Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapt melepaskn diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi diantara individu-
individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama namun bukan berarti semua himpunan
manusia dapat dikatakan kelompok sosial
Perubahn sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang organisasi
atau komunitas, dapat menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan norma serta
peran. Dengan demikian istilah yang lebih lengkap adalah perubahan sosial budaya,
karena hubungan antara manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa di pisahkan
dengan kebudayaan itu sendiri. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencangkup semua bagian, yang meliputi
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya.
Perubahan sosial tidak dapat dipandang dari satu sisi, sebab perubahn ini
mengakibatkan perubahan disektor-sektor lain. Perubahan sosial dapat dilihat dari
sistem nilai yang pada suatu saat berlaku akan tetapi disaat yang tidak berlaku.
Perubahan sosial tidak berarti kemajuan, tetapi tidak pula kemunduran, meskipun
dinamika sosial selalu diarahkan pada gejala transformasi.
Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat
dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor yang
penyebab yang berasal dari masyarakat sendiri antara lain bertambah dari msyarakat
sendiri atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam
masyarakat terjadinya pembrontakan atau revolusi. Sedangkan penyebab dari luar
masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan
masyarakata lain.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah yang akan dibahas kali ini adalah sebagai
berikut
1. Jelaskan peranan masyarakat dalam menyikapi laju informasi ?
2. Jelaskan peranan masyarakat dalam menyikapi perubahan sosial yang demikian
cepat ?
3. Jelaskan peranan masyarakat dalam melkukan konttol sosial berkenaan dengan
aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya ?

Informasi, Perubahan Sikap, dan Perubahan Sosial


A. INFORMASI DAN PEMBENTUKAN SIKAP
Informasi merupakan stimulus bagi pembentukan sikap seseorang dalam
kehidupannya. Informasi yang disampaikan oleh berbagai alat atau media yang ada,
seperti informasi melalui media cetak (buku, majalah, jurnal, tabloid, brosur, liflet
surat kabar; media elektronik; radii, TV, telepon, telegraf, internet) dapat merubah
sikap seseorang. David Krech, Richard S Chrutchfield, dan Egerton L Ballachey
(1962) menyatakan bahwa "informasi yang diperoleh seseorang atau kelompok dapat
membentuk atau menentukan sikap orang atau kelompoknya. Informasi yang
menyebabkan terbentuknya sikap adalah yang berhubungan dengan sikap-sikap lain.
Dalam mengubah sikap yang baru seseorang atau keloplmpok mak
informasi/pemberi informasi diharuskan menggunakan informasi yang sinkron
dengan sikap sebelumnya.

1. Fakta Objektif
Ada kecocokan dengan fakta mengenai objek sikap, yaitu keuntungan.
Ketidakbenaran fakta objek sikap, akan menimbulkan sikap negatif pada seseorang
atau kelompok.

2. Sumber Fakta
Disamping kebenaran fakta yang erat kaitannya dengn respon kognisi, juga
tergantung pada sumber fakta.
Menurut para ahli psikologi sosial sumber fakta dapat diklasifikasikan pada 3 jenis,
yaitu sebagai berikut.
a. Otoritas.
b. Diciptakan, ditemukan atau distorsi fakta.
c. Penampilan dan realita.

a. Otoritas sebagai sumber data


Pada umumnya sulit diperoleh fakta yang penting langsung dari sumbernya karena
berbagai hal karena kesempatan, biaya, dan keahlian memperoleh fakta. Para ahli
menemukan dari hasil penelitiannya sebagai berikut.
1) Jumlah informasi yang dimiliki seseorang sangat berhubungan dengan
pendidikan dan pendapatannya.
2) Orang yang berpendidikan dan berpenghasilan diatas rata-rata cenderung
berlangganan majalah sebagai sumber informasi yang dipercaya.
3) Orang yang berpenghasilan kurang dari rata-rata cenderung mempercayai
radio sebagai sumber informasi.
4) Radio dipercaya karena menyiarkan berita secar cepat, sedangkan majalah
melaporkan secara mendetail.

