Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK IPS

MODUL 10
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN
SOSIAL

MODUL 11
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
YANG KREATIF, INOVATIF, DAN MENYENANGKAN

NAMA KELOMPOK :

1. ANGGA BUDI P. ()
2. FARAH QUR’ANI ()
3. DEVI TRIANA HARIANI (837540624)
MODUL 10
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL

KEGIATAN BELAJAR 1
INFORMASI, PERUBAHAN SIKAP, DAN PERUBAHAN SOSIAL

A. INFORMASI DAN PEMBENTUKAN SIKAP


Informasi merupakan stimulus bagi oembentukan sikap seseorang dalam
kehidupannya. Informasi yang disampaikan oleh berbagai alat atau media yang ada,
seperti informasi melalui media cetak (buku, majalah, jurnal, tabloid, brosur, liflet
surat kabar), media elektronik (radio, TV, telepon, telegraf, internet) dapat merubah
sikap seseorang. David Krech, Richard S. Chrutchfield, dan Egerton L Ballachey
(1962) menyatakan bahwa “Informasi yang diperoleh seseorang atau kelompok
dapat membentuk atau menentukan sikap orang atau kelompoknya. Informasi
menyebabkan terbentuknya sikap adalah yang berhubungan dengan sikap-sikap
lain.”
Perhatikan gambar 10.1 diagram berikut ini :

PERUBAHAN SIKAP SESEORANG

SIKAP YANG ADA

INFORMASI

SIKAP BARU

Dalam mengubah sikap yang baru seseorang atau kelompok maka


informan/pemberi informasi diharuskan menggunakan informasi yang sinkron
dengan sikap sebelumnya.

1. Fakta Objektif
Terbentuknya sikap oleh informasi terutama disebabkan karena repons
yang sejalan dengan komponen kognisi (pengetahuan) sebelumnya.
Ketidak benaran fakta objek sikap, akan menimbulkan sikap negative pada
seseorang atau kelompok.

2. Sumber Fakta
Di samping kebenaran fakta yang erat kaitannya dengan respons kognisi,
juga tergantung padasum berfakta.Menurut para ahli psikologi sosial
sumber fakta dapat di klasifikasikan pada 3 jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Otoritas.
Pada umumnya sulit diperoleh fakta yang penting langsung dari
sumbernya karena berbagai hal kesempatan, biaya, dan keahlian
memperoleh fakta. Para ahli menemukan dari hasil penelitiannya
sebagai berikut :
1) Jumlah informasi yang dimiliki seseorang sangat berhubungan
dengan pendidikan dan pendapatannya.
2) Orang yang berpendidikan dan beroenghasilan diatas rata-rata
cenderung berlangganan majalah sebagai sumber informasi yang
dipercaya.
3) Orang yang berpenghasilan kurang dari rata-rata cenderung
mempercayai radio sebagai sumber informasi.
4) Radio dipercaya Karena menyiarkan berita secara cepat, sedangkan
majalah melaporkan secara mendetil.

b. Penciptaan, Penemuan atau Distorsi Fakta.


Kurangnya fakta yang relevan dan adanya fakta yang bertentangan
menyebabkan seseorang menciptakan, menemukan atau mengubah
fakta, tetapi menunjang dan identik dengan sikap yang telah ada.

c. Penampilan dan Realita


Adanya otoritas yang kurang dipercaya, menyebabkan orang yang
menerima informasi lebih mempercayai apa yang di lihat/diamatinya
tentang penampilan dari pihak yang punya otoritas.

3. Afiliasi Kelompok
Anggota kelompok memiliki sikap kelompok yang sejenis dan
berpengaruh terhadap individu dalam pembentukan sikapnya.

