Anda di halaman 1dari 4

Nama .

RIKI CANDRA

Sejarah Eksistensi Museum Rumah Mande Rubiah Dalam Pembentukan Karakter


Generasi Muda Minang Dari Tahun 1980 Sampai 2021.

A. Kata Penggatar
         Ketika mendengar kata minang yang terlitas dalam piikiran kita tentu makanan dan
adat istiadat yang medunia yang selalu mengema di telingga Salah satu ciri khas suatu budaya
Minang selain rendang, sistem kekerabatan adalah rumah adat Minangkabau. Salah satu
rumah gadang yang saya bahas kali ini adalah Rumah gadang mande rubiah Lokasinya
lumayan jauh dari jalan raya dan masuk ke daerah perkampungan. Rumah Gadang Mande
Rubiah ukuranya tidak rerlalu besar tapi sudah mencukupi syarat Rumah Gadang. Di
dalamnya banyak terdapat senjata tradisional keris, pakaian adat, foto-foto bersejarah, dan
tanduk kerbau. Tidak jauh dari Rumah Gadang Mande Rubiah  terdapat pemakaman tetua
adat yang masih bersangkutan dengan Mande Rubiah. 
       Makam-makam di sana cukup besar dari pada makam biasanya, entah apa maksud dari
makam yang besar itu. Yang saya tau semakin besar makam tersebut maka semakin tinggi
pangkat atau kedudukanya dikaum Mande Rubiah.Banyak cerita atau rumor bahwa Rumah
Gadang Mande Rubiah tempat yang sakral. Yang paling sakral adalah cara pemilihan
kepengurusan atau kepemilikan Rumah Gadang Mande Rubiah. Pemilik atau pengurus
Rumah Gadang Mande Rubiah sekarang adalah Mande Rubiah VII. Menurut cerita yang saya
dengar apabila Mande Rubiah yang sekarang meninggal dunia maka Mande Rubiah
selanjutnya akan lahir. Entah benar atau salah namun cerita itu dipercayai hingga
kepemilikannya sekarang (Mande Rubiah VII).
      