b. Penciptaan, penemuan dan distorsi fakta


Ketidakseimbangan sistem kognisi seseorang cenderung untuk nebgubah arah
harmoni atau keserasian dan kesesuaiannya. Kurangnya fakta yang relevan dan
adanya fakta yang bertentangan menyebabkan seseorang menciptakan, menemukan
atau mengubah fakta, tetapi menunjak dan identik dengan sikap yang telah ada.

c. Penampilan dan realita


Adanya otoritas yang kurang dipercaya, menyebabkan orang yang menerima
informasi lebih mempercayai apa yang dilihat/diamatinya tentang penampilan dari
pihak yang punya otoritas.

3. Afiliansi Kelompok
Anggota kelompok memiliki sikap kelompok yang sejenis dan berpengaruh
terhadap individu dalam pembentukan sikapnya. Individu yang berafiliasi pada suatu
kelompok merupakan golongan minoritas yang dapat dipengaruhi oleh anggota-
anggota lainnya sebagai golongan mayoritas. Peranan afiliasi kelompok dari individu
dalam perkembangan sikapnya dapat diperiksa dengan memulai pengamatan bahwa
anggota kelompok cenderung memiliki sikap yang sejenis. Ada beberapa hal yang
penting dalam perkembangan sikap seseorang dalam kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Nilai-nilai kelompok
b. Norma-norma kelompok
c. Pengaruh kelompok terhadap pembentukan sikap

4. Sikap Individu Mencerminkan Kepribadian


Pembentukan sikap akan membantu membina kepribadian seseorang. Kepribadian
yang sering kali muncul dalam diri manusia ada yang secara terbuka, atraktif, banyak
omong, banyak tingkah disebut ekstrovert, ada juga orang yang diam dan tidak
banyak bicara dalam pergaulannya disebut introvert. Kepribadian dibentuk oleh
beberap komponen sikap seseorang, yaitu sikap.keagamaan, kesukuan (ethnicentris)
sikap politik, serta sikap internasionalia.

a. Sikap keagamaan
Seseorang yang beragama dengan baik maka akan membentuk sikap kepribadiaan
seseorang yang lembut, halus ean hati-hati dalam bicara, bertindak dan
berperilakunya.

b. Sikap sukuisme
Suku dan keturunan akan membentuk sikap dan kepribadian seseorang, seperti tata
cara berbicara makan minum, berpakaian, bekerja sehingga akn membedakan antara
dia dengan yang lainnya, antara suku satu, bangsa satu dengan bangsa lainnya.
c. Sikap politik
Sikap politik membina kepribadian seseorang untuk dapat menguasai diri dan orang
lain dengan cara tertentu dalam kelompok untuk mencapi tujuan. Pola hubungan dan
keterkaitan dengan tujuan yang mengekspresikan sesuatu sikap. Kebijakan, siasat,
kepentingan kelompok merupakan dasar utama dalam sikap seseorang.

d. Sikap internasional
Sikap internasional dipengaruhi oleh wawasan kognitif, dinamika kehidupan
seseorang yang membentuk kepribadiannya. Hubungan antarnegara satu dengan
negara lain, memberikan warn terhadap negara itu, tata cara hubungan politik,
ekonomi, sosial budaya yang saling menguntungkan kedua negara.

B. PERUBAHAN SIKAP

1. Jenis Perubahan Sikap


Jenis perubahan sikap seseorang bisa berupa (a) incongruent change, yaitu
perubahan sikap yang bertentangan, seperti ditandai dengan sikap semula.

2. Kesanggupan Berubahnya Sikap


Kesanggupan perubahan sikap tergantung pada karakteristik sistem sikap,
kepribadian dan afiliasi kelompok. Adapun karakteristik sistem sikap adalah
exstremeness, multiplexity, cosistency, interconnectedness consonance, strength aid
number of wants served.
a. Sikap yang ekstrem lebih sukar untuk berubah dibandingkan dengan sikap
yang kurang ekstreme.
b. Multiplexcity, yaitu kesanggupan berubah sikapnya bervariasi sesuai dengan
tingkat multiplexcity sistem sikap seseorang. Consistency ialah sistem sikap
seseorang yang konsisten menghasilkan sikap yang stabil.
c. Interconnectedness ialah saling keterkaitan antara sikap yang satu dengan
sikap lainnya dalam suatu master.
d. Strength and number of wants served, ialah berubahnya sikap seseorang
tergantung pada kekuatan keinginan dan banyaknya keinginan.

