Anda di halaman 1dari 15

LOCAL WISDOM, 9 (1): 103-117, 2017

Local Wisdom Scientific Online Journal


ISSN: 2086-3764

“RUMAH LANTING” ARSITEKTUR VERNAKULAR


SUKU BANJAR YANG MULAI PUNAH
Amar Rizqi Afdholy
Program Pasca Sarjana Arsitektur Lingkungan Binaan-Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono, Malang 65145, Jawa Timur-Indonesia
Email: amayrizqi30@gmail.com

Abstrak

Kata Kunci: Rumah lanting adalah rumah venakular dari masyarakat suku Banjar yang berada di kota
Rumah Lanting, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Menurut Mentayani (2010) bentuk rumah lanting yang
Banjarmasin, selaras dengan kondisi lingkungan berupa sungai dan penggunaan material, konstruksi,
Sungai hingga perilaku penghuni dalam menjalani kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa
rumah lanting adalah arsitektur vernakular daerah Kalimantan Selatan. Dilihat dari awal
terbentuknya rumah lanting, menurut Alfisyah (2014) rumah lanting muncul dikarenakan
adanya kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang perahu yang hidup
nomaden diatas sungai martapura. Kebutuhan akan hunian yang dapat menunjang
aktifitas mereka sebagai pedagang inilah yang kemudian memunculkan rumah lanting
yang terletak di tepian-tepian sungai kota Banjarmasin. Permasalahan yang diangkat dalam
kajian ini tentang kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap tipe rumah vernakular
suku Banjar yaitu rumah lanting dan semakin berkurangnya jumlah rumah lanting yang
ada di kota Banjarmasin. Tujuan dari kajian ini menjelaskan tentang karakteristik rumah
vernakular suku Banjar yaitu rumah lanting dan faktor penyebab berkurangnya rumah
lanting di kota Banjarmasin. Metode yang dipakai pada kajian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi langsung ke
lapangan. Dari hasil penelitian, faktor utama penyebab semakin berkurangnya rumah
lanting di kota Banjarmasin adalah perubahan aktifitas masyarakat yang dulunya
bergantung pada sungai sekarang sudah beralih ke daratan.

Abstract

Keywords: The Lanting house is vernacular house from Banjarism tribe which located in Banjarmasin,
The Lanting House, South Borneo. Mentayani (2010) said that the Lanting house form consistent with envi-
Banjarmasin, River ronment such as river, material used, construction, and the occupant’s habit on doing
daily life shows that The Lanting house is South Borneo’s vernacular architecture. Seeing
from the forming of The Lanting House, Alfisyah (2014) said that The Lanting House
appeared because of trading activity by people who lived nomad on boat. The need of
place to support their activity as seller makes them to build the lanting house which
located on the river edges in Banjarmasin. The problem’s points on this reseach are about
knowledge of people in Banjarmasin to vernacular type house Banjarism tribe, The Lanting
house, and decreasing The Lanting house’s quantity in Banjarmasin. This research is
aimed to explain about characteristic of the lanting house and causal factor of decreasing
the lanting house’s quantity. Method which is used in this research is descriptive quali-
tative, data are collected from interviews and direct observation to field. The result shows
main factor of decreasing the lanting house’s quantity in Banjarmasin is the changing of
people activity which is people at past is rely on river and now change to street.
@ 2017 The Authors. Published by GKAK UNMER Malang
*Corresponding Author: amayrizqi30@gmail.com

| 103 |
“Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar Yang Mulai Punah
Amar Rizqi Afdholy

