakan sebagai kapasitor
elektrolit.
Fungsi pemasangan kapasitor dalam rangkaian adalah:
a. Memisahkan arus bolak-balik (AC) dengan arus
searah (DC).
b. Sebagai filter dalam rangkaian catu daya.
c. Sebagai penghubung/coupling.
d. Sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian
pemancar.
e. Menghilangkan bouncing/loncatan api pada sakelar.

Dalam bidang elektronika ada bermacam-macam jenis


kapasitor tetap yang bentuknya berbeda antara satu dengan
yang lain tergantung dari bahan apa kapasitor itu dibuat.
Kapasitor itu antara lain:

20
a. Kapasitor keramik terbuat dari bahan keramik.
b. Kapasitor kertas terbuat dari bahan kertas.
c. Kapasitor elektrolit terbuat dari bahan minyak.
d. Kapasitor mika terbuat dari bahan mika.
e. Kapasitor film terbuat dari bahan film.
f. Kapasitor polyester terbuat dari bahan polyester.
g. Kapasitor tantalum terbuat dari bahan tantalum.

B. Kapasitor Tidak Tetap


Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai
kapasitasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dalam
suatu rangkaian. Kapasitor tidak tetap ada 2 macam yaitu:
a. VARCO (Variable Condensator)
b. Kapasitor trimmer

2.1.1 Arduino Uno

Arduino digunakan sebagai sistem pengendali yang memiliki sifat


open source dengan sistem printah bahasa pemograman. Arduino pada
alat ini digunakan untuk mengatur kecepatan motor servo yang
digunakan.

2.1.2 Motor Servo

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar


(motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop
tertutup (servo), sehingga dapat di set-up atau di atur untuk menentukan
dan memastikan posisi sudut dari poros output motor. motor servo
merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear,
rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat
pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan
meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan

21
perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu
batas posisi putaran poros motor servo.

Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo


berguna untuk mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor
servo. Penjelasan sederhananya begini, posisi poros output akan di
sensor untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti yang di
inginkan atau belum, dan jika belum, maka kontrol input akan
mengirim sinyal kendali untuk membuat posisi poros tersebut tepat
pada posisi yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem
kontrol loop tertutup, perhatikan contoh sederhana beberapa aplikasi
lain dari sistem kontrol loop tertutup, seperti penyetelan suhu pada AC,
kulkas, setrika dan lain sebagainya. Motor servo biasa digunakan dalam
aplikasi-aplikasi di industri, selain itu juga digunakan dalam berbagai
aplikasi lain seperti pada mobil mainan radio kontrol, robot, pesawat,
dan lain sebagainya.

Ada dua jenis motor servo, yaitu motor servo AC dan DC.
Motor servo AC lebih dapat menangani arus yang tinggi atau beban
berat, sehingga sering diaplikasikan pada mesin-mesin industri.
Sedangkan motor servo DC biasanya lebih cocok untuk digunakan pada
aplikasi-aplikasi yang lebih kecil. Dan bila dibedakan menurut
rotasinya, umumnya terdapat dua jenis motor servo yang dan terdapat di
pasaran, yaitu motor servo rotation 180⁰ dan servo rotation continuous.
 Motor servo standard (servo rotation 180⁰) adalah jenis yang
paling umum dari motor servo, dimana putaran  poros outputnya
terbatas hanya 90⁰ kearah kanan dan 90⁰ kearah kiri. Dengan
kata lain total putarannya hanya setengah lingkaran atau 180⁰.
 Motor servo rotation continuous merupakan jenis motor servo
yang sebenarnya sama dengan jenis servo standard, hanya saja
perputaran porosnya tanpa batasan atau dengan kata lain dapat
berputar terus, baik ke arah kanan maupun kiri.

22
BAB III

PERENCANAAN

Pada bab ini penulis mencantumkan hal-hal yang digunakan dalam


merancang modul tugas akhir, baik dari segi elektronika yang meliputi blok
diagram, rangkaian, komponen yang dipergunakan dan juga dari segi
software yaitu meliputi alur program atau flow chart.

