Anda di halaman 1dari 15

BAB VII

TEKNOLOGI KEBIDANAN
TEPAT GUNA

165
BAB VII
TEKNOLOGI KEBIDANAN TEPAT GUNA

A. Teknologi Tepat Guna


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang
yang dîperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Teknologi tepat guna adalah sua tu alat yang sesuai dengan kebutuhan
dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi
tepat guna atau yang disingkat dengan TTG adalah teknologi yang
digunakan dengan sesuai (tepat guna). Ada yang menyebutnya teknologi
tepat guna sebaga i teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional,
sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan
lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi
tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek sosio-kultural dan
ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam
mengelol a TTG. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna
haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat
dan berdampak polutif minimalis dibandîngkan dengan teknologi arus
utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan.
Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyaî kriteria yang
dapat dikataI‹an sebagai TTG, yaitu:
1. Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber
yang tersedia banyak di suatu tempat.
2. Apabila tel‹noIogi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial
masyarakat setempat.
3. Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah
yang sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya
bersemayam dikepala perencananya.

J6G
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan
mempertimbangl‹an aspek lingkungan, etik buda ya, sosial, dan
ekonomi bagi komunitas. Ciri teknologi adalah:
1. Mudah diterapl‹an.
2. Mudah dimodifikasi.
Untuk kegiatan skala kecil.
Padat l‹arya.
5. Sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.
6. Bersumber dari nilai tradisional.
7. Adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Adanya Teknologi Tepat Kesehatan diharapkan dapat
menjembatani masyarakat dalam memenuhi I‹ebutuhan akan hidup
sehaf. Maka, perlu kiranya melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat
Guna l‹'nususnya bidang kesehatan yang berkembang di masyarakat dan
melihat sejauh mana teknolegi tersebut berhasil mewujudkan I‹ondisi
masyarakat yang sehat. Berikut ini contoh teknologi tepat guna yang
digunakan dalam pelayanan kesehatan ibu:
Fetal Doppler
Merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung
bayi, yang menggunakan prinsip pantulan gelombang
elektromagnetik.

Gambar 7.1 Fetal Droppler

167
2. Stoture meter
Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini
sangat sederhana pada desainnya karena hanya ditempelkan pada
temDol‹ bagian atns dan I‹etika akan digunakan hanya perlu untuk
mendrİknya sampai l‹ebagian l‹epaIa teratas, sehingga dapat diketahui
tinggi badan orang tersebut.

Gambar 7 2 Stature Meter

3. Pendetel‹si Denyut Jantung


Alat ini adalall alat yang difungsıkan atau digunaI‹an untuk
mendeteksi denyut nadi jantung produk kesehatan i ni memiliki berat 33
gram, alat ini berasal dari Jepang dan t. lah berkem bang di Jepang awal
Desember tahun 2009 Ialu, alat ini bisa diI‹onel‹sikan menggunaI‹a n Isabel
USB dan mempunyai layar ekstra yang dapat menyimpan atau nJerekam
data hasil peminda ian.
Gambar 7.3 Pendeteksi Denyut Jantung

Pendetel‹si Tel‹anan Darah


Fungsi alat ini juga masih sama, alat i ni biasanya juga digunal‹an
untuk mendeteI‹si tekanan darah dari pasien.

Gambar 7.3 A!at uf‹ur tel‹anan darah

Breast Pump
Biasa digunakan oleh para ibu yang berI‹arier di luar rumah, agar
ASI tidaI‹ terbuang dengan percum a, sehingga bayi tetap bisa
mendapatkan ASI dari ibunya.
Gambar 7.5 Breast Pump

6. Lingkar lengan ibu hamil


Pada umumnya digunakan di ruma h bersalin yang kegunaannya
untuI‹ mengetahui keadaan gizi ibunya.