Ada beberapa hal yang penting dalam perkembangan sikap seseorang


dalam kelompok, yaitu :
a. Nilai-nilai kelompok
Nilai kelompok memainkan peranan penting dalam perkembangan dan
organisasi sikap individu. Nilai kelompok ini dapat menjadi dua
bagian, yaitu nilai sentral yaitu nilai yang mengikat antar anggota-
anggota kelompok, seperti visi dan misi suatu organisasi doktrin dalam
kelompok. Nilai berlainan adalah perbedaan pendapat harus dimafhum
dan disadari sebagai dinamika organisasi secara demokratis dijunjung
tinggi selama tidak mengganggu keharmonisan organisasi.

b. Norma-norma kelompok
Yakni norma kelompok yang dikembangkan lewat kebudayaan yang
beraneka ragam dalam masyarakat. Nilai kelompok tidak hanya
menentukan perbuatan mana yang benar-salah, tetapi menentukan
sikap mana yang baik dan buruk.

c. Pengaruh kelompok terhadap pembentukan sikap


Para ahli perkembangan sikap menyadari bahwa pembentukan sikap
individu dipengaruhi oleh membership group dan reference group.
Membership group, yaitu anggota kelomok primer yang berusaha
memberikan keseragaman dan kesamaan sikap individu.
Reference group, yaitu pembentukan sikap seseorang dengan cara
pengidentifikasian dirinya pada kelompok, dan menggunakannya
sebagai acuan.
4. Sikap Individu Mencerminkan Kepribadian
Pembentukan sikap akan membantu membina kepribadian seseorang.
Kepribadian dibentuk oleh beberapa komponen sikap seseorang, yaitu :
a. Sikap keagamaan
Seseorang yang beragama dengan baik maka akan membentuk sikap
kepribadian yang lembut, halus dan hati-hati dalam bicara, bertindak
dan berperilakunya.

b. Sikap sukuisme
Suku dan keturunan akan membentuk sikap dan kepribadian seseorang,
seperti tata cara berbicara, makan, minum, berpakaian, bekerja
sehingga akan membedakan antara seseorang dengan lainnya, antara
suku dan bangsa lainnya.

c. Sikap politik
Sikap politik membina kepribadian seseorang untuk dapat menguasai
diri dan orang lain dengan cara tertentu dalam kelompok untuk
mencapai tujuan.

d. Sikap internasional
Sikap internasional dipengaruhi oleh wawasan kognitif, dinamika
kehidupan seseorang yang membentuk kepribadiannya.

B. PERUBAHAN SIKAP

Perubahan sikap seseorang akan terjadi sepanjang hidupnya.


1. Jenis perubahan sikap :
a. Incongruent change yaitu perubahan sikap yang bertentangan.
b. Congruent change yaitu perubahan sikap yang sejalan dengan sikap semula.

2. Kesanggupan berubahnya sikap


a. Sikap yang ekstrem lebih sukar untuk berubah dibandingkan dengan sikap
yang kurang ekstrem.
b. Multiplexcity, yaitu kesanggupan berubah sikapnya bervariasi sesuai dengan
tingkat multiplexcity sistem sikap seseorang.
c. Interconnectedness, ialah saling keterkaitan antara sikap yang satu dengan
sikap yang lainnya.
d. Consonance, ialah kerapatan hubungan yang baik dapat mempermudah
berubahnya sikap seseorang.
e. Strength and number of wants served ialah berubahnya sikap seseorang
tergantung pada kekuatan keinginan dan banyaknya keinginan. Kesanggupan
berubahnya sikap tergantung pada kepribadian seseorang yaitu : Inteligensi,
general persuasibility, self desensiveness dan cognitive needs and styles.

3. Perubahan sikap dihasilkan oleh informasi, perubahan afiliasi kelompok,


dan dorongan modifikasi tingkah laku
a. Faktor situasional komunikasi, yaitu pengaruh pendengar yang berkelompok,
dan keputusan kelompok.
b. Sumber informasi, komunikasi amat tergantung pada berbagai cirri dari
komunikatornya terhadap perubahan sikap seseorang pendengar atau audient.
c. Media, adalah alat untuk mempengaruhi perubahan sikap individu / kelompok.
d. Bentuk, isi informasi, nilai informasi dan cara penyajiannya amat berpengaruh
terhadap perubahan sikap seseorang atau kelompok.

