Anda di halaman 1dari 3

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dalam penelitian, maka

kesimpulan skripsi ini terbagi atas dua bagian. Pertama, kondisi Kampung Sungai

Jingah, di Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota

Banjarmasin, tahun 1974-2010. Kemudian, kedua faktor pendorong dan

perkembangan Kampung Sungai Jingah, di Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan

Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, tahun 1974-2010.

Kesimpulan pertama, keberadaan Kampung Sungai Jingah sudah ada sejak

Masa Hindia Belanda, merupakan kawasan perkampungan dengan wilayah

lumayan luas. Nama Kampung Sungai Jingah berasal dari nama sungai kecil

bernama Sungai Jingah tadi. Sungai ini merupakan sebuah handil atau yakni

semacam saluran yang muaranya di sungai atau di Anjir/Antasan. Sungai Jingah

mengalir menuju Sungai Andai dan bermuara di Sungai Pangeran. Penamaan

Sungai Jingah kemungkinannya adalah bahwa dahulunya di sepanjang sungai

kecil ini terdapat banyak pohon Jingah. Jingah adalah vegetasi khas tanaman rawa

di Banjarmasin dan sekitarnya. Pada kawasan ini dahulunya berdomisili beberapa

saudagar kaya.

Kesimpulan kedua, faktor pendorong dan perkembangan Kampung Sungai

Jingah, di Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota

Banjarmasin, tahun 1974-2010 dicirikan perubahan status administratif dari

95
96

kampung, desa dan kelurahan. Sebelum tahun 1974, Sungai Jingah berstatus

kampung. Selanjutnya pada tahun 1974, Kecamatan Banjarmasin Utara bernama

Kecamatan Banjar Utara yang terdiri dari 7 Desa yaitu Sungai Jingah, Antasan

Kecil Timur, Sungai Miai, Kuin Selatan, Kuin Utara, Alalak Selatan dan Alalak

Utara. Pada periode ini Kampung Sungai Jingah berubah statusnya menjadi desa,

yang kemudian pada tahun 1980 an berubah status menjadi kelurahan di Kota

Banjarmasin.

Kemudian terdapat perubahan pola permukiman tradisional tahun 1974-

2010. Perubahan ini berhubungan dengan pola permukiman dan arah hadap

bangunan. Pada masyarakat Banjar khususnya yang berada di tepi sungai, arah

hadap jarang sekali ditunjukkan dengan menggunakan arah mata angin, sehingga

dalam menjelaskan arah hadap rumah ini biasanya hanya digunakan istilah hadap

darat (jalan) dan hadap sungai. Kondisi arah hadap yang awalnya arah hadap ke

sungai pada saat ini sudah berubah sejak tahun 1974-2010, arah hadap bangunan

rumah-rumah tersebut tidak lagi menghadap sungai saja. Kondisi arah hadap

rumah-rumah tepi sungai Kelurahan Sungai Jingah saat ini memiliki 5 (lima) arah

hadap, yaitu ke jalan, ke titian, ke jalan dan sungai, ke titian dan sungai, serta ke

jalan dan titian.

Kemudian perubahan fungsi bangunan. Terjadi perubahan pada fungsi

rumah tradisional, yaitu rumah-rumah panggung sejak tahun 2005 an mulai

digantikan ruko sehingga berdampak pada arah hadap rumah. Hasil temuan di

lokasi penelitian menunjukan issue permasalahan tersebut memang sesuai dengan

kondisi di lapangan. Dalam perkembangannya hingga tahun 2010, Kampung


97

Sungai Jingah ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata, dari 36 destinasi

wisata yang ada di Kota Banjarmasin oleh Dinas Pariwisata Kota, dengan

kekhususan wisata pada objek wisatanya yaitu Rumah Banjar. Kampung Sungai

Jingah hingga tahun 2016 memiliki 22 Rumah Banjar yang tersusun linear di

sepanjang Jalan Surgi Mufti dan Jalan Sungai Jingah. Selain Rumah Banjar, di

kawasan ini juga terdapat situs Makam Syekh Jamaluddin (Kubah Surgi Mufti).

Makam ini menjadi objek wisata ziarah yang dikelola oleh pemerintah dan telah

ditetapkan sebagai benda cagar budaya (BCB) yang dilindungi oleh Undang-

Undang Republik Indonesia, Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Selain itu terjadi perubahan transportasi dari angkutan air ke darat tahun

1974-2010. Sungai Jingah merupakan jaringan transportasi pertama yang awalnya

digunakan sebagai jalur transportasi antar rumah ke rumah, antar permukiman dan

pusat perdagangan serta antar pusat perdagangan dan lokasi pertanian di daerah

pedalaman. Namun kondisi saat ini sudah mengalami perubahan, sungai tidak lagi

dimanfaatkan secara optimal sebagai jaringan transportasi bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai