Anda di halaman 1dari 4

CASTIGLIANO METHOD

Pada tahun 1879 Castigliano mengeluarkan 2 teorema yang berhubungan dengan


struktur statis tak tentu. Satu dari kedua teorema tersebut akan dinyatakan disini dan
kegunaan teorema ini untuk mencari deformasi dari balok dan portal sesungguhnya terdiri
dari proses-proses yang identik dengan Metode Unit Load. Metode Unit Load lebih disukai
karena pendekatannya sederhana. Teorema Castigliano yang lain disebut sebagai Teorema
Least Work.
Teorema Castigliano untuk mencari deformasi dapat dinyatakan sebagai berikut :
Deflection kearah tertentu dari suatu titik tertentu pada sebuah struktur statis tertentu sama
dengan penurunan parsiil (partial derivative) dari total usaha luar atau total energi dalam
terhadap suatu beban yang dikerjakan pada titik tersebut searah dengan deflection.
Akan dicari deflection dari titik 1 pada balok AB yang menerima beban P1, P2, dan P3.
(gambar 1). Jika beban-beban P1, P2, dan P3 dikerjakan secara berangsur-angsur maka usaha
kerja luar pada balok adalah :
1 1 1
W = ⋅ P1 ⋅ ∆1 + ⋅ P2 ⋅ ∆ 2 + ⋅ P3 ⋅ ∆ 3 ………………………………….…………(1)
2 2 2

P1 P2 P3
A B
∆1 ∆3
∆2
Gambar 1

Kemudian jika suatu beban yang kecil sebesar dP1, ditambahkan secara berangsur-
angsur pada balok gambar 1, deflection yang terjadi akan seperti pada gambar 2.

P1 + dP1 P2 P3
A B
∆1 ∆3
∆2
d∆1 d∆3
Gambar 2
d∆2
L

Analisa Struktur I – Darmansyah Tjitradi, MT. 1


Usaha kerja tambahan pada balok adalah :
1
dW = ⋅ dP1 ⋅ d∆ 1 + P1 ⋅ d∆ 1 + P2 ⋅ ∆ 2 + P3 ⋅ ∆ 3 ………………………….……….…………(2)
2
Total usaha kerja pada balok akibat pemberian beban yang berangsur-angsur P1, P2, dan P3
dan kemudian dP1 adalah jumlah dari persamaan (1) dan (2) :
1 1 1 1 
W + dW = ⋅ P1 ⋅ ∆1 + ⋅ P2 ⋅ ∆ 2 + ⋅ P3 ⋅ ∆ 3 +  ⋅ dP1 ⋅ d∆1 + P1 ⋅ d∆1 + P2 ⋅ ∆ 2 + P3 ⋅ ∆ 3  …… (3)
2 2 2 2 

Jika beban-beban (P1 + dP1), P2, dan P3 dikerjakan secara berangsur-angsur sekaligus maka
total usaha kerja luar adalah : (gambar 2)
1 1 1
W + dW = ⋅ ( P1 + dP1 ) ⋅ ( ∆ 1 + d∆1 ) + ⋅ P2 ⋅ ( ∆ 2 + d∆ 2 ) + ⋅ P3 ⋅ ( ∆ 3 + d∆ 3 ) …………….(4)
2 2 2

Karena total usaha kerja luar pada balok haruslah sama, baik jika bean-beban P1, P2, dan P3
diberikan dahulu baru kemudian ditambah beban dP1 maupun jika beban-beban (P1 + dP1),
P2, dan P3 diberikan dahulu baru kemudian ditambah beban dP1 maupun jika beban-beban
(P1 + dP1), P2, dan P3 dikerjakan sekaligus.
Dengan demikian persamaan (3) harus sama dengan persamaan (4) :