PITA LILA

Gambar 7.G Pita Lila (Lingkar Lengan Atas)

7. Reflel‹ Hammer/Reflel‹ Patella


Jenis Sommer yang dilapisi dengan I‹aret yang digunaI‹an untuk
mengetahui respon syaraf dari anggota tubuh biasanya I‹aki.
Gambar 7.7 Refleks Hammer

8. Torniguet
Alat bantiJ yang digunal‹an untul‹ sarana penduI‹ung pada
pengambilan darah, pada umumnya dilingl‹arI‹an pada lengan tangan saat
al‹an dilal‹ukan pengambilnn dara h, agar darah bisa lebih mudah
didengar.

Gambar 7.8 Tourniquet

B. Manajemen Kesehatan
Manajemen l‹esehatan adalah suatu l‹egiatan atau suatu seni untuk
mengatur para petu8•› I‹esehatan dan non petug as l‹esehatan guna
meningl‹atl‹an kesehatan masyarakat melalui program I‹esehatan.
Manajemen kesehatan masyarakat merupakan penerapan dari teori
manajemen umum di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat
sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem
pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam kegiatan atau pelayanan
kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan
tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik.
Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau ilmu seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta
rasiona| untuk mencapai tujuan ini disebut manajemen. Sedangkan untuk
mengatur kegiatan atau pelayanan I‹esehatan masyarakat disebut
Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Sebahagian orang masih rancu dengan pengertian manajemen,
kebanyakan masih menyatakan bahwa proses pengaturan kegiatan untuk
mencapai tujuan ini disebut “administrasi”. Administrasi sendiri ialah ilmu
dan seni yang mempelajari kerjasama keIompoI‹ orang dalam suatu
organisasi untul‹ mencapai tujuan. Bedanya dengan manajemen
adalah manajemen sebagai proses sosial dan organisasi sebagai sistem
sosial.

Fungsi Manajemen kesehatan


Fungsi manajemen dalam suatu organisasi pada umumnya
meliputi:
1. Plonning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan
alternatif I‹egiatan untuk pencapaiannya.
2. Organizing ț pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan
manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki oleh organisasi dan memanfaatI‹annya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Actuaring țdirecting, commanding, motivating, staffing,
coord/noting) atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses
bîmbingan kepada staf agar mereka mampu beI‹erja secara optimal

172
menjalankan tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah
ki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
olli”n (monitoring) pengawasan dan pengendalian
(wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

C. Perencanaan Kesehatan
Program Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai
dengan merumusI‹an tujuan, menyusun, dan menetapkan rangl‹aian
kegiatan untuk mencapainya. Dalam bidang kesehatan sendiri,
manajemen merupakan proses merum uskan masalah kesehatan
masyaral‹at, rńenentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapl‹an tujuan paling pokoI‹ dan menyusun langkah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapl‹an.
Dapat ditarik I‹esimpulan bahwa:
Perencanaan harus didasarkan pada Analisis dan pemahaman
sistem dengan baik.
2. Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang
akan dilal‹sanakan untuI‹ mencapai tujuan dan misi organisasai.
Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasai untuk
mencapai hari depan yang lebih baik.
Manfaat perencanaan dari manajemen ialah:
1. Memberikan arah yang jelas pada organisasi karena mengetahui
tujuan dan cara mencapainya.
2. Mengetahui struktur organisasi yang dibutuhkan.
Mengetahui jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian
tugasnya.
Mengul‹ur hasil kegiatan yang akan dicapai.
Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain:
I. Dilihat dari jangka wal‹tu herlakunya rencana
a. Rencana jans *^ r• °J• !! « rm planningj yang berlaku
antara 10-25 tahun.
b. Rencana jangka menengah medium ronge planning j yang
berlaku antara S 7 tahun.
c. Rencan a jangka pendek (sfiorr range planning j, umumnya
berIaI‹u hanya untuk 1 tahun.

2. Dilihat dari tingkatannya


a. Rencana induk (masterplan j lehih menitikberatl‹an uraian
l‹ebijakan org anisasi.
b. Rencana opera sional (operationol planning) lebih
menitikberatkan pada pedoman atar petunjuk da(am
melaksanakan suatu program.
c. Rencana harian (day to day plonning j ialah rencana harian
yang bersifat rutin.

