UAS-MK : SOSIOLOGI
Nama : WA ODE MARSELA
Nim : 03202101009
TahunAkademik : Semester Genap 2021/2022
DosenPengampu : Mega Mustikasari, S.Pd.,M.Pd
Waktu : 90 Menit
Semester : II (Dua)
JAWAB
Jenis kedua dari kelompok sosial yakni kelompok sosial tidak teratur, seperti
1. kerumunan sosial, publik, dan massa. Kerumunan sosial adalah sekumpulan orang yang berada
di suatu tempat, akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara tetap.
2. Publik merupakan kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi berlangsung melalui
alat-alat komunikasi dan tidak langgeng, contohnya surat kabar, radio, televisi, film, dan
sebagainya.
3. Massa diartikan sebagai keseluruhan dari kerumunan sosial. Pengertian massa timbul sejalan
dengan perkembangan masyarakat yang mengarah pada pola kehidupan modern. Oleh karena
itu, pengertian massa menjadi ciri khas masyarakat modern yang pada umumnya bertempat
tinggal di perkotaan. .
Ada empat faktor pembentuk kelompok sosial yaitu faktor darah, geografis, kepentingan, dan
daerah asal. Berikut
1. Robert M Z Lawang memberikan pengertian bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang
menyimpang tersebut.
2. Bruce J Cohen memberikan penjelasan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu
dalam masyarakat.
3. James Vender Zender memberikan penjelasan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku yang
dianggap sebagai hal tercela dan berada di luar batas batas toleransi oleh sejumlah besar
orang/masyarakat.
4. Mappier memberikan penjelasannya bahwa perilaku menyimpang disebut dengan tingkah laku
yang bermasalah
5. Hordert menjelaskan perilaku menyimpang adalah setiap tindakan yang melanggar keinginan-
keinginan (Nilai dan Norma yang telah disepakati) bersama, sehingga dianggap menodai
kepribadian kelompok yang akhirnya si pelaku dikenai sanksi.
6. Zanden menerangkan bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sebagian besar
orang dianggap sebagai hal tercela dan diluar batas toleransi.
jadi dapat disimpulkan Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan
nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial di masyarakat
atau suatu kelompok atau aturan yang telah diinstitusikan, yaitu aturan yang telah disepakati bersama
dalam sistem sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan
sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan
dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat
ciri ciri perilaku menyimpang Menurut Paul B. Horton, perilaku menyimpang memiliki enam
ciri, yaitu:
Suatu perilaku disebut menyimpang bila perilaku tersebut dinyatakan sebagai perilaku yang
menyimpang. Perilaku menyimpang juga harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui
penyebabnya.[9] Menurut Becker, bukanlah kualitas dari suatu tindakan yang dilakukan orang melainkan
konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap pelaku
tindakan tersebut. Penilaian apakah suatu perilaku termasuk menyimpang atau tidak didasarkan pada
kriteria tertentu yang diketahui penyebabnya.[8]
Budaya ideal terdiri dari kepatuhan terhadap segenap peraturan hukum, namun dalam
kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan hukum. Kesenjangan nilai-
nilai utama antara budaya ideal (apa yang diucapkan) merupakan masalah penting. Pada setiap diskusi
menyangkut kesenjangan yang dianggap penting tersebut, diperlukan adanya landasan normatif yang
berupa budaya ideal atau budaya nyata yang dipegang secara tersirat ataupun dinyatakan secara tegas.[8]
Apabila nilai adat atau peraturan hukum melarang perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh banyak
orang maka kemungkinan besar norma-norma penghindaran akan muncul. Norma penghindaran
merupakan pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus
menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.[8]
Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan
karena masalah sepele.
Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan hanya
untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan,
pencurian, perampokan.
Hubungan seksual
Hubungan seks di luar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena
menyimpang norma sosial maupun agama.
