Inventarisasi Alat Laboratorium
Inventarisasi Alat Laboratorium
Disusun oleh :
NIM : F071131025
Semester : II –A (REG A)
Kelompok : 4
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
A. Pendahuluan
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2).
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis,
pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang
menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Agar
laboratorium IPA di sekolah dapat berperan, berfungsi dan bermanfaat seperti itu, maka
diperlukan sebuah sistem pengelolaan laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan
baik serta dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium
IPA di sekolah yang bersangkutan. Dimensi pengelolaan laboratorium terdiri dari: Organisasi
Laboratorium; Administrasi Laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium,
administrasi penggunaan laboratorium, administrasi peminjaman alat-alat laboratorium,
administrasi pemeliharaan alat-alat laboratorium); Keselamatan kerja di
laboratorium(Novianti, 2011).
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan
asset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Peralatan sangat
mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal, penyalahgunaan, pencurian
dan kebakaran. Adapun tujuan penataan alat dan bahan kimia adalah: 1).Memahami cara
menata dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium. 2).Memahami cara
mengadministrasikan alat dan bahan di Laboratorium. 3).Mengenal dan mengisi perangkat
Administrasi. 4).Menerapkan cara menata, menyimpan, dan mengadministrasikan alat dan
bahan di Laboratorium. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium adalah aman, mudah diambil, mudah dicari, serta memperhitungkan sumber
kerusakan alat dan bahan tersebut. Cara menyimpan alat laboratorium dengan memperhatikan
bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya.
Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan
diketahui oleh pengguna /praktikan(Tarigan, 2010).
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa
dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga
berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu
dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan
laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat : .
1. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam,
kaca, porselen, plastik dan karet
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi
tinggi bahu.
5. Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.
2. Bobot alat
(Endang, 2012).
Untuk memudahkan pengontrolan dan analisis kebutuhan semua fasilitas dan alatalat lab,
maka pengelolaan laboratorium harus dilengkapi dengan:
tindakan inventarisasi secara rutin dan teratur
instrument inventarisasi yang jelas
mudah dipahami
mudah diakses namun tidak dapat diubah secara sembarang oleh orang atau pihak
yang tidak berwenang.
Instrument yang dimaksud antara lain adalah daftar inventaris alat dan kartu alat.
Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut: apa itu inventarisasi
alat laboratorium? Bagaimana cara menginventarisasi alat laboratorium? Adapun tujuan dari
praktikum kali ini yaitu tentang inventarisasi alat-alat laboratorium tidak lain adalah untuk
mengetahui cara menginventarisasi alat laboratorium, untuk mengetahui kode nomor, nama
alat, spesifikasi, jumlah, harga dan jenis alat yang di inventarisasi dan untuk mengetahui
perbedaan alat consumable dan noncumsumable.
B. Metodologi
9. Haemometer Mengukur
jumlah
butir darah
merah,dar 1 HARE - - N
ah putih NZ C
dan kadar
hemoglobi
n
10. RI Palu/Neurogical Mengetes
AKL Refrex Hammer gerak 1 General - - N
11104 refleks Care C
500358
Pada praktikum kali ini yaitu tentang inventasrisasi alat laboratorium, tujuan dari
praktikum ini adalah agar praktikan bisa mengetahui cara menginventarisasi alat laboratorium,
bisa mengetahui kode nomor, nama alat, spesifikasi, jumlah, harga dan jenis alat yang di
inventarisasi dan bisa mengetahui perbedaan antara alat consumable dan noncumsumable.
Pada praktikum ini juga dibahas tentang alat consumable dan non consumable, alat
consumable adalah alat yang mudah pecah, kebanyakan terbuat dari kaca, ada yang hanya
sekali pakai, berumur lama dan biasanya jumlahnya banyak contohnya gelas ukur,
erlenmeyer, tabung reaksi, piet ukur, pipet gondok, labu ukur dan lancets. sedangkan alat
consumable adalah alat harganya relatif mahal, jumlahnya terbatas, biasanya bahan
pembuatannya bukan dari kaca/glass dan tahan lama contohnya lensatic compass/kompas,
lup/straight shank glass, termometer digital, haemometer, palu/neurogical refleks hammers,
stetoskop/stethoscope, PH meter/the Phep, pengering rambut/hair dryer, PH tanah/soil PH &
moisture tester, stopwatch, barometer, multitester dan hand counter.
Berikut ini adalah alat-alat di laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tanjung Pura Pontianak:
1. Gelas Ukur
Berfungsi mengukur larutan dalam jumlah tertentu, quantitynya 1, Remarknya
PYREX, kodenya 150 Class A dan masuk ke kategori Consumable karena gelas ukur
merupakan gelas peralatan yang mudah pecah.
2. Erlenmeyer
Memiliki kode nomor TE-32, berfungsi mereaksikan zat dan Titrasi, Quantitynya 1
buah, Remarknya PYREX dan tergolong alat Consumable karena peralatan ini mudah pecah
dan jumlahnya banyak diperlukan dalam laboratorium.
3. Tabung Reaksi
Memiliki kode nomor TE-32, berfungsi mereaksikan zat dalam jumlah sedikit,
Quantitynya 1 buah, Remarknya PYREX dan tergolong alat consumable karena penggunaan
alat ini adalah alat yang sekali pakai, sehabis digunakan langsung dibuang.
4. Pipet Ukur
Memiliki kode nomor TE-32, berfungsi mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit,
quantitynya 1 buah, Remarknya PYREX dan tergolong alat Consumable karena sekali pakai,
sehabis digunakan langsung dibuang dan tidak boleh digunakan berulang kali.
5. Labu Ukur
Berfungsi mereaksikan zat dalam jumlah tertentu, quantitynya sebanyak 1 buah,
Remarknya PYREX, dan tergolong kedalam alat Consumable karena merupakan gelas
peralatan yang mudah pecah.
6. kompas/lensatic compass
Memiliki kode nomor C551, berfungsi menunjukkan arah mata angin, quantitynya
berjumlah 1 buah dan tergolong ke dalam alat Noncunsumable karena peralatan ini tidak
mudah pecah dan dapat digunakan berulang kali.
7. Lup/straight shank glass
Berfungsi memperbesar benda, quantitynya sebanyak 1 buah dan lup tergolong
kedalam alat noncumable karena peralatan ini tidak mudah pecah dan dapat digunakan
berulang kali.
9. Haemometer
Berfungsi mnegukur jumlah butir darah merah, darah putih dan kadar hemoglobin,
quantitynya 1 buah,remarnya HARENZ dan tergolong kedalam alat noncunsumable karena
peralatan ini tidak mudah pecah dan dapat digunakan berulang kali.
11. Stetoskop/stethoscope
Memiliki kode nomor LS-101-BK, berfungsi menghitung suatudenyut atau tekanan
jantung,q uantitynya hanya 1, remarknya SPECTRUM dan tergolong kedalam alat
nonconsumable karena peralatan ini tidak mudah pecah dan dapat digunakan berulang kali.
14. Lancets
Memiliki kode nomor LOT #: 100310T, berfungsi mengambil sampel darah,
quantitynya 1 memiliki remark Medilance dan tergolong adalam alat consumable karena alat
ini adalah alat yang hanya digunakan untuk sekali pakai saja tidak dapat dipakai berulang kali.
16. Stopwatch
Memiliki kode nomor 200-3 1144 SKR berfungsi mengukur waktu, quantitynya 1,
remarknya DIAMOND dan tergolong dalam alat nonconsumable karena peralatan ini tidak
mudah pecah dan dapat digunakan berulang kali.
17. Barometer
Memiliki kode nomor 15-01-001, berfungsi mengukur tekanan udara, quantitynya 1,
Remarknya Edeis tahl dan tergolong dalam alat nonconsumable karena peralatan ini tidak
mudah pecah dan dapat digunakan berulang kali.
18. Multitester
Memiliki kod nomor SP-20D berfungsi mengukur arus listrik, Quantitynya 1,
Remarknya KYMCO, memiliki unit price 130.000 dan tergolong kedalam alat nonconsumable
karena peralatan ini tidak mudah pecah dan dapat digunakan berulang kali.
Fungsi dari Nama alat adalah supaya mudah dikenali dan untuk membedakan alat
yang satu dengan alat yang lainnya.
Fungsi kode nomor alat adalah untuk menandakan kode produksi dari alat tersebut,
spesifikasi menunjukkan fungsi dari alat yang di inventarisasikan. Quantity menunjukkan
jumlah alat yang ada dalam laboratorium. Remark menunjukkan nama tempat/orang yang
memproduksi alat tersebut,U nit price mununjukkan harsa persatuan/perbuah dari alat
tersebut. Total price menunjukkan harga dari keseluruhan sebuah alat misalnya kompass
harga perbuah adalah 32.500 karena kompass yang ada di dalam laboratorium sebanyak 6
buah jadi harga total dari kompass adalah 195.000.consumable dan nonconsumable
menjunjukkan ketahanan dari sebuah alat apakahtahan lama atau tidak.
D. Penutup
Alat consumable adalah alat yang mudah pecah,kebanyakan terbuat dari
kaca,ada yang hanya sekali pakai,berumur lama dan biasanya jumlahnya banyak
contohnya gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet ukur, pipet gondok, labu ukur dan
lancets. Alat nonconsumable adalah alat harganya relatif mahal, jumlahnya terbatas,
biasanya bahan pembuatannya bukan dari kaca/glass dan tahan lama contohnya lensatic
compass/kompas, lup/straight shank glass, termometer digital, haemometer,
palu/neurogical refleks hammers, stetoskop/stethoscope, PH meter/the Phep, pengering
rambut/hair dryer, PH tanah/soil PH & moisture tester, stopwatch, barometer, multitester
dan hand counter. Fungsi dari Nama alat adalah supaya mudah dikenali dan untuk
membedakan alat yang satu dengan alat yang lainnya. Fungsi kode nomor alat adalah
untuk menandakan kode produksi dari alat tersebut, spesifikasi menunjukkan fungsi dari
alat yang di inventarisasikan. Quantity menunjukkan jumlah alat yang ada dalam
laboratorium. Remark menunjukkan nama tempat/orang yang memproduksi alat tersebut,
Unit price mununjukkan harga persatuan/perbuah dari alat tersebut. Total price
menunjukkan harga dari keseluruhan sebuah alat.
Ada baiknya praktikum lebih teratur dan terarah agar praktikan dapat memahami apa
yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Balbach,M& L.C.Bliss. 1996. A Laboratory manual For Botany. New York: Saunders collage
publishing.
Endang. 2012. Srategi Inventarisasi Alat dan Bahan Laboratorium. (online). (http://kimia-
smart.blogspot.com/2012/12/strategi-inventarisasi-alat-dan-bahan.html. Diakses
tanggal 9 Mei 2014).
Laila, Khusucidah, 2006, Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan Psikomotorik
Siswa kelas XII IPA SMAN 11. Semarang Materi pokok, Univ. Negeri semarang.
Novianti, Nur Raina. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa
terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran (Penelitian pada SMP Negeri dan Swasta
di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat). Volume X. Hal 160-161. (Online).
(http://jurnal.upi.edu/file/15-Nur_Raina_Novianti.pdf . Diakses tanggal 9 Mei 2014).
Jawaban pertanyaan:
1. Spesifikasi adalah perincian jenis dan level komponen yang akan dipakai.diperlukan
informasi spesifikasi suatu alat laboratorium agar praktikan dapat dengan mudah
dalam mencari, menyimpan, dan mengggunakannya.
2. Pengaruh peralatan consumable yang kurang apabila frekuensi kegiatan laboratorium
cukup tinggi adalah peralatan tersebut dapat saja digunakan berkali-kali dan dapat
menyebabkan kecelakaan dan kerugian bagi praktikan maupun yang menggunakannya
dan dapat menghambat jalannya sebuah praktikum.
3. Nama alat dalam bahasa inggris diperlukan karena tidak semua alat berasal dari
indonesia, tapi ada juga peralatan yang berasal dari luar negeri. Untuk itu diperlukan
nama alat dalam bahasa inggris agar kita dapat mengetahui kegunaan alat tersebut.
Misalnya refrigenator dalam bahasa indonesia yang berarti kulkas.
4. Fungsi multimeter / multi tester
1. Mengukur tegangan DC
2. Mengukur tegangan AC
3. Mengukur kuat arus DC
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi
6. Mengecek transistor
7. Mengecek kapasitor elektrolit
8. Mengecek dioda, led dan dioda zener
9. Mengecek induktor
10. Mengukur HFE transistor (type tertentu)
11. Mengukur suhu (type tertentu)
Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur
besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-
range yang kita ukur dengan probe . Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk
mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak digunakan
untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya
digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga
digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik
sesuai dengan rangkaian blok yang ada.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter
digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan
pengukuran besaran listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog,
sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu
dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.
Emha, H. (2002). Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. PT Remaja Roesda Karya:
Bandung.
F O Omokhodion,. The Journal of the Royal Society for the Promotion of Health, June 2002;
vol. 122, 2: pp. 118-121.
Griffin, Brian. (2005). Laboratory Design Guide Third Edition. Elsevier: Great Britain.
Pertanyaan :
Jawaban :
1) Perbadaan antara TG dan LG adalah bahwa untuk bahan yang bersifat LG adalah
bahan yang sering digunakan dalam analitik-analitik umum, sedangkan untuk TG
jarang digunakan dalam analitik umum, akan tetapi telah diterima secara komersial.
Kita perlu mengetahui perbedaan keduanya, agar kita dapat membedakan bahan kimia
yang sering digunakan dalam analitik umum maupun tidak.
2) Sebab jika larutan asam disimpan bersama bahan yang bersifat higroskopis, maka
larutan tersebut akan mudah diserap oleh bahan yang bersifat higroskopis (higrokopis
= kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya)
3) Perlunya dilakukan pengecekan rutin terhadap bahan kimia :
Agar kita dapat mengetahui tanggal kadarluasa.
Dapat mengetahui rusak atau tidak bahan kimia yang disimpan.