3. Peruban Sikap Dihasilkan oleh Informasi, Perubahan Afiliasi Kelompok, dan


Dorongan Modifikasi Tingkah Laku
Perubahan sikap karena penambahan informasi, situasi dan sumber informasi,
media, bentuk, dan isi informasi. Komunikasi adalah proses tingkah laku
antarpersonal. Keefektifan suatu komunikasi adalah perubahan sikap tergantung pada
banyaknya komunikasi yang diterima oleh pendengar.
a. Faktor situasional komunikasi, yaitu pengaruh pendengar yang berkelompok
dan keputusan kelompok.
b. Sumber informasi, komunikasi amat tergantung pada berbagai ciri dari
komunikatornya terhadap perubahan sikap seseorang pendengar (comunican)
atau audient.
c. Media adalah alat untuk berpengaruh terhadap perubahan sikap seseorang atau
kelompok.
d. Bentuk dan isi informasi, nilai informsi dan bentuk serta penyajiannya amat
berpengaruh terhadap perubahan sikap seseoarang atau kelompok.

C. PERUBAHAN SOSIAL
1. Makna Perubahan
Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, perubahan sosial dapt dikatakan
sebagai never ending cyles yang tidak pernah selesai dikatakn demikian diktakan oleh
Eya Etzioni dan Halevy (1977:9). Ada perubahan yang lambat yang disebut evolusi
dan perubahan yang cepat yang disebut revolusi.

2. Perubahan Sosial dan Perubahan Sikap

a. Auguste Comte
Pemikiran August Comte (Etizoni, Etizoni; 1963:3) yang terkenal dalam pemikiran
manusia ke arah perubahan sosial ada 3 ketetapan pemikiran manusia :
1. Teologis (theological)
2. Metafisik (metaphysical)
3. Positif (positivism)

b. Herbert Spencer
Dasar pemikiran Spencer pada masa pra-modern dan masyarakat modern, yang
menekankan bahwa perubahan sosial itu identik dengan perkembangan organisme
biologis.

c. Karl Marx
Perubahan sosial menurut Marx agak berbeda dwngan Comte dan Spencer, dia
berbasis pada teori kemajuan progress. Perubahan sosial diawali dari masyarakat
primitif, kemudiab slavery, feudal, kapitalis dan akhirnya sosialis. Perjuangan sikap
teori Marx adalh perjuangan kelas melaluu konflik dialektis dialectical conflicts.

d. Ferdinand Tonnies
Pemikiran perubahan sosial menurut Tonnies secara sederhana dari gemainschaft
(community) pada gasellschaft (society). Pada masyarakat gemainschaft sikap
masyarakat masih tertutup, informasi masih amat terbatas, ikatan kelompok
didasarkan karena emosi kekerabatan, keluarga, suku, solidaritas, harmoni, saling
mempercayai antarwarga masyarakat.

3. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Perubahan sosial yang begitu cepat sebgai akibat dari keceptan informasi yang
telah merasuk pada seluruh aspek kehidupan manusia. Satu kali sentuhan saja pada
alat komunikasi, manusia sudah dapat berhubungan dengan berbagai pihak, ditempat
yang jauh, suasana tempat dan waktu yang berbeda. Dengan komunikasi dunia
semakin sempit, orang cepat berhubungan, yang serasi dengan sikap dan
keyakinannya orang akan berubah pula sikapnya.
Hal ini seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan yang mendorong
ditemukan berbagai alat komunikasi, metode dan pendekatan komunikasi, saluran dan
pesan-pesan yang menarik.
Kemajuan dan perkembangan suatu negara dan masyarakat ditandai dengan
majunya komunikasi, negara-negara maju dalam bidang komunikasi informasi
merajai dunia.