3.1 Block Diagram

Power Supply

Tombol Kontrol
23

Resistor Arduino Uno Motor Servo


Start

3 Cara kerja blok diagram

Dari tegangan PLN 220 akan masuk pada rangkaian power


suppy yang akan menurunkan tegangan sesuai dengan kebutuhan
alat. Power supply akan memberikan tegangan kesemua rangkaian.
Rangkaian arduino akan mempersiapkan seluruh rangkaiannya
menerima perintah. Kemudian pengguna memulai alat dengan
menekan tombol start, alat akan bekerja kemudian di kontrol
kecepatan dan mode yang di jalankan untuk menggerakan motor
servo tersebut.

Terdapat beberapa bagian blok, masing-masing memiliki fungsi,


input, proses dan output tersendiri, berikut penjelasan masing-masing
blok :

1. PLN
Sebagai Supply tegangan 220AC, yang selajutnya akan
didistribusikan keseluruh Blok melalu Blok power supply
sehingga tegangannya diubah mejadi DC.
2. Power Supply
Sebagai Pengkonversi tegangan supply AC yang diterima dari
Blok PLN menjadi tengangan DC dengan besaran tertentu

24
sesuai kebutuhan masing-masing rangkaian yang kemudian
didistribusikan masing-masing rangkaian.
3. Arduino
Merupakan pusat dari segala proses data, baik data yang masuk
ke arduino maupun data yang dikeluarkan arduino. Data yang
masuk ke arduino berupa data menggerakan motor servo yang
di atur kecepatan dan mode nya oleh tombol kontrol yang
terhubung pada arduino.
4. Resistor
Sebagai hambatan agar tegangan yang masuk tidak tinggi agar
pembacaan pada program lebih akurat.
5. Motor Servo
Sebagai penggerak tuas yang digunakan untuk memijat mata,
bergerak dengan sesuai sudut derajat yang di atur oleh
pemrograman pada arduino

3.2 Spesifikasi Alat


Adapun spesifikasi dari modul alat terapi pijat mata, yaitu:

Gambar 3.2 Simulasi Kalibrator incubator

1. Supply tegangan AC : 220V AC


2. Supply tegangan DC : 5V DC
3. Mikrokontroller : Arduino Uno

3.3 Sistem Kerja

25
Mikrokontroler berperan penting dalam modul ini, sebagai pusat
pengolahan data untuk semua rangkaian. Dalam proses nya mikrokontroler
berguna mengatur kecepatan motor yang digunakan dalam rangkaian yang
digunakan. Alat yang sudah terhubung pada catu daya PLN kemudian
diturunkan tegangan nya menjadi 5V oleh power supply, kemudian
menyalurkan ke mikrokontroler untuk memberi tegangan kesemua rangkaian.
Rangkaian aktif pada tombol start ditekan dan kecepatan dan mode penggerak
pada motor dapat di ubah dengan mengaturnya pada saat alat tersebut sedang
bekerja. Tombol start dan tombol kontrol yang digunakan akan mendapat
tegangan dari arduino lalu di beri hambatan agar tidak ada nya loncatan
tegangan pada rangkaian.
3.4 Perencanaan Alat

Untuk memulai rancangan pembuatan rangkaian elektronika, sebaiknya


mengetahui bentuk dan wujud dari komponen yang akan dipasang.
Pada umumnnya setiap jenis komponen dibuat bermacam-macam ukuran
oleh pabrik disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukanoleh sebuah
rangkaian. Rangkaian elektronik dibentuk oleh beberapa komponen yang
dituangkan dalam gambar yang dinyatakan dengan simbol, lambang kode dan
tanda lainnya sehingga membentuk rangkaian kerja.

