Anda di halaman 1dari 7

SUPERVISI MEMANTAPKAN PROFESIONALISME JABATAN GURU

Oleh Kharisma Eka Putra


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
kharismaekaputra2607@gmial.com

Abstrak
Supervisi dapat dipandang sebagai suatu seni kerja sama dengan sekelompok orang
agar memperoleh hasil yang sebesar-besanya. Seni disini menuntut kemampuan
untuk mempraktekkan prinsip-prinsip hubungan antar manusia yang baik. Dalam
menerapkan hubungan antar manusia tak ada ukuran yang pasti menyakinkan, karena
setipa manusia memiliki pribadi yang unik. Oleh karena itu kepribadian merupakan
suatu pertimbangan bagi supervisor dalam membentuk kerjasama yang berhasil.
Sekolah berperan sebagai lembaga yang memproses lulusan untuk bidang-bidang
pekerjaan dalam kehidupan masyarakat luas. Peran yang diberikan sekolah adalah
bidang pengajaran dan pendidikan. Pengajaran dilaksanakan untuk membantu siswa
menjelaskan konsep-konsep yang keliru. Supervisor harus memahami sepenuhnya
sepuluh kemampuan dasar guru agar pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Makanya kepekaan dan konsistensi
kepala sekolah dan supervisor terhadap profesionalisasi jabatan guru menjadi
demikian penting.
Kata kunci: supervisi, jabatan, profesionalisasi, guru
PEMBAHASAN

A. Konsep Supervisi
Menurut Sagala (2000:230), “Supervisi adalah ilmu dan seni memuat langkah-
langkah yang ditunjukkan kepada perubahaan situasi yang ada dalam situasi yang
diharapkan.”. Menurut Purwanto (1987:76), “Supervisi ialah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.”.menurut Tia Ayu
Ningrum dalam artikel yang berjudul Administrasi dan Supervisi Pendidikan
“Supervisi pendidikan adalah suatu kegiatan pemberian arah dan pembinaan yang
dilakukan oleh kepala sekolah untuk menilai danmengkoreksi suatu pekerjaan yang
dilakukan pendidik dan tenaga pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dan
profesionalitas”Jadi dapat disimpulkan supervisi adalah aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai untuk menju
perubahan situasi.

Supervisi diberikan kepada guru untuk mendukung keberhasilan belajar siswa.


Secara umum kenapa supervisi pendidikan diperlukan dilatar belakangi oleh
berkembangnya science dan technology, adanya tuntutan hak asasi manusia,
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang tidak merata, suburya birokrasi dan
sistem bertingkat, membantu dan membina guru-gru yang kurang bermutu,
pertumbuhan jabatan, peraturan dan tuntutan negara, kultural, filosofis, psikologis,
dan sosiologis.
Peranan supervisi pendidikan adalah korektif, preventif, konstruktif, dan kreatif
dengan sasaran memperbaiki situasi belajar mengajar dan meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar. Selain itu, supervisi juga membantu para guru memperoleh
arah diri dan memecahkan sendiri masalah-masalah pengajaran yang mereka hadapi.
Oleh sebab itu, supervisi pendidikan difokuskan pada perbaikan pengajaran sebagai
upaya pertumbuhan jabatan profesional guru, dengan penekanan yang diberikan
kepada peintegrasian kebutuhan individu dengan tujuan pendidikan dan tugas-tugas
pokok sekolah.