C. PERUBAHAN SOSIAL

1. Makna perubahan
Kehidupan masyarakat selalu berubah dari generasi ke generasi, masa ke masa,
guna meningkatkan kehidupan manusia. Bahkan semuanya tidak ada yang tetap.

2. Perubahan sosial dan perubahan sikap


a. Auguste Comte
Dalam pemikiran manusia kearah perubahan sosial ada 3 ketetapan pemikiran
manusia :
 Teologis (theological)
Perubahan sikap dan masyarakat ditentukan oleh kekuatan Tuhan.
 Metafisik (metaphysical)
Manusia memiliki keyakinan bahwa alam itu sendiri memiliki kekuatan
yang memberikan inspirasi.
 Positif (positivism)
Perkembangan masyarakat dan pemikiran manusia dilandasi oleh
pemikiran dirinya yang rasional, logis, dan empirik.

b. Herbert Spencer
Dasar pemikiran spencer pada masa pra-modern dan masa modern,
menekankan bahwa perubahan sosial itu identik dengan perkembangan
organisme biologis.

c. Karl marx
Perubahan sosial diawali dari masyarakat primitive, kemudian slavery, feudal,
kapitalis dan akhirnya sosialis.

d. Ferdinand tonnies
Dalam realita kehidupan terdapat keseragaman sikap dalam kelompok primer.

3. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


Dengan komunikasi dunia semakin sempit, orang cepat berhubungan, serta sikap
dan keyakinannya orang akan berubah pula. Berbagai alat komunikasi yang
ditemukan manusia yang semakin canggih, dan memberikan kemudahan hidup
dan perubahan nsikap individu maupun kelompok. Kemajuan dan perkembangan
suatu Negara ditandai dengan majunya komunikasi.

4. Hakikat perubahan sosial dan perubahan sikap


Inti dari perubahan sosial adalah perubahan sikap manusia, sebagai dirinya dan
kelompoknya. Nisbet (1969: 166-168) menyusun dan mempertanyakan beberapa
asumsi yang dibuatnya sebagai berikut :
a. Perubahan adalah alami-keajegan adalah menampakkan yang mengecohkan.
b. Perubahan itu berarah – menuju ke suatu tujuan yang dapat dipahami.
c. Perubahan itu immanen dalam suatu yang diselidiki.
d. Perubahan itu berkesinambung an ‘ alam tidak pernah membuat lompatan ‘
e. Perubahan berangkat dan hal-hal yang seragam.
f. Perubahan itu niscaya- ‘keniscayaan’ ini memberikan pembenaran moral bagi
mereka yang sebaiknya tidak bermoral jika mempercepat jalannya perubahan
itu.

KEGIATAN BELAJAR 2
KONTROL SOSIAL

A. KONTROL SOSIAL
Kontrol Sosial diartikan sebagai suatu pengawasan tentang pelaksanaan kebijakan
publik. Kontrol sosial pada dasarnya sebagai pengawasan tepat atau tidaknya suatu
kebijakan publik , mulai dari perencanaan , pelaksanaan, atau implementasi program
masyarakat. 3 aspek yang dianggap sebagai sumber kontrol sosial yaitu sosialisasi ,
group pressure dan sosial sanctions.

B. SUMBER KONTROL SOSIAL


Munculnya kontrol sosial sebagai perwujudan kepedulian dan pengawasan terhadap
kebijakan publik bersumber dari beberapa sumber, yaitu sosialisasi, gropu presure,
dan social sunction.
1. Sosialisasi merupakan suatu proses belajar tentang pemenuhan kebutuhan
seseorang atau kelompok manusia terhadap lingkungan.
2. Group Presure
Setiap organisasi memiliki kemampuan mengontrol anggotanya, atau mengontrol
terhadap kebijakan programnya. Ada 3 komponen yang dapat mengawasi dan
melayani para anggotanya, yaitu sebagai berikut.
a. Physical component ; komponen fisik, berupa perlengkapan dan peralatan
yang dapat mengawasi seluruh anggotanyaagar dapat taat dan patuh pada
aturan kelompok yang ada.
b. Kekuatan ancaman, komponen pengawasan sosial dapat efektif apabila
menggunakan ancaman.
c. Symbolic komponen, kekuatan pengawasan ini ada pada simbol atau tanda
tertentu.
3. Social Sunction
Pengawasan sosial dapat dilakukan dengan penghargaan dan hukuman. Secara
umum, sanksi sosial dapat membuat orang menjadi terisolir, terpencil,
terpinggirkan, bahkan tidak diajakuntuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan sosial
dan pemerintahan.
Ciri-ciri kebijakan publik yang tidak direspon dari masyarakat atau mendapatkan
sanksi sosial, antara lain berikut ini.
a. Kebijakan publik yang tidak ada respon dari warga masyarakata atau anggota
kelompoknya, diacuhkan.
b. Kebijakan publik yang mendapatkan respon kuat dari sebgaian besar
masyarakat, seperti pemerintahan kenaikan harga BBM, pornografi pornoaksi.
c. Kebijakan publik yang direspon dengan tindakan langsung, akibat
ketidakpercayaan pada kebijakan.
d. Tindakan otoriter
e. Kebijakan yang tidak melibatkan unsur warga masyarakat secara representatif.
C. BENTUK KONTROL SOSIAL

Bentuk kontrol sosial yang tidak efektif adalah secara individual perilaku kolektifakan
dapat membantusehinggaperilakukolektifdianggapsebagikontrolsosial. Adapun bentuk
control sosial antara lain :
1. Crowd
Kerumunan orang biasanya banyak atau temporer, dan spontanitas. sifat crowd
antara lain :
a. Berubah-ubah, elastis
b. Tergantung pada cara,
c. Situasional
d. Kepanikan
e. On the sport
f. Bergerak di jalan
g. Kemarahan
h. Kadang destruktif

2. Media masa
Dianggap efektif untuk kontrol sosial. Secara spontan, ada rencana terpogram,
berdasarkan fakta atau hanya gosip dalam memanaskan situasi sosial.
a. Rumor
Merupakan suatu bagian dari informasi yang menekankan dari seseorang pada
orang lain melalui kelompok tanpa di cek atau dikoreksi nilai kebenarannya.
b. Public opinion (pendapat umum)
Berdasarkan permasalahan yang muncul di masyarakat dan didukung dengan
fakta yang ada. Lebih banyak menyangkut kepentingan masyarakat dari
kepentingan pribadi.
c. Pemerintah / pejabat yang berwenang
Misal dapat dilakukan pemerintah, seperti lembaga legislatif, yaitu DPR-
DPRD, yang bertugas memberikan advis, atau pendapat dan koreksi terhadap
berbagai kebijakan.
d. Organisasi sosial dan politik
Yaitu kelompok masyarakat yang bergabung dalam suatu landasan yang sama
diantara para anggotanya.

Demikian bentuk partisipasi warga terhadap kegiatan itu bisa berbentuk


pemikiran, pandangan, saran/pendapat, tenaga, dan materi (uang,barang).
1. Partisipasi dalam perencanaan program
Pemerintah atau organisasi politik yang akan melakukan program
kebijakan publik dapat melibatkan warga masyarakat.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan program


Dalam pelaksanaan program warga masyarakat dilibatkan secara langsung.
Jika peran serta warga masyarakat semakin banyak bermunculan maka
dianggap pelaksanaan program yang melibatkan masyarakat berhasil.

