Anda di halaman 1dari 2

Nama: Boby Delaroy Oktana.

NIM: 14040119120040.
TUGAS: Realisme & Narrative.
A. Realisme.

Jika dipandang secara umum, realisme dalam sebuah teks media adalah bentuk usaha media
membawa kontenya melalui sebuah narasi yang sedemikian rupa diterima audiens tanpa tahu
media (pengirim) itu sedang bernarasi. Contohnya, Iklan produk kecantikan seperti emeron
Body Lotion, Sabun Dove, Citra, dll. Melalui iklanya mereka berusaha untuk mendefinisikan
dan menciptakan realitas bahwa wanita cantik itu putih, dan akibatnya banyak wanita
Indonesia yang berusaha untuk memutihkan kulitnya. Atau iklan susu pelangsing seperti
WRP yang membangun realitas bahwa wanita cantik itu yang badanya kurus. Hal-hal ini
biasa terjadi di dalam media dan masyarakat. Tidak hanya itu, ketika kita pernah terbawa
suasana ketika melihat suatu sinetron, lalu mungkin kita marah atas aktin salah satu pemeran
di sinetron tersebut dan menganggap itu benar-benar terjadi, itu juga termasuk keberhasilan
media dalam menghasilkan realitas dalam kontenya. Karakteristik realisme diantaranya
akurat, dapat dipercaya, alur yang kuat, dan kebenaran poin dalam konten.
Realisme juga dapat dijelaskan dalam beberapa kata. Pertama, kredibel dan dapat dipercaya,
apa yang kita lihat dan baca menjadi sesuatu yang diyakini akan terjadi. Contohnya, berita
laporan dan prediksi cuaca di suatu wilayah yang di tampilkan dengan grafik dan data dari
alat canggih. Kedua, masuk akal, kondisi dimana audiens tahu bahwa konten ini fiksi, namun
karena pembangunan dan alur cerita yang baik, konten dapat diterima. Contoh, serial radio
terkenal berjudul War of The World" tentang serangan alien Mars yang didengarkan oleh
setidaknya 12 juta warga Amerika yang disiarkan oleh Radio Orson Welles ini setidaknya
berhasil membuat 1 juta orang percaya bahwa hal itu benar terjadi. Mereka menangis,
melarikan diri, berdoa untuk menghindari kematian akibat serangan alien. Ketiga, probable,
berkaitan dengan sebab akibat. Keempat, aktual, konten dengan realitas fisik, seolah-olah
kita berada di konten tersebut. Contohnya, dokumenter Aiman yang mencoba menelisik
sebuah kasus, misal kehidupan di Lapas Nusakambangan. Kelima, jujur dan natural.
Dalam praktiknya realisme dibentuk dengan mengikuti konvensi konvensi yang sudah
terbentuk. Konvensi merupakan aturan tak tertulis yang diikuti. John Fiske mengatakan dalam
Television Culture (1987) bahwa 'realisme tidak hanya mereproduksi realitas, tetapi
membuatnya masuk akal. Perhatian pada fakta bahwa jika satu aspek realisme adalah tentang
konten- apa yang terlihat dan terdengar nyata -aspek lainnya adalah tentang
bentuk-bagaimana hal-hal tersebut diletakkan. Soal bentuk ini juga merujuk kembali ke
bagian terakhir tentang konvensi.
Realisme ini muncul dan dimunculkan dari beberapa sumber, diantaranya:
a. Pengalaman Budaya: Mempelajari kehidupan sosial tentang apa yang dianggap
nyata oleh kelompok budaya. Misal objek yang besar untuk objek yang dekat dan
objek kecil untuk yang lebih jauh. Penggambaran tokoh berjilbab sebagai sosok yang
baik, panutan, tertindas, dsb (Protagonis) dan yang tidak berkerudung sebagai tokoh
antagonis, contoh di serial Azab,
b. Kehidupan Nyata: realisme dapat dibentuk dari pengalaman hidup kita, tentang
sebab akibat dan kemungkinan yang terjadi di kehidupan nyata.
c. The Media Themselves: Media itu menjadi sumber realitas di masyarakat.
Naturalitas yang banyak dan sering ditayangkan di media menjadi realitas di
kehidupan kita. Misal, kita tidak pernah pergi ke Amerika, tapi karena kita banyak
mengkonsumsi konten mengenai Amerika, tercipta realitas yang kita percaya
mengenai Amerika.
d. Kredibilitas sumber.
B. Narrative.

Satu hal penting yang dilakukan narasi adalah membentuk materi dalam Kerangka ruang dan
waktu. Artinya, dengan narasi media atau produser menentukan dimana suatu hal terjadi,
kapan terjadinya, dan seberapa cepat kejadian tersebut. Narasi bisa terjadi pada siaran ulang
ataupun siaran langsung. Misal, menyaksikan siaran bola di Gelora Bung Karno Live di
waktu tertentu. Atau presenter mengabarkan kejadian banjir di Jakarta, dan kita dibawa ke
ruang dan waktu kejadian di Jakarta. Narrative Modes, ada dua model Narasi yakni, a)
Narasi Peristiwa (Urutan peristiwa), b) Narasi Drama. Contoh, dalam film Jumanji:
Welcome to the Jungle, ketika keempat tokoh membuat masalah - di minta ke ruang guru -
diceramahi - dibawa ke suatu ruangan - menemukan game konsol - masuk ke dalam game, itu
dikatakan Narasi Peristiwa. Ketika Spencer dan Anthony bertengkar dan Anthony bilang
Spencer adalah anak yang menyedihkan, itu dikatakan Narasi Drama.
Struktur narasi mudahnya adalah pembuka dan penutup atau menunjukan awal dan akhir,
biasanya struktur ini terjadi pada situasi nyata. Lalu tayangan fiksi biasanya juga
menggunakan struktur "memutar", yakni memberikan kilas balik di awal untuk dramatisir dan
mulai masuk pembukaan dan akhir. Setiap media, produser, dll memiliki gayanya
masing-masing dalam menarasikan suatu hal dan dirinya.
Narasi memberikan isyarat kepada penonton mengarahkan pemahaman tentang suatu cerita
yang sedang berlangsung. Dengan narasi kita bisa tahu siapa yang jahat dan baik,
memprediksi kelanjutan cerita, perubahan waktu, perusahaan ahan tempat dll.
Narasi menghubungkan kreator dengan audiensnya. Narasi mampu memperjelas a)
keterlibatan & detasmen (Subjektif dan objektif) melalui posisi pengambilan gambar, b)
Identifikasi dan keterasingan (meyakinkan dan melibatkan) melalui penggambaran tokoh dan
cerita, c) Posisi Spasial (Ruang dan tempat), d) Posisi Waktu, dan e) Posisi Psikologis.

Anda mungkin juga menyukai