Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS MUSLIM BUTON
Alamat :Jl.Betoambari No.146, Email:Yapik.buton@gmail.com, Telp (0402)2814947,Kota Baubau,

UAS-MK : SOSIOLOGI
Nama : WA ODE MARSELA
Nim : 03202101009
TahunAkademik : Semester Genap 2021/2022
DosenPengampu : Mega Mustikasari, S.Pd.,M.Pd
Waktu : 90 Menit
Semester : II (Dua)

1. JELASKAN PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL, JENIS-JENIS KELOMPOK SOSIAL DAN


FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
2. JELASKAN PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPAN, CIRI-CIRI PERILAKU
MENYIMPANG, JENIS-JENIS PERILAKU MENYIMPANG SERTA SEBAB-SEBAB
TERJADINYA PERILAKU MENYIMPANG
3. JELASKAN PENGERTIAN PERILAKU KOLEKTIF,FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PERILAKU KOLEKTIF SERTA BENTUK PERILAKU KOLEKTIF
4. JELASKAN FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL DAN DAMPAK PERUBAHAN
SOSIAL
5. JELASKAN PENGERTIAN GENDER SECARA BIOLOGI, SOSIAL, DAN KULTURAL SERTA
BAGAIMANA PERBEDAAN GENDER DAN PERAN GENDER

JAWAB

1. berikut pengertian kelompok sosial


 Pengertian Kelompok Sosial Menurut Para Ahli Berikut
a. Soerjono Soekanto
mendefinisikan kelompok sosial sebagai himpunan atau satu-kesatuan manusia yang
hidup bersama karena saling berhubungan dan mereka saling mempengaruhi secara
timbal balik.
b. Robert K Merton
menyatakan bahwa kelompok sosial adalah sekelompok orang yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah matang. Paul B Horton, kelompok berarti
setiap kumpulan manusia secara fisik (misalnya, sekelompok orang yang sedang
menunggu bus kota).
c. Mac Iver dan Charles H Page
menyatakan bahwa kelompok sosial merupakan himpunan atau satu-kesatuan
manusia yang hidup bersama.
Jadi dapat dikatakan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang
berhubungan timbal balik satu sama lain dalam sebuah struktur sesuai dengan pola yang
telah matang.

 Jenis-Jenis Kelompok Sosial


Jenis kelompok sosial terbagi menjadi kelompok sosial teratur dan kelompok sosial tidak
teratur, seperti
 Kelompok sosial teratur terdiri dari berbagai macam, di antaranya :
1. Kelompok primer, yakni kelompok yang merujuk pada keompok kecil yang bersifat intim,
asosiasi dengan bertatap muka, dan kerja sama, sehingga hubungan kelompok ini lebih erat.
2. Kelompok sekunder, yakni kelompok yang merujuk pada sebuah kelompok formal imersonal
yang memiliki sedikit kedekatan sosial karena memiliki hubungan yang tidak langsung dan
kurang bersifat kekeluargaan.
3. Kelompok dalam (In-group), merupakan bentuk kesadaran seseorang tentang identitas dirinya
dalam suatu kelompok, misalnya keluargaku, negaraku, dan profesiku.
4. Kelompok luar (out-group), dalam kelompok ini seseorang dapat merasa bahwa dirinya bukan
bagian dari suatu kelompok.
5. Kelompok formal, adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggota-angotanya.
6. Kelompok informal, dalam kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat
informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati.
7. Paguyuban, hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekeluargaan, rukun
tetangga, dan lain-lain. Patembayan, adalah kelompok sosial yang lahir untuk jangka waktu
pendek dan bersifat imajiner, misalnya kelompok pedangan di pasar A.
8. Membership group, merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut.
9. Reference group, ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk
membentuk pribadi dan perilakunya.
10. Kelompok okupasional, adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
11. Kelompok volOnter, yakni orang yang mempunyai kepentingan yang sama, namun tidak
mendapat perhatian dari masyarakat.