PENDAHULUAN Rahman (2014), Rumah lanting merupakan istilah


yang digunakan untuk menamai salah satu rumah
Kota Banjarmasin adalah kota yang terdiri
tradisional Kalimantan Selatan. Rumah ini meru-
dari banyak sungai, kota Banjarmasin juga men-
pakan tipe rumah terapung yang berbahan utama
dapat julukan sebagai “Kota Seribu Sungai”, dika-
kayu, sedangkan pada bagian bawah mengguna-
renakan banyaknya sungai yang terdapat di kota
kan batang kayu gelondongan atau drum sebagai
Banjarmasin. Sekitar 40% wilayah dari kota
pondasi untuk mengapungkan rumah ini. Rumah
Banjarmasin terdiri dari sungai besar dan sungai
lanting merupakan satu-satunya rumah adat Banjar
kecil yang saling berpotongan, salah satunya ada-
yang di bangun diatas air, rumah lanting bersifat
lah sungai Martapura. Sungai Martapura meru-
fleksibel, karena dapat mengikuti perubahan
pakan sungai yang membelah kota Banjarmasin
pasang surut air sungai.
menjadi dua bagian dan sangat berperan dan men-
jadi urat nadi kehidupan masyarakat kota Banjar- Pada awalnya rumah lanting merupakan
masin. Menurut Mentayani (2016), Kota Banjar- rumah bagi para pedagang-pedagang yang berada
masin bertumbuh dimulai dari permukiman-per- di sungai, mereka memanfaatkan rumah lanting
mukiman vernakular yang terbentuk di sepanjang sebagai wadah untuk menunjang aktifitas mereka
sungainya. Permukiman vernakular tepian sungai sebagai pedagang, selain sebagai tempat berda-
di Banjarmasin merupakan permukiman yang tum- gang rumah lanting juga digunakan sebagai tempat
buh berdasar karakter dan unsur lokalitas. Karak- tinggal bagi para pedagang. Menurut Alfisyah
ter lokalitas tergambar dari budaya sungai dan (2014),Pada masa awal terbentuknya masyarakat
struktur lahan basahnya. Banjar, sebagian orang Banjar masih ada yang
tinggal secara nomaden di perahu-perahu mereka.
Budaya sungai masyarakat kota Banjarmasin
Mereka memiliki mata pencaharian meramu hasil
tersebut menghasilkan sebuah produk arsitektur
hutan dan menangkap ikan. Selain untuk me-
berupa rumah lanting. Keberadaan rumah lanting
menuhi kebutuhan sendiri mereka juga menjual
di kota Banjarmasin merupakan wujud dari
hasil hutan dan hasil tangkapan mereka. Aktifitas
penyikapan dan respon masyarakat suku Banjar-
tukar menukar ini biasanya dilakukan antar
masin terhadap kondisi lingkungannya. Menurut

Gambar 1. Perahu Suku Banjar Zaman Dahulu. Gambar 2. Rumah Lanting Pada Zaman Dahulu.
(Sumber: https://commons.wikimedia.org, 2016) (Sumber: https://commons.wikimedia.org, 2016)

| 104 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 2 Juli 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