4. Hakikat Perubahan Sosiak dan Perubahan Sikap


Inti dari perubahan sosial adalah perubahan sikap manusia, sebagai dirinya dan
kelompoknya, mulai dari kelompok keluarga, organisasi serta masyarakatnya.
Perubahan perilaku manusia mulai dari pemikiran (kognisi) sikap dan perilaku
sehingga menemukan sesuatu yang baru (innovation) untuk penyempurnaan
kesejahteraan hidupnya.
Dalam memahami pertumbuhan, perkembangan dan perubahan otonom dalam
masyarakat, Nisbet (1968: 166-168) menyusun dan mempertanyakan beberapa asumsi
yang dibuatnya sebagi berikut.
a. Perubahan itu adalh alami - keajegan adalah abnormal atau menampakkan
yang mengocehkan.
b. Perubahn ity berarah - menuju kesuatu tujuan yang dapat dipahami.
c. Perubahan itu immanen dalam suatu yang diselidiku.
d. Perubahan itu berkesinambungn 'alam tidak pernah membuat lompatan'.
e. Perubahan berangkat dan hal-hal yang seragan
f. Perubahan itu niscaya- 'keniscayaan' ini memberikan pembenaran moral bagi
mereka yang sebaiknya tidak bermoral jika mempercepat jalannya perubahan
itu.

Perubahan sosial merupkan suatu dinamika kehidupan yang tidak pernah berhenti,
seperti digambarkan oleh Gerald Zaltman (1972) perubahan sosial sebagai perubahan
pada 'personal styles and values, technological innovations, and social institutions'.
Perubahan sosial yang meliputi individual adalah perubahan sikap dan perilku yang
selanjutnya perubahan norma, aturan, tata cara kehidupan dan pengelolaan kehidupan
secara kelompok serta secara makro adanya temuan dan perubahan menyeluruh dalam
waktu yang relatif singkat. Dalam jangka panjang perubahan itu membawa pada
perubahan kehidupan (life-cycle change) bahkan perubahan pada tatanan
organisasi/kelembagaan sampai pada perubahan budaya yang sedikit-sedikit menjadi
bagian kehidupannya.

Kontro Sosial

A. PENGERTIAN KONTROL SOSIAL

Kontrol sosial diartikan sebagai suatu pengawasan tentang pelaksanaan kebijakan


publik. Hal ini bisa berupa perorangan atau suatu kelompok, atau organisasi. 'Most
social control is self-control'. Menurut Spencer (1979: 80) kontrol sosial yang paling
baik adalah kontrol diri sendiri.
Kontrol sosial pada dasarnya sebagai pengawasan tepat atau tidaknya suatu
kebijakn publik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, atau implementasi program
padaasyarakat. Sebab menurut para ahli kebijakan publik hendaknya harus aspiratif,
akomodatif dan partisipatif. Aspiratif artinya kebijakan publik itu hendaknya dapat
mencerminkan keinginan dan arapan, tujuan, gagasan, cita-cita sebagian besae
masyarakat. Akomodatif artinya seluruh aspirasi masyarakat itu dapat ditampung dan
disalurkan oleh pemerintah, atau lembaga terkait lainnya sesuai dengan keinginan
masyarakat tersebut. Partisipatif, artinya kebijakan publik harus melibatkan warga
masyarakat, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan
publik. Dengan demikian, kontrol sosial dapat menjadi media untuk membina opini
publik dalam membentuk tanggung jawab sosial, membina warga ikut memiliki
kebijakan publik itu.

B. SUMBER KONTROL SOSIAL

1. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses belajar tentang pemenuhan kebutuhan
seseorang atau kelompok manusia terhadap lingkungannya. Seseorang dapat
berhubungan baik, memanfaatkan dan berperan serta sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya masing-masing.