Kepala Sekolah dan Supervisi Akademik


Bimbingan profesional yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor
terhadap guru adalah sebagai usaha yang memberikan kesempatan bagi para guru
untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam
melaksanakan tugas pokoknya. Para guru untuk berkembang secara profesional,
sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Para guru
tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
belajar murid - muridnya. Mengingat pentingnya bimbingan profesional ini bagi
guru, maka kepala sekolah harus senantiasa meningkatkan dan menyegarkan
pengetahuanya beberapa tingkat lebih baik dibanding guru, karena jika kemampuan
kepala sekolah itu sama atau bahkan dibawah guru kualitasnya, maka tugas
bimbingan dan pemberian bantuan bagi guru tidak begitu berarti. Kepala sekolah
sebagai supervisor dalam melakukan supervisi harus mengetahui secara jelas apa saja
yang harus disupervisi dan bagaimana tekniknya. Sagala (2010:136) menjelaskan:
Dalam melakukan kegiatan supervisi, tentu kepala sekolah dapat memulainya
dengan menanyakan dalam hal apa saja guru perlu mendapat bantuan dari kepala
sekolah. Pertanyaan ini penting untuk memfokuskan bantuan yang akan diberikan.
Karena inti kegiatan sekolah adalah pembelajaran, maka aspek yang paling penting
untuk disupervisi dan menilai kegiatan pendidikan adalah yang berkaitan dengan
pembelajaran. Kepala sekolah sebagai supervisor secara tegas harus menguasai
penilaian hasil belajar oleh pendidik. Guru yang profesional, tentu selalu
menggunakan tes yang standar dalam melakukan evaluasi hasil belajar. Semua
kegiatan evaluasi ini dipantau oleh kepala sekolah untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar peserta didik dan mengetahui kinerja guru.
Supervisi akademik merupakan salah satu aspek penting dilakukan oleh pengwas
dan kepala sekolah yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini
membuktikan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
diri guru sendiri akan tetapi harus diupayakan bersama antara guru dan supervisor.
Dengan demikian kepala sekolah mensupervisi guru mengajar menjadi suatu
keharusan yang tidak dapat diabaikan. Supervisi semacam ini biasanya disebut
supervisi akademik.
Pengawas merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu pendidikan sekolah. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan
pengawas (supervisor) akan menumbuhkan semangat dan motivasi mengajar guru
dengan cara memperbaiki segala jenis dan bentuk kekurang-kekurangannya dalam
proses belajar mengajar. Proses bantuan itu dapat dilakukan secara langsung kepada
guru itu sendiri, maupun secara tidak langsung melalui kepala sekolah. Tugas
terpenting pengawas adalah memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah
dalam pembelajaran. Bila terjadi sesuatu yang timbul atau mencuat ke permukaan
yang dapat menganggu kosentrasi proses belajar mengajar, maka kehadiran pengawas
bersifat fungsional untuk melakukan perbaikan.

B. Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Profesi

Pengertian Profesi
Profesi pada hakekatnya adalah sikap yang bijaksana yaitu pelayanan dan
pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur yang
mantap diiringi sikap kepribadian tertentu. Menurut Sagala (2009:196) “Profesi itu
adalah suatu lapangan pekerjaan dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan
prosedur ilmiah, memiliki dedikasi tinggi menyikapi pekerjaan serta berorientasi
pada pelayanan.

Profesionalisme
Freidson (Sagala, 2009:199) menjelaskan bahwa, “Profesionalisme adalah
sebagai komitmen untuk ide- ide profesional dan karir”. secara operatif
profesionalisme memiliki aturan dan komitmen untuk memberi definisi jabatan
keilmuan teknik dan jabatan yang akan diberikan pada pelayanan masyarakat agar
sevara khusus pandangan-pandangan jabatan dikoreksi secara keilmuan dan etika
sebagi pengukuhan terhadap profesionalisme. Profesionalisme tidak dapt dilakukan
atas dasar perasaan, kemauan, pendapat, atau semacamnya tetapi benar-benar
dilandasi oleh pengetahuan secara akademik.

Profesional dan Jabatan Profesional


Profesional dapat berkembang menjadi jabatan profesional. Seseorang yang
melbatkan diri dalam salah satu keahlian yang harus dipelajari dengan khusus; lawan
amatir. Artinya, profesional adalah kata benda lawan amatir, sebagai aplikasi pada
seseorang yang menerima pembayaran dari kegiatan apa yang dilakukan dalam
tugasnya.
Jarvis ( Sagala, 2009:198) menjelaskan profesional dapat diartikan bahawa
seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli apabila dia secara
spesifik memperolehnya dari belajar. Usaha pencapaian tujuan cenderung dilakukan
sendiri dari pada terpuruk bersama orang lain. Sebagai profesional kelompok
cenderung berbuat sesuai dengan cita-cita profesi. Jabatan profesi juga sebagai
seorang ahli melaksanakan tugas atas dasar kaidah keilmuan secara objektif, bukan
atas dasar pesanan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan.
Jabatan profesional dipertegas oleh Houle (Sagala, 2009:198) mempertegas
bahwa lebik banyak diarahkan dalam job training yang diberikan pada saat praktek
spesialisasi untuk menetapkan aspek keprofesian. Dengan kata lain seseorang belum
dapat dikatakan memiliki suatu profesi meski sudah menyelesaikan studi sebelum
mengikuti training yang berkaitan dengan profesinya.