Tindak kriminalitas
Tindak kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma
hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya: mencuri, menodong, menjambret, membunuh, dan
lain-lain. Disebabkan karena masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya
karena sulit mencari pekerjaan yang halal. Ada 5 jenis kejahatan:
1. Kejahatan tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang tidak mengakibatkan
penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contohnya berjudi, mabuk-mabukan,
penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
2. Kejahatan terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan merupakan komplotan yang
secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan
dengan jalan menghindari hukum. Contohnya komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
3. Kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-
orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi, kolusi.
4. Kejahatan kerah biru (blue collar crime) adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang
golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan sebagainya.
5. Kejahatan korporat (corporate crime) adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi
dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contohnya, suatu perusahaan
membuang limbah beracun ke sungai yang mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai
jenis penyakit.
Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan
seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia.
Faktor dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan
media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri
pada obat-obatan atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa,
media cetak, media elektronik.
Perilaku kolektif bisa terjadi dimasyarakat mana saja, baik masyarakat yang sederhana maupun yang
kompleks. Menurut teori Le Bon perilaku kolektif dapat ditentukan oleh 5 faktor berikut ini :
1) Situasi sosial
Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi tertentu. Ketegangan Struktural
2) Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan menimbulkan ketegangan yang dapat
menimbulkan bentrok ketidakpahaman.
3) Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum.
Misalnya : berkembangnya isu-isu tentang pelcehan suatu agama atau penindasan suatu kelompok
yang dapat menyinggung kelompok lain.
Yakni faktor-faktor penunjang kecemasan dan kecurigaan yang dikandung masyarakat. Misalnya
desas-desus isu kenaikan harga BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini
dapat memicu kuat sekelompok orang untuk protes.
Perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai dimobilisasikan oleh pimpinannya.
Bentuk perilaku kolektif
1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan
sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah
bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi
kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu orang yang
melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.
Tentu saja kondisi di perkotaan dengan kondisi pedesaan saja sudah sangat berbeda. Belum lagi
kondisi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dengan masyarakat yang tinggal di lereng
pegunungan aktif.
Contoh terjadinya perubahan sosial akibat kondisi geografis adalah kasus alih fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan industri, tentu akan mengubah kehidupan sosial masyarakat setempat
secara besar-besaran. tau seperti kasus terjadinya perubahan lahan pertanian menjadi kawasan
pemukiman padat penduduk, juga akan mempengaruhi perubahan sosial masyarakat yang ada di sana.
2. Faktor Biologis
Sudah rahasia umum jika mayoritas masyarakat Indonesia adalah keluarga menengah ke bawah.
Lebih banyak orang yang tergolong miskin daripada yang mapan. Dari segi biologis disini mengaitkan
masalah kesadaran terhadap kebutuhan gizi makanan bagi masyarakat.
Hanya berawal dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan gizi setiap makanan yang
dikonsumsi mampu mempengaruhi seseorang memiliki kemampuan berfikir cerdas. Dimana
kecerdasan inilah yang diharapkan mampu melahirkan inovasi di kalangan masyarakat. Sayangnya,
kesadaran akan faktor biologis ini kurang dipahami dengan baik oleh masyarakat.
3. Kebudayaan
Masalah budaya juga menjadi salah satu faktor penyebab perubahan sosial. Terjadinya
perubahan sosial karena pengaruh kebudayaan sah-sah saja, asal tidak bertentangan dengan tradisi.
Sementara ketika kita berbicara kebudayaan, Indonesia salah satu negara yang memiliki
keragaman kultural yang luar biasa. Menariknya setiap daerah memiliki budaya khasnya sendiri-
sendiri. Maka tidak heran jika setiap daerah pun memiliki perubahan sosial yang berbeda-beda pula.