 Jenis kedua dari kelompok sosial yakni kelompok sosial tidak teratur, seperti

1. kerumunan sosial, publik, dan massa. Kerumunan sosial adalah sekumpulan orang yang berada
di suatu tempat, akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara tetap.
2. Publik merupakan kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi berlangsung melalui
alat-alat komunikasi dan tidak langgeng, contohnya surat kabar, radio, televisi, film, dan
sebagainya.
3. Massa diartikan sebagai keseluruhan dari kerumunan sosial. Pengertian massa timbul sejalan
dengan perkembangan masyarakat yang mengarah pada pola kehidupan modern. Oleh karena
itu, pengertian massa menjadi ciri khas masyarakat modern yang pada umumnya bertempat
tinggal di perkotaan. .

 faktor faktor yang menentukan kelompok sosial

Ada empat faktor pembentuk kelompok sosial yaitu faktor darah, geografis, kepentingan, dan
daerah asal. Berikut

 faktor darah (common ancestry)


kelompok sosial ini di bentuk dari kesamaan darah keturunan, contohnya kelompok
keluarga besar.
 faktor geografis
Kelompok sosial dibentuk dari jalinan komunikasi yang perlahan membangun ikatan.
Misal sekelompok orang yang tinggal di tepi pantai membentuk kelompok pelayan dan
kelompok petani dibentuk dari orang-orang yang bekerja di sawah.
 faktor kepentingan
Adanya kesamaan kepentingan para anggota memungkinkan membentuk kelompok
sosial. Faktor kepentingan ini seperti kelompok seniman, kelompok disabilitas, dan
kelompok intelektual.
 faktor daerah asal
Pertemuan antar individu yang berasal dari daerah asal bisa mendorong terbentuknya
kelompok sosial. Contohnya kelompok mahasiswa membentuk organisasi di kota dia
kuliah. 

2. pengertian perilaku menyimpang menurut beberapa ahli

1. Robert M Z Lawang memberikan pengertian bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang

menyimpang tersebut. 
2. Bruce J Cohen memberikan penjelasan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu
dalam masyarakat. 

3. James Vender Zender memberikan penjelasan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku yang
dianggap sebagai hal tercela dan berada di luar batas batas toleransi oleh sejumlah besar
orang/masyarakat. 

4. Mappier memberikan penjelasannya bahwa perilaku menyimpang disebut dengan tingkah laku
yang bermasalah

5. Hordert menjelaskan perilaku menyimpang adalah setiap tindakan yang melanggar keinginan-
keinginan (Nilai dan Norma yang telah disepakati) bersama, sehingga dianggap menodai
kepribadian kelompok yang akhirnya si pelaku dikenai sanksi. 

6. Zanden menerangkan bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sebagian besar
orang dianggap sebagai hal tercela dan diluar batas toleransi. 
jadi dapat disimpulkan Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan
nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial di masyarakat
atau suatu kelompok atau aturan yang telah diinstitusikan, yaitu aturan yang telah disepakati bersama
dalam sistem sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan
sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan
dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat

 ciri ciri perilaku menyimpang Menurut Paul B. Horton, perilaku menyimpang memiliki enam
ciri, yaitu:

 Penyimpangan harus dapat didefinisikan

Suatu perilaku disebut menyimpang bila perilaku tersebut dinyatakan sebagai perilaku yang
menyimpang. Perilaku menyimpang juga harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui
penyebabnya.[9] Menurut Becker, bukanlah kualitas dari suatu tindakan yang dilakukan orang melainkan
konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap pelaku
tindakan tersebut. Penilaian apakah suatu perilaku termasuk menyimpang atau tidak didasarkan pada
kriteria tertentu yang diketahui penyebabnya.[8]

 Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak

Sebagian ahli sosiologi menyebutkan bahwa penyimpangan tidak selalu berdampak negatif. Ada


beberapa perilaku menyimpang yang dapat diterima oleh masyarakat, misalnya saja pendapat peserta
diskusi yang bertentangan dengan pendapat umum. Tetapi para ahli sosiologi belum banyak melakukan
studi menyangkut bentuk-bentuk penyimpangan yang diterima. Untuk semua tujuan praktis,
studi sosiologi mengenai penyimpangan merupakan studi mengenai penyimpangan yang ditolak.
Banyak perilaku menyimpang yang melanggar hukum. Dalam banyak hal studi terhadap perilaku
menyimpang merupakan studi terhadap perilaku kriminal.[8]

 Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak

Pada masyarakat modern, kebanyakan orang tidak termasuk dalam kategori patuh seutuhnya


maupun dalam kategori penyimpangan seutuhnya. Sedangkan seseorang yang menyimpang sepenuhnya
akan mengalami kesulitan besar dalam kehidupannya. Hampir semua orang dalam masyarakat kita
melakukan penyimpangan pada batas-batas tertentu. Beberapa diantaranya lebih sering melakukan
penyimpangan yang lebih tinggi kadar penyimpangannya dan beberapa yang lainnya melakukan
penyimpangan yang lebih tersembunyi. Batas-batas tertentu disini dimaksudkan dikatakan bahwa
seorang penyimpang adalah orang yang melakukan penyimpangan secara terbuka yang oleh orang lain
hal tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi.[8]
 Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal

Budaya ideal terdiri dari kepatuhan terhadap segenap peraturan hukum, namun dalam
kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan hukum. Kesenjangan nilai-
nilai utama antara budaya ideal (apa yang diucapkan) merupakan masalah penting. Pada setiap diskusi
menyangkut kesenjangan yang dianggap penting tersebut, diperlukan adanya landasan normatif yang
berupa budaya ideal atau budaya nyata yang dipegang secara tersirat ataupun dinyatakan secara tegas.[8]

 Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan

Apabila nilai adat atau peraturan hukum melarang perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh banyak
orang maka kemungkinan besar norma-norma penghindaran akan muncul. Norma penghindaran
merupakan pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus
menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.[8]

 Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)

Penyimpangan merupakan ancaman tetapi juga merupakan alat pemeliharaan stabilitas sosial.


Disatu pihak masyarakat hanya dapat melakukan kegiatannya secara efisien bila terdapat ketertiban dan
kepastian dalam kehidupan sosial. Kita harus mengetahui sampai batas tertentu perilaku apa yang
kitaharapkan dari orang lain, apa yang orang lain inginkan dari kita, serta wujud masyarakat seperti apa
yang pantas bagi sosialisasi anggotanya. Dilain pihak perilaku menyimpang merupakan salah satu cara
untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Tidak ada masyarakat yang mampu bertahan
dalam kondisi statis untuk jangka waktu lama. Masyarakat yang terisolasi sekalipun akan mengalami
perubahan ledakan penduduk, perubahan teknologi serta hilangnya kebudayaan lokal dan tradisi yang
mengharuskan banyak orang untuk menerapkan norma-norma baru.

 Jenis-jenis penyimpangan sosial terdiri dari 4 jenis

 Tawuran atau perkelahian antarpelajar

Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan
karena masalah sepele.

 Penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras

Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan hanya
untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan,
pencurian, perampokan.
 Hubungan seksual

Hubungan seks di luar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena
menyimpang norma sosial maupun agama.

 Tindak kriminalitas

Tindak kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma
hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya: mencuri, menodong, menjambret, membunuh, dan
lain-lain. Disebabkan karena masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya
karena sulit mencari pekerjaan yang halal. Ada 5 jenis kejahatan:

1. Kejahatan tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang tidak mengakibatkan
penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contohnya berjudi, mabuk-mabukan,
penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
2. Kejahatan terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan merupakan komplotan yang
secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan
dengan jalan menghindari hukum. Contohnya komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
3. Kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-
orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi, kolusi.
4. Kejahatan kerah biru (blue collar crime) adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang
golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan sebagainya.
5. Kejahatan korporat (corporate crime) adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi
dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contohnya, suatu perusahaan
membuang limbah beracun ke sungai yang mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai
jenis penyakit.

 Faktor-faktor penyebab penyimpangan sosial

 Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan
seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia.
 Faktor dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan
media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri
pada obat-obatan atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa,
media cetak, media elektronik.

3. pengertian perilaku kolektif


 Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa, sehingga perilaku kolektif dapat diartikan
sebagai suatu tindakan yang relatif spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang,
yang bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidakpuasan dan kecemasan. Secara teoritis perilaku
kolektif dapat dijelaskan dari berbagai sudut teori antara lain teori penyebaran, teori interaksionis,
teori emergent-norm dan teori value-added

Perilaku kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan perilaku menyimpang


karena perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang, bukan tindakan
individu semata-mata. Bila seseorang melakukan pencurian di suatu toko, maka hal ini termasuk suatu
perilaku menyimpang, namun bila sejumlah besar orang secara bersama-sama menyerbu toko-toko dan
pusat-pusat perdagangan untuk melakukan pencurian atau penjarahan (sebagaimana di sejumah kota di
Pulau Jawa pada tahun 1998 dan 1999), maka hal ini termasuk suatu perilaku kolektif. Perilaku kolektif
meliputi perilaku kerumunan (crowd) dan gerakan sosial (civil society). Rangsangan yang memicu
terjadinya perilaku kolektif bisa bersifat benda, peristiwa maupun ide

 faktor faktor penyebab perilaku kolektif

        Perilaku kolektif bisa terjadi dimasyarakat mana saja, baik masyarakat yang sederhana maupun yang
kompleks. Menurut teori Le Bon perilaku kolektif dapat ditentukan oleh 5 faktor berikut ini :

1) Situasi sosial

Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi tertentu.  Ketegangan Struktural

2) Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan menimbulkan ketegangan yang dapat
menimbulkan bentrok ketidakpahaman.
3) Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum.