2. Group pressure
Setiap organisasi memiliki kemampuan mengontrol anggotanya, atau mengontrol
terhadap kebijakan programnya. Ada 3 komponen yang dapat mengawasi dan
melayani para anggotanya, yaitu sebagai berikut.
a. Physical component; komponen fisik, berupa perlengkapan dan peralatan yang
dapat mengawasi seluruh anggotanya agar dapat taat dan patuh pada aturan
kelompok yang ada.
b. Kekuatan ancaman, komponen pengawasan sosial dapat efektif apabila
menggunakan ancaman. Pada waktu yang lalu penguasa yang otoriter
mengancam para pegawainya dengan pemecatan apabila tidak memngikuti
peraturan yang ada.
c. Symbolic komponen, kekuatan pengawasan ini berada pada simbol atau tanda
tertentu. Orang yang berhasil akan memperoleh penghargaan dengb kenaikan
pangkat atau jabatannya, dan yang bersalah diberi hukuman dengan cara
pemberhentian, penurunan jabatan.

3. Social Sanction
Secara umum, sanksi sosial dapat membuat orang menjadi terisolir, terpencil,
terpinggirkan, bahkan tidak diajak untuk berpartisipasi dalam suatu kegitan sosial dan
pemerintahan. Ciri-ciri kebijakan publik yang tidak mendapat respons dari masyarakat
atau mendapatkan sanksi sosial, antara lain berikut ini.
a. Kebijakan publik yang tidak ada respon dari warga masyarakat atay anggota
kelompoknya, diacuhkan (tidak dipedulikan).
b. Kebijakan publik yang mendapat respons kuat (reaksi keras) sebagian besar
masyarakat, seperti pemerintah kenaikan harga BBM, pornografi pornoaksi.
c. Kebijakn publik yang direspons dengan tindakan langsung, akibat
ketidakpercayaan pada kebijakan, sperti hukum, orang lebih baik mengakhiri
pencuri beramai-ramai daripada diserahkan pada polisi.
d. Tindakan otoriter, tanpa mempedulikan kepentingan umum.
e. Kebijakan yang tidak melibatkan unsur warga masyarakat secara representatif.

C. BENTUK KONTROL SOSIAL

1. Crowd
Sifat dari Crowd ini, antara lain :
a. Berubah-ubah, elastis,
b. Tergantung pada cara,
c. Situasional,
d. Kepanikan,
e. On the spot,
f. Bergerak dijalanan,
g. Kemarahan, dan
h. Kadang destruktif.
2. Media Massa
Media massa dianggap efektif untuk kontrol sosial,. Baik media cetak atau
elektronik. Pemunculannya dalam berbagai bentuj yang menarik dibicarakan oleh
warga masyarakat, tergantung pada mana yang dianggap mudah dan efektif digunakan
oleh mereka. Secara spontan, ada terencana, terprogram, berdasarkan fakta, atau
hanya gosip dalam memanaskan situasi sosial.

a. Rumor
Rumilor merupakan suatu bagian dari informasi yang menekankan dari seseoarang
pada orang lain melalui kelompok tanpa dicek atau dikoreksi nilai kebenarannya.
Sering kali disebut 'gosip'.
Menurut Spencer (1979) ada dua faktor yangendorong terjadinya rumor
diantaranya (1) adanya sejumlah ketertarikan terhadap suatu hal yang berkembang
(ekonomi, politik, moral, etika, budaya yang berkembang dimasyarakat). (2) adanya
suasana yang membingungkan (ambiguity), misalnya tentang harga sembako, BBM,
ketegasan hukum, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal.

b. Public opinion (pendapat umum)


Berbeda dengan rumor pendapat umum (public opininon) lebih faktual, dan lebih
legal secara hukum diakui lebih akurat. Hal ini karena berdasarkan permasalahan
yang muncul di masyarakat dan didukung dengn fakta yang ada. Opinion leadaer
lazimnya yang berpengaruh sekali dalan menyuarakan pendapat umum. Dia diikuti
oleh semua warganya atas ucapan, sikap dan perilakunya sehari-hari. Dia berasal dari
tokoh agama, kepala adat, tokoh politik, tokoh pendidik, tokoh pemuda, pejabat, toko
ibu-ibu/perempuan.
c. Pemerintah/pejabat yang berwewenang
Kontrol sosial yang dilakukan secara misal dapat dilakukan pejabat pemerintah.
Artinya lembaga terkait, seperti lembag legislatif, yaitu DPR-DPRD, yang bertugas
memberikan advis, atau pendapat dan koreksi terhadap berbagai kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah atau lembaga eksekutif (lembaga yang melaksanakan
pemerintahan) presiden yang dibantu oleh para menteri.

