Anda di halaman 1dari 4

Agar perjalanan dinas dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perludilakukan

penjadwalan dan pengaturan pada perjalanan dinas tersebut, sehingga pekerjaan pimpinan

tidak akan terbengkalai hanya karena kesalahan dalammenyusun jadwal atau tidak adanya

jadwal yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan perjalanan dinas. Oleh karena itu,

seberapapun pentingnya suatu pekerjaan apabila tidak mampu menyusunnya dengan baik,

maka hasilnya jugaakan kurang memuaskan.

Mengatur dan menyiapkan perjalanan dinas pimpinan meliputi,mempersiapkan segala

sesuatu, mulai dari dokumen yang dibutuhkan pimpinandalam perjalanannya, konfirmasi

tiket dan hotel, pembuatan jadwal perjalanan,sampai segala sesuatu yang dapat menunjang

keberhasilan dan kenyamanan pimpinan dalam perjalanan dinasnya

Perjalanan dinas dilaksanakan oleh pimpinan berkaitan dengan tugas pekerjaan untuk jangka

waktu tertentu. Biasanya perusahaan yang memutuskan semuanya. Perusahaan yang menentukan

tempat tujuan yang akan dikunjungi serta perusahaan yang membayar semua biaya untuk keperluan

perjalanan dinas termasuk biaya transportasi, hotel, makan, minum, dan tunjangan lainnya

Perjalanan dinas pimpinan biasanya dilakukan karena adanya berbagai kepentingan, antara

lain adanya pelaksanaan pengawasan di kantor cabang atau perusahaan cabang, seminar, diklat,

tender, janji perusahaan, perpajakan, kerjasama, menghadiri acara ceremonial, kegiatan sosial dan

kegiatan lainnya.

Perjalanan dinas merupakan suatu program kerja yang akan diikuti oleh para karyawan dari

suatu instansi tertentu, dengan tujuan masing-masing yang diperlukan instansi tersebut. Dalam hal

ini, biasanya perjalanan dinas disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi pejabat/pegawai,

termasuk untuk peningkatan kualitas SDM seperti mengikuti pelatihan, bimbingan teknis, seminar

dan studi banding. Dalam aturan terkait pengolahan keuangan daerah perjalanan dinas haruslah

direncanakan, dianggarkan, dilaksanakan, ditatausahakan, dan dipertanggungjawabkan.. Hal ini

secara teknis dijelaskan dalam peraturan gubernur jawab barat nomor 22 tahun 2013 tentang

pedoman pelaksanaan dan pertanggung jawaban biaya perjalanan dinas dilingkungan pemerintahan
provinsi Jawa Barat. Belanja perjalanan dinas yang dikategorikan menjadi tiga kategori, yakni

perjalanan dinas jabatan dan perjalanan dinas pindah, serta perjalanan dinas dalam negeri. Dimana

memiliki ciri khas dan kepentingan tersendiri. Perjalanan dinas jabatan biasanya menjadi suatu

keharusan bagi semua staff/pegawai untuk ikut serta dalam proses penyelenggarannya serta

memperoleh hasil yang baik untuk peningkatan kinerja pada masing-masing pihak

Seorang pimpinan memiliki berbagai macam tugas dan tanggung jawab untuk perusahaan,

salah satunya adalah melakukan perjalanan dinas. Perjalanan dinas sering dilakukan pimpinan di

dalam perusahaan untuk berbagai kepentingan, antara lain pelaksanaan pengawasan di

kantor/perusahaan cabang, seminar, diklat, janji pertemuan, penjajakan kerja sama, menghadiri

acara seremonial, kegiatan sosial dan berbagai kegiatan lainnya (Yatimah, 2009). Dalam pengurusan

perjalanan dinas, biasanya pimpinan dibantu oleh sekretaris, baik sebelum maupun sesudah

melakukan perjalanan dinas. Sebelum melakukan perjalanan dinas, pimpinan harus mengetahui

semua yang sudah dijadwalkan dan yang sudah disiapkan oleh sekretarisnya. Karena segala sesuatu

yang berkaitan dengan perjalanan dinas telah dipersiapkan oleh sekretaris, maka pimpinan dapat

mempersiapkan hal yang berkaitan dengan tujuan perjalanan dinas dengan baik (Wursanto, 2006).

Prosedur perjalanan dinas dari perusahaan sangat mempengaruhi keberhasilan perjalanan dinas

pimpinan. Dengan prosedur perjalanan dinas yang baik, maka tahapan-tahapan dalam persiapan

untuk melaksanakan perjalanan dinas akan cepat selesai dengan mudah sehingga tidak ditemukan

kendala saat pimpinan melakukan perjalanan dinas.

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang penting dibutuhkan

untuk menggerakan dan mengembangkan sebuah perusahaan. Perusahaan harus dapat mengelola

sumberdaya manusia dengan baik untuk meningkatkan efektitas dan efisiensi organisasi atau

perusahaan (Hariandja, 2002)sehingga perusahaan mempunyai produktifitas yang baik serta mampu

bertahan dan bersaing dalam perubahan lingkungan. Oleh karena itu, belakangan ini perusahaan

mementingkan hal-hal tersebut. Tuntutan-tuntutan tersebut seringkali diluar kemampuan


perusahaan, mengingat jumlah sumber daya manusia yang ada di perusahaan secara kuantitas

masih kurang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan sumber

daya manusia yang berkualitas dan produktif adalah dengan menggunakan outsourcing (Tambusai,

2005). Menurut Greaver (1999), outsourcing adalah tindakan mengalihkan beberapa aktivitas

perusahaan kepada pihak luar sesuai dengan yang tertera dalam kontrak kerjasama. Kontrak

Pada era globalisasi ini persaingan antar perusahaan sangat ketat sehingga menuntut setiap

perusahaan untuk terus berproses demi keberadaan perusahaan dimata masyarakat dapat berjalan

secara berkesinambungan. Hal tersebut yang menjadikan perusahaan membutuhkan faktor-faktor

yang harus dimiliki untuk dapat mempertahankan keberadaan perusahaan secara berkala bertahan

dan selalu berkembang. Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam

setiap penyelenggaraan kegiatan, baik dalam organisasi pemerintahan maupun swasta. Karena

manusia sebagai perencana, pengubah, dan pengendali sumber daya yang lain dalam suatu

organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa: “Keberhasilan suatu organisasi

baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh Sumber Daya Alam yang tersedia, akan

tetapi banyak ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia yang berperan merencanakan,

melaksanakan, dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan” (Manullang, 1998:19). Oleh

karena itu, unsur manusia merupakan faktor terpenting yang mendukung tercapainya tujuan yang

ditetapkan oleh organisasi secara efektif dan efisien, terutama peranannya dalam setiap usaha

penyelenggaraan kerja sama dan tanggung jawab. Selain itu berhasil tidaknya penyelenggaraan 2

kegiatan dalam organisasi ditentukan oleh sejauhmana pemimpin perusahaan memimpin dan

memberikan motivasi kepada bawahannya. Bagi karyawan, seorang pimpinan akan selalu menjadi

contoh dan teladan dalam bekerja di perusahaan, karena memimpin memiliki tugas sebagai

fasilitator di internal dengan menjalankan fungsi kontrolnya yang terarah kepada setiap bawahannya

karena sebenarnya hubungan manusia satu dengan yang lainnya bersifat simbiosis mutualisme yaitu

hubungan yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan diantara kedua belah pihak.

Pemimpin dalam perusahaan dikatakan sebagai pemimpin karena memiliki bawahan, apabila
bawahan tidak ada berarti bukan disebut pimpinan. Pimpinan dalam perusahaan membutuhkan

bawahan untuk dapat membantu tugas-tugas dari pemimpin, begitu juga sebaliknya bawahan

membutuhkan sosok seseorang yang dapat menjadi panutan di perusahaan dan dengan instruksi

dari pemimpin para bawahan dapat melakukan kinerjanya dengan lebih baik sehingga tujuan dari

perusahaan akan lebih mudah tercapai.

Anda mungkin juga menyukai