Misalnya : berkembangnya isu-isu tentang pelcehan suatu agama atau penindasan suatu kelompok
yang dapat menyinggung kelompok lain.

4) Faktor yang mendahului

Yakni faktor-faktor penunjang kecemasan dan kecurigaan yang dikandung masyarakat. Misalnya
desas-desus isu kenaikan harga BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini
dapat memicu kuat sekelompok orang untuk protes.

5)  Mobilisasi perilaku oleh pemimpin untuk bertindak

Perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai dimobilisasikan oleh pimpinannya.
 Bentuk perilaku kolektif

1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan
sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah
bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi
kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu orang yang
melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.

2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok


Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan
mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak
bersalah banyak menjadi korban. COntoh : tawuran anak sma 70 dengan anak sma 6, tawuran
penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.

3. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan


Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi
maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak
kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh: Perampok,
perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.

4. faktor penyebab perubahan sosial

 ada beberapa faktor penyebab perubahan sosial sebagai berikut

1. Perubahan Kondisi Geografis 


Dikatakan terjadi perubahan sosial yang diakibatkan oleh kondisi geografis apabila mengalami
perubahan pola hidup masyarakat yang disebabkan oleh kondisi geografis. Kita tahu bahwasanya
secara geografis Indonesia itu berbeda-beda. 

Tentu saja kondisi di perkotaan dengan kondisi pedesaan saja sudah sangat berbeda. Belum lagi
kondisi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dengan masyarakat yang tinggal di lereng
pegunungan aktif. 

Contoh terjadinya perubahan sosial akibat kondisi geografis adalah kasus alih fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan industri, tentu akan mengubah kehidupan sosial masyarakat setempat
secara besar-besaran. tau seperti kasus terjadinya perubahan lahan pertanian menjadi kawasan
pemukiman padat penduduk, juga akan mempengaruhi perubahan sosial masyarakat yang ada di sana.  
2. Faktor Biologis 
Sudah rahasia umum jika mayoritas masyarakat Indonesia adalah keluarga menengah ke bawah.
Lebih banyak orang yang tergolong miskin daripada yang mapan. Dari segi biologis disini mengaitkan
masalah kesadaran terhadap kebutuhan gizi makanan bagi masyarakat.

Hanya berawal dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan gizi setiap makanan yang
dikonsumsi mampu mempengaruhi seseorang memiliki kemampuan berfikir cerdas. Dimana
kecerdasan inilah yang diharapkan mampu melahirkan inovasi di kalangan masyarakat. Sayangnya,
kesadaran akan faktor biologis ini kurang dipahami dengan baik oleh masyarakat.  

3. Kebudayaan 
Masalah budaya juga menjadi salah satu faktor penyebab perubahan sosial. Terjadinya
perubahan sosial karena pengaruh kebudayaan sah-sah saja, asal tidak bertentangan dengan tradisi.  

Sementara ketika kita berbicara kebudayaan, Indonesia salah satu negara yang memiliki
keragaman kultural yang luar biasa. Menariknya setiap daerah memiliki budaya khasnya sendiri-
sendiri. Maka tidak heran jika setiap daerah pun memiliki perubahan sosial yang berbeda-beda pula.  

4. Sifat Anomie Manusia 


Perubahan sosial bisa saja terjadi karena sifat anomie manusia. Dimana manusia memiliki
keinginan untuk bergerak dan melakukan sesuatu secara bebas. Tanpa ada ikatan, aturan dari manapun
pihak.

5. Ketidakpuasan Masyarakat 
Faktor penyebab perubahan sosial yang lain bisa jadi karena terjadi ketidakpuasan yang
dirasakan oleh masyarakat. Dimana masyarakat menginginkan situasi dan kondisi yang berbeda dari
apa yang sudah terjadi. 

