Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO DAN REFLEKSI KASUS

STASE DEWSA/KMB

DI SUSUN OLEH :
Pujie Sukmi Ariani
20194030010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PORTOFOLIO

1. Deskripsi tentang pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh

selama setase.

Selama pembelajaran di stase KMB selama 3 hari di bangsal az-zahra,

meskipun sebentar namun ada beberapa hal yang dapat saya pelajari dan ambil

sebagai pengalaman, salah satunya yaitu bagaimana cara memasang DC, memasang

infus dan juga melihat cara perawatan pada WSD. Di bangsal baru ini, saya harus

beradaptasi dengan tempat dan orang orang baru sehingga hal tersebut mengurangi

waktu saya yang hanya 3 hari untuk mencapai skill skill yang sudah ditentukan.

Selain di bangsal kami juga mendapatkan keempatan praktik di ruang hemodialisa

dan juga ruang IBS. Disana saya mendapatkan banyak sekali pengalaman, pada ruang

hemodialisa kami dapat melihat bagaimana cara saya dapat melihat proses

hemodialisa dari setting hingga soaking kemudian kami diminta untuk mencoba

melakukan setting sendiri pada semua bed pasien yang akan menjalani hemodialisa.

Selanjutnya, di ruang OK kami belajar cara cuci tangan, menyiapkan alat-alat yang

digunakan di sana dan kami juga diperbolehkan masuk kedalam ruang operasi saat

operasi berlangsung.

2. Deskripsi tentang kemajuan dan perkembangan mahasiswa selama stase

Kemajuan/ perkembangan yang saya alami selama setase KDM adalah karena

saya dituntut harus bisa perpikir kritis, banyak dari pasien yang berharap akan

kesembuhannya dan menanyakan bagaimana perkembangannya serta saya berusaha

untuk menjawab sebisa mungkin pertanyaan pasien oleh karena itu, saya harus dapat

menguasai materi yang akan ditanyakan oleh pasien. Selain itu kemajuan yang paling
perting adalah saat diruang hemodialisa saya dapat melakukan setting sendiri

meskipun hanya dalam satu hari.

2. Deskripsi tentang hal-hal yang menarik dan tidak menarik selama stase

Hal menarik yang saya dapatkan selama stase KMB yaitu banyak skill yang

saya pelajari selama bangsal di bangsal penyakit dalam dan bedah meskipun kurang

lebih 5 hari kami juga mendapatkan MTE dan dari preceptor klinik dan menurut saya

sangat menyenangkan karena bisa menambah wawasan dan bertanya langsung.

3. Deskripsi tentang hasil karya terbaik yang dilakukan selama stase

Karya terbaik yang dapat saya lakukan selama stase KMB ini adalah

menetapkan diagnose dan menyusun askep secara nyata dengan pasien bukan lagi

menggunakan scenario sehingga bisa lebih luas dalam menentukan diagnose dan bisa

mengatasi keluhan pasien secara langsung.


REFLEKSI KASUS
1. Deskripsi Kejadian
Selama mengikuti stase gadar yang dilalui selama 5 hari di RSM PKU gamping,
selama peraktek di RS saya mendapatkan ilmu dan pengalaman mulai dari cara
pemasangan infus, pemasangan oksigen pada pasien, melakukan EKG, mengambil
sampel darah dan yang lainnya. Pada pemasangan oksigen, di PKU gamping khususnya
ruang az-zahra tidaklah meggunakan aquades yang dimasukkan kedalam humidifier
sebagai pelembab jalan nafas dan hal itu sangatlah berbeda dengan apa yang saya lihat
saat praktek di rumah sakit yang lainnya.
2. Eksplorasi Perasaan
Perasaan saya pada saat itu adalah bingung, karena baru pertama kali saya melihat
saat pemasangan oksigenasi pada pasien tidak diberikan aqua yang dimasukkan dalam
humidifier sebagai pemebab jalan nafas pasien.
3. Hal positif dan negatif dari kejadian
- Hal Positif : saat saya bertanya kepada perseptor klinik, beliau menjelskan bahwa
dalam penelitian terbaru, tidak diperbolehkan menggunakan humidifier untuk
melembabkan jalan nafas pasien karena dapat menyebabkan infeksi pada jalan nafas
pasien.
- Hal Negatif : Namun, saya merasa jika tidak diberikan aqua steril yang dimasukkan
kedalam humidifier maka jalan nafas pasien akan kering sehingga mudah terjadi
perlukaan.
4. Analisa kasus
Berdasarkan jurnal yang saya dapatkan dengan judul “Perbedaan pertumbuhan
bakteri di Humidifier dan non humidifier pada pasien yang mendapatkan terapi
oksigen “ Oleh Abu bakar dkk di dapatkan hasil bahwa bakteri ditemukan pada
semua sampel yang menggunakan humidifier. Kondisi ini dimungkinkan karena
factor resiko yang terdapat pada humidifier yaitu dalam pemakaiannya menggunakan
air sehingga memudahkan untuk tumbuhnya bakteri. Jrank (2009) menyebutkan
bahwa bakteri terdiir dari air dan mmbutuhkan air untuk mendapatkan nutrisi.
Terdapat perbedaan pertumbuhan bakteri yang bermakna pada pemakaian oksigen
dengan humidifier dan non humidifier dimulai saat jam ke 12. Dimana pada jam ke
12 rata-rata bakteri tumbuh 1,25 dan pada jam ke 24 menjadi 3,25 pada pemakaian
humidifier. Bakteri yang ditemukan pada kultur sampel adalah staphylococcus,
epidermidis dan enterobakter aeruginosa.
1. Kesimpulan dan Tindak Lanjut
Kesimpulan dari kasus ini adalah menjadi seorang penolong harus memiliki bekal
pengetahuan yang cukup, dan mengetahui prinsip dan teknik dari sebuah tindakan,
sehingga dapat meminimalkan resiko resiko yang mungkin terjadi.
Tindak lanjut saya adalah akan belajar terlebih dahulu dan memahami prinsip dan
teknik dari sebuah tindakan, bukan hanya dalam pemasangan oksigenasi saja namun juga
banyak hal yang menyangkut jiwa pasien.

Anda mungkin juga menyukai