Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

Oleh :
SHERLY FRYSA FRANSISKA
184308034
Dosen Pengampu : Yuli Prasetyo, S.T. , M.T.

JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI D4 PERKERETAAPIAN
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2019
16 September 2019

I. Tujuan:

-mahasiswa dapat mengoperasikan function generator dan osciloscope.


-mahasiswa mampu membaca hasil dari osciloscope.
-mahasiswa mampu menggambar gelombang sinus, kotak, dan segitiga.

II. Dasar Teori:

Gelombang listrik adalah bagian dari gelombang medan (bukan gelombang fisik)
yang bersifat 'elektro-magnetik'.
Dikatakan elektro-magnetik karena adanya dua unsur perubahan-perubahan di
dalamnya, yaitu unsur perubahan-perubahan secara elektro (kelistrikan) dan unsur
perubahan-perubahan secara magnetik (kemagnetan).
Kedua unsur ini tidak bisa terlepas dan selalu ada pada setiap gelombang listrik,
karenanya ketika terjadi sebuah gelombang listrik berdasarkan polaritas-polaritas
tegangannya (positif atau negatif) terjadi pula perubahan-perubahan magnetisme
berdasarkan kutub-kutubnya.

Di dalam dunia tekhnis elektronik, gelombang listrik ini ditandai dengan terjadinya
perubahan-perubahan tegangan secara simetrik ataupun non simetrik dalam suatu
pola tertentu. Ketika perubahan-perubahan tegangan itu digambarkan dalam sebuah
kurva grafik yang melibatkan besaran tegangan, polaritas tegangan dan periode
waktunya, maka akan tampaklah bahwa ia adalah sebuah gelombang.
Jadi, yang membentuk terjadinya sebuah gelombang di sini sebenarnya adalah
perubahan-perubahan tegangannya, bukan perubahan-perubahan arusnya. Meskipun
arus yang mengalir di dalam suatu media penghantar berubah-ubah, jika
tegangannya adalah tetap (tidak mengalami perubahan besaran dan perubahan
polaritas dalam suatu pola tertentu) maka tidaklah dikatakan telah terjadi sebuah
gelombang.
Sebaliknya meskipun arusnya tetap tetapi tegangannya berubah-ubah dalam satu
pola tertentu, maka inilah yang dikatakan sebagai terjadinya gelombang listrik.
Tegangan DC dari accu atau baterai bukanlah tegangan gelombang listrik, karena
tidak mempunyai periode waktu perubahan lantaran tegangan itu memang tidak
pernah berubah-ubah di sepanjang waktunya.

Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat Klasifikasi dan Jenis-jenis bentuk
gelombang listrik. Namun apapun klasifikasi dan jenisnya, semua Electrical
Waveform atau Bentuk Gelombang Listrik ini memiliki 3 karakteristik umum 
sebagai berikut :

1. Periodik (Period) adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali


getaran atau waktu yang dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik,
biasanya dilambangkan dengan t dengan satuan detik (second).
2. Frekuensi (Frequency) adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1
detik (f=1/t), satuan frekuensi adalah Hertz.
3. Amplitudo (Amplitude) adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik
keseimbangan dalam suatu getaran. Satuan unitnya adalah Volt.
Bentuk-bentuk gelombang listrik
Gelombang listrik mempunyai bentuk yang bermacam-macam dan dimanfaatkan
orang untuk keperluan yang bermacam-macam pula, di antaranya :

 Gelombang sinus (sinusoidal wave)

Bentuk gelombang sinus diperlihatkan pada gambar di atas. Bentuk


perubahan tegangan yang terjadi padanya mungkin bisa diterangkan sebagai
berikut :
Mula-mula tegangan adalah nol, kemudian menaik secara logaritmik hingga
mencapai titik tertinggi +X Volt, lalu langsung turun secara anti logaritmik
(logaritmik berkebalikan) hingga kembali ke level nol Volt dan langsung turun ke
arah negatif secara logaritmik pula hingga mencapai level terendah –X Volt dan
kembali menaik secara anti logaritmik hingga mencapai nol Volt kembali.

Peristiwa ini merupakan satu siklus gelombang. Selama terjadinya


peristiwa itu memakan waktu selama t detik (second), dan itu dinamakan dengan
satu periode gelombang.
Jadi, satu periode gelombang itu adalah waktu yang ditempuh untuk
berlangsungnya satu siklus gelombang.
Banyaknya siklus gelombang dalam satu detik disebut dengan frekwensi.
Tentang hal ini telah dibahas lebih jelas dalam Pelajaran elektronik : Pengertian
AC .

Gelombang sinus terutama dimanfaatkan sebagai gelombang listrik sumber


tenaga (misalnya AC PLN), gelombang frekwensi pembawa dalam tekhnik
pemancar radio, dan lain-lain
 Gelombang blok (Square wave)

Disebut gelombang blok karena bentuk kurva perubahan tegangannya


menyerupai balok-balok persegi.Dalam gelombang blok tegangan dari nol
langsung/mendadak berubah ke level tertinggi +X Volt tanpa pewaktuan, lalu
bertahan pada level itu selama waktu tertentu (kurva bagian atas berbentuk lurus),
kemudian berubah mendadak ke level terendah –X Volt tanpa pewaktuan pula
dan bertahan pada level terendah itu selama waktu tertentu (kurva bagian bawah
berbentuk lurus juga), dan kemudian mendadak menjadi nol lagi.

Dengan demikian bisa dilihat bahwa belahan positif adalah munculnya tegangan
positif selama waktu tertentu (setengah periode gelombang), dan belahan negatif
adalah munculnya tegangan negatif selama waktu tertentu (setengah periode
gelombang berikutnya). Satu siklus gelombang adalah munculnya satu belahan
positif dan satu belahan negatif yang berbentuk blok/balok.
Gelombang blok banyak dimanfaatkan dalam pengoperasian sirkuit-sirkuit logika
(digital), rangkaian-rangkaian timer (pewaktuan) dan lain-lain.

 Gelombang segitiga (triangle wave)

Dalam gelombang segitiga tegangan naik secara linier dari nol Volt hingga
mencapai level tertinggi +X Volt. Di puncak tegangan ini hanya berlangsung
dalam sekejap, tanpa pewaktuan (kurva berbentuk lancip), lalu langsung turun
secara linier hingga mencapai level terendah –X Volt. Di sinipun hanya sekejap
dan langsung naik kembali secara linier ke nol Volt, dan seterusnya.
 Gelombang pulse

Secara umum gelombang denyut meliputi semua bentuk denyut akan


tetapi khusus untuk yang berbentuk blok lebih lazim digunakan istilah
gelombang pulsa (pulse wave).
Gelombang ini sering juga disebut dengan rectangular wave atau
gelombang persegi. Belahan-belahan gelombang yang muncul hanyalah
belahan-belahan dalam polaritas positif. Tidak ada belahan gelombang
negatif, yang ada adalah bagian-bagian t (time atau waktu) yang kosong
dari pulsa, di mana pada bagian-bagian ini tegangan adalah nol Volt.
Gelombang pulsa adalah similar dengan gelombang blok, begitu juga
dalam hal pemanfaatannya.

Persentase waktu di mana sinyal PWM tetap pada kondisi TINGGI (ON Time)
disebut dengan “siklus kerja” atau “Duty Cycle”. Kondisi yang sinyalnya selalu
dalam kondisi ON disebut sebagai 100% Duty Cycle (Siklus Kerja 100%),
sedangkan kondisi yang sinyalnya selalu dalam kondisi OFF (mati) disebut dengan
0% Duty Cycle (Siklus Kerja 0%).

Rumus untuk menghitung siklus kerja atau duty cycle dapat ditunjukkan seperti
persamaan di bawah ini.

Duty Cycle = tON / (tON + tOFF)

Atau

Duty Cycle = tON / ttotal

Dimana :

 tON = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi
tinggi (high atau 1)
 tOFF = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi
rendah (low atau 0)
 ttotal = Waktu satu siklus atau penjumlahan antara t ON dengan tOFF atau disebut
juga dengan “periode satu gelombang”

Siklus Kerja = Waktu ON / (Waktu ON + Waktu OFF)


Gambar berikut ini mewakili sinyal PWM dengan siklus kerja 60%. Seperti yang
kita lihat, dengan mempertimbangkan seluruh periode waktu (ON time + OFF time),
sinyal PWM hanya ON untuk 60% dari suatu periode waktu.

 Definisi oscilloscope. 
Osiloskop adalah suatu alat ukur elektronik yang digunakan untuk
mengubah sinyal listrik ke dalam sebuah frekuensi dan gambar yang
sangat memudahkan si pembaca memahaminya. Alat ukur ukur ini
biasanya banyak digunakan di bidang penelitian dalam praktikum , sains,
engineering, kesehatan, dan telekomunikasi.

Dengan menggunakan alat ukur oscilloscope, kita dapat melihat serta


menganalisa bentuk gelombang sinyal listrik maupun frekuensi dalam
suatu rangkaian elektronika. oscilloscope dapat menampilkan gambar
grafik dua dimensi dengan analogi waktu pada sumbu X, dan tegangan
pada sumbu Y.
 Karakteristik Pengukuran oscilloscope
Karakteristik oscilloscope yaitu mempunyai fitur untuk mengukur
frekuensi , amplitudo dan gelombang sinyal (sinus , kotak , segitiga)
oscilloscope juga dapat mengukur berbasis tegangan ( voltage ) dan
berbasis waktu ( time ).

 Fungsi dan bagian-bagian Osiloskop

Gambar 1. Bagian-bagian osiloskop


(1) Tombol power on/off : untuk menghidupkan dan mematikan osiloskop

(2) Lampu indikator : indikasi osiloskop dalam keadaan on (lampu hidup) atau
off (lampu mati)

(3) Rotation : untuk mengatur posisi tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini, biasanya harus
menggunakan obeng untuk memutarnya.

(4) Intensity : untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar


mudah dilihat.

(5) Focus : Untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga tidak


kabur

(6) Cal : untuk kalibrasi tegangan peak to peak (VPP) atau tegangan puncak
ke puncak.

(7) Position : untuk mengatur posisi vertikal (masing-masing saluran/channel


memiliki pengatur position).

(8) Inv (invert) : saat tombol inv ditekan, sinyal input yang bersangkutan akan
dibalikan.

(9) Sakelar volt/div : untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter


(volt/div) pada layar osiloskop. Umumnya, osiloskop memiliki dua saluran
(dual channel) dengan dua sakelar volt/div. Biasanya tersedia pilihan
0,01v/div hingga 20v/div.

(10) Variable : untuk mengatur kepekaan (sensitivitas) arah vertikal pada


saluran atau channel yang bersangkutan. Putaran maksimum variable adalah
cal yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi tegangan 1 volt tepat pada 1cm
di layar osiloskop.

(11) AC – DC : pilihan ac digunakan untuk mengukur sinyal ac, sinyal input


yang mengandung dc akan ditahan/diblokir oleh sebuah kapasitor. Sedangkan
pada pilihan posisi dc maka input terminal akan terhubung langsung dengan
penguat yang ada di dalam osiloskop dan seluruh sinyal input akan
ditampilkan pada layar osiloskop.

(12) Gnd : Jika tombol gnd diaktifkan, maka terminal input akan terbuka,
input yang bersumber dari penguatan internal osiloskop akan ditanahkan
(grounded).

(13) Vertical input ch-1 : untuk saluran1 (channel 1)

(14) Vertical input ch-2 : untuk saluran 2 (channel 2)

(15) Sakelar mode : terdiri dari 4 pilihan yaitu ch1, ch2, dual dan add.
 Ch1 = untuk tampilan bentuk gelombang saluran 1 (channel 1)
 Ch2 = untuk tampilan bentuk gelombang saluran 2 (channel 2).
 Dual = untuk menampilkan bentuk gelombang saluran 1 (ch1) dan saluran 2
(ch2) secara bersamaan.
 Add = untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar.
Hasil penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada
layar.

(16) X10 mag : untuk pembesaran (magnification) frekuensi hingga 10 kali


lipat.

(17) Position : untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.

(18) XY : Pada fungsi xy ini digunakan, input saluran 1 akan menjadi axis x
dan input saluran 2 akan menjadi axis y.

(19) Sakelar time/div : untuk memilih skala besaran waktu dari suatu periode
atau per satu kotak cm pada layar osiloskop.

(20) Tombol cal (time/div) : untuk kalibrasi time/div.

(21) Variable : Fungsi variable pada bagian horizontal adalah untuk mengatur
kepekaan (sensitivitas) time/div.

(22) Gnd : Gnd merupakan konektor yang dihubungkan ke ground (tanah).


(23) Tombol chop dan alt : Chop adalah menggunakan potongan dari saluran 1
dan saluran 2. ALT atau alternate adalah menggunakan saluran 1 dan saluran 2
secara bergantian.

(24) Hold off : untuk mendiamkan gambar pada layar osiloskop.

(25) Level atau trigger level : untuk mengatur gambar yang diperoleh menjadi
diam atau tidak bergerak.

(26) Tombol norm dan auto

(27) Tombol lock

(28) Sakelar coupling : menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau
bolak balik (AC).

(29) Sakelar source : Penyesuai pemilihan sinyal.

(30) Trigger ALT (31) Slope (32) Ext : trigger yang dikendalikan dari
rangkaian di luar osiloskop. Penampilan pada layar (display) A. Layar
osiloskop B. Trace, garis yang digambar oleh osiloskop yang mewakili sinyal
C. Garis grid horizontal D. Garis grid vertical E. Garis tengah horizontal dan
vertikal

 Fungsi dan kegunaan dari Oscillosocope


1. Mengetahui bentuk gelombang kotak , segitiga dan sinus dari sebuah
tegangan
2. Mengukur keadaan perubahan aliran phrase dari sinyal input
3. Mengukur teganngan AC / DC dan menghitung besar frekuensi tersebut
4. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran
5. Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik
BAGIAN-BAGIAN FUNCTION GENERATOR

Keterangan:

1. LINE : saklar digunakan untuk daya ac. LED hijau menyala saat
ON.
2. RANGE Hz : saklar tekan (pushbotton) pemilih range frekuensi.
pemilih RANGE saat pembacaan pada dial FREQUENCY
menentukan output pada generator.
3. FUNCTION : Saklar pemilih salah satu ditekan dari ketia fungsi.
Semua output level dc diatur secara tepat.
4. FREQUENCY : Pengaturan frequenci yang diinginkan dalam
range beberapa saklar tekan RANGE.

5. OFFSET : Pengaturan titik operasi dc beberapa fungsi. Posisi


CAL mengubah dc offset. Eac+Edc lebih kecil 10 V atau terjadi
pemotongan bentuk gelombang.
6. AMPLITUDE : Pengaturan amplitude gelombang puncak ke
puncak (peak to peak) ini dilemahkan dalam step 1:1, 10:1, 100:1,
1000:1; pengaturan VERNIER dari nol sampai tegangan output
maksimum untuk pemilihrange secara teliti
7. SYM : Perubahan simetri bentuk gelombang input dan output
SYNC. Pada CAL adalah simetris
8. SYNC : Sebuah gelombang kotak dengan fasa output 180°pada
generator. Berguna untuk sinkronasi diluar instrumen atau
pendorong penghitung(driving a counter)
9. OUT PUT : Terminal untuk semua fungsi generator. 20 Vp-p
untuk rangkaian terbuka atau 10 Vp-p pada 50 ohm, pada posisi
pelemah 1 : 1.
10.TRIGGER PHASE : Pengaturan fasa awal sinyal output dalam
mode ledakan (burst). FREE RUN melumpuhkan burst.
11.AM : Pemilihan modulasi amplitudo. Difungsikan untuk modulasi
internal atau modulasiexsternal.
12.FM : Pemilihan nodulasi frekuensi. Difungsikan untuk modulasi
internal atau modulasieksternal.
13.SWP : Pemilih mode sweep (penyapuan). Fungsi ini
mengesampingkan AM dan FM.
14.Pemilihan fungsi modulasi. Modulasi eksternal memungkinkan
saat semua output terkunci, dan sinyal yang dipakai adalah jack
MOD INT-EXT.
15.% ΔF START : Pemilihan persen modulasi AM, deviasi FM,
atau frekuensi start SWP.
16.Range Hz : Pemilih salah satu dari tiga range frekuensi
modulation dengan kontrol kontinyu dengan masing-masing
melalui VERNIER (pengaturan halus). Posisi 0 digunakan untuk
pengaturan frekuensi sweep start.
17.MOD INT-EXT : Input eksternal AM atau FM. Bentuk
gelombang generaor modulasi juga sama dengan outputnya saat
modulasi internal digunakan.
18.SYM : Merubah kondisi simetri modulation bentuk gelombang
output. Pemilihan CAL 90:10 kemiringan (ramp) untuk SWP dan
simetris untuk semua fungsi.

1. FUNGSI FUNCTION GENERATOR

Uraian berikut berisikan fungsi Function Generator sebagai;

1. Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output)


bentuk gelombang yang diinginkan.
2. Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep)
bentuk gelombang yang diinginkan.
3. Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.

1. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan


sebagaiFunction Generator Output.
2. Pilih tipe gelombang yang dibutuhkan dengan cara memutar
saklar putar (rotary switch) pada control FUNCTION (lihat
kembali uraian tentang FUNCTION SELECTOR pada control dan
indicator).
3. Pilih batas ukur (range) frekuensi dengan cara memutar saklar
pada control RANGE.
4. Hubungkan sinyal dari keluaran utama (Main Output)
ke Channel-1Oscilloscope dan sinyal dari Sync
Output ke Channel-2 Oscilloscope. Setel Trigger Source yang
terdapat pada Channel-2 Oscilloscope.
5. Dengan tombol pengatur, setel frekuensi sinyal, display akan
menampilkan pembacaan frekuensi.
6. Melalui tombol pengatur amplitudo, aturlah amplitudo dari sinyal.
7. Menggunakan tombol OFFSET aturlah DC Offset sesuai dengan
tingkat kebutuhan (dari -10 Volt sampai dengan +10 Volt).
8. Sebelum menyambung Function Generator ke beban luar
(Oscilloscope, rangkaian audio), periksalah impedans beban.

1. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan


sebagaiSweep Generator Output
2. Hubungkan terminal keluaran utama (Main Output) ke Channel-1
dariOscilloscope, keluaran ayunan (Sweep Output) ke Channel-2.
3. Channel-2 dari Oscilloscope menampilkan bentuk gelombang gigi
gergaji.
4. Menggunakan tombol “RATE”, atur kecepatan ayunan sinyal
(dari 5 detik menjadi 10 mili detik).
5. Atur penggunaan frekuensi sebagaimana penjelasan
pada Function Generator Output.
6. Tarik saklar “RATE” untuk membuat mode SWEEP on.
7. Channel-1 akan menampilkan gelombang ayunan (sweep wave).
8. Atur lebar ayunan dengan menggunakan tombol WIDTH.

1. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan


sebagaiFrequency Counter
2. Periksalah posisi saklar yang terdapat pada control “COUPLING”,
saklar pada posisi HF digunakan untuk frekuensi lebih dari 100
kHz. Saklar pada posisi LF digunakan untuk frekuensi di bawah
100 kHz.
3. Pada saat Function Generator berfungsi sebagai Frequency
Counter,(saklar pada posisi counting mode), “EXT COUNTER
LED” akan menyala.
4. Hubungkan sinyal dari luar yang akan dihitung frekuensinya
dengan “EXT COUNTER BNC”.
5. Display akan menampilkan nilai frekuensi dalam Hz/kHz.

 
1. KARAKTER OUTPUT FUNCTION  GENERATOR

Generator utama dan generator modulasi memberikan lima bentuk


gelombang yang berbeda.

1. Sinus
2. Kotak
3. Segitiga
4. Ramp
5. Pulsa

1. Output Gelombang Sinus

Distorsi harmonik Total (Total harmonic Distortian – THD) gelombang


sinus utama, termasuk gangguan dan harmonik, lebih kecil 0,5% dari 10
Hz. hingga 50 kHz lebih besar 30 dB dibawah dasarnya dari 50 kHz
hingga 13 MHz. Distorsi modulasi gelombang sinus lebih kecil 2% THD
dari 10 Hz hingga 10 kHz.

1. Output Gelombang Kotak

Nilai RMS secara simetrik (50%) duty cycle) bentuk gelombang sama
dengan nilai puncak. Waktu naik atau turun lebih kecil 18 ns antara 10%
dan 90% gelombang output kotak p-p. Simpangan dari pengaturan
amplitudo akhir bentuk gelombang kotak setelah overshoot, akan tidak
lebih dari ±10% nilai a kh i r.Output Gelombang Segitiga Nilai RMS
bentuk gelombang segitiga adalah 0,557 kali nilai puncak. Ramp segitiga
menyimpang tidak kurang dari 1% dari nilai total puncak ke puncak
ramp.

1. Ramp

Output ramp dapat diberikan dari generator utama dengan memilih


bentuk gelombang segitiga dan mengatur knob kontrol simetri. Output
ramp generator utama dapat diubah pada amplitudo dengan knob
AMPLITUDO. Output ramp generator modulasi mempunyai amplitudo
yang tetap, yang mana waktu slop dan retlace dapat diubah dengan knob
SYM pada generator modulasi.

1. Pulsa

Pulsa dengan perubahan amplitudo dari 0 V hingga 20 Vp-ppada


rangkaian terbuka, yang memungkinkan pada generator utama. Dengan
cara ini memilih siklus tunggal burstmengatur awal (start) pada titik nol
(zero point) dengan knobTRIGGER PHASE, dan menentukan lebar
pulsa dengan dial FREQUENCY. Output SYNC dapat <10nsec waktu
waktu pulsa naik dengan mengubah simetri pada generator utama.

1. SISTEM KERJA FUNCTION GENERATOR

Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator LC yang sangat


stabil, menghasilkan sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak
memiliki dengung yang cukup besar atau modulasi derau. Frekuensi
osilasi dipilih melalui sebuah pengontrol rangkuman frekuensi dan
sebuah cakera penyetel nonius ( vernier ). Rangkaian LC dirancang agar
memberikan suatu keluaran yang tetap konstan sepanjang setiap
rangkuman frekuensi.

Frekuensi yang masuk memasuki penguat pita lebar, didalam pita lebar
terdapat proses yang dibantu oleh osiloskop untuk mengubah gelombang
frekwensi seperti gelombang sinus, segitiga dan kotak.

1. CARA PENGGUNAAN FUNCTION GENERATOR

Untuk penggunaan generator fungsi selalu berhubungan dengan


Osiloskop, untuk pertama sambungkan generator fungsi dengan
Osiloskop menggunakan kabel copling, atur pada Generator fungsi
menggunakan sinus, segitiga atau kotak, atur semua frekuensi amplitudo
yang terdapat pada tiap – tiap bagian, jangan lupa juga untuk mengatur
frekuensi menggunakan berapa hz.

1. PERAWATAN FUNCTION GENERATOR

Agar dalam penggunaan generator fungsi tidak merusakperalatan ada


beberapa tips supaya tetap tahan lama:

 Setelah alat selesai digunakan matikanlah jangan


dibiarkanmenyala.
 Untuk kabelnya gulunglah dengan rapi.
 Simpanlah Generator fungsi ditempat kering untukmenghindari
berkaratnya bagian dalam generator fungsi , danHindarkan dari
tempat – tempat yang berdebu.
III. Alat dan Bahan:

1. Osciloscope tektronix TBS L052B-EDU DIGITAL OSCILOSCOPE


2. Function generator tetronix AFG 2021 ARBITRARY FUNCTION
GENERATOR
3. Kabel penghubung bnc to bnc

IV. Gambar rangkaian

V. Data percobaan

1.Gelombang Sinus 10MHz

Keterangan:
 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
2.Gelombang Sinus 20MHz

Keterangan:
 Frekuensi = 20kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v

3.Gelombang kotak 10 kHz

Keterangan:

 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
4.Gelombang kotak 20 kHz
Keterangan:

 Frekuensi = 20kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v

5.Gelombang segitiga 10 kHz

Keterangan:

 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
6.Gelombang segitiga 20 kHz

Keterangan:
 Frekuensi = 20kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v

7.Gelombang sinus 10 kHz

Keterangan:
 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
8.Gelombang sinus 10 kHz

Keterangan:
 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 2
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v

9.Gelombang kotak 10 kHz

Keterangan:
 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
10. Gelombang kotak 10 kHz

Keterangan:
 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 2
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
11. Gelombang segita 10 kHz

Keterangan:
 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 1
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
12. Gelombang segita 10 kHz

Keterangan:
 Frekuensi = 10kHz
 Amplitudo = 2
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v

13. Gelombang pulsa duty 25%

Keterangan:
 Duty cycle = 25%
 frekuensi = 20 kHz
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v
14. Gelombang pulsa duty 50%

Keterangan:
 Duty cycle = 50%
 frekuensi = 20 kHz
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v

15. Gelombang pulsa duty 75%

Keterangan:
 Duty cycle = 75%
 frekuensi = 20 kHz
 M 50.0us
 CH 2∫ - 1.21v

VI. Analisa

a) Pada percobaan praktikum diatas dibagi menjadi 3 bagian yaitu


1. Menampilkan gelombang sinus, kotak, dan segitiga pada frekuensi
yang sama tetapi dengan amplitudo yang berbeda
2. Menampilkan gelombang sinus, kotak, dan segitiga padaamplitudo
yang sama tetapin dengan frekuensi yang berbeda
3. Menampilkan gelombang dengan besar duty cycle 25%, 50%, dan
75%
b) Semakin besar duty cycle pulsa kotak, maka semakin lama pula posisi
logika high. Jika motor diatur agar berjalan ketika diberi logika high, maka
motor akan berada pada kondisi “nyala-mati-nyala-mati” sesuai
dengan bentuk pulsa tersesebut.

VII. Kesimpulan

1. A. oscilloscope dapat mengukur frekuensi sebuah sumber yang


ditampillkan dalam bentuk gelombang dan untuk mengukur
frekuensi suatu tegangan listrik.
B. Function Generator adalah alat ukur elektronik yang
menghasilkan, atau membangkitkan gelombang berbentuk sinus,
segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang pulsa.
2. antara oscilloscope dan function generator saling berhubungan
dimana apabila pada function generator ditetepakan berapa besar
amplitudo , frekuensi , tegangan maka hasil tersebut dapat dilihat
di layar oscilloscope dalam bentuk gelombang sinus , segitiga dan
kotak, serta gelombang pulsa.
3. Semakin besar duty cycle yang ditetapkan maka semakin lama
posisi gelombang high. Dan duty cycle hanya dapat digunakan
untuk gelombang kotak

Anda mungkin juga menyukai