B. Pembahhasan
           Rumah Gadang Mande Rubiah sekarang menjadi salah satu Situs Cagar Budaya di
Minang Kabau. Sehingga banyak wisatawan dan pengunjung yang datang ke Rumah Gadang
Mande Rubiah. Pada umumnya pengunjung yang datang tidak hanya sekedar melihat atau
mengenal Rumah Gadang Mande Rubiah, tapi memanjatkan doa, meminta petunjuk, dan
meminta rahmat kepada Mande Rubiah VII. Untuk itu, alangkah baiknya Situs Cagar Budaya
ini terus dapat dilestarikan sehingga generasi yang sekarang dan yang akan datang dapat
mengenal juga Rumah Gadang Mande Rubiah.
        Mandeh Rubiah yang sekarang menempati rumah gadang Tersebut, Rumah terletak di
Nagari Lunang. Nagari Lunang sudah merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Sumatera
Barat dan Bengkulu. Lunang adalah sebuah nagari yang terletak di Kecamatan Lunang,
Kabupaten Pesisir Selatan. Rumah Gadang Mandeh Rubiah dibangun oleh Bundo Kandung
pada sekitar abad 13-14 Masehi. Mandeh Rubiah sekarang merupakan keturunan yang ke – 7.
Sebelum tinggal di Lunang Pesisir Selatan, Mandeh Rubiah atau Bundo Kanduang tinggal di
Pagaruyung di Tanah Datar. Perpindahan Bundo Kanduang ke Lunang ini disebabkan adanya
konflik antara Bundo Kanduang denganTiang Bungkuk. Bundo Kanduang Mande Rubiah
yang bernama kecil Rakinah. suami dia bernama Suhardi sutan Indera (suku Malayu Gadang
Rantau Kataka) dan 7 orang anak (6 Putera dan 1 Puteri) Sedangkan keturunan dari Dang
Tuanku Remendung yang jejaknya tak terekam oleh pagaruyung atas permintaan bundo
kanduang sendiri dengan mengatakan bahwa ia dan keturunannya sudah mengirap ke langit
untuk mengelabui raja Tiang bungkuk yang mengejarnya sampai ke pagaruyung, setelah
meninggalkan, bundo kanduang kembali ke Lunang tempat asal nenek moyangnya,
adityawarman.
         Rumah Gadang Mandeh Rubiah tahun 1980 sebelum direnovasi oleh Pemerintah. Pada
tanggal 8 Maret 1980 rumah gadang ini di resmikan menjadi museum lokal di Sumatera Barat
yaitu Museum Mande Rubiah kini jadi pusat adat nan sakral bagi Masyarakat Lunang dan
wilayah sekitarnya seperti Indopuro hingga perbatasan Kabupaten Mukomuko Kabupaten
Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu.Berbagai kegiatan adat dan keagamaan dilaksanakan di
rumah gadang ini, bahkan kebutuhan alternatif ekonomi seperti ritual Tolak Bala di
pusatakakan di rumah gadang ini. Berkaca ke belakang sedikit, sejarah di dapat dari beberapa
literatur sejarah. Tradisi adat Manjalang (menjelang) adalah prosesi adat bercampur agama
yang telah mentradisi di Nagari Lunang.
        Prosesi adat tersebut sekaligus menyambut hari raya Idul Fitri yang dilangsungkan di
Rumah Gadang Mandeh Rubiah. Manjalang diartikan dengan mengunjungi Rumah Gadang
Mandeh Rubiah dalam rangka silaturahmi (halal bi halal/ bermaaf-maafan) antar seluruh
unsur masyarakat, mulai dari unsur adat, alim ulama dan masyarakat dengan Mandeh Rubiah.
Sebagai ungkapan rasa hormat masyarakat Lunang kepada pewaris rumah gadang yang telah
mentradisi dari dahulu hingga sekarang maka dilangsungkan setiap tahunnya upacara
Manjalang atau mengunjungi rumah gadang. Tradisi itu ampai saat ini terus dilaksanakan.
          Dengan iringan tari – tarian Tradisional, Arak-arakan Ninik Mamak Nan Salapan
Lunang, serta para undangan, dan tokoh masyarakat Lunang, menuju Rumah Gadang
Mandeh Rubiah. Proses Adat Manjalang Rumag Gadang Mandeh Rubiah ini cukup menarik
ribuan pasang mata masyarakat, menyaksikan prosesi Manjalang Rumah Gadang Mandeh
Rubiah yang ada di sepanjang jalan dilalui arak-arakan. Fungsi Rumah Gadang Mande
Rubiah terlihat dalam masyarakat diantaranya Sebagai tempat pelaksanaan kegiatan maulid
nabi, Sebagai tempat manjalang, Sebagai tempat naik kadudukan di Rumah Gadang dalam
acara perkawinan di Lunang.
          
C Kesimpulan
Upaya Mande Rubiah dalam upaya melestarikan fungsi Rumah Gadang mande rubaih
adalah. Pertama Memelihara seluruh peninggalan-peninggalan atau benda-benda yang di
bawa kerajaan Bundo Kanduang di Rumah Gadang. Kedua, Memberikan persetujuan akhir
terhadap semua ketentuan atau adat yang akan dijalankan oleh masyarakat Nagari Lunang.
Ketiga, Memberikan keputusan terhadap peraturan adat ataupun nagari untuk dijalankan
setahun kedepan. Keempat, Mande Rubiah beserta Rumah Gadang dijadikan tempat
membayar nazar atau tempat berobat.

Daftar Pustaka

Amir M.S, 1997, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang,Citra Harta Prima,
Jakarta.

Amir Syariffudin, 1984, Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam Dalam Lingkungan Adat


Minangkabau, Gunung Agung, Jakarta.

Bambang Sunggono, 1997, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta.
Chairil Anwar, 1997, Hukum Adat Indonesia Meninjau Hukum Adat Minangkabau, PT Rineka
Cipta, Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka.

Edison, Nasrun 2010, Tambo Minangkabau Budaya dan Hukum Adat di


Minangkabau, Kristal Multimedia, Sumatera Barat.

Herwandi dkk. Museum Adityawarman. 2006 Rakena Mande Rubiah Penerus Kebesaran
Bundo Kanduang dalam Penggerogotan Tradisi. Padang.

http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016053100003/rumah- ga
dang-mande-rubiah-rumah-gadang-lunang.

http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/1871/1/.

Anda mungkin juga menyukai