3. Partisispasi dalam pengawasan program


Warga masyarakat turut memperhatikan, mengamati perkambangan
pekerjaan, mengoreksi, membetulkan menjaga perlatan dan fasilitas
program merupakan hal yang amat berharga. Dalam konsep pengawasan
ada konsep yang harus dipegang. Antara lain :
a) Keterbukaan
b) Transparansi
c) Akuntabilitas
d) Tindak lanjut
Jadi pengawasan harus menganut atas keterbukaan, yakni pengawasan itu
yang dilakukan secara terbuka bagi siapa saja yang ingin mengetahui
terhadap pelaksanaan program.
MODUL 11
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF,
INOVATIF, DAN MENYENANGKAN

KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT DAN PERANAN MODEL PEBELAJARAN KONSEP DASAR IPS

Istilah “Inquiry” berkaitan dengan masalah dan penelitian untuk menjawab suatu masalah.

Rogers (1969) menyatakan bahwa Inquiry merupakan proses untuk mengajukan


pertanyaan dan mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Istilah ini sejajar dengan metode pemecahan masalah, berfikir reflektif dan
Discovery.

Inquiry dibutuhkan sebagai metode untuk mengkaji fenomena./ Menurut para ahli,
pendekatan inkuiri adalah salah satu cara unutk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam
belajar di kelas karena proses belajar lebih terpusat kepada sisawa ( Student – Centered –
Instruction ).

Tujuan utama inkuiri sosial adalah memberikan kontribusi untuk para pengambil kebijakan
dalam menghasilkan keputusan-keputusannya.

Banks mengemukakan langkah-langkah medel pembelajaran inkuiri untuk kelas OPS sebagai
Berikut :
 Pertama, Perumusan Masalah ( Problem Formmulation )
Syarat suatu masalah yang harus lengkap, tepat, dan dapat diteliti.
 Kedua, Perumusan Hipotesis ( Formulation Of Hypotheses )
Pernyataan atau dalil sementara yang dirumuskan oleh seorang peneliti untuk
mengarahkan penelitian disebut hipotesis.
 Ketiga, Definsis Istilah ( Konseptualisme )
Kesulitannya adalah konsensus tentang arti konsep / istilah yang belu ada. Contoh
konsep ilmu- ilmu sosial seperti istilah agresi, kelas sosial dan perilaku sosial
 Keempat, Pengumpulan Data ( Collection Of Data )
Para ilmuan biasanya menggunakan tiga metode utama pengumpulan data untuk
melakukan analisis, ialah eksperimen, survei sampel, dan studi kasus. Dapat
juga menggunakan kajian historis, analisis lateratur, dan teknik lainnya.
 Kelima, Pengujian dan Analisis Data ( Evaluation and Analisys Of Data )
Instrumen yang telah teruji Validitasnya oleh ilmuan lain maka biasanya data itu akan
lebih terpercaya daripada data uyang dikumpulkan denga instruen hasil
konstruksinya sendiri.
 Keenam, Menguji Hipotesis untuki memperoleh Generalisasi dan Teori.
Hipotesis yang dikaitkan denga pertanyaan perlu dirumuskan. Ketika data
dikumpulkan dan dianalisis, peneliti berusaha menguji apakah hipotesisnya dapat
dibuktikan dengan berdasarkan pada informasi yang telah terkumpul
 Ketujuh, memulai inkuiri lagi
Model pembelajaran inkuiri yang digambarkan dapat berdaur ulang dan tidak bersifat
linier / terputus.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL –MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS

Model ataudesainpembelajaranketerampilanberpikir (thinking skills) ada 2model, yaitu :


1. Critical thinking skills atau keterampilan berpikir kritis
Menurut Johnson (1992), merumuskan istilah berpikir kritis (critical thinking) secara
etimologi menyatakan bahwa kata “critic” dan “critical” berasal dari “krenein” yang
berarti menaksir nilai sesuatu. Ia menjelaskan bahwa kritik adalah perbuatan seorang
yang mempertimbangkan, menghargai dan menaksir nilai sesuatu hal. Tugas seorang
berpikir kritis adalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap sesuatu
hasil. The Group of Five (Etnis 1989; Lipman 1988; Siegel 1988; Paul 1989; McPeck
1981), menyimpulkan bahwa ada tiga persetujuan subtansi dari kemampuan berpikir
kritik yaitu Berpikir kritis memerlukan sejumlah kemampuan kognitif, berpikir kritis
memerlukan sejumlah informasi dan pengetahuan, berpikir kritik mencakup dimensi
afektif yang semuanya menjelaskan dan menekankan secara berbeda-beda.
Sedangkan berpikir kritis adalah untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai
bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktek dari suatu pemikiran dan nilai
tersebut. Selain itu, berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan
pada pendapat yang diketahui. Menurut Lipman (1988), layaknya pertimbangan-
pertimbangan ini hendaknya didukung oleh kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Creative thinking atau ketrampilan berpikir kreatif.


Menurut Savage and Amstrong (1996), syarat untuk memasuki sikap berpikir kritis
adalah sikap siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran baru; siswa membuat
pertimbangan dan penilaian atau taksiran berdsarkan kreteria yang dapat
dipertanggung jawabkan. Preston dan Herman (1974), inkuiri dan ketrampilan
berpikir kritis tumbuh subur di kelas III. Menurut (Wiken, 1995; Beyer, 1985;
Fraenkel, 1980), pengajaran berpikir kritis meliputi pendekatan, strategi, perencanaan,
dan sikap siswa dalam berpikir kritis. Model ini pernah dijelaskan oleh beliau pada
Studi sosial di Amerika Serikat.

Ketrampilan berpikir kritis menurut Beyer ada 10, yaitu :


a) Membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat.
b) Menentukan reliabilitas sumber.
c) Menentukan akurasi fakta dari suatu pertanyaan.
d) Membedakan informasi.
e) Mendeteksi penyimpangan.
f) Mengindentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
g) Mengindentifikasi tuntutan dan argumentasi yang tidak jelas.
h) Mengakui perbuatan yang keliru dan konsisten.
i) Membedakan antara pendapat yang tidak dan dapat dipertanggung jawabkan.
j) Menentukan kekuatan argument.

Menurut Beyer strategiberpikirkritis yang cukupefektifuntuk Proses BelajarMengajar (PBM),


ialah Strategiinnduktif yang bersifatdirektif.Adapunlangkah-langkah yang harusdipersiapkan
guru adalah :
a. Memperkenalkan ketrampilan ,dan kemudian siswa
b. Mencobakan ketrampilan sebaik mungkin,
c. Menggambarkan serta mengartikulasi apa yang terjadi dalam pikiran ketika
menerapkan ketrampilan tersebut.
d. Menerapkan pengetahuan tentang ketrampilan baru untuk diterapkan lagi, dan
akhirnya;
e. Meninjau lagi apa yang terpikir ketika ketrampilan itu diterapkan.

Menurut Beyer strategiberpikirkritis yang ke-2 adalahstrategidirektif yang


artinyamemberikankesempatanpadasiswauntukmenguasaidanmemahamibetulkomponenketra
mpilantersebutsejakpermulaan.Strategiinidigunakanbilaketrampilansiswaagakkompleks.Dala
mstrategiinimemerlukanbimbingankhusus.

Beyer merumuskanada 5 langkahdalampenerapanstrategidirektif, yaitu :


a. Memperkenalkan ketrampilan berpikir kritis.
b. Menjelaskan prosedur dan aturan ketrampilan.
c. Menunjkan bagaimana ketrampilan itu digunakan di kemudian hari.
d. Menerapkan ketrampilan tersebut mengikuti langkah dan aturan yang jelas.
e. Menggambarkan tentang apa yang terjadi dalam pikiran siswa ketika ketrampilan itu
diterapkan.

KEGIATAN BELAJAR 3
IMPLEMENTASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun masalah sosial
sangat diperlukan karena pada hakekatnya siswa hidup ditengah lingkungan masyarakat yang
penuh dengan benih-benih munculnya masalah. Hal
inisejalandengantujuanpendidikanuntukmendewasakansiswa,
makasalahsatuindikatordewasaadalahkemampuanakankemandiriansebagaiwargamasyarakat.