5. Ketidakpuasan Masyarakat
Faktor penyebab perubahan sosial yang lain bisa jadi karena terjadi ketidakpuasan yang
dirasakan oleh masyarakat. Dimana masyarakat menginginkan situasi dan kondisi yang berbeda dari
apa yang sudah terjadi.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perubahan
sosial bisa terjadi karena dorongan manusia itu sendiri ataupun karena faktor dari dorongan orang lain.
Setelah mengetahui faktor penyebab perubahan sosial di atas, setidaknya ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi. Tapi tahukah kamu, jika dampak terjadinya perubahan sosial tidak selamanya buruk loh.
Ada dampak positif yang ditimbulkan akibat terjadinya perubahan sosial yaitu:
Tentu saja pesatnya teknologi yang terjadi saat ini menawarkan kemudahan dan peluang bagi para
pengguna. Mulai dari pekerjaan rumah hingga pekerjaan kantor semua sudah dibantu dengan teknologi
super canggih.
Bahkan, masalah sederhana seperti masak memasak pun sekarang sudah banyak teknologi
canggih. Misalnya blender, kulkas, oven dan masih banyak lagi.
2. Industrialisasi cepat
Selain masalah teknologi, ada keuntungan lain yang secara tidak sadar mempengaruhi perubahan
sosial. Yap, beberapa tahun belakangan banyak sekali industrialisasi bermunculan. Berbeda 30 tahun yang
lalu, hanya beberapa industri atau pabrik yang ada di Indonesia. Namun sekarang? Hampir setiap regional
daerah memiliki industrialisasi.
Setidaknya kehadiran dari industrialisasi tersebut juga memberikan keuntungan bagi masyarakat.
Setidaknya masyarakat bisa bekerja di perusahaan tersebut. Dengan kata lain, kehadiran industrialisasi
mengurangi angka pengangguran sekaligus membantu pemerintah dalam mensejahterakan rakyat.
Contoh, kita ingin masak cukup menghidupkan kompor gas. Dulu kita harus mencari kayu bakar
terlebih dahulu sebelum memasak. Sekarang? Hanya sedikit orang yang masih menggunakan kayu bakar.
5. Kesetaraan Gender
Seiring kemajuan teknologi, sejalan dengan kesadaran masyarakat terhadap wawasan baru dan
ilmu-ilmu baru. Salah satunya pandangan terhadap peran antara perempuan dan laki-laki yang dulu
menjadi pembeda dasar, sehingga perempuan memiliki batasan-batasan dalam menjalankan kegiatan.
Sekarang, berkat pengetahuan, masyarakat pun memiliki pandangan baru tentang kesetaraan
gender. Maka tidak heran jika sekarang tidak hanya laki-laki saja yang bekerja, tetapi perempuan juga
memiliki hak untuk bekerja jika itu kemauannya.
Begitu sebaliknya, sekarang laki-laki pun bisa mengerjakan pekerjaan dapur tanpa ada batasan
atau stereotip yang menjatuhkan mental.
Sehingga banyak orang-orang yang ahli, professional dan berpendidikan. Terlalu banyak lulusan
dari perguruan tinggi, angka pengangguran untuk lulusan tenaga terdidik pun juga mengikuti.
Padahal, jika tidak ideologis bekerja di ini dan itu ada banyak lapangan kerja yang bisa kita jajal.
Misalnya lapangan kerja sebagai content writer, SEO, marketing online, dan masih banyak pilihan karir
yang bisa kita coba dan pelajari.
Itulah beberapa dampak positif terjadinya perubahan sosial. Agar lebih lengkap, kita simak
dampak negatif dari perubahan sosial di bawah.
Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari perubahan sosial. Diantaranya sebagai berikut.
Dimana mereka memamerkan kekayaan mereka dengan banyak cara. Mulai dengan pamer barang
mewah mereka sampai aksi berbuat baik yang secara langsung juga pamer kekayaan.
Berbicara tentang penyimpangan sosial memang beragam. Tidak melulu karena akses internet saja.