3. Ditinjau dari lingkupnya


a. Rencana stFdtogis |strOtegic plonning), berisik an uraian
tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu
pelaksanaan yang lama.
b. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana ya n$ berisi

dung uraian secara menyeluruh dan lengI‹ap. Rencana terintegrasi (integr0ted palnning j ialah rencana yang mengandunguraian yang men
Proses Perencanaan
Analisis Situasi
Dilakukan dengan pendekatan SWOT: Stregth, Weal‹nesses,

2. Identifil‹asi masalah
Ada 7 Iangltah untuk mengidentifikasi masaIa'n I‹esehatan ialah:
1. Apa masalah I‹eseh atan yang sedang dan sering dihadapi?
2. Apa fal‹to r penyebabnya
3. Kapan maSO tdh itU timbul?
4. Siapa l‹elompol‹ masyarakat yang paling banyak
menderita? 5, Oimana l‹ejadian yang paling banyak ?
6. Apa l‹emungkinan dampaI‹ yang muncul, bila masalah
kesehatan tersebut tidaf‹ tertangani ?
7. Apa upaya program untuk mengatasi masalah tersebut?
Sumber masalahnya sendiri Disa diperoleh dari berbagai cara,
antara lain:
1. Laporan I‹egiatan dari program l‹esehatan yang ada.
2. Suuailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyal‹it
3. Survai l‹esehatan yang khusus diadaI‹an untuI‹ memperoleh
masuI‹an perencanaan kesehatan.
4. Hasil I‹unjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
Menetapl‹an Prioritas Masalah
Pemilihan prioritas dapat diIaI‹ukan melalui 2 cara, antara Iain:
1. Melalui teI‹nik skoring, yaitu memberikan nilai (score j terhadap
masalah terebut dengan mengunakan (parameter)

Pravelensi penyal‹it (prevalence) atau besarnya masalah.


Berat ringannya al‹ibat yang ditimbulkan ole’n masyaral‹at
tersebut (severity)
Kenail‹an atau meningf‹atnya prevalensi (rate of increased
lfeinginan masyarakat untuk menyeIesail‹an masalah
tersebut [degree of unmeet reed)
Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut
diatasi [social benefıtj
Tel‹nologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
sıbll
• Sumber daya yang tersedia dapat dipergunal‹an untul‹
mengatasi masalah (resources availabilityj termasuk
tenaga kesehatan.
2. Melalui Teknik Nonsl‹o ring:
Dengan melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu disebut juga
Nominal Group Tecnique (NGT). Ada 2 NGT yakni:
1. Delphi Technique: yaitu masalah didiskusikan oleh
sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama.
2. Delbeq Technique: menetapkan prioritas dengan melakukan
diskusi kelompok dengan orang yang berbed a heart lian.

4. Menetapkan Tujuan Program


Suatu tujuan operasional suatu manajemen harus mengandung
unsur:
1. Plot: kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.
2. Who’. sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjd kan,
berapa yang ingin dieapai.
3. When : I‹ejeIasan waktu untuk menye Iesail‹an kegiatan.
4. How: prosedur kerjanya jelas dan harus sesui dengan standar
pelayan an kesehatan.
5. Why: mengapa I‹egiatan itu harus dikerjakan den8•n penjelasan
yang jelas.
6. Where : kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
7. Jilta perlu ditamba h wñ/cñ: siapa yang terkait dengan kegiatan
terseb ut (linta s sektor maupun lintas program yang terl‹ait).

176
menetapkan tujuan dapat menggunal‹an cara dengan
pertanyaan yang perlu dijawab:
1. Potensi organisasi?
2. Target program (sejauh mana al‹an dipecahl‹an cakupan)?
3. Target waktu?
Gunanya ialah:
1. Untul‹ menetapl‹an Iangl‹a h l‹egiatan untuk mencapai tujuan.
2. Memudahkan untuk evaluasi.
Itriteria penentuan tujuan: SMART
S = Spesific (mempunyai interDrestasi sama)
Mead.ircible (dapat diukur I‹emajuannya)
A = Appropiate (sesmai dengan tujuan nasional, program,
institusi ).
T = Time bound (sumber daya dapat dialol‹asil‹an dan l‹egiatdN
sesuai dengan tenggang waI‹tu)