3.4.1 Arduino Uno

Arduino Uno merupakan sebuah board minimum system


mikrokontroler yang bersifat open source. Didalam rangkaian board
arduino terdapat mikrokontroler AVR seri ATMega 328 yang merupakan
produk dari Atmel. Memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat
digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz,
koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu
men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer
menggunakan kabel USB. (angin,B Perangin . 2013)

26
Gambar 2.1 Board Arduino Uno

Berikut ini adalah konfigurasi dari arduino uno adalah sebagai berikut :

- Mikrokontroler ATmega328
- Beroperasi pada tegangan 5V
- Tegangan input (rekomendasi) 7 - 12V
- Batas tegangan input 6 - 20V
- Pin digital input/output 14 (6 mendukung output PWM)
- Pin analog input 6
- Arus pin per input/output 40 mA
- Arus untuk pin 3.3V adalah 50 mA
- Flash Memory 32 KB (ATmega328) yang mana 2 KB digunakan
oleh bootloader
- SRAM 2 KB (ATmega328)
- EEPROM 1KB (ATmega328)
- Kecepatan clock 16 MHz

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai


arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap
proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed
Instruction Set Computer). Mikrokontroller ATmega 328 memiliki
arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan
memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism.
(angin,B Perangin. 2013).

Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :

27
- 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu
siklus clock.
- 32 x 8-bit register serba guna.
- Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
- 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
- Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read
Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data
semi 9 permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data
meskipun catu daya dimatikan.
- Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
- Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM
(Pulse Width Modulation) output.
- Master / Slave SPI Serial interface.

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega328

(sumber : angin,B Perangin. 2013)

2.1.2 Pin Masukan dan Keluaran Arduino Uno Masing-masing dari


14 pin digital arduino uno dapat digunakan sebagai masukan atau keluaran
menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite() dan digitalRead(). Setiap
pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin mampu menerima atau
menghasilkan arus maksimum sebasar 40 mA dan memiliki resistor pull-
up internal (diputus secara default) sebesar 20-30 KOhm. Sebagai
tambahan, beberapa pin masukan digital memiliki kegunaan khusus yaitu:

28
- Komunikasi serial: pin 0 (RX) dan pin 1 (TX), digunakan untuk
menerima(RX) dan mengirim(TX) data secara serial.

- External Interrupt: pin 2 dan pin 3, pin ini dapat dikonfigurasi untuk
memicu sebuah interrupt pada nilai rendah, sisi naik atau turun, atau pada
saat terjadi perubahan nilai.

- Pulse-width modulation (PWM): pin 3,5,6,9,10 dan 11, menyediakan 10


keluaran PWM 8-bit dangan menggunakan fungsi analogWrite().

- Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO) dan


13 (SCK), pin ini mendukung komunikasi SPI dengan menggunakan SPI
library.

- LED: pin 13, terdapat built-in LED yang terhubung ke pin digital 13.
Ketika pin bernilai HIGH maka LED menyala, sebaliknya ketika pin
bernilai LOW maka LED akan padam.

Arduino Uno memiliki 6 masukan analog yang diberi label A0 sampai A5,
setiap pin menyediakan resolusi sebanyak 10 bit (1024 nilai yang
berbeda). Secara default pin mengukur nilai tegangan dari ground (0V)
hingga 5V, walaupun begitu dimungkinkan untuk mengganti nilai batas
atas dengan menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference().
Sebagai tambahan beberapa pin masukan analog memiliki fungsi khusus
yaitu pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang digunakan untuk komunikasi
Two Wire Interface (TWI) atau Inter Integrated Circuit (I2C) dengan
menggunakan Wire library.

Di sisi lain, beberapa pin mempunyai fungsi spesial:

- TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport


komunikasi TWI dengan menggunakan Wire library Ada sepasang
pin lainnya pada board:
- AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan
analogReference().

29
- Reset. Membawa saluran ini LOW untuk mereset mikrokontroler.
Secara khusus, digunakan untuk menambahkan sebuah tombol
reset untuk melindungi yang memblock sesuatu pada board.