Umumnya juga ada faktor lain seperti kurang perhatiannya orang tua. Bisa karena orangtua terlalu sibuk
dengan pekerjaan, sibuk dengan ponsel mereka atau memang karena tuntutan orangtua yang berlebihan
kepada anak-anak mereka.
Contoh konkrit lain, masalah komentar di media sosial, kita sering melihat komentar sembrono
dan tidak memiliki tata krama, ini juga menjadi indikasi sopan santun perlu mendapatkan perhatian.
5. Tidak ada batas negara dengan adanya internet (cinta tanah air jadi turun)
Tidak adanya batas negara yang dimaksudkan adalah seseorang bisa tau dan bahkan bisa
mencampuri negara lain dengan adanya sosial media. Bahkan, kadang sebuah paham bisa masuk dan
mempengaruhi budaya dan pola pikir dari masyarakat di dalamnya.
Dengan adanya ini, perubahan sosial yang ada di dalam sebuah negera dapat bercampur dengan
budaya lain yang bahkan terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai dari negara kita sendiri.
Dilain sisi, selain masalah budaya, masalah lain yang bisa masuk juga adalah pergangan
internasional yang mulai bebas dan tanpa batas dengan perdangan bebas, contoh MEA di Asia Tenggara.
Konteks-konteks lain menggunakan istilah "gender" yang mencakup atau sebagai pengganti dari
"jenis kelamin". Sebagai contoh, dalam kajian terhadap hewan nonmanusia, gender umumnya digunakan
untuk menyebut jenis kelamin dari hewan. Perubahan makna dari kata "gender" dapat ditelusuri hingga
dekade 1980-an. Pada tahun 1993, Food and Drug Administration (FDA) mulai
menggunakan gender sebagai pengganti istilah jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) Kemudian pada tahun
2011, FDA mulai menggunakan jenis kelamin/seks untuk klasifikasi biologis dan gender untuk "representasi
diri seseorang sebagai laki-laki atau perempuan atau bagaimana ia merespon terhadap institusi-institusi
sosial yang didasarkan pada presentasi gender seseorang."
Beberapa ilmu seputar gender salah satunya adalah cabang dari ilmu sosial yaitu kajian
gender. Seksologi dan ilmu saraf juga membahas beberapa hal mengenai gender. Kajian gender umumnya
membahas gender sebagai sebuah konstruksi sosial sementara ilmu-ilmu dalam ilmu alam membahas
mengenai perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang dapat mempengaruhi perkembangan
gender pada manusia. Kedua pendekatan tersebut berkontribusi dalam menyelidiki seberapa jauh perbedaan
biologis mempengaruhi pembentukan identitas gender pada seseorang. Trikotomi antara jenis kelamin
biologis, gender psikologis, dan peran gender sosial pertama kali muncul pada sebuah artikel jurnal
mengenai transseksualisme pada tahun 1978.[2][8]
Beberapa ilmu seputar gender merupakan cabang dari ilmu sosial yaitu kajian gender. Seksologi dan
ilmu saraf juga kemudian membahas mengenai beberapa hal tentang gender.
Kajian gender sendiri umumnya membahas gender sebagai sebuah konstruksi sosial sementara ilmu-ilmu
dalam ilmu alam yang membahas mengenai perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan serta
pengaruhnya pada perkembangan gender manusia.
Kedua pendekatan ini kemudian berkontribusi dalam menyelidiki seberapa jauh perbedaan biologis akan
mempengaruhi pembentukan identitas gender pada seseorang
Gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis serta bukan
kodrat Tuhan, melainkan diciptakan baik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses sosial budaya
yang panjang.
Perbedaan perilaku antara pria dan wanita, selain disebabkan oleh faktor biologis, juga sebagian besar justru
terbentuk melalui proses sosial dan budaya.
untuk mengetahui perbedaan Gender dan Seks, perlu kita pahami pengertian dari gender dan seks
Seks
Seks adalah pembagian dua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan, yang ditentukan secara
biologis. Seks juga berkaitan dengan karakter dasar fisik dan fungsi manusia, mulai dari kromosom, kadar
hormon, dan bentuk organ reproduksi.