6. Adanya Tekanan Luar 


Tidak dapat dipungkiri bahwa ada banyak faktor kenapa terjadi perubahan sosial. Salah satunya
karena terjadi pengaruh atau dorongan dari orang lain. Misalnya karena faktor kompetisi, dan tuntutan
untuk menyesuaikan diri terhadap sesuatu hal. 

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perubahan
sosial bisa terjadi karena dorongan manusia itu sendiri ataupun karena faktor dari dorongan orang lain.

 Dampak Positif Perubahan Sosial

Setelah mengetahui faktor penyebab perubahan sosial di atas, setidaknya ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi. Tapi tahukah kamu, jika dampak terjadinya perubahan sosial tidak selamanya buruk loh.
Ada dampak positif yang ditimbulkan akibat terjadinya perubahan sosial yaitu:

1. Perkembangan teknologi yang pesat


` Dampak positif akibat terjadinya perubahan sosial adalah kemajuan terhadap teknologi. Jika tidak
ada perubahan sosial, bisa kita bayangkan kehidupan kita saat ini masih seperti 30 tahun yang lalu.
Dimana susah sekali akses internet dan tidak berkenalan dengan berbagai macam teknologi.  

Tentu saja pesatnya teknologi yang terjadi saat ini menawarkan kemudahan dan peluang bagi para
pengguna. Mulai dari pekerjaan rumah hingga pekerjaan kantor semua sudah dibantu dengan teknologi
super canggih.

Bahkan, masalah sederhana seperti masak memasak pun sekarang sudah banyak teknologi
canggih. Misalnya blender, kulkas, oven dan masih banyak lagi. 

2. Industrialisasi cepat
Selain masalah teknologi, ada keuntungan lain yang secara tidak sadar mempengaruhi perubahan
sosial. Yap, beberapa tahun belakangan banyak sekali industrialisasi bermunculan. Berbeda 30 tahun yang
lalu, hanya beberapa industri atau pabrik yang ada di Indonesia. Namun sekarang? Hampir setiap regional
daerah memiliki industrialisasi. 

Setidaknya kehadiran dari industrialisasi tersebut juga memberikan keuntungan bagi masyarakat.
Setidaknya masyarakat bisa bekerja di perusahaan tersebut. Dengan kata lain, kehadiran industrialisasi
mengurangi angka pengangguran sekaligus membantu pemerintah dalam mensejahterakan rakyat.  

3. Demokrasi dan partisipasi aktif dalam politik


Dampak positif terjadinya perubahan sosial yang lain adalah memberikan perubahan dalam
aspirasi masyarakat dalam mengutarakan pendapat terhadap politik. Setidaknya sedikit ada demokrasi dan
partisipasi aktif dalam politik. Setidaknya tidak kaku saat pemerintahan Soeharto.  

4. Mobilitas menjadi lebih mudah


Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, berkat perkembangan teknologi, semakin banyak
sarana-prasarana yang memudahkan akses. Setidaknya dari kemutakhiran teknologi yang ada,
memudahkan mobilitas lebih praktis, efektif, efisien dan cepat. 

Contoh, kita ingin masak cukup menghidupkan kompor gas. Dulu kita harus mencari kayu bakar
terlebih dahulu sebelum memasak. Sekarang? Hanya sedikit orang yang masih menggunakan kayu bakar.  
5. Kesetaraan Gender
Seiring kemajuan teknologi, sejalan dengan kesadaran masyarakat terhadap wawasan baru dan
ilmu-ilmu baru. Salah satunya pandangan terhadap peran antara perempuan dan laki-laki yang dulu
menjadi pembeda dasar, sehingga perempuan memiliki batasan-batasan dalam menjalankan kegiatan.  

Sekarang, berkat pengetahuan, masyarakat pun memiliki pandangan baru tentang kesetaraan
gender. Maka tidak heran jika sekarang tidak hanya laki-laki saja yang bekerja, tetapi perempuan juga
memiliki hak untuk bekerja jika itu kemauannya.

Begitu sebaliknya, sekarang laki-laki pun bisa mengerjakan pekerjaan dapur tanpa ada batasan
atau stereotip yang menjatuhkan mental. 

6. Kesadaran akan HAM


Keuntungan lain yang paling kita rasakan adalah kesadaran akan Hak Asasi Manusia (HAM).
Dahulu, HAM sesuatu yang aneh. Bukan aneh sih, lebih tepatnya kebebasan berpendapat yang terkekang.
Sehingga mempengaruhi perspektif dan sudut pandang terhadap sesuatu yang baru. 