1 1 1 1 
W + dW = ⋅ P1 ⋅ ∆1 + ⋅ P2 ⋅ ∆ 2 + ⋅ P3 ⋅ ∆ 3 +  ⋅ dP1 ⋅ d∆1 + P1 ⋅ d∆1 + P2 ⋅ ∆ 2 + P3 ⋅ ∆ 3 
2 2 2  2 
1 1 1 …… (5)
= ⋅ ( P1 + dP1 ) ⋅ ( ∆1 + d∆1 ) + ⋅ P2 ⋅ ( ∆ 2 + d∆ 2 ) + ⋅ P3 ⋅ ( ∆ 3 + d∆ 3 )
2 2 2

Persamaan (5) dapat disederhanan menjadi :


1 1 1 1
⋅ P1 ⋅ d∆1 + ⋅ P2 ⋅ d∆ 2 + ⋅ P3 ⋅ d∆ 3 = ⋅ dP1 ⋅ ∆1 ……………………………….……..….(6)
2 2 2 2
Substitusikan persamaan (2) kedalam ruas kiri persamaan (6) dan dengan mengabaikan suku

1 1 1
⋅ dP1 ⋅ d∆1 , diperoleh : ⋅ dW = ⋅ dP1 ⋅ ∆ 1 atau
2 2 2
dW
∆1 = …………………………………………………………...(7)
dP1
Dengan cara penurunan yang serupa dapat diperoleh untuk rotasi :
dW
θ1 = …………………………………………………………...(8)
dM 1

Analisa Struktur I – Darmansyah Tjitradi, MT. 2


PENGGUNAAN TEOREMA CASTIGLIANO UNTUK MENCARI DEFLECTION
ATAU ROTASI BALOK
Teorema Castigliano seperti yang dinyatakan dalamn persamaan (7) dan (8) dapat digunakan
untuk mencari deflection atau rotasi. Metode ini seringkali disebut sebagai metode
penurunanan parsiil (Partial derivative). Usaha-usaha luar W yang bekerja pada balok adalah

1
sama dengan usaha dalam yang tersimpan dalam balok ⋅ ∑ S ⋅ dL , atau
2
1
W = ⋅ ∑ S ⋅ dL …………………………………………………...(9)
2
M⋅y M⋅y 1
Substitusikan S = dA dan dL = dx kedalam persamaan (9)
I I E
1 1  M ⋅ y   M ⋅ y 1 
W = ⋅ ∑ S ⋅ dL = ⋅ ∑  dA  ⋅  dx 
2 2  I   I E 
L ∆ L ∆ L L
1 M2 1 M2 1 M2 1 M2
W = ⋅ ∫ ∫ y 2 dA 2 dx = ⋅ ∫ 2 dx ⋅ ∫ y 2 dA = ⋅ ∫ 2 dx ⋅ I = ⋅ ∫ dx ..………...(10)
2 00 EI 2 0 EI 0
2 0 EI 2 0 EI

Substitusikan persamaan (10) kedalam persamaan (7) dan (8), maka diperoleh :
1 L M2 
d  ⋅ ∫ dx  L M dM
dW 2 EI dP1 dx ..…………………………..………...(11)
∆1 = =  0 =

dP1 dP1 0
EI

dM
dalam persamaan (11) merupakan perbandingan dari pertambahan momen dM pada
dP1
setiap potongan balok akibat pertambahan beban dP1 pada titik 1 dimana titik deflection
yang dicari, perbandingan ini jelas merupakan momen pada setiap potongan akibat suatu
dM
beban satu-satuan pada titik 1, atau dengan kata lain sama dengan m seperti yang
dP1
dM
digunakan pada metode Unit Load, m = .
dP1

Kesimpulan :
dM
L M
Lendutan dititik 1 : ∆ = dP1 dx
1 ∫
0
EI
dM
L M
Rotasi dititik 1 :θ = dM 1 dx
1 ∫
0
EI

Analisa Struktur I – Darmansyah Tjitradi, MT. 3


Analisa Struktur I – Darmansyah Tjitradi, MT. 4

Anda mungkin juga menyukai