Misalnya, laki-laki dan perempuan memiliki organ reproduksi yang berbeda. Kedua jenis kelamin
tersebut juga memiliki jenis dan kadar hormon yang berbeda, meski sama-sama memiliki hormon estrogen
dan testosteron. Hal ini disebut dengan karakteristik seks primer.
Selain karakteristik seks primer, ada juga karakteristik seks sekunder, seperti perbedaan bulu pada
wajah, jaringan payudara, dan suara. Ini adalah karakteristik seks yang terjadi karena adanya perbedaan
pada karakteristik seks primer yang telah disebutkan di atas.
Kendati perbedaan seks cukup jelas, ada juga sebuah kondisi kelainan bawaan yang menyebabkan
seseorang terlahir dengan gabungan ciri kelamin laki-laki dan perempuan (kelamin ganda), baik secara fisik
maupun genetik. Kondisi ini disebut dengan interseks.
Gender
Berbeda dengan seks, gender adalah persepsi masyarakat yang secara sosial telah dibangun dan
mengacu pada peran, perilaku, dan identitas seseorang. Dalam hal ini, gender seseorang tidak ditentukan
berdasarkan jenis kelaminnya.
Identitas gender
Identitas gender adalah pandangan seseorang terhadap gendernya sendiri, terlepas dari apa jenis
kelamin ia saat lahir. Beberapa identitas gender yang umum adalah pria, wanita, nonbiner,
dan genderqueer atau transgender.
Cisgender
Cisgender adalah istilah yang kerap digunakan bagi seorang individu yang merasa bahwa identitas
gender dirinya sejalan dengan jenis kelamin yang ia miliki.
Transgender
Istilah transgender mengacu pada seseorang yang merasa bahwa identitas dirinya berbeda dari jenis
kelamin mereka.
Nonbiner
Nonbiner adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang tidak ingin identitas
dirinya dikategorikan sebagai laki-laki maupun perempuan.
Selain beberapa istilah diatas, ada juga istilah ekspresi gender. Istilah Ini mengacu pada bagaimana
seseorang mengekspresikan dirinya, baik dalam berperilaku, berpakaian, bersuara, atau memilih potongan
rambut tanpa terpaku pada jenis kelaminnya. Istilah yang umumnya melekat pada ekspresi gender adalah
maskulin, feminin, dan androgini.
Dari penjelasan di atas, Anda bisa melihat letak perbedaan gender dan seks, serta keterikatan antara
keduanya. Kedua istilah tersebutnya memiliki hubungan dengan jenis kelamin. Akan tetapi, seks bersifat
mutlak sementara gender cenderung tidak.
Seks adalah perbedaan biologis seorang laki-laki dan perempuan yang sudah dibawa sejak lahir.
Sedangkan, gender adalah karakteristik laki-laki dan perempuan yang dibentuk dan dibangun dalam
lingkungan sekitar atau masyarakat.
Seseorang dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan bisa saja memiliki identitas gender yang
sama atau mungkin berbeda dari jenis kelamin yang ia miliki sejak lahir.
Peran Gender
Peran Gender adalah perilaku yang dipelajari di dalam suatu masyarakat/komunitas yang dikondisikan
bahwa kegiatan, tugas-tugas atau tanggung jawab patut diterima baik oleh laki-laki maupun perempuan.
Peran gender dapat berubah, dan dipengaruhi oleh umur, kelas, ras, etnik, agama dan lingkungan geografi,
ekonomi dan politik. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki peran ganda di dalam masyarakat.
Perempuan kerap mempunyai peran dalam mengatur reproduksi, produksi dan kemasyarakatan. Laki-laki
lebih terfokus pada produksi dan politik kemasyarakatan.