7. Pola pikir terbuka (open mind)


Kemajuan teknologi membukakan akses terhadap perspektif baru. Sehingga masyarakat pun lebih
open mind terhadap sesuatu yang baru. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap perilaku, sikap dan
interaksi terhadap masyarakat di sekelilingnya. 

8. Tenaga kerja profesional semakin banyak


Kita tahu bahwasanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sudah sangat bagus. Hal
ini dapat dilihat dari kesadaran masyarakat menyekolahkan anak-anak mereka hingga perguruan tinggi,
meski dari segi ekonomi mereka sangat kesulitan. Namun mereka tetap berjuang menyekolahkan mereka
sampai jenjang yang terbaik. 

Sehingga banyak orang-orang yang ahli, professional dan berpendidikan. Terlalu banyak lulusan
dari perguruan tinggi, angka pengangguran untuk lulusan tenaga terdidik pun juga mengikuti.  

9. Munculnya banyak lapangan kerja baru


Memang banyak pengangguran terdidik. Ternyata terjadinya pengangguran tidak melulu karena
tidak ada peluang lapangan kerja. Tetapi karena dorongan atau kemauan pelamar yang tidak
menginginkan pekerjaan yang tersedia. 

Padahal, jika tidak ideologis bekerja di ini dan itu ada banyak lapangan kerja yang bisa kita jajal.
Misalnya lapangan kerja sebagai content writer, SEO, marketing online, dan masih banyak pilihan karir
yang bisa kita coba dan pelajari. 
Itulah beberapa dampak positif  terjadinya perubahan sosial. Agar lebih lengkap, kita simak
dampak negatif dari perubahan sosial di bawah.

 Dampak Negatif Perubahan Sosial

Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari perubahan sosial. Diantaranya sebagai berikut.  

1. Budaya konsumtif (e-commerce)


Semenjak hadirnya teknologi dan pengetahuan dasar masyarakat dalam menggunakan teknologi
yang ada. Ternyata memberikan budaya baru dalam hal berbelanja. Akibat kemudahan berbelanja secara
online, entah sadar atau tidak disadari semakin banyak masyarakat yang konsumtif terhadap produk
tertentu.

2. Kesenjangan sosial akan semakin terlihat


Lagi-lagi masih ada kaitannya dengan kemajuan teknologi. Saat berbicara media sosial, pasti ada
banyak platform yang sering digunakan untuk hiburan. Dimana platform media sosial tersebut
memberikan kemudahan akses terhadap masyarakat melihat hidup orang lain. Berkat kebebasan akses
inilah yang semakin memperlihatkan kesenjangan sosial yang terjadi. Setidaknya kita jadi tahu orang-
orang tajir melintir, kekayaannya tidak akan habis sampai 7 turunan.

Dimana mereka memamerkan kekayaan mereka dengan banyak cara. Mulai dengan pamer barang
mewah mereka sampai aksi berbuat baik yang secara langsung juga pamer kekayaan.  

3. Penyimpangan sosial akibat internet


Penyimpangan sosial berkat kemutakhiran teknologi. Misalnya, penyimpangan sosial karena
pencurian, klitih, pelecehan seksual, narkoba hingga bunuh diri. Rata-rata dari kasus-kasus tersebut
dilatarbelakangi akibat penggunaan teknologi seperti smartphone yang tidak tepat.  

Berbicara tentang penyimpangan sosial memang beragam. Tidak melulu karena akses internet saja.
Umumnya juga ada faktor lain seperti kurang perhatiannya orang tua. Bisa karena orangtua terlalu sibuk
dengan pekerjaan, sibuk dengan ponsel mereka atau memang karena tuntutan orangtua yang berlebihan
kepada anak-anak mereka. 

4. Sopan dan santun semakin turun


Sudah menjadi keprihatinan bersama tentang sopan santun. Hal ini dapat dilihat dari hal-hal
sederhana yang terjadi dalam hidup kita. Dua puluh tahun yang lalu, saya selalu diajarkan sopan santun
dari orangtua, kakak dan lingkungan tempat tinggal saya. Setiap kali ada orang duduk, kita selalu
mengucapkan “nderek langkung” sambil menundukan sedikit badan dan kepala.  Sekarang? 1:10 generasi
millennial dan generasi Z yang melakukannya. Nyaris saya tidak pernah menemukan lagi. Dari sini
setidaknya kita bisa melihat bahwa sopan santun semakin turun.

