Disusun oleh:
Olifvia Indah Untari
NIM 22710073
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Malang, 8 Agustus 2002
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Marital : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : SMK
Alamat saat ini : Malang
Waktu Pemeriksaan : Rabu, 6 Maret 2024 jam 23:40 WIB
Dokter Pemeriksa : dr. Yeni
DM Pemeriksa : Olifvia Indah Untari
II. Anamnesis (5W+1H)
a. Keluhan Utama
Membacok ibu
b. Autoanamnesis
Pasien laki-laki mengenakan pakaian hoodie hitam bersarung hitam,
tampak bersih, rapi, terawat, tak berbau, roman wajah sesuai usia, pasien
menjawab dengan artikulasi jelas dan suara besar, selama wawancara
berlangsung pasien tampak tenang, murung, enggan atau malas menjawab
pertanyaan, terdapat jeda sebelum menjawab dan memalingkan wajah dari
penanya. Pasien mengetahui jika saat ini malam hari, berada di RSJ Lawang
dan diantar ke RS dengan kakak ipar serta polisi. Saat ditanya penyebab pasien
dibawa ke sini, pasien menjawab karena sudah membacok ibu di jam 5 sore hari
ini (6/3/2024), pasien membacok ibunya di bagian punggung kanan, kepala dan
lengan kanan. Saat ditanya alasan mengapa melakukan hal tersebut pasien
menjawab refleks ingin membacok dan tidak ada yang menyuruh, namun saat
ditanya ulang dikarenakan pasien sedang “mangkel” atau kesal dengan
omongan orang tua di hari itu, tapi tidak tau omongan seperti apa yang
membuatnya kesal. Pasien menceritakan jika saat itu pasien sedang rebahan di
kamar, sang ibu sedang membuat lontong di dapur, lalu tiba-tiba pasien ada
keinginan membacok dan langsung ke dapur mengambil golok di dapur lalu
langsung membacok ibunya yang tak jauh darinya. Selesai membacok, pasien
melihat bapaknya pergi mengantar ibunya ke klinik namun pasien tidak ikut
membantu, saat ibu dirujuk ke rumah sakit pasien menyusul menggunakan
sepeda motor sendirian.
Saat ditanya apakah mendengar bisikan, pasien menjawab jika dirinya
mendengar bisikan yang tidak enak di telinganya dengan suara seorang
perempuan, tapi tidak mengetahui isi bisikan tersebut, saat ditanya apakah
sekarang masih mendengar suara bisikan pasien mengatakan tidak, saat ditanya
sejak kapan mendengar bisikan, pasien menjawab sejak 1 tahun terakhir. Pasien
tidak melihat bayangan yang hanya dapat dilihat oleh dirinya. Setelah
membacok ibu pasien merasa bersalah, dan pasien berkata tidak ada dendam
dengan ibu, keluarga maupun orang lain. Namun saat ditanya ulang bagaimana
perasaan saat ini pasien mengatakan biasa saja, saat ditanya apakah menyesal,
sedih, marah, atau senang pasien mengatakan tidak, biasa saja dan
menggelengkan kepalanya.
Pasien tinggal bertiga bersama kedua orang tuanya di rumah, mengaku
tidak suka marah-marah di rumah, hubungan dengan orang tua baik dan saudara
lain yang berbeda rumah juga baik, sebelumnya tidak pernah menyakiti orang
lain. Pasien pernah menyakiti dirinya sendiri kurang lebih 1 tahun lalu dengan
cara menyayat perutnya oleh karena disuruh bisikan serta pasien menunjukkan
bekas luka sayatan tersebut. Kegiatan pasien di rumah yakni bersih-bersih,
bermain hp dan terkadang membantu ibu di warung. Pasien mengatakan ada
keinginan bunuh diri sejak lama sekitar masih SMK tahun 2021, saat ditanya
alasannya pasien menjawab seperti ada sesuatu di badannya, seperti ada sesuatu
di hatinya yang menyakitkan dan tidak tau apa itu. Pasien mengatakan jika
dirinya merokok 1 pack sehari dan mendapat rokoknya dari mengambil di
warung ibunya, kadang bilang jika mengambil kadang tidak bilang. Pasien suka
pergi ngopi dengan temannya terkadang tidak pulang, tidak suka pergi ke luar
rumah tanpa tujuan jelas.
Pasien mengatakan pernah ke RSJ Lawang sebelumnya dan di rawat
inap di ruang Camar tapi tidak tau penyebabnya apa, kemudian kontrol rutin
tiap bulan, serta minum obat teratur. Namun dalam 1 bulan terakhir pasien tidak
minum obat teratur karena tidak ada yang mengingatkan, ayah yang biasanya
mengingatkan pasien untuk minum obat, belakangan tidak marah jika pasien
tidak minum obat, ibu juga tidak mengingatkan untuk minum obat. Riwayat
konsumsi alkohol disangkal, narkoba disangkal, riwayat perundungan di
sekolah di sangkal, tidak pernah mengalami kecelakaan hingga trauma kepala,
sebelumnya tidak pernah berurusan dengan hukum.
Pasien menyangkal menangis, bicara atau tertawa sendiri, menyangkal
mengancam atau merusak barang, menyangkal pernah dirasuki sesuatu,
menyangkal jika pikirannya dikendalikan, menyangkal punya kekuatan super,
tidak merasa ada orang yang mengawasi, mengikuti atau ingin menyakiti
dirinya namun pasien merasa dirinya dibicarakan orang lain di belakangnya tapi
tidak tau siapa itu, dan tidak tau apa yang dibicarakan. Dalam 4 hari ini pasien
tidak bisa tidur nyenyak, jika tidak bisa tidur pasien merokok, pasien tidak enak
makan dan dalam 3 hari ini pasien merasa sulit bernafas saat sedang merenung,
tapi tidak tau apa yang direnungkan saat ditanya apakah ada nyeri dada atau
riwayat asma pasien menyangkal. Selama ini jika pasien memiliki masalah ia
cenderung memendamnya dan tidak menceritakan ke siapapun, hanya dulu
pernah sedikit cerita ke teman SMP-nya. Hubungan dengan teman-temannya
baik, dulu memiliki pacar waktu SMK dan mempunyai 5 mantan tapi sekarang
pasien merasa tidak ada yang mau dengan orang seperti dirinya, hobi pasien
bermain sepak bola dan bermain game di hp, saat kalah bermain game pasien
marah hanya berkata kasar, tidak sampai merusak hpnya.
Pemeriksa : Selamat malam mas, saya dokter muda Olif izin periksa dan
bertanya-bertanya mengenai kondisi mas nggih, apakah mas
berkenan?
(Setelah mendapat hasil TTV, Nadi, RR, SpO2, dan Suhu pasien.)
Pasien : Putra
Pasien : 22 tahun
Pasien : iya
Pasien : belum
Pemeriksa : Kira-kira mas ini pagi, atau siang atau malam mas?
Pasien : malam
Pasien : 2024
Pasien : ibu
Pemeriksa : tadi ibu habis marahin atau mukul gitu tah ke mas?
Pasien : pas itu saya di kamar jam 5 sore, rebahan, trus pingin aja mbacok,
saya ke dapur ambil golok, trus ada ibu lagi bikin lontong di dapur, saya bacok
Pemeriksa : bagian mana saja yang mas putra bacok dari ibu?
Pemeriksa : mas merasa senang, menyesal, marah atau sedih ke diri sendiri?
Pemeriksa : memangnya hubungan mas putra dengan orang tua tidak baik?
Pasien : baik
Pemeriksa : mas putra merasa kesal atau ada dendam dengan orang tua?
Pemeriksa : mas putra ada dendam dengan keluarga atau orang lain?
Pasien : cewek
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : pernah
Pasien : waktu TK
Pemeriksa : mas putra pernah berurusan sama polisi sebelum kejadian
sekarang?
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pemeriksa : merasa ada yang ngikutin, mengawasi ada yang mau nyakitin?
Pasien : nggak
Pasien : iya
Pasien : nggak
Pemeriksa : kalau nggak ada orang yang omongin kok mas merasa ada yang
ngomongin?
Pasien : nggak tau mbak, saya merasa ada orang yang ngomongin saya,
gatau dimana dia pokoknya ada yang ngomongin saya (lalu pasien memalingkan
wajah dan seperti bergumam sendiri dengan suara tidak jelas)
Pemeriksa : emang diomongin gimana mas, seperti ada yang jelek-jelekin gitu?
Pasien : nggak tau
Pasien : iya
Pemeriksa : pernah ngerasa bosan minum obat, trus obatnya nggak diminum?
Pasien : iya
Pasien : iya
Pasien : nggak
Pemeriksa : mas putra sering sendirian di rumah kalau bapak ibu di pasar?
Pasien : iya
Pasien : di Malang
Pasien : baik
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : iya
Pasien : bersih-bersih
Pasien : main hp
Pasien : saya itu merasa kalau badan saya itu sakit, hati saya itu sakit
Pemeriksa : emang merenungkan apa itu mas kok bisa bikin sakit?
Pemeriksa : mas merasa sesak nafas? Nyeri dada atau punya asma?
Pasien : nggak
Pasien : iya
Pasien : baik
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : iya
Pasien : riki
Pemeriksa : kalau mas ada masalah suka cerita kalau ada masalah ke temennya?
Pemeriksa : pernah diajak minum alkohol atau ngepil gitu nggak sama
temennya?
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pasien : merokok
Pemeriksa : mas putra dapat rokoknya dari mana, ambilnya bilang dulu tidak?
Pemeriksa : selain susah tidur keluhan yang lain apa lagi mas?
Pasien : nggak
Pasien : nggak
Pemeriksa : kenapa nggak cerita mas, kan kalau cerita bisa plong rasanya?
Pemeriksa : jadi kalau ada masalah suka dipendam sendiri nggak cerita-cerita?
Pemeriksa : ya sudah itu dulu ya mas, mas putra mengantuk ya, tidur dulu saja,
nanti kalau diberi obat sama dokter atau perawat diminum ya, kalau disini kan
ada yang merhatiin, jadi jangan sampai nggak diminum, terima kasih mas
Pasien : iya