Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkata dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah 'KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH' yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada klien Tn. A dengan Cedera Kepala
Ringan di ruangan Neurologi Lantai VIII RSUD Koja Jakarta Utara”.
Pada kesempatan ini pula kami ingin mengucapkan terima kasih sebesarnya kepada :
Pada akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari teman sejawat sangat kami butuhkan untuk saling melengkapi
penyusunan makalah ini agar dapat lebih bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami selaku
tim penyusun mengucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Tujuan.
1. Tujuan umum.
Diharapkan mahasiswa mengerti tentang asuhan keperawatan dengan cedera kepala ringan.
2. Tujuan khusus.
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan cedera kepala.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan cedera kepala.
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan cedera kepala.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatn pada klien dengan cedera kepala.
e. Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan cedera kepala.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada teori dan praktik.
g. Mampu mengidentifikasi faktor – faktor pendukung, penghambat serta mencari solusi dan
alternatif pemecahan masalah pada klien dengan cedera kepala.
h. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan cedera kepala.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian.
Cedera kepala ringan adalah hilangnya fungsi neurology atau menurunnya kesadaran
tanpa menyebabkan kerusakan lainnya (Smeltzer, 2002).
Cedera kepala ringan adalah trauma kepala dengan GCS: 15 (sadar penuh) tidak ada
kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala, hematoma, laserasi dan abrasi
(Mansjoer, 2000).
Cedera kepala ringan adalah cedera kepala tertutup yang ditandai dengan hilangnya
kesadaran sementara (Corwin, 2000)
Jadi cedera kepala ringan adalah cedera karena tekanan atau kejatuhan benda tumpul yang
dapat menyebabkan hilangnya fungsi neurology sementara atau menurunya kesadaran
sementara, mengeluh pusing nyeri kepala tanpa adanya kerusakan lainnya.
B. Etiologi.
Menurut Cholik Harun Rosjidi & Saiful Nurhidayat, (2009 : 49) etiologi cedera kepala adalah
:
1. Kecelakaan lalu lintas.
2. Jatuh.
3. Pukulan.
4. Kejatuhan benda.
5. Kecelakaan kerja atau industri.
6. Cedera lahir.
7. Luka tembak.
C. Patofisiologi.
1. Proses Penyakit.
Adanya cedera kepala dapat menyebabkan kerusakan struktur, misalnya kerusakan pada
parenkim otak, kerusakan pembuluh darah, perdarahan, edema dan gangguan biokimia otak
seperti penurunan adenosis tripospat, perubahan permeabilitas vaskuler, patofisiologi cedera
kepala dapat terbagi atas dua proses yaitu cedera kepala primer dan cedera kepala sekunder,
cedera kepala primer merupakan suatu proses biomekanik yang terjadi secara langsung saat
kepala terbentur dan dapat memberi dampat kerusakan jaringan otat. Pada cedera kepala
sekunder terjadi akibat dari cedera kepala primer, misalnya akibat dari hipoksemia,iskemia
dan perdarahan. Perdarahan cerebral menimbulkan hematoma misalnya pada epidural
hematoma, berkumpulnya antara periosteun tengkorak dengan durameter, subdura hematoma
akibat berkumpulnya darah pada ruang antara durameter dengan subaraknoid dan intra
cerebral, hematoma adalah berkumpulnya darah didalam jaringan cerebral. Kematian pada
penderita cedera kepala terjadi karena hipotensi karena gangguan autoregulasi, ketika terjadi
autoregulasi menimbulkan perfusi jaringan cerebral dan berakhir pada iskemia jaringan otak
(Tarwoto, 2007).
2. Manifestasi Klinik.
Tanda-tanda dari terjadinya cedera kepala ringan adalah : Pingsan tidak lebih dari 10 menit,
tanda-tanda vital dalam batas normal atau menurun, setelah sadar timbul nyeri, pusing,
muntah, GCS 13-15, tidak terdapat kelainan neurologis.
Gejala lain cedera kepala ringan adalah : Pada pernafasan secara progresif menjadi abnormal,
respon pupil mungkin lenyap atau progresif memburuk, nyeri kepala dapat timbul segera atau
bertahap seiring dengan tekanan intrakranial, dapat timbul muntah-muntah akibat tekanan
intrakranial, perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara serta gerakan
motorik dapat timbul segera atau secara lambat. (Corwin, 2000).
3. Komplikasi.
Komplikasi yang bisa terjadi akibat dari cedera Kepala antara lain :
a. Hemoragik.
b. Infeksi.
c. Edema.
d. Pneumonia.
e. Kejang.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan pada Tn.A usia 55
tahun dengan Cedera Kepala Ringan di ruangan neurologi lantai VIII RSUD KOJA
JAKARTA UTARA yang di laksanakan pada 18 Desember 2012.
Ket
erangan :
: Laki -laki
: Perempuan
: Klien laki-lak
d. Penyakit yang pernah diderita keluarga.
Klien mengatakan, “ di dalam anggota keluarga klien ada riwayat penyakit keturunan
hipertensi ” .
e. Riwayat psikososial dan spiritual.
Klien mengatakan “ orang terdekat adalah istri dan anaknya ”, pola komunikasinya baik dan
terbuka. Dalam membuat keputusan dirumah adalah klien , klien mengikuti kegiatan
kemasyarakatan seperti kerja bakti. Keluarga merasa cemas dengan kondisi klien selama
dirawat di rumah sakit, masalah yang mempengaruhi klien adalah penyakitnya. Mekanisme
terhadap stress dengan berdiam diri, klien ingin cepat pulang. Perubahan yang dirasakan
setelah jatuh sakit tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
Didalam nilai-nilai kepercayaan klien yang bertentangan dengan ksehatan tidak ada, nilai
agama yang dilakukan adalah berdoa dan sholat. Klien mengatakan rumah klien berada
lingkungan yang padat.
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sebelum Sakit.
Pola nutrisi klien sebelum sakit 3x sehari, nafsu makan baik dan makan yang di habiskan 1
porsi.makanan yang tidak di sukai dan membuat alergi tidak ada. Makanann diit dan
pantangan tidak ada. Penggunann obat sebelum makn dan penggunaan alat bantu makan tidak
ada. Dalam pola eliminasi buang air kecil 4-6 kali sehari dengan warna kuning jernih, dalam
pola buang air besar 1 kali dengan waktu tidak tentu, berwarna kuning kecoklat dan
konsistensi padat, keluhan dan penggunaan laksatif tidak ada. Sedangkan pola personal
hygiene mandi 2 kali sehari, waktunya pagi dan sore. Oral hygiene 3 kali sehari,waktunya
pagin sore dan setelah makan, mencuci rambut 3 kali perminggu. Pada pola istirahat dan tidur
klien tidur siang 1 jam, dan tidur malam 6-7 jam sehari, kebiasaan sebelum tidur klien tidak
ada. Dalam pola aktivitas dan latihan klien bekerja sebagai wiraswasta. Dalam kegiatan
olahraga klien tidak pernah mengikutinya. Dan tingkat kekuatan dan ketahanan baik,
kemampuan untuk memenuhi kegiatan sehari-hari dibantu. Selama ini klien merokok, tidak
pernah minum-minuman beralkohol dan tidak pernah memakai obat-obatan ( napza )
Analisa Data.
No Data Masalah Etiologi
1 Ds : Nyeri Cedera fisikis
Klien mengatakan nyeri kepala
sejak 2 hari yang lalu
Do :
1. k/u lemah, kesadaran cm.
2. klien tampak sering memegang
kepalanya.
3. klien tampak meringis kesakitan.
4. Skala nyeri 6 – 7
5. Nyeri seperti ditusuk – tusuk
6. TTV :
a. TD:130/70 mmHg.
b. S :36,5°C.
c. RR :24x/menit
d. N :80x/menit.
7. Pemeriksaan ST scan infrak
serebri dextra
2 Ds : Resiko Intake tidak
Klien tidak nafsu makan kekurangan adekuat
Do : nutrisi kurang
klien tampak menghabiskan ½ dari kebutuhan
porsi makan yang disediakan. tubuh
muntah cair.
Mual.
konjungtiva anemis
BB sebelum sakit:75 kg,
BB sakit:72 kg, BB ideal:62-72
kg,
HB :15,3 g/dL,
3 Ds : Kerusakan Kerusakan
Klien mengatakan aktivitas masih mobilitas fisik neuromuskuler
dibantu oleh keluarga
Do :
1.k/u lemah
2.aktivitas masih dbantu
Pukul 14 : 00 Wib
Diagnosa kedua :
S : Klien mengatakan “ tidak nafsu makan”
O : - menu makan hanya di habiskan ¼ porsi makan.
- Klien mual
- BB sebelum sakit:75 kg,
- BB sakit:72 kg, BB ideal:62-72 kg,
- HB :15,3 g/dL.
A : masalah belum teratasi.
P : intervensi dilanjutkan.
Pukul 14 : 00 Wib.
Dignosa ketiga.
S : klien mengatakan “ aktivitas masih di bantu”
O : klien belum dapat melakukan aktivitas sendiri
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan.
2. Tanggal 20 desember 2012.
Pukul 14 : 00 Wib.
Diagnosa pertama :
S : Klien “ Mengatakan Nyeri agak berkurang “
0 : Observasi TTV : TD : 120 / 80mmHg ,N :78x menit S : 36°C Rr :22x/menit.
Skala nyer 4
Karakteristik berkurang.
A : Masalah teratasi sebagian.
I : Intervensi dilanjutkan
Pukul 14 : 00 Wib.
Diagnosa kedua :
S : Klien “ Mengatakan nafsu makan membaik “
O : klien dapat menghabiskan 1 / 2 porsi makan yang disajikan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Pukul 14 : 00 Wib.
Diagnosa ketiga :
S : Klien “ Mengatakan aktifitas sudah tidak dibantu ”
O : Klien dapat melakukan aktifitas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
3. Tanggal 21 desember 2012
Pukul 14 : 00 Wib.
Diagnosa pertama :
S : Klien “ Mengatakan nyeri sudah tidak ada “
O : Observasi TTV : TD : 120/70mmHg, Nadi : 80x/menit, Rr : 20x/menit,
Suhu :36°C.
Skala nyeri 1
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Pukul 14 : 00 Wib
Diagnosa kedua
S : Klien “ Mengatakan mual sudah tidak ada “
O : klien menghabiskan 1 porsi makan yang disajikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahsan ini penulis akan membandingkan hasil tinjauan kasus yang dilakukan pada
Tn. A dengan cedera kepala ringan yang dirawat di ruang neurologi lantai VIII RSUD KOJA
Jakarta Utara dengan tinjauan teoritis. Setelah penulis membandingkan antara kasus cedera
kepala ringan pada Tn. A dengan tinjauan kepustakaan yang ada, maka terdapat beberapa
kesenjangan. Berikut ini penulis mencoba untuk membahas kesenjangan tersebut, dipandang
dari sudut keperawatan, yang terdiri atas pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil dari asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
Cedera kepala ringan Diruang Neurologi lantai VIII RSUD KOJA Jakarta Utara, mulai dari
pengkajian keperawatan sampai dengan evaluasi keperawatan yang dilaksanakan pada
tanggal 18 Desember 2012 sampai 21 Desember 2012.
A. Kesimpulan.
Pada pengkajian,penulis menemukan beberapa perbedaan,seperti pemeriksaan diagnostik
yang dilakukan pada klien.hambatan yang ditemukan pemakalah diantaranya dokumentsi
keperawatan yang kurang lengkap ,seperti data penunjang.
Selanjutnya untuk diagnosa keperawatan pada kasus pemakalah mengangkat tiga dignosa
kemudian pada perencanaan yang ada pada kasus umumnya sesuai dengan teori .
Perencanaan keperawatan dibuat sesuai dengan prioritas masalah ada pada klien yang di
tetapkan. tujuan pemakalah menetapkan tindakan keperawatan selama 3x24 jam .dan kriteria
yang pemakalah tetapkan pada kasus sama dengan yang bertera pada terori secara umunya.
Pada pelaksananan tiga diagnosa dapat dilaksanakan dengan baik. hal ini dapat terlaksana
berkat kerja sama perawat ruangan,klien beserta keluarga. tahap akhir yaitu evaluasi
keperawatan dari tiga masalah yang pemakalah temukan dapat teratasi ketiga – tiganya.
B. Saran.
Setelah pemakalah membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
Cedera kepala ringan, maka penulis menganggap perlunya adanya saran untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Adapun saran-saran sebagai berikutnya:
1. Untuk Mahasiswa.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien sebaiknya menggunakan teknik
komunikasi terapeutik baik pada saat pengkajian, tindaka, evaluasi, agar terjalin kerja sama
yang baik, guna mempercepat kesembuhan klien.
2. Untuk Perawat.
a. Dalam pendokumentasian keperawatan hendaknya lebih jelas dan lengkap.
b. Dalam menegakkan diagnosa harus sesuai denga prioritas utama dengan masalah yang terjadi
pada klien dan kebutuhan klien pada saat itu.
c. Kerja sama yang baik selama ini diantara perawat, pemakalah, klien dan keluarga hendaknya
tetap dipertahankan, dan untuk mengatasi terjadinya komplikasi lanjut pemakalah
menyarankan agar perawat memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
tentang penyakit klien dan pentingnya hidup sehat.
3. Untuk Masyarakat Umum.
Mudah-mudahan apa yang pemakalah tulis dapat bermanfaat bagi yang membaca dan juga
untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang makalah yang dibuat oleh
pemakalah.pemakalah mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang atau salah dari pembuatan
makalah ini, karena pemakalah juga masih perlu saran dari masyarakat umum demi
menambahkan pengetahuan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 3.
Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. (2006). Buku saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC.
Doenges M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Marion Johnson, dkk, (2000), Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby Year-Book,
St. Louis.
Masjoer, Arief. (2000). Kapita Selekta kedokteran, Edisi 3 Jild 2. Jakarta : Media
Aesculaplus.
Marjory Gordon, dkk, (2001), Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-2002,
NANDA.
Nursalam. (2001). Pengantar Dokumentasi Keperawata. Jakarta : EGC
Tarwoto. (2007). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta : CV.
Sagung Seto.