C. Pengembangan dan Pembinaan Guru


Ada dua upaya yang relevan untuk memahami perilaku guru menurut
Sergiovanni dan Starrat (Sagala, 2009:242) yaitu pertama, upaya mengeksplorasi
secara mendalam motif kompetensi dan harapan untuk penguasaan. Kedua, motif
berprestasi yaitu harapan untuk kesuksesan. Ciri-ciri motif berprestasi adalah
mengambil resiko, moderat sebagai fungsi keterampilan ketimbang kesempatan,
energik yang ditampakkan pada instrumental aktivitas, tanggung jawab dan
akuntabilitas, mengetahui ukuran hasil kerjanya, dan antisipasi bagi kemungkinan
dimasa depan.
Guru harus melalui pendidikan pra jabatan, dan setelah menjadi guru melakukan
pemeliharaan jabatan. Tugas supervisor untuk memperbaiki kesempatan belajar bagi
keuntungan murid, dengan peran guru yang amat penting, tugas supervisor yang
utama adalah pengembangan staf. Perencanaan kegiatan pengembangann staf adalah
metode utama perbaikan pengajaran bagi supervisor.
Supervisor dituntut untuk mampu melihat guru dalam perencanaan
pengembangan staf, dengan menciptakan suatu cara pengembangan profil agar
pertumbuhan dapat dilanjutkan dan diharapkan berbagai metode dapat dilakukan
untuk membuat pengembangan staf dapat dihargai. Supervisor harus mampu menjadi
pemandu mengidentifikasi bakat dan kemampuan guru untuk diikut sertakan dalam
program pelatihan atau penataran dalam upaya pengembangan staf. Kualitas yang
diperoleh harus diberikan yang berhubungan dengan perbaikan pengajaran dan
pertumbuhan murid. Roland (Sagala, 2009:242) mengelompokkan guru dalam 3
kelompok yaitu, (1) guru-guru yang tidak mampu mempelajari secara kritis praktek
mengajar, orangtua murid, dan lainnya tidak peduli terhadap apa dan bagaiman
mereka mengajar; (2) guru-guru yang memiliki kemampuan meneliti secara
berkesinambungan menunjukkan apa yang mereka kerjakan dengan
menggunakannya untuk melakukan perubahan; (3) sedikit guru-guru yang mau dan
mampu meneliti secara kemampuan mereka dan memberikan penilaian baik terhadap
apa yang mereka kerjakan.
Pengadaan staf dan pendidikan in-service sangat erat kaitannya. Kekurangan staf
menuntut pemilihan dan penerimaan, dan ketidak sesuaian staf merupakan penentuan
kembali tugasnya. Pelaksanaan pelatihan (penataraan) merupakan salah satu
pemecahan masalah dengan memodifikasi perilaku anggota staf. Pengkaitan antara
pengadaan staf dengan pendidikan in-service dimaksudkan untuk perbaikan
pengajaran, sehingga dilakukan pemilihan, pengangkatan, penugasan atau
penguasaan kembali, dan berbagai jenis latihan lainnya.

D. Tugas Supervisi Pengajaran


Tugas profesional perangkat sekolah mempunyai implikasi pada kinerja guru dan
juga kinerja supervisor. Oleh karena itu supervisor juga perlu dispesifikasikan pada
tugas yang berkaitan pada tugas yang berkaitannya dengan pengajaran secara kritis.
Ben M. Harris (Sagala, 2009:245) mengemukakan 10 bidang tugas supervisor yaitu:
1. Mengembangkan kurikulum
2. Pengorganisasian oengajaran
3. Pengadaan staf
4. Menyediakan fasilitas
5. Penyediaan bahan-bahan, memilih dan medesain bahan-bahan yang digunakan
dan diimpementasikan untuk pengajaran
6. Penyususnan penataran pendidikan
7. Pemberian orientasi angota-anggota staf
8. Pelayanan murid
9. Hubungan masyarakat
10. Penilaian pengajaran terhadap perencanaan pengajaran
Fungsi dan spesifikasi supervisi pengajaran memberikan pelayanan supervisi
pengajaran untuk menumbuhkan proses belajar mengajar yang baik dan dapat
menjaga kesimbangan pelaksanaan tugas staf mengajar. Tugas supervisor tersebut
memberikan petunjuk bahwa manajemen pendidikan tampak bahwa kepala sekolah
secara otomatis berfungsi sebagai supervisor, disamping para supervisor yang
ditunjuk oleh pemerintah. Tanggung jawab mereka sebagai supervisor adalah
memajukan pengajaran dan menjamin kualitas pelayanan belajar, administrasi
dilakukan dengan baik dan benar.

KEPUSTAKAAN

Sagala, Syaiful. 2000. Administrasi Pendidikan Kontenporer. Bandung:


ALFABETA.
Purwanto, M. Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
ROSDA.
Hutomo, W. A., & Ningrum, T. A. (2019, December 7). Peran Kepala Sekolah
Sebagai Supervisor Kegiatan Supervisi Akademik. (online.). (diunduh pada
10/12/19). (https://doi.org/10.31227/osf.io/kxjf2)

Anda mungkin juga menyukai