Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM 1

TITIK BERAT

NAMA : SINDY LEPIANI


KELAS : XI MIPA 2

A. TUJUAN
Menentukan titik berat bidang homogen secara praktik dan secara perhitungan.

B. DASAR TEORI
Sebuah benda terdiri atas banyak patikel. Setiap partikel mempunyai massa oleh
karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang berbeda-beda. Partikel-
partikel tersebut masing-masing mempunyai gaya berat w₁,w₂,w₃,……..,wn dengan
resultan gaya berat w. Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri atas bagian-
bagian kecil benda dinamakan gaya berat. Titik tangkap gaya berat inilah yang disebut
titik berat.
Titik berat suatu benda ialah suatu titik pada benda tersebut atau disekitar benda
tersebut dimana berat semua bagian terpusat pada titik tersebut. Apabila suatu benda
homogen (kerapatan sebagian benda sama atau benda tersusun dari bahan sejenis ) dan
bentuk benda simetris (misalnya persegi,persegi panjang,lingkaran) maka titik berat benda
berhimpit dengan pusat massa benda yang terletak di tengah-tengah benda tersebut.
Untuk segitiga pusat massa terletak pada 1/3 h ,dimana h =tinggi segitiga . Semua
benda di dunia ini mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada
satu titik yang disebut pusat grafitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang
bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol.
Suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda
tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat
mengenai suatu titik yang disebut titik berat. Benda akan seimbang ketika diletakkan di
titik beratnya.
Titik berat adalah suatu titik kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun baik
itu panjang maupun luas dan volume. Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat
digambarkan sebagai suatu titik materi, disebut partikel. Gerak yang terjadi pada partikel
hanyalah gerak translasi. Gerak translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan gerak
rotasi. Oleh karena itu, satu-satunya syarat agar suatu partikel seimbang adalah resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

∑F = 0

Jika partikel terletak pada bidang x-y, maka suatu kesetimbangan dapat ditulis:

∑Fx = 0 (resultan pada sumbu x)

∑Fy = 0 (resultan pada sumbu y)


     
Ketika partikel seimbang, partikel itu ada dalam keadaan diam (seimbang statis) atau
bergerak dengan kecepatan konstan (seimbang dinamis). Apabila ada tiga buah gaya yang
seimbang, maka resultan dua buah gaya akan sama besar dan berlawanan arah dengan
gaya yang lain. Hasil bagi setiap besar gaya dengan sudut sinus di seberangnya pun selalu
bernilai sama.

Konsep Titik Berat

Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap
terkonsentrasi pada satu titik yang disebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat
ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena
itulah benda yang ditumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statis. 

Letak titik berat dari suatu benda secara kuantitatif dapat ditentukan dengan perhitungan
sebagai berikut:

Keterangan:

A1 = Luas Bidang 1


A2 = Luas bidang 2
x1 = Absis titik berat benda 1
x2 = Absis titik berat benda 2
y1 = Ordinat titik berat benda 1
y2 = Ordinat titik berat benda 2

C. ALAT DAN BAHAN


1. Carton
2. Gunting
3. pulpen
4. benang
5. paku
6. Penggaris.
7.Beban(kunci)

D.LANGKAH KERJA

1. Gunting selembar karton tebal/kardus sehingga berbentuk F dengan ukuran yang


telah di tentukan.
2. Bolongi karton di setiap sudut minimal 2 sudut, saya membolongi 3 sudut

3. Tempel paku pada dinding atau permukaan datar.


4. Gantung benda dengan benang atau tali lalu buatlah garis yang searah dengan
jatuhnya benang atau tali yang dipakai.
A B

D. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pengukuran Koordinat Titik Benda


Letak garis berpotongan dari lubang A,B,C, atau titik beratnya adalah
Sumbu Xo sebesar 4,6 cm
Sumbu Yo sebesar 15 cm
B. Perhitungan Teori Koordinat Titik Berat Benda
10cm

5cm Bidang A
1
L A1 =PxL x 1 = ×5=2,5cm
2
1
= 5 x 10 y1 = ×10=5 cm
2
= 50cm2
5cm

Bidang B

25cm L A2 = P x L x 1 = 2,5 cm
2=¿ ×5 ¿
2

= 25 x 5 y 1
2=¿ ×25=12,5 cm¿
2

= 125cm2

5cm

5cm Bidang C

L A3 = P x L x 1
3=¿ ×5=2,5 cm ¿
2

=5x5 y 1
3=¿ ×5=2,5 cm ¿
2

= 25cm 2

C. Menentukan nilai (xo,yo) dari perhitungan data yang telah ada :


( 2,5× 50+2,5 ×125+2,5 ×25 )
XO =
50+125+25
= 2,5 cm
( 5× 50+12,5 ×125+2,5 ×25 )
yo =
50+125+25
= 9,3 cm

D. Perbandingan Hasil Percobaan Dengan Hasil perhitungan


No Koordinat Titik Berat Benda Hasil Koordinat Titik Berat kesalahan
Percobaan Benda Hasil Perhitungan
X(cm) Y(cm) X(cm) Y(cm) X(cm) Y(cm)
1. 4,6cm 15cm 2,5cm 9,3cm 2,1cm 5,7cm

E. Kesimpulan
Dari percobaan yang saya lakukan dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
Dari praktikum yang telah dilakukan, pengukuran titik berat dapat di lakukan
dengan dua cara yaitu percobaan danpenghitungan. Dimana percobaan dilakukan
sesuai dengan prosedur kerja. Sedangkan penghitungan dapat di lakukan dengan cara
mencari koordinat x dan y menggunakan rumus dimana koordinat tersebut merupakan
titik berat.  Apabila data hasil percobaan dan data hasil perhitungan berbeda, hal ini di
karenakan oleh beberapa faktor, seperti gangguan angin dan kurangnya ketelitian saat
melakukan percobaan.

E. EVALUASI
 Kesulitan dalam menghitung, karena kurangnya memahami materi.
 Kesulitan dalam menandai titik berat pada bidang F.
 Kesulitan dalam mengetik karena laptop error.
 Kesulitan dalam mencari referensi karena dirumah tidak ada jaringan

Anda mungkin juga menyukai