5 Menetapl‹an Rencana Kegiatan


Rencana l‹egiatan adalah uraia tentang l‹egaiatan yang akan
diIaI‹uI‹an unttiI‹ mencapai tujuan yang telah ditetapI‹an. Pada
um Jimnya l‹egiatan mencakup 3 tahap poI‹ok, yai tu:
Kegiatan pada tahap persiapan, yai tu I‹egiatan yang diIaI‹uI‹an
sebelum I‹egiatan pokok dilal‹sanakan, misalnya: rapat
koordinasi, perizinan, ddN Se b•s• •y•
2. Kegiatan pada tahap pelaksanaan yaitu I‹egiatan pokok
program yang bersangI‹utan.
Kegiatan tahap peni\aian yal‹ni l‹egiatan untul‹
mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian
program tersebut.
D. Pengorganisasian
Alat yang akan dapat merealisasil‹an tujuan r!an sasaran organisasi
dan hal yang paling pokok adalah pem bagian tugas atau me rupaI‹an alat
untuk memadukan atau mensinkronisasikan semua kegiatan yang
beraspek personel, finansial, material, dan tata cara dalam rang ka
mencapai tujuan yang telah ditetap kan.
Manfaat or$a nisasai adalah:
Pembagian tugas untuk perorangan atau keIompol‹.
2. Hubungan I‹oordinasi dalam kegiatan yang akan dilakukan antar
anggota organisasi.
Pendeleg asian wewenang.
4. Pemanfaatan fasilitas fisil‹ dan anggota.

Langkah pengorganisasia n ialah:


Tujuan organisasi harus dipahami oleh pelaksana dan tertuang
dalam perencanaan.
2. Membagi seluruh I‹egiatan apa yang akan dilakukan dan apa yang
akan diI‹erjakan.
3. Menggolongkan kegiatan poI‹ok dalam satuan kegiatan yang praktis
untuk dikerjakan petug as.
Menetapkan apa yang akan dikerjkan oleh petuga s pelayanan
5. Memilih petuga s yang cakap untuk mengerjak an kegiatan yang
direncana l‹an
6. Pendelegasian wewenang.

Pengawasan dan Pengarahan


Tujuan pengawas an ialah sebagai Mengemban efisiensi penggunaan
sumber daya dan menjamin efektivitas tujuan program.
Manfaat dari pengawasan, meliputi:
Meningkatkan efisiensi.
2. Mengetahui penyimpangan pengeta huan, sl‹ill staf.

ï78
Mengetahui apakah wal‹tu dan sumber daya
telah
mencukupi I‹ebutuhan dan telah digunal‹an secara
benar. Mengeja hui sebab terjad inya penyimpangan.
5. Mengeja hui stat ybng dapat diberikan reward dan punishment.
Jenis standar pengawasan, melipu
Norma didasarl‹an atas pengalaman masa lalu.
2. Kriteria standar yang diharapkan dari upaya kesehatan.
Ada 3 langk ah penting dalam melakukan peng awasan:
Mengukur hasil yang telah dicapai.
2. Membandingl‹an hasil kerja dengan tolak uI‹ur yang telah
dibuat dalam perenco naan.
3. Memperbaiki penyimpangan fal‹tor
penyebabnya dan menetapl‹an langkah lanjutan untul‹
mengatasi.
Cara memperoleh data dalam pengawasan, meliputi:
1. Pengamatan langsung
2. Ini diIal‹ukan dengan supervisi l‹e lapangan untuk mengamati
l‹egiatan petug as hasiI yang dicapai lebi h aI‹urat (lebih
objel‹tif).
3. Laporan lisan hasil l‹egiatan disampaiI‹an oleh petug as,
biasanya informasi yang diperoleh terbatas.
Laporan tertulis, biasanya informa si yang diperoleh terbatas
pada hal yang dianggap penting oleh petugas, namun laporan
tertulis ini dapat dimanfaatl‹an untuk pengembangan program.

Anda mungkin juga menyukai