Contoh konkrit lain, masalah komentar di media sosial, kita sering melihat komentar sembrono
dan tidak memiliki tata krama, ini juga menjadi indikasi sopan santun perlu mendapatkan perhatian.  

5. Tidak ada batas negara dengan adanya internet (cinta tanah air jadi turun)
Tidak adanya batas negara yang dimaksudkan adalah seseorang bisa tau dan bahkan bisa
mencampuri negara lain dengan adanya sosial media. Bahkan, kadang sebuah paham bisa masuk dan
mempengaruhi budaya dan pola pikir dari masyarakat di dalamnya.

Dengan adanya ini, perubahan sosial yang ada di dalam sebuah negera dapat bercampur dengan
budaya lain yang bahkan terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai dari negara kita sendiri.

Dilain sisi, selain masalah budaya, masalah lain yang bisa masuk juga adalah pergangan
internasional yang mulai bebas dan tanpa batas dengan perdangan bebas, contoh MEA di Asia Tenggara.

6. Lupa akan budaya bangsa sendiri


Dampak negatif perubahan sosial akibat teknologi, gaya hidup dan cara pandang yang salah akibat
penggunaan teknologi yang tanpa pengawasan yang benar dapat menimbulkan lunturnya nasionalisme.
Salah satu bentuknya adalah lupa akan bangsanya sendiri. Lupa siapa kita.  

5. Pengertian gender sebagai berikut

 Gender  adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan


membedakan maskulinitas dan femininitas. Karakteristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin (laki-
laki, perempuan, atau interseks), hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin (struktur
sosial sepeti peran gender), atau identitas gender.[1][2][3] Orang-orang yang tidak mengidentifikasi
dirinya sebagai pria atau wanita umumnya dikelompokkan ke dalam
masyarakat nonbiner atau genderqueer. Beberapa kebudayaan memiliki peran gender spesifik yang
berbeda dari "pria" dan "wanita" yang secara kolektif disebut sebagai gender ketiga seperti
golongan Bissu di masyarakat Bugis di Sulawesi dan orang hijra di Asia Selatan.

Konteks-konteks lain menggunakan istilah "gender" yang mencakup atau sebagai pengganti dari
"jenis kelamin". Sebagai contoh, dalam kajian terhadap hewan nonmanusia, gender umumnya digunakan
untuk menyebut jenis kelamin dari hewan. Perubahan makna dari kata "gender" dapat ditelusuri hingga
dekade 1980-an. Pada tahun 1993, Food and Drug Administration (FDA) mulai
menggunakan gender sebagai pengganti istilah jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) Kemudian pada tahun
2011, FDA mulai menggunakan jenis kelamin/seks untuk klasifikasi biologis dan gender untuk "representasi
diri seseorang sebagai laki-laki atau perempuan atau bagaimana ia merespon terhadap institusi-institusi
sosial yang didasarkan pada presentasi gender seseorang."

Beberapa ilmu seputar gender salah satunya adalah cabang dari ilmu sosial yaitu kajian
gender. Seksologi dan ilmu saraf juga membahas beberapa hal mengenai gender. Kajian gender umumnya
membahas gender sebagai sebuah konstruksi sosial sementara ilmu-ilmu dalam ilmu alam membahas
mengenai perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang dapat mempengaruhi perkembangan
gender pada manusia. Kedua pendekatan tersebut berkontribusi dalam menyelidiki seberapa jauh perbedaan
biologis mempengaruhi pembentukan identitas gender pada seseorang. Trikotomi antara jenis kelamin
biologis, gender psikologis, dan peran gender sosial pertama kali muncul pada sebuah artikel jurnal
mengenai transseksualisme pada tahun 1978.[2][8]

Beberapa ilmu seputar gender merupakan cabang dari ilmu sosial yaitu kajian gender. Seksologi dan
ilmu saraf juga kemudian membahas mengenai beberapa hal tentang gender.

Kajian gender sendiri umumnya membahas gender sebagai sebuah konstruksi sosial sementara ilmu-ilmu
dalam ilmu alam yang membahas mengenai perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan serta
pengaruhnya pada perkembangan gender manusia.

Kedua pendekatan ini kemudian berkontribusi dalam menyelidiki seberapa jauh perbedaan biologis akan
mempengaruhi pembentukan identitas gender pada seseorang

Gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis serta bukan
kodrat Tuhan, melainkan diciptakan baik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses sosial budaya
yang panjang.

