NPM : 180310220105
MATA KULIAH : FILM SEJARAH DAN DOKUMENTER
1. Transliterasi materi
Pembahasan pada bab ini membahas mengenai sejarah dan definisi film
dokumenter dengan cukup detail. Berdasarkan penjelasan penamaan, pembaca
diperkenalkan pada awal mula film dokumenter muncul yaitu pada akhir abad
kesembilan belas melalui contoh-contoh seperti "Nanook of the North" dan "Man
with a Movie Camera." Penulis menggaris bawahi keragaman definisi film
dokumenter dengan mengungkapkan bahwa genre ini tidak hanya dapat
didefinisikan sebagai 'film kehidupan nyata, tetapi seringkali merupakan potret
rekonstruksi kehidupan nyata yang dimanipulasi oleh seniman dan teknisi. Selain
itu, penulis mencatat bahwa film dokumenter dapat berfungsi sebagai hiburan
yang cerdik, menunjukkan adanya berbagai pendekatan dalam pembuatan film ini.
Dalam bab pertama yang mengenai definisi film dokumenter, pembahasan tentang
manipulasi dalam film dokumenter menggunakan "Nanook of the North" sebagai
contoh memberikan wawasan tentang sejauh mana subjek dalam film dokumenter
dapat dipengaruhi oleh pembuat film. Penting juga adalah poin yang menekankan
bahwa film dokumenter sekalipun mencoba memperlihatkan 'kehidupan nyata,
selalu melibatkan manipulasi, seperti pemilihan topik dan editing. Pengutipan dari
jurnalis penyiaran Edward R. Murrow memberikan perspektif yang menarik
tentang konsep keseimbangan dalam film dokumenter, dan akhirnya, tulisan
menyoroti bahwa definisi film dokumenter terus berkembang seiring waktu dan
tergantung pada perspektif pembuat dan penontonnya. Ini memberikan
pemahaman yang baik tentang sejarah dan kompleksitas dalam mendefinisikan
film dokumenter, serta menggambarkan bahwa genre ini tidak memiliki definisi
yang kaku dan banyak variabel yang memengaruhi pandangan terhadapnya,
termasuk tujuan dan perspektif pembuat dan penonton.
Sementara itu, di negara lain seperti Prancis, pembuat film seperti Georges
Franju menciptakan karya-karya yang kontroversial dengan pendekatan yang
lebih berani. "Blood of the Beasts" mengungkap kekejaman dalam penyediaan
daging dan menciptakan perbandingan tersirat antara penyembelihan hewan dan
penyembelihan manusia. Film-film seperti ini berusaha mengguncang status quo
dan menghadapi kritik pedas. Namun, dalam perkembangannya, gerakan Sinema
Bebas dan cinema verite´ tetap mempengaruhi perkembangan film dokumenter.
Mereka membuka pintu bagi pendekatan yang lebih subjektif dan kontroversial,
memungkinkan pembuat film untuk menjelajahi berbagai aspek kehidupan dan
masyarakat dengan lebih bebas. Namun, debat seputar kebenaran dan etika dalam
film dokumenter tetap ada, mencerminkan kerumitan dalam merekam realitas dan
memahami hubungan antara pembuat film dan subjeknya.
- Dalam konteks ini, film dokumenter dianggap sebagai alat penting dalam
memelihara demokrasi dan membantu masyarakat dalam menjaga
akuntabilitas terhadap kekuatan bisnis dan pemerintah.
- Diakui bahwa film dokumenter juga memiliki nilai hiburan dan banyak
pembuat film menjual karyanya. Meskipun biaya produksinya lebih
rendah daripada film fiksi, mereka masih memerlukan dukungan finansial
dari berbagai lembaga.