DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS II C DIII-KEBIDANAN
ANGGOTA :
ANISA HAMZAH
AYU MANTUU
BADRIANA DOMILI
DELYA PAKAYA
T.A 2020/2021
STIGMA PADA PASIEN DENGAN HIV/AIDS
Adik pasien: Badriana Domili
Tukang Warung : Anisa Hamzah
Ibu Pasien : Citra Puspita Madina
Tetangga 1 : Ayu Mantuu
Tetangga 2: Ainun Rizkiawati Achir
Tetangga 3: Sri Inka ali
Tetangga 4 : Delya Pakaya
Disebuah desa tinggal Ny. N berusia 35 tahun yang di diagnosis menderita penyakit
HIV/AIDS. Pada awalnya Ny .N mengalami keluhan demam diare yang berkepanjangan,
tubuhnya selalu terasa lemah, berat badan menurun dan berkeringat di malam hari. Sehingga
ia memutuskan untuk memeriksakan dirinya dan melakukan perawatan secara rutin.
Keadaannya pun sudah mulai membaik tidak seperti pertama ia di diagnosis HIV/AIDS dan
ia sudah bisa menerima keadaannya. Akan tetapi ia merasa malu untuk bertemu dengan
orang , tidak percaya diri dan merasa tidak berguna lagi. Terlebih saudara kandungnya, suami
dan temannya mulai menjauhinya.
Keesokan harinya, dilingkungan sekitar rumah pasien, tepatnya di warung Ibu anisa
Terjadi perbincangan tentang stigma kepada seseorang yang terkena HIV/AIDS.
Adik pasien: “permisi. assalamualaikum”
Ibu Anisa: “eh iya nak, waalaikumsalam. Silahkan nak. Ada perlu apa?”
Adik pasien: “mau luwak white coffee, sama gorengan bu”
Ibu Anisa: “oh iya tungu ya”
Adik pasien: “iya ditunggu bu”
Ibu anisa :“ini nak coffe sma goreng, eh bagaimana keadaan kakakmu, sudah sehat ?”
Adik pasien: “ituu dia bikin malu keluarga aja”
Ibu anisa: “memalukan bagaimana kakakmu?”
Adik pasien :“jangan beritahunya yaa”
Ibu anisa : “emang ada apa?”
( Tiba- tiba datanglah ibu– ibu komplek )
( ibu pasien datang )
Tukang Warung: “ sssssttttttt”
Ibu pasien: “ ada apa menanyakan anak saya?”
Ibu ainun: “ tida ada apa apa bu, ada bahan yang dibicarakan.” (sambil terbata-bata)
Ibu pasien: “ baru saja saya denger ibu nanya anak saya. Iya anak saya tidak sehat.”
Ibu delya: “ emang kenpa tidak sehat bu ? “.
Ibu pasien: “ anak saya punya penyakit HIV/AIDS. “
Ibu inka: “ (berbisik : itu bukan panyakit yang menular ya, menakutkan sekali).”
Ibu ayu: “ ohh jdi anak punya penyakit menular . jangan terlalu deket ibu-ibu nanti nular
lagi.“
Ibu delya : Iyaa meresahkan aja.
Ibu pasien: “ anak saya juga tidak mau punya penyakit ini , memang dapat
menular tapi hanya sekedar ngobrol, jaba tangan, dan bersama-sama emang kenapa apakah
itu menular? saya kemarin sudah dijelaskan oleh perawatnya itu tidak akan menular kalo
hanyaa hanya sekedar ngobrol dan jaba tangan.”
Ibu inka: “ ahh yang betul ituu bu?”.
Ibu pasien: “ betul saya kemarin sudah berbicara langsung dengan perawatnya dan sudah
melakukan pengobatan yang rutin. Nah ibu -ibu saya selaku orangtua
nya meminta doa kalian ibu-ibu, agar anak saya cepat sembuh. terus tidak dijauhi
lagi putri saya”
Ibu ayu: “ iya ibu maaf sekali saya dan teman-teman saya sudah berbicara begitu .”
Ibu pasien: “ iya gapapa bu”.
Ibu ainun: “ sekali lagi maaf ya bu, kalo begitu kami pamit dlu. assalamualaikum. “
Tukang Warung: “ eh bu-ibu... pada kemana ibu-ibu bayar dlu lahh..”
Kesimpulan dari Roleplay ini penyakit HIV/AIDS tidak menular lewat interaksi sosial, kita ti
dak boleh menjudge penderita HIV/AIDS. Kita harus menghilangkan stigma yang buruk terh
adap mereka. Kita tidak boleh mendiskriminasi mereka tetapi kita harusmemberikan dukunga
n sosial kepada mereka. Baik berupa motivasi maupun materi dan jangan sampai penderita HI
V/AIDS memiliki perasaan minder, malu, merasa tidak bergunadan ditolak di masyarakat.