perahu. Sisa-sisa kebudayaan ini masih bisa dilihat ngan banyaknya warga yang berasal dari daerah
di beberapa tempat yang sekarang lebih dikenal Hulu Sungai yang berada pada rumah lanting di
dengan sebutan “pasar terapung” seperti di wila- lokasi penelitian.
yah Kuin, siring sungai Martapura dan Lokbaintan Setelah kawasan tepian sungai ini menjadi
Kabupaten Banjar. Untuk mempermudah akses pusat perdagangan maka banyak masyarakat yang
dan mengurangi energi pada saat mengayuh pe- membangun rumah-rumah lanting di tepian
rahu untuk berjualan maka beberapa orang perahu sungai, menurut Rahman (2014) Pada abad 18-19
memusatkan aktifitas berjualan mereka pada suatu perairan di kota Banjarmasin banyak dipenuhi oleh
tempat, dan kemudian kumpulan dari orang-or- rumah-rumah lanting yang berderet mengikuti ben-
ang perahu yang berjualan pada suatu kawasan tuk sungainya. Hal ini menjadikan ciri khusus pada
ini berkembang menjadi pasar. Menurut Alfisyah kota Banjarmasin dengan terdapat banyak rumah
(2014), Sekitar abad ke-17 para orang-orang perahu terapung di pinggir sungai.
ini sudah jarang terlihat, dan sebagai gantinya ter-
Saat ini budaya berumah lanting di kota
dapat kumpulan rumah-rumah yang mengapung
Banjarmasin sudah mulai ditinggalkan, Menurut
di atas sungai dengan fungsi sebagai tempat ber-
Rahman (2014), kondisi ini salah satunya
jualan. Perkembangan populasi menyebabkan pe-
disebabkan karena adanya perubahan pola orien-
rahu tidak lagi dapat menampung keluarga yang
tasi dari sungai ke darat serta terbatasnya keter-
semakin banyak.
sediaan bahan bangunan. Tidak dapat dipungkiri
Rumah lanting yang berada di tepian sungai bahwa perkembangan jalur darat dan arus glo-
sebagian besar dibangun oleh orang-orang perahu balisasi yang cepat berdampak pada mulai diting-
yang awalnya hidup di sungai, mereka membutuh- galkannya rumah lanting sebagai bagian lokalitas
kan hunian sebagai wadah aktifitas dan tempat tradisi budaya sungai masyarakat kota Banjar-
tinggal bagi keluarganya. Menurut hasil wawan- masin. Identitas kota Banjarmasin dengan julukan
cara dengan masyarakat, selain dibangun oleh orang- kota seribu sungai dengan tradisi dan budaya sungai
orang yang dulunya tinggal di perahu, rumah yang menjadi cikal bakal terbentuknya kota
lanting ini juga dibawa dari daerah luar daerah Banjarmasin sudah sangat ditinggalkan. Menurut
Banjarmasin, tepatnya daerah hulu sungai. Karena data Identifikasi Rumah Lanting dari Dinas Tata
pada masa itu aktifitas perdagangan berkembang Ruang, Cipta Karya dan Perumahan Kota Banjar-
pesat di daerah sungai Banjarmasin, maka menarik masin pada tahun 2013, jumlah rumah lanting yang
minat para pedagang dari daerah luar Banjarmasin tersisa di seluruh kota Banjarmasin sekitar 53 buah
untuk berdagang di kawasan sungai Banjarmasin. rumah saja. Dan semakin berkurang pada tahun
Sifat rumah lanting yang fleksibel dan terapung 2016 dikarenakan adanya pembebasan lahan untuk
diatas sungai sangat memudahkan untuk berpin- pembangunan siring sungai Banjarmasin.
dah dari satu tempat ke tempat yang lain. Rumah
lanting dibawa oleh pedagang dari Hulu Sungai
dengan cara ditarik dengan menggunakan kapal METODE PEMBAHASAN
atau bergerak tanpa ditarik mengikuti arus sungai. Pembahasan dilakukan secara kualitatif da-
Para pedagang dari daerah Hulu Sungai ini kemu- lam bentuk deskriptif analisis dari data dan
dian berdagang di kawasan sungai Banjarmasin referensi sumber yang didapatkan, yaitu dengan
dengan menggunakan rumah lanting dan pada mendiskripsikan kemudian memberikan penaf-
akhirnya menetap dengan cara menambatkan siran-penafsiran dengan interpretasi rasional yang
rumahnya di tepian sungai. Hal ini dibuktikan de- memadai terhadap fakta-fakta yang diperoleh.

| 105 |
“Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar Yang Mulai Punah
Amar Rizqi Afdholy

Survei lapangan dilakukan untuk mengamati ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah
langsung keadaan rumah lanting di lokasi pene- permukaan laut dan hampir seluruh wilayah
litian dan mengadakan wawancara pada beberapa digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin
orang masyarakat yang bertempat tinggal di rumah berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang ber-
lanting pada daerah tersebut. Selanjutnya mela- muara pada sisi timur Sungai Barito. Letak Kota
kukan proses analisis pada karakteristik rumah Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
lanting yang terdapat di lapangan dan memberi- Kota Banjarmasin memiliki luas 98,46 km² dan
kan kesimpulan mengenai faktor-faktor penyebab terbagi menjadi 5 kecamatan, yaitu Kecamatan
semakin berkurangnya jumlah rumah lanting. Banjarmasin Tengah, Kecamatan Banjarmasin
Utara, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kecamatan
Banjarmasin Timur dan Kecamatan Banjarmasin
LOKASI PENELITIAN
Barat.(sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/
Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai Kota_Banjarmasin, 2016)
3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur,

Gambar 3. Peta Kota Banjarmasin.


