PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
Oleh :
SHERLY FRYSA FRANSISKA
184308034
Dosen Pengampu : Yuli Prasetyo, S.T. , M.T.
JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI D4 PERKERETAAPIAN
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2019
16 September 2019
I. Tujuan:
Gelombang listrik adalah bagian dari gelombang medan (bukan gelombang fisik)
yang bersifat 'elektro-magnetik'.
Dikatakan elektro-magnetik karena adanya dua unsur perubahan-perubahan di
dalamnya, yaitu unsur perubahan-perubahan secara elektro (kelistrikan) dan unsur
perubahan-perubahan secara magnetik (kemagnetan).
Kedua unsur ini tidak bisa terlepas dan selalu ada pada setiap gelombang listrik,
karenanya ketika terjadi sebuah gelombang listrik berdasarkan polaritas-polaritas
tegangannya (positif atau negatif) terjadi pula perubahan-perubahan magnetisme
berdasarkan kutub-kutubnya.
Di dalam dunia tekhnis elektronik, gelombang listrik ini ditandai dengan terjadinya
perubahan-perubahan tegangan secara simetrik ataupun non simetrik dalam suatu
pola tertentu. Ketika perubahan-perubahan tegangan itu digambarkan dalam sebuah
kurva grafik yang melibatkan besaran tegangan, polaritas tegangan dan periode
waktunya, maka akan tampaklah bahwa ia adalah sebuah gelombang.
Jadi, yang membentuk terjadinya sebuah gelombang di sini sebenarnya adalah
perubahan-perubahan tegangannya, bukan perubahan-perubahan arusnya. Meskipun
arus yang mengalir di dalam suatu media penghantar berubah-ubah, jika
tegangannya adalah tetap (tidak mengalami perubahan besaran dan perubahan
polaritas dalam suatu pola tertentu) maka tidaklah dikatakan telah terjadi sebuah
gelombang.
Sebaliknya meskipun arusnya tetap tetapi tegangannya berubah-ubah dalam satu
pola tertentu, maka inilah yang dikatakan sebagai terjadinya gelombang listrik.
Tegangan DC dari accu atau baterai bukanlah tegangan gelombang listrik, karena
tidak mempunyai periode waktu perubahan lantaran tegangan itu memang tidak
pernah berubah-ubah di sepanjang waktunya.
Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat Klasifikasi dan Jenis-jenis bentuk
gelombang listrik. Namun apapun klasifikasi dan jenisnya, semua Electrical
Waveform atau Bentuk Gelombang Listrik ini memiliki 3 karakteristik umum
sebagai berikut :
Dengan demikian bisa dilihat bahwa belahan positif adalah munculnya tegangan
positif selama waktu tertentu (setengah periode gelombang), dan belahan negatif
adalah munculnya tegangan negatif selama waktu tertentu (setengah periode
gelombang berikutnya). Satu siklus gelombang adalah munculnya satu belahan
positif dan satu belahan negatif yang berbentuk blok/balok.
Gelombang blok banyak dimanfaatkan dalam pengoperasian sirkuit-sirkuit logika
(digital), rangkaian-rangkaian timer (pewaktuan) dan lain-lain.
Dalam gelombang segitiga tegangan naik secara linier dari nol Volt hingga
mencapai level tertinggi +X Volt. Di puncak tegangan ini hanya berlangsung
dalam sekejap, tanpa pewaktuan (kurva berbentuk lancip), lalu langsung turun
secara linier hingga mencapai level terendah –X Volt. Di sinipun hanya sekejap
dan langsung naik kembali secara linier ke nol Volt, dan seterusnya.
Gelombang pulse
Persentase waktu di mana sinyal PWM tetap pada kondisi TINGGI (ON Time)
disebut dengan “siklus kerja” atau “Duty Cycle”. Kondisi yang sinyalnya selalu
dalam kondisi ON disebut sebagai 100% Duty Cycle (Siklus Kerja 100%),
sedangkan kondisi yang sinyalnya selalu dalam kondisi OFF (mati) disebut dengan
0% Duty Cycle (Siklus Kerja 0%).
Rumus untuk menghitung siklus kerja atau duty cycle dapat ditunjukkan seperti
persamaan di bawah ini.
Atau
Dimana :
tON = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi
tinggi (high atau 1)
tOFF = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi
rendah (low atau 0)
ttotal = Waktu satu siklus atau penjumlahan antara t ON dengan tOFF atau disebut
juga dengan “periode satu gelombang”
Definisi oscilloscope.
Osiloskop adalah suatu alat ukur elektronik yang digunakan untuk
mengubah sinyal listrik ke dalam sebuah frekuensi dan gambar yang
sangat memudahkan si pembaca memahaminya. Alat ukur ukur ini
biasanya banyak digunakan di bidang penelitian dalam praktikum , sains,
engineering, kesehatan, dan telekomunikasi.
(2) Lampu indikator : indikasi osiloskop dalam keadaan on (lampu hidup) atau
off (lampu mati)
(3) Rotation : untuk mengatur posisi tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini, biasanya harus
menggunakan obeng untuk memutarnya.
(6) Cal : untuk kalibrasi tegangan peak to peak (VPP) atau tegangan puncak
ke puncak.
(8) Inv (invert) : saat tombol inv ditekan, sinyal input yang bersangkutan akan
dibalikan.
(12) Gnd : Jika tombol gnd diaktifkan, maka terminal input akan terbuka,
input yang bersumber dari penguatan internal osiloskop akan ditanahkan
(grounded).
(15) Sakelar mode : terdiri dari 4 pilihan yaitu ch1, ch2, dual dan add.
Ch1 = untuk tampilan bentuk gelombang saluran 1 (channel 1)
Ch2 = untuk tampilan bentuk gelombang saluran 2 (channel 2).
Dual = untuk menampilkan bentuk gelombang saluran 1 (ch1) dan saluran 2
(ch2) secara bersamaan.
Add = untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar.
Hasil penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada
layar.
(18) XY : Pada fungsi xy ini digunakan, input saluran 1 akan menjadi axis x
dan input saluran 2 akan menjadi axis y.
(19) Sakelar time/div : untuk memilih skala besaran waktu dari suatu periode
atau per satu kotak cm pada layar osiloskop.
(21) Variable : Fungsi variable pada bagian horizontal adalah untuk mengatur
kepekaan (sensitivitas) time/div.
(25) Level atau trigger level : untuk mengatur gambar yang diperoleh menjadi
diam atau tidak bergerak.
(28) Sakelar coupling : menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau
bolak balik (AC).
(30) Trigger ALT (31) Slope (32) Ext : trigger yang dikendalikan dari
rangkaian di luar osiloskop. Penampilan pada layar (display) A. Layar
osiloskop B. Trace, garis yang digambar oleh osiloskop yang mewakili sinyal
C. Garis grid horizontal D. Garis grid vertical E. Garis tengah horizontal dan
vertikal
Keterangan:
1. LINE : saklar digunakan untuk daya ac. LED hijau menyala saat
ON.
2. RANGE Hz : saklar tekan (pushbotton) pemilih range frekuensi.
pemilih RANGE saat pembacaan pada dial FREQUENCY
menentukan output pada generator.
3. FUNCTION : Saklar pemilih salah satu ditekan dari ketia fungsi.
Semua output level dc diatur secara tepat.
4. FREQUENCY : Pengaturan frequenci yang diinginkan dalam
range beberapa saklar tekan RANGE.
1. KARAKTER OUTPUT FUNCTION GENERATOR
1. Sinus
2. Kotak
3. Segitiga
4. Ramp
5. Pulsa
Nilai RMS secara simetrik (50%) duty cycle) bentuk gelombang sama
dengan nilai puncak. Waktu naik atau turun lebih kecil 18 ns antara 10%
dan 90% gelombang output kotak p-p. Simpangan dari pengaturan
amplitudo akhir bentuk gelombang kotak setelah overshoot, akan tidak
lebih dari ±10% nilai a kh i r.Output Gelombang Segitiga Nilai RMS
bentuk gelombang segitiga adalah 0,557 kali nilai puncak. Ramp segitiga
menyimpang tidak kurang dari 1% dari nilai total puncak ke puncak
ramp.
1. Ramp
1. Pulsa
Frekuensi yang masuk memasuki penguat pita lebar, didalam pita lebar
terdapat proses yang dibantu oleh osiloskop untuk mengubah gelombang
frekwensi seperti gelombang sinus, segitiga dan kotak.
V. Data percobaan
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
2.Gelombang Sinus 20MHz
Keterangan:
Frekuensi = 20kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
4.Gelombang kotak 20 kHz
Keterangan:
Frekuensi = 20kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
6.Gelombang segitiga 20 kHz
Keterangan:
Frekuensi = 20kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
8.Gelombang sinus 10 kHz
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 2
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
10. Gelombang kotak 10 kHz
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 2
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
11. Gelombang segita 10 kHz
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 1
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
12. Gelombang segita 10 kHz
Keterangan:
Frekuensi = 10kHz
Amplitudo = 2
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
Keterangan:
Duty cycle = 25%
frekuensi = 20 kHz
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
14. Gelombang pulsa duty 50%
Keterangan:
Duty cycle = 50%
frekuensi = 20 kHz
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
Keterangan:
Duty cycle = 75%
frekuensi = 20 kHz
M 50.0us
CH 2∫ - 1.21v
VI. Analisa
VII. Kesimpulan