Anda di halaman 1dari 24

Laporan

Kasus
Episode Depresif Berat
Dengan Gejala Psikotik
Disusun Oleh :
Komang Ari Bagus S (22710111)
I Putu Oktayana (22710113)
Farhana Novel (22710035)
Abdi Syahputra E.P (22710073)
Olifvia Indah Untari (22710025)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. R
Umur :40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Marital : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan Terakhir : Tidak bekerja
Alamat Pasien : Prigen, Pasuruan
Waktu Pemeriksaan : 4 Maret 2024
LAPORAN KASUS
Autoanamnesis
Pasien laki-laki dewasa 40 tahun, wajah sesuai usia, perawakan kurus, kesan perawatan diri kurang,
mengenakan kemeja hitam dan celana panjang, pasien tampak pendiam, murung namun
kooperatif.
Pasien tahu saat ini berada di RSJ Lawang, waktu saat ini malam hari, pasien ke sini diantar oleh
kakaknya bernama udin naik mobil warna putih. Pasien mengatakan dibawa kesini tidak tahu
kenapa.
Saat ditanya bagaimana perasaanya, pasien mengaku merasa sedih karena belum bisa berguna
untuk orang tuanya hingga abahnya meninggal. Pasien mengatakan sambil menangis.
Pasien mengatakan abahnya baru meninggal kurang lebih 1 tahun yang lalu tidak tahu penyebab
sakitnya.
Akhir-akhir ini, pasien mengatakan lebih banyak diam dirumah dan tidak ada keinginan melakukan
apapun. Badannya juga terasa lemas dan mudah lelah sehingga pasien lebih banyak berbaring
dirumah.
LAPORAN KASUS
Autoanamnesis
Pasien mengatakan pernah mencoba bunuh diri dengan menelan sabun cuci (Wings). Saat ditanya
kenapa ingin bunuh diri, pasien mengatakan ingin bertemu ayahnya agar bisa membantu ayahnya
di surga.
Pasien juga mengatakan pernah mendengar bisikan dari telinganya. Pasien tidak mengenal suara
bisikan tersebut, bisikan tersebut sering berupa ejekan kepada pasien karena tidak berkerja dan
tidak berguna bagi orangtuanya.
Pasien juga mengatakan pernah melihat bayangan perempuan yang tak dikenalnya menatap
kearah pasien.
Pasien juga mengeluhkan dirinya sulit tidur lelap dan sering terbangun di tengah malam.
Nafsu makan pasien berkurang sejak 1 bulan yang lalu. Pasien merokok paling banyak 1 bungkus
sehari, pasien tidak pernah konsumsi alkohol.
LAPORAN KASUS
Heteroanamnesis

Rincian Keluhan Utama


Pasien memukul-mukul kepalanya dengan tangannya berulang kali mulai sejak 1
minggu ini. namun setelah memukul-mukul kepalanya pasien diam lalu pergi
menjauh dan menyendiri.
LAPORAN KASUS
Heteroanamnesis

Gejala lain menyertai keluhan utama


Pasien sering kali melamun dengan tatapan kosong
Pasien pernah mencoba bunuh diri
Pasien sulit tidur
Pasien tidak mau makan
Pasien tidak mau mandi
Pasien sering berteriak dirinya tidak berguna
Pasien berbicara sendiri
Pasien tidak menjawab jika diajak berbicara
LAPORAN KASUS
Gejala Prodromal

Pasien sering melamun, bicara sendiri, dan sulit tidur

Peristiwa terkait dengan keluhan utama

Ibu pasien tiba-tiba mendengar suara pukulan-pukulan yang ternya meelihat pasien memukul
kepalanya, lalu ibu pasien menahan tangannya. Pasien diam lalu pergi menyendiri.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat dirawat di RSJ sejak tahun 2004, terakhir MRS tahun 2021, kontrol terakhir k
bulan februari 3 minggu yang lalu

Riwayat kehamilan, persalinan dan perkembangan anak


Riwayat kelahiran pasien normal, cukup bulan, tidak ada malasah selama kehamilan dan
perkembangan pasien. Pasien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara

Riwayat sosial dan pekerjaan

R. sosial : pasien jarang bersosialisasi dengan lingkungan lebih sering menyendiri


R. pekerjaan : pasien sehari-hari membantu pekerjaan abahnya ke sawah dan besih-bersih masjid,
dan semenjak abahnya meninggal saat ini pasien sudah tidak bekerja lagi
LAPORAN KASUS
Faktor Kepribadian Premorbid

Pasien adalah pribadi yang tertutup, pendiam, sejak SD pasien termasuk paling
pintar diantara saudara yang lain
Faktor keturunan

Tidak ada
Faktor organik

DM (-), HT (-), Kejang (-) Napza (-)

Faktor pencetus
Ketidak patuhan minum obat, masalah ekonomi, masalah psikososial lain
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN

Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 108/59 mmHg
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 19x/menit
Suhu : 36.8⁰C
SpO2 : 98%

Pemeriksaan head to toe:


Dalam batas normal
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN

Status Neurologis Refleks fisiologis :


GCS : E4 V5 M6 BPR : +2
Meningeal sign : TPR : +2
Kaku kuduk (-) APR : +2
Brudzinski I (-) KPR : +2
Brudzinski II (-)
Kernig (-) Refleks patologis :
Babinski : (-)
Chaddock : (-)
Hoffman : (-)
Tromner : (-)
LAPORAN KASUS
STATUS PSIKIATRI

Kesan Umum : Pasien Laki-laki dewasa, wajah sesuai usia, kesan perawatan diri kurang, cukup
kooperatif
Kontak : Mata (+), Verbal (+), Irelevan, Lancar
Kesadaran : Kuantitatif : GCS 456, Kualitatif : Berubah
Orientasi : Waktu/Tempat/Orang : +/+/+
Daya Ingat : Segera/Pendek/Panjang : +/+/+
Persepsi : Halusinasi (-) ilusi (-) derealisasi (-) depersonalisasi (-)
Proses Berpikir : Bentuk : Realistik, Arus : Koheren, Isi : Preokupasi
Afek/mood : Depresif / Hipotimia
Kemauan : ADL menurun, sosial menurun, pekerjaan menurun
Psikomotor : Menurun
Tilikan : Derajat 1
LAPORAN KASUS
DIAGNOSIS MULTIAXIAL

Axis I : Episode Deprsif Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)


Axis II : Ciri kepribadian menutup diri, suka menyendiri, dan jarang menceritakan masalah
kepada orang lain
Axis III : Tidak ditemukan
Axis IV : Masalah dengan psikososial lain, masalah ekonomi
Axis V : GAF Scale saat ini 20-11,
GAF scale 1 tahun terbaik 70-61
LAPORAN KASUS
Rencana Tindak Lanjut

Non farmakologi :
MRS
Psikoterapi suportif
Psikoedukasi keluarga

Farmakologi :
Tab. Clozapin 1x50mg/hari malam
Inj. Sikzonoat 1 ampul setiap 1 bulan
PEMBAHASAN
Depresi
Kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat,
perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak dapat tidur,
kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan dalam aktivitas
yang biasa dilakukan.

Orang-orang yang depresi berbicara dengan lambat, setelah lama terdiam hanya
menggunakan beberapa kata dan nada suara yang monoton. Banyak yang lebih suka
duduk sendirian dan berdiam diri. Depresi sering kali berhubungan atau komorbid
dengan berbagai masalah psikologis lain seperti panik, penyalahgunaan zat, disfungsi
seksual, dan gangguan kepribadian.
PEMBAHASAN
Etiologi

Depresi disebabkan oleh kombinasi banyak faktor. Adapun faktor biologis, faktor bawaan atau
keturunan, faktor yang berhubungan dengan perkembangan seperti kehilangan orang tua sejak
kecil, faktor psikososial, dan faktor lingkungan, yang menjadi satu kesatuan mengakibatkan
depresi.

Faktor Biologis Faktor Psikososial Faktor Genetik


PEMBAHASAN
Faktor yang Mempngaruhi Depresi

Faktor yang Mempngaruhi Depresi


Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun dan 50% dari
pasien memiliki onset anatara usia 20-50 tahun.

Jenis Kelamin
terdapat prevalensi gangguan depresif berat yang dua kali lebih besar pada wanita
dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan oleh rendahnya kesehatan maternal.
PEMBAHASAN
Faktor yang Mempngaruhi Depresi

Pendidikan
Penelitian di Inggris menyebutkan bahwa lansia yang hanya menamatkan pendidikan dasar
mempunyai risiko terhadap depresi 2,2 kali lebih besar

Status Pernikahan
Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat atau yang tercerai atau berpisah.
Diagnosis Episode Depresi (F32) dan Gangguan Depresif Berulang (F33)
Menurut PPDGJ-III (F32)

Gejala Utama Gejala Lainnya


Afek depresif Konsentrasi dan perhatian berkurang;
Kehilangan minat dan kegembiraan, dan Harga diri dan kepercayaan diri
Berkurangnya energi yang menuju berkurang;
meningkatnya kead mudah lelah (rasa GadGsan tentang rasa bersalah dan tidak
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit berguna
saja) dan menurunnya aktivitas. Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis;
Gagasan atau perbuatan membahayakan
diri atau bunuh diri
Tidur terganggu;
Nafsu makan berkurang
Diagnosis Episode Depresi (F32) dan Gangguan Depresif Berulang (F33)
Menurut PPDGJ-III (F32)

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untujk penegakan diagnosis akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya berlangsung cepat.

Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2)
hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif
berikutnya harus diklasifikasikan dibawah salah satu diagnosis gangguan depresif
berulang (F33.-)
Penggolongan Depresi

Episode depresi digolongkan menjadi 5, yaitu:


1. Episode Depresif Ringan
2. Episode Depresif Sedang
3. Episode Depresif Berat tanpa gejala psikotik
4. Episode Depresif Berat dengan gejala psikotik
5. Episode Depresif YTT
F32.3 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
KESIMPULAN

Berdasarkan autoanamnesis, heteroanamnesis, dan pemeriksaan fisik maupun psikiatri pada


pasien Tn. R usia 40 tahun, didapatkan hasil mengarah pada F32.3 Episode depresi berat
dengan gejala psikotik dan ciri kepribadian menutup diri, suka menyendiri, dan jarang
menceritakan masalah kepada orang lain, pasien ini ditemukan adanya gangguan Afek/Mood
dan gangguan proses pikir. Pasien diberikan terapi Inj. Sikzonoat 1ampul setiap 1 bulan dan
PO Clozapine 1x50 mg pada malam hari.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai