S57619-Hikmatul Aini Maftukhah PDF
S57619-Hikmatul Aini Maftukhah PDF
Program Studi Sastra Arab, FIB, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
Email: hikmatul.aini@ui.ac.id
Abstrak
Skripsi ini bertujuan mendeskripsikan struktur tipografi, gaya bahasa, dan makna yang terkandung di dalam
ketiga puisi Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis yang dipusatkan pada analisis struktural dan semiotik. Hasil analisis pada penelitian ini mengindikasikan
setiap puisi memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Ketiga puisi ini memiliki pola bahr kaamil dengan
modifikasi tertentu zihaf dan illat. Puisi “Fii Binaai al-Jannah” merupakan penggambaran material-material
bangunan surga. Puisi “Fii Anhaari al-Jannah” menggambarkan keindahan sungai-sungai di surga. Puisi “Fii
Ṭa’aami Ahli al-Jannah” menggambarkan makanan lezat yang beraneka ragam di dalam surga. Puisi “Fii Binaai
al-Jannah”, “Fii Anhaari al-Jannah”, maupun “Fii Ṭa’aami Ahli al-Jannah” merupakan penggambaran dan
representasi mengenai kenikmatan surga yang dianalasis menggunakan teori semiotik dengan sistem penandaan.
Abstract
This research aims to describe the structure of typography, style, and meaning three poems written by Ibn
Qayyim al-Jauziyyah.The method that is used is analytical description, focusing on structural and semiotic
analysis. The results of the analysis in this study indicates that every poem has a unique and distinctive
characteristics. All of the poems have bahr kaamil pattern with certain modifications in its zihaf and ‘illat. “Fii
Binaai al-Jannah” (one of the poems) is a depiction of the materials used to build a heaven. “Fii Anhaari al-
Jannah” (the other poem) describes the beautiful rivers of paradise. “Fii Ṭa'aami al-Jannah” (another poem)
describes kind of delicious food available in heaven. All of the three poems, Fii Binaai al-Jannah, Fii Anhaari
al-Jannah, and Fii Ṭa'aami al-Jannah are the depiction and representation of the pleasures of heaven which are
analyzed using semiotic theory, and most of the poems used the kind of symbols.
Keywords: Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Arabic classic poetry, ‘Ilmu ‘aruuḍ, ‘ilmu balagah, and paradise.
Pendahuluan
Nama lengkap Ibnu Qayyim adalah Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub bin Sa’d bin Hariz
bin Makki, Zainuddin Az-Zur’i Ad-Dimasqi Al-Hambali. Nama panggilannya adalah Abu
Abdillah, sedangkan nama julukannya adalah Syamsuddin. Dia terkenal dengan nama Ibnu
Al-Qayyim Al-Jauziyah. Ia dikenal dengan nama Al-Jauziyah, karena ayahnya Syaikh Abu
Bakar bin Ayyuzb Az-Zar’i mendirikan sebuah madrasah Al-Jauziyah di Damaskus, sehingga
keturunannya terkenal dengan nama madrasah tersebut (Ilham dan Asmu’i, 2012: 822).
Ibnu Qayyim AL-Jauziyah lahir pada tahun 691 H/1292 M. Dia meninggal pada tahun 751 H
di Damaskus juga. Ia adalah seorang faqih dan mujtahid bermazhab Hambali. Dia mahir
dalam bidang bahasa Arab, ilmu kalam, nahwu, dan sebagainya. Dalam buku “60 Biografi
Ulama Salaf” karya Syaikh Ahmad Farid banyak pendapat para ulama yang memuji
kepiawaian Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam menuntut ilmu. Salah satunya Ibnu Katsir
mengatakan “Dia belajar ilmu agama, terutama dalam bidang tafsir, hadiṡ, dan ushul fiqih”.
Puisi Fii At-Ṭa’aami Ahli al-Jannah terdapat beberapa kalimat yang mengindikasikan bahwa
puisi ini bertemakan surga, seperti:
ﻥنﻑفﻭوﺱسﻩهﻡم ﺕتﺵشﺕتﻩهﻱيﻩه ﻡمﺍا ﻭوﻁطﻉعﺍاﻡمﻩهﻡم ﻭوﺱسﻡمﺍاﻥن ﻥنﺍاﻉعﻩهﻡم ﻁطﻱيﺭر ﻭوﻝلﺡحﻭوﻡم
ﺍاﻝلﺇإﻱيﻡمﺍاﻥن ﻝلﺫذﻱي ﻙكﻡمﻝلﺕت ﺵشﺏبﻉعﺓة ﻱيﺍا ﻡمﻥنﺍاﻩهﻡم ﺏبﺡحﺱسﺏب ﺷﺘّﻰ ﻭوﻑفﻭوﺍاﻙكﻩهﻩه
Ketiga potongan sajak dari puisi-puisi tersebut dapat dilihat akhiran dari masing-masing baris
yang berakhiran sama, yaitu huruf ( ﻥنnun). Hal tersebut dapat diambil hipotesa bahwa kedua
puisi tersebut merupakan puisi klasik yang bertemakan nikmat. Hal ini menjadikan penulis
perlu menganalisa lebih dalam terhadap kedua puisi tersebut. Selain itu, belum ditemukan
penelitian terhadap ketiga puisi tersebut.
Dalam kesusastraan Arab, puisi yang bentuknya beraturan dan setiap barisnya memiliki
akhiran yang sama dengan baris lain bisa dilihat benar salahnya dengan menggunakan ilmu
‘Aruuḍ ()ﺍاﻝلﻉعﺭرﻭوﺽض. Ilmu ‘Aruuḍ berarti Ilmu untuk mengetahui benar atau rusaknya
pola/wazan puisi Arab tradisional dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. Objek
kajian Ilmu ini adalah puisi arab tradisional, yaitu puisi arab yang masih terikat dengan pola
puisi. Sedangkan tujuan umum mempelajari ilmu ini adalah agar mampu membedakan antara
puisi dengan selain puisi dan untuk menghindari percampuran satu pola puisi dengan pola
lainnya serta menghindari terjadinya perubahan-perubahan yang dilarang. Ilmu ‘Aruuḍ
berguna untuk mempermudah seseorang dalam membaca teks-teks sastra kuno atau puisi-
puisi arab lama. (Lesmana, 2010: 91). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:706)
puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan
larik dan bait.
Puisi Arab klasik dengan susunan pola yang teratur sudah ada sejak zaman klasik, tepatnya
sejak zaman Jahiliyyah. Perjalanan puisi Arab cukup panjang, namun saat ini sudah jarang
ditemukan susunan puisi yang polanya beraturan. Puisi kontemporer lebih bebas dan
susunannya tidak teratur seperti puisi klasik.
Selain memiliki bentuk yang beraturan, pada puisi klasik juga terdapat keunikan gaya bahasa
yang terbagi dalam tiga unsur, yaitu bayan, ma’ani, dan badi’. Gaya bahasa tersebut
mempengaruhi keindahan puisi. Alasan lain yang mendorong penulis mengkaji puisi Ibnu
Qayyim adalah banyaknya ayat dalam kitab suci al-Quran yang membahas istana, sungai, dan
hidangan surga misal dalam QS. Al-Baqarah, At-Taubah, Az-Zukhruf, Al-Waqi’ah, Al-
Muṭaffifin, dan lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis mengasumsikan bahwa
bangunan, sungai, dan makanan di surga merupakan suatu kenikmatan yang ada di sana,
sesuai dengan apa yang dijelaskan di dalam al-Quran dan hadiṡ.
Keunikan-keunikan dalam puisi Arab karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah di atas menjadikan
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut analisis bentuk puisi Ibnu Qayyim al-Jauziyah
khususnya dalam puisi yang berjudul Fii Binaai al-Jannah, Fii Anhaari al-Jannah, dan Fii
Ṭa’aami Ahli al- Jannah yang diambil dari kitab Al-Kafiyah al-ṣafiyah fi al-Intisar lil-Firqah
al-Najiyah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
Terdapat beberapa bahasan yang akan diuraikan dalam jurnal ilmiah ini. Bahasan yang
pertama akan memaparkan bentuk tiga puisi Ibnu Qayyim al-Jauziyah dengan menggunakan
pendekatan ‘ilmu ‘aruuḍ. Bahasan selanjutnya akan menjelaskan isi pada ketiga puisi tersebut
dengan menggunakan ‘ilmu balaagah dan teori semiotik.