2.1.3 Peta Memori Arduino Uno Arduino Uno adalah arduino board yang
menggunakan mikrokontroler ATmega328. Maka peta memori arduino
uno sama dengan peta memori pada mikrokontroler ATmega328.

a. Memori Program

ATMega328 memiliki 32K byte On-chip In-System Reprogrammable


Flash Memory untuk menyimpan program. Memori flash dibagi
kedalam dua bagian, yaitu bagian program bootloader dan aplikasi.

b. Memori Data

Memori data ATMega328 terbagi menjadi 4 bagian, yaitu 32 lokasi


untuk register umum, 64 lokasi untuk register I/O, 160 lokasi untuk
register I/O tambahan dan sisanya 2048 lokasi untuk data SRAM
internal.

c. Memori Data EEPROM

Arduino uno terdiri dari 1 KByte memori data EEPROM. Pada memori
EEPROM, data dapat ditulis/dibaca kembali dan ketika catu daya
dimatikan, data terakhir yang ditulis pada memori EEPROM masih
tersimpan pada memori ini, atau dengan kata lain memori EEPROM
bersifat nonvolatile.

2.1.4 Bahasa Pemograman Arduino Arduino menggunakan pemrograman


dengan bahasa C. Berikut ini adalah sedikit penjelasan singkat mengenai
karakter bahasa C dan software Arduino. (www.arduino.cc )

- Struktur

Setiap program Arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua


buah fungsi yang harus ada.

- void setup( ) { }

30
Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu
kali ketika program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.

- void loop( ) { }

Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai.
Dan akan dijalankan lagi sampai catu daya (power) dilepaskan.

Syntax Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format
penulisan.

- // (komentar satu baris) 12 Kadang diperlukan untuk memberi


catatan pada diri sendiri apa arti dari kode-kode yang dituliskan.
- /* */ (komentar banyak baris) Jika anda punya banyak catatan,
maka hal itu dapat dituliskan pada beberapa baris sebagai
komentar.
- { } (kurung kurawal) Digunakan untuk mendefinisikan kapan blok
program mulai dan berakhir (digunakan juga pada fungsi dan
pengulangan).
- ; (titk koma) Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik
koma (jika ada titik koma yang hilang maka program tidak akan
bisa dijalankan).

Variabel Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai


instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variabel
inilah yang digunakan untuk memindahkannya.

- int (integer) digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16


bit).
- long (long) digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi.
- boolean (boolean) Variabel sederhana yang digunakan untuk
menyimpan nilai TRUE (benar) atau FALSE (salah).
- float (float) digunakan untuk angka desimal (floating point).
- char (character) menyimpan 1 karakter menggunakan kode ASCII
(misalnya‘A’=65).

Operator Matematika

31
Operator yang digunakan untuk memanipulasi angka (bekerja seperti
matematika yang sederhana).

- = (misalnya: x = 10 * 2, x sekarang sama dengan 20).


- % (misalnya: 12 % 10, ini akan menghasilkan angka 2).
- + (penjumlahan) 13
- - (penguraangan)
- * (perkalian)
- / (pembagian)

Operator Pembanding

Digunakan untuk membandingkan nilai logika.

- == (Sama dengan (misalnya: 12 == 10 adalah FALSE (salah) atau


12 == 12 adalah TRUE (benar))
- != (Tidak sama dengan (misalnya: 12 != 10 adalah TRUE
(benar) atau 12 != 12 adalah FALSE (salah))
- < (Lebih kecil dari (misalnya: 12 < 10 adalah FALSE (salah)
atau 12 < 12 adalah FALSE (salah) atau 12 < 14 adalah TRUE
(benar))
- > (Lebih besar dari (misalnya: 12 > 10 adalah TRUE (benar) atau
12 > 12 adalah FALSE (salah) atau 12 > 14 adalah FALSE (salah))

Struktur Pengaturan

Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan dijalankan


berikutnya, berikut ini adalah elemen dasar pengaturan (banyak lagi yang
lain dan bisa dicari di internet).