d. Organisasi sosial dan politik


Organisasi sosial kemasyarakatan, yaity kelompok masyarakat yang bergabung
dalam suatu landasan yang sama diantara para anggotanya, misalnya dasar agama,
ekonomi, bisinis, budaya, hobi, politik. Partisipasi sosial yang dilakukan masyarakat
dalam pelaksanaan kebijakan politik oleh pemerintah atau organisasi politik, dapat
terwujud dalam berbagai aspek kegiatan, mulai dari perumusan perencanaan program,
pelaksanaan program, dan penilaian atau pelaporan.
1. Partisipasi dalam Perencanaan Program
Warga masyarakat dapat berperan serta dalam perencanaan.
Pemerintah atau organisasi politik yang akan melakukan program kebijakan publik,
dapat melibatkan warga masyarakat. Warga masyarakat diajak berdialog, berdiskusi
dengan aparat pemerintah yang bertugas untuk melakukan kegiatan politik. Agar
mereka merasa dihargai dan diajak bersama memikirkan, merencanakan suatu
kegiatan.
Secara teoritik perencanaan program yang berasal dari aspirasi masyarakat, dan
dirumuskan bersama kemudian diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan program
disebut bottom up. Sedangkan perencanaan program yang lebih banyak ditentukan
oleh pemerintah disebut top down.

2. Partisipasi dalam Pelaksanaan Program


Dalam pelaksanaan progran warga msyarakat dilibatkan secara langsung, misalnya
dalam pembuatan sekolah, jalan, jembatan. Warga dilibatkan sebagai tenaga kerja
langsung dalam pembuatan jalan, bangunan sekolah. Ketelibatan mereka sebagia
tenaga kerja dan diberi upah layaknya, memperlihatkan program tersebut bersifat top
down.
Sedangkan pelaksanaan program yang mereka rasakan asing, dan kadang
mengganggu lingkungannya, pelaksanaan program mengalami hanbatan. Akibatnya
diacuh-acuhkan mereka tidak merasa memiliki, dan tidak merasa bertanggung jawab.

3. Partisipasi dalam Pengawasan Program


Pelaksanaan program yang dilakukan oleh masyarakat sendiri akan terkoreksi
secara internal oleh warga masyarakt disebut 'internal control'. Dengan pengawasan
langsung oleh warga masyarakat maka para pelaksana program akan segera dengan
memperbaiki kelemahan program. Atau para pelaksana lebih berhati-hati untuk tidak
melakukan kesalahan, kecurangan, kolusi dan korupsi yang amat merugikan semua
pihak.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan lembaga representasi masyarakat
yang mendampingi pemerintah dalam mengoreksi, mengawasi pelaksanaan
pemerintah dalam penyelenggaraan negara. Dalam konsep pengawasan ada konsep
yang harus dipegang, antara lain :
a. Keterbukaan;
b. Transparansi;
c. Akuntabilitas;
d. Tidak lanjut.

Jadi, pengawasan harus menganut atas keterbukaan, yakni pengawasan itu yang
dilakukan secara terbuka bagi siapa saja yang ingin mengetahui terhadap pelaksanaan
program. Kedua transparansi artinya adanya kejelasan dalam perencanaan, program,
anggaran, dan kejelasan dalam pelaksanaan serta pengawasan oleh semua warga
masyarakat. Akuntabilitas, artinya program pelaksanaan dan pengawasan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara publik, secar periodik maupun tentatif. Pelaksanaan
program harus dilaporkan keberhasilan dan kelemahan, kepada msyarakat, demikian
juga pada lembaga terkait, kapan saja mereka memerlukan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimoulan pada makalah yang telah dibahas pada makalah kali ini yaitu
sebagai berikut

Anda mungkin juga menyukai