Perbedaan perilaku antara pria dan wanita, selain disebabkan oleh faktor biologis, juga sebagian besar justru
terbentuk melalui proses sosial dan budaya.

 untuk mengetahui perbedaan Gender dan Seks, perlu kita pahami pengertian dari gender dan seks

 Seks

Seks adalah pembagian dua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan, yang ditentukan secara
biologis. Seks juga berkaitan dengan karakter dasar fisik dan fungsi manusia, mulai dari kromosom, kadar
hormon, dan bentuk organ reproduksi.
Misalnya, laki-laki dan perempuan memiliki organ reproduksi yang berbeda. Kedua jenis kelamin
tersebut juga memiliki jenis dan kadar hormon yang berbeda, meski sama-sama memiliki hormon estrogen
dan testosteron. Hal ini disebut dengan karakteristik seks primer.

Selain karakteristik seks primer, ada juga karakteristik seks sekunder, seperti perbedaan bulu pada
wajah, jaringan payudara, dan suara. Ini adalah karakteristik seks yang terjadi karena adanya perbedaan
pada karakteristik seks primer yang telah disebutkan di atas.

Kendati perbedaan seks cukup jelas, ada juga sebuah kondisi kelainan bawaan yang menyebabkan
seseorang terlahir dengan gabungan ciri kelamin laki-laki dan perempuan (kelamin ganda), baik secara fisik
maupun genetik. Kondisi ini disebut dengan interseks.

 Gender

Berbeda dengan seks, gender adalah persepsi masyarakat yang secara sosial telah dibangun dan
mengacu pada peran, perilaku, dan identitas seseorang. Dalam hal ini, gender seseorang tidak ditentukan
berdasarkan jenis kelaminnya.

Ada beberapa istilah yang termasuk ke dalam pembahasan gender, yakni:

 Identitas gender

Identitas gender adalah pandangan seseorang terhadap gendernya sendiri, terlepas dari apa jenis
kelamin ia saat lahir. Beberapa identitas gender yang umum adalah pria, wanita, nonbiner,
dan genderqueer atau transgender.

 Cisgender

Cisgender adalah istilah yang kerap digunakan bagi seorang individu yang merasa bahwa identitas
gender dirinya sejalan dengan jenis kelamin yang ia miliki.

 Transgender

Istilah transgender mengacu pada seseorang yang merasa bahwa identitas dirinya berbeda dari jenis
kelamin mereka.

 Nonbiner

Nonbiner adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang tidak ingin identitas
dirinya dikategorikan sebagai laki-laki maupun perempuan.
Selain beberapa istilah diatas, ada juga istilah ekspresi gender. Istilah Ini mengacu pada bagaimana
seseorang mengekspresikan dirinya, baik dalam berperilaku, berpakaian, bersuara, atau memilih potongan
rambut tanpa terpaku pada jenis kelaminnya. Istilah yang umumnya melekat pada ekspresi gender adalah
maskulin, feminin, dan androgini.

Perbedaan Gender dengan Seks

Dari penjelasan di atas, Anda bisa melihat letak perbedaan gender dan seks, serta keterikatan antara
keduanya. Kedua istilah tersebutnya memiliki hubungan dengan jenis kelamin. Akan tetapi, seks bersifat
mutlak sementara gender cenderung tidak.

Seks adalah perbedaan biologis seorang laki-laki dan perempuan yang sudah dibawa sejak lahir.
Sedangkan, gender adalah karakteristik laki-laki dan perempuan yang dibentuk dan dibangun dalam
lingkungan sekitar atau masyarakat.

Seseorang dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan bisa saja memiliki identitas gender yang
sama atau mungkin berbeda dari jenis kelamin yang ia miliki sejak lahir.

 Peran Gender
Peran Gender adalah perilaku yang dipelajari di dalam suatu masyarakat/komunitas yang dikondisikan
bahwa kegiatan, tugas-tugas atau tanggung jawab patut diterima baik oleh laki-laki maupun perempuan.
Peran gender dapat berubah, dan dipengaruhi oleh umur, kelas, ras, etnik, agama dan lingkungan geografi,
ekonomi dan politik. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki peran ganda di dalam masyarakat.
Perempuan kerap mempunyai peran dalam mengatur reproduksi, produksi dan kemasyarakatan. Laki-laki
lebih terfokus pada produksi dan politik kemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai