Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Evaluasi Public Relation,
Shalawat beriringan salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak berilmu menjadi berilmu
Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Kehumasan. Sesuai dengan judul makalah ini, di dalamnya terdapat penjelasan tentang
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran,
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat. Mengingat tidak ada sesuatu yang
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
begitupun bagi kami yang membuatnya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
kemunduran suatu organisasi, guna ditindak lanjuti sebagai langkah improvisasi organisasi
Tentunya evaluasi akan sesuai dengan apa yang diharapkan apabila pelaksanaannya
tidak dilaksanakan, maka dalam pelaksanaan evaluasi selanjutnya akan mengalami suatu
Dalam kaitannya dengan evaluasi hasil humas, posisi evaluasi sangat strategis dalam
upaya untuk menentukan arah kebijakan selanjutnya bagi suatu lembaga atau organisasi.
Suatu evaluasi yang dilaksanakan akan menjadi efisien dan efektif dan bermanfaat bagi
lembaga atau perusahaan yang akan berimplikasi pada kemajuan perusahaan, apabila evaluasi
terhadap programnya dilaksanakan secara obyektif tanpa ada suatu intervensi yang terlalu
mendalam dari perusahaan terhadap opini public dalam menentukan arah jawabannya akan
suatu lembaga atau organisasi yang ada di sekitarnya, kemudian ditindak lanjuti dengan
program-program baru yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam
Begitu pula sebaliknya, evaluasi yang dilaksanakan oleh perusahaan akan menjadi tidak
efektif dan efisien dan justru mengarah kepada kemunduran dari perusahaan itu sendiri,
public. Atau perusahaan terlalu terjun secara mendalam dalam penentuan opini public
1
2
sehingga tujuan dari evaluasi yang mengarah kepada improvisasi program akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan program yang direncanakan oleh praktis public relations, kadang-
kadang, bahkan secara berkala, ada beberapa informasi yang cukup penting atau vital tidak
tersampaikan seperti yang telah dipersiapkan. Untuk itu, penilaian yang sistematis perlu
dilakukan untuk menentukan kecukupan informasi dasar yang akan disampaikan untuk
digunakan pada saat perencanaan program. Penilaian atau evaluasi juga menentukan serta
menilai kecukupan pengumpulan informasi dan langkah cerdas dalam fase persiapan
program.
Evaluasi persiapan juga menilai ketepatan program serta strategi dan taktik pesan.
masalah dan sasaran kasus. Setelah menilai ketepatan isi pesan dan aktifitas yang akan
tuntutan-tuntutan situasi, praktisi juga perlu menganalisi isi materi yang dibuat untuk
digunakan pada saat program berlangsung, seperti pidato, presentasi, kliping berita serta
siaran untuk melihat seberapa dekat upaya upaya program memenuhi rencana. Hasil analisis
Evaluasi terhadap tahap persiapan program humas (PR) mencakup penilaian yang
5
(2) pengaturan dan isi materi program;
Program
Pada intinya, evaluasi tahap pertama ini untuk menilai kecukupan atau kelengkapan
Langkah ini merupakan dokumentasi langsung dari banyaknya surat, siaran berita,
kisah fitur, publikasi, pengumuman layanan publik, dan komunikasi lainnya yang dibuat dan
didistribusikan. Untuk itu, diperlukan dokumentasi semua materi dan aktivitas yang dibuat
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Evaluasi tahap persiapan didasarkan pada
temuan pada saat praktisi humas merencanakan program. Akan tetapi, dalam laporan analisis
situasi yang dibuat terdapat informasi yang luput dari pengamatan. Akibatnya, praktisi humas
tidak mendapat cukup dukungan informasi latar belakang ketika merencanakan programnya,
inilah salah satu yang menjadi alasan yang mengharuskan adanya evaluasi terhadap
kecukupan informasi latar belakang. Menurut Morissan, kegiatan yang harus diteliti pada
a. Apakah khalayak sasaran yang luput dari perhatian atau belum terjangkau ?
c. Apakah untuk wartawan yang meminta keterangan telah ada keterangan dari materi
yang tersedia ?
d. Apakah seluruh pihak yang terlibat dengan masalah telah bisa diidentifikasi ?
dapat menyusur balik jumlah program yang ditujukan kepada public tertentu atau
6
penempatan program, yang merupakan Kriteria selanjutnya.Dalam langkah ini, perlu juga
diidentifikasi efektivitas penempatan pesan di saluran komunikasi yang tepat dan yang
dikehendaki.