Model pembelajaran “problem solving” pemecahanmasalahmerupakanalternatif model


pembeljarandalam IPS.

1. Model pembelajaran “problem solving”.


Ada 4 tahapan proses pemecahan masalah menurut Savage dan Armstrong, yaitu :
a. Mengenal adanya masalah.
b. Mempertimbangkan pendekatan-pendekatan untuk pemecahannya.
c. Memilih dan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut.
d. Mencapai solusi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sedangkanmenurutwilkins (1990), menguraikan 6 langkah model pembelajaran “problem


solving”, yaitu :
a. Mengklarifikasikan dan mendefinisikan masalah.
b. Mencari alternatif solusi.
c. Menguji alternatif solusi.
d. Memilih solusi.
e. Bertindak sesuai dengan pilihan solusi.
f. Tindak lanjut (follow-up).

2. Model “problem solving” inkuiri atau model pembelajaran penemuan.


Secara umum batasan yang tegas antara tiga pendekatan/ model pembelajaran tersebut
belum ada kesepakatan. Persamaan dari ketiga model pembelajaran tersebut adalah
semua mensyaratkan adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar melalui
proses penelitian, yaitu meneliti hubungan antar sejumlah data/ informasi untuk
tercapainya suatu solusi.
Untuk mengatasi kerancuan, Welton and mallan (1988) mengemukakan bahwa
penggunaan model pembelajaran “problem solving” agak berbeda bila diterapkan
pada mata pelajaran yang berbeda.

KEGIATAN BELAJAR 4
MODEL DESAIN PEMBELAJARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Model pembelajaran pengambilan keputusan.


Makna konsep pengambilan keputusan (decision making) berkaitan dengan
kemampuan berfikir tentang alternatif pilihan yang tersedia, menimbang fakta dan
bukti yang ada, mempertimbangkan tentang nilai pribadi dan masyarakat. Banks
(1990), menyatakan tujuan dasar inkuiri sosial adalah untuk menghasilkan
pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, generalisasi dan teori.

Savage and Armstrong (1996) mengemukakan langkah-langkah proses pembelajaran


yaitu :
a. Mengidentifikasi persoalan dasar atau masalah.
b. Mengemukakan jawaban-Jawaban alternatif.
c. Menggambarkan bukti yang mendukung setiap alternatif.
d. Mengidentifikasi nilai-nilai yang dinyatakan dalam setiap alternatif.
e. Menggambarkan kemungkinan akibat setiap pilihan alternatif.
f. Membuat pilihan dari berbagai alternatif.
g. Menggambarkan bukti dan nilai yang dipertimbangkan dalam membuat pilihan.

Menurut Banks ada 2 syaratuntukmelaksanakan model


pembelajaranpengambilankeputusanadalahpengetahuansosialdanmetodecaramencapai
pengetahuan. Kerlingermenyimpulkanada 4 motodememperolehpengetahuan, yaitu :
a. Berpegang pada apa yang telah diketahui kebenarannya (method of tenacity).
b. Mencari informasi untuk mempercayai (method of authority).
c. Mengetahui sesuatu karena telah disepakati kebenarannya (a apriori method).
d. Metode ilmiah (method of science).

Menurut Banks langkah-langkah yang dianjurkandalammelakukan proses


pengambilankeputusansecarasekuensial, sebagaiberikut :
a. Mengenal masalah yang perlu diambil keputusan
b. Perolehan pengetahuan melalui inkuiri ilmu sosial.
c. Mengorganisir masalah dan pengetahuan untuk bahan pembelajaran.
d. Inkuiri nilai.
e. Pengambilan keputusan dan tindakan untuk warga negara.
f. Menentukan urutan tindakan.
g. Memberi kesempatan kepada warga negara untuk bertindak dan berpartisipasi
(dilingkungan masyarakat dan sekolah).

Anda mungkin juga menyukai