1. if..else, dengan format seperti berikut ini:

if (kondisi) { }

else if (kondisi) { }

else { }

32
Dengan struktur seperti diatas program akan menjalankan kode yang
ada di dalam kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak
(FALSE) maka akan diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika
kondisinya FALSE maka kode pada else yang akan dijalankan.

2. for, dengan format seperti berikut ini:

for (int i = 0; i < #pengulangan; i++) { }

Digunakan bila anda ingin melakukan pengulangan kode di dalam


kurung kurawal beberapa kali, ganti #pengulangan dengan jumlah
pengulangan yang diinginkan. Melakukan penghitungan ke atas
dengan i++ atau ke bawah dengan i–.

Digital

1. PinMode(pin, mode)

Digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah


nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah
14-19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

2. DigitalWrite(pin, value)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin tersebut dapat


dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan
menjadi ground).

3. DigitalRead(pin)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai INPUT maka anda dapat


menggunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut
apakah HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan
menjadi ground).

Analog

33
Arduino adalah mesin digital tetapi mempunyai kemampuan untuk
beroperasi di dalam alam analog (menggunakan trik). Berikut ini cara
untuk menghadapi hal yang bukan digital.

1. AnalogWrite(pin, value)

Beberapa pin pada Arduino mendukung PWM (pulse width


modulation) yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, 11. Ini dapat merubah pin
hidup (on) atau mati (off) dengan sangat cepat sehingga
membuatnya dapat berfungsi layaknya keluaran analog. Value
(nilai) pada format kode tersebut adalah angka antara 0 ( 0%
duty cycle ~ 0V) dan 255 (100% 15 duty cycle ~ 5V).

2. AnalogRead(pin)

Ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT anda dapat


membaca keluaran voltase-nya. Keluarannya berupa angka
antara 0 (untuk 0 volt) dan 1024 (untuk 5 volts).

3.4.2 Motor servo


Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi
lebar pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol.
Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi
sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa
dengan waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke
posisi sudut 90⁰. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan
berputar ke arah posisi 0⁰ atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum
jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms
maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau ke
kanan (searah jarum jam). Lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah
ini
Ketika lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor
servo akan bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan,
dan berhenti pada posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada posisi
tersebut. Jika ada kekuatan eksternal yang mencoba memutar atau

34
mengubah posisi tersebut, maka motor servo akan mencoba menahan
atau melawan dengan besarnya kekuatan torsi yang dimilikinya (rating
torsi servo). Namun motor servo tidak akan mempertahankan
posisinya untuk selamanya, sinyal lebar pulsa kendali harus diulang
setiap 20 ms (mili detik) untuk menginstruksikan agar posisi poros
motor servo tetap bertahan pada posisinya.

3.5 Flow Chart

Mulai

Inisialisasi, level speed


motor (TK1, TK2, dan 35
TK3), dan motor servo
Speed TK1

Tombol
Kontrol
ditekan No

No
Yes

Motor Servo Running Tombol


Speed TK2 Kontrol
ditekan

Yes
No
Selesai Motor Servo Running
? Speed TK3

Yes

Selesai / Reset

Wiring Diagram

36
3.6 Bahasa Pemrograman

#include <Servo.h>

Servo servoLeft; // Define left servo


Servo servoRight; // Define right servo
Servo servoCenter;

const int sw3 = 13;


const int sw1 = 12;
const int sw2 = 11;
int ok = 0;
int next = 0;
int start = 0;

void setup() {
pinMode(sw1, INPUT);
pinMode(sw2, INPUT);