Kegiatan riset evaluasi adalah membahas kesesuaian program dan kesesuaian strategi
pesan dan taktik yang dilakukan. Pada tahap ini dilakukan tinjauan (review) mengenal;
situasi;
b. Tinjauan kritis mengenal apa yang telah dikatakan dan apa yang dilakukan pada masa
lalu memberikan petunjuk bagi upaya perbaikan program humas pada masa depan,
tetapi hal itu hanya dapat dilakukan dengan motivasi untuk melaksanakan kritik yang
konstruktif.
Kegiatan evaluasi riset analisis isi (content analysis) diawali dari kegiatan para
konsultan kampanye mempelajari reaksi media massa dan hasil jejak pendapat hasil
kampanye atau debat yang telah di laksanakan di televisi. Melalui reaksi media massa dan
a. Apakah pernyataan atau pesan dikemukakan klien mereka sesuai dengan masalah,
b. Apakah pesan yang disampaikan tepat dan dapat diterima oleh khalayak yang
menonton saluran televise yang menayangkan kampanye atau debat politik tersebut ?
c. Apakah terdapat sikap atau reaksi menolak terhadap pesan kampanye yang disajikan ?
d. Apakah berbagai kegiatan, tindakan, dan peran yang dilakukan serta kegiatan lainnya
7
e. Apakah komunikasi berjalan dengan baik dan melengkapi komponen tindakan
program ?
Riset analisis isi (content analysis) terhadap materi yang sudah diproduksi dan
disebarkan, seperti pidato, klipimg berita media cetak dan bukti rekaman radio, dan televisi
serta presentasi lainnya menjadi bukti dalam riset televise untuk mengetahui seberapa tepat
upaya telah dilakukan dengan rencana atau tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuannya, praktisi
humas menggunakan hasil analisis isi mendia massa untuk membuat perubahan program
sekaligus menilai kembali strategi dan taktik yang sudah dilakuikan pada persiapan. Dalam
hal ini, praktisi humas dituntut untuk melakukan penelitian analisis isi, yaitu hal-hal yang
telah dipublikasi atau disiarkan media massa mengenal perusahaan. Untuk melakukan riset
analisis isi (content analysis), terhadap materi yang sudah diproduksi dan disebarkan, praktisi
Salah satu pendukung tersebut menurut Morissan, adalah dengan tes keterbacaan.
a. Menilai tingkat kemudahan suatu pesan yang ditulis praktisi humas sebelum
b. Menilai kemampuan praktisi humas dalam menulis pesan melalui media cetakan
secara objektif.
Dalam hal ini tes keterbacaan harus mempertimbangkan kemudahan suatu materi untuk
dibaca, yaitu apakah materi bacaan itu mudah di baca atau mudah dipahami. Akan tetapi, tes
ini tidak mempertimbangkan isi bacaan, format bacaan, struktur isi bacaan, dan elemen
lainnya yang berkaitan dengan gaya penulisan. Singkatnya, tes ini hanya menilai tingkat
penerimaan pesan yang ditulis sumber melalui media cetakan, misalnya buku, artikel berita di
8
c. Menjadi petunjuk yang berguna untuk membuat suatu teks bacaan menjadi lebih
Langkah akhir dari evaluasi persiapan adalah menilai kualitas presentasi pesan dan
unsur program lainnya. Langkah ini mempertimbangkan kualitas kinerja professional dari
sudut pandang kebijksanaan dan consensus yang konvensional di kalangan praktisi mengenai
a. Rumus Flesch; Skor Kemudahan Baca Dr. Rudolf Flesch memberikan indikasi atas
kesulitan pembacaan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk membaca suatu
materi.
b. Rumus Gunning; Indeks kesulitan dari Robert Gunning mengukur kesulitan membaca
berdasarkan rata-rata panjang kalimat dan presentase kata dengan tiga suku kata atau
lebih, dan
c. Rumus fry; Grafik Edward B. Fry memberikan hasil-hasil yang mirip dengan skor
kemudahan Baca Flesch, yang juga didasarkan pada panjang kalimat dan jumlah suku
kata.
Selain uji kemudahan baca, Rumus pendengaran mudah dari Irvin Fang juga
memberikan ukuran untuk mengistimasi “kemudahan dengar” naskah siaran, pidato, atau
lain-lainnya. Akan tetapi, skor kemudahan baca dan dengar hanya memberikan indikasi kasar
tentang tingkat kemudahan pesan dapat dimengerti oleh publik sasaran. Jargon, istilah teknis,
bahkan dialek dapat membuat materi tertulis sulit dipahami meskipun menurut Rumus
9
Evalusi program PR yang paling sering dilakukan adalah tahap implementasi.
Pendekatan ini melibatkan perhitungan jumlah publikasi yang dicetak dan siaran berita yang
didistribusi; cerita yang ditempatkan di media. Evaluasi ini berawal dari penyimpanan catatan
Tujuan evaluasi pelaksanaan adalah menilai berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan,
seberapa efektif pelaksanaan suatu program kehumasan, serta seberapa efektif pula pesan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap evaluasi pelaksanaan meliputi hal berikut :
1. Evaluasi Jumlah Pesan yang Dikirim ke Media Massa serta Kegiatan yang Sudah
Dirancang.
Hal yang mendasar dalam melakukan evaluasi pada tahap ini menuntut adanya
dokumentasi yang lengkap atas seluruh materi dan kegiatan yang telah diproduksi dan
didistribusikan, termasuk didalamnya berbagai catatan yang menjadi bukti bahwa program
Langkah kegiatan yang dilakukan oleh praktisi humas dalam kegiatan ini,dimulai
pertemuan,dan daftar hadir yang jumlah peserta lain itu ,cacatan ,press rilis,laporan kegiatan
implementasi progam penting untuk membantu melaksanakan riset evaluasi pada tahap ini.
2. Evaluasi Jumlah Pesan yang Sudah Diberikan serta Kegiatan yang Dilaksanakan
Kegiatan evaluasi pada tahap ini memfokuskan pada jumlah pesan yang dirilis atau di
siarkan di media massa sehingga dapat menentukan apakah khayalak sasaran memiliki
10
Kliping ,video,kaset atas semua pemberitaan media massa mengeni organisasi ataupun
ini.selanjutnya,hal tersebut menjadi alat yang efektif untuk di gunakan oleh praktisi humas
dalam mengukur seberapa banyak siaran pers yang di kirimkan kepada media massa dapat di
publikasikan.
3. Evaluasi Jumlah Khalayak yang Menerima Pesan dan Jumlah Khalayak yang
yang menerima pesan,yaitu jumlah orang yang berpotensi terekspos terhadap pesan
pontesial.adapun khayalak efektif hanya mewakili mereka yang ada dalam pubrik sasaran.hal
paling penting adalah susunan khayalak sesuai dengan tujuan dan sasaran program.
Jumlah orang yang memerhatikan pesan yang di sampaikan dalam program juga harus
perhatian khayalak pada media dan pesan.Studi pembaca mengidentifikasi jumlah yang
membaca,jenis informasi yang mereka baca,jumlah informasi yang mereka baca, jumlah
informasi yang mereka baca,serta klasifikasi khayalak yang membaca dan yang tidak.Studi
atas khayalak siaran menghasilkan penemuan serupa pada peneliti serta praktisi
internet.untuk menentukan jumlah orang yang menjadi khayalak sasaran telah dapat
menerima esan yang yang di kirimkan,beberapa hal pentingyang harus di perhatikan dalam
kegiatan ini,yaitu memastikan bahwa khayalak atau audiens yang menerima pesan terbagi
11
a. Kelompok khayalak sasaran atau di sebut juga dengan khayalak efektif (effective
yang di sampaikan;
pembaca surat kabar,seluru penonton televisi,dan seluru pendengar radio atau mereka
terhadap hal-hal yang sudah dilakukan oleh mereka dalam pelaksanaan program, termasuk
menghitung jumlah pesan yang telah di kirim dan terdistribusi jumlah pesan yang muncul
dalam media,jumlah orang yang melihat atau meneima pesan-pesan,dan jumlah orang yang
Evaluasi kegiatan ini berfokus pada perhitungan mengenai jumlah khayalak pontesial,
dengan tujuan menghasilkan jumlah khayalak yang sangat besar. Hal ini dilakukan karena
pontesial yang memiliki jumlah audiens yang sangat besat sering dia anggap sebagai
khayalak efektif. Peryataan yang harus d jawab dalam hal ini adalah dari sejumlah besar
yang di sampaikan?