Metode Penelitian
Pembahasan
Tiga Puisi Ibnu Qayyim al-Jauziyah
ﺠَﻨﱠﺔِ ﺑِﻨَﺎءِ ﻓِﻲ
ْﺍا ﻟ
ﻥنِ ﻓِﻀﱠﺔٌ ـﺮَﻯى ﻋ َﺎ ْ ﻥنَِ ﻧَﻮ ﺨْﺘَﻠِﻔ ﺎ ُﻣ ﺕتُ ﻭوَﺑ ِﻨَﺎﺅؤُﻫﮬﮪھَﺎ ﻦْ ﺍاﻟﻠّﺒِﻨ َﺎ ِﺐٍ ﻣ
َﺧْـ ﻭوَ ﺫذَ ﻫﮬﮪھ ُﺍا
ﺺِ ﺃأَﻭوْ ﻓِﻀّﺔٍ ﺃأَﻭو ﻥنِ ﺧَﺎ ﻟ ﺍاﻟْﻌِﻘْﻴﯿ َﺎ ﻭوَﻗُﺼُﻮْﺭرُﻫﮬﮪھَﺎ ِﺯزِ ﺑَﺮْﺟَﺪٍ ﻭوَ ﻟُﺆْﻟُﺆٍ ﻣ
ْﻦ
ُﻥنِ ﺑِﻐَﺎﻳﯾَﺔِ ﺍاْﻟﺒِﻨَﺎءِ ﻧَﻈْﻢ ﺍاﻹِْﺗْﻘ َﺎ ﺕتٍ ﻭوَ ﺩدُﺭرﱢ ﻣِﻦ ﻭوﻛَﺬ ﺍا
َﻙك ْﺑﻪﮫِ ﻳﯾ َﺎﻗُ ﻮ
ٌﻥنِ ﺑِﺬَﺍا ﺟَﺎ ﻥن ﻥنَِ ﺃأَﺛَﺮ َﺍا ﻣَﻘْ ﺒُﻮْﻻ ْﻄﱢ ُﻴﯿ
ﻦ ﻚٌ ﻭوَ ﺍاﻟ ْﺺٌ ﻣِ ﺴ ِﻋْ ﻔﺮَ ﺃأَﻭوْ ﺧَﺎ ﻟ َﺯز
ﻁطُ ﻓَﻬﮭُﻤَﺎ َﻚَ ﺍا ﻟْﻤِﻼ ِﻥنِ ﺍاﻟْﺒُﻨْﻴﯿَ ﻟِﺬَﺍا ﻟ
ﺎ ﺴَﺎ
ْﻦِ ﻟَ ﻴﯿ
ْﺑِﻤُﺨْﺘَﻠِﻔَ ﻴﯿ َﺗُﻨْﻜِﺮْﻫﮬﮪھُﻤَﺎ ﻻ
Bangunan-bangunan Surga
• Bangunannya adalah bongkahan emas dan
sebagiannya dari perak, dua unsur yang berbeda
• Sedangkan istananya tersusun dari mutiara,
sapphire, permata biru, perak, serta emas murni
Saran
Penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi penelitian lanjutan terhadap puisi-puisi Ibnu
Qayyim al-Jauziyah yang memiliki keunikan tersendiri sebagaimana yang telah penulis
temukan dalam penelitian ini. semoga penelitian terhadap puisi Ibnu Qayyim al-Jauziyah
tetap berlanjut guna mendapatkan keunikan dan pesan yang terkandung di dalamnya serta
menambah khazanah kesusastraan Bahasa Arab.
Daftar Referensi
Audah, Ali. Konkorplansi Qur’an: Panduan Kata dalam Mencari Ayat Qur’an. Jakarta:
PT. Intermasa. 1991.