37
pinMode(sw3, INPUT);

servoLeft.attach(10); // Set left servo to digital pin 10


servoRight.attach(9); // Set right servo to digital pin 9
servoCenter.attach(8);
}

void loop() { // Loop through motion tests


mulai:
while(1){
delay(1000);
servoLeft.write(0);
servoRight.write(0);
servoCenter.write(0);
ok = digitalRead(sw1);
next = digitalRead(sw2);
start = digitalRead(sw3);
if (ok == LOW )
{}
if (next == LOW)
{}
if (start == LOW )
{delay(1000); goto lambat; }
}

lambat:
while(1){

servoLeft.write(180);
servoRight.write(180);
delay(1500);
servoRight.write(125);
servoLeft.write(125);
delay(1500);
ok = digitalRead(sw1);

38
next = digitalRead(sw2);
start = digitalRead(sw3);
if (ok == LOW )
{delay(1000); goto sedang; }
if (next == LOW)
{ delay(1000); goto servotengahlambat;}
if (start == LOW )
{delay(1000); goto mulai; }
}

sedang:
while(1) {
servoLeft.write(180);
servoRight.write(180);
delay(1000);
servoRight.write(125);
servoLeft.write(125);
delay(1000);
ok = digitalRead(sw1);
next = digitalRead(sw2);
start = digitalRead(sw3);
if (ok == LOW )
{delay(1000); goto cepat; }
if (next == LOW)
{ delay(1000); goto servotengahlambat;}
if (start == LOW )
{delay(1000); goto mulai; }
}
cepat:
while(1) {
servoLeft.write(180);
servoRight.write(180);
delay(500);
servoRight.write(125);
servoLeft.write(125);

39
delay(500);
ok = digitalRead(sw1);
next = digitalRead(sw2);
start = digitalRead(sw3);
if (ok == LOW )
{delay(1000); goto lambat; }
if (next == LOW)
{ delay(1000); goto servotengahlambat;}
if (start == LOW )
{delay(1000); goto mulai; }
}

servotengahlambat:
while(1){

servoLeft.write(180);
servoRight.write(180);
servoCenter.write(180);
delay(1500);
servoRight.write(125);
servoLeft.write(125);
servoCenter.write(125);
delay(1500);
ok = digitalRead(sw1);
next = digitalRead(sw2);
start = digitalRead(sw3);
if (ok == LOW )
{delay(1000); goto lambat; }
if (next == LOW)
{delay(1000); goto servotengahsedang;}
if (start == LOW )
{delay(1000); goto mulai; }
}
servotengahsedang:
while(1){

40
servoLeft.write(180);
servoRight.write(180);
servoCenter.write(180);
delay(1000);
servoRight.write(125);
servoLeft.write(125);
servoCenter.write(125);
delay(1000);
ok = digitalRead(sw1);
next = digitalRead(sw2);
start = digitalRead(sw3);
if (ok == LOW )
{delay(1000); goto lambat; }
if (next == LOW)
{delay(1000); goto servotengahcepat;}
if (start == LOW )
{delay(1000); goto mulai; }
}
servotengahcepat:
while(1){

servoLeft.write(180);
servoRight.write(180);
servoCenter.write(180);
delay(500);
servoRight.write(125);
servoLeft.write(125);
servoCenter.write(125);
delay(500);
ok = digitalRead(sw1);
next = digitalRead(sw2);
start = digitalRead(sw3);
if (ok == LOW )
{delay(1000); goto lambat; }

41
if (next == LOW)
{delay(1000); goto servotengahlambat;}
if (start == LOW )
{delay(1000); goto mulai; }
}
}

42
BAB IV
ANALISA DAN PENDATAAN

3.1 Uji Fungsi Alat


Pada alat ini dirancang dengan menggunakan Motor Servo, pada
melaksanakan pengujian alat ada beberapa pengujian seperti melakukan
menghidupkan alat, melakukan uji fungsi pada perbagian masing-masing
alat, dan memastikan kembali alat pengujian yang dilakukan adalah
berdasarkan urutan berikut ini

3.1.1 Standar Operational Prosedur


1. Hubungkan adaptor pada catu daya.
2. Tekan tombol Start, alat akan bekerja dengan kecepatan tingkat 1.
3. Untuk mengatur kecepatan motor tersebut.
1. Tekan tombol Mode 1, lalu alat akan bekerja dengan kecepatan
bertambah menjadi tingkat 2.
2. Tekan kembali tombol Mode 1, Alat akan bekerja dengan
kecepatan tingkat 3.
3. Tekan kembali tombol Mode 1, alat akan kembali bekerja
dengan kecepatan tingkat 1.
4. Tekan tombol Reset untuk menghentikan alat bekerja, kemudian
alat akan berada pada posisi stand by.
5. Tekan kembali tombol Start untuk memulai kembali alat bekerja.

43
3.1.2 Hasil Uji Fungsi

Setelah melakukan pengujian dengan menggunakan SOP


dengan semestinya, berikut hasil dari uji fungsi keseluruhan
Tabel 4.1 Hasil uji fungsi alat kalibrasi INCU

No Parameter Uji Kegiatan Pengujian Keterangan


1 Kabel Power Mengkoneksikan Terhubung
kabel pada alat
2 Tombol Start Pengujian fungsi Berfungsi
komponen
3 Tombol Mode 1 Pengujian fungsi Berfungsi
komponen
4 Tombol Mode 2 Pengujian fungsi Berfungsi
komponen
5 Tombol Reset Pengujian fungsi Berfungsi
komponen
6 Motor Servo 1 Pengujian fungsi Berfungsi
sensor
7 Motor Servo 2 Pengujian fungsi Berfungsi
sensor

3.2 Uji Keamanan

Dikarenakan Alat Terapi Pijat Mata ini berhungan langsung


dengan user, maka alat ini dirancang dengan cashing yang terbuat dari
bahan isolator sehingga aman saat berhubungan fisik langsung dengan
user.

3.3 Pengukuran

Adapun kelengkapan peralatan pengukuran yang dilakukan oleh


penulis adalah sebagai berikut :

1. Avometer
Merk : Sanfix DM-88

44
Buatan : Taiwan

No. Adapter 7V Spesfikasi alat Hasil Pengukuran


1. Keluaran Tegangan 7V 7.14 V
2. Keluaran Kuat Arus 2A 2.05 A

2. Penggaris Busur
Merk : Butterfly
Buatan : Indonesia

No. Motor Servo Setting Hasil Pengukuran


1. Motor Servo 1 55° 60°
2. Motor Servo 2 55° 60°

3.4 Analisa Data

Berdasarkan hasil data yang didapat setelah melakukan


pengukuran, penulis mengolah dan menganalisa data untuk mendapatkan
nilai selisih dari keluaran.

3.4.1 Analisa data Adapter 7V

No Hasil Akurasi
Adapter 7V Spesfikasi alat Selisih
. Pengukuran
Keluaran
1. 7V 7.14 V 0.14 V 98.03 %
Tegangan
Keluaran Kuat
2. 2A 2.05 A 0.05 A 97.5 %
Arus

3.4.2 Analisa data Motor servo

45
No Hasil
Motor Servo Setting Selisih Akurasi
. Pengukuran
1. Motor Servo 1 55° 60° 5° 91.6%

2. Motor Servo 2 55° 60° 5° 91.6%

BAB V

PENUTUP

46
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian fungsi rangkaian dan fungsi
kerja dari modul yang dibuat, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat Terapi Pijat Mata ini berfungsi dengan baik dan dapat
memberikan efek relaksasi.
2. Keakurasian pengukuran pada alat ini yaitu >90%.
3. Dari analisa data yang dilakukan dan persentase keakurasian,
maka Alat Kalibrasi INCU ini layak menjadi simulasi Alat
Kalibrator Incubator.

5.2 Saran
Disini penulis akan menuliskan saran untuk adik tingkat yang
akan melajutkan atau mengembangkan rancang bangun Alat Terapi
Pijat Mata, agar lebih sempurna lagi dari yang sebelumnya tapi tidak
merusak atau merubah alat yang dibuat.

47

Anda mungkin juga menyukai