(Sumber: Dinas Cipta Karya dan Perumahan Kota Banjarmasin, 2015)

| 106 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 2 Juli 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

Lokasi dari tapak difokuskan pada tepian Luas wilayah Kelurahan Seberang Mesjid
sungai martapura yang berada di Kecamatan adalah 75 ha. Batas wilayah Kelurahan Seberang
Banjarmasin Tengah, tepatnya di Kelurahan Sebe- Mesjid meliputi: sebelah utara berbatasan dengan
rang Mesjid, Pemilihan lokasi pada permukiman sungai Martapura, sebelah selatan berbatasan de-
bantaran sungai Martapura yang berada di kelu- ngan Kelurahan Gadang, sebelah timur berbatasan
rahan seberang mesjid ini dikarenakan pada dengan sungai Martapura (Kecamatan Banjarmasin
kawasan ini masih terdapat beberapa rumah ver- Utara), sebelah barat berbatasan dengan sungai
nakular Banjarmasin yaitu rumah lanting, sehingga Martapura (Kelurahan Pasar Lama).
kita dapat mengetahui tentang bentuk arsitektur Kawasan ini terbentuk oleh beberapa tipe
vernakular masa lalu dan perubahan permukiman rumah pinggiran sungai, berupa rumah lanting
yang terjadi di kawasan ini. yang terletak di atas sungai, rumah panggung yang
berada di tepian sungai dan rumah panggung yang
berada di bantaran sungai. Tetapi pada penelitian
: Rumah Lanting ini difokuskan pada rumah yang terletak di atas
: Rumah Panggung sungai berupa rumah lanting.

PEMBAHASAN
Karakteristik Rumah Lanting
Kel. Seberang Mesjid Dari hasil pengamatan di lapangan, diper-
oleh 9 (Sembilan) buah rumah lanting yang berada
di kawasan studi dan selanjutnya dijadikan kasus
untuk menjelaskan karakteristik dari rumah lan-
Gambar 4. Peta Permukiman Tepian Sungai ting tersebut. Hasil dari pengamatan tersebut dite-
Kel. Seberang Mesjid mukan beberapa elemen pembentuk rumah
Sumber: Analisis Peneliti, 2016 lanting, yaitu sebagai berikut:

an Pasar Lama).

Gambar 5. Permukiman Tepian Sungai Kel. Seberang Mesjid


(Sumber: Analisis Peneliti, 2016)

| 107 |
“Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar Yang Mulai Punah
Amar Rizqi Afdholy

Gambar 5. Permukiman Tepian Sungai Kel. Seberang


Mesjid
(Sumber: Analisis Peneliti 2016)

Gambar 6. Peta Persebaran Rumah Lanting


(Sumber: Survey, 2016)

| 108 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 2 Juli 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

A. Fasad Bangunan B. Jarak Bangunan


Dari hasil survey di lapangan, tampilan fasade Terdapat jarak antar bangunan rumah lan-
bangunan rumah lanting terlihat sederhana tanpa ting, pada rumah lanting jarak bangunan biasanya
dekorasi, berbentuk persegi panjang dengan ukur- antara 3-5 meter, ruang yang terdapat antara rumah
an relatif kecil, sekitar 20 – 40 m2 dengan tinggi ini digunakan untuk meletakan jukung atau perahu
rata-rata antara 2,5-3 m²dan mengapung di atas milik penghuninya. Karena sebagian penghuni rumah
air. Bangunan ini bercirikan arsitektur tradisional lanting masih menggunakan sungai sebagai akses
Banjar, karena sebagian besar bahan material yang transportasinya untuk berdagang, maka mereka
di pakai adalah kayu. mempunyai jukung atau perahu sebagai alat trans-
portasinya dan meletakannya di samping rumah.

Gambar 7. Fasad Rumah Lanting (Sumber: survey Lapangan, 2016)

| 109 |
“Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar Yang Mulai Punah
Amar Rizqi Afdholy

3-5m

Jukung Rumah Lanting

Gambar 8. Jarak Antar Rumah Lanting (Sumber: Analisis Peneliti, 2016)

C. Ruang Dalam Bangunan dilaksanakan di luar rumah tepatnya di pelataran.


Khusus untuk buang air besar mereka hanya perlu
Kondisi ruang dalam pada rumah lanting
membangun dinding sederhana untuk melindungi
sangat sederhana, jarang sekali terdapat penyekat
dari pandangan orang, ada pula beberapa rumah
yang membatasi antar ruang. Rumah lanting saat
lanting yang tidak memiliki toilet, sehingga
ini hanya difungsikan sebagai tempat tinggal saja,
mereka menggunakan jamban atau wc umum yang
oleh karena itu ruangan untuk berjualan sudah
terletak di sekitar rumah mereka.
dihilangkan dan diganti dengan fungsi lain. Pada
rumah lanting ukuran bangunan tidak terlalu besar,
sekitar 20-40m², dengan tambahan teras berukuran
kurang lebih 1m² mengelilingi bangunan
Pada beberapa rumah lanting umumnya
hanya terdapat 2-3 ruang saja, yaitu ruang utama
yang berfungsi sebagai tempat tidur pada malam
hari, sebagai ruang keluarga di saaat saat santai,
atau ruang tamu jika ada tamu yang dating, dan
ruang pelayanan, seperti dapur untuk memasak
atau menyiapkan bahan makanan. Biasanya
pembatas antar ruang hanya disekat dengan prabot
saja, contohnya lemari yang membatasi antara
ruang tidur dengan dapur, dan ruang keluarga
yang juga berfungsi sebagai ruang tamu. Gambar 9. Denah Rumah Lanting
Sedangkan untuk keperluan MCK sepenuhnya (Sumber: Analisis Peneliti, 2016)

| 110 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 2 Juli 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

Gambar 10. Kondisi Ruang Dalam Rumah Lanting


(Sumber: Survey Lapangan , 2016)

D. Konstruksi Bangunan kayu lanan. Penggunaan material dan jenis atap


ini agar dapat mengurangi beban pada pondasi.
 Bagian Atap Bangunan
Adapun material penutup atap yang digunakan
Pada bagian atap rumah lanting mengguna- pada kawasan ini kebanyakan memakai penutup
kan atap pelana ini dikarenakan atap pelana meru- atap seng, walaupun masih ada yang menggunakan
pakan konstruksi atap yang ringan dan sederhana, penutup atap dari daun rumbia.
dengan menggunakan material kayu ringan seperti

Gambar 11. Struktur Atap Rumah Lanting


(Sumber: Survey Lapangan , 2016)

| 111 |
“Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar Yang Mulai Punah
Amar Rizqi Afdholy

Gambar 12. Jenis Penutup Atap Rumah Lanting


(Sumber: Survey Lapangan , 2016)

 Bagian Badan Bangunan dengan penutup dinding kayu jenis lanan, pema-
Badan bangunan juga dibangun dengan sangan kayu pada dinding ini dipasang dengan
bahan-bahan dan konstruksi yang sangat dikenal cara disusun bertumpuk, karena untuk meng-
masyarakat. Struktur bangunan merupakan struk- hindari masuknya air pada saat hujan.
tur rangka yang terbuat dari konstruksi kayu ulin,

Gambar 13. Dinding Rumah Lanting


(Sumber: Survey Lapangan , 2016)

| 112 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 2 Juli 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

 Bagian Pondasi Bangunan lanting di lokasi penelitian, sebagian besar masih


Pondasi pada rumah lanting ini berfungsi se- asli dan sudah berumur lebih dari 50 tahun, sesuai
bagai penumpu beban dan juga sebagai alat penga- dengan umur bangunannya.
pung untuk rumah lanting. Karena rumah ini di- Sebagai bahan pengganti kayu gelondongan,
bangun di atas air maka diperlukan alat pengapung ternyata bambu mempunyai kekurangan dalam hal
berupa kayu gelondongan, material ini dahulu ketahanan. Menurut hasil wawancara, mereka
masih mudah di dapatkan dikarenakan Kalimantan mengeluhkan akan penggantian bambu yang harus
memiliki potensi kayu yang sangat melimpah. Kayu rutin dilakukan, ketahanan pondasi bambu ini
gelondongan ini biasanya berukuran diameter 0,8 kurang lebih mampu bertahan selama dua tahun,
– 1m². Tetapi sekarang kayu gelondongan sudah sehingga perlu dilakukan penggantian pada
jarang ditemukan, sehingga digantikan dengan pondasi tersebut. Jumlah bambu yang dipakai
bambu. untuk dapat menahan beban rumah lanting ini
Ada dua cara penggantian pondasi baru yang menggunakan 80 bambu pada bagian belakang
berupa bambu pada rumah lanting, yang pertama bangunan dan 100 bambu pada bagian depan
adalah dengan cara mengganti sebagian dan yang bangunan.
kedua adalah dengan cara mengganti seluruh pon- Diatas pondasi ini terdapat sloof dan gelagar
dasi kayu gelondongan dengan pondasi bambu. serta lantai yang menghubungkan dengan badan
Pertimbangan cara penggantian pondasi ini dilihat bangunan, material yang digunakan pada bagian
dari kondisi kayu gelondongan pada rumah lan- ini menggunakan kayu ulin. Penggunaan bahan ulin
ting itu sendiri. Semakin parah kerusakan pada ini disebabkan kayu ulin memiliki tingkat kekuatan
kayu gelondongan, semakin berkurang pula daya dan keawetan yang sangat baik. Kayu ulin dikenal
tahan untuk mengapungkan bangunan. Kayu tahan terhadap air dan tahan terhadap serangan
gelondongan yang masih terdapat pada rumah serangga kayu.

Gambar 14. Contoh Kayu Gelondongan Gambar 15. Contoh Bangunan Dengan Pondasi
yang Sudah Rusak Kombinasi Kayu Gelondongan dan Bambu
(Sumber: Survey Lapangan , 2016) (Sumber: Survey Lapangan , 2016)

| 113 |
“Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar Yang Mulai Punah
Amar Rizqi Afdholy

Gambar 16. Contoh Bangunan Dengan Pondasi Bambu


(Sumber: Survey Lapangan , 2016)

E. Kenyamanan Termal Pada Rumah musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara 74-
Lanting 91 % sedangkan pada musim kemarau kelem-
babannya rendah yaitu sekitar 52% yang terjadi
Kota Banjarmasin beriklim tropis dimana pada bulan-bulan Agustus, September dan
angin muson barat bertiup dari Benua Asia me- Oktober. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_
lewati Samudera Hindia menimbulkan musim Banjarmasin).
hujan, sedangkan angin dari Benua Australia ada-
Rumah lanting merupakan rumah yang tera-
lah angin kering yang berakibat adanya musim
pung diatas air, hal ini tentunya berpengaruh dari
kemarau. Curah hujan yang turun rata-rata per
faktor kenyamanan penghuni yang berada di
tahunnya adalah kurang lebih 2.400 Mm dengan
dalamnya. Menurut Toding(2014), semakin tinggi
fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600-3.500 Mm,
permukaan lantai bangunan dari tanah maka
jumlah hari hujan dalam setahun kurang lebih 150
kelembaban rata-rata semakin berkurang, semakin
hari dengan suhu udara yang sedikit bervariasi
dekat lokasi rumah dengan bidang air/ sungai,
sekitar 26°C. Kota Banjarmasin termasuk wilayah
makakelembabanya semakin tinggi. Hal ini mem-
yang beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat
buktikan bahwa rumah lanting memeiliki kelem-
yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan
bababn yang tinggi dikarenakan penempatan rumah
Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebab-
lanting ini berada diatas sungai atau air. Pemilihan
kan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan
material pada rumah lanting ini sangat berpenga-
tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah
ruh pada kondisi ruang dalam rumah lanting.
Timur adalah angin kering pada musim kemarau.
Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu Material pembentuk rumah lanting didomi-
pada bulan-bulan November – April. Dalam musim nasi oleh material kayu, penggunaan material kayu
kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. pada dinding bangunan rumah lanting ini sangat
Curah hujan tahunan rata-rata sampai 2.628 mm berperan untuk menurunkan kelembaban, pema-
dari hujan pertahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sangan dinding kayu secara horizontal dan ter-
sekitar 25o C - 38o C dengan sedikit variasi dapat celah atau rongga antar papan kayu dapat

| 114 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 2 Juli 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

berfungsi sebagai celah untuk masuknya udara, hal Menurut Toding(2014), keadaan temperatur
ini dapat menurunkan kelembaban didalam rumah. efektif pada rumah lanting dimana pada rentan
Selain dinding, lantai juga terbuat dari susunan waktu pagi dalam kondisi Hangat Nyaman, Siang
papan-papan kayu ulin. Sama halnya seperti din- hari dalam kondisi Panas, dan sore – malam hari
ding, terdapat pula rongga antar papan yang ber- dalam kondisi Hangat Nyaman. Kondisi panas
fungsi sebagai masuknya udara dari bawah rumah. pada siang hari ini dikarenakan kondisi Banjar-
Dalam bangunan pada daerah iklim tropis untuk masin yang cukup panas pada siang hari dan peng-
menurunkan perpindahan panas dalam bangunan gunaan material seng pada penutup atap bangunan.
hanya mengandalkan system ventilasi alami.

elembaban, pemasangan
ara horizontal dan terdapat
a antar papan kayu dapat
ai celah untuk masuknya
at menurunkan kelembaban
Selain dinding, lantai juga
nan papan-papan kayu ulin.
erti dinding, terdapat pula
pan yang berfungsi sebagai
Gambar 17. Material Atap, Dinding Dan Lantai Yang Mempengaruhi Kenyamanan Pada Rumah Lanting
(Sumber: Survey Lapangan , 2016)

Faktor Penyebab Berkurangnya hunian mereka di daratan. Seiring berjalannya


waktu sarana dan prasarana yang semakin leng-
Rumah Lanting
kap, seperti dibangunanya jalan darat dan model
Cara berhuni masyarakat Banjar yang kental transportasi darat yang beragam, menjadikan pola
dengan budaya kehidupan sungai tergambar pada hidup masyarakat yang tadinya bermukim dan ber-
kehidupan di rumah lanting. Rumah lanting awal- aktifitas di tepian sungai berubah menjadi kedarat.
nya bukan ditujukan sebagai hunian melainkan se- Dari hasil wawancara terhadap penghuni
bagai shelter atau toko terapung yang dibawa dari rumah lanting, didapatkan beberapa faktor yang
arah hulu sungai memasuki pasar terapung di menyebabkan berkurangnya jumlah rumah lanting
kawasan Kota Banjarmasin. Menurut Mentayani pada kawasan ini, yaitu:
(2016), Perkembangan infrastruktur darat yang
- Penghuni lama menjual rumah lanting tersebut.
lebih dominan menjadi salah satu penyebab ber-
ubahan basis hunian sungai ke darat. Inilah faktor - Rumah lanting dibongkar dan materialnya
utaman yang menyebabkan berkurangnya rumah dijadikan bahan untuk membuat rumah di
lanting. Perkembangan zaman yang terjadi meng- daratan.
akibatkan hunian sungai yaitu rumah lanting se- - Berpindah tempat dan rumah lanting tersebut
makin berkurang. Kemampuan ekonomi dan ke- dibawa ketempat tujuannya.
mapanan seseorang menyebabkan keinginan - Rumah sudah rusak dan tidak layak huni.
untuk hidup yang lebih layak dengan membangun

| 115 |
“Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar Yang Mulai Punah
Amar Rizqi Afdholy

- Ketidak mampuan pemilik rumah untuk mem- kondisi ekonomi penghuni, umur bangunan rumah
perbaiki rumah lanting, sehingga rumah lan- lanting ini kebanyakan sudah lebih dari 50 tahun.
ting dibiarkan terbengkalai kemudian hancur. Kondisi ini pula yang menyebabkan daya tahan
bangunan rumah lanting ini sudah mulai ber-
kurang, tanpa adanya perbaikan yang rutin tidak
Hampir semua penghuni rumah lanting
akan mungkin rumah lanting ini bisa bertahan
merupakan masyarakat dengan ekonomi me-
lama.
nengah kebawah, ini yang menjadikan kondisi
rumah lanting tidak terlalu diperhatikan. Selain

Gambar 17. Rumah Lanting Yang Sudah Rusak


(Sumber: Survey Lapangan , 2016)

KESIMPULAN colok pada tipe bangunan yang ada di tepian sungai


ini, rumah lanting yang merupakan rumah ver-
Rumah lanting merupakan hasil dari penyi-
nakular kota Banjarmasin sekarang sudah teran-
kapan masyarakat terhadap kondisi lingkungan
cam punah dan jarang ditemukan. Sekarang tipe
kota Banjarmasin yang didominasi oleh keber-
bangunan rumah lanting ini telah digantikan de-
adaan sungai. Kehadiran rumah lanting dianggap
ngan rumah-rumah yang berada di daratan, ini di-
sebagai awal mula peradaban Banjar dan meru-
sebabkan karena perkembangan infrastruktur
pakan identitas kota Banjarmasin sebagai kota
darat yang lebih dominan, aktifitas masyarakat
sungai. Karakteristik permukiman di tepian sungai
yang dulunya menggunakan sungai sekarang ber-
Martapura dari segi hunian masih bercirikan kekha-
pindah ke darat, sehingga menyebabkan semakin
san dari bangunan Banjar dengan menggunakan
berkurangnya jumlah rumah lanting yang berada
bahan kayu ulin yang menjadi kekhasan bangunan
di kota Banjarmasin.
Banjar. Namun terjadi perubahan yang sangat men-

| 116 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 2 Juli 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

REKOMENDASI https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Banjarmasin
(diakses 10 Desember 2016)
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang
Mentayani, I. (2016) Identitas Keruangan Tepian Sungai
telah diuraikan, diperoleh gambaran mengenai Dan Perubahannya Pada Permukiman
karakteristik permukiman di tepian sungai Mar- Vernakular Di Banjarmasin dalam Seminar
tapura yang berupa rumah lanting. Rekomendasi Nasional - Semesta Arsitektur Nusantara 4, Malang,
yang dikemukakan dari pembahasan tersebut ber- 17-18 November 2016
kenaan tentang perlu adanya pelestarian pada Mentayani, I. (2016) Identitas Dan Eksistensi Permukiman
bangunan rumah lanting yang mulai hilang di kota Tepi Sungai Di Banjarmasin dalam Seminar
Banjarmasin, bangunan dengan arsitektur verna- Nasional Universitas Lambung Mangkurat, Potensi,
kular dari budaya sungai Banjarmasin ini perlu Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan
Lahan Basah secara Berkelanjutan, Banjarmasin, 5
untuk dipertahankan, sehingga pada nantinya November 2016
bangunan ini terhindar dari kepunahan dan dapat
bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Tin- Mentayani, I. (2010) Tipomorfologi Rumah Di Atas Air
(Lanting) Di Kalimantan Selatan Dengan
dakan pelestarian ini dapat silakukan dengan cara
Pendekatan Case Study Research dalam Seminar
rekonstruksi, yaitu dengan membangun kembali Nasional “Metodologi Riset Dalam Arsitektur, Juni
rumah lanting yang telah rusak dan mengganti 2010
material bangunan sekaligus melakukan perkuatan
Mentayani, I. & Prayitno, B. Arsitektur Tepian Sungai
terhadap struktur yang melemah atau rusak dan Potret Life Style Masyarakat di Kota Banjarmasin
selanjutnya dilakukan revitalisasi dengan mela- dalam Seminar Nasional Dan Workshop : Life Style
kukan pengembangan rumah lanting yang salah And Architecture. Univ Atmajaya, Yogyakarta, 31
satunya mengoptimalkan fungsi rumah lanting Mei 2011.
sebagai objek wisata di kota Banjarmasin. Rahman, M. (2014) Pelestarian Rumah Lanting
Berlandaskan Budaya Sungai Masyarakat Kota
Banjarmasin. E-Journal Graduate Unpar. Vol. 1, No.2
DAFTAR PUSTAKA
Toding, J. B., Kindangen, J. I. & Sangkertadi (2014)
Alfisyah. (2014) Evolusi Pola Pemukiman Orang Banjar Kenyamanan Termal Pada Rumah Tepi Sungai
Dinas Tata Ruang, Cipta Karya dan Perumahan Kota “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di
Banjarmasin (2013) Identifikasi Bangunan Rumah Kota Palangka Raya” Jurnal Media Matrasain
Lanting Kota Banjarmasin Volume 11, No.3, November 2014

https://commons.wikimedia.org (diakses 10 Desember


2016)

| 117 |

Anda mungkin juga menyukai