Evaluasi implementasi program ini pada dasarnya ingin mengukur perhatian audiens
pada media dan pesan yang di sampaikan.misalnya,dari sejumlah orang yang membaca surat
kabar,perlu di ketahui berapa banyak dari mereka yang benar-benar mambaca,apa yang
mereka baca,berapa banyak yang mereka baca,berapa banyak yang sama sekali tidak
12
2.2.6 Evaluasi Tahap Efek
Pada tahap ini pengukuran efek mencatat seberapa jauh hasil yang telah dicapai untuk
tiap-tiap target untuk khalayak atau keseluruhannya, sebagai mana yang diyatakan dalam
tujuan program. Tahap ini digunakan untuk mengukur berbagai variable pengetahuan,
kesadaran dan pemahaman khalayak sebelum program PR dimulai dibandingkan dengan hasil
Audit komunikasi menurut Joseph A. Hopec dikutip oleh Cutlip, Center dan Broom
yang menyatakan bahwa: audit komunikasi “sebagai sebuah analisis lengkap tentang
komunikasi organisasi baik internal maupun eksternal yang dirancang untuk memahami
sehingga manajemen puncak dapat membuat keputusan yang ekonomis dan berdasarkan
Audit komunikasi merupakan bagian dari tolak ukur, aplikasi, dan persiapan strategis
untuk mendesain suatu perencanaan, program dan kerja PR, serta dapat digunakan untuk
13
3. Para karyawan seakan-akan bermaksud saling berlawanan dalam menghadapi suatu
pekerjaan
Audit komunikasi tersebut akan sangat efektif apabila dilakukan oleh seorang peneliti
yang memiliki 4 (empat) kualifikasi kemampuan tertentu dalam berbagai hal yaitu:
Secara umum mempunyai pemahaman baik mengenai sikap atau perilaku khalayak
Mengetahui secara tepat isu-isu yang sedang berkembang dan menjadi perhatian
Pemahaman terhadap kekuatan relatif yang terdapat dalam dukungan publik sebagai
sasaran, jika dibandingkan dengan pihak publik lainnya (sebagai penentang dan
netral).
komunikasi rutin seperti laporan tahunan dan news release; atau menguji penampilan
14
Audit komunikasi sering memberikan benchmark (tanda untuk menentukan tingginya
2. Ingin membuat diagnosis tentang masalah yang terjadi atau berpotensi dan peluang
3. Ingin melakukan evaluasi atas kebijakan baru atau praktek komunikasi yang terjadi
9. Ingin membangun landasan dan latar belakang guna mengembangkan kebijakan dan
1. Untuk mengetahui apakah dan dimana terjadi kelebihan (overload) atau kekurangan
komunikasi.
15
3. Untuk mengenali jaringan-jaringan yang aktif. Operasional komunikasi non formal
5. Untuk mengenali kategori dan contoh pengalaman dan peristiwa komunikasi yang
dilakukan
Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang sangat penting untuk dilakukan
organisasi maupun perusahaan. Audit komunikasi sangat penting dalam organisasi maupun
perusahaan adalah untuk mengetahui apakah program kegiatan public relations yang telah
dilaksanakan berjalan baik sesuai dengan rencana yang diharapkan dalam mencapai tujuan
Audit komunikasi merupakan alat ukur dalam menganalisa setiap program yang
komunikasi sebagai landasan tolak ukur bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui
apakah program kegiatan yang telah dilakukan dapat berhasil dalam mencapai tujuan dan
sasaran organisasi.
setiap program yang dijalankan agar dapat segera diketahuinya, jika terjadi hambatan atau
16
kendala ketika pada saat operasionalisasi manajemen dalam melaksanakan program kegiatan
oleh karena itu segala rintangan atau segala permasalahan akan dapat teratasi dengan baik
khususnya audit komunikasi yang sering dilakukan pada bagian public relations yang
berkaitan dengan program kegiatan komunikasi, dimana antara biaya yang dikeluarkan untuk
operasionalisasi kegiatan tersebut harus sepadan dengan hasil yang telah dijalankannya
dengan harapan hasil yang secara efisien dan efektif dengan hasil guna yang memadai serta
Audit komunikasi hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memiliki kemampuan
serta keahlian dibidang komunikasi dengan tujuan hasil yang akan dicapai secara optimal dan
tidak membutuhkan waktu yang relatif lama. Seandainya audit komunikasi dilaksanakan bagi
orang yang tidak memiliki kapabelitas dibidang komunikasi tersebut memerlukan waktu
relatif lama sehingga membutuhkan dana operasional yang sangat tinggi tidak secara efisiensi
Publik-publik yang relevan bagi suatu organisasi atau perusahaan didaftar sedemikian rupa
berdasarkan fungsi mereka para pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok dan
sebagainya. Penting juga didaftar publik yang tidak secara langsung memiliki fungsi bagi
organisasi atau perusahaan, seperti konsumen, aktivis lingkungan hidup, komunitas dan
17
Pandangan setiap publik terhadap organisasi atau perusahaan harus dipahami melalui
berbagai penelitian tentang citra (image) analisis isi surat kabar dan berbagai saluran
komunikasi lainnya.
Masalah-masalah yang menjadi agenda setiap publik yang diperoleh melalui perantara
Organisasi atau perusahaan dapat menentukan secara mudah mana publik yang menjadi
musuh atau beraliansi. Publik dapat digolongkan berdasar masalah dan kepentingan serta
sikap mereka terhadap suatu masalah. Hal ini kemudian dibandingkan atau perusahaan ini
merupaka langkah yang sangat penting terutama dalam kampanye kehumasan untuk berbagai
publik.
d.Power of public
Publik direkam berdasarkan kekuatan ekonomi dan politik dapat digunakan untuk
menentukan sejauhmana pengaruh suatu publik. Kelompok kepentingan yang ada dinilai
berdasarkan jumlah anggota publik, kualifikasi anggaran dan sumber pemasukan dan metode-
metode yang digunakan. Jadi publik digolongkan berdasarkan kekuatan ekonomi dan publik
yang mereka miliki dalam mempengaruhi proses pengambilan kebijakan publik oleh
pemerintah.
18
a. Finding out what we think (Menemukan apa yang “kita” perkirakan)
Sebuah wawancara dengan manajemen puncak dan beberapa hal bagi manajemen menengah
untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Publik relevan, dan masalah-masalah
b. Finding out what they think (Menemukan apa yang “mereka” perkirakan)
perusahaan.
Sebuah neraca kehumasan yang menggambarkan aset, kemampuan, dan kekuatan dirancang
berdasarkan analisis perbedaan yang didapat dari langkah pertama dan kedua
sebuah program kehumasan yang lengkap dirancang untuk mengurangi perbedaan yang
komunikasi atau efektivitas sistem komunikasi. Untuk itu diawali dengan pemilihan
standar untuk mengukur kinerja organisasi, yakni mengukur sejauh mana tingkat
berkaitan dengan berapa besar dampak kegiatan penyebaran informasi atau tingkat
19
- Ketepatan waktu (timing)
- Saluran (media)
- Sumber (source)
2. Pendekatan survey sebagai alat tunggal, merupakan riset evaluasi lapangan yang
paling banyak dilakukan, hampir semua riset evaluatif dalam komunikasi organisasi
termasuk dalam kategori ini, diantaranya riset homofili yang mengukur efektivitas
berbagai posisi dalam jaringan interaksi, riset kredibilitas yang berkaitan dengan
pada komunikasi baik kondisi mikro maupun makro, yang menimbulkan masalah,
riset jaringan yang mencari hubungan antar anggota dalam kelompok maupun antar
komunikasi dan organisasi yang memeriksa hubungan komunikasi efektif dan kinerja
organisasi.
komunikasi dari pada alat-alat pengukuran yang digunakan. Pendekatan ini paling
kompleks, karena melibatkan sekelompok auditor dengan alat ukur ganda untuk
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi adalah sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan nilai suatu
program/kegiatan. Evaluasi tahap persiapan memberikan penilaian atas kualitas informasi dan
kecukupan informasi serta perencanaan yang telah dilakukan. Evaluasi tahap pelaksanaan
menilai kelengkapan taktik dan cukupan usaha yang telah dilakukan. Evaluasi terhadap
dampak memberikan penilaian atas efek yang dihasilkan dari suatu program kehumasan yang
telah dilaksanakan. Audit komunikasi menurut Joseph A. Hopec dikutip oleh Cutlip, Center
dan Broom yang menyatakan bahwa: audit komunikasi “sebagai sebuah analisis lengkap
tentang komunikasi organisasi baik internal maupun eksternal yang dirancang untuk
menemukan data sehingga manajemen puncak dapat membuat keputusan yang ekonomis dan
3.2 Saran
tentang evaluasi public relation sehingga dapat untuk dipahami dan diterapkan jika terjun
21
DAFTAR PUSTAKA
Alam.2011.https://e-journal.uajy.acid
Fadhil.2010.https://fadhilis.blogspot.com
Ishmail.2014.https://ishthesyndicate.blogspot.com
Rizky.2013.https://Rizky-fella.blogspot.com
iv