Anda di halaman 1dari 2

What’s Great with Arrival (2016)?

Butuh tiga kali kesempatan nonton Arrival (2016) untuk bikin saya yakin kalo saya cinta mati
dengan film ini.

Ini adalah review film pertama saya yang dilakukan karena kurang kerjaan dan lagi pengen nulis
aja. Di tulisan ini saya mau ngereview film yang saya tonton sekitar empat tahun lalu yang berjudul
Arrival. Arrival sendiri adalah film drama-sci-fi tahun 2016 besutan Dennis Villeneuve yang
sebelumnya pernah menyutradarai beberapa film yang juga saya suka seperti Incendies (2010),
Enemy (2013), dan Prisoners (2013). Arrival adalah salah satu film yang saya lihat sebagai film
yang advance dan relevan dengan perkembangan film di era sekarang, khususnya dalam genre
science-fiction dan lebih khususnya lagi dalam tema Alien.
Penempatan alien sebagai fokus cerita dalam sebuah film udah umum banget ditemukan dalam
beberapa film sebelum Arrival seperti franchise “Alien” yang begitu memorable. Untungnya,
Arrival ngga membawa gaya film Alien pada umumnya yang saya rasa udah nggak relevan di
zaman sekarang untuk emotionally-provoke penonton dengan cara ngasih jumpscare dan
adegan action di sepanjang film.
Secara singkat, Arrival bercerita tentang datangnya 12 pesawat extra-terrestrial yang ditumpangi
para alien heptapod yang tersebar di berbagai belahan bumi. Seperti persepsi klasik soal alien
pada umumnya, warga dunia berasumsi bahwa kedatangan alien ini bertujuan untuk menginvasi
bumi. Beberapa negara bahkan berancana untuk menyerang pesawat-pesawat alien ini sebelum
mereka melakukan kerusakan di bumi. Untuk menemukan jawaban mengapa para alien ini
mengunjungi bumi, pemerintah Amerika Serikat meminta bantuan seorang linguis bernama Dr.
Louise Banks (Amy Adams) untuk berkomunikasi dengan para alien dan mencari tahu alasan
mengapa mereka mengunjungi bumi.
Dari segi teknis film, Arrival membangun atmosfir thrilling dengan cara yang elegan seperti
scoring bernuansa horror yang gak lebay tapi berhasil bikin penonton merasa merinding.
Tampilan visual Arrival juga sangat indah sekaligus mencekam bahkan penggambaran alien dan
pesawatnya di film ini pun menurut saya begitu aesthetic.
Arrival juga realistis dalam menggambarkan alien yang memiliki kehidupan dan kultur yang beda
banget sama manusia. Terlihat bahwa ada language-gap antara Dr. Louise Banks dalam
berkomunikasi dengan dua Alien yang diberi nama Abbott dan Castelo. Adanya perbedaan
bahasa inilah yang menjadi poin menarik dari film Arrival dan bikin saya sadar kalo film ini udah
berhasil meningkatkan taraf film bertema alien dari yang sebelumnya.
Salah satu unsur kebahasaan yang dibahas dalam film ini adalah unsur waktu. Nggak kaya
manusia yang mempersepsikan waktu secara linear, alien dalam film ini melihat waktu secara
melingkar (sirkular). Dimensi waktu adalah unsur yang penting dan esensial dalam kehidupan
manusia. Manusia sendiri mempersepsikan waktu secara spasial (berupa timeline kehidupan)
yang sifatnya linear sehingga dalam aspek kebahasaan pun manusia memerhatikan unsur waktu
(tenses) dan manusia mengomunikasikan pikirannya secara linear dan terstruktur (ada awalan
dan akhiran). Sedangkan, para alien nggak melihat dimensi waktu sebagai sesuatu yang penting,
sehingga dalam berkomunikasi dan berbahasa para alien ngga memerhatikan unsur waktu. Alien
mengomunikasikan apa yang mereka pikirkan secara abstrak dan jika divisualisasikan maka akan
berbentuk simbol sirkular. Di sinilah tantangan Louise dan rekan-rekannya untuk memahami
bahasa alien heptapod ini.

Film ini menyinggung soal Safir-Whorf Hypotheses yaitu penelitian yang mengungkapkan bahwa
kemampuan berpikir manusia dipengaruhi oleh bahasa. Ketika seseorang memelajari bahasa
yang berbeda dari yang biasanya digunakan, maka seseorang akan mampu berpikir dengan cara
yang berbeda. Dalam hal ini, Louise yang notabene sebagai manusia harus memelajari bahasa
alien dengan persepsi dan pemahaman yang jauh berbeda.
Ketika Louise mulai memahami bahasa yang digunakan para alien, ia mulai berpikir layaknya
seperti alien, di mana waktu bukanlah hal yang penting dan esensial. Karena Louise adalah
seorang manusia dan mempersepsikan waktu sebagai sesuatu yang penting, ketika ia
memahami bahasa alien dan melihat waktu bukanlah sesuatu yang esensial, maka Louise dapat
melihat berbagai peristiwa lintas waktu. Dalam film diperlihatkan Louise dapat melihat masa
depannya ketika menikah dengan rekannya Ian Donelly dan memiliki anak bernama Hannah yang
mengidap penyakit langka.
Pada akhirnya, Louise menemukan alasan kedatangan alien ke bumi adalah untuk meminta
bantuan para manusia 1000 tahun lagi. Agar manusia bisa membantu nantinya, para alien ini
memberikan gift (yang awalnya diartikan sebagai weapon) berupa kemampuan melihat masa
depan kepada manusia. Di akhir film terlihat adegan Louise yang menjadi linguis terkenal karena
mengembangkan bahasa alien yang dipahaminya dalam sebuah buku. Kemampuan Louise
untuk melihat masa depan ini juga berhasil mencegah Presiden China untuk menyerang pesawat
alien.

Anda mungkin juga menyukai